You are on page 1of 13

KATA PENGANTAR Segala puja dan puji kita panjatkan hanya kepada Allah Subhanahu wa taala yang telah

telah mempermudah segala urusan termasuk penyusunan makalah ini. Shalawat beserta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan nabi besar kita nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam yang telah mengarahkan kita dengan seruannya untuk kembali ke jalan yang benar yang Allah ridlai padanya. Makalah yang berjudul SIKAP merupakan sebuah pembahasan yang penting untuk kita ketahui sebagaimana hal tersebut sangat berhubungan erat dengan perilaku kita sehari -hari. Dalam pembahasan ini, penyusun sengaja mengambil beberapa teori-teori mengenai judul yang dibahas sehingga dapat memaknai dengan benar serta mengetahui beberapa pendapat ahli yang berpendapat mengenai judul yang dibahas. Selanjutnya, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi pengarahan dengan baik kepada penyusun agar dapat menghasilkan makalah yang rasional dan spesifik dan tak lupa kepada Ibu Dra. Hj. Djuwarijah, M. Si selaku dosen Psikologi sosial untuk memberikan tanggapannya mengenai penulisan makalah ini yang diharapkan menghasilkan penulisan makalah yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

Sleman, Yogyakarta, 21 Maret 2013

Penyusun

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi.. BAB I A. Pendahuluan : Pengertian Sikap BAB II B. Sikap.. a. Teori Sikap b. Perubahan Sikap... c. Pembentukan Sikap.. BAB III C. Kesimpulan D. Referensi....

BAB I A. PENDAHULUAN Pengertian Sikap Sikap merupakan suatu pandangan yang telah umum bagi kita yang sudah begitu banyak kita saksikan di kehidupan keseharian kita. Namun, perlu kita ketahui dari berbagai aspek, maka akan banyak muncul beraneka ragam pendapat mengenai defenisi makna sikap itu sendiri. Beberapa para ahli filsuf dan ahli lainnya mengartikan defenisi sikap berdasarkan pada teori yang telah diuji coba dengan hasil (argumentasi) mereka masing-masing. Menurut Azwar (1997) mendefinisikan sikap menjadi 3 kelompok, yaitu : a. Menurut Thurstone, Likert dan Osgood berpendapat bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Secara spesifik, Thurstone memformulasikan sikap sebagai derajat efek positif atau efek negatif terhadap suatu objek psikologis. b. Defenisi sikap diterangkan oleh ahli yang berkonsentrasi pada kajian bidang psikologi Sosial dan kepribadian. Chave, Bogardos, Lapierre, Mead dan Alport menjelaskan sikap lebih komplek. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek-objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya renspon. c. Oleh kelompok pemikir yang berorientasi pada skema triadic (triadic scheme) diwakili oleh Secord dan Backman yang menerangkan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.

Menurut Krech dan Cruth Field (dalam Sears, Freadman dan Peplan, 1994), Sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional dan perseptual mengenai beberapa aspek pengalaman subjektif individu.

Walgito (2003), Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan individu mengenai objek (situasi yang relative tetap,yang disertai dengan perasaan tertentu dan menjadi dasar kepada individu tersebut untuk membuat renspon dalam cara tertentu yang dipilihnya). Brehm dan kassim (1993) menerangkan sikap sebagai reaksi positif atau negatif terhadap seseorang,objek atau gagasan. Baron dan Byme (1997),Sikap memperhatikan variasi evaluasi terhadap aspek-aspek pada dunia Sosial. Myears (2002), Sikap merupakan evaluasi reaksi setuju dan tidak setuju terhadap seseorang atau sesuatu yang ditunjukkan oleh kepercayaan, perasaan, kecenderungan perilaku. Franzoi (2003), Sikap ialah positif atau negatif evaluasi terhadap objek. Eagly dan Chaiken (1993) berpendapat bahwa Sikap merupakan kecenderungan sebagai kesatuan evaluasi derajat mendukung atau tidak mendukung pada suatu objek tertentu. Eagly dan Chaiken (1993) Menjelaskan lebih jauh bahwa sikap dinyatakan pada semua kelompok evaluasi terhadap renspon yang terdiri dari yang tampak maupun tidak tampak,kognitif,afektif atau perilaku. Melihat secara khusus,sikap adalah tingkat pengambilan keputusan dari variasi laporan diantara benda-benda stimuli,objek sikap dan evaluasi terhadap renspon stimuli

