Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lahir mendapat ASI eksklusif (tanpa tambahan apa-apa) selama enam bulan.
Sebab, menurut Badriul Hegar, ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi
dengan kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal (Suririnah, 2008
:10).
Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi di Indonesia
eksklusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi harus
mulai diberi makan pendamping ASI cukup dan aman dengan pemberian ASI
menerapkan kebijakan pemberian cuti melahirkan hanya tiga bulan. Karena itu,
dicanangkan, kenyataannya hal itu sulit dilakukan bagi ibu yang bekerja di luar
rumah. Kondisi fisik dan mental yang lelah setelah bekerja sepanjang hari telah
1
menghambat kelancaran produksi ASI (Suririnah, 2008 :10).
Berdasarkan data SDKI bayi usia 4 bulan pada tahun 2002-2003 hanya 55
persen yang memberikan ASI eksklusif, bahkan lebih parahnya bayi usia 6 bulan
hanya 39,5 persen dari keseluruhan bayi. Secara otomatis pemakaian susu
formula meningkat 3 kali lipat antara tahun 1997 – 2002 (Suririnah, 2008 :10).
untuk kesehatan bayi dan anak lebih sehat sehingga menurunkan angka kesakitan
dan kematian bayi dengan dampak juga akan meningkatkan kualitas SDM daerah
keampuhan ASI dan tergiur untuk memilih susu formula. Padahal, promosi
penambahan AA, DHA, ARA dan sebagainya sudah ada dalam komposisi ASI,
pun zat kekebalan tubuh (antibodi) untuk ketahanan tubuh bayi dan tidak terdapat
Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk
tinja yang encer dan frekuensinya lebih banyak dari biasanya. Neonatus
2
dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali. sedangkan
untuk bayi lebih dari 1 bulan dan anak dikatakan diare jika frekuensi lebih dari 3
Diare merupakan salah satu penyakit utama pada bayi di Indonesia sampai
saat ini. menurut survey pemberantasan penyakit diare tahun 2000 bahwa angka
kesakitan atau insiden diare terdapat 301 per 1000 penduduk di Indonesia. Angka
kesakitan diare pada balita 1,0 – 1,5 pertahun (DepKes RI, 2000: 3).
2000, bahwa 10% penyebab kematian bayi adalah diare. Data statistik
dan dua pertiganya adalah bayi dengan korban meninggal sekitar 600.000 jiwa
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif pada bayi 0-6 bulan sangat
Roesli (2000) dalam Purwanti, 2004 menunjukkan bahwa bayi yang tidak diberi
ASI eksklusif mempunyai kemungkinan 14,2 kali lebih sering terkena diare
dibandingkan dengan yang mendapat ASI eksklusif. Hal ini dapat disebabkan
karena ASI mengandung nilai gizi yang tinggi, adanya antibodi, sel-sel leukosit,
enzim, hormon dan lain-lain yang dapat melindungi bayi dari berbagai infeksi
Data yang didapatkan dari wilayah kerja Puskesmas Birobuli pada bulan
Januari sampai Mei 2008 yaitu jumlah keseluruhan bayi adalah 597 dan bayi yang
3
mendapat ASI eksklusif adalah 419 bayi (70%) dan yang tidak mendapat ASI
eksklusif adalah 178 bayi (30%) serta angka kejadian diare pada bayi adalah 183
bayi (30,6%). Dengan demikian cukup banyak jumlah bayi yang menderita diare
yang mana belum diketahui apakah bayi-bayi mendapat ASI eksklusif atau tidak.
penelitian yang berjudul “Perbedaan prevalensi penyakit diare pada bayi dengan
ASI eksklusif dan tidak eksklusif di Puskesmas Birobuli Palu tahun 2008”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Apakah ada perbedaan prevalensi penyakit diare pada bayi dengan ASI eksklusif
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
4
D. Manfaat Penelitian
ASI eksklusif dan tidak eksklusif sehingga pihak puskesmas bisa memberikan
3. Untuk penulis
Penelitian akan dilaksanakan di Puskesmas Birobuli Palu pada bulan Juli tahun
2008.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
a. Pengertian ASI
pertumbuhan bayi yang sehat. Memberikan ASI kepada bayi anda bukan
saja memberikan kebaikan bagi bayi tapi juga keuntungan untuk ibu
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif bagi bayi sejak bayi
6
4) Nutrisi yang terkandung pada ASI sangat mudah diserap oleh bayi.
diberikan ASI samapi lebih dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang
bayi mendadak.
10) Memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan
bayi.
7
4) Beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada
5) Karena begitu besar manfaat dari ASI maka WHO dan UNICEF
6 bulan.
Begitu banyak keuntungan yang diberikan Air Susu Ibu baik untuk ibu
maupun bayi. Berikanlah Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi anda sebagai hadiah
c) Kandungan dan nutrisi ASI ini sangat dibutuhkan oleh bayi pada enam
bulan pertama.
