Professional Documents
Culture Documents
Dr. MUSNI UMAR TEKNOLOGI MERUBAH MINDSET DAN GAYA HIDUP MAHASISWA UIN
LIRIKAN LENSA
Dua mahasiswi UIN asik memainkan gadget di depan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa (30/4)
KONTRAS
DARI REDAKSI
HOT NEWS : MENDUGA-DUGA (SIAPA) DEKAN DAKWAH
Dr. MUSNI UMAR TEKNOLOGI MERUBAH MINDSET DAN GAYA HIDUP MAHASISWA UIN
Pemimpin Redaksi Amin Sudarsono Redaktur Ramdhan Alwy Koordinator Peliputan A. Hasan Reporter Supriyadi, Afifah Al Humairo Azkiatun Nisa Desain Grafis Burhannudin Sirkulasi dan Pemasaran Novi A. Imam Maulana Sekretaris Redaksi Anggun C Alamat: Ciputat Mega Mall Blok B-16A Jl Ir H Juanda Ciputat Tangerang Selatan Telp. (021) 7430295, Fax (021) 7430295 SMS Center : 083899444904 email: kampusku.megazine@gmail.com
Apa yang dikejar dengan perubahan itu? Selain narasi besar yang dibangun: integrasi keilmuan, perpaduan agama dan dunia, penyatuan dua kutub pengetahuan, dan seterusnya. Yang tampak kasat mata adalah pembukaan berbagai jurusan baru, progran studi baru, model pengetahuan baru, integrasi beberapa ilmu dalam satu fakultas, pengayaan kajian atau satu subjek pengetahuan. Ya, lahirlah jurusan yang mirip tapi ada di dua fakultas berbeda. Kajian tentang Ekonomi Islam di UIN Syarif Hidayatullah misalnya, di Fakultas Syariah ada jurusan Perbankan Syariah, dan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis ada Program Studi Ekonomi Syariah. Apakah integrasi juga sekaligus bermakna pembelahan? Hak siapakah menginstitusikan pengetahuan dalam sebuah institusi? Terlihat integrasi menjadi rebutan klaim intelektual. Itu dari sisi software kampus. Apakah dengan menjadi universitas dan naiknya ongkos kuliah serta pembukaan jurusan duniawi macam kedokteran, sains, teknologi dan seterusnya, merubah sesuatu yang inheren di UIN? Tampaknya begitu. Ada yang berubah dari cara berpakaian, cara bergaul, cara belajar dan mengukur kesalehan menjadi lebih normatif. Perubahan selalu baik, hanya baik belum tentu sesuai. Redaksi
DAFTAR ISI
LAPORAN UTAMA
6 8 Membaca Gaya dan Budaya Mahasiswa. Wawancara : Dr. Musni Umar Teknologi Merubah Mindset dan Gaya Hidup Mahasiswa UIN
10 Kode Etik Mahasiswa Wujuuduhu Ka Adamihi 12 Semangat Diskusi Meredup di Kampus UIN
HOT NEWS
20 Menduga-duga (Siapa) Dekan Dakwah
KOMUNITAS
24 Komunitas Sepeda Sehat UIN
EKOBIS
26 Ayam Monyet
PROFIL
28 Gun Gun Heryanto
RESENSI
29 Java Heat
LAPORAN UTAMA
eorang ibu jamaah Masjid Fathullah tiba-tiba saja nyeletuk ketika melihat dua gadis berkerudung namun berpakaian ketat melintas di hadapannya pada Rabu (24/4) sore lalu, Katanya mahasiswi UIN, tapi kok pakaiannya nggak Islami ya....
LAPORAN UTAMA
Islami. Ada kesenjangan antara kebesaran nama Islam yang disandang universitas dengan praktik mahasiswanya. Kode etik mahasiswa sebenarnya telah dirumuskan bertahun-tahun lalu dan jelas mengatur bagaimana kehidupan mahasiswa UIN agar mendekati sedekat mungkin praktik yang sesuai dengan syariah Islam. Pihak universitas juga sudah menerbitkan edisi revisi Buku Saku Pedoman Kode Etik Mahasiswa (BSPKEM). Tapi lagi-lagi, buku tinggallah buku, tanpa suara nyaring yang terdengar ke telinga para mahasiswanya. Bukan hanya soal pakaian mahasiswa UIN yang sering menjadi sorotan publik. Soal bagaimana bergaul di antara sesama penghuni universitas pun tak jarang jadi gosip di masyarakat. Seperti budaya pacaran, bebasnya pergaulan di kos-kosan, dan pola berpikir dan gaya sebagian mahasiswa yang cenderung liberal. Persoalan ini memang sudah lama menjadi sorotan banyak pihak. Sekitar tahun 2003-2004, sebuah buku berjudul Ada Pemurtadan di Kampus IAIN/UIN pernah menggemparkan publik civitas
akademika UIN Syarif Hidayatullah. Ada yang mengamini, tapi ada juga yang menuding buku itu hanyalah provokatif. Polemik soal gaya hidup mahasiswa UIN mencuat khususnya sejak kampus bernafaskan Islam ini pertama kali berevolusi dari institut (IAIN) menjadi universitas (UIN) pada tahun 2002. Perubahan kurikulum dan penambahan fakultas-fakultas umum baru membawa konsekuensi pada pergeseran paradigma lingkungan akademik. Jika di era institut mahasiswa eks-santri sangat mendominasi, era keterbukaan universitas telah menarik banyak mahasiswa eks-SMA sekuler. Pergeseran tipologi mahasiswa ini lambat laun berdampak pada perubahan budaya. Ini pandangan sebagian pihak. Sebagian yang lain justru melihat perubahan budaya mahasiswa UIN berakar pada waktu yang cukup lama. Bermula dari keterbukaan iklim kampus terhadap pemikiran dan filsafat Barat. Lingkar-lingkar kajian yang tumbuh subur di tahun 1970-an dan 1980-an secara tidak disadari menjadi media fabrikasi pemikiran IAIN selama bertahuntahun berikutnya, lalu berdampak massif menggurita menjadi sebuah
produk budaya. Ini hanyalah polemik berkepanjangan tak berkesudahan. Tarik menarik antar budaya di UIN akan selalu terjadi. Menjadi tidak penting untuk mencari siapa yang salah atau yang benar. Karena bagaimanapun perubahan jika disikapi positif, akan terasa sangat bermanfaat. Namun satu hal yang harus juga digarisbawahi, masih ada sekolompok besar penduduk UIN Syarif Hidayatullah yang masih berpegang teguh terhadap nilai-nilai Islami, tak soal apakah sistem kampus itu institut atau universitas. Keberadaan BSPKEM patut diapresiasi sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab lembaga terhadap keberlangsungan dan kelanggengan nilai-nilai Islami di kampus Islam. Keberagaman justru menjadi alat penguji terhadap konsistensi dan keteguhan terhadap nilai. #
Ada kesenjangan antara kebesaran nama Islam yang disandang universitas dengan praktik mahasiswanya.
