You are on page 1of 21

.

Sistem Klasifikasi Unsur-Unsur Dalam Tabel Periodik Unsur Sistem periodik unsur adalah sistem pengelompokkan unsur berdasarkan hukum periodik, mencakup periode dan golongan yang keduanya saling berhubungan dan menentukan keperiodikkan sifat unsur, disajikan ke dalam bentuk tabel yang disebut Tabel Periodik Unsur. Unsur-unsur dapat diklasifikasikan menurut banyak cara. Cara yang paling tegas ialah berdasarkan wujud pada keadaan SATP (Standard Ambient Temperature and Pressure). Atas dasar ini unsur-unsur dibedakan dalam wujud gas (11 unsur), wujud cair (2 unsur), dan sisanya wujud padat. Adapun model pengelompokan unsur-unsur dalam TPU secara umum dibedakan sebagai berikut:

1. Klasifikasi Unsur-Unsur berdasarkan sifat logam dan nonlogam

Pengelompokan dengan dasar sifat logam dan nonlogam merupakan metode pengelompokkan yang paling sederhana. Unsur ada yag berrsifat logam, nonlogam dan diantara keduanya (metaloid). Lebih dari 70% unsur-unsur adalah logam. Logam mempunyai sifat yang sama dalam kemampuannya mengubah bentuk tanpa pecah jika ditempa dengan pemukul atau ditarik untuk meluruskannya. Unsur yang termasuk golongan logam diantaranya Aluminium, Magnesium, Perak, Tembaga, Seng.

2. Klasifikasi Unsur-Unsur Berdasarkan Hukum Triade Dobereiner

Pada tahun 1829, J. W. Dobereiner, seorang profesor kimia di Jerman meneliti hubungan antara sifat kimia unsur dengan massa atomnya (nomor massa). Beliau

mengelompokkan unsur-unsur dan tiap kelompok terdiri dari 3 unsur sehingga disebut hukum triade. Kimiawan ini mengemukakan bahwa:

Unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat disusun berdasarkan massa atomnya dalam satu triade yaitu setiap kelompok terdiri atas tiga unsur.

Unsur yang di tengah mempunyai Ar rata-rata dari jumlah Ar kedua unsur yang mengapitnya.

Contoh: Dobereiner menggolongkan tiga logam yang reaktif dan lunak: litium, natrium, dan kalium. Selain memiliki sifat-sifat kimia yang serupa, massa atom unsur di posisi tengah dari tiap-tiap triade merupakan rata-rata dari dua senyawa lainnya. Dobereiner mempublikasikan hukum triade pada tahun 1829.

Triade Li Na K

Massa Atom 7 23 39

Pengelompokkan unsur-unsur triade tersebut tidak efisien, karena jumlah anggota unsur makin banyak. Meskipun gagasan Dobereiner tidak begitu berhasil, tetapi hal itu merupakan upaya pertama dalam penggolongan unsur.

3. Klasifikasi Usur-Unsur Berdasarkan Hukum Oktaf Newlands

Pada tahun 1864, seorang ahli kimia dari Inggris bernama A.R Newlands mengumumkan penemuannya yang disebut hokum oktaf. Newlands mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan Ar nya, ternyata: Sifat unsur ke-1 mirip dengan ke-8 Sifat unsur ke-2 mirip dengan ke-9, dan seterusnya sifat-sifat unsur berulang pada unsur yang ke-8 (oktaf). Contoh: Li Na K Be Mg Ca B Al Cr C Si Ti N P Mn O S Fe F Cl

Sifat Li sama dengan sifat Na, sifat Be sama dengan sifat Mg dan seterusnya. Pada waktu itu gas mulia belum ditemukan. Kelemahan dari hukum ini adalah tidak berlaku untuk unsur-unsur dengan nomor massa yang besar, misalnya Cr tidak mirip dengan Al, Mn tidak mirip dengan P, Fe tidak mirip dengan S.

