Professional Documents
Culture Documents
Definisi
dasar kewenangan PA untuk mengadili ditentukan dengan keislaman subyek hukum. PA hanya dapat mengadili mereka yang beragama Islam dan yang menundukkan diri pada Hukum Islam . a. Agama yang dianut kedua belah pihak saat terjadinya peristiwa hukum adalah agama Islam; b. Perkara perdata yang dipersengketakan merupakan kompetensi absolut PA c. Hubungan hukum yang mereka lakukan berdasarkan hukum Islam
Syarat
Peradilan Agama merupakan salah satu badan peradilan pelaku kekuasaan kehakiman untuk menyelenggarakan penegakan hukum dan keadilan bagi rakyat pencari keadilan perkara tertentu antara orang-orang yang beragama Islam
Asas Kebebasan
Dasar Hukum
1. Pasal 24 (1) UUD 1945 2. Pasal 1 angka 1 UU No. 48/2009
Definisi
Bentuk Kebebasan
1. Dalam memeriksa suatu perkara, hakim bebas dari paksaan, direktiva atau rekomendasi yang datang dari pihak extra judicial, ancaman, dsb.
2. Kebebasan adalah dalam melaksanakan wewenang yudisial (menerapkan, menafsirkan, menemukan hukum)
Batasan Kebebasan
1. Dalam menerapkan hukum, harus bersumber pada peraturan perundang-undangan yang tepat dan benar 2. Dalam menafsirkan peraturan, harus menggunakan metode penafsiran yang benar 3. Dalam menemukan hukum, harus berdasarkan pada asasasas, dasar-dasar, dan sumber hukum lainnya.
Definisi
Hakim harus selalu berupaya untuk mendamaikan para pihak yang berperkara
Kekhususan PA
Perdamaian (ishlah) lebih utama dari putusan ; win-win solution PA identik dengan istilah Peradilan Keluarga, tidak hanya melaksanakan kekuasaan kehakiman yang menerapkan hukum keluarga secara kaku, tapi lebih diarahkan pada penyelesaian sengketa keluarga dengan memperkecil kerusakan rohani dan keretakan sosial
Upaya mendamaikan bersifat imperatif. Hakim yang memeriksa gugatan perceraian berusaha mendamaikan kedua belah pihak. Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan pada setiap tahap sidang pemeriksaan. Anjuran damai dapat dilakukan kapan saja sepanjang perkara belum diputus
Penyelesaian oleh para pihak di luar persidangan tanpa campur tangan hakim. Dibuat Akta perdamaian jika tercapai perdamaian di persidangan Perkara Perceraian: Jika perdamaian berhasil, tidak dibuatkan Akta Perdamaian, tapi perkara dicabut oleh Penggugat / Pemohon dengan pembebanan biaya perkara
Bentuk Perdamaian
(1). Perceraian hanya dapat dilakukan didepan Sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. (2). Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami isteri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri. (3). Tatacara perceraian didepan sidang Pengadilan diatur dalam peraturan perundangan tersendiri
Pasal 31 PP No. 9 /1975:
(1) Hakim yang memeriksa gugatan perceraian berusaha mendamaikan kedua pihak. (2) Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan
Pasal 115 KHI:
Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama setelah Pengadilan Agama tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.
Pasal 16 (2) UU No. 4 / 2004:
(1)Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya. (2)Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menutup usaha penyelesaian perkara perdata secara perdamaian.
Hukum Acara yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang telah diatur secara khusus dalam Undang-undang ini
Kekhususan Upaya Damai: Hanya berlaku pada perkara perceraian Demi terwujudnya makna perdamaian dalam Pasal 82 (4) UU No. 7/ 1989
Putusan Perceraian
Banding
Kasasi
Terjadi perdamaian di kedua tahap ini, lalu perkara dicabut atas persetujuan Suami & Istri
Penetapan PTA
Penetapan MA
Membatalkan putusan PA yg mengabulkan perceraian, krn tjd perdamaian sblm putusan mpy kek. hk tetap
Membatalkan putusan PTA yg mengabulkan perceraian, krn tjd perdamaian sblm putusan mpy kek. hk tetap;
3. Pasal 91B UU PA
Definisi
Sederhana prosedur penerimaan sampai dengan penyelesaian suatu perkara dilakukan dengan acara yang efektif & efisien Cepat alokasi waktu yang tersedia dalam proses peradilan Biaya ringan keterjangkauan biaya perkara oleh pencari keadilan
Pasal 4 (2) UU No.4/2004: Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan Pasal 5 (2) UU No.4/2004: Pengadilan membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan.
