You are on page 1of 126

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT SEBAGAI SUATU ALTERNATIF DALAM PEMBELAJARAN IPS GEOGRAFI

PADA POKOK BAHASAN UNSUR FISIK WILAYAH INDONESIA KELAS VIIIB DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

SKRIPSI

Oleh : Yudhi Asti Laksanawati K5402524

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIDKAN GEOGRAFI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2007

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT SEBAGAI SUATU ALTERNATIF DALAM PEMBELAJARAN IPS GEOGRAFI PADA POKOK BAHASAN UNSUR FISIK WILAYAH INDONESIA KELASVIII B DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

Oleh : Yudhi Asti Laksanawati K5402524 SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIKAN GEOGRAFI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

ii

2007

PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

iii

Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd. NIP. 131 286 930

Yasin Yusuf, S.Si, M.Si NIP. 132 300 216 PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada hari Tanggal Tim Penguji Skripsi Nama Terang Ketua Sekretaris Anggota I Anggota II : Drs. Partoso Hadi, M.Si : Setyo Nugraha, S.Si, MSi : Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd : YasinYusuf, S.Si, M.Si. Tanda Tangan . ...................... ...... .. : :

Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,

Dr. Trisno Martono 130 529 720

iv

ABSTRAK

Yudhi Asti Laksanawati, PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT SEBAGAI SUATU ALTERNATIF DALAM PEMBELAJARAN IPS GEOGRAFI PADA POKOK BAHASAN UNSUR FISIK WILAYAH INDONESIA KELAS VIIIB DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif model teams games tournament dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS Geografi pada pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia kelas VIIIB di SMP Negeri 16 Surakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Objek penelitian adalah kelas VIIIB SMP Negeri 16 Surakarta dengan jumlah siswa 40 yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Penelitian dilakukan di kelas VIIIB pada Bulan November tahun 2006 pada semester I tahun ajaran 2006/2007. Lingkup materi adalah Unsur Fisik Wilayah Indonesia dan pemanfaatannya di Indonesia. Teknik pengumpulan data dengan metode observasi, metode angket dan metode tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Model analisis interaktif meliputi 3 alur kegiatan, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Metode Teams Games Tournament mendapat respon yang baik oleh siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, itu terlihat dari hasil tes pada siklus pertama maupun siklus kedua. Pada siklus pertama diperoleh hasil sebagai berikut : Nilai tes pada siklus pertama, dari jumlah siswa kelas VIIIB ebanyak 40 siswa, yang mendapat nilai kurang dari 6,5 sebanyak 27 anak (67,5 %), sedangkan yang mendapat nilai 6,5 ke atas berjumlah 13 anak (32,5 %),. Dari 40 siswa tersebut diperoleh rata rata 5,75, kemudian untuk siklus kedua yang juga diikuti 40 siswa yang mendapat nilai kurang dari 6,5 ada 2 anak (5 %) dan yang mendapat 6,5 ke atas ada 38 siswa (95 %).(2) Dengan metode teams games tournament dapat diperoleh ketuntasan belajar baik individu maupun klasikal. Dimana batasan ketuntasan secara klasikal adalah 85 % dari jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5 ke atas. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini lebih tinggi dari standar yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini terjadi peningkatan pada prosentase ketuntasan belajar. Siklus pertama mencapai prosentase klasikal 32,5 % dan pada siklus kedua diperoleh prosentase ketuntasan klasikal 95 %. Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode teams games tournament mampu meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat presentase yang dicapai yaitu meningkat 62,5 %.

MOTTO Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar (Q.S.Al- Baqoroh :153) Jangan katakan kepada Tuhan kalau kita mempunyai masalah yang besar tetapi katakanlan pada masalah bahwa kita mempunyai Tuhan Yang Maha Besar. (Tyo Nugros) Ketika sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang kamu harapkan, yakinlah bahwa Allah akan selalu memberikan yang terbaik untukmu (penulis)

vi

PERSEMBAHAN
Dengan sepenuh hati dan kasih, aku persembahkan karya ini sebagai satu dari sekian darma yang harus aku berikan kepada: Bapak dan ibu yang selalu memberi kasih sayang, semangat dan kebahagiaan selama hidupku. Adikku YUDHA sekaligus sebagai teman manakala aku di rumah, (jangan lupa belajar ya..) Maz _ BaYu, terima kasih atas cinta dan kasih sayangnya. Temen- temen seangkatanku Geografi 02 Dian, Putut, astri Ongki, Rian, Mami,Narni, Hati, Baluk, Zup- zup, Agoes,Hendri, Husen, Wisnu, Toto, Kardian dan Bayu.Trima kasih yaaa atas kebersamaannya selama ini. Temen- temen kos_qu Lala, Kristina, Niken kreb, Coir, Handa, Itul, Tia Ivanka, Sarie, Sita, Windu defrina, Danik, Afa,Runic, Daru, Heru and Heni. Terima kasih atas kebersamaannya :) ALMAMATERKU

vii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan SEBAGAI GEOGRAFI skripsi yang berjudul "PENGGUNAAANMETODE PEMBELAJARAN FISIK IPS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT SUATU PADA ALTERNATIF POKOK DALAM BAHASAN UNSUR WILAYAH

INDONESIA KELAS V111 B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007. untuk memenuhi sebagianpersyaratan mendapatkan gelar Sarjana pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr.Trisno Martono, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Drs. Wakino, MS, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Drs. Partoso Hadi, M.Si Ketua Program Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. 4. Bapak Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan. 5. Bapak Yasin Yusuf S.Si. M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.

viii

6. Bapak Drs. Amir Husni, Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 16 Surakarta yang telah memberi ijin untuk mengadakan penelitian. 7. Ibu Nur Wijayanti S.H, Selaku Guru Mata Pelajaran Geografi SMP Negeri 16 Surakarta yang telah membantu kelancaran penelitian. 8. Siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 Surakarta yang telah menjadi subyek Penelitian Tindakan Kelas 9. Berbagai Pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surakarta, Penulis

Mei 2007.

ix

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.............................................................................. HALAMAN PENGAJUAN................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN............................................................... HALAMAN PENGESAHAN................................................................ ABSTRAK............................................................................................. HALAMAN MOTTO............................................................................ HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................ KATA PENGANTAR........................................................................... DAFTAR ISI.......................................................................................... DAFTAR TABEL.................................................................................. DAFTARGAMBAR.............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... BAB I. PENDAHULUAN..................................................................... A. Latar Belakang Masalah....................................................... B. Identifikasi Masalah............................................................. C. Pembatasan Masalah............................................................ D. Perumusan Masalah............................................................. E. Tujuan Penelitian.................................................................. F. Manfaat Penelitian................................................................ BAB II. KAJIAN PUSTAKA................................................................ A. Kajian Teori.......................................................................... 1. Belajar dan Pembelajaran................................................. 2. Prestasi Belajar................................................................. 3. Pembelajaran Konvensional............................................. 4. Metode Pembelajaran Kooperatif ................................... 5. Metode Pembelajaran Kooperatif Model TGT ................ 6. Teka- Teki Silang............................................................. 7. Unsur Fisik Wilayah Indonesia........................................ B. Kerangka Pemikiran............................................................. i ii iii iv v vi vii viii x xiii xiv xv 1 1 4 4 4 4 5 6 6 6 8 9 10 13 16 17 20

C. Hipotesis Tindakan.............................................................. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN............................................. Setting Penelitian................................................................. 1. Tempat Penelitian.......................................................... 2. Waktu Penelitian............................................................ 3. Obyek Penelitian........................................................... Metode Penelitian................................................................ Data dan Teknik Pengumpulan Data .................................. 1. Sumber Data................................................................... 2. Teknik Pengumpulan Data............................................. Validitas Data....................................................................... Teknik Analisis Data............................................................ Indikator Kinerja ................................................................. Prosedur Penelitian.............................................................. BAB IV HASIL PENELITIAN............................................................ A. Deskripsi Daerah Penelitian ................................................. B. Hasil Belajar Siswa Sebelum Diberikan tindakan................. C. Kegiatan Siklus I .................................................................. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. Pelaksanaan siklus I ...................................................... Hasil Observasi Siklus I ................................................ Tanggapan Siswa .......................................................... Hasil Belajar Siswa ....................................................... Refleksi ......................................................................... Tindak Lanjut................................................................ Pelaksanaan Siklus II .................................................... Hasil Observasi Siklus II .............................................. Tanggapan Siswa .......................................................... Hasil Belajar Siswa .......................................................

22 23 23 23 23 24 24 27 27 28 29 29 31 31 39 39 39 40 40 46 48 49 50 51 51 51 56 58 59 62 62

D. Kegiatan Siklus II ................................................................

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................. Simpulan .............................................................................

xi

Implikasi .............................................................................. Saran .................................................................................... DAFTAR PUSTAKA............................................................................ LAMPIRAN........................................................................................... PERIJINAN...........................................................................................

63 63 64

xii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Jadwal Waktu Penelitian ...................................................... Tabel 2. Rincian Prosedur Penelitian Siklus I..................................... Tabel 3. Rincian Prosedur Penelitian Siklus II ................................... Tabel 4. Nilai Ulangan Harian Sebelum diberi Tindakan .................. Tabel 5. Klasifikasi Hasil Tes Siklus I Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa Secara Individu............................................... Tabel 6. Perkembangan Hasil Pembelajaran Setelah Diberikan Tindakan Siklus I.................................................................. Tabel 7. Klasifikasi Hasil Tes Siklus II............................................... Tabel 8. Perkembangan Hasil Pembelajaran Kelas Setelah 60 Diberikan Tindakan Siklus II................................................ 50 59 49 23 35 36 40

xiii

DAFTAR GAMBAR Halaman Diagram 1. Metode Kooperatif Model TGT Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Diagram 2. Pokok Bahasan Unsur 21 25 26 27 30 Fisik Wilayah Indonesia.................................................. Model Dasar PTK Kurt Lewin Dalam Arikunto............. Model Penelitian Tindakan Kemmis dan M.C. Taggart (dalam Kasbolah.2001:63).............................................. Skema Pelaksanaan Prosedur PTK (Tim PGSM, 1999: 70).................................................... Komponenkomponen Analisis Data: Model Interaktif..........................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12. Daftar Nama Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007 Daftar Nilai Siswa Kelas VIIIB Sebelum PTK Rencana Pembelajaran Dengan Metode TGT siklus I Teka- Teki Silang I Kunci Jawaban Teka- Teki Silang Siklus I Soal Ulangan Siklus I Kunci Jawaban Soal Ulangan Siklus I Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus I Hasil Observasi Kelas VIIIB di SMP Negeri 16 Surakarta Pada Siklus I Observasi Terstruktur Aktifitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Hasil Tanggapan Siswa Kelas VIIIB Pada Siklus I SMP Negeri 16 Surakarta Hasil Tanggapan Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 16 Surakarta Mengenai Tingkat Kesulitan Materi Pada Siklus I Daftar Nilai Siswa Kelas VIIIB Sesudah PTK Lampiran 13. Lampiran 14. Lampiran 15. Lampiran 16. Lampiran 17. Lampiran 18. Lampiran 19. Lampiran 20. Lampiran 21. Daftar Nilai Siswa Kelas VIIIB Desudah PTK. Rencana Pembelajaran Dengan Metode TGT siklus II Teka - Teki Silang II Kunci Jawaban Teka- teki Silang Siklus II Soal Ulangan Siklus II Kunci Jawaban Soal Ulangan Siklus II Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus II Hasil Observasi Kelas VIIIB di SMP Negeri 16 Surakarta Pada Siklus II Observasi Terstruktur Aktifitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II

xv

Lampiran 22. Lampiran 23.

Hasil Tanggapan Siswa Kelas VIIIB Pada Siklus II SMP Negeri 16 Surakarta Hasil Tanggapan Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 16 Surakarta Mengenai Tingkat Kesulitan Materi Pada Siklus II Daftar Nilai Siswa Kelas VIIIB Sesudah PTK Siklus II

Lampiran 24.

Daftar nilai siswa kelas VIIIB sesudah PTK (Siklus II)

xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Didalam perkembangannya, dunia pendidikan harus sangat diperhatikan mutunya. Pendidikan merupakan faktor yang sangat vital dalam menentukan sumber daya manusia suatu negara. Persoalan pendidikan di Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada permasalahan yang cukup kompleks diantaranya menyangkut pendidikan. Persoalan manajemen menyangkut segala unsur macam peraturan pendidikan seperti otonomi pendidikan dan debirokratisasi agar kualitas dan pemerataan dapat terselesaikan dengan baik. Termasuk persoalan pemerataan pendidikan adalah masih banyaknya anak umur sekolah yang tidak dapat menikmati pendidikan formal di sekolah. Menurut J. Drost, S.J., 2005 : xv xvi bahwa yang mempengaruhi mutu pendidikan antara lain, kurikulum, proses pembelajaran, mutu guru, sarana dan prasarana. Berdasarkan masalah di atas maka perlu adanya suatu pembaharuan dalam pelaksanaan pendidikan terutama dalam penggunaan metode pembelajaran. Proses pembelajaran melalui interaksi guru siswa, siswa siswa, dan siswa guru. Secara tidak langsung menyangkut berbagai komponen lain diantaranya kurikukulum, materi bahan ajar dan metode pembelajaran yang saling terkait menjadi suatu sistem yang utuh. Perolehan hasil belajar sangat ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan dan pembelajaran selama program pendidikan dilaksanakan di kelas yang kenyataannya tidak pernah lepas dari masalah. Salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan adalah pembaharuan metode / meningkatkan relevansi metode mengajar. Pembaharuan ini merupakan pembaharuan pendidikan. Pembaharuan merupakan upaya memperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki sesuatu yang sudah terbiasa untuk menimbulkan praktek-praktek yang baru baik dalam metode ataupun carapemerataan pendidikan, manajemen pendidikan dan mutu

cara bekerja untuk mencapai tujuan. Jadi menurut Cece N, Djadja dan Tabrani (1987: 33) bahwa pembaharuan pendidikan merupakan upaya dasar untuk memperbaiki aspek-aspek pendidikan dalam praktek (pembaharuan berpokok pada metode mengajar). Dan dalam pembaharuan ini juga meliputi metode mengajar. Metode mengajar atau teknik penyajian ini merupakan teknik yang harus dikuasai guru untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Dalam memilih metode mengajar harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi pengajaran dan bentuk pengajaran ( individu / kelompok). Metode mengajar ada berbagai macam misalnya ceramah, diskusi, demonstrasi, kooperatif ( kelompok), dan masih banyak lagi. Pada dasarnya setiap metode mengajar memiliki kelebihan dan kelemahan oleh karena itu dalam mengajar dapat digunakan berbagai metode sesuai dengan materi yang diinginkan. Oleh karena itu perlu adanya suatu metode lain yang dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, yaitu metode yang didalamnya bisa memacu siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Slavin (1995:2) menyatakan bahwa Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode belajar dimana siswa bekerja dalam suatu kelompok kecil dengan cara saling membantu satu sama lainnya dalam dunia pendidikan. Metode kooperatif menurut Slavin dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu: Students Teams Achievement Division (STAD), Teams Games Tournament (TGT), Teams Assited Individualization (TAI), Cooperatif Intregrated Reading And Compositions (CIRC), dan Jigsaw. Pada penelitian ini peneliti menggunakan model Teams Games Tournament (TGT). Pendekatan pembelajaran model TGT ini memiliki kesamaan dalam pembentukan kelompok dan pembagian materi pada STAD, namun kuiskuis diganti dengan tournament- tournament, seperti bekerja dalam kelompok. Dalam pembelajaran pada pendekatan TGT ini semua kelompok memiliki peluang yang sama untuk sukses (mendapatkan nilai yang tinggi). Pada penggunaan model pembelajaran TGT ini menggunakan bentuk teka- teki silang. Upaya itu dapat dilakukan dengan memberi variasi cara mengajar dalam kegiatan belajar mengajar

hal ini agar tidak menimbulkan kebosanan siswa pada metode pembelajaran yang sudah biasa digunakan, dan membantu siswa agar berlatih berpikir kritis dan analisis dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai metode pengajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sangat beraneka ragam. Sehingga guru tidak hanya menggantungkan pada satu model pembelajaran. Untuk itu seorang guru dituntut mampu melaksanakan berbagai model pengajaran, dan guru dapat menyesuaikan model mana yang relevan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 16 Surakarta yang merupakan salah satu sekolah negeri yang mempunyai input / masukan siswa yang memiliki prestasi belajar yang bervariasi sehingga peran serta siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar juga beraneka ragam. Dari beberapa kelas yang diobservasi, peneliti memilih satu kelas yaitu kelas VIII B. Alasan peneliti memilih kelas tersebut karena nilai rata rata ulangan harian pada pokok bahasan sebelumnya sebesar 5,6 sedangkan nilai batas tuntas pelajaran geografi di SMP Negeri 16 Surakarta adalah 6,5. Ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa belum mancapai standar yang diharapkan. Untuk itu dalam penelitian ini penulis mengetengahkan penggunaan metode kooperatif model Teams Games Tournament. Untuk itu model tersebut dicoba untuk memberi variasi atau alternatif pada metode konvensional. Sehingga pada metode konvensional ini kurang dapat membantu siswa untuk berpikir kritis. Dalam pelaksanaanya di SMP Negeri 16 Surakarta guru masih menggunakan metode konvensional dalam materi pengajaran sehingga siswa cenderung pasif dalam KBM. Dan ini secara tidak langsung mempengaruhi hasil prestasi siswa, dimana siswa yang aktif lebih memiliki prestasi yang lebih tinggi. Sedangkan siswa yang kurang aktif atau pasif cenderung memiliki prestasi yang rendah karena hanya mengandalkan pada materi yang diberikan guru saja, dan itu dirasa sangat minim sekali. Berdasarkan latar masalah yang telah diuraikan di atas maka dirumuskan judul penelitian sebagai berikut PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN

KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT SEBAGAI SUATU ALTERNATIF DALAM PEMBELAJARAN IPS GEOGRAFI PADA POKOK BAHASAN UNSUR FISIK WILAYAH INDONESIA KELAS VIII B DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran konvensional yang dinilai cenderung monoton. 2. Media pembelajaran yang kurang bervariasi. 3. Prestasi belajar siswa yang menurun. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah ini diberikan untuk lebih memfokuskan topik masalah agar dalam pengkajiannya lebih terarah dan terfokus. Untuk itu pembatasan masalah dalam hal ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007 dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament yang menjadi objek dari penelitian ini. D. Perumusan Masalah Apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif model teams games tournament dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS Geografi pada pokok bahasan unsur fisik wilayah Indonesia kelas VIII B di SMP Negeri 16 Surakarta? E. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif model teams games tournament dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS Geografi pada pokok bahasan unsur fisik wilayah Indonesia kelasVIII B di SMP Negeri 16 Surakarta.

