You are on page 1of 11

Penggunaan radioisotope Jadi tujuan utama pembuatan radioisotop adalah menyediakan unsur atau senyawa tertentu yang memenuhi

persyaratan sesuai dengan maksud pemanfaatannya. Radioisotop ada yang terdapat di alam yang disebut radioisotop alami dan ada juga yang tidak ada di alam. Beberapa radioisotop tidak ada di alam disebabkan waktu paro yang dimiliki terlalu singkat. Isotop ini dapat dibuat di dalam laboratorium (reaktor) dengan reaksi inti, yang disebut isotop buatan. Radioisotop yang dipergunakan di berbagai bidang seperti pertanian, kedokteran dan industri, tidak terdapat di alam. Oleh karena itu harus dibuat darinuklida stabil dalam reaktor. Banyak isotop buatan yang bisa dimanfaatkan, antara lain Na-24, P-32, Cr-51, Tc-99 dan I-131. Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut (untuk mengikuti unsur dalam suatu proses yang menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa), sebagai sumber radiasi atau sumber sinar dan sebagai sumber tenaga. Pengunaan radioisotop sebagai perunut didasarkan pada ikatan bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kimia yang sama dengan isotop stabil. Oleh karena radioisotop mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop stabilnya, maka radioisotop dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perpindahan perubahan senyawa itu dapat dipantau. Peran radioisotop sebagai pencari jejak tidak terlepas dari sifat-sifat khas yang dimilikinya, antara lain: 1. Radioisotop senantiasa memancarkan radiasi di manapun dia berada dan mudah dideteksi. 2. Laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya merupakan fungsi jumlah atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik temperatur, tekanan, pH dan sebagainya. 3. Intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia atau senyawa yang disusunnya. 4. Radioisotop memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan isotop lain sehingga sifat kimia yang dimiliki radioisotop sama dengan isotop-isotop lain dari unsur yang sama. 5. Radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi gamma, memiliki daya tembus yang besar. Lempengan logam setebal beberapa sentimeter pun dapat ditembus oleh radiasi gamma, utamanya gamma dengan energi tinggi. Sifat ini mempermudah dalam pendeteksian. Contoh penggunaan radioisotop antara lain digunakan dalam bidang : Kimia, Biologi Kedokteran, Pertanian, Industri, Pangan, Arkeologi, Hidrologi, geologi dan energi. KEGUNAAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG KIMIA

A. RADIOISOTOP SEBAGAI PERUNUT Salah satu peran radioisotop adalah sebagai perunut. Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme berbagai reaksi kimia esterifikasi, fotosintesis dan kesetimbangan dinamis. Radiotracer (radionuklida perunut) adalah spesi kimia yang mengandung radionuklida dan aktivitasnya dimonitor untuk mengikuti proses kimia atau proses fisika, atau untuk menunjukkan posisi atau lokasi suatu zat kimia Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan radionuklida perunut : 1. Harus memiliki sifat kimia dan fisika yang sama dengan sistem yang dipelajari. 2. Radionuklida perunut harus memiliki waktu hidup yang cukup panjang sehingga aktivitasnya dapat dideteksi dengan baik. 3. Jenis radiasi yang dipancarkan harus menjadi pertimbangan terutama kemampuan penetrasi dan kemudahannya untuk diukur. B. Mempelajari Reaksi Esterifikasi. Reaksi esterifikasi yaitu reaksi pembentukan suatu ester yang dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dan suatu alkohol. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversibel. Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester dan air. C. Mempelajari Kesetimbangan Dinamis. Kesetimbangan dinamis kimia bersifat dinamis artinya bahwa dalam keadaan setimbang reaksi tetap berlangsung dengan laju yang sama pada kedua arah. Hal itu dapat dibuktikan sebagai berikut. Perhatikan kesetimbangan PbI2 (timbal (II) klorida) padat dan larutan jenuhnya yang mengandung Pb2+(aq) dan I-(aq) persamaannya: D. Analisis/Titrasi Radiometri Analisis radiometri adalah cara analisis kimia untuk unsur atau zat tak radioaktif dengan jalan penambahan zat radioaktif dan Analisis radiometri ini digunakan untuk menentukan kadar zat yang sangat rendah dalam suatu campuran. Penentuan kadar Ag+ ataupun Cl- dapat menggunakan radioisotop. Jika yang ingin ditentukan kadar Cl- maka yang digunakan adalah

