You are on page 1of 7

PROSIDING IVT,I{SYAILAIC{T PENGINDERAAN JAUH INDONESIA

Pertemuan llmiah Tahunan X

Matararn-

ll

- 12Juli20Ol

DALAMJ"#il-fi
reknik ',rurusan 2)

ffi Ifi Ttffi"'[*Ti111nr"o',


%ZZt6

Gadjah Mada Pusat Studi Panasbumi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jalan Grafika 2, Yoryakarta 55281. Telp. (0274) 513668, 90138q Fax. (0247) 513668, e'mail : pabum@yogya.wasantara.net. id

G.",il:.ffir' ?tr'fi'li,"..it*

Abstnk

thr air fuvah prmukmt oleh sumbr pns alaniah fui bumi. Encrgr pnsbumi meruptar slah sn ienis energi ranah lingfuuryrzl ht terfuntkan. &wra gtis bew pengemMryan suatu lapngur prnsbumi meliputi beberap nlry, yain tulrytalrry e@lorasi, tansrnrtsi pAik;i, An mottitr;|rtg. Pada talry ekrylorasi citra lxngitdermr jauh (CPJ) bernanfut unnk mengeinl to*asi aktivitas gp1rot, membual futas rcnafifsislea fur membri oalwt hgi survei pennukmt. CpJ juga iipfoi

Synber daln lnnasbumi mentpkatt stmber fuyu energi pans

yng

beraxl dari pemamn1 Intuan

pnanfutor

W8

unnk mengkaii mefur &lant merettunkm kxlatnthii pmfuwkt listik rc;rarga pnsbumi atau iriralasi lorgsang. Pada lalrqprufuki fut monituittgCPJ dinanfuhaiuntuk memantau prufuhmr
muncul

lrygan pasbuni.

akifut e@loinsi

&n

reinjeksi,

vrla

mererrcanakan

pengetolmr lingfungpt

di 513k61r

Abstrrct
Geoiltermal resvurce is ot enep resvurce which origimtesfrom the tealing of subnrfacu ruts ant water by tlle eqk's rntuml heat wrca Geothernnl is one of ttte environnentat-foendty-and rcnewable energ) rexrurce& h pneral the devulopnent of a geotlrcrmal feld irctudes vvural srqgeq rmnety imagery is emplolnd to krcate
tlrc ground $.rveJ,4r in piontng tte lenrcte sezsir4i, inqery isalp u*d to assess tie yttslt?rctiy, site of geothermal power slation or direct use installatiorL In prcduction od noniioring n is utilized to ,naritu the clwqes auvd byJluid wilftaval and reinieitio4 "ng. toassig rhe erwi'nmcnt

to

gui&

tlp thermal activities, to @ttstt ct the tentativv bounfuy of tte

ttfun

system,

ah

qd

mnngemenl.

r. PEI\TDAHT'LUAN

dibanding dengan daerah sekitarnya. Namun demikian b"ny"k iranifestasi yang tidak menunjukkan anomali temperatur.- misalnya manifestasi rktif dengan fluida yang sEngat cncr dan manifestasi yang srdah tidsk aktif (misalnya batuan teralterasi, eniap".t sintei silika;. "ielain anomali tempratur dapat pula d!u-p"t vegetasi yang mengalami sres karens pernunUunannya terganggu oleh yang tinggi, fluida panasbumi, dan anomali komposisi tanah seperti yang - drjurn-p"iJi N"* l:mPeryu. Zealand (Mongillo et ad 1995 a).
Prosiding PIT X MAPTN

energi lokal. Sistem tinggi (T > 125 'C) pada umumnya terletak pada daenh volkanik dengan mcdan terjal, untuk daerah tropis umumnya tertutup vegetasi. D"tg* demikian akses menuju lokasi relatif sulit dan biaya eksplorasi reluif mabal. Kebanyakan-sistim pa"asUr",i menunjukkan tandE-tand8 atEu manifestasi di permukaaq yang dapat berupa mataair panaq geyser: fumarol, kolam air panas, kolam lumpur, steanting gutnd, dan batuEn teraherasi. Pada umumnya rnanifestasi permukaan y"ng ritif rn".iliki anomali

