You are on page 1of 582

Katalog BPS : 1102001.

36 ISBN : 978-979-1426-31-2

BANTEN
DALAM ANGKA
Banten in Figures

2010

Kerjasama / In cooperation : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten Regional Development Planning Board of Banten Province dan / and Badan Pusat Statistik Provinsi Banten BPS Statistics of Banten Province

BANTEN
DALAM ANGKA
Banten in Figures

2010

BANTEN DALAM ANGKA 2010 BANTEN IN FIGURES 2010

ISBN : 1102001.36 Katalog BPS / BPS Catalogue : 978-979-1426-55-8 Ukuran buku / Book size : 6,5 x 8,5 Jumlah halaman / Number of pages : 491 + lxxxv : Naskah / Manuscript : BPS Provinsi Banten : BPS - Statistics of Banten Province : : Penyunting / Editor : Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik : Regional Accounts and Statistical Analysis Division : Gambar Kulit / Cover Design : Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik : Integration of Data Processing and Statistical Dissemination Division : : Grafik / Figures : Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik : Regional Accounts and Statistical Analysis Division : : Diterbitkan oleh / Published by : BPS Provinsi Banten : BPS Statistics of Banten Province : : Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya May be cited with reference to the source :

LEGENDA :

Peta Administrasi Provinsi Banten Administration Map of Banten Province

Lambang Provinsi Banten Symbol of Banten Province

BENTUK, UKURAN DAN ARTI LAMBANG PROVINSI BANTEN

Lambang daerah berbentuk perisai dengan warna dasar hijau, didalamnya terdapat gambar unsur-unsur lambang dan tulisan BANTEN, serta didesain pita berwarna kuning dengan tulisan IMAN TAQWA . Lambang daerah terdiri dari 2 (dua) bagian perincian sebagai berikut : a. Bentuk Gambar terdiri dari : 1. Kubah Mesjid, melambangkan kultur masyarakat Banten yang agamis. 2. Bintang Ilahi, Pengejawantahan Pancaran Semangat Keyakinan yang menyinari seluruh jiwa masyarakat Banten. 3. Menara Mesjid Agung Banten bertingkat dua berwarna putih dengan Memolo berwarna merah, menjulang tinggi ke angkasa, melambangkan masyarakat Banten mempunyai semangat yang tinggi untuk

mewujudkan masyarakat madani, serta adanya tujuan mulia yang senantiasa berpedoman pada petunjuk Allah Swt, Menara Mesjid Agung juga melambangkan Budaya dan Historis Banten yang kokoh pada pendirian zaman kesultanan. 4. Gapura kaibon berwarna putih, melambangkan daerah Provinsi Banten sebagai pintu gerbang peradaban dunia dan pintu gerbang perekonomian dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi. 5. Padi berwarna kuning berjumlah 17 (tujuh belas) dan kapas berwarna putih berjumlah 8 (delapan) tangkai, 4 (empat) kelopak berwarna coklat, 5 (lima) kuntum bunga melambangkan Provinsi Banten merupakan daerah agraris yang cukup sandang, pangan, jumlah padi dan kapas menunjukkan hasil Proklamasi Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

Banten dalam Angka 2010

vii

MEANING OF SYMBOL

6.

Gunung berwarna hitam, melambangkan kekayaan sumber daya alam dan tekstur tanah yang agak bergelombang tidak merata terdiri dari dataran rendah dan pegunungan.

7.

Badak Bercula Satu berwarna hitam, adalah satwa langka satu-satunya yang dilindungi dunia, melambangkan masyarakat yang pantang menyerah dalam menegakan kebenaran dan dilindungi oleh hukum.

8.

Laut berwarna biru dengan gelombangnya yang berwarna putih berjumlah 17 (tujuh belas) melambangkan daerah maritim yang kaya dengan potensi lautnya, mencerminkan historis dan peluang ke depan Banten sebagai Bandar Samudera Perdagangan Internasional serta mengandung makna kedalaman jiwa, keluasan wawasan dan pandangan, muara tempat berlindungnya masyarakat Banten.

9.

Roda gerigi berwarna abu-abu berjumlah 10 (sepuluh), melambangkan orientasi semangat kerja pembangunan serta menunjukkan sektor industri.

