Professional Documents
Culture Documents
Oleh: Musaffak
Peta Konsep
Pengertian
Pengertian
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda, menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, lawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan. Ragam Bahasa Indonesia ilmiah merupakan ragam bahasa Indonesia yang digunakan untuk kegiatan ilmiah oleh kelompok masyarakat terpelajar. Kegiatan ilmiah biasanya bersifat resmi. Sebagai kegiatan yang bersifat resmi, ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ragam bahasa Indonesia baku. Jadi, ragam bahasa Indonesia ilmiah adalah ragam bahasa Indonesia baku yang digunakan untuk kegiatan ilmiah oleh kelompok masyarakat terpelajar.
3. Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas/denotatif (tidak bermakna kias) dan menghindari penggunaan gaya bahasa. Ciri ini bertolak belakang dengan ciri bahasa Indonesia ragam sastra. Contoh: Kondisi kedua desa itu seperti bumi dengan langit. (K) Kondisi Kedua desa itu sangat berbeda. (L) 4. Setiap proposisi dan kalimat harus jelas dan harus tegas batas pemyataannya. Contoh batas pernyataan yang tidak jelas: (Contoh 1) Dalam dunia linguistik dikenal tiga herarkhi, yaitu: a. Hierarkhi Fonologikal Hierarkhi fonologikal adalah herarkhi linguistik yang mengkaji bahasa dalam lingkup bunyi secara umum, baik bunyi yang mendukung arti maupun bunyi yang tidak mendukung arti. b. Hierarkhi Gramatikal Hierarkhi gramatikal adalah hierarkhi linguistik yang mengkaji bahasa dalam lingkup pembentukan kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, monolog, dialog, percakapan, dan wacana. c. Hierarkhi Referensial Hierarkhi referensial adalah herarkhi linguistik yang mengkaji bahasa dalam lingkup makna leksikal, makna terminologis, makna tematik, dan makna interaktif
Seharusnya: Dalam dunia linguistik dikenal tiga hierarkhi, yaitu hierarkhi fonologiokal, hierarkhi gramatikal, dan hierarkhi referensial. a. Hierarkhi Fonologikal Hierarkhi fonologikal adalah hierarkhi linguistik yang mengkaji bahasa dalam lingkup bunyi bahasa secara umum, baik bunyi yang medukung arti maupun bunyi yang tidak mendukung arti. b. Hierarkhi Gramatikal Hierarkhi gramatikal adalah hierarkhi linguistik yang mengkaji bahasa dalam lingkup pembentukan kata frasa, klausa, kalimat, paragraf, monolog, dialog, percakapan, dan wacana. c. Hierarkhi Referensial Hierarkhi referensial adalah hierarkhi linguistik yang mengkaji bahasa dalam lingkup makna leksikal, makna terminologis, makna tematik, dan makna interaktif. Contoh lain: (Contoh 2) Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kesejahteraan keluarga dengan prestasi belajar siswa
b. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kesejahteraan keluarga dengan motivasi belajar siswa. c. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kesejahteraan keluarga, motivasi belajar, dan prestasi belajar siswa Seharusnya: Tujuan penelitian ini adalah: a. untuk mengetahui hubungan antara tingkat kesejahteraan keluarga dengan motivasi belajar siswa; b. untuk mengetahui hubungan antara tingkat kesejahteraan keluarga dengan prestasi belajar siswa; dan c. untuk mengetahui hubungan antara tingkat kesejahteraan keluarga, motivasi belajar, dan prestasi belajar siswa. Contoh lain lagi: (Contoh 3) Hasil penelitian merunjukkan bahwa: 1) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kesejahteraan keluarga dengan motivasi belajar siswa. 2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kesejahteraan keluarga dengan prestasi belajar siswa. 3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kesejahteraan keluarga, motivasi belajar, dan prestasi belajar siswa.
Seharusnya: Hasil panelitian menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan yang positif dan signifkan antara kesejahteraan keluarga dan motivasi belajar siswa; 2) ada hubungan yaitu positif dan signifikan antara kesejahteraan keluarga dengan prestasi belajar siswa; dan 3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara kesejahteraan keluarga, motivasi belajar, dan prestasi belajar siswa. 5. Adanya kohesi dan koherensi antarkalimat dan antarparagraf. Kohesi antarkalimat dalam suatu paragraf terjadi apabila semua kalimat-kalimat penjelas tidak ada yang menyimpang dari ide pokok, atau dengan kata lain kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf itu semuanya mendukung ide pokok. Koherensi antarkalimat dalam suatu paragraf terjadi apabila kalimat-kalimat dalam paragraf itu satu sama lain saling berhubungan secara selaras.