!*bo dap panasbumi qdalEh sumber daya arergi psnEs yang berasal dari pemanasan batuan (dan air) oleh ymb,er panas atamiah yang benssl dari dalam buhi. Sumbir daya energi ini dapat dieksploitasi dalam wujud fluida panas-(air panas, uap panas, atau carnpurEn air dsn uap-panasy. rnergi i*"rUu*i o.p"t dimanfaatka untuk pembangkit listrik atau dimanfaatkan langurng seprti ui,t* produk #r,i"ringan pcrtalian dan perikanaq ruang budidaya tanamarriempi keluganrl Oanfaii_t*ri Enirgi ini fnqtE"ftar memiliki keunggulan yaitu bersifat ramah lingkungan dan terbarukan. E-nergi-panasbumi tidak iapat ditransport kcudi dalam bentuk energi li$dk, sehingga ungu ideal untut afrkii memenuhi kebutuhan pamsbumi

tv-18

karakteristik reservoar (Grindley

Suatu sistem panasbumi merupakan sistem yang dinamih sehingga dapat mengalami perubahan

&

Browne, 1975; Moore. et

panasbuminya seperti New Zealand" lceland, USA, Jepang, lndonesia. dan lain-lain. Tulisan ini mengetengahkan contoh-contoh penggunaan CPJ dalam berbagai tahap pengembangan sumber daya panasbumi, serta membahas prospek penggunasn CPJ dalam penelitian kepanasbumian di Indonesia.
2. PERAN CPJ PADA TAEAP EKSPLORASI Pekerjaan pada tahap eksplorasi panasbumi meliputi penelitian geologi tinjau, penelitian geologi rinci, pemetaan geokimiq pemetaan geofisika. pemboran eksplorasi, perhitungan perkiro" pot*ii. a* pembuatan model bawah permukaan. Dalam penelitian geologi CPJ dapat mimbantu pemet-a8n geologi
permukaan daerah panasbumi, khususnya dalam memetakan stnrktur geologi, daerah maniiestasi panas. a8n pelamparan batuan teralterasi. CPJ juga sangat membantu menentukan straiegi gyouni ntrwy (baik geologi geokimia maupun geofisika), dan membantu pemilihan lokasi pemboran eksplorasi. Struktur geologr perlu dipetakan dan diketahui karakteristiknya karena stnrktur tersebut mengontrol permeabilitas resrvoar panasbumi (Grindley & Brownq 1975). Foto udara banyak dipakai untuk membantu memetakan struhur gmlogi, seperti yang telah dilakukan untuk daerah Kamojang - Darajat - papandayan ,

permukaan YanS dapat terjadi secara alamiah maupun dengan didorong oleh produksi. perubahan-perubahan tersebut perlu dikenali atau dimonitor untuk menentukan strategi produksi maupun stralegi pengelolaan lingkungan. Citra penginderaan jauh (CPJ) telah diterapkan untuk membantu pekerjaan-pekerjaan pada tahap eksplorasi. konstruksi produksi dan monitoring negara-negara yang mengembangkan energi

al, t99i1

serta

p"-b"h*

manifestasi

di

Jawa Barat {Robert, 1983), Sembaluq Nusa Tenggara Timur (Sundhoro, ieel; dan iain-lain. Menurut Flovenz' eI al Qa{(rC_) analisis kegempaan milro yang dibantu dengan analisis kelumsan-kelurusan pada foto udara dipakai untuk mengtahui arah umum sesar-sesar aktif yang memotong daerah prospek ptrnasbumi Arskogsstrond, Iceland. Pemetaan zona alterasi permukaan perlu diikuti dengan pmetatn penyebaran panas di permukaan untuk membedakan daerah panasbumi yang masih aktif dan yang suaah tiaat aktif lierbagai ieknik CpJ tefah dilakukan untuk keperluan-keperluan tersebut. Di New Zealsnd survei arDorne ilrcntnt-iqfrued (lIRl dilakukan untuk memetakan variasi aliran panaq yang hasilnya dikonfirmasikan dengan hasii pengukuran slnllow grund temrym!1rc, uji konduktivitas panas batuan" dan fluks Cq (Crnharq ZW1. "lot,resolusi spasial 30 Cochrane, et al (1994) menyebutkan bahwa citra LANDSAT TM yang memiliki m dlnat dip8kai untuk mengenali daenh panaibmi di Waimangu Aan waiJupra New Zealand. o"tg"" teknik analisis perbedaan tona (fabel l) dapat dibedakan kenampakan-kenampakan seprti kolam air fue ground, sinte4 dEexah bervegetEsi yang sehat, dEn daerah dengan vqetasi yang mengal".i sro (Gambar I ).

