You are on page 1of 14

KONSEP DASAR KERANGKA ILMIAH

Beberapa jenis karya ilmiah: Makalah: untuk melengkapi tugas-tugas mata kuliah Kertas kerja: disajikan dalam seminar atau lokakarya Skripsi: untuk melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana muda/ S-1 Tesis: untuk melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana muda/ S-2 Disertasi: untuk melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana muda/ S-3

Manfaat Penyusunan karya Ilmiah ( menurut Sikumbang, 1981: 2-5)


1. Penulis akan terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca kepustakaan dulu yang ada relevansinya dengan topik yang akan dibahas. 2. Penulis akan terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pikiran yang lebih matang. 3. Penlis akan berkenalan dengan kegiatan kepustakaan, seperti mecatat bahan bacaan dalam katalog pengarang atau catalog judul buku. 4. Penulis akan dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis. 5. Penulis akan memperoleh kepuasan intelektual. 6. Penulis turut memperluas ilmu pengetahuan masyarakat.

Tujuh macam sikap ilmiah (menurut Brotowidjoyo, 1985: 33-34)


1. Sikap ingin tahu 2. Sikap kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya 3. Sikap terbuka dinyatakan dengan selalu bersedia mendenganrkan keterangan dan argumentasi orang lain 4. Sika objektif diperlihatkan dengan menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi oleh perasaan pribadi 5. Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan berterima kasih atas karangan orang lain. 6. Sikap berani empertahankan kebenaran diwujudkan dengan membela fakta dan atas hasil penelitian. 7. Sikap menjangkau ke depan, yaitu berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikan, bahkan mampu menyusun sebuah teori baru

Waktu yang dipelukan untuk penyusunan


1. Makalah dan kertas kerja (ketebalan kurang dari 15 halaman): maksimal 3 bulan 2. Skrips dan tesis: 6 s.d. 12 bulan 3. Disertasi: 12 s.d. 24 bulan

TAHAP-TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH


Menurut Arifin (2008: 7-9) pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap dengan jadwal kegiatan dengan penyusunan sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Persiapan: bulan pertama (satu bulan) Pengumpulan data: bulan kedua (3 bulan) Pengorganisasian: bulan kelima Pengonsepan: bulan keenam (2 bulan) Pemeriksaan penyuntingan: bulan kedelapan Pengetikan/penyajian: bulan kesembilan.

Tahap Persiapan
a. Pemilihan Topik/ Masalah Topik/masalah adalah pokok pembicaraan. Hal yang perlu dpertimbangkan dengan saksama untuk topik untuk penyusun karya ilmiah adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Topik yang dipilih harus berada di sekitar Anda Topik yang dipilih harus topik yang menarik perhatian Anda Topik yang dipilih harus terpusat pada suatu ruang lingkup sempit dan terbatas Topik yang disusun harus memiliki data dan fakta yang objektif. Topik yang dipilih harus Anda ketahui prinsip ilmiahnya walaupun serba sedikit Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahasa kepustakaan yang memberikan informasi tentang pokok masalah yang ditulis. Sumber kepustakaan dapat berupa buku, majalah, surat kabar, brosur, surat keputusan, situs web atau undangundang CTT: Penentuan judul karya ilmiah dapat ditempuh dengan melontarka pertanyaan: masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan Judul karya ilmiah harus berbentuk frasa, bukan kalimat. mengembang menjadi pengembangan bermanfaat menjadi manfaat Setelah menggunakan pertanyaan masalah apa, mengapa, di mana, dan kapan, Anda bisa memiliki judul karya ilmiah sebagai berikut. 1. Pengembangan Industri Metanol di Pulau Bunyu Tahun 2008 2. Manfaat Desain Interior dalam Mendukung Kegunaan Perkantoran di Jakarta Dewasa Ini

Lanjutan..
Adakalanya pertanyaan di mana tidak diperlukan, tetapi pertanyaan kapan diperlukan atau sebaliknya. Inseminasi Buatan di Peternakan Sapi Tapos, Jawa Barat (tanpa pertanyaan kapan) Persaingan Bangunan Tradisional dangan Bangunan Modern Saat Ini (tanpa pertanyaan di mana) Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah (tanpa pertanyaan kapan dan di mana)

