You are on page 1of 21

DR.

Heru Hendrayana - GED - UGM

Konsep Dasar Manajemen Cekungan Airtanah

Heru Hendrayana
Geological Engineering, Faculty of Engineering Gadjah Mada University

PENDAHULUAN
Pengelolaan airtanah dalam arti luas adalah segala upaya yang mencakup inventarisasi, pengaturan pemanfaatan, perijinan, pengendalian serta pengawasan dalam rangka konservasi air bawah tanah.

Pelaksanaan kebijakan pengelolaan airtanah mencakup kegiatan inventarisasi, peruntukan pemanfaatan, perijinan, pengendalian serta pemantauan pengambilan airtanah, yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya keseimbangan pemanfaatan airtanah dan konservasi airtanah secara optimal.

Pengelolaan airtanah pada hakekatnya melibatkan banyak pihak dan harus dilakukan secara bijaksana dengan mendasarkan aspek hukum dan aspek teknis.

Pada saat ini pengelolaan airtanah dan kegiatan konservasi airtanah telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak, baik Instansi Pemerintah maupun Swasta. Tetapi pada kenyataannya hasil pengelolaan maupun konservasi airtanah belum dapat mencapai sasaran dan masih relatif jauh dari titik optimal.

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

PENGELOLAAN AIRTANAH DI INDONESIA

Aspek Teknis
mengacu pada konfigurasi cekungan airtanah dengan memperhatikan kondisi batas hidrogeologi

Aspek Hukum
peraturan dan perundangan yang digunakan untuk melandasi upaya pengelolaan airtanah, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Diperlukan pengetahuan keairtanahan (groundwater knowledge) suatu daerah

Diperlukan komitmen terhadap pelaksanaan peraturan perundangan (law entforcement)

Konsep pengelolaan cekungan airtanah (Groundwater Basin Management )

VISI Pengelolaan Airtanah

KELESTARIAN KETERSEDIAAN AIRTANAH DEMI KESINAMBUNGAN PEMANFAATANNYA

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

Dasar filosofi Pengelolaan Airtanah


Sumberdaya Airtanah adalah karunia Tuhan yang terkandung di dalam bumi Indonesia, dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Sumber daya Airtanah mempunyai fungsi sosial. pola pengaturannya didasarkan atas asas kemanfaatan, keseimbangan dan kelestarian, Hak atas Airtanah adalah semata-mata hak guna air, yakni hak untuk memperoleh air bagi keperluan tertentu.

Dasar filosofi Pengelolaan Airtanah


Airtanah untuk keperluan air minum merupakan prioritas utama diatas keperluan lain. Perlunya memperhatikan kondisi alam (hidrogeologi) termasuk yang diatas permukaan (lahan) maupun di bawah permukaan (sub surface) tanah. Pertimbangan lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan Airtanah:
Keterpihakan kepada masyarakat atau kepentingan yang lebih luas yang tercermin pada prioritas peruntukannya Tuntutan kebutuhan PAD perlu diimbangi dengan peningkatan upaya konservasi atau pelestarian Airtanah dan pelayanan kebutuhan masyarakat terhadap air bersih.

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

Perwujudan kebijakan dalam pengelolaan airtanah oleh Mentamben RI :

1. Mengkoordinasi segala inventarisasi sumberdaya airtanah dengan memperhatikan kepentingan umum, departemen dan lembaga lain terkait 2. Mengatur peruntukan pemanfaatan airtanah 3. Melakukan pengendalian dan pemantauan pengambilan airtanah dalam rangka ijin pengambilan dan konservasi 4. Mengelola data airtanah sebagai sumber informasi airtanah 5. Memberi ijin usaha perusahaan pengeboran airtanah