F. Manfaat Penelitian 1. a. b. Manfaat teoritis. Memberikan informasi kepada guru tentang alternatif penggunaan model TGT pada materi pokok Unsur Fisik Wilayah Indonesia. Memberikan masukan kepada guru dalam usaha mencari suatu bentuk pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. c. 2. a. Memberikan masukan kepada peneliti lain untuk menggunakan model TGT pada materi pokok Unsur Fisik Wilayah Indonesia. Manfaat praktis. Bagi guru. Memberikan informasi kepada guru untuk menggunakan model pembelajaran TGT dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pokok bahasan unsur fisik wilayah Indonesia. b. silang. c. Bagi sekolah. Memberikan suatu alternatif dalam upaya untuk dapat meningkatkan kualitas proses Surakarta. belajar mengajar IPS Geografi di SMP Negeri 16 Bagi siswa. Memberi variasi model pembelajaran bagi siswa dengan media teka teki

BAB II LANDASAN TEORI A. 1. a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau tidak telah dilakukan manusia untuk mengembangkan pengetahuan dirinya tentang banyak hal. Dengan adanya perubahan dalam pola perilaku inilah yang menandakan telah terjadi belajar. Proses belajar ini merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Beberapa ahli telah menyusun definisi belajar menurut sudut pandang masing masing, antara lain sebagai berikut : 1) Slameto (2003: 2) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 2) Sedangkan menurut ahli lain disebutkan bahwabelajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang(Purwanto,2003:5). Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, serta aspek aspek lain yang ada dalam individu yang belajar. 3) Syah,(2005:89) berpendapat bahwabelajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat foundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Dari beberapa pendapat tentang definisi belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha sadar yang dilakukan individu dimana Kajian Teori

Belajar dan Pembelajaran

menghasilkan perubahan tingkah laku (dalam pengetahuan dan pemahaman) tentang suatu hal, di mana lingkungan ikut berperan di dalamnya. 6 Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu. 1) Faktor Faktor Intern Dari faktor intern dibagi menjadi tiga faktor yaitu : faktor jasmani, faktor psikologis, faktor kelelahan. a) Faktor jasmani, meliputi : kesehatan dan cacat tubuh; b) Faktor psikologis, meliputi : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan; c) Faktor kelelahan , meliputi : kelelahan jasmani, dan kelelahan rohani (bersifat psikis) (Slameto, 2003 : 54 59). 2) Faktor Faktor Ekstern Dari faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. a) Faktor keluarga, meliputi : cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan; b) Faktor sekolah, meliputi : metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah; c) Faktor masyarakat, meliputi : kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 2003 : 60 71). b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran dapat diartikan sebagai pengajaran yang mempunyai cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer dalam kegiatan belajar pembelajaran tersebut. sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan sekunder yang diupayakan untuk dapat tercapainya kegiatan belajar mengajar yang optimal. Arti pembelajaran memiliki definisi yang berbeda beda menurut beberapa ahli. 1) Menurut Howard, dalam (Slameto,2003:32) bahwa pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge. 2) Menurut Murshell, pembelajaran digambarkan sebagai mengorganisasikan belajar, sehingga dengan mengorganisasikan itu, belajar menjadi berarti dan bermakna bagi siswa. 3) Purwanto(2003:32)berpendapat bahwapembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor ekstern dan faktor intern dalam kegiatan belajar mengajar. Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari pengajar untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku pada diri peserta didik. 2. Prestasi Belajar Arifin (1990:2-3) menyatakan bahwa kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Menurut Arifin (1990:2) bahwa prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perrenial. Dalam sejarah dan kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya masing- masing.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa, berupa pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap setelah siswa tersebut mengalami proses belajar. Prestasi belajar dapat digambarkan dengan adanya nilai tes yang diberikan oleh guru kepada siswa. Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama antara lain: 1). Sebagai indikator kualitas dan kuantitas yang telah dikuasai anak. 2). Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3). Sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan. 4). Dapat dijadikan indikator terhadap daya serap anak didik. (Arifin, 1990: 2-3) Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor ekstern menjadi bahan pembahasan yang perlu diperhatikan. Untuk itu dilakukan diantaranya pemilihan metode yang tepat dan efektif dilengkapi media yang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai. 3. Pembelajaran Konvensional Pembelajaran konvensional merupakan pengajaran yang berpusat pada guru. Sistem pembelajaran konvensional salah satunya menggunakan metode ceramah. Metode ceramah sering disebut juga sebagai metode konvensional karena metode ini sejak dulu paling sering dan paling banyak digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Roestiyah (2001:137) bahwa metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan . Dalam pembelajaran ini guru memegang peranan penting sehingga guru harus menguasai materi pelajaran dan mempunyai kemampuan yang memadai dalam menyampaikan bahan yang bersifat informasi (konsep, pengertian, prinsip) yang banyak dan luas. Menurut Mulyani Sumantri dan Permana (2001 : 118 119) metode ceramah memiliki kekuatan dan keterbatasan. Kekuatan metode ceramah antara lain :

10

1. 2. peralatan. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya pendidikan. Mudah dalam arti materi dapat disesuaikan dengan keterbatasan Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari sumber lain. Memperoleh penguatan bagi guru dan siswa, yaitu guru memperoleh penghargaan, kepuasan, dan sikap percaya diri dari peserta didik. Ceramah memberikan wawasan yang luas Dapat menimbulkan kejenuhan pada peserta didik apalagi bila guru kurang dapat mengorganisasikannya. Menimbulkan verbalisme pada peserta didik. Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru. Merugikan peserta didik yang lemah dalam ketrampilan mendengarkan. Menjejali peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat terus. Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik. Terjadi proses satu arah dari guru kepada peserta didik. Metode pembelajaran konvensional apabila digunakan pada setiap situasi

Kekurangan metode ceramah antara lain :

akan menekan kreativitas siswa dan mengabaikan potensi yang ada pada diri siswa. Meskipun demikian penggunaannya masih mutlak diperlukan dengan mempertimbangkan aspek tujuan pengajaran, bahan pengajaran, serta fasilitas yang tersedia di sekolah. Dalam penggunaan metode ini guru harus tetap berpegang bahwa siswa merupakan subyek belajar yang mempunyai perbedaan perbedaan individual yang masing masing membutuhkan bimbingan belajar. 4. Metode Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian metode pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang akhir akhir ini semakin populer. Beberapa ahli menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu peserta didik dalam memahami dan menerapkan konsep konsep, tetapi juga sangat membantu

11

peserta didik menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, kemampuan membantu teman sekelompok dan sebagainya. Slavin (1995: 2) berpendapat bahwapembelajaran kooperatif merupakan metode belajar yang mana siswa bekerja dalam suatu kelompok kecil dengan cara saling membantu satu sama lainnya dalam dunia pendidikan. Menurut Lie (2005 : 29) bahwa metode pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok, ada unsur unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan dengan asal asalan. Pelaksanaan prosedur model kooperatif yang benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan (Roger dan Davidson dalam Lie, 2005 : 31). Kelima unsur unsur tersebut antara lain : 1) Saling Ketergantungan Positif Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka. 2) Tanggung Jawab Perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya. 3) Tatap Muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk strategi semua anggota. Dan inti dari strategi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing masing. Di mana setiap anggota kelompok mempunyai latar

12

belakang

pengalaman, keluarga, dan sosial-ekonomi yang berbeda satu

dengan yang lainnya. 4) Komunikasi Antar Anggota Unsur ini menghendaki agar para siswa dibekali dengan berbagai keterampilan komunikasi. 5) Evaluasi Proses Kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran kooperatif. b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Arend (1997:111- 112) berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran, yakni potensi akademik, penerimaan dan keanekaragaman, dan pengembangan ketrampilan. Akan tetapi didalam penelitian ini tujuan pembelajaran kooperatif lebih ditekankan pada potensi akademik dan pengembangan keterampilan. 1) Prestasi Akademik Meskipun pembelajaran kooperatif mencakup berbagai tujuan sosial, namun pembelajaran kooperatif juga dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi akademik. Para pengembang pembelajaran kooperatif telah menunjukkan bahwa struktur penghargaan kooperatif dapat meningkatkan nilai yang diperoleh siswa dan mengubah norma norma yang sesuai dengan prestasi itu (Arend, 1997:111). Selain itu pembelajaran kooperatif dapat bermanfaat bagi siswa yang berprestasi rendah dan tinggi yang bersama sama pada tugas tugas akademik. Siswa yang berprestasi tinggi membantu siswa yang berprestasi rendah. Dalam proses itu siswa yang berprestasi tinggi memperoleh secara akademik lebih banyak karena berperan sebagai tutor yang Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara cara berkomunikasi.

13

membutuhkan pemikiran yang lebih dalam tentang konsep konsep yang dipelajari. 2) Pengembangan Keterampilan Sosial Tujuan pengembangan keterampilan sosial merupakan tujuan esensial dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Hal ini merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki dalam suatu masyarakat yang heterogen. Banyak anak anak dan orang dewasa kurang mempunyai ketrampilan bekerjasama yang dibuktikan dengan seberapa sering ketidakharmonisan hubungan antar individu yang dapat menyebabkan rasa tidak puas bila diminta bekerja dalam situasi kooperatif. c. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Kooperatif Metode pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan kelebihan dibanding metode lain, diantaranya : 1) Meningkatkan kemampuan siswa. 2) Meningkatkan rasa percaya diri. 3) Menumbuhkan keinginan menggunakan pengetahuan. 4) Memperbaiki hubungan antar kelompok (Slavin, 1995 : 2). Tetapi disamping memiliki kelebihan, metode pembelajaran kooperatif memiliki kelemahan, yaitu : 1) Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakannya. 2) Bila terjadi persaingan yang negatif maka hasilnya akan buruk. 3) Adanya siswa yang tidak memanfaatkan waktu sebaik baiknya dalam kelompok belajar. 5. Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Teams Games Tournament) Pembelajaran kooperatif menurut Slavin dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu : a. Students Teams Achievement Divisions (STAD) b. Teams Games Tournament (TGT) c. Teams Assited Individualizations (TAI)

14

d. Cooperative Intergrated Reading And Compositions (CIRC) e. Jigsaw Dalam penelitian ini akan dicoba salah satu model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang kaitannya dengan pengajaran geografi di SMPN 16 Surakarta. Tipe TGT pertama kali dikembangkan oleh David De Vries dan Keith Edward. Pendekatan pembelajaran model TGT memiliki kesamaan dalam pembentukan kelompok dan pembagian materi pada STAD. Namun kuis- kuis diganti dengan tournament- tournament, seperti bekerja dalam kelompok. Tournament ini dapat dilakukan dengan mengisi TTS yang diberikan pada setiap kelompok. Dimana kelompok yang cepat menyelesaikan TTS tersebut dengan benar dapat menjadi pemenang. Dalam pembelajaran pada pendekatan TGT ini semua anggota kelompok memiliki peluang yang sama untuk sukses (mendapat nilai yang tinggi). Adapun langkah langkah dalam pembelajaran dengan pendekatan TGT antara lain: Membuat kelompok kecil yang beranggotakan 4 -5 siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda. a. Menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk permainan. b. Berdiskusi kelompok/ tutorial antar anggota dalam bentuk kuis yang berupa teka- teki silang. c. Melakukan penilaian. Srategi pembelajaran kooperatif adalah strategi yang relatif baru di Indonesia. Strategi pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) pada prinsipnya adalah membentuk kelompok- kelompok kecil, yang dalam kelompok tersebut terdapat kerjasama antar anggota kelompok dan diskusi kelompok. Pembelajaran difokuskan pada cara kerja kelompok. Dalam strategi pembelajaran kooperatif, kreatifitas individu sangat diperlukan, termasuk hubungan antar pribadi (Slavin, 1995 :11-12) Untuk model TGT, dibagi menjadi dua tahap pembelajaran, yaitu : a. Tahap penyampaian materi pelajaran

15

Di sini materi pelajaran akan disampaikan melalui pengajaran secara langsung di kelas. Di sini guru menekankan pada apa yang akan dipelajari siswa. Ini dilakukan untuk mendorong siswa untuk lebih siap belajar dalam mempelajari konsep yang akan disampaikan. Untuk tahap ini, perlu adanya penekanan pada : 1) a) b) Pengembangan Guru menentukan tujuan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Menekankan pada siswa bahwa pada pembelajaran kooperatif, menghafal. c) d) e) 2) a) Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin. Memberikan penjelasan mengenai alasan mengapa jawaban benar atau salah. Beralih ke konsep yang lain apabila siswa sudah menguasai pokok permasalahnya. Praktek terkendali Guru memanggil siswa secara acak untuk menyelesaikan soal sebagai bagian dari kegiatan permainan teka teki silang. b) b. Kegiatan kelompok Dalam pembelajaran kooperatif, tiap kelompok terdiri atas 4 atau 5 siswa. Selain kegiatan kelompok berlangsung, masing masing siswa bertugas untuk mempelajari materi yag disajikan oleh guru, dan saling membantu apabila ada teman sekelompoknya yang belum menguasai materi pelajaran tersebut. Di sini guru akan membagikan lembar kegiatan untuk dikerjakan oleh siswa. Setiap individu harus mengerjakan soal secara mandiri, dan dapat saling membantu dalam menyelesaikan dan menjawab soal dengan teman sekelompoknya. Pemberian tugas kelas. belajar adalah memahami arti dan bukan

16

Di sini guru menekankan pada siswa bahwa lembar kegiatan untuk dipelajari. Apabila siswa mempunyai suatu permasalahan, sebaiknya ditanyakan terlebih dahulu pada anggota kelompoknya, jika tidak mampu barulah ditanyakan kepada guru. Dengan pembelajaran kooperatif model TGT, diharapkan bisa merangsang siswa untuk lebih siap belajar mata pelajaran geografi. Selain itu selama siswa bekerja di dalam kelompoknya, guru akan bertindak sebagai fasilitator yang akan memantau kegiatan masing masing.

6. Tekateki Silang Teka- teki silang berasal dari kata teka- teki dan silang. Teka- teki dalam buku kamus besar Bahasa Indonesia berarti soal yang berupa kalimat (cerita, gambar,dsb) sebagai permainan untuk pengasah pikiran atau tebakan. Sedangkan kata silang berarti bertumpuk (palang- memalang), berpapasan (berselisih jalan). ( Poerwadarminto, 1984). Tekateki silang merupakan salah satu sarana untuk dapat mengetahui dan mengingat pengetahuan yang kita miliki untuk kita tuangkan dalam jawaban atas pertanyaan yang ada, baik dalam baris maupun kolom. Teka teki silang sudah banyak dikenal oleh masyarakat dan dimanfaatkan untuk mengisi waktu luang yang ada. Metode teka teki silang memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Permainan bahasa merupakan salah satu srategi penyampaian yang berkadar CBSA tinggi. Dalam permainan bahasa siswalah yang aktif sebagai pelakunya. Peranan guru hanya mengatur jalannya permainan tersebut. Aktifitas yang dilakukan siswa meliputi aktifitas fisik maupun aktifitas mental. 2. Dengan adanya sifat kompetitif dalam permainan dapat mendorong semangat siswa untuk lebih maju. 3. Permainan ini dapat membina hubungan kelompok dan memupuk rasa kesosialan jika dilakukan secara beregu.

17

4. Komunikasi yang komunikatif sangat mengesankan sehingga mudah diingat oleh para siswa. (Soeparno, 1980 : 63) Metode Teka Teki Silang meskipun memiliki banyak keuntungan juga memiliki kelemahan, yaitu : 1. Pada umumnya jumlah siswa dalam satu kelas terlalu besar, sehingga sukar untuk melibatkan seluruh siswa dengan permainan. Siswa yang tidak terlibat itu dapat mengganggu permainan yang sedang berlangsung. 2. Pelaksanaan permainan dapat menimbulkan kegaduhan. Hal ini dapat mengganggu pelajaran kelas sebelah. 3. Tidak semua materi dapat menggunakan metode ini. 4. Dalam permainan ini banyak terkandung unsur untung untungan, sehingga tidak dapat dipakai untuk mengukur / menilai hasil belajar. (Soeparno, 1980 : 63) Tekateki silang digunakan dalam model TGT (Teams Games Tournament). Hal ini dimaksudkan bahwa selain ada unsur permainannya ada juga unsur pendidikannya, dimana dengan mengisi teka teki silang tersebut secara tidak sadar siswa belajar ilmu geografi, sehingga diharapkan mendapatkan kesenangan juga didapatkan pengetahuan dan pemahaman materi pelajaran, khususnya materi pada pokok bahasan UNSUR FISIK WILAYAH INDONESIA dan ilmu geografi pada umumnya. Maka diharapkan dengan membuka, membaca dan mencari jawaban teka teki silang tersebut, siswa akan paham tentang materi unsur fisik wilayah Indonesia. Teka teki silang yang digunakan akan memberikan nilai yang positif bagi para siswa. Hal ini disebabkan karena dengan menjawab dan mengerjakan bersama, para siswa akan selalu berlomba untuk dapat menentukan jawabanmya dengan benar sehingga akan muncul persaingan yang sehat. Rasa kebersamaan yang tinggi akan tumbuh, karena bagi siswa yang menemukan jawaban akan dapat menjawab teka teki silang tersebut, dengan demikian siswa yang lainnya akan dapat mengetahui jawaban yang benar dalam satu kelompoknya tersebut. Faktor ketelitian dan ketepatan yang tinggi juga menjadi sangat menentukan dalam pengisian jawaban teka teki silang, karena huruf huruf dalam jawaban dapat mempengaruhi jawaban yang lain baik dalam baris maupun kolom.