10. Dua garis Marka, Landasan Pacu Bandara Soekarno Hatta berwarna putih dan 3 (tiga) Lampu Pemandu (Beacon Light) berbentuk bulatan berwarna kuning melambangkan pemacu semangat untuk mencapai cita-cita. Makna yang terkandung dalam angka 8 (delapan), 9 (sembilan) dan 10 (sepuluh) mempunyai arti lahirnya Propinsi Banten yang ditetapkan dan diundangkannya Undang-undang Nomor 23 tahun 2000, tentang pembentukan Propinsi Banten, pada tanggal 17 Oktober 2000. 11. Pita berwarna kuning sebagai pengikat, melambangkan betapa indah dan kuatnya ikatan persatuan dan kesatuan dalam integritas dan heteroginitas masyarakat Banten.

viii

Banten in Figures 2010

ARTI LAMBANG

12. Semboyan Lambang daerah IMAN TAQWA sebagai landasan pembangunan menuju Banten Mandiri, maju dan sejahtera (Darussalam).

b. Makna Warna Lambang : 1. 2. 3. Warna merah, melambangkan keberanian yang didasari kebenaran. Warna putih, melambangkan kesucian, kebijaksanaan dan kearifan. Warna Kuning, melambangkan Kemuliaan, warna jiwa, lambang cahaya dan kebahagiaan, lambang kejayaan dan keluhuran budi. 4. 5. 6. Warna hitam, melambangkan keteguhan, kekuatan dan ketabahan hati. Warna abu-abu, melambangkan ketabahan. Warna biru, melambangkan kejernihan, warna laut melambangkan kedamaian, ketenangan. 7. 8. Warna hijau, melambangkan kesuburan. Warna coklat, melambangkan kemakmuran.

Banten dalam Angka 2010

ix

MEANING OF SYMBOL

SHAPE, SIZE, AND THE MEANING OF BANTEN PROVINCE SYMBOLS

Regional symbols has shape a shield with intrinsic green, inside the symbols has picture of element and autograph BANTEN and at the yellow tape has autograph IMAN TAQWA.

Regional Symbols have 2 (two) part: a. Shape of picture : 1. Dome of Mosque; typify of Banten people that religious. 2. Star of God, express the spirit that shining the soul of Banten people. 3. Great tower of Mosque of Banten with two terrace, express Banten people have highest spirit to realize madani people, and objective which always constantly with percept Allah Swt. The tower of mosque also typify culture and history of Banten that staple at opinion of kingdom era (kesultanan) 4. White Kaibon Stone, typify of Banten Province area is the first port of world culture and economic, and international traffic to global era. 5. 17 yellow paddys and 8 white cottons, typify Banten Province is an agriculture area that adequate, cloths, food, amount of paddys and cottons evince outcome declaration of Republic of Indonesia, August 17, 1945. 6. Black grey mountain, typify the natural resources and texture of land that quite surge legible prevail. 7. One-horned rhinoceros is the one of wild animal whose protected in the world, typifies the people never surrender in justice the trough and protected by the law.

Banten in Figures 2010

ARTI LAMBANG

8. Blue ocean with 17 white long wave, typify marine area that affluent of ocean resources reflects the history and advantage in the future of Banten as a port of international trade. 9. 10 grey of gear, typify orientation of working spirit and evince industries sectors. 10. 2 line mark, runways of Soekarno Hatta airport with colored white, and 3 Beacon light with colored yellow, typify basic spirit for gain aspire. The number of 8, 9, and 10 have meaning of institution of Banten Province has ever born at October 17, 2000 that legitimated with Act Number 23 year 2000. 11. Yellow tape as a union, typify as mansion as beauty and tightly of unity of integrate and heterogeneous of Banten people. 12. Word of symbols IMAN TAQWA as anvil foundation to gain Banten, onward and welfare (Darussalam).

b. The meaning of symbol colors : 1. Red, typify courage base on by the truth. 2. White, typify the purification, wise and tactful. 3. Yellow, typify distinction, symbol of shine and happiness, glory and intelligent. 4. Black, typify strengthen, strongly and resoluteness. 5. Grey, typify firmness 6. Blue, typify clarity, ocean color are symbol of reconcilement and calm. 7. Green, typify fertile. 8. Brown, typify prosperity