4. Sistem Periodik D. I. Mendeleec dan Lothar Meyer

Pada tahun 1869 J. Lothar di Jerman dan Dmitri Ivanovich Mendeleev di Rusia secara terpisah menemukan hubungan yang lebih terperinci antara sifat unsur dengan massa atom. Kedua ilmuwan tersebut juga menemukan sifat yang terulang jika unsurunsur tersebut disusun berdasarkan kenaikan massa atom. Unsur yang sifatnya sama diletakkan dalam satu golongan Lothar Meyer menyusun berdasarkan sifat fisika,

sedangkan Mendeleev berdasarkan sifat kimia. Hukum Mendeleev dikenal dengan hukum periodisitas unsur-unsur yaitu sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik daripada massa atomnya, artinya jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan nomor massa, maka kesamaan sifat unsur akan berulang secara periodik atau berkala. Keunggulan : Dapat meramalkan unsur-unsur yang belum ditemukan, dengan memberikan kotakkotak kosong dalam sistem periodik. Mengubah massa atom unsur-unsur yang tidak tepat, contoh: Indium dulu mempunyai nomor massa 76 oleh Mendeleev dibenarkan menjadi 114. Dapat mengetahui Hubungan antara valensi tertinggi unsur dengan nomor golongannya. Kelemahan : Adanya penempatan unsur yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atomnya. Letak H dalam system periodik yang kadang-kadang pada golongan IA dan kadang VIIA.

5. S i s t e m

Periodik Henry Moseley (Modern)

Setelah ditemukan im0inti atom oleh J.J Thomson (mulai tahun 1895) dan Rutherford, maka H.G.J. Moseley berhasil menemukan muatan inti yang disebut nomor atom. Ternyata nomor atom itu khas untuk setiap unsur. Kemudian Moseley menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor atom, dan ternyata hasilnya identik dengan Sistem Periodik Merndeleev. Dengan demikian hukum periodik berubah menjadi: sifatsifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Sistem periodik tersebut disebut Sistem Periodik Panjang. Daftar ini disusun berdasarkan konfigurasi elektron dari atom unsur-unsur. Unsur-unsur dengan konfigurasi elektron yang mirip mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip. Jadi sifat unsur ini ada hubungannya dengan konfigurasi elektron.hubungan ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Elektron-elektron tersusun dalam orbital 2. Hanya dua elektron saja yang dapat mengisi setiap orbital 3. Orbital-orbital dikelompokkan dalam kulit 4. Hanya n2 orbital yang dapat mengisi kulit ke-n 5. Ada berbagai macam orbital dengan bentuk yang berbeda. a. Orbital-s,satu orbital setiap kulit b. Orbital p,tiga orbital setiap kulit c. Orbital-d,lima orbital setiap kulitnya d. Orbital f,tujuh orbital setiap kulitnya 6. Elektron terluar yang paling menentukan sifat kimianya,yang disebut dengan elektron valensi.

7.

Unsur dalam satu golongan mempunyai elektron valensi yang sama sehingga mempunyai sifat yang mirip

8. Satu golongan unsur berubah secaraa teratur 9. Unsur dalam satu perioda mempunyai sifat yang berubah secara teratur Jadi Sistem Periodik Panjang yang sekarang ini merupakan Sistem Periodik Mendeleev versi modern, yaitu:

Sistem periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat.

Sistem periodik modern mempunyai dua lajur, yaitu lajur vertical (disebut golongan) dan lajur horizontal (disebut periode).

Golongan Dalam satu golongan terjadi kemiripan sifat. Ada 2 golongan yaitu golongan A (utama) dan golongan B (transisi). Periode Dalam satu periode terjadi kenaikan nomor atom. Ada 7 periode yaitu periode 1 sampai 7.

6. Klasifikasi

unsur-unsur

berdasarkan

struktur

elektron

Unsur-unsur diklasifikasikan 3 kelompok :

a.

