You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Salah satu upaya kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Untuk mencapai upaya tersebut Departemen Kesehatan RI menetapkan visi pembangunan kesehatan yaitu Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat. Strategi yang dikembangkan adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, berupa memfasilitasi percepatan dan pencapaian derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat desa yang disebut dengan Desa Siaga. Sehingga perlu diketahui bagaimana peran perawat di dalamnya sehingga dapat dijadikan pedoman dalam memberikan pelayanan.

B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas , maka rumusan masalah yang kami kemukakan dalam makalah ini adalah : 1. Apa saja peran perawat dalam desa siaga ?

C. TUJUAN UMUM Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Komunitas IV serta untuk menambah pengetahuan tentang keperawatan Komunitas.

D. TUJUAN KHUSUS Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembahasan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui peran perawat dalam Desa Siaga.

E. METODE Dalam penyusunan makalah ini, metode yang kami gunakan yaitu metode kepustakaan dengan mencari dan mengumpulkan data-data yang berhubungan baik melalui media internet maupun materi kuliah yang diberikan oleh dosen pembimbing/pengajar.
1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Peran Perawat Peran adalah pola sikap, perilaku nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat (Keliat,1992). Menurut Kusnanto (2004) peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran perawat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi keperawatan dan bersifat konstan.

Perawat atau nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Hartley cit. ANA (1999) menjelaskan pengertian dasar seorang perawat yaitu: seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injuri dan proses penuaan.

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995: 21). Peran merupakan bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu. Peran adalah cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam praktik yang diakui oleh pemerintah dan diberi kewenangan utk menjalankan tugas dan tanggung jawab secara profesional sesuai kode etik keperawatan.

Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.

B. Desa Siaga Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan secara mandiri. Pada intinya, desa siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Untuk dapat dan mampu hidup sehat, masyarakat perlu mengetahui masalah-masalah dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatannya, bak sebagai individu, keluarga, ataupun sebagai bagian dari anggota masyarakat. Beberapa determinan yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat adalah keturunan (heredity), keadaan gizi, gaya hidup, akses pelayanan kesehatan dan lingkungan fisik dan nonfisik. Heredity memegang peran dalam penentuan sifat dan karakteristik fisiologis seorang individu, seperti postur tubuh, warna kulit dan golongan darah. Lingkungan fisik meliputi lingkungan yang ada di sekitar manusia, seperti udara yang kita hirup, darat dan laut sebagai sumber kehidupan, termasuk rumah dan fasilitasnya serta ketersediaan pelayanan umum (air bersih, listrik dan jalan raya). Sedangkan faktor budaya akan mempengaruhi sikap masyarakat terhadap hidup sehat dan kesehatan secara keseluruhan. Seiring dengan program Desa Siaga yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan RI, pendidikan dan profesi keperawatan telah menerapkan standar perawatan komunitas yang mencakup berbagai unsur dan komponen seperti yang ada pada konsep Desa Siaga. Perawatan kesehatan masyarakat diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan populasi dimana prakteknya tersebut bersifat umum dan komprehensif yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang memiliki kontribusi bagi kesehatan, pendidikan kesehatan dan manajemen serta koordinasi dan kontinuitas pelayanan holistik. Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat diantaranya berkaitan dengan masalah kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak, kesehatan remaja serta kesehatan lanjut usia (lansia),maupun pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang masih sangat rendah seperti pemeriksaan kesehatan, kehamilan, imunisasi, posyandu dan lain sebagainya.

C. Peran Perawat Dalam Desa Siaga Kategori Peran Perawat Comunity Health Nursing ( CHN ) :

Peran berorientasi pada klien: melibatkan kegiatan pelayanan langsung kepada klien seperti: case manajer, care provider, role model, konselor, pendidik, pembela. Peran berorientasi pada penyediaan pelayanan kesehatan: untuk meningkatkan pelaksana pelayanan kesehatan yang lebih baik seperti kolaborator, penghubung ( liaison ) , koordinator.

Peran berorientasi pada populasi : berkaitan dengan perawatan klien yang spesifik pada kelompok komunitas seperti leader, peneliti, pembaharu, case finder.