Aspek Hukum
1. 2. Undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 : air yang terkandung di dalam bumi perlu dikelola dan dilindungi agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Undang-undang No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan, Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air, dan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1982 tentang Irigasi : kewenangan dan tanggungjawab pengurusan air bawah tanah ada pada Menteri yang bertanggungjawab dalam bidang pertambangan. Undang-undang No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup : pengelolaan dan perlindungan sumberdaya alam (termasuk air bawah tanah) sebagai salah satu komponen lingkungan. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi (Permen PE) Nomor 02.P/101/M.PE/1994 tentang Pengurusan administrasi Air bawah tanah : merupakan landasan kebijaksanaan pengelolaan air bawah tanah, sebagai perwujudan dari kewenangan Menteri yang bertanggungjawab dalam bidang pertambangan dalam pengurusan administratif atas sumber air bawah tanah. Keputusan Direktur Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral No. 005.K/10/DDJG/1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengurusan Administratif Air bawah tanah. Keputusan Memteri Pertambangan dan Energi No. 390.K/008/M.PE/1995 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Upaya Pengeloaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan kegiatan Pengambilan Air bawah tanah, sebagai pelaksanaan dari Pedoman tersebut ditetapkan keputusan Dirjen Geologi dan Sumberdaya Mineral No. 048.K/101/DDJG/1995 tentang Petunjuk Teknis. Dan beberapa pedoman yang telah dikeluarkan oleh Departemen dan Instansi terkait pada tahun 2000 ke atas.

3.

4.

5. 6.

7.

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

Aspek Teknis
MERAPI VOLCANO

Cekungan Airtanah (Groundwater Basin)

Active Volcanic Landforms Ancient Volcanic Landforms Structural Landforms

Ancient Volcanic Landforms

YOGYAKARTA City Center of Traditional Attraction Deep Carbonate Landforms Sand Dunes Landforms Dynamic Coastal Lowland

Karst Landforms

Dynamic Coastal Highland

INDONESIAN Ocean

Cekungan airtanah, yaitu suatu wilayah yang ditentukan oleh batasan-batasan hidrogeologis, dimana semua proses hidraulika (pengisian, pengambilan, pengaliran) berlangsung. Batasan-batasan teknis hidrogeologis tersebut : (1) waktu, (2) jumlah, (3) ruang/wadah dan (4) kualitas

Aspek Teknis
Waktu : Ketersediaan airtanah dibatasi oleh dimensi waktu konfigurasi, geometri dan parameter akuifer pada suatu cekungan airtanah

Ruang/wadah : pemahaman terhadap

Jumlah : untuk menentukan skenario pengambilan airtanah Kualitas : untuk menentukan peruntukan

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

Upaya pengelolaan airtanah dari aspek teknis


1. Penentuan Lokasi Pemompaan. 2. Pengaturan Kedalaman Penyadapan 3. Pembatasan Debit Pemompaan 4. Penambahan Imbuhan 5. Penentuan Kawasan Lindung

Strategi Pengelolaan Sumber Daya Airtanah dgn konsep Cekungan Airtanah

Tahapan Perencanaan Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Airtanah


1. Tahapan eksplorasi, eksplorasi, hasil: hasil: mengetahui kuantitas dan kualitas sumber daya airtanah 2. Tahapan eksploitasi, eksploitasi, hasil: hasil: ketepatan eksploitasi pada lokasi dan peralatan teknologi yang tepat 3. Tahapan konservasi, konservasi, hasil: hasil: ketepatan treatment untuk menjamin kesinambungan ketersediaan airtanah untuk daerah recharge dan discharge 4. Tahapan Optimasi, Optimasi, hasil: hasil: rujukan eksploitasi yang tepat berlandaskan kepada pengelolaan cekungan airtanah dan kesinambungan neraca airtanah

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

PERMASALAHAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN AIR BAWAH TANAH


Terlalu banyak Lembaga/Instansi yang terlibat pada penanganan airtanah, merasa bertanggungjawab- , merasa membidangi- dan membawahi- airtanah, Instansi/Lembaga yang seharusnya bertanggungjawab terhadap airtanah belum melakukan koordinasi optimal dengan Lembaga lain terkait Pola kerja dan kinerja Lembaga/Instansi terkait belum optimal, penelitian airtanah belum terkoordinasi, banyak terjadi duplikasi dan hasil penelitian yang tersebar di berbagai tempat Data dan informasi kurang informatif dan tidak seragam dalam format, belum tersusunnya standart sistem informasi airtanah

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

PERMASALAHAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN AIR BAWAH TANAH


