Professional Documents
Culture Documents
2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan5 2.1.1 Pengertian Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Adapun pengertian pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut: 1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran yang dapat diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang, dan keseimbangan metabolik. 2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Secara umum terdapat 2 faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu: 1. Faktor Genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. 2. Faktor lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi: a. Faktor pranatal b. Faktor postnatal: biologis, psikososial, fisik, keluarga. 2.1.3. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu: 1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/ dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
10
2. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0-1 tahun, dan masa pubertas. 3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda anatar anak satu dengan yang lainnya. 4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf 5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas 6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal 7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai. Pertumbuhan dan perkembangan anak:6
Anak pada usia 3-6 bulan mengangkat kepala dengan tegak pada posisi telungkup.
Anak pada usia 9-12 bulan berjalan dengan berpegangan. Anak pada usia 12-18 bulan minum sendiri dari gelas tanpa tumpah. Anak pada usia 18-24 bulan mencorat-coret dengan alat tulis. Anak pada usia 2-3 tahun berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan, melepas pakaian sendiri.
Anak pada usia 3-4 tahun mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna.
11
Anak pada usia 4-5 tahun mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan.
2.2. Deteksi Dini Tumbuh Kembang7 2.2.1. Pengertian Deteksi dini tumbuh kembang anak/balita adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor risiko (fisik, biomedik, psikososial) pada balita 2.2.2. Kegunanaan Deteksi Dini Kegunaannya adalah untuk mengetahui penyimpangan tumbuh kembang balita secara dini, sehingga upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta pemuihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang.
12
Upaya-upaya
tersebut
diberikan
sesuai
dengan
umur
perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal.
2.2.3. Pelaksanaan Deteksi Dini Upaya deteksi dini dapat dilaksanakan oleh tenaga profesional, kader, dan orang tua atau anggota keluarga lainnya yang mampu dan terampil dalam melaksanakan deteksi dini. Kegiatan ini dapat dilakukan di pusat-pusat pelayanan kesehatan, posyandu, sekolah-sekolah, dan
dilingkungan rumah tangga. 2.2.4. Alat Untuk Melakukan Deteksi Dini Alat untuk deteksi dini ini berupa tes skrining yang telah di standarisasi untuk menjaring anak yang mempunyai kelainan dari mereka yang normal. Tes skrining yang peka dpat meramalkan anak di kemudian hari. Macam-macam tes skrining yang digunakan: a. Deteksi Risiko Keluarga b. Berat Badan Menurut Tinggi Badan Anak Pengukuran berat badan dan tingi badan secara teratur dapat
menggambarkan keadaan gizi anak, sehingga dapat dipakai sebagai salah satu alat pemantauan pertumbuhan fisik anak.
13
c. Pengukuran Lingkar Kepala Anak Pengukuran lingkar kepala secara teratur dapat menggambarkan perkembangan otak, sehingga dapat dipakai sebagai salah satu alat pemantauan perkembangan kecerdasan anak. d. Kuesioner Pra Skrining Perkembanagn (KPSP) Tujuan pemeriksaan perkembangan menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dam petugas PAUD yang terlatih.
Alat atau instrument yang digunakan adalah: Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Alat bantu periksa berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran 2.5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biscuit berukuran 0.5-1 cm.
Cara menggunakan KPSP: Anak harus dibawa pada saat skrining. Tentukan umur anak Pilih KPSP sesuai umur anak
14
KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu pertanyaan yang dijawab oleh ibu/ pengasuh dan perintah kepada ibu/pengasuh/petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis.
Jelaskan
kepada
ibu/pengasuh
untuk
tidak
ragu-ragu
menjawab
pertanyaan. Tanyakan pertanyaan secara berturut-turut. Teliti kembali apakah semua pertanyaan sudah dijawab. Hitung berapa jumlah jawaban YA
Interpretasi hasil KPSP: Jawaban Ya = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S) Jawaban Ya = 7-8, perkembangan anak meragukan (M) Jawaban Ya <6, kemungkinan ada penyimpangan (P) Untuk jawaban Tidak, perlu dirinci menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian). e. Tes Perilaku Anak Usia Prasekolah f. Tes Penglihatan Bagi Anak Usia Prasekolah Tujuan TDL adalah untuk mendeteksi secara dini kelainaan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman penglihatan menjadi lebih besar. g. Tes Daya Dengar Anak
15
Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak.
