You are on page 1of 6

1.

Menurut catatan sejarah,akar pers sudah ada sejak abad 17, pada saat itu sudah ada surat kabar yang hanya berfungsi mencatat sejarah. 2. Medam prijaji adalah surat kabar pertama yang di kelola oleh masyarakat pribumi 3. Tahun 1957 merupakan tahun tindakan keras terhadap pers yang menghasilkan 125 tindakan anti pers berupa penahanan, sanksi ekonomi, pemenjaraan, sanksi perizinan, kertas koran, dan berbagai tindakan lainnya. 4. Bung Karno menyatakanSaya dengan tegas menyatakan sekarang bahwa dalam suatu revolusi tidak boleh ada kebebasan pers. Hanya pers yang mendukung revolusi yang dibolehkan hidup. 5. Pemerintah Indonesia pada rezim Soeharto telah menetapkan 9 februari sebagai hari pers nasional. 6. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai pers Indonesia adalah pers yang paling bebas di kawasan Asia. 7. Menurut Amin Rais, pers Indonesia mempunyai empat musuh, yaitu pemerintah yang berkuasa, pengusaha korup, kriminal global, dan kelompok antipluralis.

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberkati kita semua dan sampai saat ini kami tidak bosan-bosan untuk mencintai kawan-kawan mahasiswa. Dengan keringat yang mengalir kami berusaha menyajikan sebuah tulisan dari hasil kerja keras kami. Melalui tulisan ini kami tuangkan hasil dari sebuah kebebasan berpikir dan berkarya. Akan tetapi jika kawan-kawan mahasiswa enggan untuk membaca tulisan kami, maka nantinya tulisan ini akan menjadi sebuah goresan tanpa makna. Dalam buletin SOEARA PENA edisi spesial ini, kami mengangkat tema Bisnis di Sekitar Kampus. Tulisan yang dituangkan dalam buletin edisi ini merupakan sebagian dari hasil investigasi crew al-Millah pada saat Diklat Jurnalistik Dasar bulan Mei lalu dengan dilengkapi data-data baru. Kami sengaja mempublikasikan hasil investigasi tersebut agar kawan-kawan mahaiswa mengetahui bisnis-bisnis sekitar kampus yang terkadang kurang menjadi perhatian. Keberadaan kampus STAIN Ponorogo tidak disia-siakan oleh masyarakat sekitarnya yakni dengan mendirikan lahan bisnis semisal kost, foto copy, laundry dan lain-lain. Pendirian bisnis tersebut memiliki berbagai latar belakang yang berbeda baik berniat untuk berbisnis ataupun sekedar alasan kemanusiaan saja. Tetapi hal ini sangat membantu para mahasiswa. Bagi mahasiswa yang bertempat tinggal jauh dari kampus, dapat memilih tinggal di kost. Foto copy dapat membantu menyelesaikan tugas mahasiswa dan lain sebagainya sehingga keberadaan bisnis sekitar kampus saling menguntungkan antara keduanya. Apa yang kami tulis dalam buletin ini tidak lain agar sebagai mahasiswa memiliki minat baca utamanya dan untuk menambah wawasan mahasiswa. Dengan segala kerendahan hati, kami crew buletin SOEARA PENA memohon maaf apabila terdapat kesalahankesalahan kami tanpa sengaja tertulis dalam tulisan ini. Selamat Membaca.
Buletin SOEARA PENA edisi/ IV/ Th. 2011 1

1. Kuliah karena terpaksa 2. Salah jurusan 3. Terlalu menikmati kebebasan karena jauh dari ortu 4. Sibuk mengikuti organisasi kemahasiswaan ataupun Ormas 5. Menekuni hobi secara berlebihan 6. Bisa mendapatkan uang sendiri (kerja) 7. Tidak adanya jaminan kerja setelah lulus
Artikel Ini Diambil Dari: 7 Hal yang Menyebabkan Kuliah Lama Selesai | Dunia Unik http:// www.dunia-unik.com/2011/05/7-hal-yang-menyebabkan-kuliah-lama.html#ixzz1Rqt6lW6k elip. 1910.084 12 Buletin SOEARA PENA edisi/ IV/ Th. 2011