Banten dalam Angka 2010

xi

Hj. Ratu Atut Chosiyah, SE. Gubernur Banten

Drs. H. Mohammad Masduki, M.Si. Wakil Gubernur Banten

KATA SAMBUTAN GUBERNUR BANTEN Assalaamualaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh. Provinsi Banten terbentuk pada bulan Oktober 2000 merupakan provinsi yang tergolong muda di Indonesia. Untuk itu penerbitan publikasi Banten Dalam Angka (BDA) 2010 menjadi sangat penting dan bermanfaat dalam melihat potensi yang dimiliki serta kemajuan yang telah dicapai. Oleh karena itu penerbitan buku ini harus mendapat dukungan semua pihak. Publikasi ini bukan saja bermanfaat bagi perencanaan pembangunan, namun juga bagi para peneliti, investor dan pengguna lainnya. Mengingat kesinambungan penyajian buku ini dari tahun ke tahun perlu dijaga, maka saya menghimbau kepada semua pihak untuk menggunakan data pada Banten Dalam Angka 2010 ini sebagai acuan pengambilan kebijakan. Buku ini agar digunakan sebagai rujukan, karena data bersumber dari berbagai instansi dan lembaga di Banten. Akhirnya, saya mengharapkan agar kegiatan pengumpulan data di setiap aspek pembangunan lebih ditingkatkan lagi. Pemerintah senantiasa berkepentingan memiliki data yang benar untuk diinformasikan kepada masyarakat dan instansi yang memerlukannya. Terima kasih saya ucapkan kepada BPS Provinsi Banten yang telah mewujudkan terbitan ini. Sekian dan terima kasih. Wassalaamualaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

Serang, Desember 2010 Gubernur Banten,

Hj. Ratu Atut Chosiyah

Banten dalam Angka 2010

xvii

FOREWORD GOVERNOR OF BANTEN

The province of Banten has been formed at October 2000. We have many challenges to be faced for making of Banten peoples welfare becoming much better. Therefore, the publication of Banten in Figures 2010 is very important and useful to find out the potential that Banten has, and evaluating the progress that has been achieved. Because of that, everybody has to support this publication. This book is not only useful for the planner in the government institutions, but also useful for anyone who needs, it such as researchers, investors and other users. We need to keep this book published sustainable for the year as a serial publication. I strongly recommended to any institutions to use this publication as one of the matter for decision-making. The data in this book has been collected from any institutions and parties that can be used as a reference. I do hope that data collection activity in all aspects should be done continuously, so the government always has the reliable data that can be informed and shared to people and institutions. Finally, I would like to thanks to BPS-Statistics of Banten Province who have done in the making of this book.

Serang, December 2010 Governor of Banten,

Hj. Ratu Atut Chosiyah

xviii

Banten in Figures 2010

KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

Banten Dalam Angka adalah publikasi tahunan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten yang komprehensif. Publikasi ini menyajikan beraneka jenis data dari berbagai bidang. Buku ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum tentang keadaan geografis dan iklim di Provinsi Banten, ciri dan keadaan sosial ekonomi penduduk, serta kondisi sosial dan perekonomian Provinsi Banten. Publikasi ini disempurnakan secara bertahap baik kualitas maupun kuantitas. Namun demikian kualitas data sangat berkaitan dengan ketersediaan data di masing-masing dinas dan instansi sebagai nara sumber. Kami sadari bahwa publikasi ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik dari berbagai pihak sangat kami harapkan. Atas perhatian Pemerintah Provinsi Banten serta respon dinas dan instansi sehingga publikasi ini dapat diterbitkan, kami menyampaikan terima kasih. Kami berharap publikasi ini dapat dimanfaatkan terutama bagi kesejahteraan masyarakat Banten.

