You are on page 1of 5

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUNA

MODUL PENGANTAR SOSIOLOGI (2 SKS) POKOK BAHASAN IV

Judul: Proses Sosial dan Interaksi Sosial Oleh : Drs. Supardi Hamid, M.Si DESKRIPSI Proses sosial merupakan bidang kajian yang merupakan obyek studi untuk memahami masyarakat. Pengetahuan tentang struktur masyarakat saja tidaklah memadai untuk mendapat penjelasan tentang berbagai fenomena yang ada di tengah masyarakat. Oleh karena itu pemahaman tentang proses sosial mutlak diperlukan oleh orang yang menggeluti sosiologi. Dengan luasnya pengertian tentang proses sosial ini maka untuk pembahasan kali ini kita akan memabatasi pada pengertian yang pertama, yaitu hubungan antara orang perorang atau hubungan antar kelompok orang atau dalam istilah sosiologi dikenal dengan interaksi sosial.

TUJUAN INSTRUKSIONAL Setelah mengikuti kuliah ini peserta kuliah diharapkan dapat : memahami pengertian proses sosial memahami makna interaksi sosial memahami bagaimana interaksi berlangsung, faktor faktornya serta syarat syarat interaksi sosial, dan bentuk-bentuk interaksi sosial

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR -UMB

Drs. Supardi Hamid, M.Si. Pengantar Sosiologi

INTERAKSI SOSIAL

1. Interaksi Sosial Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang dapat dimaknai sebagai proses sosial), oleh karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktifitas-aktifitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok diman hubungan yang dimaksud berjalan dengan dinamis. Apabila dua orang saling bertemu kemudian masing-masing melempar senyum atau saling bersalaman atau saling bertegur sapa, maka pada saat itu telah terjadi interaksi sosial. Demikian juga pada saat seorang melakukan hubungan telepon dengan orang lain dan terjadi percakapan di telepon maka pada saat itu telah juga terjadi interaksi. Dapat pula dikatakan interaksi sosial pada saat seorang membuka internet dan kemudian melakukan chating, atau melakukan pengiriman e-mail dapat pula dikatakan telah terjadi interaksi saat itu. Pada saat para pelajar dari sekolah yang berbeda bertemu di jalanan dan kemudian tanpa sebab yang jelas mereka kemudian saling lempar dan akhirnya terjadi tawuran pelajar, saat itu juga interaksi telah terjadi.interaksi. Contoh-contoh di atas menunjukkan kepada kita bahwa interaksi mungkin terjadi saat individu saling bertemu, saat individu melakukan hubungan jarak jauh yang interaktif, dan interaksi mungkin pula dapat terjadi secara negatif dimana bentuknya berupa pertentangan atau konflik.

2. Faktor-faktor Sebagai Dasar Interaksi Sosial Ada beberapa faktor yang menjadi dasar terjadinya interkasi. Dasar yang dimaksud merupakan proses awal dimana seorang individu melakukan interaksi sosial, dan merupakan bentuk aktifitas dalam rangka interaksi itu sendiri.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR -UMB