Pembuatan Kerangka Karangan


Kerangka karangan disebut juga dengan ragangan (outline) Contoh Ragangan 1 PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN PAPAN PARTIKEL DI JAKARTA SAAT INI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN PAPAN PARTIKEL 1. Pengenalan Papan Partikel 1. Jenis-jenis Papan Partikel 2. Sifat-Sifat Papan Partikel 2. Pembuatan Papan Partikel 1. Bahan Baku 2. Proses Pembuatan 3. Teknik Pembuatan 3. Penggunaan Papan Partikel 1. Tempat Penggunaan Papan Partikel 2. Keuntungan Pengunaan Papan Partikel Contoh Ragangan 2 HIDROPONIK BERCOCOK TANAM TANPA TANAH 1. METODE HIDROPONIK 1.1 Metode Kultur Air 1.2 Metode Kultur Pasir 1.3 Metode.. 1. LOKASI HIDROPONIK 2.1 Hidroponik di Halaman 2.1 Hidroponik di Kebun 1. PENANGGULANGAN KESULITAN 3.1.. 3.2.. 3.3..

Contoh Daftar Isi


PRAKATA/ KATA PENGANTAR

1.1

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1.2 Tujuan Pembahasan 1.3 Kerangka Teori 1.4 Sumber Data dan Cara Pengumpulan Data BAB II METODE HIDROPONIK Metode Kultur Air Metode Kultur Pasir Metode.. LOKASI HIDROPONIK

BAB III

LOKASI HIDROPONIK Hidroponik di Halaman Hidroponik di Kebun

BAB IV PENANGGULANGAN KESULITAN 4.1.. 4.2.. 4.3..

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran

KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk terdiri atas paling sedikit dua kalimat dasar. a. Saya membaca buku pelajaran. (kalimat dasar pertama) b. Dia menulis laporan tahunan. (kalimat dasar kedua) *Saya membaca buku pelajaran dan dia menulis laporan tahunan

a. Kami belajar keras b. Mereka bersantai-santai *Kami belajar keras; mereka bersantai-santai

I.Kalimat Majemuk Setara (KMS)


Kalimat yang unsur-unsurnya sederajat atau setara. Artinya, unsur yang satu tidak lebih tinggi atau lebih rendah dari unsur yang lain. Masing-masing unsur yang membentuk kalimat majemuk itu dapat berdiri sendiri. Berdasarkan konjungsi yang digunakan, kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat macam. a. b. c. d. KMS Penjumlahan/ Gabungan KMS Pertentangan/ Perlawanan KMS Pemilihan KMS Perurutan

AD 1. Kalimat Majemuk Setara Penjumlahan/ Gabungan


Kalimat majemuk setara ini menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan pengabungan dari beberapa kalimat dasar: dan, serta, lagi pula, dan baik.......maupun. Contoh: a) Para tokoh oposisi mendesak para pejabat untuk mengakhiri pertikaian pendapat dan mengajaknya menyelesaikan kasus tersebut. b) Para pendukung grup musik tersebut marah serta mengobrak-abrik panggung pementasan. c) Petugas menggeledah kamar penginapan para peserta wisata lagi pula mengintrograsi tanpa ampun. d) Baik membaca maupun menulis harus di ruang membaca.

AD 2. Kalimat Majemuk Setara Perlawanan/Pertikaian


KMS Perlawanan: Kalimat majemuk yang berhubungan di antara kalimat yang membentuknya menyatakan hubungan perlawanan. Konjungsi yang digunakan untuk menandai: tetapi, tidak......tetapi, bukan.......melainkan, sedangkan, dan padahal. Contoh: Pestisida telah disemprotkan, tetapi tanaman masih tetap diserang hama wereng. Tempat itu bukan saja digunakan untuk pertemuan para atlet, melainkan digunakan untuk pertunjukan konser. Tagihan pulsa teleponnya melonjak, sedangkan gajinya baru saja terpotong 25 %. Presiden tidak dapat hadir dalam acara itu, tetapi diwakilkan tugas itu kepada mentri Pendidikan Nasional

AD 3. Kalimat Majemuk Setara Pemilihan


KMS Pemilihan: kalimat yang hubungan di antara kalimat yang membentuknya menyatakan hubungan pemilihan. Konjungsi yang digunakan sebagai penanda adalah: atau Contoh: Saya tidak tahu apakah akan melaporkan kasus ini atau tetap mendiamkannya sampai waktu tak tertentu.