Kampusku Edisi I Mei 2013 7
LAPORAN UTAMA
Apakah ada perbedaan antara gaya hidup mahasiswa UIN sekarang dengan mahasiswa IAIN jaman dulu? Apa perbedaannya? Perubahan itu terjadi sebagai dampak dari perubahan lingkungan sosial akibat kemajuan teknologi komunikasi yang luar biasa, sehingga merubah mindset mahasiswa UIN. Perubahan drastis beriringan dengan perubahan status dan nama dari IAIN menjadi UIN yang kemudian membuka berbagai macam fakultas. Dari satu sisi banyak nilai positifnya, tetapi nilai negatifnya yang tidak diapresiasi sebagian masyarakat, dianggap UIN sebagai produsen sekularisme yang merupakan antitesa dari fundamentalisme. Perjuangan yang harus terusmenerus dilakukan dan tidak boleh terhenti, dan sebaiknya diperankan oleh mahasiswa UIN sebagai pelanjut dan pemegang masa depan ialah mengintegrasikan ilmuilmu agama dan ilmu-ilmu umum,
ukuran kebahagiaan, kesenangan, dan bahkan ukuran kesuksesan dalam hidup. Konsumerisme bisa juga diartikan sebagai gaya hidup yang tidak hemat. Menurut Anda, bagaimana gaya hidup mahasiswa UIN jaman sekarang kalau dilihat dari segi gadget, kendaraan, fasion, pergaulan, dsb? Gaya hidup yang tidak hemat atau hidup mewah telah menjangkiti seluruh lapisan masyarakat. Mahasiswa UIN yang merupakan bagian dari masyarakat, juga telah dijangkiti hidup konsumerisme, paling tidak dilihat dari segi penggunaan gadget, kendaraan, fashion, pergaulan, dan sebagainya.
yang basis pijakannya berbeda. Apa penyebab perubahan gaya hidup mahasiswa UIN? Merebaknya hidup konsumerisme dikalangan mahasiswa UIN, paling tidak disebabkan oleh lima faktor. Pertama, ketularan budaya materialistik, hedonistik dan konsumeristik dari Barat. Penularan budaya berlangsung sangat dahsyat melalui berbagai media seperti TV, iklan, internet, media sosial, koran, majalah, film dan lain sebagainya. Kedua, para pemimpin formal negeri ini memberi contoh hidup mewahsehingga ditiru oleh masyarakat. Ketiga, kesuksesan atau keberhasilan hidup diukur
LAPORAN UTAMA
dengan harta benda dan hidup mewah, yang ditunjukkan dengan kendaraan yang bagus, gadget, fashion, pergaulan dan sebagainya. Keempat, ingin menunjukkan status sosial. Di dalam masyarakat, setidaknya terdapat tiga lapisan sosial yaitu, kelas atas (high class), kelas menengah (middle class) dan kelas bawah dan sangat bawah (lower and lower-lower class). Masyarakat yang sudah sangat terpengaruh dan didominasi pola pikirnya oleh paham materialisme, hedonisme dan konsumerisme, untuk menunjukkan kelas sosialnya, yang ditampilkan adalah halhal yang bersifat kebendaan. Seharusnya adalah kecerdasan, kejujuran, kemampuan intelektual, karya dan kebaikan. Kelima, perubahan gaya hidup dari konvensional ke digital yang ditandai dengan perubahan penampilan. Dilihat dari kaca mata Anda, apakah gaya hidup mahasiswa UIN konsumerisme? Sejauh yang saya amati, hidup konsumerisme mahasiswa UIN, masih dalam tahap perkembangan, karena harus diakui mahasiswa UIN pada umumnya dari lapisan menengah ke bawah. Akan tetapi mindset-nya telah terkontaminasi budaya konsumerisme. Ini terjadi karena dahsyat penjajahan budaya dari barat melalui hidup konsumerisme, hedonisme dan materialisme. Menurut Anda, gaya konsumerisme itu kebutuhan atau karena kebutuhanlah yang menyebabkan konsumtif? Dilihat dari pengertian konsumerisme, maka gaya hidup konsumerisme bukan kebutuhan. Bangsa-bangsa yang pernah dijajah, sengaja dididik hidup konsumerisme supaya tetap bergantung kepada negara penjajah sebagai produsen. Apakah perilaku konsumerisme itu berbahaya? Kenapa? Dan apa bahayanya? Paling tidak terdapat lima alasan bahayanya perilaku konsumerisme. Pertama, menjadi bangsa kuli, bangsa konsumen. Padahal menurut Mohamad Hatta, bangsa Indonesia harus menjadi bangsa produsen bukan bukan konsumen. Kedua, menjadi bangsa yang lemah, karena mereka yang berperilaku konsumerisme sudah hilang spirit kejuangan (ruhul jihad) untuk merubah dan memperbaiki negeri ini. Ketiga, menjadi pusat penjualan produk asing. Sekarang ini hampir semua barang yang diperlukan diimpor. Indonesia yang jumlah penduduknya sekitar 240 juta jiwa, telah menjadi pasar yang sangat potensial bagi barat dan negaranegara yang sudah maju. Para pemimpin, ilmuan dan seluruh masyarakat Indonesia dibuat menjadi konsumerisme dan konsumen bagi produk industri asing. Keempat, menjadi bangsa terjajah secara ekonomi. Para pemimpin dan masyarakat Indonesia yang sudah berperilaku konsumerisme, secara tidak langsung sudah menjadi bangsa terjajah. Inilah yang disebut Bung Karno sebagai bentuk neo kolonialisme dan neo imperialisme. Kelima, tidak ada kemandirian. Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa, tidak dieksploitasi sendiri untuk sebesarbesar bagi kemakmuran rakyat. Sumber daya alam, dikuras oleh pihak asing dan para kompradornya, sementara bangsa Indonesia hilang kemandiriannya. Sekarang ini, bangsa Indonesia nampak seolaholah maju, tetapi hakikatnya tidak maju. Apakah perilaku konsumtif bisa berpengaruh terhadap tingkat kepekaan sosial? Apa pengaruhnya? Dampak lain dari perilaku konsumerisme, hilangnya kepekaan sosial, dan menonjol perilaku individualistik dan sikap lu lu gu gua. Yang paling berbahaya
Kampusku Edisi I Mei 2013 9
dampak negatif dari konsumerisme ialah merajalelanya korupsi untuk memenuhi hidup konsumerisme. Bagaimana cara meminimalkan gaya hidup konsumtif? Hidup ini sebaiknya hidup di tengah-tengah. Allah berfirman dalam dalam surat Al Araf ayat 31 Kuluu wasy rabuu wa laa tusrifuu. Innahi laa yubibbul musrifin (Makan dan minumlah, dan jangan berlebihlebihan. Sesungguhnya Allah tidak suka orang yang berlebih-lebihan). Menurut pandangan Anda, gaya hidup yang baik itu seperti apa? Menurut saya, gaya hidup yang baik ialah tidak pelit (kikir) dan tidak pula boros (berlebih-lebihan), tetapi hidup ditengah-tengah masyarakat. []
LAPORAN UTAMA
WUJUUDUHU KA ADAMIHI
Rambut panjang tidak menentukan kapasitas seseorang, toh Gayus Tambunan yang rambutnya rapi tetep aja korupsi.
