You are on page 1of 12

Tahukah anda apa pencemaran tanah itu????

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau
bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat
kimia, atau limbah; air limbah dari tempatpenimbunansampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Posted by Dr. Ir. Abdul Madjid, MS
Tanah tersusun dari: (a) bahan padatan, (b) air, dan (c) udara. Bahan padatan tersebut dapat
berupa: (a) bahan mineral, dan (b) bahan organik. Bahan mineral terdiri dari partikel pasir,
debu dan liat. Ketiga partikel ini menyusun tekstur tanah. Bahan organik dari tanah mineral
berkisar 5% dari bobot total tanah. Meskipun kandungan bahan organik tanah mineral sedikit
(+5%) tetapi memegang peranan penting dalam menentukan Kesuburan Tanah.

Definisi Bahan Organik
Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau
telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-
senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang
terlibat dan berada didalamnya.

Sumber Bahan Organik Tanah
Bahan organik tanah dapat berasal dari:
(1) sumber primer, yaitu: jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa: (a) daun, (b)
ranting dan cabang, (c) batang, (d) buah, dan (e) akar.
(2) sumber sekunder, yaitu: jaringan organik fauna, yang dapat berupa: kotorannya dan
mikrofauna.
(3) sumber lain dari luar, yaitu: pemberian pupuk organik berupa: (a) pupuk kandang, (b) pupuk
hijau, (c) pupuk bokasi (kompos), dan (d) pupuk hayati.

Komposisi Biokimia Bahan Organik
Menurut Waksman (1948) dalam Brady (1990) bahwa biomass bahan organik yang berasal dari
biomass hijauan, terdiri dari: (1) air (75%) dan (2) biomass kering (25%).

Komposisi biokimia bahan organik dari biomass kering tersebut, terdiri dari:
(1) karbohidrat (60%),
(2) lignin (25%),
(3) protein (10%),
(4) lemak, lilin dan tanin (5%).

Karbohidrat penyusun biomass kering tersebut, terdiri dari:
(1) gula dan pati (1% -s/d- 5%),
(2) hemiselulosa (10% -s/d- 30%), dan
(3) selulosa (20% -s/d- 50%).

Berdasarkan kategori unsur hara penyusun biomass kering, terdiri dari:
(1) Karbon (C = 44%),
(2) Oksigen (O = 40%),
(3) Hidrogen (H = 8%), dan
(4) Mineral (8%).


Dekomposisi Bahan Organik
Proses dekomposisi bahan organik melalui 3 reaksi, yaitu:
(1) reaksi enzimatik atau oksidasi enzimatik, yaitu: reaksi oksidasi senyawa hidrokarbon yang
terjadi melalui reaksi enzimatik menghasilkan produk akhir berupa karbon dioksida (CO2), air
(H2O), energi dan panas.
(2) reaksi spesifik berupa mineralisasi dan atau immobilisasi unsur hara essensial berupa hara
nitrogen (N), fosfor (P), dan belerang (S).
(3) pembentukan senyawa-senyawa baru atau turunan yang sangat resisten berupa humus tanah.

Berdasarkan kategori produk akhir yang dihasilkan, maka proses dekomposisi bahan organik
digolongkan menjadi 2, yaitu:
(1) proses mineralisasi, dan
(2) proses humifikasi.

Proses mineralisasi terjadi terutama terhadap bahan organik dari senyawa-senyawa yang tidak
resisten, seperti: selulosa, gula, dan protein. Proses akhir mineralisasi dihasilkan ion atau hara
yang tersedia bagi tanaman.

Proses humifikasi terjadi terhadap bahan organik dari senyawa-senyawa yang resisten, seperti:
lignin, resin, minyak dan lemak. Proses akhir humifikasi dihasilkan humus yang lebih resisten
terhadap proses dekomposisi.

Urutan kemudahan dekomposisi dari berbagai bahan penyusun bahan organik tanah dari yang
terdekomposisi paling cepat sampai dengan yang terdekomposisi paling lambat, adalah sebagai
berikut:
(1) gula, pati, dan protein sederhana,
(2) protein kasar (protein yang leih kompleks),
(3) hemiselulosa,
(4) selulosa,
(5) lemak, minyak dan lilin, serta
(6) lignin.

