You are on page 1of 12

Nama NPM

: Rohaeni : 07310242

TUGAS ILMU BEDAH Pertanyaan : 1. Sebutkan macam-macam luka!jelaskan! 2. Indikasi pasien luka bakar yang memerlukan rawat inap apa saja? Jelaskan! 3. Apa saja yang harus diperhatikan dalam merawat pasien rawat inap pada luka bakar? Jelaskan! 4. Bagaimana cara kita mendeteksi adanya trauma inhalasi pada pasien Luka bakar? Jelaskan! 5. Jelaskan dan tuliskan tentang luka bakar listrik dan bom! 6. Sebutkan dan jelaskan macam-macam benang! 7. Sebutkan dan jelaskan macam-macam jarum! 8. Apa itu debridement, jelaskan!

Pembahasan : 1. Klasifikasi luka bakar sesuai kedalamannya

Derajat 1 Superfisial hanya meliputi epidermis superfisial (misalnya tersengat matahari).

Gejala ; nyeri, kemerahan, tidak ada kerusakan jaringan atau saraf.

Derajat 2 (Sebagian lapisan kulit) Dermal superfisial sampai dalam meliputi seluruh epidermis dan berbagai ukuran dermis (misalnya tersiram air panas). Gejala : nyeri, merah, kulit edema, veiskel. Derajat 3 Epidermis dan dermis rusak, meliputi jaringan adiposa subkutan, fasia otot, dan tulang (misalnya terbakar api). Gejala : tidak nyeri, kulit putih, merah, atau hitam dan kulit edema. 2. Indikasi rawat inap luka bakar : Luka bakar derajat dua -15% LPTT LUka bakar derajat tiga-5% LPTT (luka bakar seperti ini memerlukan eksisi dan penutupan secara bedah) Luka bakar pada wajah, kaki, tangan dan perineum LUka bakar akibat sengatan listrik Cedera inhalasi, termasuk inhalasi asap dan keracunan karbonmonoksida Luka bakar kimia (luka seperti ini memerlukan irigasi yang lama, biasanya dalam dan menimbulkan luka bakar derajat tiga). Pasien-pasien luka bakar dengan cedera lain, termasuk fraktur dan trauma tumpul atau tembus yang berat. LUka bakar pada pasien di bawah usia 10 tahun atau di atas 50 tahun Luka bakar pada pasien-pasien dengan penyakit serius lainnya (misalnya diabetes mellitus, alkoholisme kronik, sirosis, penyakit jantung, AIDS). Semua anak yang dicurigai menjadi korban penyiksaan atau pengabaian anak Luka bakar terinfeksi yang mula-mula ditangani sebagai kasus rawat jalan Luka bakar tingkat tiga yang kecil yang paling baik diatasi dengan eksisi dini dan pencangkokan. Luka bakar yang kecil pada pasien yang tidak dapat merawat luka tersebut yang jika dibiarkan tak terawat memiliki potensi yang besar untuk terjadinya infeksi: a. Penyalahgunaan obat b. Penderita gangguan mental c. Tuna wisma d. Pasien yang dirawat di bagian lain dan mengalami luka bakar

yang serius e. Anak kecil dengan lingkungan rumah yang tidak dapat diandalkan Sindom kehilangan kulit yang luas dan akut yang memerlukan kualitas perawatan pusat luka bakar (misal sindrom StevensJohnson/nekrolisis epidermal toksik, luka terkelupas yang luas).

3. Hal yang harus diperhatikan selama merawat pasien luka bakar Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi rakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka bakar daerah leher; kompresi jalan nafas thorak dan dada atau keterdatasan pengembangan dada. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan cairan melalui rute abnormal. Peningkatan kebutuhan : status hypermetabolik, ketidak cukupan pemasukan. Kehilangan perdarahan. Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan cedera inhalasi asap atau sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari dada atau leher. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat; kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Pertahanan sekunder tidak adekuat; penurunan Hb, penekanan respons inflamasi. Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan edema. Manifulasi jaringan cidera contoh debridemen luka. Resiko tinggi kerusakan perfusi jaringan, perubahan/disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan Penurunan/interupsi aliran darah arterial/vena, contoh luka bakar seputar ekstremitas dengan edema. Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik (sebanyak 50 % 60% lebih besar dari proporsi normal pada cedera berat) atau katabolisme protein. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler, nyeri/tak nyaman, penurunan kekuatan dan tahanan. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Trauma : kerusakan permukaan kulit karena destruksi lapisan kulit (parsial/luka bakar dalam). Gangguan citra tubuh (penampilan peran) berhubungan dengan krisis situasi; kejadian traumatik peran klien tergantung, kecacatan dan nyeri.