Kelompok

unsur-unsur

inert

atau

gas

mulia

Unsur-unsur inert disebut juga sebagai unsur gas mulia (noble gas) terdiri atas 2He, 10Ne, 18Ar, 36Kr, 54Xe, dan 86Rn. Unsur-unsur ini dikenal sebagai unsur yang sangat

stabil. Hal ini dikarenakan konfigurasi elektronnya penuh untuk setiap orbital dan dengan elektron valensi ns2 np4 (kecuali He, mempunyai konfigurasi penuh 1s2), karena konfigurasi elektronik unsur-unsur gas mulia dianggap sudah penuh, maka unsur-unsur ini dipakai sebagai standar untuk menyatakan penuh atau tidak penuhnya konfigurasi elektron kelompok unsur-unsur lain. b. Kelompok unsur-unsur utama atau representative

Unsur-unsur ini ditandai dengan konfigurasi elektronik tidak penuh pada satu kulit terluar, ns1-ns2 np(0-5). Seperti unsur-unsur : 30Zn = (15Ar) 3d104s2 48Cd = (36Kr) 4d105s2 80Hg = (54Xe) 4f145d106s2 Unsur-unsur di atas dapat membentuk ion M2+ seperti golongan M2 (Be, Mg, Ca, dll) dengan beberapa kemiripan, namun dengan beberapa perbedaan. Salah satu perbedaannya adalah unsur-unsur Zn dan Cd mempunyai sifat kecenderungan lebih besar untuk membentuk senyawa-senyawa kompleks dengan NH3, ion-ion X- dan CN-. Hal ini disebabkan adanya perbedaan konfigurasi elektronik terluar yaitu 18 elektron ion M2+ untuk kelompok ini. c. Kelompok unsur-unsur transisi dan transisi dalam (inner transisi)

Unsur-unsur keluarga A sering disebut sebagai unsur-unsur golongan utama dan unsurunsur dalam keluarga B sebagai unsur deret transisi dan deret transisi dalam ke-58 unsur dalam dan deret terakhir ini, semuanya adalah logam. Unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur keluarga B dalam periode 4,5,6, dan 7. Sedangkan deret lantanida dalam periode ke enam dan deret aktinida dalam periode ke-7 disebut unsur-unsur

transisi dalam umumnya unsur-unsur transisi dapat di tempat, liat dan pengantar panas dan listrik yang baik, dan memiliki kilap logam, golongan transisi meliputi keluarga stanium, vanadium, krom, magan, besi, platinum, tembaga, zink, dan skondium. B. SIFAT-SIFAT PERIODISITAS

a. Jari-jari Atom

Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai dengan kulit atom yang terluar. Unsur-unsur seperiode Unsur-unsur seperiode mempunyai lintasan electron yang sama banyaknya, makin ke kanan makin besar jumlah muatan intinya, sehingga makin besar gaya tarik inti terhadap electron-elektron, akibatnya makin kecil jari-jari atomnya (berlaku sampai golongan VIIA). Unsur-unsur segolongan Unsur-unsur segolongan makin ke bawah makin banyak lintasannya, walaupun muatan inti juga semakin besar. Ternyata factor lintasan electron yang makin besar menentukan jari-jari atom unsur-unsur dalam satu golongan dari atas ke bawah makin besar. b. Energi Ionisasi Energi ionisasi adalah energi minimal yang dibutuhkan untuk melepaskan satu electron yang terikat paling lemah dari suatu atom netral yang berwujud gas. Unsur-unsur seperiode Makin ke kanan jari-jari atom makin kecil karena makin kuat gaya tarik inti terhadap elektronnya, sehingga untuk melepaskan electron terluarnya makin sukar,

karena diperlukan energi yang makin besar, jadi energi ionisasi semakin ke kanan semakin besar. Unsur-unsur segolongan Makin ke bawah makin besar jari-jari atom, makin lemah gaya tarik inti terhadap electron pada lintasan terjauh, makin mudah melepaskan electron, berarti makin mudah atom menjadi ion positif. Jadi, energi ionisasi ke bawah makin kecil. c. Afinitas Elektron Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dilepaskan pada penangkapan satu elektron oleh atom netral berwujud netral membentuk ion yang bermuatan -1. Unsur-unsur seperiode Semakin ke kanan semakin besar. Unsur-unsur segolongan Semakin ke bawah semakin kecil. d. Keelektronegatifan Keelektronegatifan adalah bilangan yang menyatakan kecenderungan suatu atom untuk menarik pasangan electron ke pihaknya dalam suatu ikatan kimia. Unsur-unsur seperiode Dari kiri ke kanan makin mudah menangkap elektron jadi keelektronegatifan makin besar. Unsur-unsur segolongan Dari atas ke bawah makin sukar menangkap electron jadi keelektronegatifan semakin kecil.