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Proporsi tenaga keperawatan (perawat dan bidan) merupakan proporsi tenaga terbesar (48%) yang dapat mempengaruhi kinerja rumah sakit dan puskesmas/ sarana pelayanan kesehatan lainnya. Perawat berperan dalam UKP (Upaya kesehatan perorangan) dan Upaya kesehatan masyarakat (UKM). Peran perawat di semua tatanan pelayanan kesehatan di setiap level rujukan dimana bentuk pelayanan yang diberikan berupa pelayanan bio-psiko-sosiospiritual yang komprehensif.

Perawat sebagai ujung tombak tenaga kesehatan di masyarakat tentu harus juga dipersiapkan dalam pelaksanaan desa siaga ini. Dengan mengacu dari prinsif-prinsif keperawatan komunitas yaitu (Astuti Yuni, Nursari 2005) : Kemanfaatan, yang berarti bahwa intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar besarnya bagi komunitas. Prinsip otonomi yaitu komunitas harus diberikan kebebasan untuk melakukan atau memilih alternative yang terbaik yang disediakan untuk komunitas. Keadilan yaitu melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas. Adapun peran perawat disini antara lain (Old, London, & Ladewig, 2000) : Sebagai pemberi pelayanan atau care giver. Pada peran ini perawat diharapkan mampu : 1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga , kelompok atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks.
4

2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan klien berdasrkan kebutuhan significan dari klien. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis. Peran ini diambil perawat untuk mengatasi masalah klien yang tidak mampu mengatasi masalahnya

Sebagai pendidik atau educator. Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau banyak pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya. (Redman, 1998: 8 ). Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan secara teknis. Peran perawat sebagai educator dapat membantu klien yang tidak tahu dan tidak mau menjadi terpenuhi kebutuhan pengetahuannya sehingga termotivasi untuk mau memecahkan masalahnya.

Sebagai pengelola Sebagai pengelola perawat akan merencanakan, mengorganisasi, menggerakan dan mengevaluasi pelayanan keperawatan baik langsung maupun tak langsung dan menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan keperawatan komunitas.

Sebagai konselor. Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual. Peran perawat : 1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. 2. Perubahan pola interaksi merupakan Dasar dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.

3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu. 4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan Peran perawat sebagiai konseler bagi pasien yang tidak mau dan tidak mampu sehingga klien menyadari adanya suatu masalah dan terjalin kerjasama yang baik dan membuat klien mau dan mampu mengatasi masalahnya. Sebagai pembela klien (advokator) perawat harus melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalm pelayanan keperawatan komunitas. Tugas perawat : 1. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. 2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.

Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140). Hak-Hak Klien antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya Hak atas informasi tentang penyakitnya Hak atas privacy Hak untuk menentukan nasibnya sendiri Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.

Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain : 1. 2. 3. Hak atas informasi yang benar Hak untuk bekerja sesuai standart Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
6

4. 5. 6.

Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok Hak atas rahasia pribadi Hak atas balas jasa Peran ini dapat diberikan untuk melindungi klien yang tidak tahu dan tidak mau

agar terlindungi hak-haknya dan tidak menimbulkan masalah baru Sebagai peneliti perawat melakukan penelitian untuk mengembangkan keperawatan komunitas dalam rangka mengefektifkan desa siaga.

Perluasan dari peran dan fungsi perawat merupakan tantangan baru dari keadaan praktek keperawatan saat ini. Perluasan peran dan fungsi perawatn juga dijelaskan dalam Potter and Perry ( 2001 ) sebagai berikut : Pemberi Pelayanan Keperawatan Perawat membantu klien untuk menjalani proses pemulihan kesehatan, perawat akan memberikan pelayanan keperawatan yang holistic sesuai dengan kebutuhan kliennya termasuk pengendalian emosional, spiritual dan sosial. Pengambil Keputusan Klinik dan Etik Sebagai Pengambil keputusan klinik dan etik, perawat menggunakan keterampilan klinik dengan menggunakan proses keperawatan sehingga pelayanan yang diberikan efektif. Sebelum melakukan tindakan keperawatan baik itu mengkaji kesehatan klien, memberikan asuhan, mengevaluasi pelayanan keperawatan, perawat akan merencanakan tindakannya dengan menentukan hal yang terbaik untuk masing masing klien. Perawat dapat mengambil keputusan ini sendiri, maupun dengan berkolaborasi dengan klien atau keluargnya. Pada setiap keadaan, perawat berkolaborasi dan berkonsultasi dengan tim kesehatan lainnya. Protector dan Advokat Bagi Klien Perawat akan membantu mempertahankan lingkungan yang aman dan langkah langkah untuk mencegah cidera dan menjaga klien dari kemungkinan efek samping dari tindakan diagnostic dan pengobatan. Sebagai advokat, maka perawat akan membela klien dengan menjaga hak hak asasi manusia serta hak-hak hukum kliennya. Manager Kasus

