Professional Documents
Culture Documents
1 Maret 2008
A. TEORI
Tujuan dari distilasi adalah memisahkan cairan yang lebih mudah menguap (volatil)
dari zat-zat yang sukar menguap (non volatil) atau yang lebih umum adalah untuk
memisahkan dua atau lebih cairan yang mempunyai titik didih berbeda dan dinyatakan
sebagai distilasi fraksionasi. Pendekatan teoritis mengenai distilasi fraksionasi memerlukan
pengetahuan mengenai hubungan antara titik didih atau tekanan uap campuran zat dan
komposisinya. Dengan mengetahui kurva distilasi dapat diperkirakan apakah pemisahan
memungkinkan dan dapat dilakukan dengan mudah atau sukar.
Menurut hukum Raoult, untuk sistem cair-cair, tekanan uap suatu zat sebanding
dengan fraksi mol zat yang ada dalam larutan dan dinyatakan dengan hubungan :
P A = K XA (1)
Bila XA = 1, berarti zat A murni sehingga PA = K = PoA yang merupakan tekanan uap zat A
murni pada suhu tertentu, sehingga substitusi pada persamaan (1) mengahasilkan :
PA = PoA XA (2)
Tekanan uap suatu komponen dalam larutan pada suhu tertentu sama dengan tekanan uap zat
murni dikalikan dengan fraksi molnya dalam larutan.
Untuk campuran komponen A dan B yang mudah menguap dan membentuk larutan
ideal, didapatkan hubungan :
Tekanan uap di atas larutan sebanding dengan fraksi mol dalam fasa uap sehingga komposisi
dalam fasa uap dapat dinyatakan dengan :
(5)
XUA PA XUB PB
PA + dan PA +
= =
PB PB
(5)
Dengan demikian konsentrasi relatif dari masing-masing komponen dalam fasa uap dan cair,
misalnya untuk komponen B adalah :
Bila POA sama dengan POB , maka XUB sama dengan 1 karena dalam fasa cair, XA + XB = 1.
XB
O O
Bila P B > P A maka konsentrasi B dalam fasa uap lebih besar daripada fasa cair dan
sebaliknya bila POB < POA konsentrasi B dalam fasa uap lebih sedikit.
Titik didih normal suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan
tekanan atmosfer. Campuran dengan titik didih konstan disebut campuran azeotrop dan
mempunyai komposisi tertentu. Contohnya : campuran 95% etanol dengan air akan
membentuk azeotrop dengan titik didih minimum.
Jenis-jenis distilasi :
3. Distilasi Fraksionasi
Distilasi fraksionasi diperlukan untuk pemisahan dua atau lebih komponen yang mudah
menguap atau yang mempunyai perbedaan titik didih yang rendah. Kolom fraksionasi
memungkinkan adanya kesetimbangan antara turunnya cairan yang mengkondensasi dan
naiknya uap, sehingga menghasilkan siklus penguapan kondensasi dalam jumlah banyak.
Panjang dan jenis kolom fraksionasi yang diperlukan bergantung pada titik didih
komponen-komponen yang akan dipisahkan. Pemisahan yang sesuai untuk komponen-
komponen dengan perbedaan titik didih 15-20oc adalah dengan menggunakan vigorous.
Untuk komponen-komponen dengan titik didih yang lebih dekat diperlukan “packed
column” atau “Spinning Band Column”.
Kondisi kesetimbangan harus dijaga dalam kolom fraksionasi pada setiap saat untuk
memperoleh pemisahan yang baik. Istilah reflux digunakan untuk cairan yang menguap
dan kembali ke labu semula sebagai kondensat. Perbandingan distilat dengan jumlah
kondensat yang kembali ke labu distilasi (disebut refluks ratio) biasanya harus lebih besar
dari satu dan umumnya antara 5-10 untuk komponen yang relatif mudah dipisahkan.
Untuk menjaga refluks ratio dalam daerah ini diperlukan pengontrolan pemanasan labu
distilasi.