Haikal (mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora, aktivis GMNI)
Segala bentuk yang berhubungan dengan kehidupan, biasanya memiliki maksud dan tujuan. Sama halnya dengan BSPKEM, maksud diberlakukannya atau ditegakkan kode etik mahasiswa UIN Jakarta adalah untuk menjunjung tinggi ajaran Islam dalam kehidupan di kampus, kemudian menanamkan akhlak mulia dalam kehidupan mahasiswa, serta memberikan landasan dan panduan kepada mahasiswa dalam bersikap, berkata, dan berperilaku selama belajar di UIN Syarif Hidayatullah. Adapun tujuan jangka panjang diberlakukannya atau ditegakkan kode etik Mahasiswa ialah agar kampus UIN Jakarta, benar-benar menjadi kampus Islam yang kompetitif, yang diminati dan merupakan pilihan karena program dan produk akademiknya yang unggul dan karena karakternya yang kuat. Namun, implementasi akan bentuk maksud dan tujuan yang dituliskan di dalam BSPKEM tidaklah terlihat maksimal. Lalu, jika implementasi saja tidak maksimal dan maksud serta tujuan tidak tercapai, buat apa ada kode etik mahasiswa. sehingga hal ini membuat mahasiswa pun berkesempatan untuk melanggar aturan tersebut.
udah setengah tahun Buku Saku Pedoman Kode Etik Mahasiswa (BSPKEM) direvisi tim penyusun, ditetapkan menjadi landasan mahasiswa UIN Jakarta dalam kehidupannya sehari-hari di kampus. Namun, realitas yang terlihat, tak semua mahasiswa mematuhi isi buku yang menjadi landasan tersebut.
LAPORAN UTAMA
Melihat dari pelanggaran atau aturan yang tidak sepenuhnya dijalankan mahasiswa, hal itu bisa dilihat dari sisi pengawasan. Bagaimana mahasiswa mau mematuhi, sedangkan pengawasan saja jarang terlihat. Kejahatan ada karena ada kesempatan, sebuah kalimat singkat, jelas, dan juga bisa berbekas yang sering dilontarkan Bang Napi dalam berita kriminal, Sergap. Dalam kalimat kejahatan ada karena ada kesempatan, yang menjelaskan bahwa kejahatan itu tidak akan ada, kalau tidak ada yang memberi kesempatan. Sama halnya dengan peraturan yang tidak sepenuhnya dipatuhi mahasiswa. Itu semua, karena mereka memiliki kesempatan untuk melanggar aturan yang kurang pengawasan. Segala bentuk aturan, mulai dari penampilan busana dan penampilan, serta perilaku mahasiswa, terlihat tak selaras dengan nama universitas. UIN merupakan universitas Islam, seharusnya dengan label Islam di universitas tersebut, perilaku serta penampilannya juga menunjukan ke islaman. Namun, realitas yang ada diberbagai mahasiswa serta di beberapa fakultas, tidaklah sesuai. Masih banyak di antara mahasiswa UIN Jakarta yang tak mengindahkan peraturan tersebut, mulai dari pakai ketat, rambut gondrong, serta merokok di sembarang tempat. Padahal ada beberapa pasal yang menindak hal tersebut. Seperti pada bab V pada pasal 7 yang membahas mengenai busana dan penampilan mahasiswa. Pasal tersebut tertera bahwa mahasiswi tidak diperbolehkan memakai pakaian ketat, tipis, atau transparan, baju lengan panjang sampai dengan pergelangan tangan, serta celana atau ok tidak ketat, namun kembali lagi melihat pada realitas yang ada, masih banyak mahasiswi yang melanggar peraturan tersebut. Jika kita melihat keseharian mahasiswa UIN Jakarta saat ini, masih banyak di beberapa fakultas dari kalangan mereka yang tidak sepenuhnya menjalani aturan yang berlaku di BSPKEM, jika seperti ini, tidak ada yang bisa disalahkan. Seharusnya dalam hal ini, pihak terkait yang membuat atau mengatur BSPKEM, bisa lebih tegas memngeai hal tersebut. Karena jika dibiarkan terus-menerus, mau seperti apa perilaku mahasiswa kedepannya, adanya BSPKEM yang di buat, seperti tak ada, alias wujuduhu ka adamihi. [ ]
Rambut panjang ini ga ada bedanya dengan rambut pendek, hidup kan cuma sekali, kalo bukan saat kuliah bisa memanjangkan rambut, belum tentu pas kerja mendapatkan pekerjaan yang bisa memanjangkan rambut. Sekarang kan udah mahasiwa, bukan di sekolah lagi, masa manjangin rambut aja dilarang.
LAPORAN UTAMA
asa sebelum era reformasi, merupakan masa daya kritis yang tinngi bagi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, karena di era itu mahasiswa menjadikan buku sebagai gaya hidup dan trend.
Selain menjadi trend di era sebelum reformasi, buku juga menjadi bacaan yang wajib untuk dibaca, karena dengan membaca buku mahasiswa bisa memngetahui banyak hal, serta bisa memngetahui bagaimana cara menyikapi kondisi-kondisi yang dianggap janggal. Kalau tidak membaca buku, kita punya rasa malau yang tinggi, tegas salah seorang aktivis IAIN 1998, Andikey Kristianto. Kekritisan mahasiswa era itu pun terlihat dari banyaknya mahasiswa yang mendirikan forum-forum diskusi dan kajian. Seperti Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci), Piramida Circle, LSADI, Kompak, kemudian Forkot, dan forum-forum diskusi lainnya. Tak hanya itu, mahasiswa ketika itu menjadikan diskusi sebagai ajang mencari informasi juga ajang menunjukan bahwa dia (mahasiswa yang berdiskusi) adalah benarbenar mahasiswa IAIN. Menurut Andikey, kekritisan seorang mahasiswa, salah satunya bisa dilihat dari cara ia menyampaikan argumen saat berdiskusi. Di era sebelum reformasi, mahasiswa IAIN ketika itu, sangat terkenal dengan kekritisannya. Ketika mahasiswa IAIN bertemu dengan mahasiswa selain IAIN, mereka selalu mendominasi mahasiswa luar IAIN. Mulai dari adu dilektika, adu wacana, sampai adu argumentasi. Sambil meminum secangkir kopi, Andikey bercerita, selain menganggap bahwa membaca buku adalah wajib, pembuatan dan mempresentasikan makalah adalah kegiatan wajib bagi mahasiswa di eranya, karena presentasi merupakan ajang untuk bertarung intelektual. Armawati Arbi, seorang mahasiswa IAIN tahun 1986 juga memaparkan kisahnya. Mahasiswa di eranya mempunyai semangat yang tinggi dalam berdiskusi. Ketika menjelang Ujian Tengah Semester (UTS) ataupun Ujian Akhir Semester (UAS), kelasnya mengadakan diskusi untuk membahas pelajaran yang sudah pernah diajarkan.