Humus
Humus dapat didefinisikan sebagai senyawa kompleks asal jaringan organik tanaman (flora) dan
atau fauna yang telah dimodifikasi atau disintesis oleh mikrobia, yang bersifat agak resisten
terhadap pelapukan, berwarna coklat, amorfus (tanpa bentuk/nonkristalin) dan bersifat koloidal.

Ciri-Ciri Humus
Beberapa ciri dari humus tanah sebagai berikut:
(1) bersifat koloidal (ukuran kurang dari 1 mikrometer), karena ukuran yang kecil menjadikan
humus koloid ini memiliki luas permukaan persatuan bobot lebih tinggi, sehingga daya jerap
tinggi melebihi liat. KTK koloid organik ini sebesar 150 s/d 300 me/100 g yang lebih tinggi
daripada KTK liat yaitu 8 s/d 100 me/100g. Humus memiliki daya jerap terhadap air sebesar
80% s/d 90% dan ini jauh lebih tinggi daripada liat yang hanya 15% s/d 20%. Humus memiliki
gugus fungsional karboksil dan fenolik yang lebih banyak.
(2) daya kohesi dan plastisitas rendah, sehingga mengurangi sifat lekat tanah dan membantu
granulasi aggregat tanah.
(3) Tersusun dari lignin, poliuronida, dan protein kasar.
(4) berwarna coklat kehitaman, sehingga dapat menyebabkan warna tanah menjadi gelap.

Peranan Bahan Organik Terhadap Tanah
Bahan organik dapat berpengaruh terhadap perubahan terhadap sifat-sifat tanah berikut:
(1) sifat fisik tanah,
(2) sifat kimia tanah, dan
(3) sifat biologi tanah.

Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat fisik tanah, meliputi:
(1) stimulan terhadap granulasi tanah,
(2) memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah,
(3) menurunkan plastisitas dan kohesi tanah,
(4) meningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan, kelembaban dan
temperatur tanah menjadi stabil,
(5) mempengaruhi warna tanah menjadi coklat sampai hitam,
(6) menetralisir daya rusak butir-butir hujan,
(7) menghambat erosi, dan
(8) mengurangi pelindian (pencucian/leaching).

Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat kimia tanah, meliputi:
(1) meningkatkan hara tersedia dari proses mineralisasi bagian bahan organik yang mudah
terurai,
(2) menghasilkan humus tanah yang berperanan secara koloidal dari senyawa sisa mineralisasi
dan senyawa sulit terurai dalam proses humifikasi,
(3) meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah 30 kali lebih besar ketimbang koloid
anorganik,
(4) menurunkan muatan positif tanah melalui proses pengkelatan terhadap mineral oksida dan
kation Al dan Fe yang reaktif, sehingga menurunkan fiksasi P tanah, dan
(5) meningkatkan ketersediaan dan efisiensi pemupukan serta melalui peningkatan pelarutan P
oleh asam-asam organik hasil dekomposisi bahan organik.

Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat biologi tanah, meliputi:
(1) meningkatkan keragaman organisme yang dapat hidup dalam tanah (makrobia dan mikrobia
tanah), dan
(2) meningkatkan populasi organisme tanah (makrobia dan mikrobia tanah)

Peningkatan baik keragaman mupun populasi berkaitan erat dengan fungsi bahan organik bagi
organisme tanah, yaitu sebagai:
(1) bahan organik sebagai sumber energi bagi organisme tanah terutama organisme tanah
heterotropik, dan
(2) bahan organik sebagai sumber hara bagi organisme tanah