SUSUNAN REDAKSI

al-Millah Buletin SOEARA PENA STAIN Ponorogo Edisi Spesial DIKJURSAR Diterbitkan Oleh: LPM al-Millah STAIN Ponorogo Pelindung: Ketua STAIN Ponorogo Pimpinan Umum: Lailatul Maulida Pimpinan Redaksi: M. Ngizudien A Sekretaris Redaksi: Imam Rahmad Editor: Tim Kreatif Lay Outer: 1910.069 Staff Redaksi: Driastutik Y, Defi Sukesti, Ghulam Akhori, Putri Dwi Lestari, Ahmad Yani, Elly Wibowo Alamt Redaksi: Jl. Pramuka 156 Ronowijayan Ponorogo. Email: lpmmillah@yahoo.com.

Memang fungsi kampus untuk mencerdaskan kaum intelelektual muda, namun dibalik itu semua kampus juga berperan penting meningkatkan masyarakat sekitar.

kerjaan). Memang keinginannya sangat kuat untuk tidak bergantung pada anakanaknya, sehingga meskipun sudah dilarang oleh mereka ia tetap bersikukuh untuk tetap menjalani pekerjaan ini, Jane mpun dilarang, tapi saya yang nggak mau akunya. Sebagian kita mungkin akan menganggap ia terlalu memaksakan diri dan tak tahu dikasihani, tapi ada satu hal yang mungkin jadi catatan penting untuk yang lain, terutama generasi muda seperti kita, yakni sebuah tekad besar untuk hidup mandiri dan tidak mau menyusahkan orang lain termasuk anak-anaknya. Selama masih mampu kenapa tidak, itulah sekiranya yang tertanam dalam dirinya. Sorot mata usia senja sangat tampak dari Jeminah saat kami temui di sela-sela waktu kerjanya kemarin (12/7). Itu tak menghalanginya untuk tetap bekerja, meskipun dengan penghasilan yang tak seberapa tadi. Ia tetap yakin kalau inilah jalan yang sudah mantap ia pilih, tak ada lagi keinginan lain untuk bisa lebih baik. Saat kami tanyai apa harapannya di masa depan ia hanya menggelengkan kepala pertanda tak ada yang diinginkannya, selain dari

bekerja sebagai manol. Jeminah setiap harinya bekerja sejak pukul 07.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB, dan hanya dialah satu-satunya orang di tempat tinggalnya yang bekerja sebagai manol. Usia bukanlah penghalang setiap orang untuk mencari rezeki yang halal. Apa yang dilakukan Jeminah ini memang sangatlah sederhana atau mungkin sangat jauh dari kategori mapan, Namun itu adalah lebih baik baginya daripada harus menengadahkan tangan pada anakanaknya ataupun pada orang lain, apalagi mencari rezeki dengan cara yang tidak benar. Itulah sosok Jeminah figur gigih seorang kuli panggul yang tak memandang keadaan fisiknya demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Ia hanya sebagain dari sekian banyak manol yang ada di pasar Songgolangit. Tentu saja mereka punya harapan untuk bisa hidup berkecukupan, apa pun yang harus dijalani asalkan itu halal. Sedikitnya penghasilan bukan jadi masalah bagi mereka asal kan dicari dengan cara yang baik kenapa ditolak. Itulah yang harus kita tanamkan pada diri kita, dari potret kehidupan seorang manol, yang tak kenal lelah. (amd/1910.082)

SUASANA RAPAT REDAKSI

Redaksi menerima Tulisan dari pembaca berupa artikel, karya sastra, esai dan lain sebagainya. Tulisan dapat dikirimkan berupa hard copy atau softcopy, atau dikirimkan via e-mail: lpmalmillah@yahoo.com. Redaksi berhak mengedit tulisan dengan tidak merubah substansi.
Buletin SOEARA PENA edisi/ IV/ Th. 2011 11