12 Kampusku Edisi I Mei 2013
LAPORAN UTAMA
Menurutnya, tujuan didiskusikannya pelajaran tersebut agar mahasiswa yang belum mengerti, bisa mengerti, dan jika sudah mengerti pelajaran yang sudah diajarkan, pasti berpotensi besar untuk mendapatkan nilai tinggi. Bagi Armapanggilan akrabnya kisah itulah yang sampai saat ini masih terkenang, karena jika dibandingkan dengan mahasiswa saat ini, ia belum pernah melihat kelas atau mahasiswa seperti yang dilakukan kelasnya. Namun menurutnya, hal tersebut adalah hal paling menarik. Diruang dosen Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) lantai 3 yang saat itu ramai, ia menambahkan, mahasiswa yang diajar Arma pada tahun 1995-an, sangat cepat dan gesit dalam kuliahnya. Meskipun gedung yang ditempati untuk belajar tidak sebagus saat ini, semangat belajar yang dimiliki mahasiswa kala itu, lebih tinggi dibanding mahasiswa saat ini. Selain itu, mahasiswa pada tahun itu juga memiliki wacana dan wawasan yang luas. Hal tersebut terlihat ketika Arma yang sudah menjabat sebagai seorang dosen sedang mengajar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM), mahasiswa ketika presentasi dalam kelas, mereka sangat komunikatif, tidak ada yang diam. Menurutnya, hal itu dikarenakan mahasiswa di era itu, semangat dalam membaca masih sangat tinggi, sehingga mahasiswapun tahu bagaimana menyampaikan argumentasinya. Mahasiswa saat memaparkan presentasi di dalam kelas, saya diem aja, karena mahasiswa saat menjelaskan udah kayak dosen, panjang, lengkap dan jelas, ucapnya sambil mengenang. Hilmi Awwabi, mahasiswa FIDIKOM, Jurusan KPI, mengakui. Mahasiswa saat ini tak sama dengan mahasiswa era reformasi. Selain itu, mahasiswa kini saat berkumpul dan membuat tongkrongan, mereka lebih sering membahas kehidupan dan keseharian mereka, Bukan membahas masalah sosial, kata Hilmi saat ditemui di lobi Fakultas Ushuluddin. Terlepas dari itu, ada faktor lain yang membuat mahasiswa kurang memiliki wacana ataupun wawasan. IAIN ketika diketuai Quraish Sihab pada tahun 2000, hanya mau menerima mahasiwa sebanyak 700. Sehingga hal ini mengakibatkan dampak positif. Mahasiswa yang ada pada saat itu, hanya benarbenar mahasiswa terpilih. Baginya, kuantitas banyaknya mahasiswa, sangat berpengaruh kepada proses belajar-mengajar. Salah seorang dosen yang mengajar di FIDIKOM, Asep Usman Ismail juga memberikan tanggapan mengenai semangat mahasiswa ketika itu. Mahasiswa pada tahun sebelum tahun 2000, semangat mereka dalam berdiskusi tinggi. Mulai dari diskusi mengenai pembahasan kuliah sampai pembahsan di luar kuliah. Asep menyayangkan mahasiswa kini yang jarang memiliki semangat dalam berdiskusi. Ia hanya berharap kepada mahasiswa kini, agar diskusi jangan sampai ditinggalkan, karena dengan berdiskusi, mahasiswa bisa menpertambah wawasan dan wacana. Menurutnya, diskusi merupakan salah satu cara untuk menggali kekritisan seseorang atau mahasiswa. [ ]
LAPORAN UTAMA
Ringkasan
Serial Seminar Guru Besar dan Doktor Lintas Fakultas dan Universitas dengan tema Modal dan Model Ideal Integrasi Agama, Sains-Teknologi serta Seni dan budaya di Ruang Sidang Lantai 2 Fakultas Syariah dan Hukum (12/4).
Evaluasi saya, dalam mata kuliah Filsafat Psikologi misalnya, antar dosen tidak ketemu sehingga mengajarnya tidak ketemu secara paradigmatis. Kita tidak tahu apa yang diajarkan oleh dosen dari Tim Perumus yang lain. Kedua, kita bergulir terus dengan permasalahan. Kadang satu masalah tidak selesai dengan satu ilmu saja. Manusia itu satu obyek tapi banyak ilmu untuk menelitinya. Agaknya inilah arti dari integrasi, bagaimana antara satu dan lainnya melihat sehingga ada kesatupaduan antara solusi itu secara komprehensif itu.
LAPORAN UTAMA
Prof. Huzaimah
Terus terang saya senang sekali ada pertemuan semacam ini. Di samping silaturahmi, juga bagaimana mengintegrasikan keilmuan kita. Banyak hal yang akan kita bicarakan. Sebetulnya di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat ada kemauan untuk warna keislaman, Saya mengajar fikih kesehatan di sana. Sayangnya hanya Kesmas saja, kedokterannya belum. Mahasiswanya membuat makalah dari kacamata kesehatan. Nah, kita hanya perlu memberi dalilnya saja. Saya juga mengajar, kalau khilafiyah kita saling menghormati, kalau masalah penyimpangan kita sama-sama meluruskan.
Kampusku Edisi I Mei 2013 15
LAPORAN UTAMA
Dr. KH. Muhaimin Zein
Saya membidani mata kuliah Ulumul Quran di Fakultas Syariah ini. Selama mengajar Ulumul Quran saya merasa ada gerakan yang meragukan Al Quran. Mungkin mahasiswa itu mendapat ilmu dari program informal di luar kelas lalu dibawa ke forum kelas. Apakah memang ada gerakan di luar perkuliahan agar mahasiswa ragu terhadap Al Quran? Pernah ada pertanyaan kepada saya, Pak, Al Quran itu kan Bahasa Arab, kok ternyata banyak kosakata yang bukan Bahasa Arab di dalamnya? Saya jelaskan bahwa kalimat-kalimat Ajam (bukan Arab), itu masuk dan diadopsi menjadi Bahasa Arab sebelum Al Quran diturunkan. Misalnya zanjabil, qirthas, dan sebagainya. Seperti juga Bahasa Indonesia yang menyerap bahasa lain. Kemudian, mengenai urutan-urutan Al Quran dan ayat. Mahasiswa saya itu berkata bahwa Al Quran yang kita baca ini tidak sistematik, maka itu bukan wahyu, itu buatan manusia. Ada juga yang bertanya, Apa betul manusia ini diciptakan dari tanah? Saya ndak percaya pak, kalau kita dari tanah kita saudara batu bata. Terus, Hawa itu kan dari tulang rusuk, bukan dari tanah. Jadi Al Quran salah jika mengatakan manusia dari tanah. Nah, usul saya, ini menjadi bagian dari kegiatan kita, bahwa kegiatan kita menangkis gerakan-gerakan yang mulai tidak percaya dengan Al Quran itu. Intinya, kami usulkan kegiatan menangkis gerakan yang mulai meragukan Al Quran itu secara komprehensif dan sistematis oleh pimpinan UIN.