Pengecualian
Lihat Pasal 59 ayat (1) UU No 7/1989 Perkara perceraian menjaga kepentingan kerahasiaan hubungan kerumahtanggaan lebih penting. Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan dalam sidang tertutup (Pasal 33 PP No. 9/1975 jo Pasal 80 ayat (2) UU No. 7/1989) Tertutup meliputi pemeriksaan dan pembuktian. Putusan tetap diucapkan dalam sidang terbuka
Seluruh pemeriksaan beserta penetapan atau putusannya batal menurut hukum (Pasal 59 ayat (2) UU No 7/1989 jo Pasal 13 ayat (2) UU No 48/2009)
Pasal 59 ayat (2) UU No.7/1989: (2) Tidak terpenuhinya ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) mengakibatkan seluruh pemeriksaan beserta penetapan atau putusannya batal menurut hukum. Pasal 19 ayat 2 UU No.4/2004: (2) Tidak dipenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan putusan batal demi hukum
Legalitas : semua tindakan dilakukan berdasarkan hukum (rule of law) Persamaan : setiap orang mempunyai hak dan kedudukan yang sama di muka hukum
Definisi
Pengadilan (hakim) yang memimpin persidangan bersifat aktif dan bertindak sebagai fasilitator
Negara menanggung biaya perkara bagi pencari keadilan yang tidak mampu Pada setiap pengadilan agama dibentuk pos bantuan hukum Bantuan hukum diberikan secara cuma-cuma kepada semua tingkat peradilan sampai putusan terhadap perkara tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap
Pasal 58 (2) UU No.7/1989: (2) Pengadilan membantu para pencari keadilan dan berusaha sekeras-kerasnya mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan
Aturan tentang cara mewujudkan dan mempertahankan hak dan kewajiban antara subyek hukum dengan subyek hukum lainnya mewujudkan dan mempertahankan hak dan kewajiban
Pasal 55 UU No.7 /1989: Tiap pemeriksaan perkara di Pengadilan dimulai sesudah diajukannya suatu permohonan atau gugatan dan pihak-pihak yang berperkara telah dipanggil menurut ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan ketentuan tersebut: Pemeriksaan harus didahului oleh Permohonan atau Gugatan
Permohonan dan Gugatan merupakan dasar pemanggilan para pihak untuk pemeriksaan di pengadilan
Para Pihak
Sengketa
Gugatan
Permohonan
Penetapan / beschikking/ al-itsbat
Produk
Penjelasan Ps 60 UU PA
Yang dimaksud dengan penetapan adalah keputusan Pengadilan atas perkara permohonan, sedangkan putusan adalah keputusan Pengadilan atas perkara gugatan berdasarkan adanya suatu sengketa
Contoh
Cerai gugat
Permohonan Poligami
Pengecualian Permohonan
Ada beberapa pengecualian Permohonan dalam perkara perkawinan: Permohonan Pembatalan Perkawinan Permohonan untuk Beristri Lebih dari Seorang Permohonan Cerai Talak
Pengecualian:
Perkara tersebut merupakan Permohonan yang bersifat voluntaire, namun sebenarnya ada sengketa antara satu pihak dengan pihak lainnya
(3) Hal-hal yang berhubungan dengan pemeriksaan pembatalan perkawinan dan putusan Pengadilan, dilakukan sesuai dengan tatacara tersebut dalam Pasal 20 sampai dengan Pasal 36 Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 20 sampai dengan 36 PP No. 9/ 1975
Apabila seorang suami bermaksud untuk beristeri lebih dari seorang maka ia wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada Pengadilan Pihak : Pemohon dan Termohon
Apabila terhadap Putusan tersebut diajukan banding / kasasi ;
a.perkawinan; b.waris; c.wasiat; d.hibah; e.wakaf; f.zakat; g.infaq; h.shadaqah; dan i.ekonomi syari'ah.