e. Sifat Logam dan Nonlogam

Sifat ini didasarkan pada mudah atau sukarnya atom unsur melepaskan atau menangkap elektron. Jika atom mudah melepaskan elektron, maka unsur tesebut digolongkan logam. Sedangkan jika cenderung mudah menangkap electron

digolongkan nonlogam. Unsur-unsur seperioda Dari kiri ke kanan, sifat logam makin berkurang, sedang sifat non logam makin bertambah. Sifat non logam dan logam dalam sistem periodik dipisahkan oleh diagonal sistem periodik. Unsur-unsur di sekitar diagonal disebut unsur metaloid yang dapat bersifat logam maupun non logam. Unsur-unsur segolongan Makin ke bawah jari-jari atom makin besar, maka makin mudah melepaskan electron terluarnya, jadi makin bersifat logam.

f. Titik Didih dan Titik Leleh

Sifat ini merupakan sifat fisik unsur. Mendidih adalah perubahan cair menjadi gas. Meleleh adalah perubahan padat menjadi cair. Perbedaan wujud ini disebabkan perbedaan jarak antara atomnya. Ada dua faktor yang mempengaruhi titik didih dan titik leleh tersebut, yaitu nomor massa dan gaya kohesi. Golongan logam mempunyai kohesi logam dari atas ke bawah makin berkurang, maka titik didih/titik leleh makin berkurang. Golongan nonlogam, karena massa atom dari atas ke bawah makin besar maka titik didih/titik leleh makin tinggi.

Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur Sistem periodik unsur merupakan sebuah tabel yang memuat semua unsur kimia yang dikenal oleh IUPAC (International Union of Pure and Appied Chemistry) di dalam table itu unsur kimia dikelompokkan berdasarkan kenaikan nomor atom kesamaan sifatnya.Sejarah perkembangan Sistem Periodik Unsur dan penyusunan Sistem Periodik Unsur telah mengalami banyak penyempurnaan mulai dari Antoine Lavosier, J . Newslands , O . Mendeleev , hingga Henry Moseley . II.A.1. Pengelompokan Unsur Menurut Lavoisier Pada 1789, Antoine Lavoiser mengelompokan 33 unsur kimia. Pengelompokan unsur tersebut berdasarkan sifat kimianya. Unsur-unsur kimia di bagi menjadi empat kelompok yaitu gas, tanah, logam dan non logam. Pengelompokan ini masih terlalu umum karena ternyata dalam kelompok unsur logam masih terdapat berbagai unsur yang memiliki sifat berbeda. Unsur gas yang di kelompokan oleh Lavoisier adalah cahaya, kalor, oksigen, azote ( nitrogen ), dan hidrogen. Unsur-unsur yang etrgolong logam adalah sulfur, fosfor, karbon, asam klorida, asam flourida, dan asam borak. Adapun unsur-unsur logam adalah antimon,perak, arsenik, bismuth. Kobalt, tembaga, timah, nesi, mangan, raksa, molibdenum, nikel, emas, platina, tobel, tungsten, dan seng. Adapun yang tergolong unsur tanah adalah kapur, magnesium oksida, barium oksida, aluminium oksida, dan silikon oksida. Kelemahan dari teori Lavoisior : Penglompokan masih terlalu umum kelebihan dari teori Lavoisior : Sudah mengelompokan 33 unsur yang ada berdasarka sifat kimia sehingga bisa dijadikan referensi bagi ilmuan-ilmuan setelahnya.

II.A.2. Pengelompokan unsur menurut J.W. Dobereiner Dobereiner menemukan adanya beberapa kelompok tiga unsur yang memiliki kemiripan sifat, yang ada hubungannya dengan massa atom. Contoh kelompok-kelompok triade: Cl, Br dan I, Ca, Sr dan Ba, S, Se dan Te. Kelemahan dari teori ini adalah pengelompokan unsur ini kurang efisian dengan adanya beberapa unsur lain dan tidak termasuk dalam kelompok triad padahal sifatnya sama dengan unsur dalam kelompok triefd tersebut.