Konsep pengelolaan airtanah tidak didasarkan pada konsep pengelolaan cekungan airtanah, tetapi lebih mendasarkan pada pengelolaan sumur (well management) dan juga mendasarkan pada batas administrasi Pada pelaksanaan pengelolaan airtanah banyak yang mengesampingkan konsep dasar hidrologi, geologi dan hidrogeologi Masih terbatasnya pengetahuan masyarakat awam terhadap airtanah Belum meratanya kemampuan sumberdaya manusia yang menangani permasalahan airtanah Kurangnya penegakan hukum di bidang airtanah

Permasalahan GLOBAL pada sumberdaya air


Terjadinya peningkatan kebutuhan air baku di segala bidang Terjadinya degradasi kuantitas dan kualitas air Terjadinya konflik antar pengguna air

Ketidakefektifan peraturan perundangan tentang sumberdaya air dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kepatuhan hukum Terbatasnya dana Pemerintah maupun Swasta untuk mendukung pada pengelolaan sumberdaya air Belum terintegrasinya program antar sector pada pelaksanaan

pengelolaan sumberdaya air, dan masih adanya gejala ego-sektoral Lemahnya kinerja organisasi/lembaga terkait pada pengelolaan sumberdaya air

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

PERUBAHAN PARADIGMA

Perubahan fungsi status air dari Komoditas Sosial menjadi Komoditas SosialSosial-Komersial Pergeseran peran Pemerintah sebagai Provider menjadi Enabler. Perubahan sistem pemerintahan dari Sentralisasi menjadi Desentralisasi. Desentralisasi. Perubahan pola pengelolaan dan pengembangan sumberdaya air dari Government Centrist menjadi PrivatePrivate-Public Participation. Perubahan pelayanan pemerintah dari birocrativebirocrativenormative menjadi responsiveresponsive-flexible Perubahan sistem kebijakan Pemerintah dari toptop-down menjadi bottombottom-up

Kendala NON TEKNIS pada pelaksanaan pengelolaan sumberdaya air Masyarakat belum concern terhadap keberadaan sumberdaya air, baik kuantitas, kualitas dan kontinuitas Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap air sebagai standart komoditas hidup sehat Masyarakat belum menyadari dan mempertimbangkan air sebagai investasi kesehatan atau komoditas sehat

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

Kendala NON TEKNIS pada pelaksanaan pengelolaan sumberdaya air


Masyarakat menganggap air sebagai komoditas bebas, bebas, kurang menyadari air sebagai public property ( bahkan saat ini air telah menjadi komoditas ekonomis dan strategis) strategis) Masyarakat menganggap saat ini yang terjadi adalah krisis air, tetapi sebenarnya yang terjadi adalah krisis manajemen air Masyarakat tidak menyadari bahwa dimasa datang masalah kualitas air menjadi permasalahan yang lebih komplek dari pada masalah kuantitas air

GROUNDWATER BASIN MANAGEMENT


Groundwater basin is defined as a hydrogeological basin bordered by some different hydraulic conditions, which controlled by local geological and hydrogeological characteristic. The boundaries of groundwater basin are not following the administration boundaries The goal of the Groundwater Basin Management to ensure a sustained availability of groundwater resource including its quality and quantity

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

10

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

Water Management Groundwater Management


Groundwater Basin
the regional/intermediate/local groundwater flow system

Surface Water Management


River Basin
One River - One Plan One Management

KONSEP MANAJEMEN AIRTANAH

Pengelolaan Air Permukaan


Pemahaman Daerah Aliran Sungai, dengan konsep : One River - One Plan One Management

Pengelolaan Air Bawah Tanah


Pemahaman Cekungan Airtanah, dengan konsep sistem aliran air bawah tanah : (1) sistem aliran airbawah tanah regional, (2) intermediate dan (3) sistem aliran air bawah tanah lokal atau artificial groundwater flow system

total groundwater basin management

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

11

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

The relationship probability between Groundwater Basin and River Basin

A. One River Basin on Two Groundwater Basins B. Two River Basins on One Groundwater Basin

Administration Boundaries ?