LAPORAN UTAMA
Dr. Djawahir
Bicara masalah integrasi, ini saya sudah yang ketiga kalinya. sangat terlambat kalau dibandingkan Diknas pada 1997, Soeharto lengser. Orang-orang katakan intelek cerdas tapi spiritual tidak cerdas. Tahun 2000 kita adakan diskusi saat itu. Kalau bicara pengetahuan, dulu dikatakan kalau berintegrasi maka akan akhlaqul karimah. ternyata tidak mencapai ke sana, terbelakang di pendidikan, kita masih banyak yang kuno. Bagaimana integrasi untuk mahasiswa di UIN. Saya coba, kalau skripsi judulnya apapun, analisisnya di Bab 4 itu memasukkan ayat Al Quran. Ini langkah saya sedikit demi sedikit memberi nuansa untuk yang di Ilmu Hukum. Lebih penting sebenarnya integrasi melalui pendidikan bagi anakanak di TK/TPA. Ini penting, jangan melihat yang belum tersentuh. Banyak orang yang melakukan korupsi dan pencurian karena tidak dari dasar memperoleh agama sebagai pengetahuan dan bukan terapan tidak melekat di diri seseorang.
Saifudin
Ijinkan saya menyampaikan hal penting terkait acara besar ini. Maaf, betapa liberalnya mahasiswa kita. Justru dari Ushuludin dan Syariah. Kita lihat mahasiswa Saintek dan Kedokteran lebih liberal di Syariah dan Ushuludin. Cara berpakaian lihat saja, ini aksiologisnya saja. Tentang integrasi keilmuan, saya cenderung buku Pak Mulyadhi, istilah integras iebih tepat daripada Islamisasi. Tapi kalau saya baca buku Al Faruqi, ada perbedaan yang sangat besar antara Islamisasi danintegrasi. Kita bisa bertanya secara epistemologis apakah saintek dan ekonomi sudah Islami atau belum? Bagaimana akan melahirkan ekonomi Islam sementara dosennya tidak paham Iqtishodiyah. Semestinya fakultas baru dilahirkannya oleh fakultas mapan epistemologinya, jadi landasan keilmuannya ada. Seperti Psikologi lahir dari Tarbiyah. Saya yakin banyak mahasiswa yang haus dengan ilmu-ilmu Al Farabi dan Al Kindi. Kita itu mau integrasi atau Islamisasi. Kalau Islamisasi saya cenderung kepada Ziaudin Sardar. Di turunannya harus dimulai dari perguruan tinggi justru karena ini adalah hulunya, kalau baik nanti di hilirnya akan baik. [ ]
Yang sangat menyedihkan lagi, beberapa asessor yang datang ke UIN mengatakan, bahwa awalnya UIN itu tercermin wajah keislaman di perguruan tinggi, saat ini tidak saya temui. Itu mungkin kritik bagi kita, itu suatu hal baik.
HALUAN
Indonesia
18 Kampusku Edisi I Mei 2013
HALUAN
CIPUTAT Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Nasional Membedah dan Merajut RUU KUHP dan RUU KUHAP Menuju Hukum Pidana dan Acara Pidana yang Berke-Indonesiaan. Acara yang digelar dalam rangka hari jadi ke-46 FSH ini dihelat selama dua hari, Rabu-Kamis (24-25/4) di Auditorium Prof. Dr. Harun Nasution dan Ruang Diorama. Turut hadir menjadi narasumber, sejumlah guru besar ahli bidang hukum pidana seperti Prof. Dr. Muhammad Amin Suma (Dekan FSH), Prof. Dr. Abdul Gani Abdullah (Hakim Agung), Prof. Dr. Abduh Malik (Guru Besar Hukum Pidana Islam FSH) dan juga Dr. Mudzakkir (anggota tim perancang RUU KUHP). Selain itu, juga Prof. DR Muladi (Mantan Jaksa
Agung dan Gubernur Lemhanas) dan Prof. DR Yusril Ihza Mahendra (mantan Mensesneg dan advokat). Dalam paparannya, Amin Suma mengatakan hukum Islam memiliki kontribusi yang besar dalam melandasi hukum pidana di Indonesia. Indonesia itu negara hukum yang bergama dan negara beragama yang berhukum. Oleh karenanya, di Indonesia seharusnya hukum atau peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan hukum agama, begitu pula sebaliknya, terangnya. Dekan Fakultas Syariah ini menegaskan, bahwa RUU KUHP saat ini jauh lebih baik dan lebih mengIndonesiakan dari pada KUHP lama.
HOT NEWS
MENDUGA-DUGA (siapa)
DEKAN DAKWAH
Padahal hari itu, Kamis (18/4) tengah berlangsung rapat awal Senat dan tim fasilitator yang membahas penjaringan bakal calon dekan FIDIKOM periode 2013-2017. Ya, suasana ini tentu saja berbeda dengan hiruk pikuk yang terjadi di kantor-kantor Komisi Pemilihan yang di saat bersamaan sedang melakukan verivikasi daftar caleg sementara atau calon kepala daerah. Pemilihan dekan di fakultas ini tak banyak deketahui oleh civitas akademikanya, terutama mahasiswa. Senyapnya proses suksesi ini disayangkan banyak pihak, utamanya mahasiswa. Dekan itu kan istilahnya orang tua kita di kampus, setidaknya kita harus tahu, siapa calon kepala di sini, ungkap salah satu mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Aldi Haryo Sidik. Jangan kita hanya menduga-duga. Aldi membandingkan, meski mahasiswa tidak memiliki hak suara dalam pemilihan dekan, Fakultas Sains dan Teknologi yang bertetanggaan dengan FIDIKOM selalu menggelar sosialisasi kepada mahasiswa-mahasiswinya bahwa akan digelar pemilihan dekan yang baru. Rekan Aldi yang juga mahasiswa KPU, Hilmi Awwabi, mengeluhkan hal itu. Menurutnya, pemilihan dekan itu penting disosialisasikan karena hal apapun mengenai kebijakan dekan nantinya, otomatis imbasnya kembali ke mahasiswa. Kalau imbas kembali kemahasiswa, kenapa nggak disosialisasikan ke mahasiswa?, tanyanya. Salah satu tim fasilitator yang juga Kepala Bagian Tata Usaha FIDIKOM, Mahmudah Tasyrifun, yang memiliki suara dalam pemilihan dekan memang hanya anggota senat, yaitu dekanat, guru besar yang ada di Fakultas, dan ketua-ketua jurusan. Mahasiswa memang tidak memiliki hak suara, terangnya. Rencananya, pemilihan Dekan Dakwah akan dilaksanakan pada bulan Mei ini. Tahapan pertama, yaitu pengiriman form dan surat kesediaan kepada bakal calon yang bersedia sudah disampaikan dan sudah divervikasi. Surat itu diberikan untuk mengetahui mereka bersedia atau tidak dicalonkan menjadi dekan, jelas Mahmudah. Sedikitnya sembilan orang telah dikirimi surat dan form kesediaan, namun hanya dua orang yang akhirnya bersedia dan siap mengikuti pemilihan dekan untuk periode lima tahun mendatang, yaitu DR Asep Usman Ismail dan DR Arif Subhan. Mengenai persyaratan dekan, setiap calon harus bergelar doktor, dan memiliki pangkat minimal lektor kepala. Pada tanggal 8 Mei 2013 nanti, dua orang calon ini yang akan menyampaikan visi misi, setelah menyampaikan visi misi, barulah mereka dipilih oleh anggota senat,
20 Kampusku Edisi I Mei 2013
Sekilas tidak ada aktivitas yang berarti di sudut gedung Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi (FIDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lantai dua itu. Namun, beberapa orang nampak hilir mudik, keluar masuk ruangan yang biasa dipakai untuk pertemuan dosen dan karyawan itu.