2 Buletin SOEARA PENA edisi/ IV/ Th. 2011

Masalah fisik tak menghalangi wanita berusia 60 tahun ini untuk menjalani pekerjaan sebagai kuli panggul atau biasa disebut manol. Itulah dia Jeminah sosok wanita yang tak kenal lelah untuk tetap mencari rezeki dari hasil keringatnya sendiri. Sejak suaminya wafat ia memutuskan untuk menjalani pekerjaan yang melelahkan ini, namun sekali lagi keinginannya begitu besar untuk tetap mencari rezeki yang halal. Pendapatannya memang tak seberapa yakni berkisar antara lima ribu sampai sepuluh ribu, namun bagi wanita paruh baya asal Gandu Kepuh ini hasil tersebut sudah cukup untuk sekedar memenuhi kebutuhannya sendiri. Cekap lah mas nek kur dinggo jajan, sarapan (cukup lah kalau cuma untuk jajan, sarapan) ujarnya saat kami temui di pasar songgo langit beberapa waktu lalu (12/7). Sudah 10 tahun lebih, ia bekerja seperti ini. Sehari-hari wanita beranak lima ini hanya mengangkati barang da10 Buletin SOEARA PENA edisi/ IV/ Th. 2011

gangan di pasar itu. Pekerjaan itu tidak dibatasi tempat, oleh karena itulah ia tidak menetap di satu tempat saja, Kadang teng meriki, kadang nggih mriko(kadang di sini, kadang ya di sana) terangnya. Meskipun usianya sudah memasuki masa senja namun ia tak merasa terbebani dengan pekerjaan yang membutuhkan stamina prima ini. Uniknya selama ia bekerja seperti ini ia belum pernah mengalami kendala apa pun,Dereng natos masimbuhnya. Walaupun setiap harinya Jeminah berada di pasar, pihak pengelola pasar tidak menetapkan aturan bagi mereka, mungkin dilihat dari penghasilan mereka setiap harinya. Dari lima anaknya, tiga di antaranya sudah berkeluarga, satu bekerja di Kalimantan, dan yang satu hidup bersamanya. Terkadang mereka juga memberikan sedikit uang untuknya, namun itu tidak dijadikan andalan olehnya, Nggih sok-sok mas, nek nyambut gawe (ya kadang-kadang kalau (mereka) ada

Keberadaan kampus merupakan aset yang berharga bagi masyarkat, sekitar kampus. Selain sebagai pusat pendidikan ternyata kampus juga berperan besar dalam pemberdayaan ekonomi masyarkat sekitar kampus. Begitu juga kampus STAIN Ponorogo, keberadaan kampus STAIN mampu menjadi pendorong bisnis yang banyak tersebar di sekitar kampus. Fotocopy, rental, warung makanan, laundry dan tempat kos merupakan usaha yang banyak berdiri di sekitar kampus. Kebanyakan usaha-usaha yang disebutkan berusaha memenuhi kebutuhan mahasiswa. Usaha-usaha tadi berupaya menjaring konsumen secara spesifik. Misalkan mahasiswa memerlukan tempat tinggal, sehingga memunculkan usaha tempat kos. Mahasiswa butuh makan sehingga muncul warung makan, dan seterusnya. Pertanyaan yang sangat penting adalah adakah kebutuhan mahasiswa yang belum terpenuhi, sehingga memunculkan jenis usaha baru di sekitar kampus? Tempat kos merupakan usaha yang paling banyak ditemui di area kampus. Tempat kos juga berfungsi sebagai penolong bagi mahasiswa yang berasal

