Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Secara alami, kulit membersihkan diri dengan mendorong kotoran di
berbagai lapisan kulit menuju sel tanduk terluar dengan kecepatan konstan.
Flora alami kulit (bakteri) turut berperan dalam degradasi dan
Air merupakan pembersih universal, dapat melembutkan lapisan tanduk Air murni tidak dapat membasahkan kulit dengan baik akibat adanya keratin mengikat air dalam bentuk emulsi A/M daya membersihkan air berkurang (lihat animasi) Penetrasi air ke dalam lapisan-lapisan kulit sulit akibat adanya lemak pada kulit Air tidak selalu dapat membersihkan bakteri, dan kotoran-kotoran yang tidak larut air Untuk mengatasi hal ini air + alkohol (face lotions)
Face Lotions
Umumnya mengandung alkohol encer (20-40%) dalam bentuk etanol / isopropil alkohol, sisanya air. Efek membersihkan & disinfeksi isopropil alkohol lebih baik dari etanol namun kurang menyegarkan & aromanya kurang sedap.
Menurunkan tegangan permukaan kulit pembasahan kulit lebih baik Memberikan sensasi segar yang menyenangkan akibat penguapan cepat alkohol dari permukaan kulit Memiliki daya rendah dalam membersihkan lemak & kotoran (a mild degreasing effect) Dapat melarutkan dengan baik parfum yang digunakan Sedikit meningkatkan kelarutan pengotor berupa lemak Sedikit berefek sebagai astringen & disinfektan
3.
4. 5. 6.
Semakin tinggi konsentrasi alkohol yang digunakan efek degreasing & iritasi meningkat Face lotion digunakan untuk menghilangkan pengotor larut air dan menyegarkan kulit, digunakan setelah oil-based cleanser
6
Astringen dengan konsentrasi rendah (tawas, seng fenol sulfat, witch hazel) Efek smoothing, melembutkan kulit, dengan penambahan gliserol, glikol, sorbitol Antiseptik tambahan (asam borat, asam benzoat, ester p-hidroksi asam benzoat) dalam dosis rendah
2.
3.
4.
5. 6.
Sabun (campuran garam natrium asam lemak dan asamnya : stearat, palmitat, oleat, miristat, laurat)
- daya bersih baik, fairly harmless, mudah diperoleh - kekurangan : meningkatkan pH kulit, mampu melunakkan lap. tanduk & memfasilitasi masuknya senyawa asing ke dalam kulit, epidermal degreasing s/d 75,8%, adsorpsi sabun pada keratin, iritasi kulit
2.
3. Produk kondensasi asam lemak Igepon T - dihasilkan oleh asam lemak dan kloridanya (ex : Igepon T)
- pembasahan, daya dispersi dan efek detergensi baik
5.
6.
F1,F2, Keithler, The Formulation of Cosmetics & Cosmetics Specialties, p. 318 & 321. Larutkan bahan padat pada campuran propilen glikol/gliserol dan air. Campurkan dengan larutan mentol & minyak parfum dalam alkohol. Saring setelah 2 minggu (maturing period)
Isopropil alkohol
Gliserol Propilen glikol Hamamelis water Normolactol Asam borat Na-alum Seng fenolsulfonat Asam benzoat 1,1 2,1 2,0 2,0 1,0 6,7 6,5 2
36,4
1,5
5 0,5
Mentol
Parfum Orange-blossom water Rose water
0,1
0,7
0,2
0,4 3 2
F3,F4, Janistyn, Riechstoffe, Seifen, Kosmetika, II, 1950, p. 185-6. Normolactol di dapar (pH 3,7) dengan larutan asam laktat dan 13-15% Na-laktat
10
Sediaan face lotion yang jernih dapat menjadi berkabut/mengendap disarankan sediaan disimpan dahulu selama 2 minggu (maturing period) dan disaring sebelum dimasukkan ke dalam botol. Kabut/endapan dapat juga dihindari dengan mendinginkan sediaan pada suhu 0-10C selama 24 jam dan disaring sebelum dikemas
11
tipe A/M
tipe M/A
13
Campuran minyak (ex: minyak zaitun) dan malam (wax) Viskositas tidak boleh terlalu tinggi friksi dng kulit viskositas terlalu rendah pengotor sulit terjerap Lanolin, setil alkohol me permeabilitas kulit terhadap air; larutan koloid lanolin dalam minyak nabati/mineral cocok untuk membersihkan kulit
Lebih dikenal sebagai face milk, beauty milk Digunakan sebagai alas bedak, pembersih make up wajah dan juga pelembab Umumnya mengandung asam stearat, gliseril monostearat, minyak mineral, isopropil palmitat Kandungan air tinggi Emulgator yang digunakan : sabun amin (TEA-stearat), surfaktan nonionik
Bentuk : padat dan krim Daya bersih baik, dapat abrasif pada kulit bila mengandung basa kuat / disinfektan; cocok untuk yang tidak tahan sabun Mengandung bahan koloid (turunan selulosa/protein) Mekanisme pembersihan berdasarkan kapasitas koloid untuk memegang pengotor dalam suspensi Bahan tambahan yg digunakan : pati, talk, abrasif lembut
Shampo harus berbusa (dlm air sadah sekalipun), mudah dibilas oleh air, tidak mengiritasi kulit kepala, tidak membahayakan mata (surfaktan kationik paling berbahaya) perlu Evaluasi Khusus !!