Manfaat mempelajari sifat kimia tanah

Manfaat mempelajari sifat kimia tanah

Dengan mempelajari kimia tanah menurut saya kita akan mengetahui, Larutan terdapat di antara
partikel tanah yang merupakan media yang paling penting dalam proses kimia tanah. Maupun Proses-
proses yang terjadi di lingkungan tanah seperti penyerapan ion oleh akar, penambahan ion oleh pupuk
atau oleh air hujan merupakan contoh faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan komposisi larutan
tanah. Perubahan ini akan diimbangi oleh perubahan kandungan ion yang berada dalam kompleks
jerapan, seperti pelepasan ion ke dalam larutan atau pengikatan ion dari larutan oleh kompleks jerapan.
Dalam kimia tanah kita akan banyak mengetahui bahwa Fraksi tanah merupakan paling penting dalam
menentukan sifat kimia tanah adalah koloid tanah, yakni bahan-bahan mineral (liat) maupun organik
(humus) yang berukuran sangat halus. Kata koloid berasal dari bahasa yunani "colla" yang berarti lem.
Ukuran koloid ini adalah kurang dari 1 mikron, dengan demikian, tidak semua mineral liat termasuk
dalam koloid ini karena mineral liat adalah fraksi tanah yang berukuran kurang dari 2 mikron. Halusnya
ukuran koloid tanah ini mengakibatkan bahan-bahan ini memiliki luas permukaan per satuan berat yang
sangat besar. Kondisi ini mengakibatkan koloid ini memiliki sifat adhesi yang sangat tinggi terhadap
partikel tanah yang lain. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Partikel tanah yang sangat halus ini
dinamakan dengan "misel" (dari micro cell). Misel ini memiliki permukaan yang bermuatan listrik negatif
(anion), sehingga mampu menarik kation (ion positif) yang terdapat di dalam larutan tanah. Penarikan
ini mengakibatkan terbentuknya lapisan ganda (double layer).
Bagian dalam lapisan ganda ini terdiri atas partikel koloid yang bermuatan negatif, sedangkan
bagian luarnya adalah kerumunan kation yang tertarik oleh partikel koloid ini. Muatan negatif pada
permukaan misel ini berasal dari beberapa sumber, yakni :
Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Kation yang terkandung di dalam larutan tanah dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni
kation basa, dan kation asam. Disebut kation basa karena penjerapan kation ini oleh kompleks jerapan
ion mengakibatkan terakumulasinya sejumlah ion OH
-
apabila muatan positif kation ini melebihi muatan
negatif dari misel. Kondisi ini mengakibatkan tanah bereaksi basa. Contoh kation ini adalah Ca
2+
, Mg
2+

dan sebagainya. Sedangkan kation asam adalah kation yang, akibat penjerapannya oleh misel,
mengakibatkan terjadinya suasana masam pada tanah. Contoh kation ini adalah H+ dan Al
3+
.
Pada dasarnya, setiap kation akan dapat terjerap oleh kompleks jerapan ini, namun, pada
kenyataannya kation tertentu lebih banyak dijumpai dalam tanah dibandingkan dengan kation yang
lain.
Kapasitas Tukar Anion
Pertukaran anion biasanya kurang begitu dikenal dan tidak sebanyak pengenalan kita tentang
pertukaran kation pada kebanyakan tanah. Beberapa jenis anion yang terdapat di dalam tanah sangat
mudah terjerap oleh kompleks pertukaran anion, sedangkan anion yang lain relatif kurang dapat
terjerap. Pengikatan ion fosfat oleh kompleks pertukaran anion, misalnya, terjadi sangat kuat sehingga
ion ini sangat sulit untuk dibebaskan. Sebaliknya anion nitrat sangat sedikit terjerap oleh kompleks ini.
pH tanah
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai
pH. Nilai pH pada dasarnya merupakan jumlah konsentrasi ion hidrogen (h+) yang terdapat di dalam
tanah. Semakin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, maka semakin asam sifat tanah tersebut, demikian
pula sebaliknya.
Selain ion H
+
, di dalam tanah juga dijumpai ion OH
-
yang jumlahnya berbanding terbalik dengan
banyaknya ion H
+
. Pada tanah yang bereaksi masam, jumlah ion H
+
adalah lebih tinggi dibandingkan
dengan jumlah ion OH
-
, sedangkan pada tanah alkalis, kandungan ion OH
-
adalah lebih banyak. Apabila
kandungan ion H
+
adalah sama dengan kandungan ion OH
-
, maka tanah tersebut menunjukkan nilai pH =
7 dan dinamakan dengan tanah bereaksi netral.
Dengan mengetahui hal diatas maka kita dapat mengaplikasikannya pada saat pemupukan
tanaman pada kondisi tanah tertentu, juga kita tahu kapan harus melakukan pemupukan dan juga kita
akan dengan mudah mengetahui kapan kita harus melakukan pengapuran pada lahan tersebut sehingga
akan mempermudah kita dalam melakukan usaha budidaya tanaman pada lahan tertentu.