4. Cara mendeteksi adanya trauma inhalasi: GAMBARAN KLINIS Oleh karena onset terjadinya tidak segera dan sering tidak ditangani sesegeramungkin, maka perlu diketahui tanda-tanda yang dapat mengarahkan kita untuk bertindak dan harus mencurigai bahwa seseorang telah mengalami trauma inhalasi antara lain : Luka bakar pada wajah Alis mata dan bulu hidung hangus Adanya timbunan karbon dan tanda-tanda inflamasi akut di dalam orofaring Sputum yang mengandung arang atau karbon Wheezing, sesak dan suara serak Adanya riwayat terkurung dalam kepungan api Ledakan yang menyebabkan trauma bakar pada kepala dan badan Tanda-tanda keracunan CO (karboksihemoglobin lebih dari 10% setelah berada dalamlingkungan api) seperti kulit berwarna pink sampai merah, takikardi, takipnea, sakitkepala, mual, pusing, pandangan kabur, halusinasi, ataksia, kolaps sampai koma

5. Luka bakar listrik dan bom Tekanan peledak yang menyertai meledaknya bom atau kerang pecah casing mereka dan membuat kecepatan yang tinggi terhadap fragmen yang dihasilkan. Fragmen ini memiliki potensi untuk menyebabkan cedera bahkan lebih menghancurkan jaringan daripada peluru. Mereka tidak stabil dalam penerbangan dan mungkin merobek melalui jaringan dengan kecepatan tinggi dengan cara jatuh. Laporan ini terutama berlaku artileri tua dan bom teroris di mana casing fragmen alami menjadi potonganpotongan ukuran variabel. Namun, tren dalam perang konvensional terhadap senjata dengan hati-hati direkayasa yang membawa amunisi preformed, seperti kawat berlekuk atau bantalan bola, atau memiliki casing mereka terukir untuk memungkinkan pola fragmentasi diprediksi mengakibatkan banyak kecil, relatif rendah-energi fragmen. Tujuannya adalah untuk melumpuhkan, bukan membunuh, dengan menimbulkan beberapa rendah energi luka transfer ke dua atau lebih sistem tubuh.

6. Macam-macam benang Dapat Diserap a. Catgut (dari usus domba) 1. Catgut murni Tanpa campuran apapun Diserap kira-kira dalam waktu I minggu Untuk jahitan yang diharapkan penyembuhannya 5-7 hari. Untuk jahitan mukosa kandung kemih 2. Kromik Dengan campuran larutan asam kromat Diserap dalam waktu 2-3 minggu Baik untuk ligasi dan mendekatkan jaringan b. Sintetik Asam polglikolik Poliglatin 910 (inert dan mempunyai daya tegang yang besar). Bisa digunakan untuk jaringan termasuk kulit. Tidak Dapat Diserap a. Alami (pilinan) : sutera, linen, kapas Untuk jahitan terputus (interrupted) Daya tegang cukup dan dapat diperkuat jika dibasahi dengan larutan garam sebelum digunakan b. Sintetis (monofilament) : nilon, polipropamid yang dilapisi Teflon atau dakron, polyester Untuk jahitan kontinyu Daya tegang tinggi Benang tidak diserap biasa digunakan pada jaringan yang sukar sembuh Ukuran Benang Dinyatakan dalam satuan metric atau satuan baku eropa. Ukuran terkecil standar Eropa adalah 11.0 (11.0) konversi metric 0.1 dan terbesar adalah 7 konversi dalam metric 0.5

7. Macam-macam jarum JENIS JARUM Menurut matanya : bermata (traumatic), tidak bermata (atraumatik) Menurut kelengkungannya: lurus, lengkung. Jarum yang sangat lengkung untuk luka yang dalam. Pemilihannya tergantung kedalaman jaringan yang berbeda. Menurut penampang jarum 1. Bulat : unutk jaringan lunak 2. Bersegi tajam : untuk jaringan kulit 8. Debridement Debridement (Wound Excision) Adalah membuang jaringan yang mati serta merapikan tepi luka

Memotong dengan menggunakan scalpel atau gunting Rawat perdarahan dengan meligasi menggunakan cat gut Perawatan Perdarahan Adalah suatu tindakan untuk menghentikan proses perdarahan Yaitu dengan kompresi lokal atau ligasi pembuluh darah atau jaringan sekitar perdarahan