Perawat mengkoordinasikan aktifitasnya dengan tim kesehatan lainnya seperti ahli gizi, fisioterapi ketika mengatur pelayanan keperawatan kliennya. Rehabilitator Perawat membantu kliennya dapat beradaptasi dengan kondisi keadaan fisik dan emosional setelah menghadapi sakit, kecelakaan dll. Keperawatan pada rehabilitasi ini termasuk memberikan pendidikan kesehatan. Pemberi Kenyamanan Comforter Perawat memberikan perasaan nyaman kepada klien dengan sifat caring, melihat bahwa klien tidak hanya tubuhnya saja tetapi memerlukan bantuan emosional dan kenyaman sehingga membantu klien mencapai kesembuhan. Komunikator Perawat berkomunikasi dengan klien dan keluarganya, antara perawat, dan dengan tim kesehatan juga dengan komunitas. Komunikasi yang jelas akan membantu pelaksanan pelayanan dengan efektif, membuat keputusan dengan klien dan keluarganya, menjaga klien, berkoordinasi dalam manajemen pelayanan kesehatan klien, membantu klien dalam proses rehabilitasi, serta memberikan kenyamanan klien. Pendidik Perawat menjelaskan tentang konsep dan khal hal kesehatan klien, mendemonstrasikan prosedur prosedur seperti aktifitas perawatan mandiri pada ibu hamil dan post partum, memastikan bahwa klien mengerti benar dengan apa yang dijelaskan.

Kemampuan Perawat Komunitas 1. Negosiasi Kesehatan komunitas akan terwujud dari keadaan sehat dan sejahtera individu, keluarga dan kelompok di komunitas (Mc Murray, 2003). Dalam rangka mewujudkan komunitas yang sehat, dibutuhkan upaya untuk

mempengaruhi orang, organisasi atau pihak lain dengan melakukan negosiasi. Negosiasi merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi yang bersifat informal yang dilakukan guna memperoleh hasil sebagaimana yang diaharapkan organisasi (Partao, 2006).

Negosiasi sebagai upaya penyelesaian pertentangan isu spesifik (Bagwell & Clement, 1985 dalam Helvie, 1998).

2. Koalisi Koalisi merupakan suatu kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh beberapa individu atau beberapa kelompok yang berbeda untuk mengadakan kerjasama mencapai tujuan, hasil dan keuntungan bersama. Tujuan diadakan koalisi semata untuk menciptakan sesuatu yang lebih besar yang tidak mungkin dilakukan secara individual, dengan menggabungkan dan

memaksimalkan semua sumber daya yang ada, serta untuk mencegah adanya program yang duplikasi di masyarakat. 3. Budgeting Budget harus direncanakan untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan program yang akan dilakukan. Pertimbangan penyusunan budget untuk pelaksanaan program pelayanan keperawatan komunitas, harus mempertimbangkan bahwa program telah disusun secara sistimatis meliputi tujuan umum, tujuan khusus, rencana kegiatan terkait aktivitas yang akan dilaksanakan. Uraian kegiatan yang akan dilakukan juga harus sudah diperinci, seperti jenis kegiatan yang akan dilakukan, waktu, tempat dan sumber lain yang dimanfaatkan untuk kegiatan komunitas. Perencanaan yang disusun harus fleksibel, sehingga memungkinkan untuk diadakan suatu perbaikan. 4. Advokasi Advokasi merupakan usaha untuk mempengaruhi kebijakan kesehatan masyarakat melalui berbagai macam bentuk komunikasi. Advokasi kesehatan dapat dilakukan oleh individu atau kelompok agar pembuat keputusan membuat kebijakan publik yang menguntungkan kelompok masyarakat.

