You are on page 1of 4

ANGKUTAN PEMADU MODA

A. Abstraksi Didalam Pasal 27 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 Tahun 2003 diatur mengenai penyelenggaraan Angkutan Pemadu Moda. Berdasarkan jenisnya Angkutan Pemadu Moda digolongkan sebagai sebagai Angkutan Khusus. Definisi angkutan khusus adalah angkutan yang mempunyai asal dan/atau tujuan tetap, yang melayani antar jemput penumpang umum, antar jemput karyawan, pemukiman, dan simpul yang berbeda. Didalam KM. 35 Tahun 2003 belum secara jelas dinyatakan definisi dari Angkutan Pemadu Moda yang hanya disebut untuk melayani penumpang dari dan/atau ke terminal, stasiun kereta api, pelabuhan dan bandar udara kecuali dari terminal ke terminal. Pelayanan angkutan pemadu moda diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Khusus mengangkut perpindahan penumpang dari satu moda ke moda lain; Berjadwal; Menggunakan mobil bus atau mobil penumpang; Menggunakan plat tanda nomor warna kuning dengan tulisan hitam. dari kendaraan yang digunakan untuk

Sedangkan persyaratan-persyaratan Angkutan Pemadu Moda adalah :

1. Mencantumkan papan trayek pada kendaraan yang dioperasikan; 2. Dilengkapi tanda khusus berupa stiker dengan tulisan sesuai jenis pelayanan yang tercantum pada izin trayek, yang ditempatkan pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan; 3. Dilengkapi logo dan nama perusahaan yang ditempatkan pada pintu depan bagian tengah sebelah kiri dan kanan; 4. Dilengkapi tanda jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashbord kendaraan yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan; 5. Dilengkapi fasilitas bagasi sesuai kebutuhan. B. Kondisi Saat Ini Jika berberbicara mengenai pelayanan Angkutan Pemadu Moda khususnya yang memiliki pelayanan angkutan Antar Kota Antar Propinsi maka pikiran kita akan tertuju kepada Bus DAMRI Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini disebabkan karena sampai dengan saat ini pelayanan Angkutan Pemadu Moda Antar Propinsi hanya di layani oleh Perum DAMRI. Pada saat ini Bus DAMRI telah diberikan izin untuk melayani 13 trayek dengan jumlah bus sebanyak 115 bus dengan perincian sebagai berikut :

NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 BEKASI BLOK M BOGOR GAMBIR JCC KEMAYORAN KP. RAMBUTAN LEBAK BULUS PASAR MINGGU PURWAKARTA RAWAMANGUN TANGERANG TJ. PRIOK Cadangan

TRAYEK BANDARA BANDARA BANDARA BANDARA BANDARA BANDARA BANDARA BANDARA BANDARA BANDARA BANDARA BANDARA BANDARA

JUMLAH BUS 15 17 8 18 2 7 7 5 5 3 15 5 4 4 115

JUMLAH
Sumber : Database Ditjen Perhubungan Darat

Jika membandingkan antara ketersediaan (supply) pelayanan angkutan umum (Bus dan Taksi) dengan demand yang ada akan terlihat adanya perbedaan yang sangat menyolok sebagaimana gambar berikut ini :

PERBANDINGAN ANTARA RATA-RATA PENUMPANG PESAWAT/HARI DENGAN KAPASITAS ANGKUTAN UMUM DI BANDARA SOEKARNO-HATTA
80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 1997 1998 1999 2000
1998 23,659 2400 92 8
20,304 36,894 34,704 34,338 23,659 20,304 14,400 22,542 20,304 14,034 36,264 27,261 23,112 13,152 50,994 38,729 35,382 30,275 34,500 23,112 12,270 23,112 67,681 72,524

Belum Dilayani Angkutan Umum

51,5 %
34,188 25,128 34,644 25,344 35,172 25,992
Pnp per Hari

11,388 9,060 9,300 9,180

Taksi Kapasitas Bus

Total Angkutan Umum

2001
1999 22,542 2330 92 8

2002
2000 27,261 2190 105 10

2003
2001 30,275 2040 105 10

2004
2002 38,729 1890 105 10

2005
2003 50,994 1510 114 12 2004 67,681 1550 115 13 2005 72,524 1530 118 14

Rata-Rata Penumpang/Hari Taksi Bandara Bus DAMRI Bandara Rute DAMRI Bandara
Sumber : Hasil Analisis

1997 36,894 92 8

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa pelayanan angkutan umum (Bus dan Taksi) belum mampu secara maksimal melayani penumpang yang datang dan berangkat

di/ke Bandara Soekarno-Hatta. Hal itu terlihat bahwa masih terdapat sekitar 51,5 % penumpang belum terlayani oleh angkutan umum. Sebagian besar dari mereka menggunakan moda angkutan lain khususnya kendaraan pribadi. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas yang terjadi hampir setiap hari pada akses keluar/masuk Bandara Soekarno Hatta (inefisiensi) sebagaimana gambar berikut ini.