dari luar kota. Simbiosis mutualisme antara keduanya memunculkan keuntungan yang tidak sedikit. Mahasiswa bisa nyaman dalam studinya, pemilik kos mendapatkan keuntungan financial yang luar biasa besar. Apalagi investasi ini bisa berjalan puluhan tahun dengan modal awal yang tidak terlalu besar (nilai tanah tidak dihitung), break event point (BEP) bisa dicapai dalam waktu relatif singkat, tergantung penyediaan fasilitas kos yang disediakan oleh pemilik. Laundry merupakan usaha yang relatif lebih jarang dan hanya ada beberapa saja yang berkembang besar. usaha di bidang jasa laundry juga menghasilkan pendapatan sangat beragam. Ada salah satu tempat laundry yang setiap bulannya mereka mampu meraup lebih kurang 10 juta rupiah. Nominal tersebut merupakan nilai terbesar dari usaha laundry lain di sekitar kampus STAIN. Keuntungan ini semakin berlipat dikarenakan termasuk usaha yang bergerak di bidang jasa sehingga dengan sekali modal mampu berjalan untuk waktu yang lama. Katakanlah modal paling besar untuk mesin cuci sekitar 10 juta rupiah, modal tersebut akan cepat kembali dalam beberapa buBuletin SOEARA PENA edisi/ IV/ Th. 2011 3

lan asalkan memiliki strategi bisnis yang banyak variasi menu yang ditawarkan dan tepat. harganya sesuai dengan kantong mahaUsaha lain seperti rental dan foto- siswa. Meski demikian kendala yang palcopy juga cukup banyak, walau disadari ing umum adalah mahasiswa yang ngatau tidak kemajuan teknologi telah men- utang atau lebih parah lagi mahasiswa gubah cara orang dalam mengganda- yang makan tidak bayar. Berdasarkan kan teks, ketersediaan pc dan notebook berbagai cerita yang mewarnai perjalapc ikut mereduksi nan bisnisnya, hard copy (kertas) mereka tidak dan menjadikan merasa jera unorang lebih suka tuk tetap menMemang suatu ide yang soft copy. Sistem jalankan bisnis perkuliahan STAIN cemerlang bila memanfaatkan mereka. Karena ternyata juga ikut kesabarannya peluang yang ada semaksimal melanggengkan jasa dalam melayani fotokopi dan rental. mungkin. Seperti, keberadaan pelanggan, hal Seumpama makatersebut dapat berbagai jenis usaha atau lah tidak diserahkan terbayarkan denbisnis di sekitar kampus dalam bentuk hard gan mendapatterutama di sekitar kampus copy, dan digandakan keuntungan kan dalam bentuk dan kepuasan STAIN yang merupakan soft copy dan diyang lain. penggerak roda presentasikan denMemang gan slide, tentu saja perekonomian warga sekitar suatu ide yang pasti akan sangat cemerlang bila kampus. besar pengaruhnya memanfaatkan dalam mereduksi peluang yang usaha fotocopy dan ada semaksimal rental. mungkin. SepUsaha lain yang tidak kalah penting erti, keberadaan berbagai jenis usaha dan selalu ada di sekitar kampus adalah atau bisnis di sekitar kampus terutama di warung makan. Di sekitar kampus STAIN sekitar kampus STAIN yang merupakan sendiri ada warung makan dengan omset penggerak roda perekonomian warga yang besar yaitu sekitar jutaan rupiah per- sekitar kampus. Dari berbagai usaha ini bulannya. Masing-masing warung makan banyak sekali mendatangkan keuntungan juga memiliki suasana yang berbeda un- bagi pemiliknya. Tidak hanya itu, betuk menarik hati para pelanggannya. Ada berapa usaha juga mampu menciptakan
4 Buletin SOEARA PENA edisi/ IV/ Th. 2011

ketika meminta biaya kos pada saat yang sebenarnya telah ditentukan. Apalagi ketika telah melewati batas pembayaran biasanya akan menjadi hal yang dipertimbangkan bagi mahasiswa lain untuk masuk dan memilih tempat kos tersebut. Setiap orang menginginkan yang terbaik dan terlebih jika hal itu bisa memberikan keuntungan baginya. Demikian halnya mahasiswa dan juga para pebisnis yang hanya berusaha untuk menyediakan fasilitas dan memanfaatkan peluang yang ada, meski kadang terkesan tak ada keinginan mendalam. Namun, tanpa adanya