Nama NPM

: I Gede Charya S : 07310115

TUGAS ILMU BEDAH Pertanyaan : 1. Sebutkan macam-macam luka!jelaskan! 2. Indikasi pasien luka bakar yang memerlukan rawat inap apa saja? Jelaskan! 3. Apa saja yang harus diperhatikan dalam merawat pasien rawat inap pada luka bakar? Jelaskan! 4. Bagaimana cara kita mendeteksi adanya trauma inhalasi pada pasien Luka bakar? Jelaskan! 5. Jelaskan dan tuliskan tentang luka bakar listrik dan bom! 6. Sebutkan dan jelaskan macam-macam benang! 7. Sebutkan dan jelaskan macam-macam jarum! 8. Apa itu debridement, jelaskan!

Pembahasan : 1. Klasifikasi luka bakar sesuai kedalamannya Derajat 1 Superfisial hanya meliputi epidermis superfisial (misalnya tersengat matahari). Gejala ; nyeri, kemerahan, tidak ada kerusakan jaringan atau saraf.

Derajat 2 (Sebagian lapisan kulit) Dermal superfisial sampai dalam meliputi seluruh epidermis dan berbagai ukuran dermis (misalnya tersiram air panas). Gejala : nyeri, merah, kulit edema, veiskel. Derajat 3 Epidermis dan dermis rusak, meliputi jaringan adiposa subkutan, fasia otot, dan tulang (misalnya terbakar api). Gejala : tidak nyeri, kulit putih, merah, atau hitam dan kulit edema. 2. Indikasi rawat inap luka bakar :

Luka bakar derajat dua -15% LPTT LUka bakar derajat tiga-5% LPTT (luka bakar seperti ini memerlukan eksisi dan penutupan secara bedah) Luka bakar pada wajah, kaki, tangan dan perineum LUka bakar akibat sengatan listrik Cedera inhalasi, termasuk inhalasi asap dan keracunan karbonmonoksida Luka bakar kimia (luka seperti ini memerlukan irigasi yang lama, biasanya dalam dan menimbulkan luka bakar derajat tiga). Pasien-pasien luka bakar dengan cedera lain, termasuk fraktur dan trauma tumpul atau tembus yang berat. LUka bakar pada pasien di bawah usia 10 tahun atau di atas 50 tahun Luka bakar pada pasien-pasien dengan penyakit serius lainnya (misalnya diabetes mellitus, alkoholisme kronik, sirosis, penyakit jantung, AIDS). Semua anak yang dicurigai menjadi korban penyiksaan atau pengabaian anak Luka bakar terinfeksi yang mula-mula ditangani sebagai kasus rawat jalan Luka bakar tingkat tiga yang kecil yang paling baik diatasi dengan eksisi dini dan pencangkokan. Luka bakar yang kecil pada pasien yang tidak dapat merawat luka tersebut yang jika dibiarkan tak terawat memiliki potensi yang besar untuk terjadinya infeksi: a. Penyalahgunaan obat b. Penderita gangguan mental c. Tuna wisma d. Pasien yang dirawat di bagian lain dan mengalami luka bakar yang serius e. Anak kecil dengan lingkungan rumah yang tidak dapat diandalkan Sindom kehilangan kulit yang luas dan akut yang memerlukan kualitas perawatan pusat luka bakar (misal sindrom StevensJohnson/nekrolisis epidermal toksik, luka terkelupas yang luas).

3. Hal yang harus diperhatikan selama merawat pasien luka bakar Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi rakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka bakar daerah leher; kompresi jalan nafas thorak dan dada atau keterdatasan pengembangan dada. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan cairan melalui rute abnormal. Peningkatan kebutuhan :

status hypermetabolik, ketidak cukupan pemasukan. Kehilangan perdarahan. Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan cedera inhalasi asap atau sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari dada atau leher. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat; kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Pertahanan sekunder tidak adekuat; penurunan Hb, penekanan respons inflamasi. Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan edema. Manifulasi jaringan cidera contoh debridemen luka. Resiko tinggi kerusakan perfusi jaringan, perubahan/disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan Penurunan/interupsi aliran darah arterial/vena, contoh luka bakar seputar ekstremitas dengan edema. Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik (sebanyak 50 % 60% lebih besar dari proporsi normal pada cedera berat) atau katabolisme protein.

Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler, nyeri/tak nyaman, penurunan kekuatan dan tahanan. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Trauma : kerusakan permukaan kulit karena destruksi lapisan kulit (parsial/luka bakar dalam). Gangguan citra tubuh (penampilan peran) berhubungan dengan krisis situasi; kejadian traumatik peran klien tergantung, kecacatan dan nyeri.

