Professional Documents
Culture Documents
kutipan yang bersumber dari banyak kutipan. Bila kutipan bersumber dari kutipan lain, maka penulisan sumber kutipan harus menyebutkan sumber asal dan sumber kutipan (sekaligus). Penempatan sumber kutipan dapat diletakkan di awal atau di akhir teks kutipan. Bila sumber kutipan berada di awal , urutan penempatan sumber kutipan dimulai dengan menyebutkan nama pengarang kutipan asli atau sumber nama pengarang kutipan asli / sumber asal saja tanpa tahun dan nomor halaman ( ditulis di luar tanda kurung ) lalu dilanjutkan dengan menyebutkan sumber kutipan yang dirujuk lengkap dengan nama, tahun, dan nomor halaman ( ditulis dalam tanda kurung diawali dengan kata dalam). Bila sumber kutipan berada di akhir, urutan penempatan sumber kutipan dimulai dengan menyebutkan nama pengarang kutipan asli / sumber asal lalu dilanjutkan dengan menyebutkan sumber kutipan yang dirujuk (semuanya ditulis dalam tanda kurung dibatasi dengan kata dalam. Bila asal kutipan lebih dari 1 sumber, maka semua sumber harus disebutkan dengan ketentuan menyebutkan nama, tahun terbit, nomor halaman untuk masing masing sumber kutipan. Penempatan sumber kutipan disarankan di akhir teks kutipan, namun boleh di awal dengan ketentuan nama pengarang di luar tanda kurung sedangkan tahun dan nomor halaman di dalam tanda kurung (untuk masing masing sumber ketukan).
Contoh : Kutipan tidak langsung pendek bila kutipan bersumber dari kutipan lain (sumber kutipan di awal teks kutipan). Dengan kemampuan berpikir secara simbolik, manusia dapat
mengabstraksikan
sehingga memungkinkan mereka mewariskan pengalaman dari generasi ke generasi berikutnya. Alland, J.R. (dalam Budhisantosa, 1991:2)
menyatakan bahwa di samping upaya aktif manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, kemampuan mengembangkan simbol yang penuh makna memungkinkan manusia mengembangkan kebudayaan yang membedakan diri mereka dari makhluk hidup lainnya. Contoh : Kutipan tidak langsung pendek bila asal kutipan lebih dari satu sumber (penempatan sumber kutipan di awal teks kutipan). Brown & Yule, (1983); Samsuri, (1987); Kartomuharjo, (1992) sependapat mengatakan bahwa untuk memahami makna atau pesan suatu bahasa, kita tidak hanya mendasarkan diri pada kata kata atau struktur kalimat yang dipakai untuk menyampaikan pesan itu. Dengan arti kata kita tidak dapat menerjemahkan kata demi kata secara harfiah. Untuk sampai pada makna yang terkandung dalam suatu ujaran diperlukan pengetahuan tentang dunia.
9.3 Daftar Rujukan Rujukan berarti bahan sumber yang dipakai untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut; acuan; referensi (KBBI, 1991:850). Berdasarkan definisi tersebut, daftar rujukan merupakan sekumpulan sumber sumber informasi (media cetak
dan media elektronik) yang digunakan untuk mendapat keterangan yang lebih banyak tentang sesuatu yang dirujuk. Jika ada sumber lain yang dijadikan rujukan, namun tidak secara langsung dikutip dalam sebuah tulisan, maka ini bukanlah daftar rujukan, melainkan disebut daftar pustaka. Melalui daftar rujukan dapat diketahui seberapa jauh keterkaitan antara tulisan dengan disiplin ilmu lain yang mendukung tulisan tersebut. Oleh karena itu, semua sumber yang terdapat dalam daftar rujukan haruslah sumber sumber yang relevan baik dari segi isi maupun waktu. Ada beberapa sumber yang dapat diacu dalam merujuk. 9.3.1 Buku Indikator yang harus ada dalam menyusun daftar rujukan dari sumber buku. 1. Nama pengarang 2. Tahun terbit 3. Judul rujukan 4. Nama kota tempat publikasi 5. Nama lembaga yang mempublikasikan (penerbit). Dalam daftar rujukan, kelima indikator tersebut ditulis berurutan mulai dari nomor 1 sampai 5. Ketentuan untuk penulisan masing masing indikator serta contohnya, dapat diliha pada tabel berikut: INDIKATOR Nama pengarang KETENTUAN CONTOH 2003. Teori
Nama
pengarang
terbalik yaitu nama belakang 1988. pengarang ditulis di depan Masyarakat diikuti tanda koma lalu Berkembang. LP3ES.
Intelektual
Jakarta:
nama depan.
(nama pengarang asli: Syed Hussen Alatas) Tanpa diikuti gelar / title apa Schiffrin, pun D. 1993.
Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Bila orang, pengarangnya keduanya dua Mulyana, Deddy dan harus Jalaluddin, Rakhmat. Komunikasi
Jika pengarang lebih dari Wardani, I.G.A.K. dkk. dua orang, cukup pengarang 2002. Penelitian
pertama yang ditulis lalu Tindakan Kelas. Jakarta: diikuti tanda koma (,) dan Universitas Terbuka. dkk. Jika dalam daftar rujukan Suhartono. terdapat lebih dari satu Pengantar 2000.
rujukan yang ditulis oleh Psikolinguistik. seorang pengarang, maka Surabaya: Unesa Press. setiap daftar rujukan harus Suhartono. mencantumkan nama Pertuturan. 2001. Surabaya:
pengarang
Jika pengarang merupakan Purwo, editor/ penyunting, sesudah nama ditulis Eds 1992. atau penyunting (dalam Bahasa, kurung)
Bambang
Budaya.
