You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population). Berdasarkan laporan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah penduduk lansia pada tahun 2006 kurang lebih 19 juta jiwa. Pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 23,9 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34% dari total populasi penduduk Indonesia). Kemajuan di bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan pengetahuan masyarakat yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan rakyat akan meningkatkan usia harapan hidup. Pada tahun 2010 diperkirakan usia harapan hidup lansia adalah 67,4 tahun dan tahun 2020 diperkirakan usia harapan hidup 71,1 tahun. Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel karena proses penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit degeneratif. Hal ini akan menimbulkan masalah kesehatan, sosial dan membebani perekonomian baik pada lanjut usia maupun pemerintah karena masing-masing penyakit tersebut cukup banyak memerlukan dana baik untuk terapi dan rehabilitasinya.

B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, antara lain : 1. 2. Jelaskan teori-teori menua. Jelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia.

C. Tujuan Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat : 1. 2. Memahami teori-teori menua Memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

Keperawatan Gerontik Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia

BAB II ISI

A. Teori Menua Penuaan sebagai sebuah proses yang berjalan pasti pada setiap individu, dapat ditinjau dari berbagai sisi, sehingga memunculkan berbagai teori yang dapat dikelompokkan dalam teori biologi, sosiologi, dan psikologi. 1. Teori Biologi a) Programmed Aging Theory Teori ini menyatakan bahwa manifestasi dari perubahan senescent adalah hasil dari program genetik yang terdiri dari gen penuaan yang bertanggung jawab terhadap perubahan penuaan yang akan menyebabkan kematian organisme (Hodges dan Stabb,1996). b) The Error Theory Sonneborn (1979) cit. Lueckenotte (1996) menyatakan bahwa hipotesis dari teori ini didasarkan pada gagasan bahwa kesalahan dapat terjadi pada transkripsi dalam beberapa langkah dari sintesa protein dari DNA dan RNA dan akhirnya menuju pada penuaan atau kematian aktual dari sel. c) Wear and Tear Theory Penuaan berdasarkan teori ini adalah sebagai suatu proses yang rentan terhadap stress, atau sebuah akumulasi dari trauma yang mempercepat proses penuaan. d) Teori Radikal Bebas Teori ini menyatakan bahwa oksidasi dari lemak, protein, karbohidrat, dan elemen tertentu akan menghasilkan elektron bebas yang akan berikatan dengan molekul dan akan mengubah struktur sel (Lueckenotte, 1996). e) Immunity Theory Teori ini menyatakan perubahan sel B dan T akan menyebabkan hilangnya kapasitas regulasi sel, sel yang sudah tua ataupun normal

Keperawatan Gerontik Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia

dipandang sebagai bahan asing dan selanjutnya sistem tubuh akan bereaksi dengan membentuk antibodi untuk menghancurkan sel ini (Lueckenotte, 1996). f) Cross Linkage Theory Teori ini menyatakan lemak, karbohidrat, dan asam nukleat bereaksi dengan agen kimia atau radiasi untuk membentuk ikatan yang menyebabkan kekakuan dan ketidakstabilan sel (Lueckenotte,1996). 2. Teori Sosiologi a) Disangegament Theory Individu akan berubah dari berpusat pada masyarakat dan berinteraksi dengan komunitas, kepada penarikan seseorang yang berpusat pada dirinya. Keseimbangan sosial selanjutnya akan dicapai sebagai suatu hasil akhir (Cumming, Hemry, 1961 cit Lueckenotte, 1996). b) Teori Aktivitas Aktivitas dipandang dari teori ini menjadi perlu untuk mempertahankan kepuasan hidup personal dan konsep diri yang positif. Mempertahankan untuk tetap aktif dan tidak menarik dari masyarakat karena parameter umur (Lueckenotte,1996 ). c) Teori Kontinuitas Usia tua tidak dipandang sebagai fase akhir yang terpisah dari kehidupan. Berdasarkan pada teori ini, kehidupan selanjutnya adalah keberlajutan dari bagian saat ini, sebagai komponen yang integral dalam siklus kehidupan individu . Teori ini dapat dilihat sebagai teori perkembangan. Havighurst et all (1963) cit Lueckenotte (1996) memaparkan bahwa seorang lansia menurut teori ini akan mencoba untuk mempertahankan kebiasaan sebelumnya, pilihan, komitmen, nilai, kepercayaan, dan semua faktor yang berkontribusi pada kepribadian. d) Age Stratification Theory Berdasarkan pada teori ini, proses menua dipandang sebagai sebuah elemen masyarakat dan juga anggota kelompok sebaya dari proses sosial. Teori ini menekankan pada penjelasan ketergantungan diantara lansia