Kelebihan dari teori ini adalah adanya keteraturan setiap unsure yang sifatnya mirip massa Atom (Ar) unsure yang kedua (tengah) merupakan massa atom rata-rata di massa atom unsure pertama dan ketiga. II.A.3. Hukum Oktaf Newlands
J. Newlands merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Newlands mengumumkan penemuanya yang di sebut hukum oktaf.

Ia menyatakan bahwa sifat-sifat unsur berubah secara teratur. Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Daftar unsur yang disusun oleh Newlands berdasarkan hukum oktaf diberikan pada tabel 1.1 Di sebut hokum Oktaf karena beliau mendapati bahwa sifat-sifat yang sama berulang pada setiap unsure ke delapan dalam susunan selanjutnya dan pola ini menyurapi oktaf music. Tabel 1.1 Daftar oktaf Newlands 1. H 8. F 15. Cl 22. Co&Nl 29. Br 2. Li 9. Na 16. K 23. Cu 30. Cu 3. Be 10. MG 17. Ca 24. Zn 31. Sr 4. B 11. Al 18. Ti 25. Y 32. Sr 5. C 12. Si 19. Cr 26. ln 33. Zr 6. N 13. P 20. Mn 27. As 34. Bi & Mo 7. O 14. S 21. Fe 28. Se 35. Po &

Hukum oktaf newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan, teryata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Ti mempunya sifat yang cukup berbeda dengan Al maupun B. Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya mesih di ketemukan beberapa oktaf yang isinya lebih dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang massa atomnya sangat besar.

II.A.4. Sistem Periodik Mendeleev

1) Dua ahli kimia, Lothar Meyer (Jerman) dan Dmitri Ivanovich Mendeleev (Rusia) berdasarkan pada prinsip dari Newlands, melakukan penggolongan unsur. 2) Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat kimia unsur sedangkan Mendeleev lebih mengutamakan kenaikan massa atom. 3) Menurut Mendeleev : sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Artinya : jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang secara periodik. 4) Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat serupa ditempatkan pada satu lajur tegak, disebut Golongan. 5) Sedangkan lajur horizontal, untuk unsur-unsur berdasarkan pada kenaikan massa atom relatifnya dan disebut Periode. Kelemahan dari teori ini adalah masih terdapat unsur-unsur yang massanya lebih besar letaknya di depan unsur yang massanya lebih kecil. Co : Telurium (te) = 128 di kiriIodin (I)= 127. hal ini dikarenakan unsur yang mempunyai kemirpan sifat diletakkan dalam satu golongan. Kelemahan dari teori ini adalah pemebetulan massa atom. Sebelumnya massa atom. Sebelumnya massa atom In = 76 menjadi 113. selain itu Be, dari 13,5 menjadi 9. U dari 120 menjadi 240 . Kelebihan dari teori ini adalah peramalan unsur baru yakni meramalkan unsur beserta sifat-sifatnya.

II.A.5. Sistem Periodik Modern dari Henry G. Moseley Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami perkembangan yang sangat mendasar. Para ahli menemukan bahwa atom bukanlah suatu partikel yang tak terbagi melainkan terdiri dari partikel yang lebih kecil yang di sebut partikel dasar atau partikel subatom. Kini atom di yakini terdiri atas tiga jenis partikel dasar yaitu proton, elektron, dan neuron. Jumlah proton merupakan sifat khas dari unsur, artinya setiap unsur mempunyai jumlah proton tertentu yang berbeda dari unsur lainya. Jumlah proton dalam satu atom ini disebut nomor atom. pada 1913, seorang kimiawan inggris bernama Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur menggunakan sinar-X.