Larutan Tanah
Larutan tanah adalah air yang terdapat di antara pori-pori tanah. Larutan ini mengandung ion-ion
terlarut yang dapat diserap oleh akar tanaman. Di antaranya terdapat juga ion-ion yang tidak berguna
atau bersifat racun bagi tanaman, seperti aluminium. Larutan tanah identik dengan larutan garam yang
mudah berubah konsentrasi (kepekatan) dan susunan kimianya.

Di daerah kering, kadar garam larutan tanah lebih tinggi daripada di daerah bawah. Sering kali kadar
garam larutan tanah menghambat pertumbuhan tanaman. Kadar garam sebesar 0,5% saja sudah
berbahaya bagi tanaman.


pH Dalam Larutan Tanah
pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala
pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai
nilai pH antara 7 hingga 14. pH tanah menunjukan derajat keasaman tanah atau keseimbangan
antara konsentrasi H dan OH dalam larutan tanah. Apabila konsentrasi H dalam larutan
tanah lebih banyak dari OH , maka suasana larutan tanah menjadi asam. Sebaliknya bila
konsentrasi OH lebih banyak dari konsentrasi H+ maka suasana menjadi basa. pH tanah atau
tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti
nitrogen (N), Kalium (K), Phospor (P), dan unsur lain yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan dari penyakit. pH tanah merupakan salah satu
sifat kimia tanah. Banyak petani yang sudah mendengar tentang pH tanah, akan tetapi belum bisa
mengerti pentingnya mengetahui pH tanah dan bagaimana cara mengukurnya. Apalagi untuk
mengukur pH tanah dibutuhkan alat yang mahal, sehingga petani tidak pernah memiliki
kesempatan untuk mengukur langsung pH tanah mereka. Padahal dengan mengetahui pH tanah
yang ada di dalam lahan, mereka dapat menjaga kesuburan tanah. Pentingnya mengetahui pH
tanah adalah sebagai berikut :
Mengetahui mudah tidaknya unsur-unsur hara dalam tanah diserap oleh tanaman. Unsur
hara akan mudah diserap oleh tanaman (akar tanaman) pada pH netral.
Menunjukan adanya kemungkinan unsur-unsur beracun. Tanah dengan pH masam
banyak ditemukan ion-ion Al yang memfiksasi unsur P, sehingga unsur P sulit diserap
oleh tanaman.
Mempengaruhi perkembangan organisme. Bakteri akan berkembang biak dalam pH lebih
dari 5,5, apabila pH kurang dari itu maka perkembangannya akan terhambat. Jamur dapat
berkembang biak pada pH dibawah 5,5 dan diatas itu jamur harus bersaing dengan
bakteri.
Bahan Organik (BO)
Tanah tersusun dari bahan padatan, air, dan udara. Bahan padatan tersebut dapat berupa
bahan mineral dan bahan organik. Bahan mineral terdiri dari pertikel pasir, debu, dan lempung.
Ketiga pertikel ini menyusun tekstur tanah. Sedangkan bahan organik berkisar 5 % dari bobot
total tanah. Meskipun kandungan bahan organik sedikit dalam tanah tetapi memegang peranan
penting dalam menentukan kesuburan tanah. Bahan organik adalah sekumpulan senyawa-
senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi. Baik berupa
humus atau hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan
termasuk juga mikrobia yang terlibat dan berada di dalamnya. Sumber bahan organik antara
lain :
Sumber primer, yaitu : Jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa daun,
ranting, cabang, batang, buah, dan akar.
Sumber Sekunder, yaitu : Jaringan organik hewan (fauna) yang dapat berupa kotoran,
dan mikrofauna.
Sumber dari luar, yaitu : Pemberian pupuk organik berupa pupuk hijau, pupuk kandang,
pupuk kompos, dan pupuk hayati.
Dekomposisi bahan organik terjadi melalui 3 reaksi, yaitu :
1. Reaksi enzimatis atau oksidasi enzimatis, yaitu reaksi oksidasi senyawa hidrokarbon
yang terjadi melalui reaksi enzimatis menghasilkan produk akhir berupa karbondioksida
(CO2), air (H2O), energi dan panas.