Keperawatan Gerontik Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia

dan masyarakat dan bagaimana mereka secara konstan mempengaruhi satu yang lain dengan beberapa cara (Lueckenotte, 1996). e) Person-Environment Fit Theory Setiap orang termasuk lansia memiliki kompetensi personal yang membantu membentuk dirinya melewati hidup. (Lueckenotte, 1996) mengidentifikasi kompetensi personal ini sebagai ego, kekuatan, level dari ketrampilan motorik, kesehatan biologi individu, kognitif dan kapasitas sensori prespektif. 3. Teori Psikologi a) Teori Kebutuhan Maslow Maslow (1994) cit Hodges dan Stabb (1996) menyatakan lansia seharusnya menjadi individu yang sudah matur, mempunyai otonomi, kreativitas, independen dan hubungan yang positif dengan keluarga dan masyarakat. b) Development Task Theory Berdasarkan pada Havighurst (1972) cit (Lueckenotte, 1996) menyatakan tugas perkembangan dari lansia meliputi penyesuaian untuk penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penyesuaian dengan pensiun, penyesuaian dari kematian pasangan, membangun dan beradaptasi dengan peran sosial dalam cara yang flexible dan memberikan kepuasan dari pengaturan hidup secara fisik.

B. Perubahan pada Lansia 1. Perubahan Biologis Menurut Lueckenotte (1996) perubahan yang terjadi pada lansia adalah: a. Sistem kardiovaskuler Penurunan elastisitas dari arteri dan vena koroner dan kontraktilitas dari dinding ventrikel; Peningkatan kekakuan dari katup jantung dan penurunan cardiac output selama istirahat dan latihan; Peningkatan tekanan sistole.

Keperawatan Gerontik Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia

b.

Sistem respirasi Penurunan massa dan kekuatan otot pernafasan; Kapasitas difusi karbondioksida berkurang; Penurunan kemampuan permukaan alveolar untuk pertukaran gas; Penurunan tidal volume dan respiratory rate; Penurunan jumlah silia, efektivitas mukosiliar dan reflek batuk sehingga terjadi penurunan kemampuan untuk membersihkan sekresi.

c.

Sistem endokrin Produksi dari hampir semua hormon menurun; Menurunnya aktivitas tiroid dan Basal Metabolic Rate (BMR).

d.

Sistem Gastrointestinal Kehilangan gigi, atropi dari indera pengecap, dan penurunan produksi saliva; Penurunan motilitas usus dan produksi enzim pencernaan; Penurunan rasa lapar; Gerakan peristaltik melemah; Fungsi absopsi menurun.

e.

Sistem Urinaria Berkurangnya berat dan ukuran ginjal; Penurunan jumlah nefron dan glomeruli; Penurunan kapasitas kandung kemih; Peningkatan kontraksi kandung kemih involunteer; Pembesaran kelenjar prostat.

f.

Sistem Integumen Hilangnya elastisitas, vaskuler dan kekuatan kulit yang dapat memperlambat proses penyembuhan dan meningkatkan resiko luka pada kulit; Peningkatan bercak hitam (age spots); Hilangnya jaringan subkutan yang akan menyebabkan kulit berkerut dan akan berpengaruh pada harga diri, kontrol temperatur dan efikasi obat;

Keperawatan Gerontik Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia

Penurunan aktivitas dari kelenjar minyak dan keringat yang berakibat pada termoregulasi dan penurunan keringat.

g.

Sistem Muskuloskeletal Penurunan massa, tonus dan kekuatan otot; Penurunan elastisitas dari ligamen, tendon, dan kartilago; Discus vertebralis menjadi kehilangan air dan menjadi pendek, sehingga tinggi badan berkurang; Perubahan postur akibat perubahan dari tulang belakang menjadi flexi.

h.

Sistem syaraf dan fungsi kognitif Penurunan berat dari otak; Pengurangan jumlah neuron, peningkatan neuroglia; Akumulasi dari lipofuscin, sehingga terjadi penurunan efektivitas bekerjanya sel; Kemunduran dari fungsi sensorimotor; Memori jangka pendek menurun seiring penuaan, tetapi memori jangka panjang dapat dipertahankan; Perubahan dalam pola tidur.

i.