Serang, Desember 2010 Badan Pusat Statistik Provinsi Banten Kepala,

Ir. Nanan Sunandi, M.Sc. NIP. 19530801 197503 1 002

Banten dalam Angka 2010

xix

PREFACE CHIEF OF BPS-STATISTICS OF BANTEN PROVINCE

Banten in Figure is a comprehensive publication, published by BPS Statistics of Banten Province. This publication presents collection of data from various fields. This book is aimed at providing general picture of geographic and climate, socio-economic characteristics of the population, as well as social and economic conditions of Banten Province. This publication gradually improved both in quality and quantity of data. Nevertheless quality of data depend on scarcity data in each agency and institution. Comments and suggestions to improve the contents of this book are always welcome. Taking of this opportunity, I would like to express my deepest gratitude to Government of Banten Province for special attention and all agencies/ institutions in Banten have already given responsiveness so this publication can be published. I hope this publication will beneficial primarily for welfare of Banten society in the future.

Serang, December 2010 BPS Statistics of Banten Province Chief,

Ir. Nanan Sunandi, M.Sc. NIP. 19530801 197503 1 002

xx

Banten in Figures 2010

KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI BANTEN


Assalaamualaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh. Publikasi Banten Dalam Angka 2010 merupakan kumpulan data statistik yang setiap tahun diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, bekerja sama dengan BAPPEDA Provinsi Banten. Data dan informasi yang disajikan ini bersumber dari instansi/dinas/lembaga pemerintah dan swasta dalam wilayah Provinsi Banten. Masih disadari bahwa dalam penyusunan publikasi Banten Dalam Angka ini masih belum lengkap dan untuk memperbaiki serta meningkatkan mutu data/informasi diharapkan partisipasi dari instansi/dinas/lembaga pemerintah dan swasta dengan BPS Provinsi Banten, agar kesempurnaan dan kelancaran penerbitan publikasi ini pada tahun-tahun mendatang dapat terselenggara dengan baik. Publikasi ini diharapkan dapat memberi banyak manfaat, terutama untuk melihat sejauh mana perkembangan dari berbagai kegiatan pembangunan yang telah dicapai selama ini dan yang akan dilaksanakan di masa mendatang. Selain itu, data dan informasi tersebut dapat juga disajikan sebagai bahan pembanding dan perumusan dalam membuat analisis penyusunan perencanaan serta menentukan arah kebijakan. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi kita sekalian, terima kasih. Wassalaamualaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh. Serang, Desember 2010 BAPPEDA Provinsi Banten Kepala,

Ir. H. Widodo Hadi, Sp. Pembina Utama Madya NIP. 19570307 198303 1 010

Banten dalam Angka 2010

xxi

PREFACE CHIEF OF REGIONAL DEVELOPMENT PLANNING BOARD OF BANTEN PROVINCE

Assalaamualaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh. Banten in Figures 2010 is a statistic data that always published by BPS Statistics of Banten Province every year, cooperative with Regional Development Planning Board of Banten Province. Data and information presented in this publication was collected from various offices, agencies and institutions of Banten Province Government, and other private institutions in Banten Province. We realized that this book is not perfect completely, and to improve the quality of data and information we hope participation from various institutions and agencies, with BPS Statistics of Banten Province to make a complete, continous and sustainable publishing of Banten in Figure. Hopefully, this publication will make many advantages, primarily to monitor the progress of various development activities that have been achieved so far and that will be implemented in the future. In additon, data and information can be also presented as a comparative subtance and formulation of planning analysis, and to determine policy purposes. I hope this publication could be valuable source to all data users, and thank you. Wassalaamualaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

Serang, December 2010 Regional Development Planning Board of Banten Province Chief,

Ir. H. Widodo Hadi, Sp. Pembina Utama Madya NIP. 19570307 198303 1 010
xxii Banten in Figures 2010