Ag dalam bentuk radioisotop (110Ag+) dan jika yang ingin ditentukan kadar Ag maka yang digunakan ion radioklor. E. Analisis pengenceran isotop Analisis pengenceran isotop untuk menentukan kadar suatu zat dengan cara menambahkan zat radioaktif yang sudah diencerkan ke dalam zat yang akan ditentukan kadarnya. F. Analisis Aktivasi Netron (AAN) Analisis aktivasi neutron adalah adalah analisis unsur-unsur dalam sampel yang didasarkan pada pengubahan isotop stabil oleh isotop radioaktif melalui pemboman sampel oleh neutron atau proses pengaktifan neutron dapat diartikan juga sebagai proses reaksi inti dimana unsurunsur yang semula tidak radioaktif berubah sifat fisikanya menjadi radioaktif sehingga dapat memancarkan radiasi. Analisis pengaktifan neutron dilakukan untuk menentukan zat yang berkadar rendah dengan cara menembak unsur yang dimaksud agar menghasilkan radioisotop dan memancarakan sinar. KEGUNAAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG BIOLOGI 1. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis Di bidang biologi, radioisotop digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis. Radioisotop berupa C-14 atau O-18 atau keduanya dapat mengetahui asal usul atom oksigen ( dari CO2 atau dari H2O) yang membentuk senyawa glukosa atau oksigen yang terbentuk pada proses fotosintesis. 2. Mempelajari proses penyerapan air dan sirkulasinya di dalam batang tumbuhan. 3. Mempelajari pengaruh unsur-unsur hara selain unsure N, P dan K terhadap perkembangan tumbuhan. 4. Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya mendapatkan bibit unggul. 5. Isotop radioaktif seperti 3H, 14C, 32P, 35S, 86Rb, 125I dapat digunakan untuk mengetahui aspek metabolik dalam sel, bakteri, yeast, tanaman, binatang, dan manusia dalam mengurai sifat dasar pada materi genetik.

KEGUNAAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG KEDOKTERAN Alat penatah ginjal yang lebih dikenal dengan nama Renograf. 1. Teknik Pengaktifan Neutron Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh terutama untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil (Co, Cr, F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn, dsb) sehingga sulit ditentukan dengan metoda konvensional. Kelebihan teknik ini terletak pada siftanya yang tidak merusak dan kepekaannya yang sangat tinggi. Disini contoh bahan biologic yang akan diperiksa ditembaki dengan neutron

2. Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi gamma atau sinar-X. 3. Three Dimensional Conformal Radiotherapy (3d-Crt) Terapi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat pembangkit radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. 4. Sterilisasi radiasi. Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional a) Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme. b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia. c) Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit. 5. Metode Terapi

Saat ini, telah ada beberapa terapi menggunakan radioisotop yang dapat dikatagorikan ke dalam nanomedicine. 6. Drug delivery Di bidang drug delivery system, saat radioisotop belum terlihat memiliki peran secara signifikan. Namun, radioisotop menyimpan peluang besar untuk berperan dalam mendukung penelitian drug delivery system. Radioisotop dapat digunakan sebagai tracer untuk meneliti biodinamika senyawa tertentu di dalam tubuh. Radioisotop radioisotop pemancar radiasi gamma memiliki peluang yang besar untuk memberikan kontribusinya. 7. Medical Imaging Medical imaging menggunakan sinar-X didasarkan pada perbedaan daya tembus sinar-X pada materi yang berbeda. Sedangkan pada nuclear medicine, medical imaging lebih didasarkan pada interaksi level molekul antara senyawa atau gugus atom tertentu dengan sel atau jaringan. Misalnya senyawa 2- methoxy-isobutyl-isonitrile (MIBI) untuk jantung, diethylene tetramine penta acetate (DTPA) dan hexamethylpropylene amine oxime (HMPAO) untuk otak, DTPA untuk ginjal, hepatoiminodiacetic acid (HIDA) untuk hati dan hydroxy methylene diphosphonate (HMDP) untuk tulang [11].

KEGUNAAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG INDUSTRI 1. Untuk mendeteksi kebocoran pipa. Radioisotop digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam di dalam tanah atau dalam beton dengan memasukannya ke dalam aliran pipa kebocoran pipa sehingga dapat dideteksi tanpa penggalian tanah atau pembongkaran beton. 2. Untuk menentukan kehausan atau keroposan yang terjadi pada bagian pengelasan atau logam. Jika bagian pengelasan atau logam ini disinari dengan sinar gamma dan dibalik bahan itu diletakkan film foto maka pada bagian yang terdapat kehausan atau kekeroposan akan memberikan gambar yang tidak merata.

3. Untuk mengetahui adanya cacad pada material Pada bidang industri aplikasi baja perlu dianggap bahwa semua bahan selalu mengandung cacad. Cacad dapat berupa cacad bawaan dan cacad yang terjadi akibat penanganan yang tidak benar. Cacad pada material merupakan sumber kegagalan dalam industri baja. 4. Digunakan dalam pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa minyak/gas serta instalasi kilang minyak. 5. Pemeriksaan tanpa merusak. 6. Mengontrol ketebalan bahan 7. Pengawetan bahan. KEGUNAAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG PERTANIAN 1. Radioisotope dalam Pemupukan 2. Radioisotop Dalam Pembasmian Hama 3. Radioisotop untuk meningkatkan persediaan makanan dan energi 4. Radioisotope dalam menentukan unsure unsure

KEGUNAAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG PANGAN Untuk mengatasinya perlu dilakukan pengawetan bahan makanan yang diantaranya menggunakan radiasi sinar gamma dari isotop Co-60 dan pembekuan. a. Pengawetan menggunakan radiasi sinar gamma Memperpanjang daya simpan, Desinfestasi serangga dan bakteri patogen, Menghilangkan bakteri salmonela, Menghambat pertunasan dan proses pematangan buah Pengawetan makanan banyak digunakan dengan tujuan untuk menunda pertunasan pada umbi-umbian, membunuh serangga pada biji-bijian, pengawetan hasil laut dan hasil peternakan, serta rempah-rempah.

b. Pengawetan dengan Pembekuan Pada umumnya pembekuan produk pangan menggunakan teknologi pembekuan (refrigerant) konvensional berbahan pendingin amonia atau di masa lalu menggunakan freon-CFC (chloroflurocarbon) yang ternyata terbukti menjadi gas-gas penyebab kerusakan ozon. KEGUNAAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG HIDROLOGI Penggunaan radioisotop sebagai perunut untuk suatu penyelidikan bertujuan untuk mendapatkan suatu informasi atau jawaban suatu permasalahan hidrologi tertentu. Data atau informasi yang diperoleh akan menjadi masukan untuk tindak lanjut perbaikan (problem solving) dari masalah yang dihadapi. Prinsip dasar dari teknik perunut adalah penandaan (pelabelan) terhadap suatu sistem (hidrologi) atau bagian dari sistem yang akan diselidiki, segala kelakuan dan peristiwa yang dialami oleh sistem tersebut diketahui dari hasil pemonitoran perunut yang memberikan informasi tentang kelakuan dari sistem secara keseluruhan. Untuk dapat dipakai sebagai perunut, suatu bahan harus memenuhi kriteria tertentu dimana bahan perunut tersebut harus dapat menyatu atau menjadi bagian dari sistemnya, dan kehadirannya dalam sistem tidak boleh mengganggu, mengubah atau mempengaruhi sistem yang diselidiki. 1. Penentuan Gerakan Sedimen di Pelabuhan dan Daerah Pantai 2. Mendeteksi Zat Pencemar dalam Air 3. Menentukan Kebocoran Dam atau Bendungan 4. Mengetahui Gerakan Air Tanah 5. Mengetahui Karakteristik Aliran Cairan di Sumur Minyak 6. Pengukuran Debit Air Sungai 7. Melakukan Studi Geothermal 8. Teknik Gauging