II.B. Sistem Periodik Modern Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami perkembangan yang sangat mendasar. Para ahli menemukan bahwa atom bukanlah suatu partikel yang tak terbagi melainkan terdiri dari partikel yang lebih kecil yang di sebut partikel dasar atau partikel subatom. Kini atom di yakini terdiri atas tiga jenis partikel dasar yaitu proton, elektron, dan neuron. Jumlah proton merupakan sifat khas dari unsur, artinya setiap unsur mempunyai jumlah proton tertentu yang berbeda dari unsur lainya. Jumlah proton dalam satu atom ini disebut nomor atom. Sistem Periodik Modern (Tabel Periodik Modern) merupakan Tabel Periodik Mendelev yang telah disempurnakan oleh Henry Gwyn Jeffreis Moseley pada tahun 1913 melakukan eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur menggunakan sinar-X dalam memperbaiki susunan Tabel Periodik Mendelev. Moseley berhasil menemukan kesalahan dalam tabel periodik Mendeleev dimana sifat yang dimiliki oleh unsur sangat banyak. Pada tahun 1914, berdasarkan hasil eksperimen Henry G J Moseley tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa sifat dasar atom bukan didasari oleh massa atom relative, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton. Hal tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama atau disebut isotop. Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nonor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsurunsur sisitem periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleev, yang di sebut juga sistem periodik bentuk panjang. Sistem periodik modern disusun berdasarkan kebaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-lajur horizontal, yang disebut periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom ; sedangkan lajur-lajur vertikal, yang disebut golongan, disusun berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdriri atas 7 periode dan 8 golongan. Setiap golongan dibagi lagi menjadi 8 golongan A( IA-VIIIA ) dan 8 golongan B (IB VIIIB). Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan transisi. Golongan-golongan juga dapat ditandai dengn bilangan 1 sampai dengan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai golongan 12. Pada periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsurunsur transisi dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semua termasuk golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB, dan unsur-unsur

aktinida pada periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah untuk alasan teknis, sehingga daftr tidak terlalu panjang. Daftar asli Mendeleyev mengalami banyak perubahan, namun masih terlihat pada sistem periodik modern. Ada berbagai macam sistem periodik, tetapi yang sering digunakan adalah sistem periodik panjang. Daftar ini disusun berdasarkan konfigurasi elektron dari atom unsur-unsur. Unsur-unsur dengan konfigurasi elektron yang mirip mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip. Jadi sifat unsur ini ada hubungannya dengan konfigurasi elektron.

II.B.1. Periode Periode ditempatkan pada lajur horizontal dalam sistem periodik modern. Periode suatu unsur menunjukan suatu nomor kulit yang sudah terisi elektron (n terbesar) berdasarkan konfigurasi elektron. Konfiguration electron adalah persebaran electron dalam kulit-kulit atomnya. Dalam sistem periodik modern terdapat 7 periode, yaitu : a.periode 1 (periode sanngat pendek) berisi 2 unsur; b.periode 2 (periode pendek) berisi 8 unsur; c.periode 3 (periode pendek) berisi 8 unsur; d.periode 4 (periode panjang) berisi 18 unsur; e.periode 5 (periode panjang) berisi 18 unsur; f. periode 6 (periode sangat panjang)berisi 32 unsur yaitu, 18 unsur seperti pada periode 4 atau ke-5, dan 14 unsur lagi merupakan deret lantanida; g. periode 7 (periode sangat panjang) berisi 28 unsur, belum lengkap karena maksimum 32 unsur. Pada periode ini terdapat deret aktinida.

II.B.2. Golongan Golongan adalah lajur tegak pada tabel periodik unsur. Unsur-unsur yang ada dalam satu lajur tegak adalah unsur-unsur segolongan, terdapat delapan golongan utama dan delapan golongan transisi. Golongan utama tersebut adalah : a. Golongan I A disebut golongan alkali (kecuali H) terdiri dari unsur-unsur H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr

b. Golongan II A disebut golongan alkali tanah yang terdiri dari unsur-unsur Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra c. Golongan III A disebut golongan baron aluminium yang terdiri dari unsur-unsur B, Al, Ga, In, Ti, Uut d. Golongan IV A disebut golongan karbon-silicon yang terdiri dari unsur-unsur C, Si, Ge, Sn, Pb, Uuq e. Golongan V A disebut golongan nitrogen-fosforus yang terdiri dari unsur-unsur N, P, As, Sb, Bi, Uup f. Golongan VI A disebut golongan oksigen-belerang yang terdiri dari unsur-unsur O, S, Se, Te, Po, Uuh g. Golongan VII A disebut golongan halogen yang terdiri dari unsur-unsur F, Cl, Br, I, At