p"i'*

Tabel l. Hasil analisis perbedaan tonE dan digital runbr uftre @N) pada citm enlrllrradTMl64"5, berskala besar yang meliputi bagian seluan daerah panasbumi Waiotapq New Zealand. posisi grid meruj;k pada Gambar l. (Cochranq et al,lggl).

GRID SITE F4: L9


F2: F3

TONE White Pinkish'white


Pale macente

FEATTJRE B8re cround BEre grouq4 plus sparse prostrate kanuka Bare grulrd with more prosilrate kanuka Iow, dense prostrate kanuka (l}ff/o cover)

DN VALT.JE RANGE

TMI
137-tT3

TM4 l0Gt06
82-96
68,-77

TM5
98-128

Fl:

t?2-t46
94-104 72-75
57-71

F4

9Gl2l
9l-98
82-84 48-76

E4 E3: E4 E2: E3

Licht brown
Olive creen Brownislpgeen
GreenistFbrown

6l-68

89: D9

Tdler, dense mostly Drostrate kanuka Tdler, e{ed scrub (kanuka and other snn.)
Erect (2 m hish), dense kanuka/minciminci _Qt4 tatt (3.5 - 4 m hieh), manuka Erect (2 m hich). dense minciminqi/kanuka

C8:Dl2
G4

Darkbmwn
Magenta Cyan Dark blue

5G6t 5659
53-61

62.f6 s447
53-61

2943
45-54 45-52
84-91

45-52
60-63

6568
133-172 144-147

Sinter terrace G4 Champqgne pool Keterangan: kanukq manuka. dan mingimingi merupakan

G4: G5

70-90

t6.32
5l-51

tu*m

lool00

Menurut Cochrane, et a/, (1996) pemetEan alterasi permukaan secara rinci dapat dibantu dengan multiWctal qircdt uarrncr seprti yang dilakukan di Waiotaprr New Zealand. Cid GEOSCAN ying
Prosiding PIT X MAPIN tv-19

Teknik penuosesan tersebut didasarkan pada perbedaan karakteristik spektrum antara mineral-mineral alterasi hidrotermal dengan vegetasi, dan interpretasi yang dilakukan didukung dengan groan! connol.
1

memiliki resolusi spasial tinggi (3 m) mampu membedakan pola tona bermacam-macam alterasi perrnukaan yang kompleks (Gambar 2) Pemetaan alterasi hidrotermal permukaan dengan teknik CPJ juga ielah dilakukan di di Mexican Volcanic Bett yang bervegetasi lebat. (Ruiz-Armenta Prol-Ledesma, 1995) Mineral hasil alterasi hidmtermal (khususnya hidroksil) dan hasil pelapukannya (umumnya berupa oksida) dapat dikenali dari hasil pemrosesan dengm Crosta techniqre terhadap citra LANDSAT TM saluran 1,3,4,5 dan ? (Gambar j).

&

2
3
t

6
7

I I
1

11

12

gambar l. Fgto kopi hitam putih dari citr,a entwtced TMlb4ss. berskala besar yang meliputi bagian selEtan daerah panasbumi Waiotaprg New Zealand. Arah utara menuju bagran atas gambar. (coctrane, elol, pgq).

Stqnbar.2. .Foto kopi hitam putih citra GEOSCAN (G8048s15,) daerah Waiotapu yang menunjukkan brbEgai pola tona sinter silika dn be gruurd yang menoermii*an perteOaan mineralogi (tochrani el a/,

l9%).