AD 4. Kalimat Majemuk Setara Perurutan


KMS Perurutan: Kalimat majemuk yang hubungan di antara kalimat dasar yang membentuknya menyatakan hubungan pemilihan. Konjungsi yang digunakan sebagai penanda: lalu, lantas, terus, dan kemudian Contoh: Dia merasa dicemarkan nama baiknya lalu gugatan pun diajukan. Kami sudah tiga kali melaporkan kasus ini lantas polisi mulai melakukan penyelidikan. Peserta telekuis boleh meneruskan permainannya kemudian para pemandu melanjutkan pertanyaannya.

Kesalahan Penggunaan Kata Penghubung


Hubungan antarkalimat yang membentuk kalimat majemuk selain ditandai oleh kata penghubung juga ditandai oleh tanda koma (,) atau titik koma (;) (dalam KMS Penjumlahan/Gabungan) Contoh: -Tanah tinggalan orang tuanya telah dijualnya, tetapi uangnya digunakan untuk foya-foya. (SALAH) -Tanah tinggalan orang tuanya telah dijualnya dan uangnya digunakan untuk foya-foya. (BENAR) -Kita dapat tidur nyaman diperumahan ini, tetapi investasi pun aman. (SALAH) -Kita dapat tidur nyaman diperumahan ini dan investasi pun aman. (BENAR)

Kesejajaran Unsur-Unsur Kalimat


* Jika kalimat pertama yang menjadi unsur KMS itu berupa kalimat nominal (unsur P-nya), kalimat kedua dan kalimat selanjutnya juga harus berupa kalimat nominal. * Jika kalimat pertama dan KMS berupa kalimat transitif, kalimat kedua dan kalimat selanjutnya harus berupa kalimat transitif.

Contoh: Para pegawai negeri menerima gaji setiap awal bulan dan dibelanjakan sebagian untuk keperluan sehari-hari. (SALAH) Para pegawai negeri menerima gaji setiap bulan dan membelanjakannya sebagian untuk keperluan sehari-hari. (BENAR) ATAU Gaji diterima setiap bulan oleh pegawai negeri dan dibelanjakan sebagian untuk keperluan sehari-hari. (BENAR) Penulisan laporan itu dilakukan oleh kelompok V, tetapi kelompok I menyempurnakan. (SALAH) Penulisan laporan itu dilakukan oleh kelompok V, tetapi disempurnakan oleh kelompok I. ATAU Kelompok V melakukan penulisan laporan itu, tetapi kelompok I menyempurnakannya.

II. Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)


KMB adalah Kalimat yang unsur-unsurnya tidak sederajat. Artinya, unsur yang satu menjadi bagian dari unsur yang lain, yaitu antara induk kalimat(IK) dan anak kalimat (AK) Ciri yang membedakan induk kalimat dari anak kalimat dilihat dari: Kemandirian (IK) Kata Penghubung (AK) Perhatikan kalimat berikut! - Cerita pendek ini sangat bagus meskipun hanya dikerjakan dua bulan. Cerita pendek ini sangat bagus (IK) meskipun hanya dikerjakan dua bulan (AK) - Karena ingin mendengarkan ceramah, ia berangkat pagi-pagi. Karena ingin mendengar ceramah (AK) ia berangkat pagi-pagi (IK)

Macam-macam Kalimat Majemuk Bertingkat


1. Anak Kalimat Keterangan (AKK) a. AKK Waktu b. AKK Syarat c. AKK Tujuan d. AKK Konsesif e. AKK Penyebab f. AKK Akibat g. AKK Cara h. AKK Pewatas