Sistem Penglihatan Penurunan adaptasi terhadap cahaya dan lapang pandang; Peningkatan kepadatan dan kekakuan lensa yang berpengaruh pada kemampuan memfokuskan bayangan; Terdapat bintik coklat pada sklera dan kornea menjadi kuning; Penurunan ukuran pupil dan kemampuan dalam berkontraksi.

j.

Sistem pendengaran Hilangnya elastisitas aurikula; Atropi kelenjar serumen , sehingga serumen menjadi kering; Membran timpani mengalami retriksi, tumpul dan terlihat berwarna abuabu; Penurunan persendian osikuler pada telinga tengah; Penurunan sensitivitas vestibuler.

Keperawatan Gerontik Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia

2.

Perubahan Sosisal a. Peran parents b. Keluarga c. Teman : emptiness (kesendirian, kehampaan) : ketika lansa lainnya meninggla, maka muncul : post power syndrome, single woman, dan single

perasaan kapan akan meninggal. Berada di rumah terus menerus akan cepat pikun (tidak berkembang) d. Abuse : kekerasan berbentuk verbal (dibentak) dan non

verbal (dicubit, tidak diberi makan) e. Masalah hukum : berkaitan dengan perlindungan asset dan kekayaan

pribadi yang dikumpulkan sejak masih muda f. Pension : kalau menjadi PNS akan memiliki tabungan (dana

pensiun). Kalau tidak, anak dan cucu yang akan member uang g. Ekonomi : kesenpatab untuk mendapatkan pekerjaan yang

cocok bagi lansia dan income security h. Rekreasi i. Keamanan j. Transportasi bagi lansia k. Politik : kesempatan yang sama untuk terlibat dan memberikan : untuk ketenangan batin : jatuh, terpeleset : kebutuhan akan system transportasi yang cocok

masukan dalam sistem politik yang berlaku l. Pendidikan : berkaitan dengan pengentasan buta aksara dan

kesempatan untuk tetap beajar sesuai dengan hak asasi manusia m. Agama n. Panti jompo 3. Perubahan Psikologis Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory,frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, tacit menghadapi kematian, perubahan keinginan, epresi dan kecemasan. Dalam psikologi perkembangan, lansia dan perubahan yang dialaminya akiat proses penuaan digambarkan oleh hal-hal berikut: : melaksanakan ibadah : merasa dibuang / diasingkan

Keperawatan Gerontik Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia

a.

Masalah-masalah umum yang sering dialami manusia Keadaan fisik lemah dan tak berdaya Status ekonomi sangat terancam Menentukan kodisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang etlah meninggal atau pergi jauh dan/atau cacat Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luang yang semakin bertambah Belajar untuk memperlakuakn anak yang sudah besar sebagai orang dewasa Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiantan yang sesuai untuk lansia dan memiliki kemauan untuk mengganti kegiatan lama yang berat dengan yang lebih cocok Menjadi sasaran atau dimanfaatkan oleh para pembuat obat, buaya darat, dan kriminalitas karena mereka tidak sanggup lagi untuk mempertahankan diri

b. Perubahan-perubahan umum dalam penampilan lansia bagian kepala: bentuk mulut berubah akibat kehilangan gigi atau karena harus menggunakan gigi palsu, penglihatan agak kabur, mata tak bercahaya dan serin mengeluarkan cairan, dagu mnegendur tampak berlipat, pipi berkerut, kulit bererut dan kering, bintik hitam pada kulit tampak lebih banyak, serta rambut menipis dan berubah enjadi putih atau abu-abu bagian tubuh: bahu membungkuk dan tampak mengecil, perut membesar dan tampak membuncit, pinggul tampak mengendur dan lebih lebar dibandingkan dengan waktu sebelumnya, garis pinggang melebar menjadikan badan tampak seperti terisap, serta payudara bagi wanita menjadi kendur