Formulasi Gugatan
Secara garis besar, Surat Gugatan terdiri dari 3 komponen: 1. Identitas Para Pihak 2. Posita / Positum 3. Petita / Petitum
contoh
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : x binti y Umur : 42 tahun Agama : Islam Pekerjaan : tani Tempat tinggal: Jalan a no. 12 RT 03 RW 11, Desa b,Kecamatan c, Kabupaten d; Selanjutnya disebut Penggugat Berlawanan dengan Nama : y bin z Umur : 50 tahun Agama : Islam Pekerjaan : tani Tempat tinggal: Jalan a no. 12 RT 03 RW 11, Desa b,Kecamatan c, Kabupaten d; Selanjutnya disebut Tergugat
Ketentuan
Singkat, kronologis, jelas, tepat, dan terarah untuk mendukung isi tuntutan kalimat pertama : duduk perkara kalimat terakhir : permohonan pada PA
contoh
Adapun yang menjadi duduk perkara sebagai dasar-dasar dan alasan diajukannya gugatan perceraian adalah sebagai berikut: 1. Bahwa __________ 2. Bahwa __________ 3. Dst Berdasarkan uraian di atas, Penggugat mohon kepada yang terhormat Ketua PA ____ untuk ____
Butir terakhir : selalu tentang permintaan agar pihak lawan dibebankan biaya perkara
catatan
Pengadilan dilarang mengabulkan tuntutan melampaui apa yang dituntut Penggugat, sebaliknya Pengadilan juga dilarang tidak mengadili apa yang dituntutnya
Pembagian Petitum :
Tuntutan Pokok / Primer
Terkait materi perkara.
Tuntutan Tambahan
a. Tuntutan agar Tergugat membayar biaya perkara b. Tuntutan agar putusan dinyatakan dapat dilaksanakan lebih dahulu
c. Dalam perkara cerai gugat, bisanya berupa nafkah terutang, nafkah anak, muth, nafkah iddah, dan pembagian harta bersama
Formulasi Permohonan
Secara garis besar, Surat Permohonan terdiri dari 3 komponen:
3. Petitum
Catatan:
Dalam Surat Permohonan tidak dijumpai kalimat berlawanan dengan, dan permintaan membayar biaya perkara kepada pihak lawan
Hukum Acara yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang telah diatur secara khusus dalam Undang-undang ini
Perkara Perkawinan
Cerai Talak Perceraian Cerai Gugat
Perkara Perkawinan
Permohonan Poligami
Izin Kawin
Selain perceraian Dispensasi Kawin
Pencegahan perkawinan
Pembatalan Perkawinan
Perkara Perceraian
Cerai Talak
Inisiatif
Suami
Pemohon
Cerai Gugat
Istri
Penggugat
Istri
Termohon
Suami
Tergugat
Catatan!
Walaupun secara formal bersifat voluntair, tapi sebenarnya memiliki sengketa
Cerai Gugat
Pasal 19 PP no. 9 / 1975 j.o. Penjelasan Pasal 39 UU No. 1/1974 j.o. Pasal 116 KHI
a.Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan; b.Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama 2 tahun berturut-turut tanpa izin pihak yang lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya;
c.Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;
d.Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan terhadap pihak lain; e.Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang mengakibatkan tidak dapat menjalan kewajibannya sebagai suami/isteri; f.Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihian dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga; g.Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga.
Cerai Gugat
Pasal 73 UU No.7/1989 j.o. Pasal 132 KHI Menyimpangi asas actor sequitur forum rei
Pengecualian:
Istri meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin suami Istri di Luar Negeri Suami & Istri di Luar Negeri Di tempat tinggal suami (Pemohon/Tergugat)
Di tempat tinggal suami (Pemohon/Tergugat) Pilihan: a. PA di wilayah tempat perkawinan dilangsungkan b. PA Jakarta Pusat
Selain Perceraian
Permohonan Poligami
Alasan
Syarat
Tempat Pengajuan
PA di wilayah tempat tinggal Pemohon
Izin Kawin
Untuk
Perkawinan yang calon suami atau calon isteri belum berumur 21 tahun dan tidak mendapat izin dari orangtuanya
Tempat Pengajuan
Dispensasi Kawin
Untuk
Perkawinan yang calon mempelai laki-laki dan perempuan masih di bawah umur
Tempat Pengajuan
Pencegahan Perkawinan
Untuk
Pencegahan perkawinan bertujuan untuk menghindari suatu perkawinan yang dilarang hukum Islam dan Peraturan Perundang-undangan
Tempat Pengajuan
Pembatalan Perkawinan
Alasan
Tempat Pengajuan