5. Penggunaan struktur logika yang tidak rancu. Contoh: Waktu dan tempat kami persilakan. (TB) Bapak Dekan kami persilakan. (B) Waktu dan tempat kami serahkan. (B) 6. Penggunaan unsur-unsur gramatikal yang tidak redundan/berlebihan. Contoh: Kejujuran adalah merupakan syarat mutlak seorang pemmimpin. (TB) Kejujuran merupakan syarat mutlak seorang pemimpin. (B) PT Trikarsa Nusantara telah membangun sepuluh rumah-rumah. (TB) PT Trikarsa Nusantara telah membangun sepuluh rumah. (B) 7. Penggunaan bentuk gramatik yang tidak dipendekkan. Contoh: apabila (B) - bila (TB) tetapi (B) - tapi (TB) Bagaimana, begini? (B) - Gimana, gini? (TB) Sudah, begitu saja! (B) - Udah, gitu aja! (TB) 8. Menghindari unsur gramatikal dan leksikal daerah/dialek. Contoh: Perbedaannya sangat menyolok. (TB) Perbedaannya sangat mencolok. (B) Selamana ya wong cilik yang menjadi korban. (TB) Selamanya orang kecil yang menjadi korban. (B)
9. Penggunaan sapaan formal. Contoh: Kapan Saudara datang? (B) Kapan situ datang? (TB) 10. Penggunaan pola urutan aspek + pelaku + verba pada bentuk pasif berpelaku. Contoh: Barang-barang pesanannya akan saya kirim segera. (B) Barang-barang pesanannya saya akan kirim segera. (TB) 11. Penggunaan bentuk padu (sintetik). Contoh: Anaknya selalu membikin susah orang tua. (TB) Anaknya selalu menyusahkan orang tua. (B) 12. Penggunaan lafal baku untuk bahasa lisan dan penggunaan sistem tulis baku untuk bahasa tulis. Lafal baku adalah lafal yang tidak dikenali ciri kedaerahannya, sedangkan sistem tulis baku adalah sistem tulis yang mengikuti ketentuan yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Dalam bahasa Inggris lafal baku secara eksplisit dicantumkan pronounciationnya di belakang setiap kata di dalam kamus. Hal semacam itu tidak terjadi dalam kamus bahasa Indonesia. Atas dasar itu, lafal baku bahasa Indonesia didefinisikan secara mengambang, yakni ucapan atau lafal yang tidak dikenali lagi ciri kedaerahannya.
1) o o 2) o 3)
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Tidak baku: Kosakata lebih menekankan pada pilihan kata yang tidak baku. Contoh: Santoso ngebawa oleh-oleh. Makanan itu bikinan orang Jawa. Bentuk kata bahasa lisan cenderung tidak menggunakan imbuhan. Contoh: Ketika menjadi mahasiswa malas, kini setelah lulus malah nganggur. Kalimat cenderung tanpa unsur yang lengkap. Kejelasan kalimat dipengaruhi oleh unsur-unsur situasi ketika kalimat diucapkan. Isi kalimat dapat dimengerti tetapi struktur kalimat salah. Misalnya berupa anak kalimat, gabungan anak kalimat tanpa subjek, dan tanpa predikat. Contoh:
1) 2) 3) 4) 1) 2) 3)
4)
1)
2) 3)
Di UMM memiliki beberapa fakultas. (UMM memiliki beberapa fakultas.) Ciri-ciri ragam bahasa lisan, yaitu: memerlukan kehadiran orang lain; unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap; terikat ruang dan waktu; dan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara. Ragam bahasa lisan meliputi: ragam bahasa cakapan (ragam bahasa yang digunakan saat berbicara dengan teman, berbicara dengan orang lain yang lebih muda atau berbicara tidak resmi); ragam bahasa pidato (ragam bahasa yang digunakan untuk berpidato); ragam bahasa kuliah (ragam bahasa yang digunakan saat perkuliahan, misalnya saat mahasiswa berbicara dengan dosen); dan ragam bahasa panggung (ragam bahasa yang digunakaan saat pentas untuk menghibur orang lain). Kelebihan bahasa lisan Lebih jelas karena pembicara menggunakan tekanan dan gerak anggota badan, sehingga pendengar lebih mudah mengerti. Pembicara dapat langsung melihat ekspresi pendengar. Lebih bebas dalam mengungkapkan sesuatu.
1) 2)
3)
Kelemahan bahasa lisan Pembicara sering mengulang kalimat yang telah diucapkan. Pendengar belum tentu mendengar jelas apa yang dikatakan pembicara. Tidak semua orang bisa menyampaikan sesuatu dengan baik secara lisan.
a)
a)
a)
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Ragam ini menekankan penggunaan ragam bahasa baku, ejaan yang baku, kosakata yang baku, bentuk kata berimbuhan, dan kalimat yang lengkap. Contoh: Kosakata Dzikir Akbar merupakan salah satu rangkaian kegiatan Dies Maulidah UIN Malang. Bentuk kata Lukman sedang menulis skripsi guna memenuhi tugas akhir di UIN Maliki Malang. Khusnul Khotimah memasak sayur untuk korban bencana Lumpur Lapindo di Sidoarjo. Kalimat UB mengadakan seminar yang mengkaji bank nasional tahun 2011.
1) 2) 3) 4) 1) 2) 3) 4) 1) 2) 1) 2)
Ciri-ciri ragam bahasa tulis, yaitu: tidak memerlukan kehadiran orang lain; unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap; tidak terikat ruang dan waktu; dan dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan. Ragam bahasa tulis meliputi: ragam bahasa teknis (ragam bahasa yang memperhatikan teknis atau cara penulisan); ragam bahasa undang-undang (ragam bahasa menggunakan bahasa yang resmi); ragam bahasa catatan (ragam bahasa yang singkat untuk mengingatkan sesuatu); ragam bahasa surat (ragam bahasa untuk menyampaikan suatu informasi). Kelebihan Informasi yang disajikan dapat dikemas di dalam media cetak. Dapat menambah kosa kata Kelemahan Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.