4. Cara mendeteksi adanya trauma inhalasi: GAMBARAN KLINIS Oleh karena onset terjadinya tidak segera dan sering tidak ditangani sesegeramungkin, maka perlu diketahui tanda-tanda yang dapat mengarahkan kita untuk bertindak dan harus mencurigai bahwa seseorang telah mengalami trauma inhalasi antara lain : Luka bakar pada wajah Alis mata dan bulu hidung hangus

Adanya timbunan karbon dan tanda-tanda inflamasi akut di dalam orofaring Sputum yang mengandung arang atau karbon Wheezing, sesak dan suara serak Adanya riwayat terkurung dalam kepungan api Ledakan yang menyebabkan trauma bakar pada kepala dan badan Tanda-tanda keracunan CO (karboksihemoglobin lebih dari 10% setelah berada dalamlingkungan api) seperti kulit berwarna pink sampai merah, takikardi, takipnea, sakitkepala, mual, pusing, pandangan kabur, halusinasi, ataksia, kolaps sampai koma

5. Luka bakar listrik dan bom Tekanan peledak yang menyertai meledaknya bom atau kerang pecah casing mereka dan membuat kecepatan yang tinggi terhadap fragmen yang dihasilkan. Fragmen ini memiliki potensi untuk menyebabkan cedera bahkan lebih menghancurkan jaringan daripada peluru. Mereka tidak stabil dalam penerbangan dan mungkin merobek melalui jaringan dengan kecepatan tinggi dengan cara jatuh. Laporan ini terutama berlaku artileri tua dan bom teroris di mana casing fragmen alami menjadi potongan-potongan ukuran variabel. Namun, tren dalam perang konvensional terhadap senjata dengan hati-hati direkayasa yang membawa amunisi preformed, seperti kawat berlekuk atau bantalan bola, atau memiliki casing mereka terukir untuk memungkinkan pola fragmentasi diprediksi mengakibatkan banyak kecil, relatif rendah-energi fragmen. Tujuannya adalah untuk melumpuhkan, bukan membunuh, dengan menimbulkan beberapa rendah energi luka transfer ke dua atau lebih sistem tubuh.

6. Macam-macam benang Dapat Diserap a. Catgut (dari usus domba) 1. Catgut murni Tanpa campuran apapun Diserap kira-kira dalam waktu I minggu Untuk jahitan yang diharapkan penyembuhannya 5-7 hari.

Untuk jahitan mukosa kandung kemih 2. Kromik Dengan campuran larutan asam kromat Diserap dalam waktu 2-3 minggu Baik untuk ligasi dan mendekatkan jaringan b. Sintetik Asam polglikolik Poliglatin 910 (inert dan mempunyai daya tegang yang besar). Bisa digunakan untuk jaringan termasuk kulit. Tidak Dapat Diserap a. Alami (pilinan) : sutera, linen, kapas Untuk jahitan terputus (interrupted) Daya tegang cukup dan dapat diperkuat jika dibasahi dengan larutan garam sebelum digunakan b. Sintetis (monofilament) : nilon, polipropamid yang dilapisi Teflon atau dakron, polyester Untuk jahitan kontinyu Daya tegang tinggi Benang tidak diserap biasa digunakan pada jaringan yang sukar sembuh Ukuran Benang Dinyatakan dalam satuan metric atau satuan baku eropa. Ukuran terkecil standar Eropa adalah 11.0 (11.0) konversi metric 0.1 dan terbesar adalah 7 konversi dalam metric 0.5

7. Macam-macam jarum JENIS JARUM Menurut matanya : bermata (traumatic), tidak bermata (atraumatik) Menurut kelengkungannya: lurus, lengkung. Jarum yang sangat lengkung untuk luka yang dalam. Pemilihannya tergantung kedalaman jaringan yang berbeda. Menurut penampang jarum 1. Bulat : unutk jaringan lunak 2. Bersegi tajam : untuk jaringan kulit 8. Debridement Debridement (Wound Excision) Adalah membuang jaringan yang mati serta merapikan tepi luka Memotong dengan menggunakan scalpel atau gunting Rawat perdarahan dengan meligasi menggunakan cat gut Perawatan Perdarahan Adalah suatu tindakan untuk menghentikan proses perdarahan

Yaitu dengan kompresi lokal atau ligasi pembuluh darah atau jaringan sekitar perdarahan

You might also like