PENGELOLAAN CEKUNGAN AIRTANAH


Pengelolaan airtanah dengan konsep cekungan airtanah, airtanah, diperlukan pemahaman :

1. Geometri akuifer & kondisi batas


hidrogeologi,

2. Recharge dan discharge area, 3. Sistem dan karakteristik akuifer 4. Hubungan airtanah dan air permukaan

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

12

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

THE NEED FOR MANAGEMENT CONCEPT


The management concept has been defined as a frame of thinking which is described in a logical order, accepted and applied by all involved parties in a community and used as a basic for total managing

Management

As a vital tool of infrastructure policy

Management of Groundwater Basin is only an activity takes place sporadically is not based on a clear management conce

uses a principle of management by feeling

Kesalahan konsepsi (misconception) pada pendekatan teknis pengelolaan airtanah


implementasi pengelolaan airtanah didasarkan hanya pada konsep well management; batas administrasi dijadikan batas daerah pengelolaan airtanah; airtanah; pengelolaan kuantitas dan kualitas airtanah dilaksanakan dengan menggunakan konsep pendekatan pengelolaan yang sama; sama; belum adanya integrasi pengelolaan antara airtanah dan air permukaan; permukaan; dan beberapa penyebab non teknis lainnya. lainnya.

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

13

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

Karakteristik pengelolaan cekungan airtanah di suatu wilayah


Bersifat spesifik pada setiap daerah yang dikelola Evaluasi bersifat spatial berdasar cekungan airtanah Evaluasi SebabSebab-Akibat Implementasi program bersifat integrasi Memerlukan komitmen dari pemegang kebijakan Didukung oleh peraturan perundangan Memerlukan partisipasi Pemerintah PemerintahMasyarakat Masyarakat Swasta DemokrasiDemokrasi-HAMHAM-Lingkungan Hidup

(Regional Groundwater

Flow System)

Aliran airtanah regional adalah airtanah yang mengalir secara regional dari satu wilayah ke wilayah lain dalam satu cekungan airtanah atau lebih. Pola aliran airtanah regional didapatkan dari hasil pemetaan pada skala regional 1 : 100.000 atau lebih kasar (1 : 250.000 dan seterusnya). Pola aliran ini merupakan kondisi aliran airtanah secara alamiah, yang dikontrol oleh kondisi geologi dan hidrogeologi (=factor geogen).

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

14

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

(Intermediate Groundwater

Flow System)

Aliran airtanah intermediate adalah airtanah yang mengalir secara sub regional/intermediate/menengah regional/intermediate/menengah dari satu tempat ke tempat lain dalam satu cekungan airtanah. airtanah.

Pola aliran airtanah intermediate didapatkan dari hasil pemetaan pada skala intermediate 1 : 50.000 atau 1 : 25.000.

Pola aliran ini sebagian besar merupakan kondisi aliran airtanah alamiah (dikontrol oleh kondisi geologi dan hidrogeologi = factor geogen), geogen), tetapi di beberapa tempat tertentu dapat dipengaruhi oleh kegiatan manusia (=factor anthropogen). anthropogen).

Artificial Groundwater Flow System)

(Local Groundwater Flow System =

Aliran airtanah lokal adalah airtanah yang mengalir secara lokal dari satu lokasi ke lokasi lain dalam satu cekungan airtanah. airtanah.

Pola aliran airtanah lokal didapatkan dari hasil pemetaan pada skala rinci 1 : 12.500 atau lebih detil 1 : 10.000 dan seterusnya. seterusnya.

Pola aliran ini sebagian besar merupakan kondisi aliran airtanah yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia (=factor anthropogen), anthropogen), tetapi di beberapa tempat tertentu merupakan kondisi alamiah (dikontrol oleh kondisi morfologi local/setempat local/setempat (=factor geogen). geogen).

