You are on page 1of 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Listrik memegang peranan yang vital dalam kehidupan. Dapat dikatakan bahwa listrik telah menjadi sumber energi utama dalam setiap kegiatan baik di rumah tangga maupun industri. Mulai dari peralatan dapur hingga mesin pabrik-pabrik besar bahkan pesawat terbang, semua memerlukan listrik. Umumnya listrik diperoleh dari mengubah energi kinetik melalui generator menjadi listrik. Energi kinetik untuk menggerakkan generator bisa diperoleh dari uap yang dihasilkan dari pembakaran sumber energi fosil, seperti minyak, batubara dan gas atau bisa juga dari aliran air atau dari aliran udara. Intinya adalah energi listrik dihasilkan dari pengubahan sumber energi lain.

Sumber-sumber energi untuk listrik memiliki kelebihan dan kekurangan. Sumber energi fosil mudah diperoleh namun bersifat polutif dan cadangannya terbatas. Sementara sumber energi aliran air atau angin relatif bersih, tak terbatas (renewable). Kebutuhan listrik di Indonesia saat ini sebagian besar disupply dari sumber energi fosil. Dalam beberapa waktu terakhir ini, harga bahan bakar minyak mengalami kenaikan yang sangat berarti. Cadangan minyak bumi pun semakin menipis dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun mendatang. Cadangan batubara dan gas pun jumlahnya terbatas (unrenewable energy). Disamping itu, saat ini terjadi pemanasan global akibat polusi yang ditimbulkan dari pembakaran sumber energi fosil.

Salah satu energi alternatif untuk menghasilkan listrik adalah energi angin. Energi angin tidak polutif dan renewable. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara. Tekanan udara terjadi akibat pemanasan matahari terhadap atmosfir dan permukaan bumi. Terjadinya perbedaan tekanan udara ini menyebabkan sirkulasi udara di atmosfir. Dengan energi aliran angin ini, diharapkan supply energi listrik dapat terjaga. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik dari waktu ke waktu selalu mengalami peningkatan dan pesatnya perkembangan industri-industri yang membutuhkan energi listrik dalam skala besar ataupun kecil untuk pengoperasian mesin-mesin produksinya.

Salah satunya adalah Motor arus searah atau Motor DC . Motor DC adalah mesin yang merubah enargi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik dengan generator arus searah. Kenyataannya mesin yang bekerja baik sebagai generator arus searah akan bekerja baik pula sebagai motor arus searah. Oleh sebab itu sebuah mesin arus searah dapat digunakan baik sebagai motor arus searah maupun generator arus searah.

1.2

Maksud dan Tujuan Maksud dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi seluruh praktikum jurusan Teknik Elektro di Institut

Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung. Sedangkan tujuannya antara lain: 1. Menjelaskan kembali pengertian motor DC secara menyeluruh. 2. Menjelaskan semua jenis mesin DC,yang berisi persamaan dasar untuk arus,tegangan,daya putaran dan momen. 3. Menjelaskan prosedur menjalankan dan menghentikan semua jenis mesin DC. 4. Mengoperasikan semua jenis mesin DC. 1.3. Pembatasan Masalah Mengingat perlunya mempraktekan apa yang telah di dapat dari

perkuliahan,maka penulis merasa perlu membahas prinsip kerja dari mesin DC dan karakteristiknya.Selain itu penulis juga dapat memahami cara pengoperasian mesin DC baik berfungsi sebagai motor atau generator dalam keadaan keadaan beban nol atau berbeban.

1.4.

Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah
1. Studi kepustakaan 2. Kerja praktik

1.5.

Sistematika Pembahasan BAB I: Pendahuluan Menguraikan latar belakang masalah,maksud dan tujuan,batasan masalah,metoda pengambilan data dan sistematika penulisan. BAB II: Teori Dasar Menguraikan teori tentang Motor Arus Searah atau Motor DC . BAB III: Landasan Teori Menguraikan landasan teori yang diambil dari Modul Pratikum Dasar Energi Elektrik. BAB IV: Pengolahan Data dan Analisa Menguraikan proses pengambilan data hingga didapat hasil yang ingin dicapai. Menguraikan tentang analisa dari hasil percobaan dan pengolahan data yang dilakukan.