2. Reaksi spesifik berupa mineralisasi dan atau immobilisasi unsur hara essensial berupa
hara nitrogen (N), Phospor (P), dan belerang (S).
3. Pembentukan senyawa-senyawa baru atau turunan yang sangat resisiten berupa humus
tanah.
Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat kimia tanah, meliputi :
Meningkatkan hara tersedia dari proses mineralisasi bagian bahan organic yang mudah
terurai.
Menghasilkan humus tanah yang berperan secara koloidal dari senyawa sisa
mineralisasi dan senyawa sulit terurai dalam proses humifikasi.
Meningkatkan Kapasitas TUkar Kation (KTK) tanah 30 kali lebih besar daripada koloid
anorganik.
Menurunkan muatan positif tanah melalui proses pengkelatan terhadap mineral oksida
dan kation Al dan Fe yang reaktif, sehingga menurunkan fiksasi P tanah, dan,
Meningkatkan ketersediaan dan efesiensi pemupukan serta melalui peningkatan
pelarutan P oleh asam-asam organic hasil dekomposisi bahan organik.
Kapasitas Pertukaran Kation (KPK)
Salah satu sifat kimia tanah yang terkait dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjadi
indicator kesuburan tanah adalah Kapasitas Pertukaran Kation. KPK merupakan jumlah total
kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. Satuan hasil
pengukuran KPK adalah milli equivalent kation dalam 100 gram tanah.
Hidrogen (H
+
)
Hidrogen adalah unsur kimia pada table periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom 1.
Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non logam,
bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang mudah terbakar. Hidrogen juga
merupakan unsure yang paling melimpah dengan persentase kira-kira 75 % dari total massa
unsur alam semesta. Senyawa hydrogen relatif langka dan jarang dijumpai secara alami di
bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti
metana. Hydrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini
mahal daripada produksi hydrogen dari gas alam.
Nitrogen (N)
Nitrogen merupakan zat lemas sebagai unsur penting bagi tanaman khususnya dalam
pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan
akar. Semakin tinggi kadar nitrogen dalam larutan tanah maka semakin cepat pula sintesis
karbohidrat yang terjadi.
. Namun ion mana yang
diserap dulu tergantung dari keadaan pH tanah. Pada pH diatas 7, maka ion NH4+


yang sama-sama memiliki mu

-
lebih besar untuk diserap.
Tanaman menyerap unsur . Namun ion mana yang
diserap dulu tergantung dari keadaan pH tanah. Pada pH diatas 7, maka ion NH4+ yang lebih
cepat diserap, sedangkan bila kondisi larutan tanah mempunyai pH dibawah 7, maka ion yang
cepat diserap adala
yang sama-sama memiliki muatan negatif. Sebaliknya
pada pH rendah dengan larutan tanah bersifat masam banyak terdapat ion H+ yang akan
bersaing de -
lebih besar untuk diserap.
Nitrogen dapat dikatakan sebagai salah satu unsur hara yang bermuatan. Selain mutlak
dibutuhkan, ia

menjadi N2, volatilisasi NH4+ menjadi NH3+, terfiksasi oleh mineral atau dikonsumsi oleh
mikroorganisme tanah.
Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah :
1. Diperlukan untk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman.
2. Berperan dalam pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesa.
3. Membentuk protein, lemak, dan berbagai senyawa organik.
4. Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daun.
5. Meningkatkan perkembangan mikroorganisme dalam tanah.
Adapun sumber Nitrogen adalah :
1. Halilintar dapat menghasilkan zat nitrat, yang dibawa hujan lalu meresap di tanah.
2. Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis.
3. Mikrobia dan bakteri-bakteri.
4. Pupuk buatan (Urea, ZA, dan lain-lain).
Phospor (P)