18

Teka teki silang yang digunakan pada pembelajaran ini adalah teka teki yang dibuat sendiri yang mengacu pada pokok bahasan UNSUR FISIK WILAYAH INDONESIA. 7. Unsur Fisik Wilayah Indonesia. Indonesia memiliki tanah secara umum memang subur dengan jenis tanah yang umumnya baik untuk pertanian. Selain itu, posisi Indonesia di muka Bumi yang terletak di sekitar garis khatulistiwa menyebabkan Indonesia beriklim tropis dan mendukung untuk dilaksanakan berbagai usaha pertanian. Karena posisi ini maka Indonesia mendapat panas matahari yang merata sepanjang tahun. Disamping itu, alam Indonesia yang kaya dengan keanekaragaman hewan dan tumbuhan menyebabkan indonesia merupakan negara dengan plasma nutfah terkaya. a. Posisi Geografis Indonesia. Letak geografis suatu negara adalah letak suatu negara dilihat dari kenyataanya pada permukaan bumi. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta diantara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Pengaruh dari letak geografis Indonesia baik langsung maupun tidak langsung menyebabkan Indonesia mengalami beberapa hal yaitu: 1) 2) 3) Indonesia berada pada posisi silang lalu lintas perdagangan dan pelayaran dunia. Indonesia mengalami iklim muson yang dipengaruhi daratan Benua Asia dan Benua Australia. Indonesia mendapat pengaruh berbagai kebudayaan dan peradaban dari negara luar. Letak Astronomis suatu negara adalah letak suatu negara berdasarkan garis lintang dan garis bujurnya. Letak astronomi negara Indonesia adalah antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT 141 BT. b. Indonesia. Hubungan Posisi Geografis Dengan Perubahan Musim di

19

Pengaruh dari posisi geografis tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu berikut ini: 1) 2) 3) Indonesia mendapat iklim muson sehingga Indonesia mengalami dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau setiap 6 bulan berganti. Indonesia dilalui garis khatulistiwa sehingga mendapat panas sepanjang tahun dengan tingkat penguapan di Indonesia cukup tinggi. Indonesia terletak di antara dua samudra yang luas sehingga Indonesia mendapat iklim laut yang lembab. Perbedaan antara musim hujan dan kemarau di Indonesia dapat dilihat dari berbagai hal, yaitu berikut ini: a) b) c) Curah hujan. Arah angin. Waktu.

c. Angin Muson di Indonesia. Angin muson atau dikenal juga angin musim merupakan angin yang berhembus setiap setengah tahun berganti arah. Angin ini menyebabkan terjadi pergantian musim di Indonesia antara musim hujan dan musim kemarau. d. Perubahan Musim Di Indonesia. Iklim mencakup kajian tentang fenomena fisik atmosfer sebagai hasil interaksi proses- proses fisik dan kimia yang terjadi di atmosfer dengan permukaan bumi. Iklim selalu berubah menurut ruang waktu dengan pola atau siklus tertentu, baik harian, musiman, tahunan, maupun siklus beberapa tahun. Perubahan musim di Indonesia terjadi dari musim kemarau dan musim hujan dengan kejadian berikut ini : 1) Musim Kemarau. Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan Mei sampai Oktober. Musim kemarau di Indonesia ditandai dengan adanya embusan angin dari Benua Australia yang bertekanan tinggi ke Benua Asia yang bertekanan rendah. Embusan angin ini sedikit membawa uap air sehingga Indonesia mengalami musim kemarau. 2) Musim Hujan.

20

Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan November sampai April. Musim hujan di Indonesia ditandai dengan datangnya embusan angin dari Benua Asia yang bertekanan tinggi ke Benua Australia yang bertekanan rendah. Embusan angin dari Benua Asia ini banyak membawa uap air sehingga Indonesia mengalami musim hujan. e. Flora dan Fauna di Indonesia. Flora atau dunia tumbuhan terdiri bermacam- macam spesies. Flora di berbagai tempat di dunia pasti berbeda- beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1) Iklim Tumbuhan akan berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan iklim di tempat tersebut. Unsur- unsur iklim yang mempengaruhi tumbuhan yaitu temperatur udara, kelembapan udara, angin, dan intensitas sinar matahari. 2) Jenis Tanah Tingkat kesuburan dari suatu jenis tanah mempengaruhi jenis tumbuhan yang hidup di sana. 3) Ketinggian Tinggi rendahnya suatu tempat mempengaruhi jenis tumbuhan di tempat tersebut. 4) Ketersediaan Air Banyak sedikitnya air yang tersedia di suatu tempat membedakan ciri- ciri tumbuhan yang ada di tempat tersebut. 5) Biotik Faktor biotik terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan. Antara ketiga faktor tersebut saling berkaitan, mempengaruhi, dan bergantung satu sama lain. Fauna di Indonesia memiliki keanekaragaman dan perbedaan hal ini dipengaruhi oleh keadaan alam, gerakan hewan, dan alam. Flora dan fauna di Indonesia digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu: fauna wilayah barat (asiatik), tengah (peralihan), dan timur (australis). f. Jenis Tanah di Indonesia.

21

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. (M.Isa Darmawijaya:1997: 9). Jenis tanah antara daerah yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan. Perbedaan jenis tanah disebabkan oleh perbedaan batuan induk, curah hujan. Intensitas penyinaran matahari, relief, dan tumbuhan penutup tanah. Contoh jenis tanah yang ada di Indonesia: a) dan abu. b) c) d) e) f) Tanah aluvium dalah tanah hasil erosi yang diendapkan di daerah- daerah dataran rendah. Tanah organosol, terdiri dari tanah humus dan tanah gambut. Tanah Podzol terbentuk karena pengaruh suhu rendah dengan curah hujan yang tinggi. Tanah Litosol adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru terbentuk shingga butirannya besar. Tanah kapur adalah tanah hasil pembentukan dari pelapukan batuan gamping. B. Penelitian Yang Relevan 1. Judul : Eksperimentasi Pengajaran Matematika Dengan Metode Teams Games Tournament (TGT) Pada Pokok Bahasan Pecahan Ditinjau Dari Keaktifan Siswa Kelas I SLTP Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2004 / 2005. Penulis : Dendi Dwi Putranto (2005). Penelitian ini dilakukan di SLTP Negeri 4 Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah : Tanah vulkanik adalah tanah hasil dari pelapukan abu vulkanik

22

1) Metode

Teams

Games

Tournament

(TGT)

secara

signifikan

menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik daripada metode konvensional pada pokokbahasanpecahan. 2) Siswa dengan keaktifan tinggi secara signifikan menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan siswa dengan keaktifan rendah pada pokok bahasan pecahan. 3) Terdapat interaksi yang signifikan antara metode mengajar dan keaktifan siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan pecahan. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi untuk data kemampuan awal siswa sebelum eksperimen, tes untuk data prestasi belajar siswa pada pokok bahasan pecahan dan angket untuk data keaktifan siswa. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1) Metode Teams Games Tournament (TGT) secara signifikan menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada metode konvensional pada pokok bahasan pecahan ( F hitung = 3, 9889 > 3,96 = F
tabel

dan rerata baris A1 = 8,2289 > 7,8030 = A2 pada taraf =

signifikansi 5%). 2) Siswa dengan keaktifan rendah pada pokok bahasan pecahan ( F 13,1030 > 3,96 = F
tabel hitung

dan rerata kolom B1 = 8,4019 > 7,6300 = B 2

pada taraf signifikansi 5% ), dan 3) Terdapat interaksi yang signifikan antara metode mengajar dengan keaktifan siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan pecahan (F hitung = 6,5535 > 3,96 = F tabel pada taraf signifikansi 5%). 2. Judul : Eksperimentasi Pegajaran Fisika Dengan Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament Ditinjau Dari Kemampuan Awal Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pokok Bahasan Bunyi di SMP N 2 Pracimantoro Tahun Ajaran 2005 / 2006.

23

Penulis : Pujiwati (2006) Penelitian ini dilakukan di SMP N 2 Pracimantoro. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh model pembelajaran kooperatif model TGT dan diskusi kelompok terhadap peningkatan kemampuan kognitif siswa. 2) Perbedaan pengaruh antara siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap peningkatan kemampuan kognitif siswa. 3) Interaksi antara metode mengajar dan kemampuan awal siswa terhadap peningkatan kemampuan kognitif siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Teknik pengambilan data adalah metode dokumentasi untuk data keadaan dan kemampuan awal siswa sebelum eksperimen dan metode tes untuk data kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan bunyi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : 1) Ada perbedaan pengaruh metode pembelajaran kooperatif model TGT dan diskusi kelompok terhadap peningkatan kemampuan kognitif siswa (FOBS
=

8,887 > F 0.05 : 1,75 =3,970 pada

taraf signifikansi sebesar 5 %), metode pembelajaran kooperatif model TGT lebih baik dibandingkan metode diskusi kelompok dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa (FA12 = 13,210 > F 0,05 : 1,75 = 3,970). 2) Ada perbedaan pengaruh antara siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap peningkatan kemampuan kognitif siswa (FOBS
=

4,649 > F 0.05 : 1,75 =3,970 pada taraf

signifikansi sebesar 5 %), siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik peningkatan kemampuan kognitifnya dibandingkan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah (F B12 = 8,042 > F 0,05 : 1,75 = 3,970). 3) Tidak ada interaksi antara metode mengajar dan kemampuan awal siswa terhadap peningkatan kemampuan kognitif

24

siswa (FOBS sebesar 5 %),

1,916 > F 0.05 : 1,75 =3,970 pada taraf signifikansi

3. Judul : Eksperimentasi Pegajaran Fisika Dengan Metode Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 5 Sukoharjo Tahun Ajaran 2005 / 2006. Penulis : Nani Setyaningsih (2007). Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Sukoharjo. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui apakah pembelajaran matematika dengan model TGT menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada metode konvensional pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung. 2) Untuk mengetahui apakah siswa yang memiliki motivasi belajar lebih tinggi menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai motivasi lebih rendah pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung. 3) Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung. Jenis penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode dokumentasi, metode angket dan metode tes. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1) Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode TGT secara signifikan menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada metode konvensional pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung ( F 5%).
OBS

= 9,277 > 3,972 = F tabel pada taraf signifikansi

25

2)

Siswa yang

mempunyai

motivasi

belajar

lebih

tinggi

menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik bila dibandingkan dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar lebih rendah pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung ( F 33,049 > 3,122 = F tabel taraf signifikansi 5% ). 3) Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung. (F > 3,122 = F tabel pada taraf signifikansi 5%). C. Kerangka Pemikiran Pencapaian prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri siswa sendiri, sedangkan faktor eksternal berasal dari luar siswa. Salah satu faktor tersebut adalah faktor metode pembelajaran yang digunakan. Metode pembelajaran yang biasa dipakai adalah metode ceramah, SMPN 16 Surakarta metode ceramah mendominasi kegiatan belajar belajar dan siswa cenderung untuk pasif dan sedikit sekali yang aktif, sehingga perlu dikembangkan metode pembelajaran kooperatif. Untuk itu perlu diterapkan metode yang tepat dalam menangani permasalahan tersebut. Salah satu cara yang dapat diterapkan untuk mengatasi Metode kooperative masalah tersebut adalah dengan metode pembelajaran kooperatif model TGT. STAD Metode ini menggunakan teka teki silang. Dalam penelitian ini diberikan pada TGT TAI Fisik Wilayah Indonesia. Dengan sub pokok materi pokok bahasan Unsur CIRC bahasan letak Indonesia, hubungan Jigsaw posisis geografis dengan perubahan musim di Indonesia, angin muson di Indonesia, persebaran flora dan fauna di Indonesia dan persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia. Metode kooperatif kooperatif model : yang akan diterapkan Metode pembelajaran modelTGT TGT Siswa lebih aktif mempunyai kelebihan dalam belajar mengajar diantaranya siswa Siswa proses lebih termotivasi Adanya kerjasama diharapkan lebih aktif dalam setiap kelompok, bermain dan bertanding antar Belajar sesuai dengan kelompok untuk saling berpacu dalam prestasi yang tinggi dan dapat memperkecil kemampuan dan kecepatan siswa
OBS OBS

= 0,092

Prestasi belajar meningkat

26

perbedaan yang ada pada diri siswa dalam proses pemahaman materi pelajaran. Penggunaan metode pembelajaran kooperati model TGT (Teams Games Tournament) dengan menggunakan media teka teki silang dapat meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.Diagram dalam penelitian ini adalah :

Diagram 1. Metode kooperatif model TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia.

D. Hipotesis Tindakan Penggunaan metode pembelajaran kooperatif model TGT dengan menggunakan media teka teki silang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga dapat dijadikan alternatif untuk pembelajaran IPS Geografi pada pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia di SMP Negeri 16 Surakarta.

27

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 16 Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November semester ganjil (I) tahun ajaran 2006/ 2007. Penelitian ini mengambil pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia. Dalam penelitian ini dilakukan dua siklus dengan satu pokok bahasan, yaitu Unsur Fisik Wilayah Indonesia. Siklus pertama membahas tentang sub pokok bahasan batas dan luas Indonesia, dan pengaruh posisi geografis terhadap perubahan musim. Siklus kedua membahas sub pokok terjadinya angin muson di Indonesia, persebaran flora dan fauna di Indonesia, dan persebaran jenis tanah di Indonesia serta pemanfaatannya di Indonesia. Waktu penelitian dilaksanakan selama sembilan bulan dari Bulan April 2006 sampai Bulan Desember 2006. Adapun jadwal waktu penelitian terbagi dalam tabel berikut :
Tabel 1. Jadwal waktu penelitian

28

N o. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Jadwal Penyusunan Skripsi Persiapan Penyusunan proposal Pembuatan instrumen Perijinan Penelitian Analisis data Penyusunan laporan

April 06

Mei Juli. 06

Agust. Okt. 06

Nov. 06

Des. 06

Jan. 07

3. Objek Penelitian Kelas yang diambil sebagai obyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 Surakarta dengan jumlah 40 siswa yang terdiri dari 19 siswa lakilaki dan 21 siswa perempuan. Pada semester ganjil hasil belajar siswa mempunyai rata rata kelas paling rendah bila dibandingkan dengan kelas yang lain. B. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang sering disebut dengan Classroom Action Research. Menurut Hopkins dalam Sadikin, dkk. ( 2002 : 16 ) PTK merupakan suatu bentuk kajian reflektif oleh pelaku tindakan dan PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan- tindakan yang dilakukan, dan memperbaiki kondisi praktik- praktik pembelajaran yang telah dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas memperbaiki pengajaran secara praktis dan secara langsung serta memusatkan perhatian pada masalah yang spesifik dan konseptual, tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan suatu refleksi suatu keadaan pembelajaran, yang kemudian mencoba berbagai tindakan alternatif untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran yang sedang dihadapi bagi seorang pengajar.

29

Fungsi Penelitian Tindakan, sebagaimana dikemukakan oleh Lonen dan Manion (dalam Rianto 2001:55) bahwa penelitian tindakan mempunyai 5 kategori fungsi, yaitu: 1. Sebagai alat untuk memecahkan masalah yang dilakukan diagnosis dalam situasi tertentu. 2. Sebagai alat pelatihan dalam jabatan, sehingga membekali guru yang bersangkutan dengan ketrampilan, metode dan teknik mengajar yang baru, mempertajam kemampuan analisisnya dan mempertinggi kesadaran atas kelebihan dan kekurangan pada dirinya. 3. Sebagai alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan/ yang inovatif pada pengajaran. 4. Sebagai alat untuk meningkatkan komunkasi antara guru di lapangan dan peneliti akademis, dan memperbaiki kegagalan tradisional. 5. Alat untuk menyediakan alternatif yang lebih baik untuk mengantisipasi pendekatan yang lebih subjektif, impresionistik dalam memecahkan masalah di dalam kelas. Penelitian ini memberikan alternatif dalam peningkatan pemahaman Unsur Fisik Wilayah Indonesia untuk itu terdapat beberapa model penelitian tindakan yang dikemukakan oleh sejumlah pakar antara lain seperti model Kemmis dan Mc. Taggart, model Elliot, Model Ebbut, Model- model penelitian tindakan tersebut dikembangkan dari pemikiran Kurt Lewin, dialah orang pertama yang menciptakan model penelitian tindakan kelas. Kurt Lewin dalam Arikunto ( 2002 : 83 ), mengemukakan penelitian tindakan sebagai serangkaian langkah yang membentuk siklus. Bentuk siklus ini dalam setiap langkah memiliki suatu tahapan yaitu perencanan ( planning ), tindakan ( acting ), pengamatan ( observasi ), dan refleksi ( reflecting ). Langkah langkah tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar I. berikut ini:

30

PLANNING

REFLECTING

ACTING

OBSERVING

Gambar 1. Model Dasar Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin dalam Arikunto (2002:84)

Tahap-tahap siklus diatas dapat dilanjutkan ke dalam siklus berikutnya dengan rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi ulang berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus sebelumnya. Dan jumlah siklus dalam suatu penelitian ini bergantung pada bagaimana permasalahan yang dihadapi sudah dapat dipecahkan melalui refleksi yang dilakukan. Selain itu model penelitian tindakan yang telah dikembangkan oleh Kemmis dan M. C. Taggart. Model ini merupakan perkembangan dari model penelitian tindakan Kurt Lewin, dimana dalam model penelitian tindakan oleh Kemmis dan M. C. Taggart memberi suatu pemikiran dalam siklus selanjutnya. Jika ternyata, permasalahan belum dapat diatasi maka perlu diberikan perbaikan terhadap perencanaan penelitian tindakan yang Kasbolah, 2001:63) yang telah ada serta dilakukan tindakan, pengamatan, dan refleksi pada siklus berikutnya, dan demikian seterusnya. Model diusulkan oleh Kemmis dan M. C Taggart (dalam

31

R E F L E CT

P LAN

OB S E R V E

A CT

R E F L E CT

R E V IS E D P LAN

OB S E RV E

Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kemmis dan M.C.Taggart (dalam Kasbolah, 2001:63).

Secara rinci urutan masing masing tahap dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut

A CT

Permasalahan nnnnnn

Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan) Analisis Data I

Pelaksanaan Tindakan I Siklus I

Terselesaikan

Refleksi I

Observasi

Belum Terselesaikan nnnnnn

Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan) II Analisis Data II

Pelaksanaan Tindakan II

Terselesaikan n

Refleksi II

Observasi

32

Siklus II

Belum Terselesaikan
Gambar 3. Skema Pelaksanaan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. (Tim PGSM, 1999: 70).

C. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data. Data penelitian tindakan ini berupa informan tentang kemampuan siswa kelas VIIIB SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2006/2007 tentang penggunaan metode pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS Geografi pada pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia. Data penelitian ini dikumpulkan dari siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 Surakarta, data yang diperoleh berupa nilai post test, tanggapan siswa tentang metode kooperatif model TGT melalui angket dan aktivitas siswa. 2. Teknik Pengumpuan Data Teknik yang digunakan untuk pengumpualn data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Metode Observasi. Observasi dilakukan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik yang dilakukan terhadap objek di tempat penelitian. Menurut Rianto (2001: 96) observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian.Dalam melakukan observasi selama pembelajaran berlangsung, peneliti sebagai guru dibantu oleh guru mitra. b) Metode angket.