Antibodi ini sebenarnya diciptakan oleh si ibu sebagai respons atas kuman
e) Karena itu, ASI sekaligus mengurangi risiko bayi terkena alergi seperti
8
Menyusui adalah suatu proses yang terjadi secara alami. Jadi, jarang
sekali ada ibu yang gagal atau tidak mampu menyusui bayinya. Meskipun
demikian, menyusui juga perlu dipelajari, terutama oleh ibu yang baru
pertama kali memiliki anak agar tahu cara menyusui yang benar.
tiba-tiba. Ada serangkaian proses yang turut memberi andil dalam kelancaran
pemberian ASI, mulai dari persiapan fisik sampai batin calon ibu. Makin dini
bayi disusui, maka kian cepat dan lancar proses menyusui si kecil.
perkembangan fisik dan mental bayi bisa optimal. Caranya antara lain dengan
menyusui bayinya, khususnya setelah hamil anak pertama. Sebab, air susu ibu
alias ASI merupakan makanan yang sempurna bagi bayi. Kunci kesuksesan
penerapan manajemen laktasi yang baik. Tidak ada jadwal khusus yang bisa
diterapkan untuk pemberian ASI pada bayi. Jadi, ibu harus siap setiap saat
penuh di luar rumah sebelum bayi berusia enam bulan, pemberian ASI
9
Sejumlah ibu yang baru memiliki bayi mengaku terpaksa memberikan
susu formula lantaran harus kembali bekerja. Produksi ASI pun menurun
mereka yang mengalami gangguan dalam menyusui, seperti bayi tidak mau
Kendati demikian, hal itu tidak berarti kesempatan ibu yang bekerja
untuk memberi ASI eksklusif kepada bayinya hilang sama sekali. Bekerja
bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif bagi sang buah
hati. Selain diberikan secara langsung, yakni dengan menyusui si kecil, ASI
juga dapat diberikan secara tidak langsung dengan cara memberikan ASI
perah. Oleh karena itu, pengetahuan tentang cara memerah, menyimpan dan
memberikan ASI perah ini sebaiknya dikuasai para ibu. ASI sebaiknya
diperah setiap tiga jam karena produksi susu akan makin melimpah jika sering
dikeluarkan.
menggunakan tangan, alat secara manual, atau memakai alat pompa elektrik.
Namun, bila dilihat dari sisi ekonomis dan kepraktisan, memerah ASI dengan
tangan lebih unggul dibandingkan dua cara yang lain dan bisa melakukannya
kapan saja tanpa bantuan alat kecuali wadah yang bersih untuk menampung
ASI.
Cara apa pun yang dipilih, faktor kebersihan harus tetap diperhatikan.
Sebelum memerah ASI, cucilah tangan Anda dengan sabun dan air hingga
10
bersih dan sediakan wadah tertutup yang bersih dan steril untuk menampung
ASI. Kemudian, perah sedikit ASI lalu oleskan pada puting dan areola karena
Pada masa-masa awal, ibu tidak perlu putus asa jika jumlah ASI yang
memerah ASI memang butuh waktu dan latihan. Karena itu, ibu sebaiknya
berlatih memerah ASI sekitar satu minggu sebelum kembali bekerja. Selama
di tempat kerja, ibu dianjurkan memerah ASI sebanyak dua sampai tiga kali di
yang mudah disterilkan, misalnya botol atau cangkir tertutup rapat yang
terbuat dari plastik atau gelas, tahan dimasak dalam air mendidih, dan
mempunyai mulut lebar agar ASI yang diperah dapat ditampung dengan
dari kontaminasi dan berikan label waktu pemerahan pada setiap wadah ASI
perah.
Jika ASI perah akan diberikan kurang dari enam jam pada bayi, ASI
tersebut tidak perlu disimpan dalam lemari es. Dalam buku Kiat Sukses
Menyusui, ibu disarankan untuk tidak menyimpan ASI di suhu kamar lebih
dari tiga atau empat jam. ASI perah tahan enam sampai delapan jam di
ruangan bersuhu kamar, 24 jam dalam termos berisi es batu, 48 jam dalam
lemari es dan tiga bulan dalam freezer. Sebelum diberikan kepada bayi, ASI
11
yang dibekukan dicairkan terlebih dulu dan diletakkan dalam ruangan dengan
suhu kamar. Kemudian, wadah berisi ASI itu direndam dalam air hangat
sebelum diberikan kepada bayi. ASI sebaiknya diberikan dengan cangkir atau
sendok agar bayi bisa mengisap ASI sedikit demi sedikit. Seusai diberi ASI,
orang lain, bukan ibu bersangkutan. Ini untuk menjaga konsistensi sehingga
bayi tidak mengalami bingung puting. Selain itu, sisa susu yang tidak
dihabiskan bayi sebaiknya tidak disimpan atau dibekukan ulang agar bayi
semua pihak agar upaya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan bisa
suami, dengan membantu tugas rumah tangga agar ibu yang menyusui tidak
ditinggal bekerja.
tempat kerja juga mempermudah ibu bekerja memberi ASI eksklusif selama
memerah ASI dan tempat penitipan bayi, memberi kesempatan ibu menyusui
12
6. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (Lmkm)
medis;
f. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi
baru lahir;
jam sehari
i. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.
