You are on page 1of 4

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI REGIONAL

A. DEFINISI ILMU EKONOMI, ILMU EKONOMI REGIONAL (IER), DAN ILMU BUMI EKONOMI Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia memenuhi kebutuhan hidupnya yang ketersediaannya atau kemampuan orang mendapatkannya terbatas. Ilmu ekonomi regional atau ilmu ekonomi wilayah adalah suatu cabang dari ilmu ekonomi yang dalam pembahasannya memasukkan unsur perbedaan potensi satu wilayah dengan wilayah lain. Ilmu ekonomi regional tidak membahas kehiatan individual melainkan menganalisis suatu wilayah secara keseluruhan. Ilmu bumi ekonomi adalah ilmu yang mempelajari keberadaan suatu kegiatan disuatu lokasi dan bagaimana wilayah sekitanya bereaksi atas kegiatan tersebut. Ilmu bumi ekonomi mempelajari gejala-gejala dari suatu kegiatan yang bersangkutan dengan tempat atau lokasi sehingga ditemukan prinsip-prinsip penggunaan ruang yang berlaku umum. Ilmu bumi ekonomi menggarap kegiatan secara individual. B. APAKAH ILMU EKONOMI REGIONAL DAPAT DIANGGAP ILMU YANG BERDIRI SENDIRI? Karena merupakan cabang ilmu yang relatif baru, maka timbul pertanyaan apakah IER memiliki kesatuan sendiri sehingga dapat dianggap berdiri sendiri?. Agar suatu ilmu dapat dianggap berdiri sendiri, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu memiliki kekhususan dan memiliki prinsip-prinsip yang utuh atau mampu memberikan solusi yang lengkap untuk bidang tertentu. Samuelson (1955) mengemukakan bahwa persoalan pokok ilmu ekonomi mencakup tiga hal utama, sbb: 1. What commodities shall be produced and in what quantities (barang apa yang harus diproduksi dan berapa banyak). Menyangkut kekuatan permintaan dan penawaran dalam masyarakat. 2. How shall goods be produced (bagaimana barang itu diproduksi). Menyangkut pilihan teknologi penghasil barang, aktor yang berperan dalam produksi barang, dan pengaturan pembagian peran dalam proses produksi. 3. For whom are goods to be produced (bagaimana pembagian hasil produksi barang tersebut). Menyangkut pengaturan system balas jasa, perpajakan, bantuan fakir miskin, dll.

Domar (1946), Harrod (1948), Solow (1956), Swan (1960), dan ekonom lain juga mencoba menjawab persoalan pokok, yaitu: 1. When do all those activities be carried out (kapan berbagai kegiatan tersebut dilaksanakan). 2. Where do all those activities should be carried out (dimana lokasi dari berbagai kegiatan tersebut). C. TUJUAN ILMU EKONOMI REGIONAL Ferguson (1965) mengatakan bahwa tujuan utama kebijakan ekonomi ada tiga,yaitu: 1. Menciptakan full employment atau setidak-tidaknya tingkat pengangguran yang rendah menjadi tujuan pokok pemerintah pusat maupun daerah. 2. Adanya economic growth (pertumbuhan ekonomi), karena selain menyediakan lapangan kerja bagi angkatan kerja baru, juga diharapkan dapat memperbaiki kehidupan manusia atau peningkatan pendapatan. 3. Terciptanya price stability (stabilitas harga) untuk menciptakan rasa aman dan tenteram dalam perasaan masyarakat. Daerah yang yang wilayahnya lebih sempit, dapat membuat kebijakan yang lebih bersifat spasial sehingga ada hal-hal yang dapat dilakukan daerah secara lebih baik ketimbang oleh pemerintah pusat. Hal-hal tersebut merupakan tujuan pokok tambahan, yaitu: 1. 2. 3. 4. Terjaganya kelestarian lingkungan hidup. Pemerataan pembangunan dalam wilayah. Penetapan sektor unggulan dalam wilayah. Membuat keterkaitan antarsektor yang lebih serasi dalam wilayah sehingga menjadi berkesinambungan. 5. Pemenuhan kebutuhan pangan wilayah.

D. MANFAAT ILMU EKONOMI REGIONAL Manfaat Ilmu Ekonomi Regional (IER) terbagi atas manfaat mikro dan makro. Manfaat mikro bertalian dengan bagaimana pemerintahpusat dapat menggunakannya untuk mempercepat laju pertumbuhan keseluruhan wilayah. Manfaat makro bertalian dengan bagaimana IER dapat membantu perencana wilayah menghemat waktu dan biaya dalam proses menentukan lokasi suatu kegiatan atau proyek.