33

Menurut

Rianto

(2001:87)

angket

adalah

alat

untuk

mengumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis. Merupakan usaha mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan cara sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian ini. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data tentang bagaimana respon siswa terhadap penggunaan metode kooperatif model TGT, apakah cukup memberi variasi dari metode konvensional yang sering digunakan dalam pembelajaran IPS Geografi pada pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia. Angket ini diberikan pada akhir pembelajaran. c) Metode tes. Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadap sejumlah pertanyaan- pertanyaan atau suruhan- suruhan kepada subjek penelitian, Budiyono (2003:54). Metode tes digunakan untuk mengetahui seberapa besar penyerapan materi siswa pada pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia dengan sub pokok bahasan posisi geografis Indonesia, hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia,angin muson di Indonesia, persebaran flora dan fauna di Indonesia dan persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia. Pelaksanaannya dengan menggunakan metode kooperatif model TGT ini. D. Validitas Data Dari informasi yang telah di dapat oleh peneliti maka data dalam penelitian itu akan diperiksa validitas agar kebenaran data itu dapat dipertanggung jawabkan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data dan triangulasi metode. Menurut Sutopo (2002:80), triangulasi adalah mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data dan triangulasi metode. Triangulasi data dilakukan dengan cara memanfaatkan jenis

34

sumber data yang berbeda beda untuk menggali data yang sejenis, selain itu juga ada cara lain yaitu dengan menggali informasi dari suatu narasumber tertentu, dari kondisi lokasinya, dari aktivitas yang menggambarkan perilaku orang atau warga masyarakat, atau dari sumber yang berupa catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksud peneliti (Sutopo, 2002:79). Misalnya, untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada semester ganjil, peneliti melakukan hal hal sebagai berikut : 1. 2. Memberikan tes tentang materi yang diajarkan pada semester ganjil yaitu unsure fisik wilayah Indonesia. Menerapkan metode pembelajaran Teams Games Tournament. E. Teknik Analisis Data Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan analisis melalui 3 alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sedangkan tahap tahap analisis data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Reduksi data. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang kasar yang muncul dari catatan catatan tertulis di lapangan. Proses reduksi data ini berlangsung terus menerus selama pelaksanaan penelitian sampai penelitian berakhir. Reduksi data dilakukan pada awal penelitian pada akhir penelitian. 2. Sajian data. Sajian data / data data display dapat diartikan sebagai penyajian dari sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada tahap ini informasi informasi yang telah diperoleh selama pendidikan disusun untuk mempermudah dalam penarikan kesimpulan. 3. Penarikan kesimpulan. Merupakan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian. Dari awal pengumpulan data sudah ada pernyataan pernyataan yang digunakan

35

sebagai arahan arahan untuk mengambil suatu kesimpulan sementara. Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan / verifikasi sebagai sesuatu yang berinteraksi pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data. Ketiga jenis kegiatan analisis dan kegiatan pengumpulan data merupakan analisis interaktif. Model analisis interaktif tersebut dapat dibuat skema dalam bentuk sebagai berikut : Pengumpulan data Sajian data

Reduksi data

Penarikan kesimpulan
Diagram 2. Komponen komponen analisis data : Model Interaktif.

Keempat komponen tersebut diatas harus merupakan unsur yang ada dalam proses analisis data. Keempat komponen diatas merupakan unsur yang saling berkait pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data. F. Indikator Kinerja 1. Bagi siswa Indikator kinerja dapat dikatakan berhasil jika memenuhi target yang telah ditentukan yaitu siswa mengalami ketuntasan belajar. Belajar siswa dikatakan tuntas yaitu lebih dari 65% untuk individu dan lebih dari 85% untuk klasikal. Dengan kata lain balajar dalam tes formatif dikatakan tuntas jika seorang siswa secara klasikal ditentukan apabila 85% dari jumlah siswa mendapat nilai lebih dari 6,5 atau 65%. Sedangkan belajar tuntas siswa secara klasikal ditentukan apabila 85% dari jumlah siswa mendapat nilai 6,5 keatas. 2. Pada aspek proses

36

a. Perhatian siswa lebih pada mata pelajaran IPS Geografi dengan penggunaan metode TGT dapat meningkat. b. Keaktifan siswa lebih pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT dapat meningkat. G. Prosedur Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ada langkah-langkah yang harus dilaksanakan yaitu penetapan fokus masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi analisis dan refleksi. Masing-masing dari langkah-langkah tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Penetapan Masalah Penetapan fokus masalah berawal dari permasalahan yang dianggap menghalangi tujuan pembelajaran, sehingga berdampak tidak baik terhadap kegiatan belajar-mengajar dan prestasi belajar. Peneliti menetapkan fokus permasalahan yang tepat berdasarkan observasi yang telah dilakukan. 2. Perencanaan Tindakan Menerapkan kegiatan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan-persiapan sebagai berikut : a. Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah, guru mata pelajaran geografi dan siswa kelas VIII B untuk kelancaran penelitian. b. Menerapkan pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang digunakan untuk kegiatan penelitian. Pada penelitian ini mengambil pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia dengan sub pokok bahasan posisi geografis Indonesia, hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia, angin muson di Indonesia, persebaran flora dan fauna di Indonesia dan persebaran jenis tanah dan pemanfaatan di Indonesia. c. Membuat rencana pembelajaran. d. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan. 1) Lembar kerja siswa IPS Geografi kelas VIII 2) Buku paket IPS Geografi kelas VIII 3) Buku IPS Geografi kelas VIII yang relevan

37

e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati proses belajar-mengajar yang sedang dilaksanakan. f. Menyiapkan alat evaluasi berupa lembaran soal-soal tes untuk keperluan penelitian hasil atau prestasi belajar siswa. g. Menyiapkan lembar angket siswa untuk mendapatkan informasi pendapat siswa tentang penggunaan metode Kooperatif model TGT (dengan media teka-teki silang). 3. Implementasi Tindakan a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan menggunakan metode kooperatif model TGT (dengan media teka-teki silang) dengan langkah-langkah KBM yang telah dijelaskan dalam rencana pembelajaran (RP). b. Melakukan kegiatan pemantauaan proses belajar mengajar melalui observasi langsung. c. Memberikan tes untuk mengetahui tingkat prestasi siswa dalam mata pelajaran geografi teka-teki silang). d. Memberikan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajarn IPS Geografi pada pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia dengan menggunakan metode TGT (dengan media teka-teki silang). 4. Pemantauan dan Evaluasi a. Pemantauan Pemantauaan tindakan penelitiaan menggunakan dua alat yaitu observasi dan angket siswa. 1) Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam observasi sebagai berikut : a) Pelaksanaan pengamatan dilakukan oleh guru IPS Geografidan peneliti sendiri. b) Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi. c) Mendiskusikan dengan guru IPS Geografi terhadap hasil pengamatan setelah proses belajar mengajar selesai. dengan menggunakan metode TGT (dengan media

38

d) Membuat kesimpulan hasil pengamatan. 2) Langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap angket yang telah diisi oleh siswa sebagai berikut : a) Membagikan lembar angket untuk diisi siswa setelah pertemuan selesai dilaksanakan. b) Mengumpulkan lembar angket yang telah diisi oleh siswa. c) Membuat kesimpulan hasil angket siswa. b. Evaluasi Langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut : 1) Menyiapkan alat-alat evaluasi soal-soal tes. 2) Melaksanakan evaluasi dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar. 3) Melaksanakan analisis hasil evaluasi. 5. Analisis dan Refleksi a. Analisis Langkah-langkah dalam kegiatan analisis dapat dilakukan sebagai berikut : 1) Menganalisis tanggapan siswa pada lembar angket Metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajarmengajar dinyatakan menarik apabila ada 85% dari seluruh siswa dalam kelas tindakan menyatakan tertarik pembelajaran geografi dengan metode TGT. 2) Memasukan hasil pengamatan oleh guru pada lembar monitoring. Apabila hasil pengamatan siswa mengikuti pelajaran dengan baik, yaitu siswa aktif dalam mengerjakan tugas kelompok maupun fokus dalam mengerjakan tugas yang diberikan baik tugas kelompok maupun individu dan siswa merespon dengan baik pembelajaran IPS Geografi kelas VIIIB pada pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia. b. Refleksi Refleksi dalam penelitiaan tindakan ini adalah memikirkan ulang untuk mencari dan menemukan kekurangan-kekurangan yang dilakukan

39

mulai dari tahap persiapan sampai pelaksanaan tindakan kelas. Refleksi dilaksanakan agar tidak terjadi kesalahan yang terulang pada tindakan kelas berikutnya. 6. Perencanaan Tindak Lanjut Dari keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan tindakan yang ada dalam refleksi maka peneliti dengan guru mitra mengadakan diskusi untuk mengambil tindakan perbaikan berikutnya dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan peneliti. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan proses belajar mengajar dan prestasi belajar siswa yang lebih optimal dari proses pembelajaran sebelumnya. Dengan demikian dapat diketahui sampai sejauh mana respon siswa dengan metode TGT (dengan media teka-teki silang) dalam pembelajaran IPS Geografi siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 Surakarta 7. Perencanaan Siklus I Dalam siklus I dibahas pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia dengan sub pokok bahasan posisi geografis Indonesia dan hubungan posisi geografis dengan waktu dua jam pelajaran (2 x 45 menit). Rincian pelaksanaan siklus 1 dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Rincian Prosedur Penelitian Siklus I No 1 LANGKAH POKOK Persipan KEG PENGAJAR a. Membuka pelajaran b. Guru menjelaskan rencana keg yang akan dilakukan c. Memberikan pokok-pokok materi Unsur Fisik Wilayah Indonesia dengan sub pokok posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia Memberikan tugas kelompok model teka-teki silang. Pemilihan anggota kelompok berdasarkan tingkat kemampuan prestasi yang berbeda KEG SISWA a. Menyiapkan keperluan b. Memperhatikan penjelasan guru c. WAKTU 20

Pelaksanaan metode kooperatif model TGT

Mengerjakan tugas kelompok dan setiap anggotanya wajib mengerjakannya. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang

20

40

Pembahasan Memandu dalam hasil diskusi pembahasan hasil diskusi kelompok kelompok dengan metode kooperatif model TGT (dengan media tekateki Silang) Evaluasi a. Membagikan soal tes pada siklus 1 dengan bentuk Multiple Choice. - Mengambil nilai - Guru memberikan sedikit evaluasi dari kegiatan diskusi tadi. b. Guru memberikan lembar angket pada masingmasing siswa untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan siswa terhadap metode mengajar yang digunakan dan materi-materi apa saja yang sulit di pahami. Tindak lanjut Guru menilai hasil diskusi kelompok dan tes serta menyimpulkan jawaban lembar angket untuk dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya.

15

a. Setiap siswa mengerjakan soal tes pada lembar yang telah disiapkan b. Siswa mengisi lembar angket yang dibagikan

25

10

8. Perencanan Siklus II Dalam siklus II dibahas pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia dengan sub pokok bahasan Angin Muson di Indonesia, Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Serta Persebaran Jenis Tanah dan Pemanfaatannya di Indonesia. Dengan waktu dua jam pelajaran (2 x 45) dengan melihat hasil refleksi dari pembelajaran yang pertama, selanjutnya diadakan perencanaan pembelajaran dengan perbaikan guna meningkatkan kualitas pembelajaran maupun peningkatan prestasi belajar siswa pada proses pembelajaran dalam pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia. Dengan perbaikanperbaikan ini diharapkan pada siklus kedua ini dapat diperoleh hasil yang

41

lebih baik dibanding siklus pertama. Tindakan pada siklus kedua ini sangat memperhatikan kekurangan dan kelemahan yang ada pada siklus pertama serta diusahakan cara mengatasinya. Rincian pelaksanaan siklus II dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini :
Tabel 3. Rincian Prosedur Penelitian Siklus II NO 1 LANGKAH POKOK Persipan KEG PENGAJAR KEG SISWA WAKTU 15

Pelaksanaan metode kooperatif model TGT

Pembahasan

a. Persiapan pertama. a. Siswa menyiapkan 1) Guru buku tulis, buku mempersiapkan panduan / buku instrument yang paket. diperlukan dalam c. penelitian, yaitu: soal teka teki silang, soal tes, lembar angket dan lembar pengamatan siswa. 2) Guru mempersiapkan sumber pembelajaran untuk melaksanakan penelitian, yaitu: LKS IPS Geografi Kelas VIII. Buku Paket IPS Geografi Kelas VIII. Buku Panduan IPS Geografi lain yang relevan. b. Guru meminta siswa membentuk kelompok. a. Guru membagikan soal a. Siswa teka teki silang pada bekerja kelompok tiap tiap kelompok. untuk b. Guru dibantu guru IPS mengerjakan soal Geografi mengamati teka teki silang. aktivitas siswa. b. Siswa mengerjakan soal teka teki silang secara kelompok. Memandu dalam Kelompok yang

30

15

42

hasil diskusi pembahasan hasil diskusi kelompok kelompok dengan metode kooperatif model TGT dengan media (Tekateki Silang) Evaluasi a. Guru membagikan soal soal tes pada masing masing siswa, sambil berkeliling dalam rangka memberi semangat dalam mengerjakan tes. b. Guru membagikan lembar angket pada masing-masing siswa untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan siswa terhadap metode mengajar yang digunakan dan materimateri apa saja yang sulit di pahami. Tindak lanjut Guru menilai hasil diskusi kelompok dan tes serta menyimpulkan jawaban lembar angket untuk dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya.

berkesempatan untuk presentasi pertama adalah kelompok 5, karena minggu lalu kelompok 5 tidak berkesempatan menunjuk kelompok lain untuk melakukan presentasi. a. Setiap siswa mengerjakan soal tes pada lembar yang telah disiapkan b. Siswa mengisi lembar angket yang dibagikan .

25

Adapun perbedaan siklus I dan siklus II adalah : 1. Pada siklus pertama guru tidak menjelaskan secara detail tentang metode Teams Games Tournament, sehingga banyak siswa yang menanyakan karena kebanyakan dari mereka belum mengerti maksud bekerja kelompok dengan metode Teams Games Tournament ini. Pada siklus kedua guru memberikan pengertian bagaimana bekerja kelompok dengan model Teams Games Tournament ini. 2. Pada siklus pertama guru masih kesulitan memusatkan perhatian kelompok pada materi pelajaran. Pada siklus kedua, guru sudah bisa memusatkan perhatian kelompok pada materi pelajaran.

43

3. Pada siklus pertama soal-soal teka-teki silang dan soal-soal tes kurang bervariasi. Pada siklus kedua soal teka-teki silang dan soal-soal tes sudah bervariasi. 4. Pada siklus pertama terdapat siswa yang mondar mandir di dalam kelas mengganggu teman lain atau kelompok lain, berbicara sendiri (membuat gaduh) pada saat bekerja kelompok, mengerjakan tugas yang lain dan ada yang keluar kelas. Pada siklus kedua, hal hal seperti di atas sudah dapat diatasi.

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 16 Surakarta, yang berada di jalan Kolonel Sutarto nomor 188, tepatnya di : sebelah barat :Wisma Tri Cakti Surakarta dan di sebelah timur : SMK Kristen Surakarta. Jika dilihat dari kondisi

44

lingkungan di sekitar SMP Negeri 16 Surakarta yang srategis maka dapat dikatakan bahwa keadaan lingkungan mendukung dalam faktor aksesibilitas. Kegiatan Belajar Mengajar SMP 16 Surakarta di dukung dengan adanya sarana dan prasarana, diantaranya sarana fisik dan sarana non fisik. 1. Sarana Fisik Yaitu semua ruang atau gedung yang menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Sarana itu antara lain:ruang kelas sebanyak 15 buah dengan luas 1379 m, laboratorium IPA luasnya 194,6 m, laboratorium media luasnya 108,5 m, laboratorium komputer luasnya 50 m, ruang perpustakaan luasnya 108,5 m, rung keterampilan luasya 85,8 m, ruang UKS luasnya 30 m, ruang BP / BK luasnya 30 m, ruang guru luasnya 108,5 m, ruang OSIS luasnya 36 m, kamar mandi guru sebanyak 2 buah dengan luas 6 m, kamar mandi siswa sebanyak 8 buah dengan luas 25 m, tempat ibadah luasnya 70 m, dan ruang dinas kepala sekolah luasnya 123,4 m. 2. Sarana Non Fisik Ada 2 golongan sarana non fisik yaitu: a. Bentuk bukan materi yang berupa administrasi. b. Berbentuk materi , yang tidak berupa gedung atau ruangan, yaitu berupa alat olahraga, alat tulis, alat kebersihan, alat kesenian, alat keterampilan memasak, komputer, peralatan praktikum Fisika dan Biologi serta peralatan praktek olahraga. B. Hasil Belajar Siswa Sebelum Diberikan Tindakan Dengan analisis dokumen hasil belajar siswa pada pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata yang masih tergolong rendah dan belum tercapainya ketuntasan secara klasikal pada kelas VIIIB. Kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran ini dikarenakan pada penggunaan metode yang kurang tepat sehingga sangat berpengaruh terhadap hasil prestasi siswa dalam mata pelajaran IPS Geografi

45

kelas VIII B SMP Negeri 16 Surakarta. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas VIIIB sebelum dilakukan tindakan yang diambil dari buku nilai kelas VIIIB yang dapat dilihat pada lampiran 2 Tabel 4. Nilai Ulangan Harian Sebelum Diberikan Tindakan Pada Kelas VIIIB 39 SMP Negeri 16 Surakarta Jenis penilaian Ulangan harian Nilai rata-rata 5,6 Ketuntasan klasikal 25% Keterangan Skor max =10 Batas klasikal siswa tersebut mendapat 6,5
Sumber : Buku nilai kelas VIII B SMP Negeri 16 Surakarta

tuntas :85% dikelas nilai

Dengan melihat masalah yang ada, maka pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas yang dimulai dari perencanaan tindakan ,implementasi tindakan, pemantauan, evaluasi, refleksi dan perencanan tindak lanjut untuk siklus selanjutnya agar proses belajar-mengajar menjadi lebih baik. Adapun pembelajaran yang diteliti adalah penggunaan metode pembelajaran kooperatif model teams games tournament sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran IPS Geografi pada pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia kelas VIII B di SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2005/2006 dengan sub pokok bahasan posisi geografis Indonesia, hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia, angin muson di Indonesia, persebaran flora dan fauna di Indonesia dan persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia. Pada penelitian ini dilakukan dua siklus untuk mencapai ketuntasan belajar siswa. Siswa dikatakan tuntas jika siswa telah menguasai pelajaran yang diberikan secara tuntas yaitu lebih dari 65% untuk individu dan lebih dari 85% untuk klasikal.