bisnis pengadaan tempat kos maka mahasiswapun akan kesulitan dalam meneruskan pendidikan mereka dan apapun peraturan yang diberlakukan pemilik adalah hal yang dirasa terbaik dan pantas untuk dilakukan. Kini peluang untuk menambah jumlah tempat kos semakin bertambah seiring dengan bertambahnya mahasiswa baru yang akan masuk di kampus STAIN tahun ini. Imam 1910.076 Zudin 1910.079 Defi 1910.068

Buletin SOEARA PENA edisi/ IV/ Th. 2011 9

menagih uang kos kepada anak-anak kos lantaran batas pembayarannya tak pernah ia tentukan, ia hanya menunggu kesadaran masing-masing individu dan inilah hal terakhir yang menurutnya merupakan kendala dari tempat kosnya yang sempat diutarakannya. Namun demikian ia tak pernah ambil pusing masalah uang kos, toh ia masih memiliki usaha lain untuk kebutuhan sehari-hari. Lebih lanjut, menurut Endang (44 th) pemilik kos yang juga memiliki toko perhiasan emas itu mengaku bahwa ia juga secara tak sengaja mendirikan kos. Namun menurutnya tak ada salahnya jika ia memanfaatkan kondisi rumahnya yang dekat dengan kampus, sehingga selama ini pemilik dua tempat kos ini pun tidak pernah memaksa anak kosnya untuk membayar tepat waktu. Melihat potret yang ada, tidak semua pemilik usaha tempat kos bisa mengandalkan ekonomi dari usaha itu saja. Kebanyakan dari mereka hanya menjadikannya sebagai usaha sampingan, meskipun mereka juga harus meningkatkan fasilitas dan memberikan pelayanan yang baik agar mampu bersaing dengan tempat yang lain. mahasiswa yang kos itu kebanyakan memilih dengan melihat fasilitas yang disediakan pemilik rumah, jadi kita harus memberikan yang terbaik ucapnya. Meski berawal dari sebuah ketidaksengajaan dalam mendirikan usaha tempat kos khususnya, namun setelah mengetahui keuntungan yang bisa diperoleh mereka berusaha untuk meningkatkan jumlah
8 Buletin SOEARA PENA edisi/ IV/ Th. 2011

kamar, fasilitas dan juga biayanya. Berbagai cara mereka lakukan untuk mempromosikan tempat kos mereka, termasuk dengan menggerakkan anak kosnya yang sudah dianggap sebagai anak dan keluarga mereka sendiri. Mahasiswapun sebenarnya juga memilih tempat kos yang sekiranya berada tidak jauh dari kampus sehingga bagi tempat kos yang agak berjauhan dengan kampus juga memerlukan strategi ekstra untuk menarik pelanggan. Tentu saja penghasilan yang didapat akan berbeda antara tempat kos yang berada jauh dari kampus jika dibandingkan dengan yang berada di dekat kampus. Terlebih pada niat pemiliknya yang kemungkinan juga akan mempengaruhi penghasilan yang akan didapat. Bagi pemilik tempat kos yang benar-benar berniat dan secara sengaja membuka tempat kos, maka akan memberikan fasilitas yang layak dan harga yang sesuai dengan fasilitasnya. Akan tetapi, hal tersebut akan berbeda jika sang pemilik hanya membuka tempat kos secara kebetulan saja. Mereka mungkin hanya akan menyediakan fasilitas seadanya dan seperlunya dengan biaya yang juga tidak terlalu mahal tentunya. Dalam hal pemeliharaan fasilitas juga terkadang menjadi masalah. Kurang tanggapnya pemilik kos dalam memelihara fasilitas juga menjadi salah satu bahan pertimbangan para anak kos untuk tetap melanjutkan masa aktifnya. Sudah menjadi hal biasa ketika ada beberapa mahasiswa yang mengeluhkan para pemilik kos yang kurang bersahabat