4. Distilasi Uap
Distilasi ini digunakan untuk cairan-cairan yang sama sekali tidak mau bercampur
(immiscible) atau cairan yang bercampur (miscible) sangat terbatas. Campuran heterogen
dari dua cairan ini (A dan B) tidak mengikuti hokum Raoult, tetapi masing-masing
komponen mempunyai tekanan uap parsial (POB atau POA) yang sama dengan tekanan uap
zat murni pada suhu tertentu. Dengan kata lain, tekanan uap parsial masing-masing
komponen dalam campuran heterogen hanya bergantung pada suhu. Bila POB + POA sama
dengan tekanan atmosfer, campuran mendidih. Karena POB dan POA aditif, titik didih
campuran selalu dibawah titik didih dari komponen yang lebih mudah menguap. Titik
didih campuran dan komposisi distilat akan tetap konstan sampai salah satu komponen
hampir sempurna dikeluarkan. Oleh karena salah satu komponen air, distilasi uap pada
tekanan atmosfer akan menghasilkan pemisahan komponen-komponen dengan titik didih
yang cukup tinggi pada suhu di bawah 100oc.
Komposisi uap dapat dihitung dengan mudah sebagai berikut : jumlah molekul masing-
masing komponen dalam fasa uap akan sebanding dengan tekanan uap parsialnya,
contohnya tekanan uap dari zat murni pada suhu tersebut. Jika P A dan PB adalah tekanan
uap dari dua zat cair A dan B pada tekanan titik didih campuran, maka tekanan total P :
P = PA + PB
POA dan POB : tekanan parsial dari komponen A dan B pada suhu dimana distilasi
berlangsung
MA dan MB : bobot molekul A dan B
Persamaan di atas menunjukan bahwa makin kecil harga POA MA, maka makin besar
harga berat B. Air mempunyai bobot molekul yang relatif rendah dan tekanan uap yang
tergolong sedang. Zat-zat dengan bobot molekul tinggi dan tekanan uap rendah dapat
dipisahkan dengan metode ini secara ekonomis dalam skala besar.
B. CARA KERJA
Distilasi sederhana
1. Siapkan unit distilasi sebagai berikut : sebagai labu distilasi gunakan labu bulat
berukuran 100 ml berleher pendek. Masukkan 2 buah batu didih yang bersih di
dalam labu.
2. Siapkan sumbat gabus/karet yang dilubangi sesuai dengan ukuran thermometer
dan masukkan termometer ke dalam lubang sumbat. Selanjutkan tempatkan
sumbat sedemikian sehingga bulb air raksa berada sedikit di bawah sambungan
dengan kondensor. Hubungkan bagian atas labu distilasi dengan kondensor
melalui sumbat berlubang yang sesuai dan masing-masing di-klem.
3. Selanjutnya hubungkan adaptor dengan ujung kondensor yang lain.
4. Siapkan sejumlah gelas ukur 10ml untuk menampung distilat yang diperoleh.
5. Masukkan ke dalam labu distilasi campuran 25ml metanol dengan 25 ml air,
gunakan corong bertangkai panjang untuk memasukkan cairan.
6. Panaskan labu dan atur pemasangan sehingga distilat yang diperoleh sebanyak 1
tetes setiap 2-5 detik.
7. Catat suhu setiap interval 2ml dan setiap 2ml distilat tersebut dilakukan
penimbangan (4 angka dibelakang koma)
8. Distilasi harus dihentikan sebelum cairan dalam labu distilasi habis atau kering.
(pada suhu 1000C atau mendekati)
9. Buatlah grafik suhu vs volume distilat untuk suatu sistem distilasi sederhana.
Distilasi uap
1. Siapkan sampel yang telah dipotong-potong dan dikeringkan (jahe sereh, kulit
jeruk daun cengkeh, cengkeh, kayu manis, bunga kenanga, daun minyak kayu
putih, dll) sebanyak kurang lebih 1 kg, atau sesuai kapasitas alat. Masukkan air ke
dalam tungku distilasi uap sampai batas (air tidak menggenangi sampel),
selanjutnya masukkan sampel dan susun alat.
2. Distiliasi dapat dimulai. Jaga agar air kondensor tetap dingin, dengan penambahan
es atau penggantian air.
3. Amati dan catat setiap perubahan yang terjadi. Distilasi dapat dihentikan bila
minyak atsiri yang didapat sudah tidak bertambah lagi.
C. PERTANYAAN
1. Apakah tujuan distilasi?
2. Buatlah tabel jenis dan perbedaan distilasi!
3. Berapakah titik didih etanol?