. Fungsi utama dari
unsur ini adalah mempercepat pertubuhan akar semia, mempercepat dan memperkuat
pertumbuhan tanaman muda menjadi dewasa, mempercepat pembungaan dan pemasakan biji
serta meningkatkan produksi biji.
Adapun pentingnya unsur P bagi tanaman adalah :
Sebagai senyawa utama untuk membentuk Atp dan ADP, yaitu senyawa yang dihasilkan
pada proses respirasi siklus Krebs. Sehingga tanaman dapat melakukan segala
aktifitasnya.
Membentuk DNA dan RNA untuk pembentukan intisel.
Membentuk senyawa Fosfolipid yang berfungsi dalam mengatur keluar masuknya zat-zat
makanan dalam sel.
Kalium (K)
Kalium merupakan unsur utama yang dibutuhkan tanaman. Sangat penting peranannya dalam
pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan bagian kayu, meningkatkan
kualitas biji atau buah. Unsur Kalium diserap tanaman dalam bentuk ion K+. Dalam beberapa
sumber dijelaskan, bahwa peranan K yang penting dalam tanaman diantaranya sebagai elemen
penting yang bersifat higroskopis (muddah menyerap dan menahan air). Unsur K biasanya
terdapat pada stomata daun. Dengan sifatnya yang higroskopis tersebut, Kalium mampu
membuat persediaan air yang ada dan dibutuhkan dalam proses transpirasi, fotosintesis,
absorpsi, maupun transportasi unsur hara dalam tanaman tersebut menjadi optimal.
Sumber-sumber Kalium adalah :
1. Beberapa jenis mineral.
2. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.
3. Air irigasi serta larutan dalam tanah.
4. Pupuk buatan (KCL, ZK, dan lain-lain)
Natrium (Na)
Natrium atau sodium adalah unsure kimia dalam table periodic memiliki symbol Na dan nomor
atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin. Termasuk
dalam logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam. Sangat reaktif, memiliki api
berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air sehingga harus
disimpan dalam bentuk minyak. Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak ditemukan dalam
bentuk unsure murni.
Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg)
Unsur Kalsium diambil/diserap tanaman dalam bentuk Ca2+. Memiliki fungsi dalam tanaman
antara lain :
1. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar.
2. Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman.
3. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji.
4. Menetralisir asam-asam organic yang dihasilkan pada saat metabolisme.
5. Menetralisir senyawa atau keasaman tanah (pada daun dan batang).
Unsur Magnesium diambil/diserap tanaman dalam bentuk Mg2+. Memiliki fungsi dalam
tanaman antara lain :
1. Merupakan bagian tanaman dari klorofil.
2. Salah satu enzim yang disebut Organic pyrophosphate dan Carboxy peptisida.
3. Berperan dalam pembentukan buah.
Sumber-sumber Magnesium adalah :
1. Batuan Kapur (Dolomit Limestone) CaCO3MgCO3.
2. Garam Epsom (Epsom salt) MgSO4.7H2O.
3. Magnesia MgO.
4. Kalium Magnesium Sulfat.
Alumunium (Al)
Alumunium sebenarnya merupakan unsur beracun bagi tanaman. Walaupun demikian, tanaman
mempunyai daya ketegangan tertentu terhadap alumunium. Dalam keadaan tertentu tanaman
dapat membatasi serapan alumunium, sehingga terhindar dari keracunan. Tanaman dapat
membentuk dinding tebal pada akar rambut dengan ujung akar yang membengkak menyerupai
kail. Kelarutan alumunium sangat dipengaruhi oleh pH tanah. Dalam keadaan sangat masam
(pH<3,5) banyak alumunium menjadi larut dan dijumpai dalam bentuk kation (Al3+) dan
hidroksi Al. Bentuk Al3+ merupakan bentuk aluminium yang paling dominan pada pH<4.0,
sedangkan bentuk Al(OH)2+ mulai terbentuk pada pH antara 4.0 5.0 dan pada pH>5.5
pengaruh Al bentuk Al3+ sudah dapat diabaikan. Keracunan Al merupakan salah satu faktor
utama yang membatasi pertumbuhan tanaman pada tanah-tanah masam. Pengaruh yang penting
diperhatikan dari Al adalah menghambat pertumbuhan pada genotip yang peka terhadap Al
dengan mempengaruhi pengambillan hara dan air. Terhambatnya pertumbuhan akar oleh
keracunan Al dapat mengurangi kemampuan akar dalam menyerap hara dan air sehingga
dapat menginduksi zat hara dan kepekaan terhadap kekeringan.
Besi (Fe)
Besi merupakan unsur mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun ferro (Fe2+).
Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik) sehingga pupuk Fe
dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa diigunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA, dan
khelat lain. Fe dalam tanaman sekitar 80 % yang terdapat dalam khloroplas atau sitoplasma.
Penyerapan Fe lewat daun dianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar,
terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun
sering diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil,
protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan dalam kloroplas. Fungsi lain Fe ialah
sebagai pelaksana pemindahan elektron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya
reduksi N2,redukktase sulfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabkan terhambatnya
pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna. Defisiensi
Fe menyebabkan kenaikan kadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara
drastis. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe yang pada
akhirnya mengakibatkan pengurangan aktifitas semua enzim.
Mangaan
Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn2+. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat
diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn
dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari organ yang satu ke organ lain
yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat, dan
silikat. Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 sampai 200 ppm. Bentuk Mn dapat berupa
Mn2+ atau mangaan oksida baik bervalensi dua atau empat. Penggenangan dan pengeringan
yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn. Mn merupakan
penyusun ribososm dan juga mengaktifkan polymerase sintesis protein dan karbohidrat.
Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus Krebs, dibutuhkan dalam
sintesis klorofil.


