You are on page 1of 4

IMPERIALISME DI MALAYSIA, SINGAPURA DAN BRUNEI DARUSSALAM LAPORAN Kelas A Oleh: Kelompok 6 1. JINANI KHOLIDIYAH 100210302014 2.

MUSRIFATUL JAMILA 110210302019 3. TINI HENDRAYATI 110210302024 4. UNTARI WIJIANINGSIH 110210302052 5. HIKMAH FIRDAUSI 110210302069 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2013 1. Apa dampak imperialisme Jepang di Singapura dalam bidang budaya? Jawab: Jepang tidak memberikan dampak yang berarti pada Singapura. Hal ini disebabkan karena Jepang hanya memerintah selama tiga tahun. Dimana Jepang menguasai Singapura pada tanggal 8 Desember 1941. Tentara Jepang mendarat di Kota Bharu, Kelantan. Tentara Jepang terus maju ke seluruh Tanah Melayu dan menyebabkan tentara Inggris terpaksa mundur ke selatan ke Singapura. pada 31 Januari 1942, tentara Jepang sudah berhasil menguasai keseluruhan Tanah Melayu dan bersiap sedia untuk menyerang Singapura. Jatuhnya Singapura merupakan penyerahan kalah terbesar British dalam sejarah. Singapura kemudian dinamakan menjadi Syonan-to ( Cahaya Selatan ) dalam bahasa Jepang. Namun, karena kekalahan Jepang melawan Sekutu. Yang mana Jepang pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Hirosima dan Nagasaki di bom atom oleh Amerika Serikat. Sehingga Jepang harus menyerah tanpa sarat ke pada Sekutu. Pada akhirnya Singapura dikuasai kembali oleh Inggris pada 12 September 1945s 2. Dari ketiga imperialisme itu (Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam). Apakah ada perbedaan dan persamaan dalam sistem imperialismenya? a. Imperialisme Inggris di Malaysia: Imperalisme yang dilakukan oleh Inggris atau SHTI yang pertama ialah dengan cara merebut pulau pinang dan menjadikannya pangkalan laut dan pusat perdagangan penting di kepulauan Melayu dimana SHTI ini mempunyai tujuan menjadikan kawasan pulau pinang ini sebagai benteng pertahanan. Selanjutnya SHTI juga memaksa Sultan Dziauddin menandatangani perjanjian persahabatan dan perikatan dengan Gubernur George Leith pada bulan Juni 1800. Dan dari perjanjian ini akhirnya SHTI dapat menduduki pulau pinang. Intinya SHTI dalam imperialismenya di malaysia selalu mengingkari perjanjian-perjanjian yang dilakukan dengan Malaysia dan selalu menggunakan tipu muslihatnya untuk mendapatkan pulau pinang dan sebrang perang untuk dijadikan sebagai pangkalan militer dan pelabuhan. b. Imperalisme di Singapura: SHTI atau Inggris melakukan imperalisme di Singapura di karenakan pulau pinang (Malaysia) tidak mampu bersaing sebagai pelabuhan di kepulauan Melayu karena kedudukannya yang kurang strategis oleh karena itu Inggris akhirnya mencari sebuah pelabuhan baru untuk menyaingi pengaruh Belanda dan akhirnya SHTI menemukan pangkalan baru yaitu Singapura yang memiliki kedudukan yang strategis sebagai pelabuhan bebas yang dapat menyaingi pelabuhan Belanda. Akhirnya inggris yang di pimpin oleh Raffles untuk menguasai Singapura ia menggunakan cara membantu memecahkan masalah yang terjadi di dalam tubuh pemerintahan singapura pada saat itu yaitu memecahkan masalah pewarisan tahta kerajaan johor.Imperialisme yang di lakukan di singapura yaitu Gubernur menyeragamkan kepemimpinan dan menghemat perbelanjaan dan singapura di kepalai oleh Residen. c. Imperialisme di Brunei Darusalam: Imperialisme di Brunei Darusalam di pimpin oleh James Brooke di