13
5. Manfaat ASI Untuk Diare (Suradi, 2004:3)
kolostrum adalah sering dan cair, sehingga perlu dibedakan dengan diare.
Apabila bayi benar mengalami diare maka tidak ada alasan sama sekali untuk
d. ASI mengandung zat gizi untuk memenuhi kecukupan gizi selama diare.
f. ASI mengandung zat untuk pertumbuhan sel mukosa usus yang rusak oleh
diare.
g. Diare lebih ringan dan lama diare lebih pendek pada bayi yang mendapat.
ASI
2. Pengertian Diare
a. Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk
tinja yang encer dan frekuensinya lebih banyak dari biasanya (Staf
c. Diare adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus yang
14
d. Diare adalah keadaan buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih
3. Etiologi Diare
Penyebab diare dapat dibagi dalam berbagai faktor antara lain (Ngastiyah,
1997: 143):
a. Faktor infeksi
15
b. Faktor malabsorbsi
glukosa).
2) Malabsorbsi lemak.
3) Malabsorbsi protein.
c. Faktor makanan
d. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
besar).
e. Diet
Serangan diare dapat terjadi karena terlalu banyak bahan makanan yang
sulit dicerna, seperti kacang, cabai, dan beberapa obat tradisional yang
f. Gizi
nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. biasanya warna
16
anus dan daerah sekitarnya lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama
makin asam sebagai akibat makin banyak laktat yang berasal dari laktosa yang
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat
keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila pasien telah banyak kehilangan
cairan dan elektrolit gejala dehidrasi mulai nampak, yaitu berat badan mulai
menurun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada
bayi) selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering (Ngastiyah,
1997: 144).
tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit
dan glukosa atau karbohidrat lain. Tindakan pertama yang dilakukan dirumah
yaitu dengan pemberian peroral berupa oralit, larutan gula garam banyaknya
mg/Bb/hr.
17
6. Pencegahan
air minum, makan dari lalat dan kotoran. Jagalah agar tidak ada sampah
busuk dan terbuka di lingkungan rumah dan sekolah. Jangan minum air
b. Anak diberikan makanan bergizi yang sehat dan seimbang agar daya tahan
c. Bayi yang mendapat tambahan susu formula, susu harus bersih dan
bahan anti infeksi akan melindungi anak terhadap diare (Ngastiyah, 1997:
145).
d. Bayi diberi ASI ekslusif karena ASI dapat melindungi bayi dari penyakit
a. Dehidrasi.
b. Renjatan hipovolemia.
c. Hipokalemia.
d. Hipoglikemia.
enzim lactate.
f. Kejang.
18
g. Malnutrisi energi protein
hipovolemik dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat dan
karena :
2) Ketosis, kelaparan.
(karena oliguria/anuria).
19
4) Berpadunya ion natrium dan cairan ekstraseluler ke dalam
intraseluler.
adalah:
1) Rasa haus.
4) Mata cowong
7) Takikardia.
8) Kesadaran menurun.
20
d. Dehidrasi berdasarkan tonisitas plasma terbagi atas:
1) Dehidrasi Isotonis
Memiliki osmolalitas yang sama seperti serum dan cairan tubuh yang
Mosm/L)
2) Dehidrasi Hipotonik
3) Dehidrasi Hipertonik
water depletion, ion natrium dan chlor ikut menghilang dengan cairan
dan chlor berlebihan dan terjadi hipertonis. Kematian akan terjadi bila
21
4) Dehidrasi berdasarkan manifestasi klinis
a) Dehidrasi Ringan
biasa.
b) Dehidrasi Sedang
c) Dehidrasi berat
Tabel 2.1
Kehilangan Cairan Menurut Derajat Dehidrasi
Pada Anak Usia Di bawah 2 Tahun
22
Tabel 2.2
Kehilangan Cairan Menurut Derajat Dehidrasi
Pada Anak Usia Di bawah 2-5 Tahun
Tabel 2.3
Kehilangan Cairan Pada Dehidrasi Berat
Menurut Berat Badan Dan Umur
Derajat
Umur PWL NWL CWL Jumlah
Dehidrasi
0 – 3 Kg 0 – 2 bln 150 125 25 300
3 – 10 Kg 1 – 2 bln 125 100 25 250
10 – 15 Kg 1 – 5 thn 100 80 25 205
15 – 25 Kg 5 – 10 thn 80 25 25 130
Sumber: (Ngastiyah, 1997: 146)
Keterangan:
karena muntah.
kulit, pernafasan.
muntah.
