You are on page 1of 12

Mineral

Oleh : Annisa Dwi Nuraini 270110120193 Fakultas Teknik Geologi 2012 Geologi D

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Batuan adalah agregat padat dari mineral yang terbentuk secara alami yang tersusun oleh mineral, gas, material organik yang terubah, dan kombinasi semua komponen tersebut. Seperti yang telah disebutkan tadi bahwa batuan tersusun oleh mineral, maka mineral itu sendiri mempunyai klasifikasinya sendiri dan mineral itu sendiri tersusun atas kristal-kristal. 2. Perolehan Materi Materi yang dibahas diperoleh dari buku Geologi karya Katili, buku Batuan dan Mineral karya Ir. Doddy Setia Graha dan dari literatur yang ada di internet. 3. Cara Pemaparan Cara pemaparan yang digunakan adalah dengan penjelasan, penjelasan perpoin-poin, dan dengan bantuan gambar.

KONSEP DASAR
Mineral adalah salah satu dari zat yang menyusun batuan. Mineral itu sendiri memiliki pengertian suatu zat padat dari unsur kimia atau persenyawaan kimia yang dibentuk oleh prosesproses anorganik dan mempunyai susunan kimiawi tertentu dan suatu penempatan atom-atom secara beraturan didalamnya atau dikenal dengan struktur kristal. Mineral pembentuk batuan itu sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu : a. Mineral utama b. Mineral sekunder c. Mineral asesoris

PEMBAHASAN
Mineral Pembentuk Batuan
Dari analisa-analisa kimia yang dilakukan pada batuan-batuan, ditemukan delapan unsure pokok yang memainkan peranan penting dalam pembentukan kerak bumi. Unsure-unsur ini bersenyawa membentuk berbagai macam silikat dan oksida dan membentuk sebagian besar mineral-mineral utama yang terdapat dalam batuan mineral-mineral ini kemudian disebut sebagai mineral-mineral pembentuk batuan. Berdasarkan peranannya dalam ilmu batuan, maka didapatkan pembagian sebagai berikut :

a. Mineral utama b. Mineral sekunder c. Mineral asesoris Berikut akan dibahas tentang mineral-mineral tersebut beserta contoh-contohnya :

a.

Mineral Utama
Mineral utama adalah mineral yang mempunyai susunan atom tersendiri dan bersifat sangat khas. Mineral-mineral utama ini memiliki bentuk-bentuk khas seperti : Sistem jaringan berdimensi tiga Contoh : kuarsa, feldspar, dan foida Struktur pipih Contoh : mika dan klorit Struktur rantai Contoh : piroksin dan amfibol Struktur tetraeder Contoh : olivin Struktur cincin Contoh : turmalin Berikut akan dibahas tentang sistem kristal dan sifat fisik dari beberapa contoh mineral utama tersebut. Kuarsa

Sistem kristal : heksagonal Sistem kristal heksagonal ini memiliki tiga sumbu horizontal yang biasa diberi namanya a1, a2, dan a3. Sudut yang dibentuk dari positif sampai ke positif adalah 120o dan memiliki sudut yang sama besarnya, yaitu 60o . sumbu vertikal yang dimiliki sistem heksagonal adalah sumbu c yang tegak lurus dengan sumbu-sumbu horizontalnya. Sistem heksagonal memiliki kelas, yaitu : heksagonal piramid, heksagonal bipiramid, heksagonal trapezohedral, diheksagonal piramid, diheksagonal bipiramid, trigonal bipiramid, dan ditrigonal bipiramid. Sistem heksagonal juga memiliki kesimetrian, yaitu : 7 bidang simetri 7 simetri kehsagonal

6 sumbu simetri diagonal

Warna : bening atau putih Kilap : kaca Gores : skala mohs 7 Bentuk : heksagonal sistem jaringan berdimensi tiga Berat jenis : 2.65