lapangan pekerjaan dan ternyata aliran uang yang masuk semakin besar sehingga menjadikan mahasiswa sebagi pemasok devisa local. Bisa kita bayangkan bahwa proses jual beli ternyata bukan hanya sebagai kegiatan ekonomi yang sederhana, dari jual beli ini ada rantai yang sangat panjang dan rumit dan saling berhubungan antara masing-masing komponen ekonomi. Jika setiap mahasiswa menghabiskan minimal 10 ribu per hari, kemudian dikalikan jumlah mahasiswa yang ada di kampus-kampus Ponorogo. Tentu besar sekali aliran dana yang masuk ke Ponorogo, mulai dari petani di desa-desa ataupun pedagang-pedagang di pasar. Walaupun mereka tidak melakukan transaksi secara langsung dengan mahasiswa, mereka para petani dan pedagang mendapatkan keuntungan karena keberadaan mahasiswa. Secara sederhana mahasiswa butuh warung, warung butuh pedagang di pasar, pedagang di pasar butuh petani di desa dan seterusnya. STAIN merupakan aset Ponorogo karena STAIN merupakan satu-satunya kampus negeri di daerah ini, namun juga bisa dikatakan bahwa tidak hanya lingkup Ponorogo, bahkan seluruh karesidenan Madiun. Menengok ke kota Kediri, sejak tahun 2009 dilakukan kerjasama antara Pemkot dan Universitas Brawijaya Malang untuk mewujudkan kampus Universitas Brawijaya di Kediri. Sehingga pada tahun 2011 sudah mulai menerima mahasiswa baru. Pendirian kampus

baru ini dirasa perlu karena keberadaan STAIN Kediri dirasa belum cukup memadai. Dengan berbagai latar belakang pendirian kampus Brawijaya baru ini, bisa dijadikan sebagai penggerak ekonomi local Kediri. Semakin banyaknya kampus yang ada di Kediri, Pemkot yakin bahwa perekonomian warganya akan semakin meningkat. Hal yang sama juga berlaku di Ponorogo, jika pendirian kampus negeri baru bisa dikatakan mustahil, sudah selayaknya STAIN Ponorogo, yang merupakan satu-satunya kampus negeri, mampu menyedot dan menarik minat mahasiswa terutama dari luar kota untuk belajar di STAIN. Tanpa diimbangi dengan peningkatan mutu mustahil STAIN mampu menarik mahasiswa untuk belajar di sini. Lebih dari itu ternyata program studi yang itu-itu saja juga mengurangi minat calon mahasiswa untuk belajar di STAIN. Sehingga pendirian program studi baru juga sangat penting dalam menarik calon mahasiwa. Dampaknya akan sangat terasa bagi para pengusaha mulai dari usaha warung makan sampai laundry yang mampu menghasilkan omset jutaan rupiah. Diperlukan kerjasama antara pemerintah, pihak pengelola kampus, dan juga masyarakat sekitar dalam hal peningkatan perekonomian terutama masyarakat sekitar kampus. Ghulam 1910.078 Drias 1910.084

Buletin SOEARA PENA edisi/ IV/ Th. 2011 5

Sejak berdirinya kampus STAIN Ponorogo di Ronowijayan Siman, Ponorogo, peluang bisnis bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kampus terbuka lebar. Banyak warga yang mencoba merintis berbagai macam usaha untuk mendapat keuntungan dari tempat tinggalnya yang strategis yakni dekat dengan kampus dan tentu saja banyak mahasiswa yang membutuhkan jasa mereka. Mulai dari menyediakan tempat kos baik untuk putra maupun putri, jasa laundry, hingga warung kopi pun berjajar saling bersaing demi meraup keuntungan. Tempat kos adalah salah satu usaha yang paling banyak diminati oleh warga, pasalnya sebagian besar mahasiswa STAIN Ponorogo berasal dari luar kota dan tentu saja mereka butuh tempat tinggal dengan jarak yang lebih terjangkau. Namun, dibalik itu semua ada hal yang menarik terkait dengan keberadaan, asal6 Buletin SOEARA PENA edisi/ IV/ Th. 2011