Komunikasi yang dilakukan saat advokasi dirancang secara sistimatis agar menarik dengan harapan agar pembuat keputusan tertarik, terpengaruhi dan yakin dengan adanya ide yang disampaikan.

Dengan adanya advokasi, diharapkan dapat menghasilkan kebijakan dalam mendukung upaya penanggulangan masalah kesehatan, keberhasilan program dan isu yang diadvokasi.

5. Pemberdayaan Pemberdayaan (empowering) merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu, kelompok dan komunitas untuk mencapai kemanfaatan dalam kehidupan (Rappaport, dalam Porche, 2004). Pemberdayaan merupakan proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada komunitas agar komunitas mandiri. Merupakan upaya memobilisasi komunitas agar mampu berperan dalam pengambilan keputusan dan tindakan strategis, juga merupakan upaya fasilitasi agar masyarakat mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan pemecahan masalah dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai kebutuhannya. 6. Kemitraan Kemitraan merupakan suatu bentuk partisipasi aktif dan adanya keterlibatan semua pihak untuk perubahan ke arah sehat komunitas. Kegiatan kemitraan dapat diselenggarakan melalui kemitraan antar program, kemitraan program dengan sektor, kemitraan sektor dengan sektor, kemitraan sektor dengan organisasi profesi, organisasi sosial masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, media massa dan swasta. Kemitraan tidak akan dapat terselenggara dengan baik apabila tidak ada forum komunikasi yang jelas.

Mengacu dari BPPSDM Dep Kes 2006, mengenai sumber daya manusia (SDM) Kesehatan di Desa Siaga dijelaskan bahwa SDM pelaksana pada desa siaga ini menempati posisi yang sangat penting , dimana mereka akan berperan dalam sebuah tim kesehatan yang akan melaksanakan upaya pelayanan kesehatan. SDM Kesehatan yang akan ditempatan di desa siaga ini memiliki kompetensi sebagai berikut :
10

Mampu melakukan pelayanan kehamilan dan pertolongan persalinan, kesehatan ibu dan anak Mampu melakukan pelayanan kesehatan dasar Mampu melakukan pelayanan gizi individu dan masyarakat Mampu melakukan kegiatan sanitasi dasar Mampu melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan Mampu melakukan pelayanan kesiapsiagaan terhadap bencana , dan mampu melaksanakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Perawat dengan peran dan fungsinya untuk ikut mensukseskan Desa Siaga, sebaiknya telah dipersiapkan dengan baik sehingga beberapa persyaratan SDM seperti dijelaskan diatas bisa dicapai. Diasamping itu perawat juga berperan dalam menyukseskan Desa Siaga dalam Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) adalah perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya masyarakat.

Menurut WHO Perkesmas merupakan lapangan perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyrakat secara keseluruhan. Bentuk Kegiatan Perkesmas Adapun bentuk kegiatan Perkesmas antara lain:

11

1. Asuhan keperawatan pasien (prioritas) kontak Puskesmas yang berada di poliklinik Puskesmas, Puskesmas pembantu (pustu), Puskesmas keliling (pusling), posyandu, pos kes desa. a. Pengkajian keperawatan pasien sebagai deteksi dini (sasaran prioritas) b. Penyuluhan kesehatan c. Tindakan Keperawatan (direct care) d. Konseling keperawatan e. Pengobatan (sesuai kewenangan) f. Rujukan pasien/masalah kesehatan g. Dokumentasi keperawatan

2. Kunjugan rumah oleh perawat (home visit/home care) terencana, bertujuan untuk pembinaan keluarga rawan kesehatan. Home visit adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan pasien dan keluarganya, pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal pasien dengan melibatkan pasien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan, pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan. Ruang Lingkup home visit yaitu memberi asuhan keperawatan secara komprehensif, melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya, mengembangkan

pemberdayaan pasien dan keluarga.