HOT NEWS
terangnya ibu berkacamata ini. Siapapun dekan dakwah ke depan, mampu membawa Fakultas Dakwah lebih baik lagi ke depannya. Semoga pemilihan dekan di Fakultas Dakwah dapat berjalan lancar, dan kita berharap, ada angin perubahan yang positif di fakultas ini, baik itu dari sisi pelayanan terhadap mahasiswa, hingga capaian-capaian akademik. mengambil konsentrasi Sejarah Peradaban Islam dan menyelesaikan Doktoralnya di bidang Pemikiran Islam dan Tassawuf. Dalam hidupnya, Asep yang dulu aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini memiliki tiga prinsip. Pertama belajar, kemudian mengajar, dan terakhir adalah berkarya. Menurutnya dengan belajar orang akan tahu segalanya, dengan mengajar ilmu yang dipelajari tidak akan sia-sia, dan berkarya adalah hasil dari proses pembelajaran itu. Beberapa karyanya yang pernah diterbitkan adalah Ensiklopedi Sejarah Peradaban Islam (1996), Dari Akidah ke Revolusi (terj. 2001), Kitab Kuning Menguak yang Gaib (2001), Rahasia Kehidupan Para Wali (2005).
mempunyai tujuan khusus ketika ia membulatkan tekad dan berketetapan hati untuk maju dalam pemilihan dekan periode 2013-2017. Pak Asep, demikian ia akrab disapa, mempunyai tujuan untuk melanjutkan perubahan dengan meningkatkan kualitas fakultas dan jurusan yang ada di FIDIKOM. Pertama, mulai dari transparansi keuangan fakultas. Sebagai lembaga publik, keuangan yang dikelola oleh Fakultas harus transparan dan akuntabel. Selain pihak yang terkait yang mengetahui, dosen dan jajarannya juga perlu mengetahui, tukasnya. Selain itu, ia juga ingin meningkatkan kurikulum agar mahasiswa Dakwah lebih berkualitas dengan memperkuat peran tiap-tiap jurusan yang ada di Dakwah. Asep juga menyoroti fasilitas yang ada di Dakwah, ia mencontohkan, semestinya kendaraan operasional Fakultas tidak dimonopoli oleh sekelompok orang, setiap civitas akademika di Dakwah dapat menggunakan kendaraan untuk menopang kegiatannya. Kalau ada aktivitas yang menopang pengembangan kemahasiswaan, itu dengan mudah seharusnya dosen bisa menggunakan mobil fakultas, jelas Asep saat ditemui di ruang dosen KPI lantai 3.
DR. Arif Subhan, MA adalah dekan petahana yang sudah memimpin Fakultas Dakwah sejak empat tahun lalu. Ia adalah seorang dosen pada mata kuliah Islam dan Modernitas Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, sejak 1993.
Dalam pemilihan balon dekan periode 2013-2017, ia memiliki agar mahasiswa FIDIKOM bisa belajar dengan nyaman. Kami juga berusaha akan memperkuat ilmu komunikasi, ungkapnya. Pria yang memiliki prinsip, Tidak mau kuliah jika tidak mendapatkan beasiswa ini aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) semasa kuliah. Sebelum menjadi dekan di periode 2009-2013, Arif pernah menjabat sebagai pembantu dekan (Pudek), yang kini sudah berganti nama menjadi wakil dekan (wadek) bidang akademik Fakultas Dakwah sejak tahun 2005 hingga 2009.
Pria kelahiran Sukabumi 20 Juli 1960 ini merupakan lulusan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dari jurusan Sastra Arab Fakultas Adab. Untuk magisternya, ia
Kampusku Edisi I Mei 2013 21
SENARAI
pelataran belakang Gedung Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (8/4). Area bazaar itu mereka namakan Kampung Arab. Di Kampung Arab itu berbagai kegiatan digelar seperti lomba debat bahasa Arab, pidato bahasa Arab, kaligrafi, marawis, hadroh, cerdas cermat, hijab style serta seminar yang bertajuk Pembelajaran Bahasa Arab Berorientasi Masa Depan. Pesertanya adalah mahasiswa UIN
serta siswa-siswi setara madrasah Aliyah dan ibtidaiyah. Ketua pelaksana acara, Laila Riskina mengatakan, acara tersebut digelar untuk memperkenalkan bahasa Arab agar siswa siswa madrasah tertarik untuk melanjutkan pendidikannya di bidang bahasa Arab, ucap Laila. Peserta yang datang pun tidak hanya dari Jakarta, ada peserta yang datang dari UIN Alauddin Makasar dan IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Salah satu peserta dari UIN Alauddin Makasar Zaenal mengatakan, dirinya merasa senang bisa ikut serta dalam acara ini meski panitianya yang aktif lebih banyak perempuan. Mereka bekerja sangat kompak dan kami merasa sangat terfasilitasi, tandas Zaenal. [ ]
S
22 Kampusku Edisi I Mei 2013
ebuah kain hitam membentuk replika kuburan. Taburan melati putih dan mawar merah di atasnya membuat ruangan semakin semerbak. Jejeran foto bencana yang terpajang di setiap sisinya semakin menarik perhatian mata setiap pengunjung yang memasuki ruangan itu. Sebuah pesan hendak disampaikan melalui
SENARAI
ntuk kesekian kalinya Indonesian Turkish Cultural and Friendship Day digelar. Perhelatan tahunan yang diselenggarakan oleh Fethullah Gulen Chair ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya dan pendidikan yang ada di Turki kepada masyarakat Indonesia. Kegiatan ini diadakan di Auditorium Utama Prof Dr Harun Nasution ,UIN Jakarta, Rabu (17/4). Salah satu mahasiswi Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fia mengatakan pusara itu, pesan tentang bencana. Duplikasi pusara tersebut merupakan alat yang sengaja ditampilkan UKM Ranita bekerja sama dengan UKM KALACITRA menyambut Hari Bumi di Auditorium Utama Prof Dr Harun Nasution UIN Jakarta, Senin (22/4). Suasana sendu dengan kesedihan pada konsep pameran foto ini bertujuan agar masyarakat, khususnya mahasiswa UIN lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya, mulai dari hal kecil seperti buang sampah pada tempatnya. Hal kecil namun berdampak besar untuk lingkungan, ujar Melani, salah seorang panitia. Acara pameran fotografi bencana ini juga dibarengi dengan seminar nasional bertajuk Upaya Mitigasi dalam Mereduksi Dampak Perubahan Iklim yang dihadiri
