You are on page 1of 2

SOLUSI

Operasi Kraniotomi
pembedahan untuk kasus stroke
Otak senantiasa membutuhkan suplai darah segar untuk tetap hidup dan menjalankan fungsinya dengan baik.
ekuan darah yang terjadi akibat stroke, terutama yang volumenya besar dan menimbulkan pendesakan hebat terhadap otak, perlu dioperasi sebagai upaya penyelamatan nyawa. Ketika ada keluhan pada bagian kepala, dokter dan tim medis akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang serta foto scan untuk mencari tahu penyebab gangguan pada otak, lokasi, dan perluasan penyakit tersebut secara terperinci. Operasi yang mumpuni adalah kraniotomi. Ini adalah tindakan membuat lubang pada tulang tengkorak atau wadah otak untuk mengurangi tekanan atau desakan terhadap otak di dalamnya, juga untuk mengambil penyakit atau memperbaiki struktur otak yang mengalami gangguan. Tindakan operasi kraniotomi dilakukan untuk membuat akses guna mencapai bagian-bagian otak yang perlu diperbaiki. Persiapan Operasi Operasi untuk kasus stroke, umumnya, merupakan kasus emergency yang dilakukan beberapa jam sebelumnya. Menjelang tindakan operasi, pasien akan ditangani oleh perawat dan penata bius. Sebagian atau seluruh rambut kepala akan dicukur gundul (pada hampir semua kasus), dengan maksud mengurangi potensi risiko infeksi. Infus (IV line) akan dipasang pada lengan, sehingga obat-obatan dan cairan dapat secara efektif diberikan lewat jalur ini. Pembiusan yang diterapkan

Operasi kraniotomi biasanya berlangsung sekitar 35 jam, bahkan lebih.

22

SOLUSI
adalah pembiusan umum. Operasi kraniotomi biasanya berlangsung sekitar 35 jam bahkan lebih. Tindakan operasi diawali dengan membuat sayatan pada kulit kepala dan kemudian dibuat beberapa lubang (berdiameter kirakira 1 cm) dengan bor. Selanjutnya, tulang di antara tiap lubang akan dipotong, sehingga terbentuk suatu potongan tulang tengkorak yang dapat dilepas. Setelah itu, selaput pembungkus otak (dura) disayat serta dibuka untuk mencapai jaringan otak. Langkah selanjutnya disesuaikan terhadap penyakit atau problematika yang dihadapi dengan hati-hati untuk menghindari atau merusak bagian otak yang normal. Setelah berhasil mengatasi penyakit atau gangguan pada otak, maka selaput pembungkus otak (dura) akan segera dijahit kembali. Pada sebagian besar kasus, potongan tulang akan dipasang kembali dan direkatkan dengan menggunakan ikatan kawat, benang, atau pelat logamkecuali pada kondisi tertentu semisal kasus pembengkakan otak yang hebat. Sayatan kulit kepala ditutup dengan jahitan benang atau staples. Adakalanya juga dipasang selang drain dengan maksud mengalirkan sisa-sisa darah untuk beberapa hari. Ada beberapa tindakan operasi lain pada kepala (selain kraniotomi) yang dilakukan secara mandiri atau bersamaan dengan kraniotomi. Salah satu di antaranya adalah operasi pemasangan shunt, yakni tindakan pemasangan selang pintas (shunt) yang ditujukan untuk mengurangi tekanan pada otak dengan jalan mengalirkan cairan otak dari dalam kepala ke rongga perut untuk selanjutnya diserap di sana. Pengobatan Tambahan Obat-obatan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani operasi kraniotomi diperuntukan mengatasi efek samping dan membantu memberi kenyamanan pada pasien. Obat-obatan tersebut antara lain Steroid untuk mengatasi pembengkakan otak. Efek samping obat ini dapat berupa perubahan tekanan darah, peningkatan berat badan, gangguan maag, meningkatkan resiko infeksi, dan perubahan emosi. Obat lainnya adalah Anti-kejang untuk mencegah terjadinya kejang. Pada beberapa kasus perdarahan akibat adanya tumor ganas otak, biasanya setelah menjalani tindakan operasi, pasien juga diberikan tambahan pengobatan khemoterapi dan radiasi Khemoterapi ditujukan untuk membunuh selsel kanker. Obat ini diminum atau dimasukkan ke dalam sirkulasi darah guna menghentikan siklus kehidupan semua sel kanker sehingga tumor atau kankernya akan mati. Sementara, radiasi bertujuan untuk menghambat pertumbuhan tumor. Radiasi sinar X ini tidak menimbulkan rasa sakit/nyeri.

Keterangan: Kiri: Step-by-step proses Kraniotomi Atas: Anatomi otak

dr, Djoko Listiono, Sp.BS Dokter Spesialis Bedah Syaraf RS Pondok Indah

23

You might also like