Olivin

Sistem kristal : ortorombik Sistem kristal jenis ini memiliki tiga sumbu yang dapat kita sebut dengan a, b, dan c. Sumbu a dan b merupakan sumbu horizontal dan sedangkan sumbu c merupakan sumbu vertikal. Panjang dari masing-masing sumbu tidaklah sama, sumbu a adalah sumbu terpendek, sumbu b adalah sumbu menengah dan sumbu c adalah sumbu terpanjang. Masing-masing sumbu ini saling tegak lurus atau membentuk sudut 90o . Sistem ortorombik memiliki tiga kelas, yaitu : bisfenoid, bipiramid, dan piramid. Kesimetrian dari sistem ortorombik yaitu : 3 bidang simetri bidang-bidang sumbu 3 sumbu simetri diagonal sumbu-sumbu kristalografi pusat simetri

Warna : hijau kekuningan sampai hijau keabu-abuan Kilap : kaca Gores : skala mohs 6.5 7 Bentuk : ortorombik struktur tetraeder Berat jenis : 3.27 4.37

Turmalin

Sistem kristal : heksagonal Sistem kristal heksagonal ini memiliki tiga sumbu horizontal yang biasa diberi namanya a1, a2, dan a3. Sudut yang dibentuk dari positif sampai ke positif adalah 120o dan memiliki sudut yang sama besarnya, yaitu 60o . sumbu vertikal yang dimiliki sistem

heksagonal adalah sumbu c yang tegak lurus dengan sumbu-sumbu horizontalnya. Sistem heksagonal memiliki kelas, yaitu : heksagonal piramid, heksagonal bipiramid, heksagonal trapezohedral, diheksagonal piramid, diheksagonal bipiramid, trigonal bipiramid, dan ditrigonal bipiramid. Sistem heksagonal juga memiliki kesimetrian, yaitu : 7 bidang simetri 7 simetri kehsagonal 6 sumbu simetri diagonal

Warna : umumnya hitam, juga coklat, biru, hijau, dan merah Kilap : kaca sampai damar Gores : skala mohs 7 7.5 Bentuk : heksagonal struktur cincin Berat jenis : 3.0 3.23

b. Mineral Sekunder
Mineral sekunder ialah mineral-mineral yang terbentuk dari mineral-mineral utama tadi misalnya karena proses pelapukan pada mineral utama. Mineral-mineral sekunder terdiri dari beberapa kelompok, yaitu : Kelompok kalsit (kalsit, dolomite, magnesit, siderite), dapat terbentuk dari hasil ubahan mineral plagioklas. Kelompok serpentin (antigorit dan krisotil), umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral mafik (terutama olivine dan piroksen). Kelompok klorit (proktor, penin, dan talk), umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral plagioklas. Kelompok serisit sebagai ubahan mineral plagioklas. Kelompok kaolin (kaolin dan halosit), umumnya ditemukan sebagai hasil pelapukan batuan beku.

Berikut akan dibahas mengenai sistem kristal dan sifat fisik dari beberapa mineral sekunder.

Kalsit

Sistem kristal : rombohedral Sumbu-sumbu kristalografi pada sistem ini memiliki tiga sumbu horizontal yang sama panjang dan membentuk sudut tidak saling tegak lurus atau tidak 90 o. Sebuah sumbu yang vertikal disebut sumbu c yang berbeda panjangnya. Rombohedral memiliki beberapa kelas, yaitu : trigonal pyramid, trigonal trapezohedral, ditrigonal pyramid, ditrigonal skalenohedral, rombohedral. Kesimetrian dari rombohedral yaitu : 3 bidang simetri 1 sumbu simetri trigonal 1 pusat simetri

Warna : bening, putih, hijau, abu-abu Kilap : kaca sampai guram Gores : skala mohs 3 Bentuk : rombohedral trigonal hexagonal Berat jenis : 2.72

Klorit

Sistem kristal : monoklin Sistem kristal monoklin ini mempunya tiga sumbu, yaitu sumbu a, b, dan c. Sumbu a, b dan c memiliki panjang yang berbeda dimana sumbu a adalah sumbu terpendek, sumbu b adalah sumbu menengah, dan sumbu c adalah sumbu terpanjang. Sumbu a dan b merupakan sumbu horizontal yang saling tegak lurus. Sumbu c adalah sumbu vertikal yang tidak tegak lurus dengan sumbu a atau memiliki sudut sebesar beta. Monoklin mempunyai beberapa kelas, yaitu : spenoidal, doma, dan prisma. Kesimetrian yang dimiliki oleh sistem monoklin adalah : 1 bidang simetri dibentuk oleh sumbu a dan c 1 sumbu simetri diagonal, yaitu sumbu b kristalografi 1 pusat simetri