Keperawatan Gerontik Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia

bagian persendian: pangkal tangan menjadi kendur dan terasa berat, sednagkan ujung tangan tampak mengerut. Kaki menjadi kendur dan pembuluh darah balik menjadi menonjol, terutama ada disekitar pergelangan kaki. Tangan menjadi kurus kering dan pembuluh vena disepanjang bagian belakang tangan menonjol. Kaki membesar karena otot-otot mengendur, timbul benjolan-benjolan, serta ibu jari membengkak dan bias meradang serta timbul kelosis. Kuku tanga dan kaki menebal mengeras, dan mengapur beberapa kemunduran organ tubuh seperti yang disebutkan oleh Kartari (1990), diantaranya adalah sebagai berikut: kulit : berubah menjadi lebih tipis, kering, keriput, dan elasisitas menurun. Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak mengkilap. Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya mengecil atau terjadi atropi sementara jumlah jaringan ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun, serta kekuatannya berkurang. Jantung dan pembuluh darah : pada usia lanjut kekutaan mesin pompa jantung berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khususnya di jantung dan otak mngalami kekakuan. Lapisan intia menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi, serta hal lain yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan thrombosis. Tulang : pada proses menua, kadar kapur (kalsium) dalam tulang menurun, akibatnya tulang menjadi keropos (osteoporosis) dan mudah patah. Seks : produksi hormone seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya umur. Menurut Boedhi Darmojo (2004), menjadi tua bukanlah suatu penyakit atau sakit, tetapi suatu proses perubhan dimana kepekaan bertambah atau batas kemampuan beradaptasi menjadi berkurang yang sering diknal dengan geriatric giant, dimana lansia akan mengalami 13i, yaitu

Keperawatan Gerontik Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia

imobilisasi;

instabilitas

(mudah

jatuha);

intelektualitas

terganggu

(demensia); isolasi (depresi); inkontinensia; impotensi; imunodefisiensi; onfeksi mudah terjadi; impaksi (konstipasi); iatrogenesis (kesalahn diagnosis); insomnia; impairment of (gangguan pada; penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, komunikasi, dan integritas kulit); inaniation (malnutrisi). c. Perubahan umum fungsi pancaindera pada lansia Sistem Penglihatan : ada penurunan yang konsisten dalam kemampuan untuk melihat objek pada tingkat penerangan yang rendah serta menurunya sensitivitas terhadap warna. Orang berusia lanjut pada umumnya menderita presbiop karena elastisitas lensa mata berkurang. Sistem pendengaran : orang berusia lanjut kehilangan kemampuan mendengar bunyi dengan nada yang sangat tinggi sebagai akibat dari erhentinya pertumbuhan saraf dan berakhirnya organ basal yang mengakibatkan matinya rumah siput (koklea) dalam telinga. Sistem perasa : Saraf perasa yang berhenti tumbuh ini semakin bertambah banyak sejalan dengan bertambahnya usia. Selain itu, terjadi penurunan sensitivitas papil-papil pengecap terutama pada rasa manis dan asin. Sistem penciuman : daya penciuman menjadi kurang tajam sejalan dengan bertambahnya usia, sebagian karena pertumbuhan sel didalam hidung berhenti dan sebagian lagi karena semakin lebatnya bulu rambut di lubang hidung. Sistem peraba : kulit menjadi semakin kering dan kerasmaka indera peraba di kulit semakin peka. Sensitivitas terhadap sakit dapat terjadi akibat penurunan ketahanan terhadap rasa sakit. Bagian tubuh yang ketahanannya sangat menurun, antara lain adalah bagian dahi dan tangan, sedangkan pada kaki tidak seburuk organ tersebut. d. Perubahan umum kemampuan motorik pada lansia

Keperawatan Gerontik Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia

10

Kekuatan motorik : penurunan kekuatan yang paling nyata adalah pada kelenturan otot tangan bagian depan dan otot-otot yang menopang tegaknya tubuh.

Kecepatan motorik : penurunan kecepatan dalam bergerak bagi lansia dapat dilihat dari test terhadap waktu, reksi, dan keterampilan dalam bergerak sperti dalam menulis. Kecepatan dalam bergerak tampak sangan menurun setelah usia 60-an.

Belajar keterampilan baru : bahkan pada waktu orang berusia lanjut percaya baha belajar keterampila baru akan menguntungkan pribadi mereka, mereka lebih lambat dalama belajar disbanding orang yang lebih muda dan hasil akhirnya cenderung kurang memuaskan.

Kekakuan motorik : lansia cenderung menjadi canggung dan kaku. Hal ini menyebabkan sesuatu yang dibawa dan dipegangnya tertumpah dan terjatuh. Lansia melakukan sesuatu dengan tidak hati-hati dan dikerjakan secara tidak teratur. Kerusakan dalam keterampilan motorik terjadi dengan susunan terbalik terhadap berbagai keterampilan yang telah dipelajari. Keterampilan yang lebih dulu dipelajari justru lebih sulit dilupakan dan keterampilan yang baru dipelajari lebih cepat dilupakan.