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

15

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

Groundwater Flow System


Regional Groundwater Flow System Intermediate Groundwater Flow System
Natural State

Local Groundwater Flow System Artificial Groundwater Flow System


Artificial State

Groundwater Flow System Influenced by : Morphology Lithology Structure r cto etc. gen Fa
o Ge

Natural State

Groundwater Flow System Artificial State

Gw-Pumping Gw-Injection Gw-&Surface or ct Water Interaction Fa en og etc.throp


An

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

16

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

Groundwater Flow System


Int
Natural State

er m ed

ia t

Re gio n

al

eG ro un dw a

Gr ou

te r

nd

Flo w

wa te

rF low

Sy ste

Sy st e

Groundwater Flow System

Artificial State

tem sys w lo ing p wF f G Pum o e w ang o G Ch due t

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

17

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

Local GwFlow Analysis

Artificial State
a Are e rg cha e R cal o L
Lo c Dis l ca

ha

ea Ar e rg

Groundwater Basin

Classification of groundwater flow system and its implication for groundwater problem solving

Regional GwFlow System

Intermediate GwFlow System

Local GwFlow System

Regional hydrostratigraphical units (Regional hydrogeological System)

Intermediate hydrostratigraphical units (Intermediate hydrogeological System)

Local hydrostratigraphical units (Micro hydrogeological System)

Solving the groundwater quantity problem, regional groundwater reserve, groundwater quality problems, at regional scale

Solving the groundwater quantity problem, intermediate groundwater reserve, groundwater quality problems, at intermediate scale

Solving the groundwater quantity problem, local groundwater reserve, groundwater quality problems, at local scale

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

18

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

Local - Regional Interaction of Groundwater and Surface Water

Precipitation Sources Mining Evaporation/Transpiration Urban runoff Waste deposition Landfill Contaminated Land Pathways

Medical Waste

Unregulated and uncontrolled activities


Military Soil Unsaturated Zone

Sources Pathways

Industry Saturated Zone Impermeable Strata

Karst geology, sinkholes, fractured bedrock

Activities near potable water sources Direct access to water table Poorly maintained wells

Thin or porous soils or no soil cover Soil Unsaturated Zone Saturated Zone Impermeable Strata

Figure 8.1 Common risk factors

DELINEATION AND CHARACTERIZATION GROUNDWATER BASIN ANALYSIS REGIONAL AND INTERMEDIATE GWFLOW SYSTEM

CHARACTERIZATION RECHARGE AND DISCHARGE AREA OF GROUNDWATER ANALYSIS GROUNDWATER BALANCE

D E V E L O P M E N T OF DATA BASE SYSTEM

DELINEATION AND CHARACTERIZATION RIVER BASIN

ANALYSIS SURFACE WATER FLOW SYSTEM

CHARACTERIZATION RECHARGE AND DISCHARGE AREA OF SURFACE WATER ANALYSIS WATER BALANCE

GROUNDWATER QUANTITY MANAGEMENT


Commitment Building Policy Decision

The concept approach of groundwater QUANTITY management

Review Audit Management Recording Management Manuals Management Programs

Organization & Staffing

Management Cycle

Implemented Regulation Aims & Targets

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

19

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

Regional GwFlow Analysis


Groundwater Basin

Recharge Area

Regional GwFlow Analysis

Recharge & Discharge Area


Discharge Area

Gw Balance

River Flow Analysis


River Basin

River Flow Analysis

Recharge & Discharge Area

Water Balance

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

20

DR. Heru Hendrayana - GED - UGM

DELINEATION AND CHARACTERIZATION GROUNDWATER BASIN ANALYSIS LOCAL AND ARTIFICIAL GWFLOW SYSTEM

CHARACTERIZATION LOCAL RECHARGE AND DISCHARGE AREA ANALYSIS HYDROGEOCHEMICAL DATA

D E V E L O P M E N T OF DATA BASE SYSTEM

DELINEATION AND CHARACTERIZATION RIVER BASIN

ANALYSIS LOCAL SURFACE WATER FLOW

CHARACTERIZATION INTERACTION OF SURFACE WATER AND GROUNDWATER

ANALYSIS HYDROCHEMICAL DATA

GROUNDWATER QUALITY MANAGEMENT


Commitment Building Policy Decision

The concept approach of groundwater QUALITY management

Review Audit Management Recording Management Manuals Management Programs

Organization & Staffing

Management Cycle

Implemented Regulation Aims & Targets

Lecture Notes:Groundwater Basin Management

21

You might also like