BAB V: Kesimpulan dan Saran Berisikan kesimpulan mengenai hasil yang diperoleh dari praktikum yang telah dilakukan.

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Pengertian Motor DC Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah enargi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik dengan generator arus searah. Kenyataannya mesin yang bekerja baik sebagai generator arus searah akan bekerja baik pula sebagai motor arus searah. Oleh sebab itu sebuah mesin arus searah dapat digunakan baik sebagai motor arus searah maupun generator arus searah. Berdasarkan fisiknya motor arus searah secara umum terdiri atas bagian yang diam dan bagian yang berputar. Pada bagian yang diam (stator) merupakan tempat diletakkannya kumparan medan yang berfungsi untuk menghasilkan fluksi magnet sedangkan pada bagian yang berputar (rotor) ditempati oleh rangkaian jangkar seperti kumparan jangkar, komutator dan sikat. Motor arus searah bekerja berdasarkan prinsip interaksi antara dua fluksi magnetik. Dimana kumparan medan akan menghasilkan fluksi magnet yang arahnya dari kutub utara menuju kutub selatan dan kumparan jangkar akan menghasilkan fluksi magnet yang melingkar. Interaksi antara kedua fluksi magnet ini menimbulkan suatu gaya. Penggunaan motor arus searah akhir-akhir ini mengalami perkembangan, khususnya dalam pemakaiannya sebagai motor penggerak. Motor arus searah digunakan secara luas pada berbagai motor penggerak dan pengangkut dengan kecepatan yang bervariasi yang membutuhkan respon dinamis dan keadaan steady-state. Motor arus searah mempunyai pengaturan yang sangat mudah dilakukan dalam berbagai kecepatan dan beban yang bervariasi. Itu sebabnya motor arus searah digunakan pada berbagai aplikasi tersebut. Pengaturan kecepatan pada motor arus searah

dapat dilakukan dengan memperbesar atau memperkecil arus yang mengalir pada jangkar menggunakan sebuah tahanan.

2.2 Konruksi Motor DC

Gambar 2.1 Kontruksi Motor DC bagian Stator

Gambar 2.2 Kontruksi Motor DC bagian Rotor

1. Rangka atau gandar Rangka motor arus searah adalah tempat meletakkan sebagian besar komponen mesin dan melindungi bagian mesin. Untuk itu rangka harus dirancang memiliki kekuatan mekanis yang tinggi untuk mendukung komponen-komponen mesin tersebut. Rangka juga berfungsi sebagai tempat mengalirkan fluksi magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub medan. Rangka dibuat dengan menggunakan bahan ferromagnetik yang memiliki permeabilitas tinggi. Rangka biasanya terbuat dari baja tuang (cast steel) atau baja lembaran (rolled steel) yang berfungsi sebagai penopang mekanis dan juga sebagai bagian dari rangkain magnet. 2. Kutub Medan Kutub medan terdiri atas inti kutub dan sepatu kutub. Sepatu kutub yang berdekatan dengan celah udara dibuat lebih besar dari badan inti. Dimana fungsinya adalah untuk menahan kumparan medan di tempatnya dan menghasilkan distribusi fluksi yang lebih baik yang tersebar di seluruh jangkar dengan menggunakan permukaan yang melengkung Inti kutub terbuat dari laminasi pelat-pelat baja yang terisolasi satu sama lain. Sepatu kutub dilaminasi dan dibaut ke inti kutub. Maka kutub medan (inti kutub dan sepatu kutub) direkatkan bersama-sama kemudian dibaut pada rangka. Pada inti kutub ini dibelitkan kumparan medan yang terbuat dari kawat tembaga yang berfungsi untuk menghasilkan fluksi magnetik. 3. Sikat Sikat adalah jembatan bagi aliran arus ke lilitan jangkar. Dimana permukaan sikat ditekan ke permukaan segmen komutator untuk menyalurkan arus listrik. Sikat memegang peranan penting untuk terjadinya komutasi. Sikatsikat terbuat dari bahan karbon dengan tingkat kekerasan yang bermacam-macam dan dalam beberapa hal dibuat dari campuran karbon dan logam tembaga. Sikat harus lebih lunak daripada segmen-segmen komutator supaya gesekan yang terjadi antara segmen-segmen komutator dan sikat tidak mengakibatkan ausnya komutator.

