You are on page 1of 23

9

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar Belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku subjek belajar. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar tersebut. Pengaruh itu bisa datang dari dalam diri subjek belajar dan pengaruh yang datang dari luar subjek belajar. Pengaruhpengaruh tersebut sering dinamakan faktor intern dan faktor ekstern. Para ahli mengklasifikasikan faktor yang berasal dari dalam diri subjek belajar menjadi dua yaitu faktor biologis antara lain meliputi usia, kematangan dan kesehatan, dan faktor psikologis antara lain meliputi kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar. Sedangkan faktor yang bersumber dari luar diri subjek belajar juga diklasifikasikan menjadi dua yaitu faktor manusia dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan dan lingkungan fisik (Suharsimi Arikunto, 1990:2) dalam http://mediapemb.blogspot.com/2009/01/power-pointmatematika-smp.html tanggal 12 Agustus 2012 pukul 12.00 WIB.

10

Di antara sekian banyak faktor yang memiliki pengaruh dalam belajar itu faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal (Sardiman AM, 1994: 38). Motivasi merupakan faktor psikologis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar (Sardiman AM., 1994: 5). Dengan demikian seorang siswa yang memiliki motivasi yang kuat berarti memiliki banyak energi untuk belajar. Motivasi sering dikatakan sebagai penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan yang didasari adanya suatu kebutuhan (Tabrani Rosyan dkk, 1989: 99). Anak yang memiliki inteligensi tinggi mungkin akan gagal dalam pelajaran karena kekurangan motivasi. Sedangkan hasil yang baik akan tercapai dengan motivasi yang kuat (S. Nasution, 1986: 76). Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa motivasi merupakan tingkah laku seseorang yang erat kaitannya dengan soal kegiatan. Tanpa adanya motivasi seseorang akan enggan melakukan suatu kegiatan. Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa. Dengan dasar inilah peneliti ingin meningkatkan motivasi belajar siswa.

11

a. Pengertian Motivasi Bimo Walgito (1985: 141) mengemukakan bahwa motif adalah suatu kekuatan yang ada dalam diri organisme yang menyebabkan suatu tindakan, atau dorongan yang datang dari dalam diri organisme untuk berbuat/bertindak menuju suatu tujuan tertentu. Sedangkan motivasi disini dimaksudkan sebagai daya penggerak atau dorongan dalam diri organisme yang telah menjadi aktif berkenaan dengan adanya suatu kebutuhan. Sedangkan motivasi diartikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, diartikan pula sebagai usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan atau kepuasan tertentu. Menurut istilah yang sering digunakan dalam psikologi motif dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas tertentu demi tujuan, bahkan selanjutnya motif dikatakan merupakan suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Sedangkan motivasi adalah diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif, terutama bila dirasakan adanya suatu kebutuhan yang mendesak (Sardiman AM, 1994: 73).

12

Sedangkan pengertian motivasi dalam hubungannya dengan belajar adalah sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman AM 1994: 75).

b. Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik Menurut Sardiman AM (1994) yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang telah menjadi aktif tanpa harus dirangsang dari luar, karena dari dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya seseorang yang mempunyai kesenangan membaca tanpa ada yang menyuruh membaca ia sudah aktif dengan sendirinya, misalnya dengan mencari buku-buku untuk dibaca. Selanjutnya kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan (misalnya kegiatan belajar) maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam kegiatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkrit seorang siswa yang melakukan kegiatan belajar karena ingin benar-benar mendapat pengetahuan atau ketrampilan agar tingkah lakunya berubah secara konstruktif tidak karena tujuan lain.