Shofyan (MPBI/Mercy Corps), Jannata Giwangkara (Dewan Nasional Perubahan Iklim), Asmoro Hadiyanto (Disaster Management Center Dompet Dhuafa), serta Firza Ghozalba (Kepala Seksi Mitigasi Struktural BNPB). Acara dilanjutkan dengan live music di hall student center yang menampilkan perform Marjinal dan Dewa Music sebagai hiburan. Salah satu peserta seminar dari Fakultas Tarbiyah, Amel, mengaku tertarik datang karena acara ini memiliki tema kegiatan yang unik yaitu Pasar Bencana. Sekalian mengisi waktu luang untuk menambah ilmu dan wawasannya di seminar nasional hari bumi ini, saya juga senang karena bisa menyaksikan pameran foto bencana dengan konsep yang unik, ujar Amel. [ ]
Kampusku Edisi I Mei 2013 23
KOMUNITAS
sepeda hanya untuk memfasilitasi mahasiswa yang mau sewa sepeda murah ketika mau pakai sepeda, jelasnya. Dari sinilah kemudian pengguna sepeda di UIN Jakarta semakin banyak dan terbangun kebersamaan, dan akhirnya membentuk wadah bersama dalam suatu komunitas. Lambat laun, anggota komunitas ini semakin banyak, dan aktivitas yang dilakukan pun semakin banyak. Tak kurang 25 orang bergabung dalam komunitas ini, ungkap Cuplis. Kini, PR yang sedang diusahakan oleh Cuplis dan kawan-kawannya adalah menyediakan lahan parkir khusus sepeda di kampus UIN Jakarta. Pasalnya hingga kini, pihak kampus belum menyediakan parkir khusus sepeda sebagaimana kampus-kampus lainnya. Bersyukur ada bank milik pemerintah yang menyediakan fasilitas parkir sepeda ini. Minimal sekarang yang pake sepeda sudah bisa parkir dengan
tertib, tidak seperti dulu, kami merantai sepeda di pohon-pohon, imbuh Cuplis sambil terkekeh. Ia berharap, semakin banyak civitas akademika UIN, mulai dari mahasiswa, karyawan, bahkan dosen juga turut ambil bagian membudayakan sepeda di lingkungan UIN. Bahkan, kalau bisa ada waktu di mana diterapkan hari bebas kendaraan bermotor di kampus UIN Jakarta, harapnya. Dan UIN akan menjadi kampus pertama yang menerapkan hari bebas kendaraan. Untuk saat ini, Komunitas Sepeda Sehat UIN tidak memiliki sekretariat khusus. Dalam mengkomunikasikan kegiatan-kegiatannya, mereka menggunakan jejaring sosial twitter melalui akun @sepedasehatUIN. Anda ingin sehat tapi fun? Yuk gabung
KOMUNITAS
BERSEPEDA
Suherman, acara tersebut dipersiapkan dari dua bulan yang lalu. Hal yang tersulit adalah ketika perekrutan peserta karena kami menargetkan 100 peserta wanita untuk bersepeda, ujar Agus, Senin (22/4).Bersepeda untuk Hari Bumi, sementara pesertanya adalah wanita karena mengenang semangat Raden Ajeng Kartini. Salah satu peserta dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Rika, mengungkapkan dirinya senang dapat mengikuti acara ini karena bisa bersama-sama bersepeda dan menanam pohon. Dari kampus berangkat ke taman Barito dilanjutkan ke Situ Gintung untuk menanam pohon baru sampai kampus, lumayan capek sih.., tapi nggak hanya cowok yang bisa meng-gowes jarak jauh, cewek juga bisa, ujarnya. Beda halnya dengan Winda. Mahasiswi Sastra Inggris ini mengaku mengikuti fun bike karena dapat menyehatkan badan. Saat tanjakan adalah hal yang menyebalkan karena harus susah payah meng-gowes untuk melewatin tanjakan, ucap Winda sambil menyeka keringat. Salah satu anggota komunitas Sepedasehat UIN, Sapari berharap acara ini tidak hanya sebagai perayaan semata, sehingga ke depannya lebih banyak lagi mahasiswa yang menggunakan sepeda dan lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya. [ ]
agi itu cuaca cukup cerah. Panas matahari tidak begitu terik, tapi cukup terang. Barisan awan putih di langit biru menggantung. Sementara ratusan wanita berjilbab dan nampak riuh di lapangan Student Center UIN Jakarta. Ratusan wajah ayu nan ceria yang penuh semangat itu masing-masing duduk di atas sadel sepedanya. Ya, mereka sedang merayakan Hari Bumi dan Hari Kartini dengan menggelar fun bike. Kegiatan tersebut diinisiasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kelompok Pecinta Alam Arkadia bekerjasama dengan Komunitas Sepedasehat UIN. Menurut Ketua Pelaksana Agus
EKOBIS
etika melintas, tak sengaja matanya tertuju pada sebuah kios yang terpasang tulisan DIKONTRAKKAN di Gang Pesanggrahan, samping kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Insting bisnisnya langsung berjalan, ia melihat peluang yang menguntungkan jika ia menggunakannya untuk bisnis kuliner. Berbekal nomor telepon yang terdapat di pengumuman itu, Agung, mahasiswa semester delapan Fakultas Syariah dan Hukum itu langsung menelpon si empunya kontrakan. Tak perlu menunggu lama, ia pun
langsung mendatangi pemilik kontrakan tersebut. Setelah ngobrol sana-sini, si pemilik kontrakan pun langsung menodong-nya untuk segera membayar uang muka (down payment) sebagai tanda komitmen. Tak terbesit dalam pikiran Agung bahwa ia harus membayar DP ketika itu juga, sehingga tanpa ia sadari, uang yang ada di koceknya hanya Rp500. Saya bingung karena hanya memiliki uang Rp500, ungkap pria yang bernama asli Fiqih Alamsyah ketika diwawancarai Kampusku beberapa waktu lalu. Tak rela melepas peluang di depan mata, Agung pun mencari berpikir keras. Ia pun segera menelpon sadauranya untuk meminjaminya uang. Nasib baik memang tak jauh, saudaranya pun bisa meminjaminya, dan dengan segera ia bayarkan DP itu sebesar Rp500 ribu dari total biaya sewa Rp10 juta. Saya disuruh melunasi sisa pembayarnya minggu depan, waktu yang sangat singkat unrtuk mendapatkan uang sebesar Rp10 juta dalam waktu tujuh hari, kisahnya.
Setelah sampai di rumah Agung pun memeras otak kembali ncari cara untuk mendapatkan uang sisa sewa kontrakan tersebut. Saya hanya percaya dengan LOA ( low of attraction ) apa yang anda pikir itulah yang anda dapat, tuturnya. Bermodalkan tekad yang kuat dan pantang menyerang, Agung pun mengajak teman teman dekatnya untuk berinvestasi. Lagi-lagi usahanya ternyata tak segampang yang dikiranya, tak ada temannya yang mau bergabung untuk membuka usahanya, Saya terus berusaha, bahkan saya sampai menawarkan makan gratis selama satu tahun bagi investor yang bergabung, imbuh Agung. Akhirnya, Agung pun mendapatkan teman yang mau bergabung bersamanya, merintis usaha baru. Uniknya yang bergabung malahan teman teman yang baru saya kenal, tukasnya.