Mekanisme pelayanan home visit: a. Proses penerimaan kasus. Home visit menerima pasien dari tiap poliklinik di Puskesmas Koordinator program Perkesmas menunjuk perawat pelaksana Perkesmas untuk mengelola kasus Perawat pelaksana Perkesmas membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus

b. Proses pelayanan home visit:


12

Persiapan terdiri dari memastikan identitas pasien, bawa denah/petunjuk tempat tinggal pasien, lengkap kartu identitas unit tempat kerja, memastikan perlengkapan pasien untuk di rumah, menyiapkan file asuhan keperawatan, menyiapkan alat bantu media untuk pendidikan

Pelaksanaan terdiri dari perkenalan diri dan jelaskan tujuan, observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat, lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien, membuat rencana pelayanan, lakukan perawatan langsung, diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll, diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan, dokumentasikan kegiatan.

Monitoring dan evaluasi antara lain keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal, kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksana.

Proses penghentian pelayanan home visit, dengan kriteria : tercapai sesuai tujuan, kondisi pasien stabil, program rehabilitasi tercapai secara maksimal, keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien, pasien di rujuk, pasien menolak pelayanan lanjutan, pasien meninggal dunia.

Pembiayaan home visit terdiri dari - Prinsip penentuan tarip antara lain pemerintah/masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara kesehatan, disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan keadaan sosial ekonomi, mempertimbangkan masyarakat bepenghasilan rendah/asas gotong royong, pembayaran dengan asuransi ditetapkan atas dasar saling membantu, mencakup seluruh unsur pelayanan secara proporsional - Jenis pelayanan yang kena tarip antara lain jasa pelayanan tenaga kesehatan, imbalan atas pemakaian sarana kesehatan yang digunakan langsung oleh pasien, dana transportasi untuk kunjungan pasien

3. Kunjungan perawat ke kelompok prioritas terencana (posyandu usila, posyandu balita, panti asuhan dan lain-lain) a. Pengkajian keperawatan individu di kelompok b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan di kelompok c. Pengobatan (sesuai kewenangan) d. Rujukan pasien/masalah kesehatan
13

e. Dokumentasi keperawatan 4. Asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap Puskesmas a. Pengkajian keperawatan individu b. Tindakan keperawatan langsung (direct care) dan tidak langsung (lingkungan) c. Pendidikan/penyuluhan kesehatan d. Pencegahan infeksi di ruangan e. Pengobatan (sesuai kewenangan) f. Penanggulangan kasus gawat darurat g. Rujukan pasien/masalah kesehatan h. Dokumentasi keperawatan

14

BAB III PENUTUP

A. Simpulan Desa siaga merupakan program pemerintah dalam rangka mempersiapkan masyarakat khususnya di daerah pedesaan untuk tetap bersiap dan siaga dalam menghadapi dan mengatasi berbagai masalah kesehatan di desa diantaranya berbagai macam bencana serta penyakitpenyakit di masyarakat. Sebagai tenaga kesehatan, maka perawat harus bisa menerapkan fungsi dan perannya sebagai pemberi pelayanan keperawatan, manajer, pendidik, change agent, pengambil keputusan klinik, advokat klien serta peneliti untuk dapat mempersiapkan masyarakat dalam mewujudkan desa siaga yang akhirnya menjadi desa sehat.

B. Saran Agar tim kesehatan khususnya perawat lebih memfasilitasi dalam terwujudnya desa siaga karena dengan desa itu bisa menjadi desa siaga derajat kesehatan masyarakan akan meningkat.

15

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.

Langkah-

Langkah

Pengembangan

Desa

Siaga,

online

(htt://

www.dssbaturetno.co.cc)

Departemen Kesehatan RI. 2005. Desa Siaga dan Komitmen Politik untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat, (online ), ( http:// www.depkes.co.id )

Potter, PA.A dan Perry, A. N. 2005. Fundamental Keperawatan, Volume I. Jakarta: EGC

Setyowati. 2007. Peran Perawat dalam Menurunkan IMR dan MMR Melalui Desa Siaga. Jurnal Keperawatan Indonesia , Volume 11, No.1 ; halaman 30-34

http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=587

http://www.rumsram.org/index.php?option=com_content&view=article&id=69:pnpm-desasiaga-mdgs&catid=37:air-bersih-dan-sanitasi

16

You might also like