E. KETERKAITAN DENGAN CABANG ILMU LAIN Walaupun IER bertujuan untuk menjawab pertanyaan di bagian wilayah mana suatu kegiatan diprioritaskan?, tetapi dalam banyak hal IER tidak mampu menjawab pertanyaan tersebut tanpa bekerjasama dengan disiplin ilmu lain. Sebagai contoh, dalam menentukan komoditi pertanian, ahli Ekonomi Regional harus bekerjasama dengan ahli pertanian untuk mengetahui kondisi kesesuaian lahan dengan komoditi yang ingin dikembangkan. Dengan demikian, IER selalu selalu harus dipakai bersamasama dengan disiplin ilmu lain yang terkait. Hal itu tidak berarti bahwa IER tidak memiliki objek sendiri, karena IER mampu memberikan prinsip-prinsip umum tentang penentuan lokasi.

F. PERBEDAAN ILMU EKONOMI REGIONAL DENGAN ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN Ilmu Ekonomi Regional dan Ilmu Ekonomi Pembangunan memiliki sasaran yang sama, yaitu mencari langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat. Dibawah ini diberikan perbedaan antara Ilmu Ekonomi Regional dengan Ilmu Ekonomi Pembangunan. 1. Ilmu Ekonomi Pembangunan membicarakan hubungan antarbagian wilayah sedangkan Ekonomi Regional mengutamakan hubungan antarbagian wilayah. 2. Objek Ekonomi Pembangunan, mencakup seluruh wilayah dari suatu Negara, sedangkan Ekonomi Regional bisa hanya membicarakan bagian tertentu saja dari wilayah satu Negara. 3. Ekonomi Pembangunan membahas hal-hal yang bersifat umum, seperti moneter, perpajakan, impor, tahap-tahap pertumbuhan dan berbagai kebijakan makro lainnya sedangkan Ekonomi Regional membahas hal-hal yang lebih terperinci, seperti pengaruh perkembangan satu daerah kota terhadap daerah belakangnya atau kota lainnya. 4. Banyak model analisis dalam Ekonomi Pembangunan dengan sedikit modifikasi dapat diterapkan dalam Ekonomi Regional sedangkan banyak model analisis yang spesifik Ekonomi Regional yang tidak dapat diterapkan untuk Ilmu Ekonomi Pembangunan. 5. Ekonomi Pembangunan banyak berisikan teori-teori murni (positive science), sedangkan Ekonomi Regional banyak berisikan rumus-rumus aplikasi (normative science).

G. PERBEDAAN FUNGSI BERBAGAI DISIPLIN ILMU DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN Untuk membandingkan perbedaan fungsi dari berbagai ilmu yang terkait dengan perencanaan pembangunan, misalnya ada proyek yang hendak dibangun, maka masingmasing disiplin ilmu akan mengajukan pertanyaan yang berbeda yang mampu mereka jawab. Dalam praktiknya, semua disiplin ilmu itu bekerja sama untuk mengambil keputusan. Hanya dengan kerjasama yang baik antarberbagai disiplin ilmu, dapat dihasilkan rencana yang baik guna memberi kemakmuran kepada seluruh masyarakat baik jangka pendek maupun jangka panjang. H. HAL-HAL YANG DICAKUP DALAM ILMU EKONOMI REGIONAL Beberapa materi dari teori ekonomi umum diambil dalam Ilmu Ekonomi Regional tetapi dimodifikasi agar sesuai untuk membahas ekonomi wilayah, juga teori atau model yang secara khusus dikembangkan dalam IlmuEkonomi Regional. Ada beberapa hal yang dibahas dalam Ekonomi Regional, antara lain pendapatan wilayah (nilai tambah), teori basis ekspor, berbagai teori pertumbuhan ekonomi wilayah, analisis struktur perekonomian wilayah, dan analisis input-output untuk perekonomian wilayah. Ditunjang dengan teori lokasi, sudah mencakup dasar-dasar yang cukup kuat untuk menganalisis perekonomian wilayah. I. SEJARAH PERKEMBANGAN REGIONAL SCIENCE Regional Scince berkembang ketika muncul berbagai teori di masa lalu yang dapat dikategorikan sebagai bagian dari ekonomi regional, seperti model lokasi dari Weber (1929) dan teori lainnya yang tertuang secara berserakan pada berbagai tulisan. Pada awalnya, teori-teori tersebut tidak mendapat perhatian dari ahli ekonom lainnya. Pada saat itu, para pemikir Ekonomi Regional mencoba alternative lain, dimana seluruh karya ilmiah yang berkaitan dengan ekonomi regional dituangkan dalam jurnal majalah ilmiah, dsb. Namun, hal tersebut juga sia-sia sebab yang dibahas oleh orang-orang adalah gabungan dari beberapa disiplin ilmu yang terkait dengan studi wilayah. Gabungan beberapa disiplin ilmu inilah yang kemudian disebut dengan istilah Regional Science.

AYU HARDIANTI (D52110271)

You might also like