46

C. KEGIATAN SIKLUS I 1. Pelaksanaan siklus I Siklus pertama dilaksanakan pada Hari Senin tanggal 6 November 2006 di kelas VIIIB SMP Negeri 16 Surakarta pada jam ke 7 dan 8 (dua jam pelajaran 2 x 45) dengan pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia sub pokok bahasan posisi geografis Indonesia dan hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia. Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan metode TGT (dengan media teka-teki silang) pada siklus pertama, yaitu : a Persiapan (20 menit) 1. 2. 3. 4. 5. Guru membuka pembelajaran dengan memberi salam Guru melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran. Semua siswa masuk semua mengikuti pelajaran. Guru menanyakan tentang materi minggu lalu, untuk menanyakan apakah ada kesulitan dalam materi minggu lalu. Tidak ada siswa yang menanyakan materi minggu lalu, maka guru menganggap bahwa materi minggu lalu mudah dipahami oleh siswa. Guru menyiapkan rencana pembelajaran yang dapat dilihat pada lampiran 3, kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini yaitu : Menunjukkan batas dan luas Indonesia a). Menunjukkan batas wilayah Indonesia b). Menginformasikan keadan cuaca dan iklim di Indonesia c). Mengidentifikasi berlangsungnya musim hujan dan kemarau di Indonesia 6. 7. 8. Guru mempersiapkan instrumen yang diperlukan dalam penelitian Instrument : soal teka-teki silang, soal tes individu, lembar angket dan lembar pengamatan siswa. Guru mempersiapkan media yang diperlukan untuk penelitian hari ini, yaitu : buku panduan geografi kelas VIII B dari Yudistira, buku

47

LKS Geografi kelas VIII B dan buku paket Geografi kelas VIII. 9. Persiapan guru sudah baik dalam menyiapkan RP, materi, soal teka-teki silang, soal tes dan menyediakan media dan sumber pembelajaran 10. 11. Siswa mempersiapkan buku baik buku tulis, buku panduan atau buku paket dan alat tulis. Guru menerangkan materi pokok Unsur Fisik Wilayah Indonesia dengan sub pokok bahasan batas dan luas Indonesia dan pengaruh posisi geografi terhadap perubahan musim. 12. 13. 14. 15. Siswa memperhatikan penjelasan guru. Ada dua siswa yang mengatakan suara guru kurang keras. Guru menanyakan adakah materi yang ingin ditanyakan. Tidak ada siswa yang menanyakan materi yang sulit dipahami kepada guru. b Pelaksanaan metode kooperatif model TGT (20 menit) 1. 2. 3. 4. 5. Guru meminta siswa membentuk kelompok untuk mengerjakan teka-teki silang. Guru dalam menetapkan jumlah kelompok sudah sesuai dengan kondisi siswa sehingga kerja kelompok bisa berjalan dengan lancar. Siswa tidak ada yang mengeluh mengenai anggota kelompoknya dan langsung menempatkan diri pada anggota kelompoknya Ada 8 kelompok Guru membagikan soal teka-teki silang pada tiap-tiap kelompok soal teka-teki silang bisa dilihat pada lampiran 4 dan kunci jawaban soal TGT siklus I pada lampiran 5. 6. 7. Tiap-tiap kelompok mulai mengerjakan teka-teki silang. Kelompok I mempunyai anggota 5 orang siswa adapun aktivitas kelompok I selain mengerjakan teka-teki silang dapat dideskripsikan sebagai berikut : a) Ada 1 siswa yang melakukan presentasi didepan kelas. b) Ada 3 siswa yang bekerjasama mengerjakan tugas kelompok

48

mengisi teka teki silang. c) Ada 2 siswa yang bertanya kepada guru tentang cara mengisi teka teki silang. d) Ada 1 siswa yang menganggu teman lain dalam mengerjakan tugas. 8. Kelompok II mempunyai anggota 5 siswa, adapun aktifitas kelompok II selama mengerjakan teka-teki silang dapat dideskripsikan sebagai berikut: a) Ada 1 siswa yang melakukan presentasi. b) Ada 2 siswa yang bekerjasama mengerjakan tugas kelompok mengisi teka teki silang. c) Ada 2 siswa yang bertanya kepada guru tentang cara mengisi teka teki silang. d) Ada 3 siswa yang berbicara sendiri (membuat gaduh) pada saat bekerja kelompok. 9. Kelompok III mempunyai anggota 5 orang siswa, adapun aktivitas kelompok III selama mengerjakan teka-teki silang dapat dideskripsikan sebagai berkut : a) Ada 1 siswa yang memperhatikan penjelasan guru. b) Ada 1 siswa yamg melakukan presentasi di depan kelas. c) Ada 3 siswa yang bekerjasama mengerjakan tugas kelompok mengisi teka teki silang. d) Ada 1 siswa yang bertanya kepada guru tentang soal tes ataupun dalam mengisi teka- teki silang. 10. Kelompok IV mempunyai anggota 5 orang siswa, adapun aktivitas kelompok IV selama mengerjakan teka-teki silang dapat dideskripsikan sebagai berikut : a) Ada 2 siswa yang memperhatikan penjelasan guru. b) Ada 1 siswa yang melakukan presentasi. c) Ada 2 siswa yang mengerjakan tugas kelompok mengisi teka teki silang.

49

d) Ada 1 siswa yang bertanya kepada guru tentang soal mengisi teka teki silang. e) Ada 2 siswa yang mondar-mandir di dalam kelas. f) Ada 2 siswa yang menganggu teman lain. 11. Kelompok V mempunyai anggota 5 orang siswa, adapun kelompok V selama mengerjakan teka-teki silang dapat dideskripsikan sebagai berikut : a) Ada 3 siswa yang memperhatikan penjelasan guru. b) Ada 1 siswa yang melakukan presentasi. c) Ada 1 siswa yang bekerja sama mengerjakan tugas kelompok mengisi teka teki silang. d) Ada 1 siswa yang mengerjakan tes individu dengan baik. e) Ada 1 siswa yang bertanya kepada guru tentang mengisi teka teki silang. f) Ada 1 siswa yang menganggu teman lain/ kelompok lain. g) Ada 1 siswa yang berbicara sendiri (membuat gaduh) pada saat bekerja kelompok. h) Ada 1 siswa yang mengerjakan tugas yang lain. 12. Kelompok VI mempunyai anggota 5 orang siswa, adapun aktivitas kelompok selama mengerjakan teka-teki silang dapat dideskripsikan sebagai berikut : a) Ada 4 siswa yang memperhatikan penjelasan guru. b) Ada 1 siswa yang melakukan presentasi. c) Ada 4 siswa yang bekerjasama mengerjakan tugas kelompok mengisi teki teki silang. 13. Kelompok VII mempunyai anggota 5 orang siswa, adapun aktivitas kelompok VII selama mengerjakan teka-teki silang dapat dideskripsikan sebagai berikut: a) Ada 4 siswa yang memperhatikan penjelasan guru. b) Ada 1 siswa yang melakukan presentasi. c) Ada 3 siswa yang yang bekerjasama mengerjakan tugas

50

kelompok. d) Ada 1 siswa yang bertanya kepada guru tentang mengisi teka teki silang. e) Ada 1 siswa yang mengerjakan tugas lain. 14. Kelompok VIII mempunyai anggota 5 orang siswa, adapun aktivitas kelompok VIII selama mengerjakan teka-teki silang dapat dideskripsikan sebagai berikut : a) Ada 4 siswa yang memperhatikan penjelasan guru. b) Ada 1 siswa yang melakukan presentasi. c) Ada 3 siswa yang bekerjasama mengerjakan tugas kelompok. d) Ada 1 siswa yang berbicara sendiri (membuat gaduh) pada saat bekerja kelompok. e) Ada 1 siswa yang keluar kelas. c Pembahasan hasil (15 menit). Adapun pembahasan diskusi kelompok dengan metode kooperatif model teka teki silang. 1. 2. 3. 4. 5. Setiap kelompok berkesempatan untuk mempresentasikan tugasnya Kelompok yang mendapat giliran pertama mempresentasikan tugasnya dipilih secara acak dengan mengundi setiap kelompok. Kelompok yang dapat giliran pertama adalah kelompok 8. Kelompok 8 tidak bisa menjawab dengan benar semua, dalam soal no. 8 menurun yaitu relief. Yang menarik dalam kegiatan ini adalah kelompok yang sudah mendapat giliran, berhak menunjuk kelompok lain untuk mendapat giliran. 6. 7. 8. 9. Kelompok 8 menunjuk kelompok 4 untuk maju. Kelompok 4 teryata juga sama dengan kelompok 8 tidak bisa menjawab soal no 8 menurun yaitu relief. Kelompok 4 menunjuk kelompok 3 untuk mendapatkan giliran presentasi. Kelompok 3 bisa menjawab pertanyaan dengan benar semua.

51

10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 1. 2. 3. 4. 5.

Kelompok 3 menunjuk kelompok 2 untuk maju. Kelompok 2 juga bisa menjawab pertanyaan dengan benar semua. Kelompok 2 menunjuk kelompok 6 untuk mendapatkan giliran presentasi. Kelompok 6 tidak bisa menjawab soal no. 8 menurun yaitu relief. Kelompok 6 menunjuk kelompok 7 untuk maju. Kelompok 7 juga tidak bisa menjawab soal no. 8 menurun yaitu relief. Kelompok 7 mendapat giliran menunjuk kelompok yang dipilih adalah kelompok 1. Kelompok 1 bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar. Kelompok 1 menunjuk kelompok 5 untuk maju. Kelompok 5 bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar. Guru membagikan soal tes pada masing-masing siswa, yang dapat dilihat pada lampiran 6 dan kunci jawabannya pada lampiran 7. Masing-masing siswa mengerjakan tes pada lembar yang telah disiapkan. Guru berkeliling dari kelompok satu kelompok lain dalam rangka mengawasi siswa yang mengerjakan soal tes. Waktu untuk mengerjakan tes sudah habis, soal tes dikumpulkan di meja guru. Guru membagi lembar angket pada masing-masing siswa untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan siswa terhadap metode mengajar yang digunakan dan materi-materi apa saja yang sulit dipahami.

d Evaluasi (25 menit).

6. 7.

Siswa mengisi angket. Setelah selesai mengisi angket, kemudian dikumpulkan di meja guru.

e Tindak lanjut Guru menilai hasil diskusi kelompok dan tes serta menyimpulkan jawaban lemabar angket untuk dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya.

52

2.

Hasil Observasi Siklus I

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh guru kelas terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut: a. Hasil observasi Bagi Guru. 1) Guru sudah cukup baik dalam menyiapkan RP, menyediakan materi, menyediakan soal teka- teki silang, menyediakan soal tes, menyediakan media, dan sumber pembelajaran. 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Guru dalam menetapkan jumlah kelompok sudah sesuai dengan kondisi siswa, sehingga kegiatan bisa berjalan lancar. Penampilan guru sudah cukup baik dalam melakukan pembelajaran di kelas VIIIB SMP Negeri 16 Surakarta. Guru sudah menguasai materi dengan baik. Guru sudah baik dalam pemilihan materi dalam pembuatan teka- teki silang. Pengolahan waktu sudah baik. Pada saat mengajar, guru masih kesulitan memusatkan perhatian kelompok pada materi pelajaran. Guru menerima atau menanggapi usulan dari siswa. Guru dalam membuat kesimpulan, melaksanakan tes dan pemberian angket sudah cukup baik. Adapun hasil pengisian lembar pengamatan guru pada siklus I terdapat pada lampiran 8. b. Hasil Observasi Bagi Siswa. Hasil observasi siswa pada siklus I terdapat pada lampiran 9 dan lampiran 10, dengan perincian sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) Ada 18 siswa yang memperhatikan penjelasan guru (45%). Ada 8 siswa yang melakukan presentasi (20%). Ada 22 siswa yang bekerja sama mengerjakan tugas kelompok mengisi TTS (55%). Ada 1 siswa yang mengerjakan tes individu dengan baik (2,5%).

53

5) 6) 7) 8) 9) 10)

Ada 8 siswa yang bertanya kepada guru tentang soal ataupun dalam mengisi TTS (20%). Ada 3 siswa yang mondar- mandir di dalam kelas (7,5%). Ada 6 siswa yang mengganggu teman lain/ kelompok lain (15%). Ada 5 siswa berbicara sendiri (membuat gaduh) pada saat bekerja kelompok (12,5%). Ada 2 siswa yang mengerjakan tugas yang lain (5%). Ada 1 siswa keluar kelas (2,5%). 3. Tanggapan Siswa.

Tanggapan siswa pada siklus I dapat dilihat dari hasil angket yang ditanyakan pada akhir pembelajaran siklus I dan hasilnya, yaitu: a. b. Sebanyak 35 siswa= 87,5% menyatakan senang belajar IPS Geografi dengan metode TGT disertai media teka- teki silang. Sebanyak 30 siswa= 75% menyatakan bahwa proses pembelajaranIPS Geografi dengan menggunakan metode teka- teki silang lebih menarik daripada dengan menggunakan metode ceramah. c. Sebanyak 34 siswa= 85% menyatakan pembelajaran dengan metode TGT disertai media teka- teki silang dapat meningkatkan rasa kerjasama dan kekompakan diantara anggota kelompok. d. Sebanyak 30 siswa= 75% menyatakan menggunakan metode TGT disertai media teka- teki silang dapat memudahkan dalam mempelajari materi IPS Geografi. e. Sebanyak 32 siswa= 80% menyatakan metode TGT disertai media teka-teki silang yang digunakan guru dalam mengajar memudahkan dalam mengerjakan soal- soal tes. f. Sebanyak35 siswa= 87,5% menyatakan pembelajaran IPS Geografi dengan metode TGT disertai media teka- teki silang dapat meningkatkan prestasi belajar. g. Sebanyak 31 siswa = 77,5% menyatakan metode GT baik digunakan dalam mata pelajaran IPS Geografi.

54

h. i.

Sebanyak 5 siswa= 12.5% masih kesulitan dalam memahami posisi geografis Indonesia. Sebanyak 5 siswa= 12,5% masih kesulitan dalam memahami hubungan posisi geografi Indonesia dengan perubahan musim di Indonesia.

j. k. l. m.

Sebanyak 1 siswa= 2,5% masih kesulitan dalam memahami terjadinya angin muson di Indonesia. Sebanyak 12 siswa=30% masih kesulitan dalam persebaran florafauna di Indonesia. Sebanyak 16 siswa= 40% masih kesulitan dalam memahami persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia. Sebanyak 29 siswa= 72.5% menyatakan berminat mempelajari materi pelajaran IPS Geografi.

Adapun hasil dari pengisian angket pada siklus I terdapat pada lampiran 11 dan 12. 4. Hasil Belajar Siswa. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa secara individu hasil belajar siswa dapat dikelompokkan dalam kategori tuntas dan belum tuntas, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Klasifikasi Hasil Tes Siklus I Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 16 Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa Secara Individu. Surakarta

No Hasil Tes 1. Nilai kurang dari 6,5 2. Nilai 6,5 keatas jumlah

Jumlah Siswa (%) 27 13 40 67,5 32,5 100

Ketuntasan Belajar Belum tuntas tuntas

Sumber : Data Primer PTK Tahun 2006.

Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah siswa kelas VIIIB secara keseluruhan yaitu 40 siswa, yang mendapat nilai kurang dari 6,5 sebanyak 27 siswa dan yang mendapat nilai 6,5 keatas ada 13 siswa. Dengan kata lain, siswa yang tuntas belajar secara individu ada 13 siswa atau 32,5%,

55

sedangkan yang 27 siswa atau 67,5% belum mengalami ketuntasan belajar secara individu. Secara klasikal kelas VIIIB belum mencapai ketuntasan belajar, karena batas ketuntasan belajar secara klasikal adalah 85% dari jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5 ke atas dan yang dicapai oleh kelas VIIIB hanya 32,5% dengan rata- rata kelas 5,75. Adapun daftar nilai siklus I terdapat pada lampiran 13. Berdasarkan analisis hasil belajar siswa siklus I terdapat perkembangan yang cukup baik dalam kegiatan belajar mengajar yang terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6. Perkembangan Hasil Pembelajaran Kelas VIIIB SMP Negeri 16 Surakarta Setelah Diberikan Tindakan Siklus I.

Aspek Prestasi

Tes awal Rata- rata Klasikal 5,6 17,5 %

Siklus I Rata- rata Klasikal 5,75 32,5 %

Keterangan Skor nilai max = 10 batas di tuntas kelas klasikal = 85 % siswa tersebut mendapat nilai > 6,5.

Sumber : Buku Nilai Kelas VIIIB SMP Negeri 16 Surakarta dan Data Primer PTK Tahun 2006.

5.

Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan analisis siklus I, dalam penelitian tindakan kelas siklus I, masih banyak ditemukan kekurangan baik pada guru sebagai peneliti maupun pada siswa sebagai obyek penelitian. Kekurangan tersebut antara lain : a. 1) 2) b. 1) Dilihat dari aktivitas guru Guru masih kurang pemilihan materi dalam pembuatan teka teki silang maupun soal soal tes individu. Pada saat mengajar guru masih kesulitan memusatkan perhatian pada waktu bekerja kelompok. Dilihat dari aktivitas siswa Kurangnya motivasi siswa dalam

56

belajar mata pelajaran geografi, hal ini terlihat dari masih adanya siswa yang mengerjakan tugas selain di luar tugas yang diberikan oleh guru, mengganggu teman, berbicara sendiri, keluar kelas, dan jalan jalan di kelas. 2) Siswa belum terbiasa pembelajaran dengan metode TGT dengan media teka teki silang, sehingga dalam pelaksanaan evaluasi hasilnya belum memenuhi target. Sedang target yang ditentukan adalah siswa mengalami ketuntasan belajar secara klasikal yaitu lebih dari 85% dari jumlah siswa satu kelas mendapat nilai 6,5 keatas. 3) Dilihat dari analisis hasil tes siklus I, siswa masih kesulitan mengerjakan soal tes, terutama pada soal tentang posisi geografis Indonesia dan hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia. Berdasarkan uraian di atas bisa disimpulkan bahwa pada siklus I belum memenuhi target yang telah ditentukan, yaitu dengan nilai rata rata 6,5. Mengenai ketuntasan belajar siswa, siswa kelas VIIIB belum mencapai ketuntasan klasikal. Batas ketuntasan klasikal adalah 85% dari jumlah siswa VIIIB mendapat nilai lebih dari 6,5 sedangkan yang dicapai oleh siswa kelas VIIIB baru 32,5 %. Pada aspek proses juga belum memenuhi target karena guru masih kurang dalam pemilihan materi pembuatan teka teki silang maupun soal soal individu. Dan keaktifan siswa juga masih rendah dan perhatian siswa untuk mengerjakan tugas kelompok masih kurang, sehingga guru juga belum memenuhi target yang telah ditentukan. 6. Tindak Lanjut Dalam pelaksanaan tindakan siklus I masih banyak kekurangan kekurangan dalam kegiatan belajar mengajar. Peneliti bersama guru mitra mengadakan diskusi untuk mengambil kesepakatan kesepakatan tentang tindak lanjut pada siklus berikutnya. Tindak lanjut tersebut adalah : a. Guru harus lebih meningkatkan lagi dalam pemilihan materi pembuatan teka teki silang maupun soal soal tes individu.

57

b.