Prosiding PIT X MAptN

lv-20

& Prol-Ledesma. 1995).

g-arlbar 3 Foto kopi hitam putih citra LANDSAT yang meliputi daerah Sierra del Guamuchil (A). Sierra yadre occidental (B)' dan Ceboruco Volcano. (c) Ki!: sebeium pemrcsesan. Kanan: setelah p"#*s",\ daerah slterasi hidrotermal (hidroksil dan oksida) i".p"k sebagai pitset-pitcset bertona."J qRuir-Arn'"ntu

rnengadakan penelitian penelitian CPJ di Taupo Volcanic Zone (New dengan tujuan untuk mengernLangkan rctoit CBr untuk eksplorasi dan'pem"tarn panasuumi di lealand) daenh volkanik. Hasil penelitiEn tersebut r,:,r, r1$.11rr,,* l:.{lvi.d ciua oionrcorrpSt" y"o! visjble wavulength dan-rrar -infrwed (NIR) vuileng-t'\bcrmanfaat "t", untuk membedar<an antaia fue gyourd, vegetasi" dan pada kasrs-kasus tertentu untuk memetakan variEsi regetasi. qb,h Hasil terbaik "it, pada kombinasi antara saluran nid-infrued (lrm) dengan ditunjukkan saluran visible dan NIR. atau dua saluran NIR Kombinasi antara saluran infra merih ter-at Cfm.l riirg hari dengan saluran NIR dan MIR lngat baik digunakan untuk mengetahui lokasi anomali panas ian mimbedEkdberb"dmacam alterasi hidrotermal permukaan.

Mongillo' et al (199.5

b)

t".**r,

Mongillo' el al (1995 a) menyebutftan bahwa bila suatu daerah panasbumi telah diketahui keberadaannya maka citra SPOT XS CR CitrE SPOT mdnryacrral (XS) i6wea (CIR) calor c:ontpsile yang memilitci re.solusi < 20 m sangst bermanfaat untuk memetakan secara lebih rinci iteanting gra nd tak bervegetasi vEriasi aherasi perrrutaan, furnarol" kolam air p.*., rlnio dan vegetasi yang mengalami stres. "rd"p."

car;

sAR p1g diambil oleh Japan Earth Resource Sudlite I (JERs-l) tdah dimanfaatkan .. untuk mengidentifikasi daerah- prospek panasbumi di Ngada, NTT. Pada citn tersebut dikenali manifestasi panas permukaan dan daeraMaerah dengan vegetasi yang mengalami stres akibat aktivitas hidroternral (urai, el a/, 2000)' JERs-l sAR yang memiliki kelebihan dapat mencitra $.ratu dserah paaa segata ong"t ,ou6 untuk diterapkan di daerah uopis seperti Indonesii. "u"o
3. PERAN CPJ PADA TAEAP PERANCANGAN

cl$

dapat dimanfaatkan untuk pemuangkit iisuik konrenlgdl sdang* fluida deng; yang lebih 100 "c) dspal dipakaiuntuk pembangkit lisuik r"tJd" birwyJIuidTFi"idJ;g* temperarur petrg$ngan pada industr\ sementara 159.- .90 "c dapat digunakan untuk pmses-pross pemanasan fluida dengan temperstur rendah (80 - 20'C; Lisa aip*ai untuk ari cotaiionir!,p""grr*g"* rumah kaca" pqginngatan peternakan, penwEtln kebugaran tubuh dan pcmanfaatan lan6;g l9z3 lunasll vrde Armstead" 1983, dengan modifikasi).
rendah (180

-lapangan pemanfaatannya- Dengan-teknologl yang ada saat ini fluida resrvoar panasbumi aenjan

Bila potensi uratu

panasbumi tclah diketahui, maka dapat ditentukan model t".p"r"tu, > lg0 oC

t"rffitu,

ua

i"i*|"

Prosiding PIT X MAptN

tv-21

yang mungkin timbul (Prebble. 1969). Dalam pengkajian tersebut CPJ dirpat membantu memberiian informasi seperti akses jalan. pemanfaatan lahan di sekitar lapangan panasbumi, kondisi geomorfologi. variasi litologi, dan titik+itik rawan bencana. Menurut Browne (1995) untuk keperluan pembangunan pembangkit listrik dan sargn&-sarans terkait CPJ juga dapat membantu melihat kemungkinan iitemukinnya
sumber bahan bangunan di sekitar lapangan pana$umi.