Selain dengan teknik perunut radioisotop, dikenal pula teknik gauging. Dalam teknik ini radioisotop digunakan sebagai sumber tertutup. Efek radiasi terhadap system dapat mengetahui keadaan system tersebut. Penggunaan teknik gauging ini antara lain untuk mengukur kandungan air dalam tanah, kepadatan tanah, aspal dan beton. Teknik ini sangat luas pemakaianya dalam teknik sipil antara lain pondasi bangunan, jalan raya, pembuatan tanggul dan lain-lain. KEGUNAAN RADIOISOTOP BIDANG ARKEOLOGI Teknik penentuan umur suatu benda yang menggunakan radioisotop disebut Carbon Dating. Prinsip kerja teknik ini adalah membandingkan konsentrasi unsur karbon yang tidak stabil pada suatu benda dengan benda lainnya. Teknik ini banyak digunakan oleh para ahli geologi, antropologi dan arkeologi untuk menentukan umur benda yang mereka temukan. Cara penentuan umur dengan radiokarbon pertamakali dikembangkan oleh W.F. Libby. Radiokarbon yang dimaksudkan di sini adalah atom karbon C-14 yang dihasilkan di atmosfer melalui reaksi yang diinduksi neutron berenergi. Pada mulanya sinar kosmik sebagian besar terdiri dari proton berenenrgi, hasil reaksinya dengan gas di atmosfer, dapat menghasilkan bernmacam-macam frragmen inti seperti neutron cepat yang bereaksi dengan isotop N-14. Selain untuk menentukan umur benda-benda purbakala, radioisotop bisa dihgunakan di bidang seni. Dalam bidang ini, radioisotop dapat juga digunakan untuk mengetahui pemalsuan lukisan. Seorang pemalsu akan menggunakan cat yang dibuat pada abad sekarang. Dengan mengetahui banyaknya unsur radioaktif pada cat akan diketahui umur lukisan tersebut sebenarnya. KEGUNAAN RADIOISOTOP DI BIDANG GEOLOGI Radioisotop memberikan manfaat besar pula di bidang pertambangan. Pada pertambangan minyak bumi, radioisotop membantu mencari jejak air di dalam lapisan batuan. Pada pengeboran minyak bumi biasanya hanya sebagian dari minyak bumi yang dapat diambil dengan memanfaatkan tekanan dari dalam bumi. Jika tekanan telah habis atau tidak cukup, diperlukan tekanan tambahan untuk mempermudah pengambilannya. Penambahan tekanan ini dapat dilakukan dencan cara membanjiri cekungan minyak dengan air yang dikenal dengan flooding. Air disuntikkan ke dalamnya melalui pengeboran sumur baru. Pada proses penyuntikan air ini perlu kepastian bahwa air yang dimasukkan ke dalam lapisan batuan