Dalam proses kegiatan kelompok perhatian siswa harus ditingkatkan. D. KEGIATAN SIKLUS II 1. Pelaksanaan Siklus II Siklus kedua dilaksanakan pada hari senin tanggal 13 November 2006 di

kelas VIIIB SMP Negeri 16 Surakarta pada jam ke-7 dan 8 (dua jam pelajaran 2 x 45 menit). Dengan pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia sub pokok bahasan angin muson di Indonesia, persebaran flora dan fauna di Indonesia dan persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia. Langkah- langkah kegiatan belajar mengajar dengan metode TGT (dengan media teka- teki silang) pada siklus kedua yaitu: a. 1. 2. pelajaran. 3. 4. Guru menanyakan tentang materi minggu lalu, untuk menanyakan apakah ada kesulitan dalam materi minggu lalu. Tidak ada siswa yang menanyakan materi minggu lalu, maka guru menganggap bahwa materi minggu lalu sudah dapat dipahami oleh siswa. 5. Guru menyiapkan rencana pembelajaran yang dapat dilihat pada lampiran 14 kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini yaitu: a) b) Menyajikan informasi tentang arah angin muson. Mengidentifikasikan penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan berlangsungnya musim hujan dan musim kemarau di wilayah Indonesia. c) Indonesia. Mengidentifikasikan persebaran flora dan fauna di Persiapan (15 menit) Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan memberi salam. Guru melakukan presensi siswa yang mengikuti

58

d) Indonesia. 6.

Persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di Guru mempersiapkan instrument yang diperlukan dalam

penelitian, yaitu: soal teka- teki silang, soal tes, lembar angket dan lembar pengamatan siswa. 7. Guru mempersiapkan sumber pembelajaran untuk melaksanakan penelitian, yaitu: LKS IPS Geografi Kelas VIII, Buku paket IPS Geografi kelas VIII, Buku panduan IPS Geografi lain yang relevan. 8. Persiapan guru sudah baik dalam menyiapkan RP, materi, soal teka- teki silang, soal tes dan menyediakan media dan sumber pembelajaran. 9. 10. 11. b. 1. masing. 2. 3. 4. teki silang. 5. 6. siswa. 7. Kelompok I mempunyai anggota 5 siswa adapun aktivitas kelompok I selain mengerjakan teka- teki silang dapat dideskripsikan Tiap- tiap kelompok mulai mengerjakan teka- teki silang. Guru dibantu guru Geografi dalam mengamati aktivitas Ada 8 kelompok. Guru membagikan soal teka- teki silang pada tiap- tiap kelompok dengan formasi anggota yang sama dengan minggu lalu. Siswa bekerja kelompok untuk mengerjakan soal tekaSiswa mempersiapkan buku baik buku tulis, buku panduan/ buku paket. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok dengan formasi anggota yang sama dengan minggu lalu. Pelaksanaan metode kooperatif model TGT (dengan media tekateki silang) (30 menit) Siswa menempatkan diri pada kelompoknya masing-

59

sebagai berikut: a) b) c) 8. Ada 5 siswa yang memperhatikan penjelasan guru. Ada I siswa yang melakukan persentasi. Ada 3 siswa yang bekerja sama mengerjakan tugas kelompok mengisi teka teki silang. Kelompok II mempunyai anggota 5 siswa adapun aktivitas kelompok II selain mengerjakan teka- teki silang dapat dideskripsikan sebagai berikut: a) b) c) d) 9. Ada 4 siswa yang memperhatikan penjelasan guru. Ada 1 siswa yang memperhatikan penjelasan guru. Ada 4 siswa yang bekerja sama mengerjakan tugas kelompok mengisi teka- teki silang. Ada 1 siswa yang bertanya kepada guru tentang soal tes ataupun dalam mengisi teka teki silang. Kelompok III mempunyai anggota 5 siswa adapun aktivitas kelompok III selama mengerjakan teka- teki silang dapat dideskripsikan sebagai berikut: a) b) c) 10. Ada 4 siswa memperhatikan penjelasan guru. Ada 1 siswa yang melakukan presentasi. Ada 2 siswa yang bekerja sama mengerjakan tugas kelompok mengisi teka teki silang. Kelompok IV mempunyai anggota 5 siswa adapun aktivitas kelompok IV selama mengerjakan teka- teki silang dapat dideskripsikan sebagai berikut: a) guru. b) c) d) Ada 1 siswa yang melakukan presentasi. Ada 4 siswa yang bekerja sama mengerjakan tugas kelompok mengisi teka teki silang. Ada 1 siswa yang bertanya kepada guru tentang soal tes ataupun dalam mengisi teka teki silang. Ada 4 orang siswa yang memperhatikan penjelasan

60

11.

Kelompok V mempunyai anggota 5 orang siswa adapun aktivitas kelompok V selama mengerjakan teka - teki silang dapat dideskripsikan sebagai berikut: a) b) c) d) Ada 5 siswa yang memperhatikan guru. Ada 1 siswa yang melakukan presentasi. Ada 3 siswa yang bekerja sama mengerjakan tugas kelompok mengisi teka teki silang. Ada 1 siswa yang bertanya kepada guru tentang soal tes ataupun dalam mengisi teka teki silang. Kelompok VI mempunyai anggota 5 siswa adapun aktivitas kelompok VI selama mengerjakan teka- teki silang dapat dideskripsikan sebagai berikut: a) b) c) Ada 4 siswa yang memperhatikan penjelasan guru. Ada 1 siswa yang melakukan presentasi. Ada 3 siswa yang bekerja sama mengerjakan tugas kelompok mengisi teka teki silang. Kelompok VII mempunyai anggota 5 siswa adapun

12.

13.

aktivitas kelompok VII selama mengerjakan teka- teki silang dapat dideskripsikan sebagai berikut: a) b) c) d) 14. Ada 3 siswa yang memperhatikan penjelasan guru Ada 1 siswa yang melakukan presentasi. Ada 3 siswa yang bekerja sama mengerjakan tugas kelompok mengisi teka teki silang. Ada 2 siswa yang bertanya kepada guru tentang soal tes ataupun dalam mengisi teka teki silang. Kelompok VIII mempunyai anggota 5 siswa adapun aktivitas selama mengerjakan teka- tek silang dapat dideskripsikan sebagai berikut: a) b) c) Ada 4 siswa yang memperhatikan penjelasan guru. Ada 1 siswa yang melakukan presentasi. Ada 2 siswa yang bekerja sama mengerjakan tugas

61

kelompok mengisi teka teki silang. d) c. d. 1. tugasnya. 2. Kelompok yang mendapat giliran pertama mempresentasikan tugasnya adalah kelompok V karena pada minggu lalu kelompok V mendapat giliran paling akhir dalam melakukan presentasi. Sehingga kelompok V berhak menunjuk kelompok lainnya untuk melakukan presentasi berikutnya. 3. benar. 4. 5. benar. 6. 7. benar. 8. 9. 10. 11. benar. 12. Kelompok IV menunjuk kelompok VIII untuk maju. Kelompok II menunjuk kelompok I untuk maju. Kelompok I ternyata tidak bisa menjawab soal no. 7 mendatar yaitu mangrove. Kelompok I mendapat giliran menunjuk kelompok 4 untuk mendapat giliran presentasi. Kelompok IV bisa menjawab semua pertanyaan denga Kelompok VII mendapat giliran menunjuk kelompok II untuk mendapat giliran presentasi. Kelompok II bisa menjawab semua pertanyaan dengan Kelompok V menunjuk kelompok VII untuk melakukan presentasi selanjutnya. Kelompok VII bisa menjawab semua pertanyaan dengan Kelompok V bisa menjawab semua pertanyaan dengan Ada 1 siswa yang bertanya kepada guru tentang soal tes ataupun dalam mengisi teka teki silang. Pembahasan hasil diskusi kelompok dengan metode kooperatif model TGT ( dengan media teka- teki silang) Setiap kelompok berkesempatan untuk mempresentasikan

62

13. 14. 15. benar. 16. 17. benar. e. 1.

Kelompok VIII juga tidak bisa menjawab soal no. 7 mendatar yaitu mangrove. Kelompok VIII mendapat giliran menunjuk kelompok III untuk mendapat giliran melakukan presentasi. Kelompok III bisa menjawab semua pertanyaan dengan Kelompok III mununjuk kelompok VI untuk maju. Kelompok VI juga bisa menjawab pertanyaan dengan Evaluasi (25 menit) Guru membagikan soal- soal tes pada masing- masing siswa, sambil berkelililing dalam rangka memberikan semangat siswa dalam mengerjakan tes.

2. 3.

Masing masing siswa mengerjakan tes pada lembar yang telah disiapkan. Setelah selesai mengerjakan tugas individu, guru membagikan lembar angket pada masing masing siswa untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan siswa terhadap metode mengajar yang digunakan dan masing masing siswa untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan siswa terhadap metode mengajar yang digunakan dan materi materi apa saja yang sulit dipahami.

4. 5. guru. f.

Siswa mengisi angket. Setelah mengisi angket, kemudian dikumpulkan di meja Tindak lanjut. Guru menilai hasil diskusi kelompok dan tes serta menyimpulkan

jawaban lembar angket untuk dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya. 2. Hasil Observasi Siklus II Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh guru kelas terhadap pelaksanaan siklus II diperoleh keterangan sebagai berikut:

63

a. 1.

Hasil Observasi Bagi Guru. Guru sudah baik dalam menyiapkan RP, menyediakan materi, soal teka teki silang, soal tes, media dan sumber pembelajaran. 2. Dalam kegiatan berjalan dengan lancar. 3. 4. Penampilan guru sudah baik dalam melakukan pembelajaran di kelas VIIIB SMP Negeri 16 Surakarta. Guru sudah baik dalam penguasaan materi dan pemilihan materi dalam pembuatan teka teki silang, hal ini terlihat pada hasil diskusi siswa dalam mengerjakan tugas kelompok mengisi teka teki silang. Hampir semua kelompok dapat menjawab soal teka teki silang dengan benar semua. 5. 6. Guru dalam pengelolaan waktu sudah tepat, sesuai dengan waktu yang ditentukan. Guru memusatkan perhatian kelompok dalam mengerjakan teka teki silang dengan berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain. 7. 8. Guru menerima atau menanggapi usulan dari siswa mengenai masalah yang dihadapi oleh siswa. Guru dalam membuat kesimpulan, melaksanakan tes dan angket sudah baik. Hasil observasi bagi guru pada siklus II ini dapat dilihat pada lampiran 19. belajar, guru sudah baik dalam menetapkan jumlah kelompok, sehingga kegiatan kelompok dapat

b.

Hasil Observasi Bagi Siswa. Hasil observasi siswa pada siklus II terdapat pada lampiran 20 dan lampiran 21 dengan perincian sebagai berikut: 1. %) 2. 3. Ada 7 siswa yang melakukan presentasi (17,5 %) Ada 26 siswa yang bekerjasama mengerjakan tugas Ada 33 siswa yang memperhatikan penjelasan guru (82,5

64

kelompok mengisi TTS (6 %). 4. (10 %). 5. 6. 7. lain. 8. 9. 10. Tidak ada siswa yang berbicara sendiri (membuat gaduh) pada saat bekerja kelompok. Tidak ada siswa yang mengerjakan tugas lain. Tidak ada siswa yang keluar kelas. 3. Tanggapan Siswa. Ada 8 siswa yang bertanya kepada guru tentang soal tes ataupun dalam mengisi TTS (20 %) Tidak ada siswa yang mondar - mandir di dalam kelas. Tidak ada siswa yang mengganggu teman lain / kelompok Ada 4 siswa yang mengerjakan tes individu dengan baik

Tanggapan siswa pada siklus II dapat dilihat dari hasil angket yang ditanyakan pada akhir pembelajaran siklus II dan hasilnya, yaitu: a. b. Sebanyak 35 siswa = Sebanyak 37 siswa = 87,5 % menyatakan senang belajar IPS 92,5 % menyatakan bahwa proses Geografi dengan metode TGT disertai media teka teki silang. pembelajaran IPS Geografi dengan menggunakan metode teka teki silang lebih menarik daripada dengan menggunakan metode ceramah. c. Sebanyak 35 siswa = 87,5 % meyatakan pembelajaran dengan metode TGT Geografi disertai media teka- teki silang dapat meningkatkan rasa kerjasama dan kekompakkan diantara anggota kelompok. d. Sebanyak 30 siswa = 75 % menyatakan bahwa menggunakan metode TGT disertai media teka teki silang dapat memudahkan dalam mempelajari materi IPS Geografi. e. Sebanyak 35 siswa = 87,5 % menyatakan metode TGT disertai media teka teki silang yang digunakan memudahkan dalam mengerjakan soal soal tes. f. Sebanyak 33 siswa = 82,5 % menyatakan pembelajaran IPS Geografi dengan metode TGT disertai media teka teki silang dapat guru dalam mengajar

65

meningkatkan prestasi belajar. g. h. i. j. k. l. m. Sebanyak 35 siswa = 87,5 % menyatakan bahwa metode TGT baik digunakan dalam mata palajaran Geografi. Sebanyak 4 siswa = 10 % masih kesulitan dalam memahami posisi geografis Indonesia. Sebanyak 5 siswa = 12,5 % masih kesulitan dalam memahami hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia. Sebanyak 1 siswa = 2,5 % masih kesulitan dalam memahami terjadinya angin muson di Indonesia. Sebanyak 8 siswa = 20 % masih kesulitan dalam memahami persebaran flora dan fauna. Sebanyak 13 siswa = 32,5 % masih kesulitan dalam memahami persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia. Sebanyak 31 siswa = 77,5 % menyatakan mempelajari materi pelajaran IPS Geografi. Adapun hasil dari pengisian angket pada siklus II terdapat pada lampiran 22 dan 23. 4. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan ketuntasan belajar siswa secara individu hasil belajar siswa dapat dikelopokkan dalam kategori tuntas dan belum tuntas, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7. Klasifikasi Hasil Tes Siklus II Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 16 Bedasarkan Ketuntasan Belajar Secara Individu. Jumlah Siswa (%) 2 38 40 5 95 100 Surakarta

berminat

No 1. 2.

Hasil Tes Nilai kurang dari 6,5 Nilai 6,5 keatas jumlah

Ketuntasan Belajar Belum tuntas tuntas

Sumber : Data Primer PTK Tahun 2006.

Berdasarkan tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa dari jumlah siswa kelas VIIIB secara keseluruhan yaitu 40 siswa, yang nendapat nilai kurang dari 6,5 ada

66

2 siswa dan yang mendapat 6,5 ke atas ada 38 siswa. Dengan kata lain, siswa yang tuntas belajar secara individu 38 siswa atau 95 %, sedangkan yang 2 siswa atau 5 % belum mengalami ketuntasan belajar secara individu. Secara klasikal kelas VIIIB telah mencapai ketuntasan belajar, karena batas ketuntasan belajar secara klasikal 85 % dari jumlah siswa mendapat nilai 6,5 keatas dan yang dicapai oleh kelas VIIIB hanya 95 % dengan rata rata kelas 7,7. Adapun daftar nilai siklus II terdapat pada lampiran 24. Berdasarkan analisis hasil belajar siswa siklus II terdapat perkembangan yang cukup baik dalam kegiatan belajar mengajar yang terlihat pada table di bawah ini:
Tabel 8. Klasifikasi Hasil Tes Siklus II Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 16 Bedasarkan Ketuntasan Belajar Secara Individu. Aspek Prestasi Tes awal Rata- Klasikal rata 5,6 17,5 % Siklus I Rata- Klasikal rata 5,75 32,5 % Siklus II RataKlasikal rata 7,7 95 % Keterangan Surakarta

Skor nilai max = 10 batas tuntas klasikal = 85 % siswa di kelas 6,5. tersebut mendapat nilai

Sumber : Buku Nilai VIIIB SMP Negeri 16 Surakarta semester ganjil tahun ajaran 2006/ 2007 dan Data Primer PTK Tahun 2006.

Berdasarkan uraian di atas maka pada siklus kedua ini sudah memenuhi target yang ditentukan yang ditandai dengan : 1) Ketuntasan belajar siswa semakin meningkat hingga 95 % , ini berarti kelas VIIIB SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2006 / 2007 telah mengalami ketuntasan secara klasikal. Batas ketuntasan klasikal adalah dari jumlah siswa VIIIB secara keselurahan lebih drai 85 % mendapat nilai 6,5 keatas. 2) Pada aspek proses juga telah memenuhi target yang telah ditentukan, hal ini dapat dilihat dari guru yang dapat memusatkan perhatian siswa yang

67

dapat dilihat dari : a) b) c) d) e) f) g) Siswa yang memperhatikan penjelasan guru meningkat dari 18 siswa menjadi 33 siswa. Siswa yang bekerja sama mengerjakan tugas kelompok mengisi TTS meningkat dari 22 siswa menjadi 26 siswa. Tidak ada siswa yang mondar mandir di dalam kelas. Tidak ada siswa yang mengganggu teman lain / kelompok lain. Tidak ada siswa yang berbicara sendiri (membuat gaduh ) pada saat bekerja kelompok. Tidak ada siswa yang mengerjakan tugas yang lain. Tidak ada siswa yang keluar kelas.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. SIMPULAN

Dari hasil penerapan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament oleh peneliti pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 16 Surakarata Tahun Ajaran 2006/ 2007, dapat disimpulkan bahwa: 1. Metode Teams Games Tournament mendapat respon yang cukup baik oleh siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, itu terlihat dari hasil tes pada siklus pertama maupun siklus kedua. Pada siklus pertama diperoleh hasil sebagai berikut : Nilai tes pada siklus pertama, dari jumlah siswa kelas VIIIB sebanyak 40 siswa, yang mendapat

68

nilai kurang dari 6,5 sebanyak 27 anak (67,5 %), sedangkan yang mendapat nilai 6,5 ke atas berjumlah 13 anak (32,5 %),. Dari 40 siswa tersebut diperoleh rata rata 5,75, kemudian untuk siklus kedua yang juga diikuti 40 siswa yang mendapat nilai kurang dari 6,5 ada 2 anak (5 %) dan yang mendapat 6,5 ke atas ada 38 siswa (95 %). 2. Dengan metode teams games tournament dapat diperoleh ketuntasan belajar baik individu maupun klasikal. Dimana batasan ketuntasan secara klasikal adalah 85 % dari jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5 ke atas. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini lebih tinggi dari standar yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini terjadi peningkatan pada prosentase ketuntasan belajar. Siklus pertama mencapai prosentase klasikal 32,5 % dan pada siklus kedua diperoleh prosentase ketuntasan klasikal 95 %. Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode teams games tournament mampu meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat prosentase yang dicapai yaitu meningkat 62,5 %. Sehingga metode teams games tournament ini bisa dijadikan suatu alternatife dalam pembelajaran IPS Geografi pada pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia.