usul dan bahkan persaingan antar tempat kos. Bapak Sayuti ini misalnya, warga yang tinggal kurang lebih 200m ke arah selatan dari kampus STAIN ini mengaku bahwa ia awalnya tidak pernah berpikir untuk menjadikan rumahnya sebagai tempat kos, akan tetapi saat ini ia sudah memiliki beberapa kamar kos yang bisa dihuni oleh mahasiswa. Alasan sosial dan juga finansial menjadikan latar belakang timbulnya keinginan tersebut. Terkait dengan peraturan bagi anak kos, bapak dua anak ini menetapkan peraturan yang tegas. Mahasiswa yang kos di tempat yang memang dikhususkan untuk putri tersebut dilarang menerima tamu laki-laki waktu sholat maghrib, selain itu mereka juga harus sudah ada di kos maksimal jam 09.00 malam. kalau mau mentaati ya boleh, tapi kalau tidak ya silahkan cari tempat lain. Sini agak ketat kalau ada yang bikin

ulah saya secara langsung mengusirnya pus, keberadaannya pun ternyata hanya tegasnya. untuk mahasiswa STAIN Ponorogo, kareBapak yang juga memiliki usaha wa- na pemiliknya menjelaskan bahwa lebih rung nasi dan seorang penjahit itu mem- enak komunikasinya jika sama-sama dari beri tarif kepada anak-anak yang kos di STAIN. Sejak awal Ibu paruh baya ini rumahnya dengan sistem kontrak per se- sengaja mendesain rumahnya untuk kamester, tiap bulannya sebesar Rp.70.000,- mar kos khusus putri. Ia memiki 7 buah dan harus dibayar di muka setiap enam kamar yang bisa ditempati 14 mahasiswi bulan sekali. Ia juga menjelaskan bahwa dan selalu penuh tiap ajaran baru. Pemikini ia harus bersaing secara ketat dengan lik kos yang juga memiliki usaha jahit itu pemilik kos yang mematok harga lain. Bapak yang Rp.150.000,Meski berawal dari sebuah kini berusia 35 perkamar baik ketidaksengajaan dalam tahun itu menitu untuk satu gatakan kos miorang maupun mendirikan usaha liknya sekarang dua orang, adatempat kos khususnya, tidak seramai pun peraturan dulu. Beberapa namun setelah mengetahui dirumahnya titahun lalu sebedak perlu dibuat, keuntungan yang bisa dilum tempat kos menurut ia kebanyak berdiri di peroleh mereka berusaha banyakan anak lingkungan kamyang kos di untuk meningkatkan jumlah pus ia tak perlu rumahnya sudah kamar, fasilitas dan juga repot-repot menpengertian dan cari anak yang tau diri. Mereka biayanya. ingin kos, meresemua dianggap ka sudah datang sebagai keluarsendiri. Namun ketika tahun ajaran baru ga. Mahasiswa yang kos kebanyakan aktidibuka para pemilik kos berusaha untuk vis yang suka pulang malam, tapi mereka menawarkan tempat kosnya. keban- tidak melupakan tanggung jawabnya dan yakan pemilik kos sekarang bekerja sama kode etik sosialnya meskipun di kos perdengan panitia OPAK, saya juga gak bisa aturannya sangat longgar. gak usah metinggal diam kalau ingin tempat saya nasehati mereka sudah tau sendiri mbak, laku ujarnya. mereka semua sudah dewasa jadi harus Berbeda halnya dengan tempat kos bisa jaga diri terangnya (28/5). yang dimiliki oleh Ibu Eni yang berjarak Lepas dari itu semua, ibu dua anak kurang lebih 300m ke arah barat dari kam- ini mengungkapkan bahwa ia tak tega
Buletin SOEARA PENA edisi/ IV/ Th. 2011 7

You might also like