EKOBIS
Maunya Dipenyet
Kontrakan sih sudah dibayar, tapi modal untuk membeli bahan baku belum ada, demikian masalah yang harus Agung hadapi kembali. Perjuanganya untuk menjadi entrepreneur sejati belum berakhir. Ia harus membeli bahan baku yang tak murah untuk memulai usahanya. Akhirnya, ia pun kembali mencari rekan untuk digaet menjadi investor. Setelah semua siap, giliran Agung mencari strategi marketing yang jitu agar bisnisnya dilirik oleh pelanggan yang notabene mahasiswa UIN Jakarta. Saya ingin membuka Ayam Monyet, tegasnya. Terdengar kasar memang jika kita tak tahu akronim dari nama itu. Itu hanyalah strategi komunikasi untuk menarik pelanggan. Ayam Monyet adalah kepanjangan dari ayam monya dipenyet. Konsep yang berawal dari celetukan itu akhirnya pun terealisasikan. Kini, Ayam Monyet mulai dikenal oleh mahasiswa UIN, awalnya Agung hanya sendirian mengerjakan bisnisnya. Tapi lama kelamaan, dirinya keteteran juga melayani pelaangganya, kini ia harus mempekerjakan lima orang karyawan. Dulu hanya 10 ekor per hari, sekarang bisa 80 ekor sehari, akunya, bangga. Sekarang pengusaha muda ini sedang fokus mengembangakan sistem group Ayam Monyet. Agung pun yakin kalau Ayam Monyet yang akan dia franchisekan ini bisa berkembang di setiap kampus yang ada di indonesia. Targetnya adalah setiap kampus ia bisa membuka kedai, ia pun hanya membuka keran infestasi untuk mahasiswa. Niatnya mulia, ia ingin rekan-rekan sesama mahasiswa bisa menjadi pengusaha sebagaimana dirinya. Saya ingin mengubah mindset para mahasiswa menjadi pengusaha muda. Kalo bisa sukses muda kenapa harus menunggu wisuda, tandasnya. [ ]
PROFIL
Sinar Harapan, Harian Merdeka, Koran Jakarta dan Pikiran Rakyat. Direktur Ekskutif The Political Literacy Institute ini juga kerap menjadi nara sumber berita di berbagai media nasional, serta narasumber dalam berbagai seminar. Kumpulan jurnal ilmiah dan artikelnya di berbagai media massa telah diterbitkan pada April 2010 dalam bentuk buku berjudul Komunikasi Politik di Era Industri Citra. Berbekal pengalaman sebagai seorang praktisi muda, sekaligus akademisi komunikasi yang tak diragukan lagi kecakapannya dalam jasa konsultan komunikasi dan pengembangan SDM, pada tahun 2007, Gun Gun mendirikan PT. Laswell Visitama. Sebuah provider jasa konsultan, pendidikan dan riset bidang komunikasi terapan. Perusahaan ini diperkuat oleh banyak praktisi dari bidang broadcasting dari berbagai stasiun TV nasional maupun lokal dan para akademisi bidang komunikasi lulusan universitas terkemuka di dalam maupun luar negeri mulai dari level S1 hingga S3. Berbagai instantasi pemerintah, BUMN maupun perusahaan swasta telah menggunakan jasa mereka untuk memperkuat dan mengembangkan komunikasi strategis SDM mereka.
Dia juga Ketua Kajian Media & Kebijakan Strategis, Institute of Social Transformation for Democracy (Instad) Jakarta. Di sela-sela aktifitasnya yang sangat sibuk, alumnus UIN Sunan Kalijaga Jogja ini mendedikasikan diri menulis di beberapa koran nasional antara lain Harian Kompas, Seputar Indonesia (SINDO), Media Indonesia, Republika, Harian Pelita,
Riwayat Hidup Nama lengkap : Gun Gun Heryanto Tempat, tanggal lahir : Cianjur, Jawa Barat, 12 Agustus 1976 Pendidikan S1 Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta, DIY, 2000 S2 Universitas Indonesia (UI), Jakarta, 2003 S3 Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat, 2008 Pengalaman Organisasi Koordinator Kajian Media dan Kebijakan Strategis Institute of Social Transformation for Democray (Instad), 20022005 Kepala Departemen Studi Media Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Masyarakat Informasi (LPPMI), 20032006 Peneliti Pusat Pengkajian Komunikasi dan Media (P2KM) UIN Jakarta Karier Direktur Ekskutif The Political Literacy Institute, 2009sekarang Staf pengajar Universitas Al Azhar Indonesia, 2007sekarang Pemilik PT Lasswell Visitama, 2007sekarang Staf pengajar Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, 2006sekarang Staf pengajar Universitas Paramadina, 2005sekarang
RESENSI
lampion, menyamarkan pertukaran antara sandera dengan perhiasan yang diminta. Mampukah Hashim menyelamatkan nyawa istri dan anak-anaknya? Benarkah Sultana telah tewas dalam kejadian bom bunuh diri tersebut? Keterlibatan aktor Hollywood dalam film ini sudah tidak diragukan lagi, justru yang menarik dalam film ini adalah kerja sama yang apik antara aktor/aktris Indonesia dengan aktor Hollywood sehingga menghasilkan film yang berkualitas. Terlebih efekefek ledakan khas Hollywood yang terjadi di kawasan Borobudur. Film yang menghabiskan dana sekitar Rp145 milyar ini sangat menarik untuk ditonton, khususnya bagi para pecinta film action. Selain menampilkan action yang berkelas, penonton juga akan diajak untuk melihat pemandangan khas Yogyakarta dan Candi Borobudur yang sangat memukau. Walaupun film Java Heat ini merupakan film fiksi, tapi benarbenar mengangkat keindahan budaya Jawa Tengah. Gambargambar indah yang mengeksploitasi kota Jogja, budaya, angle-angle unik dan detail yang mempesona dari Shane Dalley sang Director of Photography, membuat penonton susah beranjak dari duduk. Rasa kangen terhadap sudut-sudut Jogja seperti terpuaskan. Pengambilan setting dan gambar harus diberi pujian yang tinggi, mungkin film ini cocok dikatagorikan sebagai film action pariwisata. Mengukuhkan Java Heat sebagai salah satu film yang layak ditonton bulan ini. Sutradara : Conor Allyn Produser : Conor Allyn, Rob Allyn Penulis Naskah : Conor Allyn, Rob Allyn Pemain : Mickey Rourke, Kellan Lutz, Ario Bayu, Atiqah Hasiholan, Rio Dewanto, Mike Luccock, Tio Pakusadewo, Frans Tumbuan, Rudy Wowor, Mike Duncan, Brent Duke Genre : Action Tanggal Rilis : 18 April 2013
Kampusku Edisi I Mei 2013 29
CATATAN POJOK