2. Anak Kalimat Objek A. Anak Kalimat Keterangan Waktu (AKK Waktu) AK ini menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau keadaan yang dinyatakan induk kalimat. Konjungsinya: ketika, sebelum, sesudah, sejak, sewaktu, setelah, selama, sehabis, selagi, dan tatkala. Contoh: - Hal itu dicanangkan ketika Kongres Bahasa Indonesia dibuka oleh Kepala Negara. - Sejak ia bekerja, kebutuhan hidupnya dapat tercukupi. - Sesudah lulus ujian sarjana, ia langsung bekerja. - Sehabis dipanggil atasannya, Pak Budi tampak murung. - Dia datang setelah rapat itu berakhir. B. Anak Kalimat Keterangan Syarat (AKK Syarat) AK ini menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau keadaan yang dinyatakan dalam induk kalimat. Konjungsinya: jika, jikalau, kalau, seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, bila, bilamana, dan umpama. Contoh: - Kalau kamu kerjakan dengan komputer, pekerjaan itu akan cepat selesai. - Jika pendapat Pak Parjo itu diikuti, karya tulis ini harus diubah total. - Seandainya diizinkan, saya akan kuliah di UGM. - kami bisa datang pukul 8.00 asalkan kantor menyediakan bus karyawan. - Dia pasti tidak datang bila pukul 9.00 belum terlihat di ruang kerjanya. - Kamu dapat menjawab semua pertanyaan tadi andaikan konsep dasar buku itu telah kamu kuasai. C. Anak Kalimat Keterangan Tujuan (AKK Tujuan) AK ini menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau keadaan yang dinyatakan dalam induk kalimat. Konjungsinya: jika, jikalau, kalau, seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, bila, bilamana, dan umpama. Contoh: - Kalau kamu kerjakan dengan komputer, pekerjaan itu akan cepat selesai. - Jika pendapat Pak Parjo itu diikuti, karya tulis ini harus diubah total. - Seandainya diizinkan, saya akan kuliah di UGM. - kami bisa datang pukul 8.00 asalkan kantor menyediakan bus karyawan. - Dia pasti tidak datang bila pukul 9.00 belum terlihat di ruang kerjanya. - Kamu dapat menjawab semua pertanyaan tadi andaikan konsep dasar buku itu telah kamu kuasai

D. Anak Kalimat Keterangan Konsesif (AKK Konsesif) AKK Konsesif memuat pernyataan yang tidak akan mengubah apa yang dinyatakan dalam induk kalimat. Konjungsi: walaupun, meskipun, kendatipun, sungguhpun, betapapun, meski dan kendati. Contoh: - Walaupun telah ditegur atasannya, karyawan itu tetap datang terlambat. - Sekalipun rapat telah memutuskan masalah itu, dia tetap tidak mau menerima keputusan itu. - Dia akan memberantas korupsi di kantor ini meskipun tidak didukung oleh semua pihak. - Dia tetap kan datang biarpun harus naik bus tiga kali. - Kita harus tetap belajar betapapun usia telah setengah abad. E. Anak Kalimat Keterangan Penyebaban (AKK Penyebaban) AKK ini menyatakan sebab atau alasan terjadinya sesuatu yang dinyatakan dalam induk kalimat. Konjungsi: Contoh: - Karena laporan ini akan diserahkan besok, kita akan bekerja melebihi jam kerja. - Orang itu tidak dilibatkan dalam kegiatan karena sering tidak masuk masuk. - Makalah ini tidak dapat digandakan sebab tidak ada biaya untuk itu. - Dia tidak dapat menjawab pertanyaan semua peserta sebab baru pertama kali berbicara di depan oranng banyak. F. Anak Kalimat Keterangan Akibat (AKK Akibat) AKK Konsesif memuat pernyataan yang tidak akan mengubah apa yang dinyatakan dalam induk kalimat. Konjungsi: walaupun, meskipun, kendatipun, sungguhpun, betapapun, meski dan kendati. Contoh: - Walaupun telah ditegur atasannya, karyawan itu tetap datang terlambat. - Sekalipun rapat telah memutuskan masalah itu, dia tetap tidak mau menerima keputusan itu. - Dia akan memberantas korupsi di kantor ini meskipun tidak didukung oleh semua pihak. - Dia tetap kan datang biarpun harus naik bus tiga kali. - Kita harus tetap belajar betapapun usia telah setengah abad. G. Anak Kalimat Keterangan Cara (AKK Cara) AKK ini menyatakan cara pelaksanaan dari apa yang dinyatakan dalam induk kalimat Konjungsi: dengan, dalam, secara, dan tanpa.