BAB II B. SIKAP A. Teori Sikap Tiga pandangan mengenai sikap : a. Sikap dimiliki seseorang karena proses belajar atau pengalaman. Contoh : Seorang yang berada pada lingkungan yang berliteratur bebas bergaul. Maka kemungkinan orang tersebut akan bersifat nakal, brutal bahkan hingga melakukan tindak kriminal dan hal-hal lainnya yang bersifat negatif. b. Menggunakan pendekatan insentif yang menjelaskan bahwa sikap sama dengan hasil proses menimbang baik buruk atau untung rugi yang akan dicapai dari sikap yang diambilnya. Teori mengenai insentif (Cognitive Rensponse Theory) oleh greenwald 1968 yang menunjukkan sikap adalah tanggapan yang bersifat kognitif terhadap suatu objek. Sikap berubah karena tanggapan kognitif berubah. Teori lain yang menjelaskan insentif dinamakan (expectancy value approach oleh Fdward) 1954 yang menerangkan sikap adalah hasil perhitungan untung rugi menghadapi suatu objek. Sikap berubah karena lama dianggap merugikan dan sikap baru menguntungkan. c. Berdasarkan pendekatan kognitif yang menyatakan sikap merupakan keseimbangan kognitif mengenai suatu objek sikap. Sikap cenderung berubah jika tidak ada

keseimbangan. Sikap diwarnai oleh afeksi, keseimbangan kognisi harus dicapai. Hal ini berarti sikap terhadap sesuatu itu harus ada ( Sears, Freedman and Peplau, 1994). B. Perubahan Sikap Perubahan sikap pada individu dapat melalui berbagai proses, diantaranya : a. Pertama, Perubahan sikap dapat melalui disonansi (ketidakseimbangan).

Ketidakseimbangan kognisi mengenai objek yang terjadi dikarenakan informasi baru

yang tidak konsisten dengan sikap. Hal ini juga berhubungan dengan perilaku dan sikap begitu pula dengan perilaku individu dengan lingkungan terhadap individu tersebut. Sebagai contoh :

Sebuah Iklan yang memberikan gambaran bahwasanya hanya dengan mengklik tidak menanamkan sebuah prinsip usaha namun santai. Hal ini menyebabkan individu akan cenderung pada konsep penanaman sikap santai. Kemudian di lain halnya, individu mendapatkan materi training bahwasanya mendapatkan uang perlu usaha. Sehingga tentu sangat tidak sejalan dengan penanaman sikap sebelumnya. Hal yang mengakibatkan ketidakseimbangan yang diterima oleh individu terhadap penerapan sikap yang baru namun logis dan masuk akal. b. Melalui proses imitasi sikap orang lain. Hal ini cenderung ada proses peniruan sikap orang lain. Sehingga adanya proses belajar sosial pada individu terhadap sikap orang lain. Sebagai contoh : Andi yang dulunya malas membaca. Setelah bergaul dengan temantemannya yang baru yang gemar membaca membuat sikap Andi berubah yaitu senang membaca. c. Melalui persuasi. Proses perubahan sikap terjadi melalui representasi berbagai jenis informasi atau berbagai informasi yang sengaja maupun tidak sengaja yang diberikan kepada seseorang untuk memberikan sikap orang tersebut. Hal ini dibagi menjadi dua dalam penerangannya secara kognitif, yaitu : laptop. Ketika Anda tertarik pada merek laptop tertentu karena mendapat pengaruh dari iklan yang ditayangkan dari stasiun televisi. Model pertama berupa The Elaboration Likehood Model yaitu melalui route yang berbeda. Route itu dinamakan central route yang merupakan perubahan sikap

karena tertuju pada isi informasi dan pheriperal route yang merupakan perubahan sikap karena tertuju di luar dan isi informasi. Contoh dari isi informasi adalah Anda tertarik pada laptop tersebut karena isi pesan yang disampaikan oleh iklan. Sedangkan pada contoh pheriperal route adalah Anda tertarik pada merek laptop tersebut dikarenakan sosok artis yang menjadi model bintang iklan merek laptop tersebut. Model yang kedua berupa The heuristic model yaitu persuasi yang melalui analisis target terhadap pesan persuasi atau melalui proses logika sederhana(heuristic). Hak ini menyebabkan target ( Sears, Frefman, and Peplau, 1994). Contohnya : Pembeli membeli sebuah laptop hanya dikarenakan pada tampilan laptop tersebut menarik.