4. Kumparan Medan Kumparan medan adalah susunan konduktor yang dibelitkan pada inti kutub. Dimana konduktor tersebut terbuat dari kawat tembaga yang berbentuk bulat ataupun persegi. Rangkaian medan yang berfungsi untuk menghasilkan fluksi utama dibentuk dari kumparan pada setiap kutub. 5. Jangkar Inti jangkar yang umumnya digunakan dalam motor arus searah adalah berbentuk silinder yang diberi alur-alur pada permukaannya untuk tempat melilitkan kumparan jangkar tempat terbentuknya ggl induksi. Inti jangkar terbuat dari bahan ferromagnetik. Bahan yang digunakan untuk jangkar ini merupakan sejenis campuran baja silikon. 6. Kumparan Jangkar Kumparan jangkar pada motor arus searah merupakan tempat

dibangkitkannya ggl induksi. Pada motor DC penguatan kompon panjang kumparan medan serinya diserikan terhadap kumparan jangkar, sedangkan pada motor DC penguatan kompon pendek kumparan medan serinya diparalel terhadap kumparan jangkar. Jenis-jenis konstruksi kumparan jangkar pada rotor ada tiga macam yaitu: 1. Kumparan jerat (lap winding) 2. Kumparan gelombang (wave winding) 3. Kumparan zig zag (frog-leg winding) 7. Komutator Untuk memperoleh tegangan searah diperlukan alat penyearah yang disebut komutator dan sikat. Komutator terdiri dari sejumlah segmen tembaga yang berbentuk lempengan-lempengan yang dirakit ke dalam silinder yang terpasang pada poros. Dimana tiap-tiap lempengan atau segmen-segmen komutator terisolasi dengan baik antara satu sama lainnya. Bahan isolasi yang digunakan pada komutator adalah mika. Agar dihasilkan tegangan arus searah yang konstan, maka komutator yang digunakan hendaknya dalam jumlah yang besar.

8. Celah Udara Celah udara merupakan ruang atau celah antara permukaan jangkar dengan permukaan sepatu kutub yang menyebabkan jangkar tidak bergesekan dengan sepatu kutub. Fungsi dari celah udara adalah sebagai tempat mengalirnya fluksi yang dihasilkan oleh kutub-kutub medan.

2.3

Prinsip Kerja Motor DC Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan searah sebagai sumber tenaganya. Dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik maka arah putaran motor akan terbalik pula. Polaritas dari tegangan yang diberikan pada dua terminal menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari beda tegangan pada kedua terminal menentukan kecepatan motor. Motor DC memiliki 2 bagian dasar : 1. Bagian yang tetap/stasioner yang disebut stator. Stator ini menghasilkan medan magnet, baik yang dibangkitkan dari sebuah koil (elektro magnet) ataupun magnet permanen. 2. Bagian yang berputar disebut rotor. Rotor ini berupa sebuah koil dimana arus listrik mengalir.

Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada arus yang mengalir pada penghantar yang berada dalam medan magnet. Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh megnet permanen. Garis-garis gaya magnet mengalir diantara dua kutub magnet dari kutub utara ke kutub selatan. Menurut hukum gaya Lourentz, arus yang mengalir pada penghantar yang terletak dalam medan magnet akan menimbulkan gaya. Gaya F, timbul tergantung pada arah arus I, dan arah medan magnet B.