Contoh: - Tanpa diketahui aparat kepolisian, istri Udin telah memberikan keterangan kepada pers. - Dalam menilai seseorang, kita sebaiknya berhati-hati. - Dengan menggunakan pendekatan kekeluargaan, akhirnya masalah itu dapat diselesaikan. - Dia dapat menghidupkan suasana diskusi siang itu dengan sedikit mengubah teknik persentasi. - Menteri itu secara mendadak mengadakan kunjungan secara mendadak ke beberapa daerah. H. Anak Kalimat Keterangan Pewatas (AKK Pewatas) AKK Pewatas selalu menjelaskan kata benda yang mendahuluinya. Konjungsi: yang - Karyawan yang harus pindah harus memperoleh persetujuan dari tempat kerjanya. - Laporan yang diserahkan minggu lalu telah dikembalikan kepada tim penyusun. - Dia adalah seorang karyawan yang berpretasi - Saya akan menjelaskan masalah yang dipersoalkan dalam pertemuan kemarin - Orang yang duduk di belakang itu adalah Sekretaris Menteri Kehakiman. 2. Anak Kalimat Objek (AKO) *AKO ini menyatakan sasaran dari apa yang dinyatakan dalam bentuk kalimat. * AKO selalu terletak di sebelah kanan predikat transitif aktif. Konjungsi: bahwa Contoh: - Pak Yusuf berjanji bahwa dia akan membantu pengetikan naskah itu. - Polisi mengatakan bahwa pelaku kejahatan itu akan diburu sampai tertangkap. - Pihak pemerintah menyatakan bahwa harga BBM belum dinaikkan tahun ini.

KALIMAT EFEKTIF
Kalimat Efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses penyampaian oleh pembicara atau penulis dan proses penerimaan oleh pendengar/ pembaca berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang disampaikan oleh pembicara atau penulis tergambar lengkap dalam pikiran pendengar/ pembaca.

Ciri-ciri kalimat efektif


1. Keutuhan 2. Kesejajaran a. Kesejajaran Bentuk b. Kesejajaran Makna 3. Pemfokusan a. Pengedepanan

b. Pengulangan 4. Penghematan a. Penghilangan subjek berulang b. Penghilangan bentuk ganda c. Penghematan penggunaan kata

1. Keutuhan Keutuhan pada kalimat efektif terlihat pada adanya keterkaitan makna atardata dalam kalimat tersebut. Perhatikan contoh berikut! # Kami pun akhirnya saling bermaafan. # Saya pun akhirnya saling memaafkan. # Mereka bebondong-bondong menuju ke pertunjukan rakyat itu. # Dia berbondong-bondong menuju ke pertunjukan rakyat itu. 2. Kesejajaran a. Kesejajaran Bentuk # Kesejajaran bentuk mengacu pada kesejajaran unsur-unsur dalam kalimat. Contoh: - Lokasi perumahan telah dipilih, tetapi lokasi itu belum disetujui oleh direktur - Lokasi perumahan telah dipilih, tetapi direktur belum menyetujuinya. - Pemimpin unit telah memilih lokasi perumahan, tetapi direktur belum menyetujuinya. Kesejajaran bentuk juga perlu diperhatikan dalam kalimat yang mengandung perincian Contoh: Langkah-langkah dalam wawancara adalah: a) pertemuan dengan orang yang akan diwawancara b) utarakan maksud wawancara c) mengatur waktu wawancara Agar sejajar, kalimat di atas diperbaiki menjadi seperti berikut. Langkah-langkah dalam wawancara adalah: a) mengatur pertemuan dengan orang yang akan diwawancara b) mengutarakan maksud wawancara c) mengatur jadwal wawancara