Bilingual
Education:
Teaching English as a Second Language. New York: Praeger. Tahun terbit (waktu publikasi) Ditulis sesudah nama Effendy. 2003. Teori
pengarang, diakhiri tanda VSEPR dan Kepolaran titik Molekul. Bayumedia. Tidak boleh ditulis dalam Schiffrin, tanda kurung (..) D. 1993. Malang:
Jika ada dua rujukan yang Fairclough, ditulis oleh pengarang yang 1995a. sama dan tahun terbitnya Discourse
juga sama, maka pada angka London: Longman. tahun harus diberi tanda Fairclough, pembeda berupa huruf Norman.
Jika rujukan tidak diketahui Sumargono, tahun terbitnya, maka ditulis Tanpa dengan kata Tanpa tahun Pengantar
Malang: Aneka. Judul sumber Ditulis sesudah tahun terbit, Wardani, I.G.A.K. dkk. diakhiri dengan tanda titik 2002. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Ditulis cetak miring (italic) Usman, Muchlis. 1996. atau garis bawah (bila ketik Kaidah manual) kaidah
Ushuliyah dan Fiqhiyah: Pedoman Dasar dalam Istinbath Hukum Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Usman, Muchlis. 1996. Kaidah kaidah
Ushuliyah dan Fiqhiyah: Pedoman Dasar dalam Istinbath Hukum Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Anak judul ditulis sesudah Chaer, Abdul dan
judul dibatasi oleh tanda Austina, Leonie. 1995. titik dua (:) Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta. Judul artikel, skripsi, Suyitno. 2004. Pola laporan penelitian (selain Pengembangan
Surabaya: Pascasarjana
Keterangan menyertai judul Kridalaksana, H. 1998. (jilid, edisi, terjemahan) Kamus Linguistik. Edisi Jakarta:
ditulis sesudah judul diakhiri Kedua. tanda titik. Khusus karya Gramedia. terjemahan dilengkapi nama penerjemah. Jika judul rujukan berupa Hooker, artikel yang terdapat dalam Matheson. sebuah buku, majalah dan Bahasa
media lain, ditulis di antara Pergeseran Kekuasaan tanda petik dan dilanjutkan di Indonesia: Sorotan dengan pengarang, nama, terhadap media/ buku tempat artikel Bahasa Pembakuan Indonesia.
itu dimuat, diakhiri tanda Dalam Latif, Yudi dan titik. Ibrahim, Idi Subandy (Eds.). Bahasa Dan
Kekuasaan. Mizan. Kota sumber dipublikasikan tempat Ditulis setelah judul, Effendy.
Bandung:
2003.
Teori
Nama
yang mempublikasikan
Catatan:
Jika nama pengarang memiliki nama marga atau nama keluarga, (seperti nama Cina) harus ditulis tanpa membalikkan susunannya. Liem Swie King Lie Tie Gwan Liem Swie King Lie Tie Gwan
Akan tetapi, nama nama Cina yang berkombinasi dengan nama non- Cina, penulisannya tetap dibalik. Contoh: Andy Lau menjadi Lau, Andy
Michael Chang menjadi Chang, Michael Betty Chung menjadi Chung, Betty
Demikian juga dengan nama asing lainnya yang menggunakan unsure hubungan kekeluargaan seperti bin dan binti, penulisannya juga tidak perlu dibalik. Abbas bin Mohd. Syarif Muhammad bin Ishaq
Catatan: Penulisan daftar rujukan dapat dilakukan dalam 3 gaya. 1. Gaya bidang humaniora: pemakaian tanda baca sesuai dengan kaidah dalam Pedoman Umum EYD. Patut diingat bahwa angka tahun ditempatkan dibelakang keterangan penerbit, dan unsur unsur daftar pustaka dipisahkan oleh dua titik. Contoh : Effendi, S. Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Cetakan pertama. Jakarta: Pustaka Jaya, 1995. Halim, Amran. Intonasi dalam Hubungannya dengan Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Djambatan, 1984. 2. Gaya bidang sains: tahun terbit ditulis di belakang nama pengarang dan huruf kapital hanya dipakai pada kata pertama judul, kata lainnya, selain nama diri, ditulis dengan huruf biasa. Contoh: Effendi, S. 1995. Panduan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Cetakan pertama. Jakarta: Pustaka Jaya. Halim, Amran. 1984. Intonasi dalam hubungannya dengan sintaksis bahasa Indonesia. Jakarta: Djambatan. 3. Gaya kombinasi Contoh: Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Cetakan pertama. Jakarta: Pustaka Jaya. Halim, Amran. 1984. Intonasi dalam Hubungannya dengan Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Pemilihan gaya penulisan daftar pustaka harus konsisten. Artinya, gaya humaniora dan sains maupun kombinasi, hendaknya tidak digunakan secara bervariasi di dalam sebuah daftar pustaka.
9.3.2 Rujukan dari Koran atau Majalah Penulisan daftar rujukan yang berasal dari koran atau majalah tidak berbeda jauh dari daftar rujukan yang berasal dari buku. Hal hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: 1. Nama pengarang ditulis paling awal, lalu diikuti tanggal, bulan, dan tahun terbit. Judul artikel yang dikutip ditulis dengan cetak biasa dan berhuruf besar pada setiap awal kata, kecuali kata tugas. 2. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama setiap kata da ditulis miring. Nomor halaman disebut pada bagian akhir. 3. Judul artikel ditulis di antara tanda petik dua (). Contoh: Ahmad, M. 17 Agustus, 2005. Interpretasi Proklamasi. Dalam Kompas, hlm. 8. (boleh ditambah tahun pemuatan). Fauzan, Ali. 12 Juni 2000. Krisis Energi. Dalam Jawa Pos, hlm. 4. Jawa Pos. 29 Januari 2010. Judul Tajuk, hal.4.