Drs. Supardi Hamid, M.Si. Pengantar Sosiologi

Faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Faktor-faktor ini dapat berjalan sendiri-sendiri atau terjadi secara bersamaan. Faktor imitasi merupakan aktifitas dimana individu melakukan peniruan terhadap tingkah laku yang disaksiskannya yang dilakukan orang lain pada saat menghadapi situasi tertentu. Segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang mematuhi kaidah dan norma pada saat ia melakukan interaksi. Tindakannya didasarkan pada contoh-contoh perilaku yang bersesuaian dan disukai oleh masyarakat umum. Sementara segi negatifnya adalah pada saat seorang individu melakukan peniruan perilaku yang ternyata bertentangan dengan kehendak umum atau bertentangan dengan kaidah dan norma yang berlaku umum. Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya ynag kemudian diterima oleh fihak lain. Jadi proses ini mirip dengan proses imitasi hanya saja titik tolaknya berbeda. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena fihak yang menerima dilanda oleh emosi yang sedemikian rupa sehingga menghambat daya fikirnya yang rasional. Faktor sugesti mungkin berlangsung apabila orang yangmemberikan sugesti merupakan orang yang berwibawa dan dihormati oleh orang yang disugesti tau karena sifatnya yang otoriter, atau sugesti berasal dari sebagian besar dari kelompok yang bersangkutan atau masyarakat. Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, oleh karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya (secara tidak sadar), maupun dengan disengaja oleh karena seringkali seseorang memerlukan tife-tife ideal tertentu di dalam proses kehidupan. Walaupun dapat berlangsung dengan sendurunya, proses adentifikasi dapat berlangsung dalam suatu keadaan dimana sesorang yang beridentifikasi benar-benar mengenal pihak lain (yang menjadi idealnya), sehingga pandangan, sikap, maupun kaidah-kaidah yang berlaku pada pihak lain PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR -UMB Drs. Supardi Hamid, M.Si. Pengantar Sosiologi

dapat melembaga dan bahkan menjiwainya. Nyatalah bahwa berlangsungnya identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh-pengaruh yang lebih mendalam ketimbang proses imitasi dan sugesti walaupun ada kemungkinan bahwa pada mulanya proses identifikasi diawali oleh imitasi dan atau sugesti. Proses simpati merupakan suatu proses dimana seseorang tertarik pada pihak lain. Didalam proses ini perasaan memegang peran yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerjasama dengannya. Inilah perbedaan utamanya dengan identifikasi yang didorong oleh keinginan untuk belajar dari pihak yang dianggap kedudukannya lebih inggi dan harus dihormati karena mempunyai kelebihankelebihan atau kemampuan-kemampuan tertentu yang patut dijadikan contoh. Proses simpati akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan dimana faktor saling mengerti terjamin. Hal-hal tersebut diatas merupakan faktor-faktor minimal yang menjadi dasar bagi berlangsungnya proses interksi sosial, walaupun di dalam kenyataannya proses tadi memang sangat kompleks, sehinga kadang-kadang sulit mengadakan perbedaan tegas antara faktor-faktor tersebut. Akan tetapi dapatlah dikatakan bahwa imitasi dan sugesti terjadi lebih cepat, walaupun pengaruhnya kurang mendalam bila dibandingkan dengan identifikasi dan simpati yang secara relatif agak lebih lambat proses berlangsunggnya. 3. Syarat Terjadinya interaksi Sosial Ada dua syarat untuk terjadinya interaksi sosial : 1. Adanya kontak sosial, secara fisik kontak sosial tidak harus selalu dalam bentuk terjadinya kontak secara badaniah. Artinya kontak dapat terjadi dengan cara senyum, bicara dengan fihak lain atau dengan kemajuan teknologi melalui alat komukasi jarak jauh. Suatu kontak dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka. Kontak sekunder memerlukan perantara baik orang maupun sarana-sarana ataupun alat-alat komukasi seperti telepon, radio, telegram, internet dan sebagainya. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR -UMB Drs. Supardi Hamid, M.Si. Pengantar Sosiologi

2. Adanya komunikasi. Arti penting dari komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang terwujud dalam pembicaraan, gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan orang lain tersebut. 3. Tahap-Tahap Interaksi Sosial Mark L. Knapp (1978) membagi tahapan interaksi sosial ke dalam dua bagian besar yang masing-masing memiliki tahap di dalamnya. 1. Tahap mendekatkan peserta interaksi, terdiri atas tahap : a. tahap memulai (initiating) b. tahap menjajaki (experimenting) c. tahap meningkatkan (intensifying) d. tahap menyatupadukan (integrating) e. tahap mempertalikan (bonding). 2. Tahap di dalam Proses Perenggangan Hubungan, terdiri dari: a. tahap membeda-bedakan (differentiating) b. tahap membatasi (circumscribing) c. tahap memacetkan (stagnating) d. tahap menghindar (avoiding) e. tahap memutuskan(terminating

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR -UMB

Drs. Supardi Hamid, M.Si. Pengantar Sosiologi

You might also like