Gambar 2.3 Kontruksi Motor DC

Belitan stator merupakan elektromagnet, dengan penguat magnet terpisah F1-F2. Belitan jangkar ditopang oleh poros dengan ujung-ujungnya terhubung ke komutator dan sikat arang A1-A2. Arus listrik DC pada penguat magnet mengalir dari F1 menuju F2 menghasilkan medan magnet yang memotong belitan jangkar. Belitan jangkar diberikan listrik DC dari A2 menuju ke A1. Sesuai kaidah tangan kiri jangkar akan berputar berlawanan jarum jam. Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada arus yang mengalir pada penghantar yang berada dalam medan magnet. Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh megnet permanen. Garis-garis gaya magnet mengalir diantara dua kutub magnet dari kutub utara ke kutub selatan. Menurut hukum gaya Lourentz, arus yang mengalir pada penghantar yang terletak dalam medan magnet akan menimbulkan gaya. Gaya F, timbul tergantung pada arah arus I, dan arah medan magnet B. Arah gaya F dapat ditentukan dengan aturan tangan kiri seperti pada gambar berikut.

Gambar 2.4 Penentuan Arah Gaya Pada Kawat Berarus Listrik Dalam Medan Magnet

10

2.4

Reaksi Jangkar Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah generator saat tanpa beban disebut fluks medan utama (Gambar 2.5). Fluks ini memotong lilitan jangkar sehingga timbul tegangan induksi.

Gambar 2.5 Medan Eksitasi Generator DC

Bila generator dibebani maka pada penghantar jangkar timbul arus jangkar. Arus jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks pada penghantar jangkar tersebut dan biasa disebut fIuks medan jangkar (Gambar 2.11).

Gambar 2.6 Medan Jangkar dari Generator DC (a) dan Reaksi Jangkar (b).

Munculnya medan jangkar akan memperlemah medan utama yang terletak disebelah kiri kutub utara, dan akan memperkuat medan utama yang terletak di sebelah kanan kutub utara. Pengaruh adanya interaksi antara medan utama dan medan jangkar ini disebut reaksi jangkar. Reaksi jangkar ini mengakibatkan medan utama tidak tegak lurus pada garis netral n, tetapi bergeser sebesar sudut . Dengan kata lain, garis netral akan bergeser. Pergeseran garis netral akan

11

melemahkan tegangan nominal generator. Untuk mengembalikan garis netral ke posisi awal, dipasangkan medan magnet bantu (interpole atau kutub bantu), seperti ditunjukkan pada Gambar 2.12(a).

Gambar 2.7 Generator dengan Kutub Bantu (a) dan Generator Kutub Utama, Kutub Bantu, Belitan Kompensasi (b)

Lilitan magnet bantu berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya lebih kecil dari kutub utama. Dengan bergesernya garis netral, maka sikat yang diletakkan pada permukaan komutator dan tepat terletak pada garis netral n juga akan bergeser. Jika sikat dipertahankan pada posisi semula (garis netral), maka akan timbul percikan bunga api, dan ini sangat berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya lainnya. Oleh karena itu, sikat juga harus digeser sesuai dengan pergeseran garis netral. Bila sikat tidak digeser maka komutasi akan jelek, sebab sikat terhubung dengan penghantar yang mengandung tegangan. Reaksi jangkar ini dapat juga diatasi dengan kompensasi yang dipasangkan pada kaki kutub utama baik pada lilitan kutub utara maupun kutub selatan, seperti ditunjukkan pada gambar 2.12 (a) dan (b), generator dengan komutator dan lilitan kompensasinya. Akibat dari reaksi jangkar adalah terjadinya percikan api (sparking) yang dikarenakan perubahan normal medan rotor yang semakin dekat dengan statornya sehingga jika jarak makin dekat akan ada loncatan-loncatan elektron yang terjadi,awalnya sedikit namun seiring dengan berjalannya waktu elektronnya akan semakin banyak sehingga akan timbul loncatan elektron.