Kesejajaran Makna Pemfokusan: pemusatan perhatian pada kalimat tertentu. Perhatikan contoh berikut. a.Saya tidak memperhatikan dan mempunyai kepentingan terhadap masalah tersebut. b.Saya memperhatikan dan mempunyai kepentingan terhadap masalah tersebut. c. Saya tidak memperhatikan dan tidak mempunyai kepentingan terhadap masalah tersebut. Pemfokusan Pemfokusan: pemusatan perhatian pada kalimat tertentu. Bagian-bagian pemfokusan: a. Pengedepanan b. Pengulangan a. Pengedepanan Kalimat yang difokuskan diletakkan pada awal kalimat Perhatikan kalimat berikut! Piala Sudirman seharusnya tidak berpindah dari bumi pertiwi ini. Sangat memprihatinkan keadaan perekonomian Indonesia saat ini. Secara beringas mereka menyerbu pertokoan itu.

Coba bandingkan dengan kalimat berikut Seharusnya Piala Sudirman tidak berpindah dari bumi pertiwi ini. Keadaan perekonomian Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Mereka menyerbu pertokoan itu secara beringas.

(KALIMAT DI ATAS LEBIH FOKUS) b. Pengulangan Pemfokusan dapat ditempuh pula melalui pengulangan bagian yang difokuskan atau ditekankan. Seperti contoh berikut: Rajin membaca dan rajin menulis dapat menjamin prestasi belajar demi masa depan. Pandai bergaul, pandai berbicara, dan pandai membujuk adalah modal utama seorang pialang.

Penghematan Kalimat efektif ditandai pula dengan penggunaan kata secara hemat,

tidak mengulang subjek yang sama menghindari pemakaian bentuk ganda menggunakan kata secara hemat

Penghilangan Subjek Berulang


Dia masuk ke ruang pertemuan itu, kemudian dia duduk di kursi paling depan, lalu dia asik membaca novel. - Dia masuk ke ruang pertemuan itu, kemudian duduk di kursi paling depan, lalu asyik membaca novel. - Sejak saya bertempat tinggal di Bogor, saya mempunyai banyak waktu luang. - Sejak bertempat tinggal di Bogor, saya mempunyai banyak waktu luang. Penghilangan Bentuk Ganda Contoh bentuk ganda: - adalah merupakan agar supaya seperti misalnya sangatsekali amat sangat demi untuk hanyasaja -

Penghematan Penggunaan Kata Dalam bahasa Indonesia tidak dikenal bentuk jamak atau tunggal secara tata bahasa. Perhatikan contoh di bawah ini! - Beberapa rumah-rumah di bandaran kali itu akan segera ditertibkan. Karyawan harus menaati segala ketentuan ketentuan yang berlaku di kantor

Jenis Kalimat menurut Gayanya


Kalimat yang Berimbang: Apabila strukturnya memperlihatkan kesejajaran. - KMS atau KM Campuran Kalimat yang Melepas: Apabila induk kalimat di ikuti oleh anak kalimat atau unsur tambahan. -KMS Setara atau KM Bertingkat Kalimat yang Berklimaks: Anak kalimat mendahului induk kalimat. - KM Bertingkat Jenis Kalimat menurut Fungsi atau bentuknya Kalimat Pernyataan (deklaratif) Ditandai dengan akhir kalimat yang memakai tanda titik (.) Kalimat Pertanyaan (interogatif) Ditandai dengan akhir kalimat yang memakai tanda tanya (?)

Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif) Ditandai dengan akhir kalimat yang memakai tanda seru (!)

Kalimat Seruan
Ditandai dengan pemakaian tanda koma (,) untuk setiap kata pembuka awal, contohnya yaitu: nah, wah, aduh, bukan main,dst.

You might also like