B. IMPLIKASI 1. Implikasi Teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis dapat digunakan sebagai gambaran dan bahan pertimbangan untuk menentukan langkah langkah yang diperlukan dalam meningkatkan prestasi belajar IPS Geografi siswa. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada kegiatan belajar mengajar IPS Geografi yakni prestasi Games Tournament. belajar IPS Geografi siswa dapat ditingkatkan dengan adanya penerapan metode pembelajaran kooperatif Teams

69

C. SARAN 1. Perlu penerapan metode pembelajaran kooperatif model TGT pada pokok bahasan yang sesuai, misalnya pada pokok bahasan yang memerlukan banyak hafalan. 2. Dalam penyampaian materi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif pada pokok bahasan unsur fisik wilayah Indonesia, guru dapat menggunakan teka teki silang. 3. Hendaknya selalu berusaha memilih metode mengajar yang paling tepat untuk anak didiknya, salah satunya adalah menggunakan metode pembelajaran kooperatif untuk menyampaikan pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia. 4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang penggunaan metode pembelajaran kooperatif model TGT untuk pokok bahasan lain agar pengajaran geografi lebih menyenangkan dan prestasi siswa dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 1990. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT Remadja Rosdakarya. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arend, R.I. 1997. Classroom Instruction and Management. New Jersey: The Mc Graw Hill Companie. Inc. Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Tindakan. Surakarta: UNS Press. Cece N. Djadja dan Tabrani R. 1987. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Remadja Karya.

70

Darmawijaya, Isa. 1997. Klasifikasi Tanah: dasar teori bagi peneliti tanah dan pelaksana pertanian di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Prees. Drost, J. 2005. Dari KBK sampai MBS. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. FKIP UNS. 2003. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: UNS Press Kasbolah, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Malang. Lie, Anita. 2005. Cooperativ Learning. Jakarta: PT Gramedia. Moleong, Lexy , J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Purwanto, Ngalim.2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Rosdakarya. Rianto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. sSurabaya. SIC Roostiyah , N. K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Slameto.2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sumantri. M, & Permana, Johar. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana. Suranto, Basrowi, dan Sukidin.2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan Cendekia. Slavin, Robert E.1995. Cooperatif Learning Theory and Practise, Secind Edition. Boston: Allyn and Bacon Publisher Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Rosda Karya. Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom AR) . Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi: Jakarta.

LAMPIRAN 1 DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 16 SURAKARTA URUT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 LAMPIRAN 2 NO INDUK 5148 5302 5418 5303 5305 5306 5384 5458 5424 5459 5311 5388 5348 5389 5314 5433 5350 5315 5317 5354 5440 5319 5471 5320 5356 5357 5444 5321 5358 5473 5359 5361 5476 5477 5402 5369 5411 5482 5452 5337 NAMA Endri Trisnayanto Agil Bachtiar Agung Supriyanto Agus Prasetyo Ambar Safitri Andra Noviana Angga Kistianto Anna Rachmadhany Ari Paku Sadewo Aristha Ayu Lestari Christanta Gama Tulamgani Daafig Rizqi Rokhayana Duwi Kurniawati Dwi Cahyo Mudito Endah Kusumo Sari Endang Setyarini Erlinda Evita Puspasari Ginanjar Dona Saputra Heni Permadani Ika Noviani Ina Nugraeni Indriani Panca Septiana Intan Kusumaningrum Iwan Kristiyanto Jefry Chrissandy Joko setianto Kensary Apriliyana Warna D Kresti Setiyorini Kris Prasetyo Kus Nastitika Berliana Nurti Lisa Putri Puspita Sari Meivi Santya Widyaswari Melina Hapsari Mustagim Putri Novita Sari Richo Riawan Rina Ambarsari Rizka Rahma Pradana Yonathan Febrianto Tamu A L/P L L L L P L L P L P L L P L P P P P L P P P P P L L L P P L P P P P L P L P L L

DAFTAR NILAI SISWA KELAS VIII B SEBELUM PTK


NO URUT INDUK NAMA L/P NILAI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

5148 5302 5418 5303 5305 5306 5384 5458 5424 5459 5311 5388 5348 5389 5314 5433 5350 5315 5317 5354 5440 5319 5471 5320 5356 5357 5444 5321 5358 5473 5359 5361 5476 5477 5402 5369 5411 5482 5452 5337

Endri Trisnayanto Agil Bachtiar Agung Supriyanto Agus Prasetyo Ambar Safitri Andra Noviana Angga Kistianto Anna Rachmadhany Ari Paku Sadewo Aristha Ayu Lestari Christanta Gama Tulamgani Daafig Rizqi Rokhayana Duwi Kurniawati Dwi Cahyo Mudito Endah Kusumo Sari Endang Setyarini Erlinda Evita Puspasari Ginanjar Dona Saputra Heni Permadani Ika Noviani Ina Nugraeni Indriani Panca Septiana Intan Kusumaningrum Iwan Kristiyanto Jefry Chrissandy Joko setianto Kensary Apriliyana Warna D Kresti Setiyorini Kris Prasetyo Kus Nastitika Berliana Nurti Lisa Putri Puspita Sari Meivi Santya Widyaswari Melina Hapsari Mustagim Putri Novita Sari Richo Riawan Rina Ambarsari Rizka Rahma Pradana Yonathan Febrianto Tamu A
Jumlah

L L L L P L L P L P L L P L P P P P L P P P P P L L L P P L P P P P L P L P L L

5 6 5 4 6 7 5 6 8 5 5 6 7 6 5 4 6 5 5 4 5 6 4 6 7 6 4 7 5 5 6 7 5 5 4 6 6 8 6 5
223

LAMPIRAN 3 RENCANA PEMBELAJARAN I DENGAN METODE TGT

Satuan pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Sub Materi Pokok Kelas/Semester Waktu Tahun Pelajaran Hari/tanggal A. Kompetensi Dasar

: SMP : Pengetahuan Sosial : Unsur-unsur Fisik Wilayah Indonesia : - Batas dan Luas Indonesia - Pengaruh Posisi Geografi Terhadap Perubahan Musim : VIII B / I : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit) : 2006/2007 : Senin / 6 November 2006

Siswa mampu mendeskripsikan keterkaitan unsur-unsur fisik wilayah Indonesia. B. Indikator Siswa dapat: Menunjukkan batas dan luas Indonesia Menunjukkan batas wilayah perairan Indonesia Menginformasikan keadaan cuaca dan iklim di Indonesia Mengidentifikasikan berlangsungnya musim hujan dan kemarau di Indonesia Buku Geografi kelas VIII dari Yudhistira LKS Geografi Buku Paket Geografi

C. Sumber Pembelajaran

D. Media Teka-teki Silang E. Skenario Pembelajaran a. Metode yang digunakan adalah metode kooperatif model Teams Games Tournament. b. Langkah-langkah No 1 LANGKAH POKOK Persipan KEG PENGAJAR KEG SISWA WAKTU 20

a. Membuka pelajaran a. Menyiapkan b. Guru menjelaskan rencana keperluan keg yang akan dilakukan b. Memperhatikan c. Memberikan pokok-pokok penjelasan guru materi unsur fisik wilayah Indonesia dengan sub pokok posisi geografis

c.

dengan perubahan musim di Indonesia Pelaksanaan Memberikan tugas kelompok metode model teka-teki silang. kooperatif Pemilihan anggota kelompok model TGT berdasarkan tingkat kemampuan prestasi yang berbeda Pembahasan Memandu dalam pembahasan hasil diskusi hasil diskusi kelompok kelompok dengan metode kooperatif model TGT (media TTS) Evaluasi a. Membagikan soal tes pada siklus 1 dengan bentuk Multiple Choice. - Mengambil nilai - Guru memberikan sedikit evaluasi dari kegiatan diskusi tadi. b. Guru memberikan lembar angket pada masingmasing siswa untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan siswa terhadap metode mengajar yang digunakan dan materimateri apa saja yang sulit di pahami. Tindak lanjut Guru menilai hasil diskusi kelompok dan tes serta menyimpulkan jawaban lembar angket untuk dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya.

Mengerjakan tugas kelompok dan setiap anggotanya wajib mengerjakannya. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang

20

15

a. Setiap siswa mengerjakan soal tes pada lembar yang telah disiapkan

25

b. Siswa mengisi lembar angket yang dibagikan

10

F. Penilaian Prosedur :tes Jenis Bentuk Rumus :tes tertulis :obyekti tes :N =B S B :jumlah soal yang benar

Dalam penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan : Dimana N :Nilai

S :jumlah soal yang salah

Surakarta, 6 Nopember 2006 Mengetahui, Kepala Sekolah Pengajar

Drs. M. Amir Khusni NIP. 131 770 430

Yudhi Asti Laksanawati NIM. K5402524

LAMPIRAN 5 Jawaban teka-teki silang Siklus I Mendatar 1. Iklim 4. Geogarfis 5. Benua 6. Lintang 9. Grenwich

Menurun 2. Khatulistiwa 3. Muson 5. Bujur 7. Tropis 8. Relief

LAMPIRAN 6 Soal Ulangan Pertama. (SIKLUS 1) Nama: Nomor: Petunjuk: 1. Tulis nama dan nomor absent pada lembar jawaban yang telah disediakan. 2. Bacalah soal secara teliti sebelum menjawab. 3. Berilah tanda silang (X) pada pilihan yang kamu anggap benar! 4. Kerjakan pada lembar jawaban yang telah tersedia.

1. Letak astronomis Negara Indonesia adalah a. 7o LU- 11o LS dan 95o BT- 141o BT. b. c. d. 7o LU- 11o LS dan 96o BT- 141o BT. 6o LU- 11o LS dan 95o BT- 141o BT. 6o LU- 11o LS dan 96o BT- 141o BT.

2. Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi, hal ini diakibatkan karena a. Wialyah Indonesia 2/3nya adalah lautan. b. Indonesia memiliki musim penghujan. c. Indonesia terletak diantara 2 samudra. d. Indonesia terletak diantara 2 benua. 3. Letak suatu wilayah atau Negara berdasarkan kenyataanya pada permukaan bumi disebut letak a. geologis b. geopolis musim a. semi b. panas c. gugur d. pancaroba c. astronomis d. geografis

4. Musim yang menjadi pembatas antara musim hujan dan musim kemarau disebut

5. Di bawah ini merupakan keuntungan dari letak geografis Indonesia adalah a. Indonesia mendapat pengaruh berbagai kebudayaan dan peradaban dari negara luar. b. Indonesia berada pada posisi silang lalu lintas perdagangan dan pelayaran. c. Indonesia dilalui jalur gempa, sehingga di Indonesia rawan terjadi gempa. d. Indonesia mengalami iklim muson yang dipengaruhi daratan Benua Asia dan Benua Australia. 6. Indonesia dilalui garis khatulistiwa sehingga Indonesia

a. banyak terdapat hutan b. sering mengalami badai c. banyak mengalami gempa d. banyak mendapat panas dan penguapan 7. Di bawah ini merupakan pernyataan yang benar mengenai angina muson, kecuali a. angin yang berhembus setiap setengah tahun dan berganti arah b. angin yang terjadi karena Indonesia beriklim tropis. c. angin yang menyebabkan terjadinya pergantian musim di Indonesia. d. Indonesia memiliki 3 pola pergerakan angin muson. 8. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia terletak diantara, di bawah ini,kecuali a. Benua Asia dan Benua Australia b. Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. c. Benua Asia dan Benua Eropa d. Samudra Pasifik dan Samudar Indonesia. 9. Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan a. November sampai april b. Mei sampai oktober c. Oktober sampai maret d. April sampai september 10. Pergerakan udara karena perbedaan tekanan disebut a. udara b. angin c. iklim d. musim

LAMPIRAN 7 JAWABAN SOAL SIKLUS I 1. C 2. A 3. D 4. D 5. C 6. D 7. B 8. C 9. A 10. B

LAMPIRAN 8 LEMBAR PENGAMATAN GURU Nama NIM Mata Pelajaran Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Hari/Tanggal : Yudhi Asti Laksanawati : K 5402524 : Geografi : Unsur Fisik Wilayah Indonesia : - Batas dan Luas Indonesia - Pengaruh Posisi Geografi terhadap Perubahan Musim : Senin/ 6 November 2006 Baik Sedang Kurang

Aspek yang Dinilai Persiapan c. Menyiapkan RP d. Menyediakan materi e. Menyediakan soal teka-teki silang f. Menyediakan soal tes g. Menyediakan media dan sumber pembelajaran Kegiatan Belajar Mengajar a. Pendahuluan Melakukan informasi pendahuluan

Menetapkan jumlah kelompok b. Pelaksanaan dan Pembahasan Soal Teka-Teki Silang Penampilan guru Penguasaan materi Pemilihan materi dalam pembuatan teka-teki silang Pengolahan waktu Memusatkan perhatian kelompok dalam pembahasan teka-teki silang

tersebut Menanggapi usulan siswa c. Penutup Membuat kesimpulan Melaksanakan tes Pemberian angket

Surakarta, 6 November 2006 Mengetahui, Kepala Sekolah Pengamat

Drs. M. Amir Khusni NIP. 131 770 430

Nur Wijayanti, SH NIP. 110 400 280

LAMPIRAN 9

Hasil Observasi Kelas VIIIB di SMP Negeri 16 Surakarta pada Siklus 1 Kelompok I Aktivitas A= F= B= C= D= 5. E= A= B=1 C= D= E=1 G=1 H= I= J= F= G=1 H= I= J=

No. Aktivitas 1. A= F= B= C=1 D= 4. E= A= B= C=1 D= E= G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 2.

No 3.

A= B= C=1 D= E=

Aktivitas F= G= H= I= J=

No. Aktivitas 1. A= F= B= C=1 D= 4. E=1 A= B= C= D= E= G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 2.

Kelompok II Aktivitas A= F= B= C=1 D= E= A= B=1 C= D= E=1 G= H=1 I= J= F= G= H= I= J=

No 3.

A= B= C=1 D= E=

Aktivitas F= G= H= I= J=

5.

No. Aktivitas 1. A=1 F= B= C=1 D= 4. E= A= B= C=1 D= E= G= H= I= J= F=1 G=1 H= I= J=

No 2.

Kelompok III Aktivitas A= F= B= C=1 D= E= A= B= C= D= E= G= H= I= J= F=1 G=1 H= I= J=

No 3.

A= B=1 C= D= E=1

Aktivitas F= G= H= I= J=

5.

No. Aktivitas 1. A= F=1 B= C= D= 4. E= A=1 B= C=1 D= E= G=1 H= I= J= F= G= H= I= J=

No 2.

Kelompok IV Aktivitas A= F= B=1 C= D= E=1 A= B=1 C= D= E=1 G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 3.

A= B= C= D= E=

Aktivitas F=1 G=1 H= I= J=

5.

No. Aktivitas 1. A= F= B= C= D= 4. E= A=1 B= C= D= E= G= H=1 I =1 J= F= G=1 H= I= J=

No 2.

Kelompok V Aktivitas A=1 F= B= C= D=1 E= A= B=1 C= D= E=1 G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 3.

Aktivitas A=1 F=1 B= C= D=1 E= G=1 H= I= J=

5.

No. Aktivitas 1. A= F= B=1 C= D= 4. E=1 A=1 B= C=1 D= E= G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 2.

Kelompok V1 Aktivitas A=1 F= B= C=1 D= E= A=1 B= C=1 D= E= G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 3.

A=1 B= C=1 D= E=

Aktivitas F= G= H= I= J=

5.

No. Aktivitas 1. A=I F= B= C=i D= 4. E= A=1 B= C= D= E= G= H= I= J= F= G= H= I =I J=

No 2.

Kelompok V1I Aktivitas A=1 F= B= C=1 D= E= A= B=I C= D= E=I G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 3.

Aktivitas A=1 F= B= C=1 D= E= G= H= I= J=

5.

No. Aktivitas 1. A=I F= B= C=I D= 4. E= A= B= C= D= E= G= H= I= J= F= G= H=I I= J=

No 2.

Kelompok V1II Aktivitas A=1 F= B= C=1 D= E= A=1 B= C=1 D= E= G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 3.

Aktivitas A=1 F= B=I C= D= E= G= H= I= J=

5.

KETERANGAN : A B C D E F = Siswa yang memperhatikan penjelasan guru = Siswa yang melakukan presentasi = Siswa yang bekerja sama mengerjakan tugas kelompok mengisi TTS = Siswa yang tes individu dengan baik = Siswa yang bertanya kepada guru tentang soal tes ataupun dalam mengisi TTS = Siswa yang mondar mandir di dalam kelas

G H I J

= Siswa yang mengganggu teman lain/kelompok lain = Siswa yang berbicara sendiri (membuat gaduh) pada saat bekerja kelompok = Siswa yang mengerjakan tugas yang lain = Siswa keluar kelas

LAMPIRAN 10 OBSERVASI TERSTRUKTUR AKTIVITAS SISWA DALAM

PEMBELAJARAN SIKLUS I.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 NAMA Endri Triyanto Agil Bachtiar Agung Supriyanto Agus Prasetyo Ambar Safitri Andra Noviana Angga Kristianto Anna Rachmadany Ari Paku Sadewo Aristha Ayu Lestari Cristantha Gama T Daafig Rizqi R Duwi Kurniawati Dwi Cahyo Mudito Endah Kusumo Sari Endang Setyarini Erlinda Evita Puspitasari Ginanjar Dona S Heni Permadani Ika Noviani Ina Nugraeni Indriani Panca S Intan Kusumaningrum Iwan Kristiyanto Jefry Chrissandy Joko Setianto Kensary Apriliyana W Kresti Setyorini Kris Prasetyo Kus Nastitika Lisa Putri Puspitasari Meivi Santya W Melina Hapsari Mustaqim Putri Novita Sari Richo Riawan Rina Ambarsari Rizka Rahma Pradana Yonathan Febrianto T JUMLAH : A B C TINDAKAN SISWA D E F G H I J

18

22

LAMPIRAN 11

Hasil Tanggapan Siswa Kelas VIIIB Pada Siklus I

SMP Negeri 16 Surakarta No 1 Bagaimana silang? a. menyenangkan b. biasa saja 2 c. kurang menyenangkan Apakah proses pembelajaran IPS Geografi dengan menggunakan metode TGT disertai media teka-teki silang lebih menarik dari pada dengan menggunakan metode ceramah? a. menarik b. biasa saja 3 c. kurang menarik Apakah pendapat anda pembelajaran dengan metode TGT disertai media teka-teki silang dapat meningkatkan kerjasama dan 34 6 kekompakan diantara anggota kelompok? a. lebih bermakna b. biasa saja 4 c. lebih menyulitkan Apakah dengan menggunakan metode TGT disertai media teka-teki silang dapat membuat anda lebih mudah dalam mempelajari materi IPS Geografi? a. memudahkan b. biasa saja 5 c. menyulitkan Apakah metode TGT disertai media teka-teki silang yang digunakan guru dalam mengajar dapat membuat anda lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal tes? a. memudahkan b. biasa saja 32 8 30 9 1 30 8 2 35 5 Pertanyaan pembelajaran IPS Jumlah Siswa Geografi

dengan metode TGT disertai media teka-teki

c. menyulitkan Menurut anda apakah pembelajaran IPS Geografi dengan metode TGT disertai media teka-teki silang dapat meningkatkan prestasi belajar? a. setuju b. tidak tahu c. tidak setuju Menurut anda apakah dengan metode TGT baik digunakan dalam mata pelajaran IPS Geografi? a. setuju b. tidak tahu c. tidak setuju Apakah anda ingin mempelajari pelajaran IPS Geografi a. berminat b. biasa saja c. kurang berminat 29 10 31 9 35 5