benar-benar masuk ke cekungan minyak yang dikehendaki. Di sini lah radioisotop memainkan peran. Radioisotop kobal-57, kobal-58 dan kobal-60 dalam bentuk ion komplek hexacyanocobaltate merupakan solusinya. Disamping untuk menentukan keberadaan air dan minyak dalam bumi, adanya unsur radioisotop juga bisa dimanfaatkan untuk menentukan umur fosil dalam batuan berdasarkan keberadaan batuan disekitar fosil yang mengandung unsur radioaktif. Cara yang dilakukan adalah melakukan penghitungan radioisotop dari batuan beku disekitar fosil. Batuan2 beku ini memiliki sedikit unsur radioaktif (sangat sedikit tapi mampu dideteksi oleh alat yang sangat peka). Dan unsur radioaktif selalu meluruh seiring waktu. Ambil contoh uranium-235 yang meluruh menjadi separuhnya dalam 700 juta tahun. Ia meluruh menjadi Timbal-207. Dengan membandingkan jumlah unsur uranium-235 dan Timbal-207 dalam batuan tersebut, kita dapat menentukan usia batuan beku tersebut. Potasium-40 yang meluruh menjadi argon40 juga dapat dipakai untuk menentukan usia fosil. Kadang juga ditemukan carbon-14. Ia meluruh jadi separuhnya hanya dalam 5.568 tahun. Ini terlalu pendek untuk dinosaurus, tapi bermanfaat untuk menentukan usia fosil yang terentang dari 50 ribu hungga 60 ribu tahun lalu, seperti manusia purba dan hewan zaman es. Penentuan usia dengan radioisotop tidak dapat dipakai langsung pada fosil karena mahluk hidup tidak memuat unsur radioaktif. KEGUNAAN RADIOISOTOP SEBAGAI SUMBER ENERGI a. Reaktor Fissi Reaktor daya fissi membangkitkan panas melalui reaksi fissi nuklir dari isotop fissil uranium235 dan plutonium-239. Selanjutnya reaktor daya fissi dikelompokkan lagi menjadi: Reaktor thermal menggunakan moderator neutron untuk melambatkan atau me- moderate neutron sehingga mereka dapat menghasilkan reaksi fissi selanjutnya. Neutron yang dihasilkan dari reaksi fissi mempunyai energi yang tinggi atau dalam keadaan cepat, dan harus diturunkan energinya atau dilambatkan (dibuat thermal) oleh moderator sehingga dapat menjamin kelangsungan reaksi berantai. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. Karena reaktor cepat menggunakan jenis bahan bakar yang berbeda dengan reaktor thermal, neutron yang dihasilkan di reaktor cepat tidak perlu dilambatkan guna menjamin reaksi fissi tetap berlangsung.

Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar ketimbang menggunakan reaksi berantai untuk menghasilkan reaksi fissi. b. Reaktor Fusi Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanya sedikit limbah radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih baik. 4. Sistem Pengamanan Dalam mengontrol terjadinya reaksi ini, neutron yang mempunyai kecepatan tinggi harus diperlambat, hal ini dapat dilakukan dengan bahan yang disebut moderator. Beberapa contoh moderator adalah H2O (light water), D2O (heavy water), graphite dan lain-lain. Selain itu ada pula yang dinamakan absorber yang berfungsi untuk menyerap neutron seperti Boron, Xenon dan sebagainya. Dengan mengontrol kadar moderator kita dapat mengontrol reaksi nuklir. kriteria-kriteria ini. Kegagalan dapat saja terjadi, namun dengan bantuan komputer tiap kesalahan dapat dideteksi dengan cepat dan langkah-langkah yang perlu dapat diambil sedini mungkin untuk menghindari kegagalan total. 5. Keuntungan dan Kerugian Sistem Pembangkit Tenaga Nuklir Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) , gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas). Tidak mencemari udara , tidak menghasilkan gas-gas berbahaya seperti karbon monoksida,sulfurdioksida,aerosol,mercury (raksa),nitrogen oksida,partikulate atau asap fotokimia. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal). Biaya bahan bakar rendah , hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan. Ketersedian bahan bakar yang melimpah,karena sangat sedikit bahan bakar yang diperlukan. Berikut ini berberapa hal yang menjadi kekurangan PLTN: Resiko kecelakaan nuklir,kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl

(yang tidak mempunyai containment building). Limbah nuklir , limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan tahun. Diposkan oleh herwyd di 16.52

You might also like