Pada tahap perancangan pembangunan pembangkit listrik atau instalasi pemanfaatan yang lain diperlukan pengkajian terhadap stabilitas lereng, mekanika tanah, bencana geologi, dan dampak lingkingan

4. PERAN CPJ PADA TAHAP MONTTORING

kesetimbangan massa fluida rcservoar dan untuk menghindari pencemaran lingkungan oleh fluida dilakukan reinjeksi. Perubahan yang dapat timbul di lapangan panasbumi Aan sefcitarnya akibat produksi antara lain adanya gerakan tanah, perubahan aktivitas manifestasi panaq peruba,han temperatur tanah, perubahan muka airtanah, perubahan srhu airtanah serta penrbahan atrivitas gempa milcro. Gerakan tansh (umumnya tipe amblesan) disebabkan oleh presnrre drawdown pada reservoar panasbumi. perubahan aktivitas panas serta perubahan kedudukan muka air tanah dapat disebabkan oleh perubahan lnanifestasi kemungkinan disebabkan oleh meningkatryaupflow uap dari rservosr sebagai k-onsekuensi melue*nya zona fluida dua fase di bawah permukaan. Sementara tempat-tempat yang mengalami penurunan temperatltr tanah kemungkinan mempakan tempat di mana semula fluida panas keluar dariresmroar yang kemudian berubah menjadi tempat masuknya fluida dingin dari permukaan menuju ke resevoar. Perubahan aktivitas gempa milao dapat terjadi karena pengambilan fluida dari resrvoEr rnaupun injeksi fluida ke dalam reservoar
dengan tekanan pompa yang besar. Di antan perubahan-penrbahan tersebut yang umum dimonitor dengan

Produksi merupakan pross pengambilan fluida panasbumi dari rcservoar. Untuk menjaga -sii

struktur hidrologi atau stnrktur permeablitas bawah permukaan. Miningkatnya tempe.aiur

tanah

manifestasi panaq perubahan temperatur tanah dan gerakan tanah. Pemanfaatan CpJ untuk memonitor perubahan dipermukaan akibat produksi telah dilakukan antara lain di New Zealand, Icelan4 dan USA Salah satu contoh ideal monitoring perubahan aktivitas manifestasi panas dilakukan di lapangan panasbumi Oha8ki, New Zealand. Survei infra merah termal dan bto udan- dilakukan pada tahun tsag (sebelum lapangan tersebut diproduksi) dan diulangi pada tahun 1997 tahun produksij. S"r*i tenebut menunjukkan bahwa ,"t"1$ lapangan diproduksi banyak kolam air tungat dan kolam lumpur di bagian timur laut lapangan mengering dan mengeluarkan uap socara lemah dari dasar t<otam. Ditemukrin pula pe-munculan 13mt$ Sround yang berasosiasi dengan rekatFrekah tensional di sekitar daerah yang mengalami amblesan. (Hunt & Bromley, 2000)..Gambar 4 menunjukkan peningkatan aktivitas panas ai'peinutair pada lapangan panasbumi OhaEki yang direkam dengan citra infra merah termal.

telofk CpJ adalah penrbahan

(ll

gamtEr 4. Fotokopi citra infra merah termal yang menggambarkan keadaan di sekitar srmur produksi BR9 (bAlan tengah citra), yang menunjukkan peningkitan alriuitas panas permukaan antara 13 April l9g9 (kiri) 9T zz April 1998 (kanan). Wuna mencerminkan temperatur permukaaq yang berkisar ante; lo "C (hiili hingga > 33 f Gutih). Grund coverrye dr?a kurEng ieUn foO m X 200.m ltiunt A Aromley, 2000).
Craters of the Moon yang merupakan suatu kawasan wisata di bagian barat lapangan panasbumi wEirakei' New Zealand"-mengalami pambahan bntuk dan kankteristik akibEt rcslr:rvir izvfuwn xiak lapangan Wairakei diproduksi pada tahun 1958. Aliran panas permukaan dalam bentuk steqnJaated rcniry. meningkat hingga menlql 420 MW pada tahun l!),64, EtEu meningkat seeuluh kali lipat dibanding nilai sebelum masa eksploitasi. Nilai tersebut turun menjadi 220 MW pada tahun l9Z9 (Allis, lggl vr'ab Moigillo, et al, 1995). Pembahan-penrbahan lain yang timbul adalah terjadinya empsi uap, munculnya fumarolProsiding PIT X MAptN tv-22