Sumber : The Institute for Transportation and Development Policy

C. Definisi Angkutan Pemadu Moda Berikut ini adalah beberapa definisi yang berkaitan dengan pelayanan Angkutan Pemadu Moda, yaitu : 1. Brad Jones, et.al. (2000) dalam Transportation Law Journal, Vol 27, Tahun 2000 mendefinisiikan transportasi intermoda sebagai perpindahan orang dan barang menggunakan lebih dari satu jenis moda transportasi dalam satu perjalanan, tanpa Hambatan. 2. United States Departemen of Transportation (US-DOT), memberikan penjelasan definisi intermodal sebagai berikut : cara pandang yang holistik terhadap transportasi dimana semua moda saling bekerjasama sesuai perannya masing-masing untuk menyediakan pilihan layanan terbaik bagi pengguna, dan sebagai konsekuensinya kebijakan disetiap moda harus disesuaikan. Cara pandang ini dulunya dikenal sebagai atau transportasi yang berimbang/balanced , terintegrasi/integrated komprehensif. 3. Dewey, J.F, et.al (2003) dalam summary of final report BC-354-44, Part A, July 2003 Transportation Intermodal mendefinisikan transportasi intermodal

sebagai pergerakan transportasi yang menggunakan lebih dari satu moda (kereta-motor, motor-pesawat, atau kereta-kapal). 4. Transport for London Integration Departement (2001) dalam Intermodal Transport Interchange for London mendefinisikan intermodal interchange sebagai perpindahan orang/penumpang dari satu moda ke moda lain yang berbeda jenisnya. Sedangkan seseorang yang melakukan perjalanan dan berpindah diantara 2 moda yang sama adalah bukan perpindahan antar moda. 5. Jones et al., (2000) dalam Multimodal Transportation Planning Needs Survey mendefiniskan intermodal transportation sebagai pengiriman kargo dan pergerakan orang menggunakan lebih dari satu moda transportasi dalam sebuah perjalanan yang berkesinambungan. Dari definisi-definisi diatas maka dapat dirangkum definisi dari intermoda transportation adalah pelayanan angkutan antar 2 moda yang berbeda tanpa hambatan (seamless), efisien dan berlanjut (sustainable), dengan tujuan 1. Mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas pelayanan; 2. Mengurangi beban dari infrastruktur dan meningkatkan efisiensi dengan menggunakan moda yang lebih besar; 3. Mengurangi biaya dan waktu serta ketidaknyamanan pada saat alih moda. D. Perbaikan Pelayanan Angkutan Pemadu Moda Jika berbicara mengenai pelayanan Angkutan Pemadu Moda yang ada pada saat ini, berdasarkan hasil survai yang dilakukan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 95 % penumpang mengingnkan adanya penamabahan Angkutan Pemadu Moda, 77 % penumpang menginginkan agar pelayanannya lebih baik dari yang ada pada saat ini dan 88 % penumpang menginginkan angkutan pemadu moda yang baru tersebut memiliki jadwal perjalanan yang jelas. Pendapat tersebut dapat dimaklumi mengingat kondisi pelayanan angkutan pemadu moda yang ada pada saat ini sangat jauh dari harapan. Untuk itu sudah saatnya bagi Pemerintah untuk menyediakan pelayanan Angkutan Pemadu Moda yang seamless, efektif, sustainable, biaya murah, mengutamakan kualitas pelayanan, efisien dengan menggunakan moda yang besar serta adanya kepastian jadwal perjalanan. Upaya tersebut akan dapat terwujud dengan mendorong peran swasta melalui suatu proses pemberian izin yang jelas dan berkualitas (Quality Licensing). Oleh karena itu upaya pemberian izin trayek Angkutan Pemadu Moda pada trayek Bandung Super Mall (BSM) Bandara Soekarno Hatta melalui proses pelelangan merupakan salah satu wujud upaya Pemerintah meningkatkan kualitas pelayanan angkutan umum. Seksi Angkutan Penumpang Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

You might also like