13

Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif karena perangsang dari luar. Misalnya seseorang yang belajar karena besok akan ujian. Jadi tujuannya adalah agar memperoleh nilai yang lebih baik, sehingga apabila dilihat dari segi tujuannya kegiatan yang dilakukannya tidak secara langsung bergayut dengan esensi dengan apa yang dilakukannya itu. Meskipun demikian motivasi ekstrinsik tetap penting sebab kondisi anak senantiasa dinamis atau mungkin komponen lain dalam komponen belajar mangajar ada yang kurang menarik. Dari sedikit uraian di atas dapat dimengerti bahwa motivasi intrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak dalam suatu perbuatan, misalnya perbuatan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di luar suatu perbuatan. Misalnya dalam perbuatan belajar seorang siswa ingin memperoleh nilai yang leih tinggi atau angka yang lebih baik (A. Tabrani Rusyan dkk, 1989). Dengan demikian maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa motivasi intrinsik yang dimiliki oleh oleh seorang anak akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan seorang anak yang hanya memiliki atau sematamata didorong oleh faktor dari luar dirinya (motivasi ekstrinsik). Akan tetapi alangkah baiknya seandainya seorang anak yang belajar sudah

14

memiliki motivasi intrinsik kemudian dirangsang oleh faktor dari luar (motivasi ekstrinsik).

c. Fungsi Motivasi Motivasi sebagai penggerak tingkah laku seseorang menuju suatu tujuan didasari oleh adanya suatu kebutuhan. Dengan demikian maka motivasi disini memiliki fungsi sebagaimana dikemukakan oleh Sardiman, AM., 1994: 85 adalah sebagai berikut: 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang dilakukan. 2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat diberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tertentu.

Selain pendapat diatas, di dalam kegiatan belajar aspek motivasi menjadi penting, terutama di dalam proses belajar dan mengajar, bahkan motivasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam belajar yaitu: 1) Motivasi memberi semangat terhadap seorang peserta didik dalam kegiatan belajar. 2) Motivasi-motivasi kegiatan merupakan pemilih dari tiap tipe kegiatan-kegiatan dimana seseorang berkeinginan untuk melakukannya.

15

3) Motivasi memberi petunjuk pada tingkah laku. (A. Tabrani Rusyan, 1989:96) Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa motivasi yang melepaskan energi/tenaga pada seseorang memiliki tiga fungsi yaitu: (1) Mendorong manusia untuk bertindak, (2) menentukan arah perbuatan dan (3) menyeleksi perbuatan. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menimbulkan hasil yang baik pula, dengan ungkapan lain bahwa dengan adanya usaha yang baik dan tekun dengan dilandasi motivasi maka seseorang yang melakukan aktivitas belajar akan mendapat hasil belajar yang lebih baik. Dengan demikian intensitas motivasi yang ada pada seseorang akan sangat menentukan tingkat pencapaian hasil belajarnya. Adapun motivasi yang ada pada setiap diri seseorang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut sebagaimana dikemukakan oleh Sardiman AM, 1994): 1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai. 2) Ulet mengahadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak lekas puas dengan hasil yang dicapainya). 3) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya. 4) Lebih senang bekerja mandiri. 5) Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif. 6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

16

7) Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakini itu, 8) Senang mencari dan memecahkan masalah.

d. Motivasi di Sekolah Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Sebagaimana dikemukakan oleh Sardiman AM., (1994: 91) seorang guru harus hati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik, khususnya untuk motivasi ekstrinsik. Motivasi di sekolah perlu aktif dikembangkan, oleh karena tidak setiap siswa yang mengikuti pelajaran memiliki motivasi intrinsik. Selanjutnya Sardiman AM., berpendapat bahwa ada beberapa bentuk dan Arif, Arti Pentingnya Motivasi cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah antara lain: (1) memberi angka, (2) hadiah, (3) persaingan/kompetisi, (4) Ego-involvement, (5) memberi ulangan, (6) mengetahui hasil, (7) Pujian, (8) hukuman, (9) hasrat untuk belajar, (10) minat dan, (11) tujuan yang diakui. Selain dari beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivasi di sekolah seperti tersebut di atas, menurut S. Nasution (1986) ada beberapa bentuk lagi antara lain: (1) kerja sama, (2) tugas yang challangging, (3) teguran dan kecaman, (4) standar atau taraf aspirasi dan, (5) suasana yang menyenangkan.