h. Golongan VIII A disebut golongan gas mulia yang terdiri dari unsur-unsur He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn Golongan transisi tersebut adalah : a. b. c. d. e. f. g. h. Golongan I B terdiri dari unsur-unsur Cu, Ag, Au, Rg Golongan II B terdiri dari unsur-unsur Zn, Cd, Hg, Uub Golongan III B terdiri dari unsur-unsur Se,Y, La, Ac Golongan IV B terdiri dari unsur-unsur Ti, Zr, Hf, Rf Golongan V B terdiri dari unsur-unsur V, Nb, Ta, Db Golongan VI B terdiri dari unsur-unsur Cr, Mo, W, Sg Golongan VI B terdiri dari unsur-unsurMn, Te, Re,Bh Golongan VIII B terdiri dari unsur-unsur Fe, Ru, Os, Hs, Co, Rh, Ir, Mt, Ni, Pd, Pt, Ds II.B.3. Sifat-Sifat Periodik Unsur a. Jari-jari atom Jari-jari atom merupakan jarak elaktron terluar ke inti atom dan menunjukan ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak inti antar dua atom yang berikatan sesamanya. Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil. Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan jumlah

proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat. b. Jari-jari ion Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.Ion bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion bermuatan negatif (anion) mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. c. Energi ionisasi Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang mantab, elektron ini cenderung mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi seperti gas mulia. Namun, untuk melepaskan elektron dari suatu atom dperlukan energi. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom di namakan energi ionisasi. Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan proton gaya tarik menarik elektron terluar dengan inti semakin besar (jarijari kecil) Akibatnya, elektron sukar lepas sehingga energi untuk melepas elektron semakin besar. Hal ini berarti energi ionisasi besar. Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik elektron dengan inti lebih kecil (jarijarinya semakain besar). Akibatnya, energi untuk melepaskan elektron terluar relatif lebih kecil berarti energi ionisasi kecil. Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah makin kecil, karena elektron terluar makin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan. Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai pada umumnya makin ke kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat. Kekecualian : Unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A, dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A. d. Afinitas elektron Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu atom menerima elektron. Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negative. Akan tetapi

jika ion negative yang terbentuk tidak stabil, maka proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil dan gaya tarik inti terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari luar sehingga afinitas elektron semakin besar. Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil. e. Keelektronegatifan Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom. Harga keelektronegatifan bersifat relatif (berupa perbandingan suatu atom yag lain). Unsur-unsur yang segolongan : keelktronegatifan makin ke bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron. Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin kekanan makin

besar.keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7. Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi (biloks) unsur dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berarti unsur yang bersangkutan cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat bergantung pada elektron valensinya. f. Sifat logam dan non logam Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat / kabel

panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin berkurang. Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan logam di sebelah kanan pada system periodic sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal. Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam menunjukkan sifat ganda. Contoh : 1. Berilium dan Aluminium adalah logam yang memiliki beberapa sifat bukan logam. Hal ini disebut unsur-unsur amfoter. 2. Baron dan Silikon adalah unsur bukan logam yang memiliki beberapa sifat logam. Hal ini disebut unsur-unsur metalloid. g. Kereaktifan Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada system periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reaktif, karena makin sukar menangkap elektron. Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak reaktif.

II.C. Sejarah Tabel Periodik Tabel periodik pada mulanya diciptakan tanpa mengetahui struktur dalam atom, olehnya unsur-unsur diurutkan berdasarkan massa atom lalu dibuat grafik yang menggambarkan hubungan antara beberapa sifat tertentu dan massa atom unsur-unsur tersebut, sehingga akan terlihat suatu perulangan atau periodisitas sifat-sifat tadi sebagai fungsi dari massa atom. Orang pertama yang mengenali keteraturan tersebut adalah ahli kimia Jerman, yaitu Johann Wolfgang Dbereiner, yang pada tahun 1829 memperhatikan adanya beberapa triade unsur-unsur yang hampir sama. Beberapa triade

Unsur Klorin Bromin Iodin Kalsium Barium

Massa atom Kepadatan 35,5 79,9 126,9 40,1 137 0,00156 g/cm3 0,00312 g/cm3 0,00495 g/cm3 1,55 g/cm3 2,6 g/cm3 3,5 g/cm Temuan ini kemudian diikuti oleh ahli kimia Inggris, yaitu John Alexander Reina Newlands, pada