temperatur permukaan di lapangan telEh dilakukan untuk mendeteksi perubahan temporal aktivitas manifestasi permukaan di lapangan-lapangan panasbumi yang sedang maupun belum dieksploitasi (Kristmannsdottir & Armannssoq 1995). Pemanfaatan CPJ untuk memonitor perubahan keadaan permukaan yang terjadi secara alamiah dalam skala besar telah dilakukan untuk kawasan wisata panasbumi Yellowstone National Park USA (Miller & Cooper ll)69 dalam Mongillo, et al, 1995 a).
5. PROSPEK CPJ DALAM PENELITIAN KEPANASBUMIAN DI

fumarol banr" dan berhentinya aktivitas beberapa manifestasi panas. Perubahan aliran panas perrnukaan juga berpengaruh terhadap kehidupan tumbuh-tumbuhan di tempat tersebut (Mongillo & Allis, 1988). Perubahanperubahan di permukaan tersebut kemudian dimonitor dengan citra LANDSAT TM (Mongillo et al 1995 a). lceland, pencitraan termal berulang yang dikalibrasikan dengan pengukuran perubahan

Di

INDONESTA

lndonesia memiliki cadangan energi panasbumi sekitar 20 0OO MWe atau sekitar 40clo cadangan dunia. yang tersebar di jalur volkanisme aktif seperti di Sumatera, Jawa" Bali. Sulawesi, Nusa Tenggara namun baru dimanfaatkan sekitar 525 MWe (Sugiharto, et aL 2A0q. Melihat potensi dan karnggulannyq terutama sifat keterbaruan dan ramah lingkungaq maka bila dikembangkan energi panasbumi dapat memberikan kontribusi yang penting bagi sektor energi di lndonesia. Berdasarkan data tahun 2000 (Sudarman et al,2OO0) Indonesia memiliki 70 daerah prospek panasbumi,

l7 di antaranya

berada di bagian

timur Indonesia . Dari penelitian-penelitian bidang panasbumi di Indonesia yang telah dipublikasikan terlihat bahwa CPJ baru dimanfaa&an pada tahap eksplorasi. Saat ini terdapat 4 lapangan panasbumi yang sedang beroperasi, yaitu Kamojang, Gunung Salah Darajat dan Sibayak (Sudarman, et a( 2000), yang tentunya memerlukan monitoring perubahan lingkungan. Sebagai tambahan, dalam kaitannya dengan kepariwisataaq daerah{aerah panasbumi biasanya memiliki pemandangan yang indah dengan aneka manifestasi panas yang unik sehingga banyak dsemh panasbumi yang dikembangkan menjadi daenh wisats dengan baik seperti di New Zealand Jepang, USA" Icelan4 dan lain-lain. Departemen Pariwisata dan Kebudayaan RI menetapkan bahwa kawasan panasbumi dapat dijadikan kawasan wisata minat khusus (Parikesiq 2001). Mengingat sifat dinamika sistem panasbumi seperti yang dicontohkan pada str.rdi kasrs di kawasan wisata Craters ofthe Moon, New Zealan4 maka perlu pnataan kawasan panasbumi yang terpadu di mana CPJ dapat brperan di dalamnya. Den$n meningkatnya telcrologi CPJ dan perlunya pelaksaman penelitian kepanasbumisn yang komprehensif dan ekonomiq maka peran CPJ dalam pengembangan sumberdaya panasbumi pada masa mendatang. termask di Indonesia" akan semakin besar.
6. KESIMPULAN Manfaat CPJ dalam perrclitian kepanasbumian antara lain sehgai alat bantu untuk: Mengenal scara cepat daerah-daerah yang kondisi geolognya belum banyak diketahui, sehingga dapat dikenEli lokasi prospek panasbumi Menentukan strategi eksplorasi, termasrk perancangan surluy (geologi, gpokimia, geofisika), erraluasi kondisi lapangan usrlan titik-titik pemboran eksplorasi. Memetakan struktur geologi, alterasi permukaar\ dan pola aliran panas permukaan. Merancang tEta letak konstruksi pada lapangan panasbumi (ialar\ jalur pipa, pombangkit listrih dan lain-lain), serta mer$ajaki kemungkinan diperolehnya bahan bangunan di sekitar daerah panasbumi Memonitorpembahan linglangEn akibat produksi Pada penelitian kepanasbumian, interpretasi CPJ tidak dapEt dijadikan pengganti keseluruhan lainnya Tetxdk CPJ yang diterapkan pEda tahap P-ernetaan Sologt pennukaan maupun gu.td eksplorasi dan perancangan dapat membantu mengunngi resiko, menghemat waktu dan biaya grorind n ni. Pada pekerjaan monitoring, tclsdk CPJ multi waktu membantu pengamatan perubahan termEl yang terjadi di permuklqr, yurg biasanya tidak mudah untuk diamati langsung di tapanlan. Teknik-teknil CFI d"ngao berbEgai kelebihannya bila diterapkan dengan tepat sejak pra-produlcsi dapat membantu manajemen proautsi