17

Dari beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivasi seperti tersebut di atas haruslah diingat bahwa perubahan yang diharapkan dari kegiatan belajar itu bukan semata-mata perubahan aspek kognitif saja. Akan tetapi menyangkut seluruh aspek kejiwaan manusia. Dengan demikian perubahan itu harus menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Lie (2004 : 3) Paradigma lama dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Untuk itu guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan beberapa pokok pemikiran, yaitu : 1) pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa, 2) Siswa membangun pengetahuan secara aktif, 3) guru perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa, 4) Pendidikan adalah interaksi pribadi diantara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa. Dalam penelitian ini, motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas terlihat dengan indikator: 1) Dorongan ingin tahu, yang dapat ditunjukkan dengan sikap antusiasme/penuh perhatian, kesungguhan, keuletan, suka bertanya, suka berlatih.

18

2) Dorongan pemenuhan kepuasan, yang dapat ditunjukkan dengan gairah belajar, tidak mudah jenuh, rasa s enang/ceria, ingin mengulang perbuatan. 3) Dorongan percaya diri, yang dapat ditunjukkan dengan keberanian, optimisme, kesiapan. 4) Dorongan untuk mencapai hasil, yang dapat ditunjukkan dengan kerjasama, kreatif/banyak ide, dan komunikatif.

2. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar. Hasil belajar biasanya dinyatakan dengan nilai. Menurut Winarno Surahmad ( 1997 : 88 ) Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku. Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkat pengalaman baru. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat dari interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tersebut menyangkut perubahan

pengetahuan, keterampilan, maupun nilai sikap. Hasil belajar dapat dikatakan membekas atau konstan jika pembelajaran yang terjadi akibat proses belajar tahan lama dan tidak mudah terhapus begitu saja. Jadi yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini hasil nilai berupa angka dari ulangan dan mengerjakan tugas yang diberikan. Robert M. Gagne dalam Hasibuan (2006: 5) megemukakan lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar, yaitu (1) Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari

19

sistem lingkungan skolastik), (2) Strategi kognitif, megatur "cara belajar" dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah, (3) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta, (4) Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya, (5) Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah-laku terhadap orang, atau kejadian. Hasil belajar antara siswa yang satu dengan siswa yang lain berbeda-beda. Menurut Djamarah (2002: 141 171), hasil belajar itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor dari luar diri siswa, misalnya lingkungan alam dan sosial budaya, kurikulum, program, sarana dan fasilitas dari guru. Sedangkan faktor internal yaitu faktor dari dalam diri siswa itu sendiri, misalnya bakat, minat, kecerdasan, kemampuan kognitif, motivasi, kreativitas dan keadaan fisik. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SMA bahkan di Perguruan Tinggi. Pengajaran matematika di SD SMA adalah untuk mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika secara tepat dalam kehidupan sehari-hari. Cornelius dalam Abdurrahman (2003: 253) mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika, yaitu (1) Matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis, (2) Merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan seharisehari, (3) Matematika merupakan sarana

20

mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) Matematika merupakan sarana untuk mengembangkan kreatifitas, dan (5) Matematika merupakan sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Dalam melakukan proses belajar-mengajar, guru dapat memilih dan mengunakan beberapa metode mengajar, dimana masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan metode mengajar yang satu dapat ditutup dengan metode megajar yang lain. Pemilihan metode perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia, banyaknya siswa, serta hal-hal yang lain yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Dalam hal ini, pengajaran dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) diharapkan siswa benar-benar aktif dan mandiri sehingga dapat menyerap dan mengingat lebih lama terhadap apa yang dipelajarinya. Dalam LKS memuat hal-hal yang perlu diketahui siswa dari pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang harus dipecahkan oleh siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk mengkaji tentang peningkatan hasil belajar matematika melalui penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS).

3. Pengertian Media PowerPoint

21

a. Pengertian Media Kata media, berasal dari bahasa Latin, bentuk jamak dari medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran ( channel) untuk menyampaikan pesan (message) atau informasi dari suatu sumber (resource) kepad penerimanya (reciver) (Soeparno, 1988:1). Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima (Santoso S. hamijoyo). Media merupakan segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi AECT). Media adalah segala benda yang dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut (NEA). Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang merangsang yang sesuai untuk belajar (Brigg). Media merupakan segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara, sarana, alat untuk proses komunikasi belajar mengajar (Rohani, 1997: 2-3). Dalam penelitian ini, yang dimaksud media adalah sarana atau alat yang digunakan peneliti untuk menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran di kelas.