C. Pembentukan Sikap Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi Sosial yang dialami oleh individu. Interaksi Sosial mengandung arti lebih dari pada sekedar adanya kontak Sosial dan hubungan antara individu sebagai anggota kelompok Sosial. Dalam interaksi Sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut, interaksi Sosial itu meliputi hubungan antara individu lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di sekelilingnya. Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu. Berikut akan kita uraikan peranan masing-masing faktor tersebut dalam ikut membentuk sikap manusia. Pengalaman Pribadi Apa yang telah kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi pehayatan kita terhadap stimulus Sosial. Tanggapan akan menjadi salah-satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis.

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih membekas Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu komponen Sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapakan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita (significant other), akan banyak mempengaruhi pembentukkan sikap kita terhadap sesuatu. Di antara orang yang biasanya

dianggap penting bagi individu adalah orangtua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami, dan lain-lain. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

Pengaruh Kebudayaan Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesaekan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya yang mempunyai norma longgar pergaulan heteroseksual, sangat mungkin kita akan mempunyai sikap yang mendukung terhadap masalah kebebasan heteroseksual. Apabila kita hidup dalam budaya Sosial yang sangat mengutamakan kehidupan berkelompok, maka sangat mungkin kita akan mempunyai sikap negatif terhap kehidupan individualisme yang mengutamakan kepentingan perorangan. Seorang ahli Psikologi yang terkenal, Burrhus Frederic Skinner sangat menekankan pengaruh lingkungan ( termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kepribadian, adalah pola prilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement

yang kita alami (Hergenhan, 1982). Kita memiliki pola sikap dan perilaku tertentu dikarenakan kita mendapat reinforcement (penguatan, ganjaran) dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain. Tanpa kita sadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakat, karena kebudayaan pulah yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.

Media Massa Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televise, radio, suratkabar, majalah, dll. Mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugersti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal yang memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. Walaupun pengaruh media massa tidaklah sebesar pengaruh interaksi individualsecara langsung, namun dalam proses pembentukan dan perubahan sikap, peranan media massa tidak kecil artinya. Karena itulah, salah-satu bentuk informasi sugestif dalam media massa, yaitu iklan yang slalu dimanfaatkan dalam dunia usaha guna meningkatkan penjualan atau memperkenalkan suatu produk baru. Dalam hal ini, informasi dalam iklan selalu berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan afektif yang positif pula. Memang seberannya iklan

bertujuan untuk membetuk sikap positif terhadap barang yang ditawarkan sehingga konsumen tertarik untuk membeli prodak yang ditawarkan.

Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama Lembaga pendidikan serta lembaga sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan kosep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaranajarannya. Dikarenakan kosep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan maka tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperanan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. Apabila terdapat suatu hal yang bersifat kontroversial, pada umumnya orang akan mencari informasi lain untuk memperkuat sikapnya atau mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap memihak. Dalam hal seperti ini, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga lembaga pendidikan atau dari agama serinngkali menjadi determinan tunggal yang menentukan sikap. Contoh yang menarik adalah masalah undian berhadiah yang bagi sebagian orang tidak di anggap judi. Mereka yang melihat undian berhadiah sebagai hal yang tidak berkaitan dengan masalah moral dan agama, akan mempunyai bermacam-mcam sikap sesuai dengan lingkungan di sekitarnya, namun sebalik nya bagi seseorang yang menganggap udian berhadiah bertentangan dengan ajaran moral dan agama akan memiliki sikap apatis atau menolak. Pengaruh Faktor Emosional Tidak semua bentu sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfunsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten atau lebih lama. Suatu contoh bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka (prejudice). Prasangka didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran, tidak fair , atau tidak

favorable terhadap sekelompok orang (Harding, Prosbansky, Kutner, & Chein, 1969; dalam Wrightsman & Deaux, 1981).

BAB III C. PENUTUP Kesimpulan Sikap merupakan sebuah reaksi evaluasi terhadap diri pribadi dalam pengenalan hal baru baik dalam aspek penerapan secara positif maupun negatif yang memiliki pengaruh terhadap perilaku keseharian individu. Sikap sendiri dapat berubah dan terbentuk dikarenakan pengaruh baik dari luar mapun dalam individu.

D. REFERENSI Saifuddin azwar. 1988. SIKAP MANUSIA TEORI DAN PENGUKURAN EDISI 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hadi Suyono. 2008. PENGANTAR PSIKOLOGI SOSIAL. Yogyakarta : D & H Pro Media Yogyakarta

SIKAP
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Sosial Semester genap tahun akademik 2013-2014

Disusun oleh : 1. 2. 3. 4. Muhammad faiqurrohman (12422028) Resi Dikrul Aji Nugroho (12422006) Rudyanto (12422070) Patimah Zahra (12422018)

Dosen Pengampuh : Dra. Hj. Djuwarijah, M. Si

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2013

You might also like