a.

b.

jalur Wud

c. d. e.

s.n?

maupun penataan kawasan panasbumi secara keseluruhan.

CPJ mendeteksi radiasi yang terpsntul uau terscbar dari obyek di permukaan dan membedakannya dari radiasi yang berasal dari daerah di sekitarnya. Oleh karena itu untuk memperoleh snkses dalam pencrapon CPJ diperlukan resolusi spasid yang sesuai dengan ufuran obyek yang diteliti dan informasi spektnrm yang tepat. Sbagai contoh citra SPOT XS d8n LANDSAT TM yang memiliki resolusi spasial 20 - 30 m daPat dipakai untuk membantu memetrkan manifestasi panas permukaan yang luas seperti batuan teraherasi tak bervegetasi, teras sinter, fumarol, kolam air panas, dan daerah-daerah dengan vegetasi yang mengalami sres. Untuk mempelajari manifestasi-maniftstssi tenbut secara lebih teliti, misalnya untuk
Prosidrng PIT X MAPIN

tv-23

mengetahui endapan-endapan mineral yang berasosiasi dengan manifestasi permukaan diperlukan crtra
dengan resolusi yang lebih tinggi seperti GEOSCAN (resolusi 3 m).

DAFTAR PUSTAKA
Armstead, H.C.H. (1983). Geotlrcrmal hergt lts Past, Presnt and Future Contrihttiots to tte EneW Needs of Man Second Ed. E. & F.N. Spoon. New Yorlq 404p. Brownq P.RL. (1995) 86-101 Geolop Lecture rVotes. Geothermal Institutq The Univemity of Aucklan4

4lp. Cochnne G.R, Mongillo, M.A, Browne, P.RL., and Deroin, J.P. (1994). Satetlhe Studies of Waimangu and Waiotapu Geothermal Areac TVZ. Pru- of IIE If Nev 7-ealod Gcottprmal l%orkstnp, p:p.

I8l-r87.

Cochrane G.R, Mongillo, M.A., and Medinq G.O, (1996). Aircraft Scanner Studies of Surface Hydrothermal Alteration - Waiotapu Geothermal Field. Fnac. of the l* New kalod Geottprmal lforkslnp, pp. 109 - I14. Flovens, O.G., Kadsdottir, R., Saemundssor\ K., Smarassor\ O., Eysteinssoq H., Bjornssoq G., Olafssoq

H. and Armannssor\ H. (1995). Environmentd Impact of Geothermal Utilization in Pru. of tle Wuld Geulermal Congess 1995, pp. Z73l - 2734. Mongillo, M.A & Allis. R.G. (1988). Continuing Changes in Surface Activity at Craters of the Moon Thermal Arca" Wairakei, Proc. of tIrc If New kalad Geothermat Workslnp, pp. 345 351. Mongillo, M.A, Cochrang G.R, Browng P.RL. (1995 a). Application of Satdliteir'rge.y to Explore and Monitor Geothermal Systems. Pru. of the World Geothermal Congess 1995,pp.9il-956.
Kristmannsdottir,
Iceland.