mana pada tahun 1888 Brunei menjadi sebuah negeri di bawah perlindungan kerajaan Britania tetapi dengan urusan luar negara tetap di awasi Britania.selain itu Britania juga melakukan percobaan untuk membentuk sebuah badan perundang-undangan pada tahun 1962 akan tetapi tidak terlaksana karena adanya pemberontakan oleh partai oposisi. d. Jadi, persamaan Imperalisme Inggris di Malaysia, Singapura dan Berunai Darusalam untuk dijadikan tempat persinggahan, pusaat pengumpulan barang dagangan dan pangkalan tentara. Perbedaannya Imperalisme di Malaysia yaitu dalam melaksanakan imperalismenya Inggris sering mengingkari syaratsyarat perjanjian dan menggunakan tipu muslihatnya untuk menguasai pulau pinang dan sebrang perai. Di Singapura, Inggris melakukan penyeragaman kepemimpinan dan menghemat perbelanjaan serta dalam pemerintahan Singapura di kepalai oleh Residen. Berunai Darusalam, Inggris menjadikan Berunai Darusalam menjadi sebuah negeri di bawah perlindungan kerajaan Britania tetapi dengan urusan luar negara tetap di awasi Britania.selain itu Britania juga melakukan percobaan untuk membentuk sebuah badan perundang-undangan pada tahun 1962 akan tetapi tidak terlaksana karena adanya pemberontakan oleh partai oposisi. 3. Adakah tokoh-tokoh yang mempelopori nasionalisme dari ketiga negara tersebut (Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam) dan bagaimana proses kemerdekaannya? Jawab: Tidak ada yang mempelopori nasionalisme di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam, karena Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam tidak perlu bersusah payah melawan imperialisme Inggris. Hal ini disebabkan karena dengan sendirinya Inggris pada akhirnya memberikan kemerdekan kepada Malaysia, Singapura, dan Brunie Darussalam. Proses kemerdekaan Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam a. Malaysia Proses kemerdekaan Malaysia diawali dengan pembentukan sebuah organisasi yang bercita-cita untuk kemerdekaan semenanjung melayu (jazirah malaya) pada tahun 1946. Nama organisasi tersebut adalah UMNO (united Mlay National Organization) yang kemudian berkembang sebagai partai yang terkuat dari kalangan orang-orang melayu. Sesudah perang dunia II jazirah Malaya berada dibawah pemerintahan militer Inggris straits settlement dibubarkan dan singapura menjadi koloni Inggris. Kemerdekaan Malaysia dicapai pada 31 Agustus 1957 dengan nama Federasi Malaya. Singapura masih berada di bawah kekuasaan Britania Raya pada saat itu karena letaknya yang stategis. Pada 16 September 1963, Federasi Malaya bersama-sama dengan koloni mahkota Britania, yaitu Sabah (Borneo Utara), Sarawak, dan Singapura, membentuk Malaysia. b. Singapura Singapura secara resmi dimasukkan kewilayah kekuasaan Inggris mulai tahun 1924 hingga ia memperoleh kemerdekaan. Kemerdekaan Singapura itu diperolehnya melalui penggabungan dengan Malaya atau Federasi Malaysia bersama-sama dengan Sabah dan Serawak. Singapura, Malaya, Sabah dan Serawak menjadi federasi Malaysia sejak 16 September 1963. Negara itu disambut secara internasional sebagai suatu eksperimen yang unik dalam hal Multirasialisme. Setelah resmi menjadi bagian dari Malaysia, akhirnya Singapura melepaskan diri dari federasi Malaysia pada 9 Agustus 1965. Namun sebelum akhirnya Singapura memisahkan diri dari Malaysia, pada tanggal 7 Agustus 1965 Tunku Abdul Rahman Putra telah membuang Singapura dari Malaysia. Singapura dibebaskan dari Malaysia dan menjadi bangsa yang berdaulat, dengan seorang pemimpin bernama Lee. Lee tetap memperoleh kepercayaan dari rakyat dan selama empat tahun lebih setelah itu Singapura terus bertambah kekuatannya. David Marshall yanga menjadi menteri utama pertama kali telah mencoba dengan penuh pertimbangan mengenai Singapura yang bebas dari Malaya atau Malaysia. Singapura terlepas dari Malaysia yang pembentukannya didukung oleh Lee dan kehadirannya diyakini benar karena Lee dan kabinetnya memang menekankan pentingnya suatu Malaysia yang Multirasial. c. Brunei Darussalam Pada 1967, Omar Ali Saifuddin III telah turun dari takhta dan melantik putra sulungnya Hassanal Bolkiah, menjadi Sultan Brunei ke-29. Baginda juga berkenan menjadi Menteri Pertahanan setelah Brunei