Warna : hijau, sedikit kuning, putih, dan merah muda Kilap : kaca sampai mutiara Gores : skala mohs 2 2.5 Bentuk : monoklin Berat jenis : 2.6 3.3

Kaolin

Sistem kristal : triklin Sistem triklin memiliki tiga sumbu, yaitu sumbu a, b, dan c. Sumbu a dan b merupakan sumbu horizontal dan sumbu c merupakan sumbu vertikal. Sumbu a adalah sumbu terpendek, sumbu b adalah sumbu menengah, dan sumbu c adalah sumbu terpanjang. Sumbu a, b dan c tidak tegak lurus melainkan memiliki sudut. Sistem trikin memiliki dua kelas, yaitu : pinakoidal dan pedial.

Warna : putih, merah, biru, cokelat Kilap : mutiara sampai tanah Gores : skala mohs 2 2.5 Bentuk : triklin Berat jenis : 2.16 2.68

c. Mineral Asesori
Mineral asesori adalah mineral yang jumlahnya sangat sedikit namun terdapat di hamper semua batuan. Contoh dari mineral asesori adalah magnetit, yaitu sebuah oksida besi yang berwarna hitam dan mempunyai sifat magnet kuat dan terdapat dalam jumlah kecil

dalam batuan-batuan beku. Zirkon adalah mineral yang terdapat dalam batuan-batuan masam. Berikut akan dibahas mengenai sistem kristal dan sifat fisik dari beberapa mineral asesori. Zirkon

Sistem kristal : tetragonal Sistem kristal tetragonal ini memiliki tiga sumbu, yaitu sumbu a, b, dan c. Sumbu-sumbu a dan b adalah sumbu horizontal, sedangkan sumbu c adalah sumbu vertikal. Sumbu a dan sumbu b memiliki panjang yang sama dan saling tegak lurus. Sumbu c adalah sumbu yang terpanjang dibandingkan sumbu a dan b. Sumbu c juga tegak lurus dengan bidang horizontalnya. Sistem tetragonal ini memiliki beberapa kelas, yaitu : piramid, bipiramid, bispenoid, tropezohedral, ditetragonalpiramid, skalenohedral, dan ditetragonalbipiramid. Sistem tetragonal juga memiliki kesimetrian, yaitu : 5 bidang simetri 3 bidang sumbu dan 2 bidang diagonal 1 sumbu tetragonal 4 sumbu diagonal 1 pusat simetri

Warna : cokelat, bening, abu-abu, dan hijau Kilap : mika

Gores : skala mohs 7.5 Bentuk : tetragonal Berat jenis : 4.68

Magnetit

Sistem Kristal : isometrik Sistem kristal isometrik ini memiliki tiga sumbu yaitu sumbu a, b, dan c. Ketiga sumbu ini saling tegak lurus dan memiliki panjang yang sama. Isometrik memiliki lima kelas, yaitu : diploidal, hexoctahedral, gyroidal, hextetrahedral, dan tetratoidal.

Warna : hitam Kilap : metalik sampai submetalik Gores : skala mohs 5.5 - 6.5 Bentuk : isometrik - hexoctahedral Berat jenis : 5 5.2

KESIMPULAN
Mineral adalah salah satu zat penyusun batuan. Mineral penyusun batuan ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Mineral utama atau mineral primer Mineral utama adalah mineral yang mempunyai kekhasan tersendiri dan mempunyai bentuknya tersendiri. 2. Mineral sekunder Mineral sekunder adalah mineral yang terbuat dari hasil pelapukan mineral utama. 3. Mineral asesoris Mineral asesoris adalah mineral yang jumlahnya hanya sedikit di bumi namun sering muncul di berbagai jenis batuan meskipun hanya berukuran sangat kecil.

DAFTAR PUSTAKA
Katili, J.A ., Marks, P. 1963. Geologi. Departemen Urusan Research Nasional. Jakarta. Setia, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. NOVA : Bandung. http://petroclanlaboratory.weebly.com/igneous-rocks.html http://wikipedia.com

You might also like