Stronsium 87,6

tahun 1865 memperhatikan bahwa unsure-unsur yang bersifat mirip ini berulang dalam interval delapan, lalu ia persamakan dengan oktaf music, meskipun hukum oktaf-nya diejek oleh rekan sejawatnya. Akhirnya, pada tahun 1869, ahli kimia Jerman Lothar Mayer dan ahli kimia Rusia Dimitry Lvanovich Mendeleyev hamper secara bersamaan mengembangkan tabel periodik pertama, mengurutkan unsure-unsur berdasarkan massanya. Akan tetapi Mendeleyev meletakkan beberapa unsure menyimpang dari aturan urutan massa agar unsur-unsur tersebut cocok dengan sifat-sifat tetangganya dalam tabel, membetulkan kesalahan beberapa nilai massa atom, dan meramalkan keberadaan dan sifat-sifat beberapa unsure baru dalam sel-sel kosong di tabelnya. Keputusan Mendelev itu belakangan terbukti dengan ditemukannya struktur elektronik unsurunsur pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

II.D. Riwayat Henry Moseley


Henry Gwyn Jeffreys Moseley, (23 November 1887-10 Agustus 1915) ialah fisikawan Inggris. Sumbangan utamanya pada sains ialah pembenaran konsep nomor atom, kimia lanjutan. Moseley dilahirkan di Weymouth, Inggris, 1887. Pada 1906 ia memasuki Trinity College Universitas Oxford, dan selulusnya dari sana melanjutkan ke Universitas Manchester untuk bekerja dengan Ernest Rutherford. Selama tahun-tahun pertamanya di Manchester, ia memiliki jam mengajar penuh, namun setelah setahun ia dibebaskan dari tugas mengajar dan memulai riset penuh. Pada 1913, dengan menggunakan spektrum sinar-X yang diperoleh dari difraksi dalam kristal, ia menemukan hubungan sistematis antara panjang gelombang dan nomor atom, hukum Moseley. Sebelumnya, nomor atom telah dipikirkan sebagai nomor yang berubah-ubah, berdasar pada urutan berat atom, namun bisa berubah bila perlu (sebagai contoh, oleh Dmitri Mendeleyev) untuk menaruh unsur di tempat yang semestinya pada tabel periodik. Penemuan Moseley menunjukkan bahwa nomor atom itu tetap namun memiliki dasar yang bisa diukur melalui eksperimen. Di samping itu, Moseley menunjukkan bahwa ada pemisah dalam urutan pada nomor 43, 61 dan 75 (kini diketahui bersifat

radioaktif, tidak terjadi secara alamiah, berturut-turut teknesium dan prometium, dan unsur rhenium yang terjadi secara alamiah dan ditemukan belakangan last). Sebelumnya Dmitri Ivanovich Mendeleyev telah memperkirakan teknesium, dan Bohuslav Brauner telah memprediksikan prometium; Moseley menyatakan prediksi mereka, memprediksikan sebuah unsur lain yang tak ditemukan, dan menyatakan tidak ada pemisah lain pada tabel periodik antara aluminum dan emas. Pada 1914 ia berhenti di Manchester untuk kembali ke Oxford untuk meneruskan penelitiannya, namun saat PD I pecah, ia banting setir pekerjaan dengan menawarkan dan mendaftarkan diri pada Royal Engineers. Ia berperang di Gallipoli, di mana ia terbunuh oleh seorang sniper pada 1915. Banyak orang yang telah berspekulasi bahwa ia bisa memenangkan Haidh Nobel, namun tidak bisa karena Hadiah Nobel hanya bisa diberikan pada orang yang masih hidup. Ia tewas dalam usia 27 tahun, Moseley bisa menyumbang banyak pada pengetahuan struktur atom jika ia masih hidup. Seperti yang pernah dikatakan Niels Bohr pada 1962, "Sesungguhnya Anda melihat karya Rutherford [atom nuklir] tidak digunakan sungguh-sungguh. Kita tidak dapat mengerti hari ini, namun karya Rutherford tidak digunakan sungguh-sungguh. Tidak ada sebutannya di manapun. Perubahan besar berasal dari Moseley." Ada spekulasi karena kematian Moseley dalam peranglah tak lama kemudian pemerintahan Inggris melarang ilmuwannya mendaftarkan diri ke militer.

You might also like