mencapai kemmerdekaan penuh dan disandangkan gelar Paduka Seri Begawan Sultan. Pada tahun 1970, pusat pemerintahan negeri Brunei Town, telah diubah namanya menjadi Bandar Seri Begawan untuk mengenang jasa baginda. Baginda mangkat pada tahun 1986. Pada 4 Januari 1979, Brunei dan Britania Raya telah menandatangani Perjanjian Kerjasama dan Persahabatan. Perjanjian tersebut berisi 6 pasal. Akhirnya setelah 96 tahun di bawah pemerintahan Inggris Brunei resmi menjadi negara merdeka di bawah Sultan Hassanal Bolkiah pada 1 Januari 1984, Brunei Darussalam telah berhasil mencapai kemerdekaan sepenuhnya. 4. Sistem politik apa yang dilakukan Inggris di tiga negara tersebut (Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam)? Jawab: Inggris menerapkan politik Malayan Union. Malayan Union telah diperkenalkan oleh Partai Buruh Inggris beberapa bulan setelah Inggris menduduki kembali Tanah Melayu. Dikatakan pelaksanaan Malayan Union pada April 1946 di Tanah Melayu telah membangkitkan semangat nasionalisme penduduk lokal khususnya orang-orang Melayu. Mereka merasakan adat dan tradisi yang dibawa malayan union sangat bertentangan dengan bangsa malaysia, Malayan Union secara drastis mengubah taraf negeri-negeri Melayu dari negeri-negeri protektorat Inggris ke jajahan langsung Inggris, menghapus hak istimewa orang Melayu sebagai peribumi dengan memperkenalkan konsep kerakyatan 'jus soli' yaitu kewarganegaraan diberikan kepada semua orang asing yang dilahirkan di tanah Melayu dan mereka yang berumur 18 tahun ke atas dan telah tinggal selama 10 dari 15 tahun sebelum 15 februari 1942, serta menghapus kedaulatan raja-raja Melayu. Orang-orang Melayu terasa diancam oleh mereka para pendatang . Cina dan India menjadi rakyat di negara melayu dengan sangat mudah. Keadaan ini menimbulkan kekacauan yang paling penting orang Melayu kehilangan kuasa politiknya. Bagian dari Tanah Melayu adalah Sabah, Sarawak, Singapura dan Brunei. Walau bagaiamanapun Brunei kemudian telah menarik diri dengan alasan-alasan tersendiri. pada 9 Juli 1963 perjanjian penting telah ditandatangani di Malborough House, London yaitu Kantor Perhubungan Persemakmuran. Perjanjian Pendirian Federasi Malaysia ini telah ditandatangani oleh Pemerintah Inggris, Federasi Tanah Melayu, Sabah, Sarawak dan Singapura. Perjanjian ini, adalah lanjutan dari Perjanjian-Perjanjian yang telah diadakan sebelumnya, dan merupakan Perjanjian yang paling rumityang hampir menemui jalan buntu dan akhirnya dapat diselesaikan. Upacara yang mengakhiri sejarah penjajahan Inggris selama ratusan tahun di Singapura, Sabah dan Sarawak telah ditandatangani dalam lima salinan oleh wakil-wakil pemerintah-pemerintah yang terlibat. 5. Bagaimana proses masuknya imperialisme Inggris di ketiga negara tersebut (Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam)? Jawab: a. Masuknya Inggris di Singapura SHTI atau Syarikat Hindia Timur Inggris gagal dalam penguasaannya atas Pulau Pinang. Sehingga SHTI sangat memerlukan sebuah pangkalan baru di Kepulauan Melayu. Keinginan untuk membangun pangkalan baru di pengaruhi faktor lain yaitu: Perdagangan SHTI dengan China semakin penting. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah pelabuhan yang strategis di selatan Selat Melaka untuk menguasai laluan perdagangan antara China dengan India. Dan SHTI ingin memecahkan monopoli perdagangan Belanda. Untuk itulah maka Stamford Raffles diminta untuk mencarikan sebuah pelabuhan baru untuk menyaingi pengaruh Belanda. Raffles telah memberitahu kepada SHTI bahwa Singapura boleh dijadikan sebagai pangkalan baru, dan pada masa itu, Singapura berada di bawah kerajaan Johor. Raffles sangat berminat dengan Singapura untuk di jadikan sebagai pangkalan pelabuhan yang baru. Raffles tiba di Singapura Pada tahun1819. Saai itu Singapura diperintah oleh Temenggung Abdul Rahman. Suatu perjanjian telah dibuat pada 30 Januari 1819 antara Raffles dengan Temenggung Abdul Rahman. Perjanjian itu terpaksa ditandatangani oleh Temenggung Abdul Rahman kerana beliau bimbang diserang oleh Raffles. b. Masuknya Inggris di Malaysia Malaysia merupakan negara kawasan Asia Tenggara yang menjadi tempat persinggahan bangsa-bangsa

Eropa untuk melakukan peradagangan karena terdapatnya Semenanjung Malaya yang merupakan jalur perdagangan. Sebelum Malaysia menjadi wilayah imperialisme Inggris, pada tahun 1511, Malaka ditaklukan oleh Portugal, yang mendirikan sebuah koloni di sana, sehingga menyebabkan berakhirnya Kesultanan Malaka. Kekuasaan Portugis atas Malaka kemudian digantikan oleh Belanda pada tahun 1641, namun tidak membawa banyak perubahan dalam sikap hidup bangsa melayu yang beragama islam . Pada akhir abad ke18, mulailah Inggris melakukan ekspansi awalnya di Malaysia dengan merebut pulau Pinang dari Sultan Kedah. Ekspansi Inggris tersebut dilanjutkan dengan merebut Singapura dari Sultan Johor. Dua tahun kemudian wilayah Pinang, Malaka, dan Singapura dihimpun dalam suatu wilayah kekuasaan Inggris, yang dikenal dengan nama Straits Settelements (wilayah permukiman selat malaka). Selanjutnya, setelah mendirikan Straits Settelements, Inggris mulai mendirikan koloni pertamanya di Semenanjung Malaya. Pada tahun 1786, Inggris melakukan awal koloninya dengan penyewaan pulau Pinang kepada Perusahaan India Timur Britania oleh Sultan Kedah. Pada tahun 1824, Britania Raya menguasai Malaka (setelah ditandatanganinya Traktat London atau Perjanjian Britania-Belanda 1824 yang membagi kepemilikan Nusantara kepada Britania dan Belanda, Malaya untuk Britania, dan Indonesia untuk Belanda). c. Masuknya Inggris di Brunei Darussalam Imperilaisme Inggris di Brunei di awali dengan kedatangan James Brooke pada tahun 1839. James Brooke datang ke Serawak dan menjadi raja di sana serta menyerang Brunei, Jadi secara lansung Serawak di kuasai oleh Inggris dan Brunei kehilangan wilayah Serawak. Kemudian pada tanggal 19 Desember 1846, pulau Labuan dan sekitarnya diserahkan kepada James Brooke. Sedikit demi sedikit wilayah Brunei jatuh ke tangan Inggris melalui perusahaan-perusahaan dagang. Pada tahun 1888, Brunei menjadi sebuah negeri di bawah perlindungan kerajaan Britania, tetapi dengan urusan luar negara tetap diawasi Britania. Pada tahun 1906, Brunei menerima suatu lagi langkah perluasan kekuasaan Britania saat kekuasaan eksekutif dipindahkan kepada seorang residen Britania, yang menasihati baginda Sultan dalam semua perkara, kecuali yang bersangkut-paut dengan adat istiadat setempat dan agama. Nurul Hidayat, Wardah AjHaa, Nanin Handayani, Kinanthi Kerabatkotak, Erly Nurul, Mindy CelaLu BersaMa sebarin n udh q krim dHistorika 2011 tolong dicek

You might also like