17
Kriteria shampo
Setelah digunakan rambut menjadi :
Lembut Mengkilat Wangi Mudah diatur Bersih tanpa kering berlebihan (tidak menghilangkan semua lap. lemak rambut)
18
Tahap-tahap detergensi : 1. Pembasahan pengotor & keratin rambut shg tegangan permukaan turun 2. Partikel/minyak pengotor digantikan oleh larutan detergen (shampo)
3. Partikel pengotor tetap terdispersi dalam larutan detergen hingga rambut dibilas terbawa
19
Rambut
Batang rambut dilapisi dengan
sebum, hasil sekresi kelenjar sebaceous, berfungsi : 1. Mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen
2. Melumasi rambut Pembersihan rambut harus dapat membersihkan lapisan sebum yang mrp tempat menempelnya kotoran & debu tanpa menghilangkan seluruh lapisan lemaknya digantikan kondisioner
20
Komponen Shampo
1. Surfaktan utama
- penghasil busa & pembersih rambut utama -
2. Surfaktan sekunder
- modifikasi sifat detergensi detergen dan kondisi rambut -
21
1. Surfaktan Utama
Surfaktan kationik Golongan Surfaktan anionik Surfaktan nonionik
Contoh golongan : 1. Sabun asam lemak 2. Parafin sulfonat 3. Alkil benzen sulfonat 4. Alkil sulfat 5. Alkil eter sulfat
Fungsi utama : pembersih rambut & penghasil busa utama Surfaktan kationik : daya bersih baik, busa banyak, rambut mjd mudah diatur, mengkilat tanpa ada muatan elektrostatis, toksik, berbahaya bagi mata jarang digunakan Surfaktan anionik : daya bersih & busa cocok untuk shampo Surfaktan nonionik : daya bersih baik, busa rendah
Surfaktan amfolitik : daya bersih baik, busa rendah, mahal, hanya 22 sebagai surfaktan sekunder, mrp kondisioner rambut yang baik
2. Surfaktan Sekunder
Surfaktan anionik Golongan
Surfaktan amfolitik
Fungsi : Meningkatkan busa Memperbaiki kondisi rambut (sbg kondisioner)
Contoh golongan :
1. Alkil sulfat sekunder 2. Monogliserida sulfat 3. Turkey red oil
4. Alkil sulfosuksinat
5. Metil taurida 6. Asam lemak alkanolamida 7. Surfaktan amfolitik lain : amin oksida
- meningkatkan sifat kondisioning 8. Surfaktan nonionik - utk kombinasi dng surf. anionik 23
Parfum
Pengawet
24
Kondisioner
Tujuan : menggantikan lemak yang hilang oleh shampo Terdiri dari :surfaktan sekunder, lemak (lanolin, minyak mineral), produk alam (lesitin, kolesterol, asam amino, polipeptida, turunan telur) & polimer (PVP)
Pengawet
Tujuan : menghambat & mencegah pertumbuhan mikroba (bakteri & jamur) Bakteri kontaminan : gol. Pseudomonas
Kontaminasi mikroba dalam shampo dapat menyebabkan rusaknya detergen, timbul bau tidak sedap, kabut dan perubahan warna shampo.
Surfaktan dapat menurunkan kerja pengawet shg konsentrasi pengawet yang digunakan harus lebih tinggi dari biasa Contoh : asam p-hidroksibenzoat & esternya, 2-bromo-2nitropropan-1,3-diol
25
Ketombe
Merupakan abnormalitas dari kulit kepala, stratum corneum tidak powder off namun membentuk lapisanlapisan tebal yang terlihat oleh mata Penyebab Gangguan mekanik / kimiawi Infeksi jamur : Pityriasis simplex, P. sicca, P. ovale Penyakit : psoriasis Faktor internal : Ketidakseimbangan hormonal, dll. Pengobatan Kulit kepala kering shampo di+ bahan humektan, emolien, losion utk mengatasi kekeringan yg mrp penyebab timbulnya ketombe Kulit kepala berminyak shampo di+ germisidal (resorsinol, timol, fenol lain, sulfur, turunan selenium)
27
Kategori shampo
Kategori shampo yg beredar di perdagangan : Shampo cair bening Shampo sabun cair (soap shampoos) Shampo krim Shampo gel Shampo kering Shampo aerosol Shampo khusus : pengobatan & antiketombe Kategori shampo berdasarkan jenis rambut : 1. Shampo untuk rambut normal
Evaluasi Shampo
Keamanan : pada kulit & mata, harus tidak toksik
Tes potensi iritan pada mata kelinci : kationik > anionik > nonionik
Tegangan permukaan
Hubungan penting :
Tinggi busa & daya pembasahan potensi iritasi
30