6) Penatalaksanaan
23
Per oral, sebanyak anak mau minum atau 1 gelas larutan gula
2) Dehidrasi Ringan
konsentrasi Dektrose 5%
3) Dehidrasi Sedang
24
d) Untuk anak usia lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15
Kg.
ml = 15 tetes).
(1 ml = 15 tetes).
e) Untuk anak usia lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 12-15
Kg.
ml = 15 tetes).
tetes/Kg/Bb/menit (1 ml = 15 tetes).
tetes/Kg/Bb/menit (1 ml = 15 tetes).
jam.
25
(1) Kecepatan 4 jam pertama: 25 ml/Kg Bb/ 20 jam atau 2
11/2%)
BAB III
26
A. Kerangka Konsep
yaitu perbedaan prevalensi penyakit diare pada bayi dengan ASI eksklusif dan
sebagai berikut:
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
Independen Dependen
Pemberian ASI
• Eksklusif Penyakit Diare
• Tidak Eksklusif
B. Hipotesis
Ada Perbedaan prevalensi penyakit diare pada bayi dengan ASI eksklusif dan
C. Definisi Operasional
1. Pemberian ASI
Definisi : Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif kepada bayi
Hasil ukur : 0 = ASI tidak eksklusif (bayi diberi ASI dan susu formula)
27
1 = ASI eksklusif (bayi hanya diberi ASI sampai umur 6
bulan)
2. Penyakit Diare
Definisi : Diare diartikan sebagai buang air besar pada bayi yang tidak
BAB IV
METODE PENELITIAN
28
1. Desain Penelitian
Pada penelitian ini, jenis penelitian yang dipakai adalah jenis penelitian
analitik, dengan pendekatan Cross Sectional study penelitian yang dilakukan pada
saat yang bersamaan antara variabel independen dan variabel dependen (Alimul
Azis, 2002:28).
1. Populasi Penelitian
(Riduwan, 2006: 8). Pada penelitian ini populasinya adalah semua ibu yang
memiliki bayi umur 7-12 bulan di Puskesmas Birobuli tahun 2008 yang
2. Sampel
sebagian ibu yang memiliki bayi umur 7-12 bulan di Puskesmas Birobuli.
a. Besar sampel
29
Besar sampel dihitung menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai
berikut: N
n=
1 + N (d2)
Keterangan
N = besar populasi
n = besar sampel
Dimana :
N = 222
d = 10% (0,1)
222
n = 1 + 222 (0,1)2
222
n = 1 + 222 (0,01)
222
n = 1 + 2,22
222
n = 3,22
n = 69 sampel
30
b. Tehnik Pengambilan Sampel.
adalah simple random sampling dengan cara door to door, yaitu ibu
69
Kelurahan Lolu Utara : x 54 = 17
222
C. Pengumpulan Data
1. Data Primer
ibu yang memiliki bayi di wilayah kerja Puskesmas Birobuli Palu pada
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari Puskesmas Birobuli Palu berupa data tentang
31
D. Pengolahan Data
sebagai berikut :
rencana semula seperti yang diinginkan, apakah tidak ada yang salah.
2. Coding : Pemberian nomor kode atau bobot pada jawaban yang bersifat
kategori
analisis.
E. Analisa Data
program SPSS. Analisa data akan dilakukan dalam dua tahap, meliputi :
1. Analisis Univariat
(terikat).
2. Analisis Bivariat
dengan variabel terikat. Uji yang digunakan adalah uji Chi-Square (X2)
dengan derajat kemaknaan 95%. Bila nilai p ≤ 0,05, berarti hasil perhitungan
32
statistik bermakna (signifikan) dan nilai p > 0,05, berarti hasil perhitungan
F. Etika Penelitian
1. Informed Consent
pengumpulan data.
3. Confidentiality
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
33
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, Aziz, 2003. Riset Keperawatan Dan Tehnik Penulisan Ilmiah, Edisi 1,
Salemba Medika, Jakarta.
Sjaefoellah Noer, 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
Roger Maret Barkin, 1995, Diagnosis Pediatri Yang Berorientasi Pada Masalah,
EGC, Jakarta
Rulina Suradi, 2004. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Melihat situasi dan kondisi bayi
Suririnah, 2004. Air Susu Ibu (ASI) Memberi Keuntungan Ganda Untuk Ibu dan
Bayi. www.InfoIbu.com. Jumat, 05-Nopember-2004, 08:57:43
34