12

Flashover adalah fenomena yang terjadi pada mesin DC akibat reaksi jangkar. Flashover adalah percikan api yang lebih besar dari sparking. Dampaknya adalah ketika terjadi sparking maka yang terjadi brush (sikat) akan cepat habis dan abunya akan semakin mengurangi kinerja dari mesin DC tersebut. Namun dampak yang diakibatkan oleh peristiwa flashover adalah brush akan meleleh (melting) dan jika ini terjadi maka yang akan terjadi adalah akan terjadinya short circuit pada mesin DC. Jika hal ini terjadi maka mesin tersebut akan rusak. Menanggulangi flashover caranya adalah dengan mengurangi reaksi jangkarnya, salah satunya dengan mengganti rotor menjadi permanen rotor. Rugi dan efisiensi yang terjadi dalam mesin arus searah : 1. Rugi besi yang terdiri dari : rugi histeris dan rugi arus (Eddy Curent). 2. Rugi listrik dikenal sebagai rugi tembaga. 3. Rugi mekanik yang terdiri dari rugi geser pada sikat pada sumbu dan rugi gesek dan rugi gesek angin. 4. Efisiensi = [Poutput / (Poutput + Rugi-rugi)]

13

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Alat-Alat Yang Digunakan a. b. c. d. e. f. g. h. Motor arus searah dan unit bebanya Generator arus searah dan unit penggeraknya Catu daya tegangan searah Voltmeter DC Amperemeter DC Tachometer Variac Kabel jumper 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah secukupnya

3.2. Prosedur Percobaan A. Menjalankan Motor Arus Searah 1. Catat data motor yang terdapat pada name plate. 2. Buat rangkaian kerja seperti gambar 4.1 dibawah ini. 3. Periksakan rangkaian percobaan yang telah anda buat kepada asisten.

Gambar 3.1 Rangkaian kerja motor arus searah

14

4.

ON kan sumber catu daya.

5. Setelah arus penguatan (exitance) motor dengan memberikan arus penguatan (If) dengan catat If nominal. 6. Lakukan pengaturan tegangan jangkar motor Vt = 180 Volt. 7. Catat semua petunjukan besaran alat ukur : Vt, If, Ia, dan n dimana motor pada kondisi belum beban. 8. Sekarang motor boleh dioperasikan.

3.3. Hasil dan data pengamatan


Tabel 3.1 Spesifikasi motor DC Daya Tegangan Exitasi Rpm Ra 3 Hp 160 V / 15 A 220V / 2A 1500 r/min 1,1 Ohm

Percobaan menjalankan motor


Tabel 3.2. Percobaan menjalankan motor

Vt ( volt ) 180

If ( Ampere ) 0,5

Ia ( Ampere ) 1,4

N ( rpm ) 1482

3.4. Pengolahan data A. Percobaan motor tanpa beban Pin = Vt x Ia = 180 x 1,4 = 252 watt

15

Prugi= Ia2 x Ra = (1,4)2 x 1,1 = 2,156 watt rugi = Ia2 x Ra = (1,4)2 x 1,1 = 2,156 watt Pout = Pin - Prugi = 252 2,156 = 249,844 watt = = 100% 100%

= 99,144 %

T= = = 1,61 Nm

16

BAB IV TUGAS AKHIR DAN ANALISA


4.1 Analisa 1. Dari percobaan generator DCdan motor DC berbeban dapat dibuktikan dengan menggunakan rumus diatas bahwa putaran (n) akan semakin turun jika beban bertambah dan Ia semakin tinggi. E Vt Ia.Ra C.n. Vt Ia.Ra
Vt Ia .Ra C. Pada percobaan generator berbeban ketika beban bertambah besar n

2.

maka Ia pun bertambah besar sementara If tetap dan n (kecepatan) E Vt Ia.Ra turun. C.n. Vt Ia.Ra
Vt Ia .Ra C. Pada percobaan motor DC daya output yang dikeluarkan motor tidak n

3.

sama dengan daya input. Hal ini dikarenakan rugi rugi pada motor berupa Ia2 * Ra 4. Pada percobaan generator berbeban terjadi penurunan putaran pada generator.Hal ini dikarenakan fluksi yang dihasilkan reaksi jangkar melawan arah dari putaran rotor generator yang digerakan oleh primover. 5. Pada saat eksitasi motor dinaikan pada saat berbeban maka putaran semakin melambat. Hal ini dikarenakan fluksi lawan yang dihasilkan sangat besar. 6. Pada percobaan generator tanpa beban Ia = IL. Karena pada saat percobaan praktikum generator tidak diberi bebeban maka Ia = 0. 7. Dalam menjalankan motor DC ada hal-hal yang harus diperhatikan yaitu menjalankan exitacy pada stator terlebih dahulu kemudian menjalankan jangkar pada rotor. Hal ini dilakukan agar motor berjalan dengan baik.