LAMPIRAN 12 Hasil Tanggapan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Surakarta Mengenai Tingkat Kesulitan Materi Pada Siklus I No 1 2 MATERI Posisi Geografis Indonesia Hubungan posisi geografis dengan Tingkat Kesulitan Sulit Biasa Mudah Dipahami 4 5 saja 14 19 dipahami 22 16

3 4 5

perubahan musim di Indonesia Angin muson di Indonesia Persebaran flora dan fauna Indonesia Persebaran jenis tanah

di dan

1 12 16

20 18 15

19 10 9

pemanfaatannya di indonesia

LAMPIRAN 13 DAFTAR NILAI SISWA KELAS VIII B SESUDAH PTK (SIKLUS I) NO URUT INDUK NAMA L/P NILAI KET.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

5148 5302 5418 5303 5305 5306 5384 5458 5424 5459 5311 5388 5348 5389 5314 5433 5350 5315 5317 5354 5440 5319 5471 5320 5356 5357 5444 5321 5358 5473 5359 5361 5476 5477 5402 5369 5411 5482 5452 5337

Endri Trisnayanto Agil Bachtiar Agung Supriyanto Agus Prasetyo Ambar Safitri Andra Noviana Angga Kistianto Anna Rachmadhany Ari Paku Sadewo Aristha Ayu Lestari Christanta Gama Tulamgani Daafig Rizqi Rokhayana Duwi Kurniawati Dwi Cahyo Mudito Endah Kusumo Sari Endang Setyarini Erlinda Evita Puspasari Ginanjar Dona Saputra Heni Permadani Ika Noviani Ina Nugraeni Indriani Panca Septiana Intan Kusumaningrum Iwan Kristiyanto Jefry Chrissandy Joko setianto Kensary Apriliyana Warna D Kresti Setiyorini Kris Prasetyo Kus Nastitika Berliana Nurti Lisa Putri Puspita Sari Meivi Santya Widyaswari Melina Hapsari Mustagim Putri Novita Sari Richo Riawan Rina Ambarsari Rizka Rahma Pradana Yonathan Febrianto Tamu A Jumlah

L L L L P L L P L P L L P L P P P P L P P P P P L L L P P L P P P P L P L P L L

7 6 6 8 7 6 7 4 4 5 7 6 5 3 7 6 5 7 4 4 4 5 7 8 7 8 4 5 6 6 6 4 5 7 6 4 8 5 5 6 230

Tuntas Belum Belum Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Belum Belum Tuntas Belum Belum Belum Tuntas Belum Belum Tuntas Belum Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Tuntas Belum Belum Tuntas Belum Belum Belum

LAMPIRAN 14 RENCANA PEMBELAJARAN II DENGAN METODE TGT Satuan pendidikan : SMP

Mata Pelajaran Materi Pokok Sub Materi Pokok

: Pengetahuan Sosial : Unsur-unsur Fisik Wilayah Indonesia : - Angin muson di Indonesia. - Persebaran flora dan fauna di Indonesia. - Persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia.

Kelas/Semester Waktu Tahun Pelajaran Hari/tanggal B. Kompetensi Dasar

: VIII B / I : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit) : 2006/2007 : Senin / 13 November 2006

Siswa mampu mendeskripsikan keterkaitan unsur-unsur fisik wilayah Indonesia. C. Indikator Siswa dapat: Menyajikan informasi tentang arah angina muson. Mengidentifikasikan penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan berlangsungnya musim hujan dan musim kemarau di wilayah Indonesia. Mengidentifikasikan persebaran flora dan fauna di Indonesia. Mendiskripsikan persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia. Buku Geografi kelas VIII dari Yudhistira LKS Geografi Buku Paket Geografi

E. Sumber Pembelajaran

F. Media Teka-teki Silang F. Skenario Pembelajaran a. Metode yang digunakan adalah metode kooperatif model Teams Games Tournament. b. Langkah-langkah
NO 1 LANGKAH POKOK Persipan KEG PENGAJAR KEG SISWA WAKTU 15

a. Persiapan pertama. a. Siswa menyiapkan 3) Guru buku tulis, buku mempersiapkan panduan / buku instrument yang paket. diperlukan dalam c.

penelitian, yaitu: soal teka teki silang, soal tes, lembar angket dan lembar pengamatan siswa. 4) Guru mempersiapkan sumber pembelajaran untuk melaksanakan penelitian, yaitu: LKS IPS Geografi Kelas VIII. Buku Paket IPS Geografi Kelas VIII. Buku Panduan IPS Geografi lain yang relevan. b. Guru meminta siswa membentuk kelompok. Pelaksanaan a. Guru membagikan soal b. Siswa metode teka teki silang pada bekerja kelompok kooperatif tiap tiap kelompok. untuk model TGT b. Guru dibantu guru IPS mengerjakan soal Geografi mengamati teka teki silang. aktivitas siswa. b. Siswa mengerjakan soal teka teki silang secara kelompok. Pembahasan Memandu dalam Kelompok yang hasil diskusi pembahasan hasil diskusi berkesempatan untuk kelompok kelompok presentasi pertama dengan adalah kelompok 5, metode karena minggu lalu kooperatif kelompok 5 tidak model TGT berkesempatan (Teka-teki menunjuk kelompok Silang) lain untuk melakukan presentasi. Evaluasi a. Guru membagikan soal c. Setiap siswa soal tes pada masing mengerjakan soal masing siswa, sambil tes pada lembar berkeliling dalam rangka yang telah memberi semangat disiapkan dalam mengerjakan tes. d. Siswa b. Guru membagikan mengisi lembar lembar angket pada angket yang masing-masing siswa dibagikan . untuk mengetahui sejauh

30

15

25

Tindak lanjut

mana ketertarikan siswa terhadap metode mengajar yang digunakan dan materimateri apa saja yang sulit di pahami. Guru menilai hasil diskusi kelompok dan tes serta menyimpulkan jawaban lembar angket untuk dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya.

G. Penilaian Prosedur :tes Jenis Bentuk Rumus :tes tertulis :obyekti tes :N =B S B :jumlah soal yang benar S :jumlah soal yang salah

Dalam penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan : Dimana N :Nilai

Surakarta, 13 Nopember 2006 Mengetahui, Kepala Sekolah Pengajar

Drs. M. Amir Khusni NIP. 131 770 430

Yudhi Asti Laksanawati NIM. K5402524

LAMPIRAN 16

KUNCI JAWABAN SOAL TEKA TEKI SILANG SIKLUS II. Mendatar : 3. Stepa. 5. Fauna. 6. Alluvial. 7. Mangrove. 9. Sabana. Menurun : 1. Webber. 2. Cagar alam. 4. Humus. 5. Flora. 8. Asiatis.

LAMPIRAN 17

Soal Ulangan Kedua. (SIKLUS 1I) Nama: Nomor: Petunjuk: 1. Tulis nama dan nomor absent pada lembar jawaban yang telah disediakan. 2. Bacalah soal secara teliti sebelum menjawab. 3. Berilah tanda silang (X) pada pilihan yang kamu anggap benar! 4. Kerjakan pada lembar jawaban yang telah tersedia. 1. Garis bujur dapat dipergunakan untuk menentukan perbedaan di permukaan bumi. a. iklim b. waktu c. suhu d. tekanan udara 2 Pelapukan batuan yang disebabkan karena adanya tumbuhan yang hidup di atas batuan atau di sela- sela batuan disebut a. khemik b. mekanis c. biologis d. kimiawi 3. Garis lintang 0o di negara Indonesia melalui kota a. palu b. makasar c. palangkaraya d. pontianak 4. Tanah yang terbentuk di daerah yang curah hujannya tinggi dengan suhu rendah dinamakan a. podsol b. vulkanis c. organosol d. laterit 5. Garis lintang dapat dipergunakan untuk menentukan di permukaan bumi. a. iklim b. waktu c. angin d. temperatur

a. b. c. d.

6. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki hutan yang cukup luas, salah satunya adalah hutan tropis. Yang bukan merupakan ciri- ciri hutan tropis adalah berdaun lebar terdapat pohon yang meranggas banyak pohon memanjat selalu hijau 7. Angin yang bertiup sepanjang tahun dan berganti arah setiap 6 bulan sekali yaitu angin muson pasat siklon taifun

a. b. c. d.

8. Jenis binatang berkantung termasuk fauna a. asiatis b. australis c. asiatis- australis d. peralihan 9. Jenis binatang liar yang dilindungi di daerah cagar alam Ujung Kulon adalah a. kijang b. babi hutan c. kerbau liar d. badak bercula satu 10. Hutan bakau juga diesbut hutan a. sabana b. stepa c. mangrove d. semak

LAMPIRAN 18 Kunci jawaban tes siklus II 1. A 2. C 3. D 4. A 5. A 6. C 7. A 8. B 9. D 10. C

LAMPIRAN 19 LEMBAR PENGAMATAN GURU Nama NIM Mata Pelajaran Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan : Yudhi Asti Laksanawati : K 5402524 : Geografi : Unsur Fisik Wilayah Indonesia : - Angin muson di Indonesia. - Persebaran flora dan fauna di Indonesia. - Persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya. Hari/Tanggal : Senin / 13 November 2006. Baik Sedang Kurang

Aspek yang Dinilai Persiapan c. Menyiapkan RP d. Menyediakan materi e. Menyediakan soal teka-teki silang f. Menyediakan soal tes g. Menyediakan media dan sumber pembelajaran Kegiatan Belajar Mengajar a. Pendahuluan Melakukan informasi pendahuluan Menetapkan jumlah kelompok b. Pelaksanaan dan Pembahasan Soal Teka-Teki Silang Penampilan guru Penguasaan materi Pemilihan materi dalam pembuatan teka-teki silang Pengolahan waktu

Memusatkan perhatian kelompok dalam pembahasan teka-teki silang tersebut Menanggapi usulan siswa c. Penutup Membuat kesimpulan Melaksanakan tes Pemberian angket

Surakarta, 13 November 2006 Mengetahui, Kepala Sekolah Pengamat

Drs. M. Amir Khusni NIP. 131 770 430

Nur Wijayanti, SH NIP. 110 400 280

LAMPIRAN 20

Hasil Observasi Kelas VIIIB di SMP Negeri 16 Surakarta pada Siklus 1I No. Aktivitas 1. A=1 F= B= C=1 D= 4. E= A=1 B= C=1 D= E= G= H= I= J= F= G= H= I= J= 5. No 2. Kelompok I Aktivitas A=1 F= B= C=1 D= E= A=1 B=1 C= D= E= G= H= I= J= F= G= H= I= J= No 3. Aktivitas A=1 F= B= C=1 D= E= G= H= I= J=

No. Aktivitas 1. A=1 F= B= C=1 D= 4. E= A=1 B= C= D= E=1 G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 2.

Kelompok II Aktivitas A=1 F= B= C=1 D= E= A= B=1 C=1 D= E= G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 3.

Aktivitas A=1 F= B= C=1 D= E= G= H= I= J=

5.

No. Aktivitas 1. A=1 F= B= C=1 D= 4. E= A=1 B= C= D= E= G= H= I= J= F=1 G= H= I= J=

No 2.

Kelompok III Aktivitas A= F= B= C=1 D= E= A=1 B= C=1 D= E= G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 3.

A=1 B=1 C= D= E=

Aktivitas F= G= H= I= J=

5.

No. Aktivitas 1. A=1 F= B= C=1 D= 4. E= A=1 B= C=1 D= E= G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 2.

Kelompok IV Aktivitas A=1 F= B=1 C= D= E= A=1 B= C=1 D= E= G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 3.

A= B= C=1 D= E=1

Aktivitas F= G= H= I= J=

5.

No. Aktivitas 1. A=1 F= B= C= D=1 4. E= A=1 B= C=1 D= E=1 G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 2.

Kelompok V Aktivitas A=1 F= B= C=1 D= E= A=1 B=1 C= D= E= G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 3.

Aktivitas A=1 F= B= C=1 D= E= G= H= I= J=

5.

No. Aktivitas 1. A=1 F= B=1 C= D= 4. E= A=1 B= C=1 D= E= G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 2.

Kelompok V1 Aktivitas A=1 F= B= C=1 D= E= A=1 B= C=1 D= E= G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 3.

A= B= C= D=1 E=1

Aktivitas F= G= H= I= J=

5.

No. Aktivitas 1. A=I F= B= C=1 D= 4. E= A= B= C= D=1 E=1 G= H= I= J= F= G= H= I =I J=

No 2.

Kelompok V1I Aktivitas A=1 F= B= C=1 D= E= A= B=I C= D= E=I G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 3.

Aktivitas A=1 F= B= C=1 D= E= G= H= I= J=

5.

No. Aktivitas 1. A=I F= B= C= D= 4. E=1 A=1 B= C=1 D= E= A B C D E F G H G= H= I= J= F= G= H=I I= J=

Kelompok V1II No Aktivitas 2. A= F= B= C= D= 5. E=1 A=1 B= C=1 D= E= G= H= I= J= F= G= H= I= J=

No 3.

A=1 B=I C= D= E=

Aktivitas F= G= H= I= J=

KETERANGAN : = Siswa yang memperhatikan penjelasan guru = Siswa yang melakukan presentasi = Siswa yang bekerja sama mengerjakan tugas kelompok mengisi TTS = Siswa yang tes individu dengan baik = Siswa yang bertanya kepada guru tentang soal tes ataupun dalam mengisi TTS = Siswa yang mondar mandir di dalam kelas = Siswa yang mengganggu teman lain/kelompok lain = Siswa yang berbicara sendiri (membuat gaduh) pada saat bekerja kelompok

I J

= Siswa yang mengerjakan tugas yang lain = Siswa keluar kelas

LAMPIRAN 21 OBSERVASI TERSTRUKTUR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS II.

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

NAMA A B C

TINDAKAN SISWA D E F G H

Endri Triyanto Agil Bachtiar Agung Supriyanto Agus Prasetyo Ambar Safitri Andra Noviana Angga Kristianto Anna Rachmadany Ari Paku Sadewo Aristha Ayu Lestari Cristantha Gama T Daafig Rizqi R Duwi Kurniawati Dwi Cahyo Mudito Endah Kusumo Sari Endang Setyarini Erlinda Evita Puspitasari Ginanjar Dona S Heni Permadani Ika Noviani Ina Nugraeni Indriani Panca S Intan Kusumaningrum Iwan Kristiyanto Jefry Chrissandy Joko Setianto Kensary Apriliyana W Kresti Setyorini Kris Prasetyo Kus Nastitika Lisa Putri Puspitasari Meivi Santya W Melina Hapsari Mustaqim Putri Novita Sari Richo Riawan Rina Ambarsari Rizka Rahma Pradana Yonathan Febrianto T JUMLAH : LAMPIRAN 22

26

33

Hasil Tanggapan Siswa Kelas VIII Pada Siklus II SMP Negeri 16 Surakarta No 1 Bagaimana silang? a. menyenangkan b. biasa saja 2 c. kurang menyenangkan Apakah proses pembelajaran IPS Geografi dengan menggunakan metode TGT disertai media teka-teki silang lebih menarik dari pada dengan menggunakan metode ceramah? a. menarik b. biasa saja c. kurang menarik 3 Apakah pendapat anda pembelajaran dengan metode TGT disertai media teka-teki silang dapat meningkatkan kerjasama dan 35 5 kekompakan diantara anggota kelompok? a. setuju b. biasa saja 4 c. tidak setuju Apakah dengan menggunakan metode TGT disertai media teka-teki silang dapat membuat anda lebih mudah dalam mempelajari materi IPS Geografi? a. memudahkan b. biasa saja 5 c. menyulitkan Apakah metode TGT disertai media teka-teki silang yang digunakan guru dalam mengajar dapat membuat anda lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal tes? 30 10 37 2 1 35 5 Pertanyaan pembelajaran IPS Jumlah Siswa Geografi

dengan metode TGT disertai media teka-teki

a. memudahkan b. biasa saja 6 c. menyulitkan Menurut anda apakah pembelajaran IPS Geografi dengan metode TGT disertai media teka-teki silang dapat meningkatkan prestasi belajar? a. setuju b. tidak tahu c 7 tidak setuju

35 5

33 7 -

Menurut anda apakah dengan metode TGT baik digunakan dalam mata pelajaran IPS Geografi? a. setuju b. tidak tahu c. tidak setuju Apakah anda ingin mempelajari pelajaran IPS Geografi a. berminat b. biasa saja c. kurang berminat 21 8 1 35 5 -

LAMPIRAN 23 Hasil Tanggapan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Surakarta Mengenai Tingkat Kesulitan Materi Pada Siklus II Tingkat Kesulitan Sulit Biasa Mudah

1 2 3 4

Posisi Geografis Indonesia Hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia Angin muson di Indonesia Persebaran flora dan fauna Indonesia

Dipahami 5 5 5 8

saja 9 16 14 13

dipahami 26 19 21 19

di

LAMPIRAN 24 Daftar nilai siswa kelas VIIIB sesudah PTK (Siklus II) NO URUT INDUK NAMA L/P NILAI KET.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

5148 5302 5418 5303 5305 5306 5384 5458 5424 5459 5311 5388 5348 5389 5314 5433 5350 5315 5317 5354 5440 5319 5471 5320 5356 5357 5444 5321 5358 5473 5359 5361 5476 5477 5402 5369 5411 5482 5452 5337

Endri Trisnayanto Agil Bachtiar Agung Supriyanto Agus Prasetyo Ambar Safitri Andra Noviana Angga Kistianto Anna Rachmadhany Ari Paku Sadewo Aristha Ayu Lestari Christanta Gama Tulamgani Daafig Rizqi Rokhayana Duwi Kurniawati Dwi Cahyo Mudito Endah Kusumo Sari Endang Setyarini Erlinda Evita Puspasari Ginanjar Dona Saputra Heni Permadani Ika Noviani Ina Nugraeni Indriani Panca Septiana Intan Kusumaningrum Iwan Kristiyanto Jefry Chrissandy Joko setianto Kensary Apriliyana Warna D Kresti Setiyorini Kris Prasetyo Kus Nastitika Berliana Nurti Lisa Putri Puspita Sari Meivi Santya Widyaswari Melina Hapsari Mustagim Putri Novita Sari Richo Riawan Rina Ambarsari Rizka Rahma Pradana Yonathan Febrianto Tamu A Jumlah

L L L L P L L P L P L L P L P P P P L P P P P P L L L P P L P P P P L P L P L L

9 7 8 7 8 9 9 7 9 5 8 9 8 7 9 9 7 7 8 9 8 9 9 6 8 8 9 8 10 8 9 9 7 7 7 9 10 8 10 9 308

Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

You might also like