b. Pemanfaatan Media PowerPoint

22

Microsoft PowerPoint merupakan sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan salah satu program berbasis multi media. Di dalam komputer, biasanya program ini sudah dikelompokkan dalam program Microsoft Office. Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintahan, pendidikan, maupun perorangan, dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik. Beberapa hal yang menjadikan media ini menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks, warna, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya. Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontrolan operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang-bidang warna yang dapat

dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur rupa tersebut dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai keinginan kita. Seluruh tampilan dari program ini dapat kita atur sesuai keperluan, apakah akan berjalan sendiri sesuai timing yang kita inginkan, atau berjalan secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse. Biasanya jika digunakan untuk penyampaian bahan ajar yang mementingkan terjadinya interaksi

23

antara peserta didik dengan tenaga pendidik, maka kontrol operasinya menggunakan cara manual. Penggunaan program ini pun memiliki kelebihan sebagai berikut: 1) Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto. 2) Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji. 3) Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik. 4) Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan. 5) Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang. 6) Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD/Disket/Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke manamana. Presentasi memiliki beberapa tujuan. Tujuan presentasi akan sangat menentukan bagaimana kita akan melakukan dan mendesain presentasi. Tujuan presentasi tersebuta dalah sebagai berikut: 1) Menginformasikan: presentasi berisi informasi yang akan

disampaikan kepada orang lain. Presentasi semacam ini sebaiknya menyampaikan informasi secara detail dan jelas (clear) sehingga

24

orang dapat menerima informasi dengan baik dan tidak salah presepsi terhadap informasi yang diberikan tersebut. 2) Meyakinkan: presentasi berisi informasi, data, dan bukti-bukti yang disusun secara logis sehingga menyakinkan orang atas suatu topik tertentu. Kondradiksi dan ketidakjelasan informasi dan penyusunan yang tidak logis akan mengurangi keyakinan orang atas presentasi yang diberikan. 3) Membujuk: presentasi yang berisi informasi, data, dan bukti-bukti yang disusun secara logis agar orang mau melakukan suatu aksi/tindakan. Presentasi dapat berisi bujukan, atau rayuan yang disertai dengan bukti-bukti sehingga orang merasa tidak ragu dan yakin untuk melakukan suatu tindakan. 4) Menginspirasi: presentasi yang berusaha untuk membangkitkan inspirasi orang. 5) Menghibur: presentasi yang berusahan untuk memberi

kesenangan pada orang melalui informasi yang diberikan. PowerPoint merupakan salah satu media untuk menyampaikan presentasi. PowerPoint dapat merupakan bagian dari keseluruhan presentasi maupun menjadi satu-satunya sarana penyampaian informasi. PowerPoint sebagai pendukung presentasi misalnya adalah PowerPoint sebagai alat bantu visual dalam presentasi oral. PowerPoint dapat pula menjadi media utama penyampaian

25

presentasi, misalnya pada presentasi produk/iklan mini, profil perusahaan, dan presentasi online. Presentasi semacam ini dapat disertai dengan narasi dan ilustrasi suara, musik, atau video yang dimainkan pada saat presentasi. Dalam penelitian ini yang dimaksud media PowerPoint adalah sebuah alat pembelajaran berbentuk file yang dijalankan menggunakan seperangkat komputer dan multimedia projector (MMP).

4. LKS a. Pengertian LKS Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu alternatif sumber pembelajaran yang tepat bagi siswa karena LKS membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis (Suyitno dalam Widiyanto, 2008:2). Sumber belajar adalah merupakan bahan/materi kepada siswa di suatu kelas untuk melakukan kegiatan atau aktivitas belajar mengajar. Lembaran ini berisi petunjuk, tuntunan pertanyaan dan pengertian agar siswa dapat mempeluas serta memperdalam pemahamannya terhadap materi yang dipelajari. Sehingga dapat dikatakan bahwa LKS merupakan salah satu sumber belajar yang berbentuk lembaran yang berisikan materi secara singkat, tujuan pembelajaran,

26

petunjuk mengerjakan pertanyan-pertanyaan dan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab siswa.

b. Jenis-Jenis LKS Menurut Sadiq (dalam Widiyanto, 2008:14) LKS dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu sebagai berikut: 1. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi

dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik. 2. Lembar Kerja Siswa Berstruktur Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun

27

petunjuk

dan

pengarahannya,

LKS

ini

tidak

dapat

menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa. Dalam penelitian ini, LKS yang dibuat adalah tipe tidak berstruktur karena LKS ini diharapkan dapat dimanfaatkan siswa sebagai penumbuh motivasi siswa dalam belajar dan sebagai sarana untuk melatih keterampilan siswa dalam memecahkan masalah. c. Kegunaan LKS Menurut Tim Instruktur PKG (dalam Andayani, 2005:10), kegunaan LKS dalam pengajaran matematika adalah : 1. Merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai variasi belajar mengajar. 2. Dapat mempercepat pengajaran dan mempersingkat waktu penyajian materi pelajaran sebab LKS ini dapat disiapkan di luar jam pelajaran. 3. Memudahkan penyelesaian tugas perorangan, kelompok, atau klasikal karena tidak setiap peserta didik dapat memahami persoalan itu pada keadaan bersamaan. 4. Mengoptimalkan penggunaan alat bantu pengajaran yang terbatas. 5. Membangkitkan minat belajar peserta didik jika LKS disusun secara menarik.

d. Langkah-langkah Penyusunan LKS Langkah-langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut : 1) Analisis kurikulum pada materi yang akan dibuatkan LKS. 2) Menyusun peta kebutuhan LKS. 3) Menentukan judul-judul LKS.

28

4) Penulisan LKS. 5) Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan dari buku pedoman khusus pengembangan silabus 6) Menentukan alat penilaian 7) Menyusun materi (Abadi, Hartono, Junaedi dalam Widiyanto, 2008:4) Untuk membuat atau menentukan sebuah LKS buatan guru yang baik, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan. Jones (dalam Andayani, 2005:9) menyatakan LKS yang baik untuk diberikan kepada peserta didik, haruslah: 1) 2) 3) 4) 5) Dapat menampung keragaman kemampuan siswa di kelas. Bahasanya cukup dimengerti (Tidak terlalu sulit). Format dan gambar harus jelas (mudah dipahami). Mempunyai tujuan yang jelas. Memiliki isian yang memerlukan pemikiran dan pemprosesan infromasi. 6) Tetap memiliki gambaran umum (global disamping gambaran detail)

LKS memiliki keunggulan, seperti yang dikatakan oleh Hartati (2003) sebagai berikut: 1) Membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan. 2) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal di dalam jiwa tersebut 3) Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa. 4) Mampu mengarahkan cara belajar siswa, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar giat. 5) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan masingmasing.

29

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, jika LKS disusun dengan baik seperti langkah-langkah diatas maka dalam penggunaannya LKS dapat membuat pembelajaran yang dilakukan berhasil karena LKS dapat mengarahkan siswa untuk menemukan dan

mengembangkan konsep sendiri dengan atau tanpa bantuan guru dan juga membangkitkan minat belajar siswa.

B. Penelitian yang relevan Assssssssss A a

C. Kerangka berfikir Berdasarkan kajian teori di atas, diduga bahwa motivasi belajar memegang peranan penting dalam peningkatan hasil belajar siswa. Motivasi belajar dari luar diri siswa dapat menumbuhkan motivasi dari dalam diri siswa sehingga motivasi mereka menjadi lebih kuat. Motivasi dari luar, misalnya pembelajaran menggunakan media PowerPoint akan meningkatkan motivasi belajar siswa. LKS yang disusun sedemikian rupa, mulai dari yang mudah berjenjang hingga yang sulit, akan menimbulkan tantangan dan sekaligus motivasi bagi siswa. Dengan demikian, hasil belajar siswa akan meningkat.

30

Kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan dalam skema berikut.

31

D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan yang dibuat peneliti adalah: 1. Menggunakan media PowerPoint dan LKS dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar Faktorisasi Aljabar pada siswa kelas VIII-1 SMP Satya Dharma Sudjana Gunung Madu Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Menggunakan media PowerPoint dan LKS dapat meningkatkan hasil belajar Faktorisasi Aljabar pada siswa kelas VIII-1 SMP Satya Dharma Sudjana Gunung Madu Tahun Pelajaran 2012/2013.

You might also like