2.2.5. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah
kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan gangguan secara dini adanya masalah emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Deteksi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan. 1) Deteksi dini masalah mental emosional pada anak prasekolah. Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah mental emosional pada anak prasekolah 1) Deteksi dini autis pada anak pra sekolah Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.
16
Tabel 1. Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining/Deteksi. Jenis Deteksi Tumbuh kembang yang Harus Dilakukan Deteksi Dini Deteksi Dini Deteksi Dini Penyimpangan Umur Anak Penyimpangan Pertumbuhan BB/TB LK Penyimpangan Pekembangan KPSP TDL TDD Mental Emosional KMME CHAT* GPPH*
0 bulan 3 bulan 6 bulan 9 bulan 12 bulan 15 bulan 18 bulan 21 bulan 24 bulan 27 bulan 30 bulan 33 bulan 36 bulan 42 bulan 48 bulan 54 bulan 60 bulan 66 bulan 72 bulan
17
Yang diberi tanda bintang (*) hanya diperiksa jika ada indikasi.
Jadwal dan jenis deteksi tumbuh kembang dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kasus di bawah ini : a. Kasus rujukan b. Ada kecurigaan anak mempunyai penyimpangan pertumbuhan c. Ada keluhan anak mempunyai masalah tumbuh kembang Hasil pemeriksaan dicatat di dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak. Berdasarkan data yang direkam pada kartu tersebut, dibuat kesimpulan tentang keadaan tumbuh kembang anak, lalu dilakukan langkah-langkah tindak lanjut yang sesuai (dibina kemampuan dasar atau dirujuk).7
2.3. Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak6 Tujuan intervensi dan rujukan dini perkembangan anak adalah untuk mengoreksi, memperbaiki dan mengatasi masalah atau penyimpangan
perkembangan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya. Waktu yang paling tepat untuk melakukan intervensi dan rujukan dini penyimpangan perkembangan anak adalah sesegera mungkin ketika usia anak masih di bawah lima tahun. Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan terarah yang dilakukan secara intensif di rumah selama 2 minggu, yang diikuti dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan.
18
Ada 4 aspek tumbuh kembang yang perlu dibina atau dipantau : 1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dengan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar sperti duduk, berdiri, dsb 2. Gerak halus atau motorik halus adala aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat sperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dsb 3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dsb 4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dsb.
19
2.4. Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak6 Rujukan diperlukan jika masalah/penyimpangan perkembangan anak tidak dapat ditangani meskipun sudah dilakukan tindakan intervensi. Rujukan penyimpangan tumbuh kembang dilakukan secara berjenjang sebagai berikut : a. Tingkat keluarga dan masyarakat Keluarga dan masyarakat (orang tua, anggota keluarga lainnya dan kader) dianjurkan untuk membawa anak ke tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringan atau Rumah Sakit. Orang tua perlu diingatkan membawa catatan pemantauan tumbuh kembang buku KIA. b. Tingkat Puskesmas dan jaringannya Pada rujukan dini, bidan dan perawat di posyandu, Polindes, Pustu termasuk Puskesmas keliling, melakukan tindakan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sesuai standar pelayanan yang terdapat pada buku pedoman. Bila kasus penyimpangan tersebut ternyata memerlukan penanganan lanjut, maka dilakukan rujukan ke tim medis di Puskesmas. c. Tingkat Rumah Sakit Rujukan Bila kasus penyimpangan tersebut tidak dapat di tangani di Puskesmas maka perlu dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten yang mempunyai fasilitas klinik tumbuh kembang anak dengan dokter spesialis anak, ahli
20
gizi serta laboratorium/pemeriksaan penunjang diagnostik. Rumah Sakit Provinsi sebagai tempat rujukan sekunder diharapkan memiliki klinik tumbuh kembang anak yang didukung oleh tim dokter spesialis anak, kesehatan jiwa, kesehatan mata, THT, rehabilitasi medik, ahli terapi, ahli gizi dan psikolog.