Oksidasi
Oksidasi adalah interaksi antara molekul oksigen dan semua zat yang berbeda . Oksidasi
merupakan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion .Kadang-kadang oksidasi
bukan hal yang buruk, seperti dalam pembentukan aluminium anodized super tahan lama. Sisi
lain, oksidasi dapat merusak, seperti karat dari sebuah mobil atau merusak buah segar.
Dalam kasus besi, oksigen ini akan membuat proses pembakaran yang lambat, yang
menghasilkan substansi berwarna coklat yang rapuh yang disebut karat. Ketika oksidasi terjadi
pada tembaga, di sisi lain, hasilnya adalah lapisan oksida tembaga berwarna kehijauan.
http://id.shvoong.com/write/
Ketika melibatkan oksigen, proses oksidasi tergantung pada jumlah oksigen di udara dan sifat
dari bahan yang disentuhnya. Dalam buah segar, kulit biasanya berfungsi penghalang terhadap
oksidasi. Inilah sebabnya mengapa sebagian besar buah dan sayuran tiba dalam kondisi baik di
toko kelontong. Setelah kulit telah rusak, sel-sel individual melakukan kontak langsung dengan
udara dan molekul oksigen mulai membakar buah. Hasilnya adalah bintik kecoklatan.

Oksidasi juga dapat menjadi masalah bagi pemilik mobil, karena lapisan terluar cat terus-
menerus terkena udara dan air.
Rahasia mencegah oksidasi yang disebabkan oleh oksigen adalah untuk memberikan lapisan
perlindungan antara materi terbuka dan udara. Bisa menggunakan lapisan lilin atau
polyurethane pada mobil, lapisan cat pada benda logam atau semprot cepat anti-oksidan.

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2107122-pengertian-
oksidasi/#ixzz0nCujXRtS

You might also like