4.

Perubahan Spiritual Memasuki masa masa tua, banyak perubahan yang terjadi pada lansia.

Dan pada masa inilah, spiritual memiliki peranan yang penting dalam kehidupan lansia. Hal ini karena spiritual dapat membantu lansia dalam merespon stress, meningkatkan kesehatan dan beradaptasi dengan penyakit kronis. Selain itu, pada lansia terjadi perubahan dalam mengunjungi tempat ibadah dan mengikuti kegiatan kegiatan keagamaan. Hal ini dikarenakan tempat ibadah dan kegiatan keagamaan memberikan kehidupan sosial dan persahabatan bagi lansia. Dengan demikian kepuasan kebutuhan pemilikan dan perasaan bermanfaat akan dimiliki oleh lansia. Dan ini akan memperkuat proses penyesuaian yang baik pada usia tua. Lansia dengan pandangan agama yang sudah matang (matur) berusaha untuk memasukkan pandangan agama ke dalam cara berpikir. Selain itu, lansia Keperawatan Gerontik Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia

11

juga mendapatkan perasaan yang berharga dengan cara berbagi pengalaman atau pandangan. Lansia juga semakin bijaksana dalam cara berpikirnya, juga cara mereka menghadapi pengalaman baik ataupun buruk. Hal ini kontras dengan lansia yang tidak matang agamanya. Lansia yang tidak matang agamanya akan merasa miskin atau putus asa. Pada lansia yang sudah terpenuhi kebutuhan spiritualnya akan berpikir dan bertindak dalam hal untuk memberi contoh tentang cinta dan keadilan. Pada lansia dengan kesejahteraan spiritual (kecerdasan spiritual) yang baik, maka pada lansia itu akan terdapat keinginan untuk belajar dan beribadah, menambah ilmu pengetahuan mengenai kematian yang khusnul khotimah sehingga mampu meningkatkan kecerdasan spiritual yang dimiliki lansia; mampu mengatasi keadaan-keadaan yang tidak mendukung baik berhubungan dengan dirinya sendiri, keluarga ataupun orang lain/masyarakat, yang disebabkan keterpaksaan saat masuk panti dan kurangnya perhatian dari keluarga atau dari pihak panti; lebih mandiri menjaga kondisi fisik atau kesehatan diri dan lingkungannya; dan sudah menemukan arti hidup, kepuasan dan falsafah hidup, terdapat perasaan pasrah dan memohon ampun atas segala dosa, sehingga siap dalam menghadapi kematian.

Keperawatan Gerontik Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia

12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Penuaan sebagai sebuah proses yang berjalan pasti pada setiap individu, dapat ditinjau dari berbagai sisi, sehingga memunculkan berbagai teori yang dapat dikelompokkan dalam teori biologi, sosiologi, dan psikologi.

B. Saran Guna menyempurnakan makalah ini, diharapkan adanya masukan saran dan kritik dari para pembaca. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca agar dapat memahami lebih lanjut tentang program kebijakan serta kendala dan solusinya. Untuk dosen yang mengampu atau dosen yang memberikan tugas dalam pembuatan makalah ini agar dapat menjelaskan pada mahasiswa lebih detail lagi pada bagian yang masih kurang pada pembahasan yang dilakukan pada saat diskusi.

Keperawatan Gerontik Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia

13

DAFTAR PUSTAKA Chow, R.K.2005. Lifes Quest for Spiritual Well Being: A Holistic and Gerontological Nurse Perspective. www.nsna.org. Online: 29 September 2012. Hurlock, E.B.1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi 5. Jakarta: Penerbit Erlangga. Maryam RS, Mia FE, Rosidawati, Ahmad J, Irwan B. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika, 2008. Probosuseno., & Sari, A.D.K.2005. Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Depresi pada Lanjut Usia. Bali: KONKERNAS III & TIN III PERGEMI Purborini N. Hubungan Kesejahteraan Spiritual Lansia Dengan Penerimaan Diri Lansia Di Pstw Budi Luhur. Skripisi. UGM, 2009. Santi NF. Hubungan Antara Senam dengan Kualitas Hidup Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur. Skripsi. UGM. 2009.

Keperawatan Gerontik Teori Menua & Perubahan Biopsikososiokultural pada Lansia

14

You might also like