17

4.2 Tugas Akhir


1.

Analisa bagaimana penurunan kecepatan (n) pada pembebanan motor yang makin tinggai sedangkan If tidak dirubah.

2. 3.

Buat grafik n = f (Ia) pada keras millimeter dan analisa. Kenapa pada saat menjalankan mesin DC sumber exitacy dahulu lalu jangkar dan juga sebelumnya ?

4.

Diagram pengawatan

Jawab: E = cn = If E = Vt Ia.Ra cn = Vt Ia.Ra

1.

Daya out put naik menyebabkan arus jangkar pada motor ikut naik, dari persamaan ggl adanya putaran dan arus medan menyebabkan timbulnya fluk dan ggl. Dari rangkaian pengganti motor terdapat dari persamaan motor E = Vt Ia.Ra. Arus jangkar naik sedangkan parameter yang lain seperti tegangan jepit, tahanan jangkar, serta fluk konstan menyebabkan putaran turun 2. Dari persamaan diatas arus jangkar naik menyebabkan putaran naik. Ia

18

kesimpulan: Jika arus jangkar naik maka putaran akan ikut naik pula, jadi arus jangkar sebanding dengan putaran motor (n).

3. karena sumber exitacy berguna sebagai tegangan masukkan awal pada motor, yang akan memberikan medan magnetik pada kawat yang ada di stator, tetapi rotor belum dapat berputar, karena medan magnetik yang diperlukan untuk memutar motor cukup besar, jadi sebagai penguat diberikan tegangan jangkar, yang masuk ke rotor sehingga rotor memiliki medan magnetik yang berlawanan dengan medan magnetik di stator, karena medan magnetik yang saling berlawanan inilah yang menyebabkan adanya putaran pada motor DC. 4.
Vam Iam Ifm

T + + + Jangkar Motor exsitavy -

Variac out in

Variac out in

Gambar 4.1 Diagram Pengawatan

19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan 1. Dalam pengaturan pada motor kita menggunakan eksitasi dan arus jangkar. Hal ini dikarenakan eksitasi sebagai penguat dan arus jangkar 2. Perputaran motor dan generator akan semakin lambat dengan bertambahnya beban (beban semakin besar). 3. Eksitasi pada generator berfungsi sebagai penguat fluks pada kumparan medan hingga ggl akan kuat jika diberi beban. 4. Motor berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik 5. Generator berfungsi untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik. 6. Pada saat percobaan ketika arus jangkar dimasukkan terlebih dahulu maka putaran motor akan cepat sekali atau tidak stabil hal ini dikarenakan pada motor, benda yang berputar adalah jangkar maka maka jika arus jangkar terlebih dahulu yang kita berikan akan membuat motor berputar lebih cepat dan tidak ada penahan pada putaran motor yang menahan putaran adalah arus medan /eksitasi. Dengan menyalakan eksitasi maka aka nada medan magnet di stator yang akan menahan gerak putar dari rotor.

5.2. Saran 1. Sebaiknya dalam praktikum sebelum kita menjalankan motor terlebih dahulu kita beri arus medan sebelum arus jangkar agar motor berputar secara teratur

20

DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium Tenaga Energi Elektrik. 2009. Modul Praktikum III-A DKEE , Bandung : ITENAS. Zuhal, Dasar Tenaga Listrik. ITB Bandung. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21583/3/Chapter%20II.pd f http://meriwardana.blogspot.com/2011/11/prinsip-kerja-motor-arussearah-dc.html

21

You might also like