lfuld Geothennal Cotrgrcss 2000, pp. 1 1 33- l 1 3 8. Graham, I., Browne, P.R.L., Christenson, B., Hunt. T., and Weir, G. (2000). Currcnt and Future Geothermal Research in New Zealan4 Ptoc- of tlp Wuld Geotlernal Cangress 2NN, pp.l 169-1174. Grindley, G.W., and Browne, P.R.L. (1975). Structural and Hydmlogical Factors Conuolling the Permeabilities of Some Hot Water Creothermal Fields. Proc. of ttrc United Nations Synpsnn of the kvelqnent ad Utilizatiot of Geothermal Rewrces, pp. 3ZZ - 386. Hunt,T.M., Bromley, C.J. (2000). Some Environmental Changes Reurlting from Development of Ohaaki Geothermal Field, New Zealand. Prvr. of tlr- Wuld Geotlermal Cmgrcss 20A0, pp. 621 - 625.

M., and Bjornssoru T. (2000). Geothermal Exploration in Arskogsstnon{ N-Icelan( Prurc. of the

Mongillo, M.A., Cochrane G.R, Woo4 C.P., and Shibsta. Y. (1995 b). Hgh Resolution Aircraft Scanner Mapping of Geothennrl and Volcanic Aras. Proc. of tte t& Ner,Z"a*A Geottprrrnl Worklnp,
pp. l3-18.

Moorq J.N., Powdl T.S., Norman, D.I., and Johnsorl G.W. (199?). Hydrothennal Alteration and Fluid lclusion Systernatics of the Resenvoir Rocks in Matalibong-2s, Tiwi, Philippines. Ptvr.. of tt e 2* Stat@ Worblnp on Geotlrcrmal Resr;noir Engircering,pp. zt4? - 456. Parikesit, S. (2001) Pemanfaatan Potensi Sumber Panasbumi untuk Kegi*an Pariwisata. pru- of ttv f INAGA Amual &lienttfi c Corfercrcv, pp. 320 - 32?. Prebble, W.M. (l%9). Foundation and Creothermal Problems at Tokaanu Power Stuioq Tongariro power Devdopment. Abstract, presented at the Geological Society of New Zealand Conference December
1969.

RobeG D. (1983). Plnto Interpetatiur of tk Main Strzctsrss BEICIP Report for PERTAMINd unpublished. I 0Op.

in Kannjang -

bajat - Prytfuywr Arcas.

J.R, Erd Prol-Ledesmc RM. (1995). Identification of Hydrotherrml Aheration Using Satellite Images in Areas with Dense Vegetation Cover. Pror'. the World Geotlprmal Coqress 1995,pp.945-949. Sudarman, S., hrdyastrti, K., Etd Aspiyo, S. (2000). Geothermal Development Pmgress in Indonesia: .- country update 1995 * 2000. Pr?r.. of the wuld Geothermal congress 20M, pp. qss - a60. Sugiharto, P. Ibrahirn, RF, End Pudyastuu, K. The Roles of Indonesian Creotternt Association (iNAGA) in the Implementation of Power Secior Restruauring in Indonesia. Ptv. ttn Wukt Geothermat
Ruiz-Arments,

of

of

Cazgrress 2000, pp. 7 63 - 779). Sundhoro, H. (1991). The Sembalun Geothermal Fietd East Lomboh West Nusa Tenggarq Indonesia. proc. of InQnutioml Co$erene m Yolmnlog od Geoaknnl Teclunlogt, Bandrng" Indonesia, pp. ?9 UrEr, M-, Muraokg H., and Nasrtioq A (2000). Rernote Sensing Study for Cieothermal Development in the Ngada District" Central Floreq Indonesia Proc. the World Geothermat Co4ress 2000, pp. l9O5-

99.

of

1908.

Prosiding PIT X MAPIN

tv-24

You might also like