DAFTAR ISI / CONTENTS

Halaman Page Peta Administrasi Provinsi Banten / Administration Map of Banten Province Lambang Daerah / Regional Symbol Foto Gubernur / Photograph of the Governor Foto Wakil Gubernur / Photograph of the Vice Governor Sambutan Gubernur Banten / Foreword Governor of Banten Kata Pengantar Kepala BPS Provinsi Banten / Preface Chief of BPS - Statistics of Banten Province Kata Pengantar Kepala Bappeda Provinsi Banten / Preface Chief of Regional Development Planning Board of Banten Province Daftar Isi / Contents Daftar Grafik / List of Figures Daftar Tabel / List of Tables Penjelasan Umum / Explanatory Notes Sejarah Singkat Banten / Brief History of Banten Province Undang-Undang No.16 Tahun 1997 Tentang Statistik Republic of Indonesia Law of No. 16 of 1997 on Statistics Indikator Kunci / Key Indicators 1. Kondisi Geografis / Geographical Condition 2. Keadaan Iklim / Climate Condition 3. Pemerintahan / Government 4. Penduduk dan Tenaga Kerja / Population and Employment 5. Sosial / Social 6. Pertanian / Agriculture 7. Industri, Energi dan Air Minum / Manufacturing Industry, Energy, and Water Supply 8. Perdagangan / Trade 9. Transportasi dan Komunikasi / Transportation and Communication 10. Hotel, Restoran dan Pariwisata / Hotel, Restaurant, and Tourism 11. Keuangan dan Harga - Harga / Finance and Prices 12. Pengeluaran dan Konsumsi / Expenditure and Comsumption 13. Pendapatan Regional / Regional Income xxiii xxv xxix li liii lvii 1 3 21 33 57 87 163 227 255 287 327 343 439 465 xxi iii v xiii xv xvii xix

Banten dalam Angka 2010

xxiii

DAFTAR GRAFIK / LIST OF FIGURES

Halaman Page 1.1. 2.1. 2.2. Persentase Luas Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Percentage Area of Regencies/Municipalities in Banten Province, 2009 ..................... Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan di Provinsi Banten, 2009 Rainfall and Rainy Days by Month in Banten Province, 2009 ..................................... Rentang Suhu Udara dan Suhu Udara Rata-rata di Provinsi Banten (oC), 2009 Temperature Range and Average Temperatures in Banten Province (oC), 2009 ...................................................................................... Persentase Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Tingkat Pendidikan, 2009 Percentage of Civil Servants of Banten Province Government by Educational Level, 2009 .......................................................................................... Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009 Number of Regency/Municipality Parliament Members by Sex in Banten Province, 2009 .............................................................................................. Distribusi Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Percentage Distribution of Population by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .............................................................................................. Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (persen), 2000 2009 Population Growth Rate by Regency/Municipality in Banten Province (percent), 2000 2009 ................................................................... Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan, 2009 Percentage of Population 15 Years Of Age and Over by Type of Activity, 2009 ......... Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2009 Percentage of Population 15 Years Of Age and Over who Worked by Main Industry, 2009 ................................................................................................. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Provinsi Banten, 2009 School Enrollment Ratio by Sex and Age Group in Banten Province, 2009 ................ Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Population 10 Years of Age and Over by Educational Attainment in Banten Province, 2009 ............................................................................................. Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Hospitals and Public Health Center by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .............................................................................................. Persentase Balita Menurut Penolong Kelahirana di Provinsi Banten, 2008-2009 Percentage of Children Under Five Years by Birth Attendant in Banten Province, 2008-2009 ...................................................................................................................... Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Status Penguasaan Tempat Tinggal di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Household by Regency/Municipality and Dwelling Occupancy Status in Banten Province, 2009 ..............................................................................................

8 27

27

3.1.

39

3.2.

39

4.1.

68

4.2.

68 69

4.3. 4.4.

69

5.1.

99

5.2.

99

5.3.

100

5.4.

100

5.5.

101 xxv

Banten dalam Angka 2010

LIST OF FIGURES

5.6. 5.7.

Persentase Penduduk Menurut Agama di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Population by Religion in Banten Province, 2009 ................................. Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009 Number of Pilgrims by Regency/Municipality and Sex in Banten Province, 2009 ....... Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten, 2009 Number of Crimes Commited by Type of Crime in Banten Province, 2009 ................. Luas Panen dan Produksi Padi (Padi Sawah dan Padi Ladang) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ha, ton), 2009 Harvested Area and Production of Paddy (Wetland and Dryland) by Regency/Municipality in Banten Province (ha, ton), 2009 ....................................... Jumlah Pohon dan Produksi Melinjo di Provinsi Banten (ton), 2009 Production of Melinjo (Genetum Gnemon) in Banten Province (ton), 2009 ................. Persentase Luas Areal Tanaman Karet Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Rubber Estate Area by Ownership in Banten Province, 2009 ............... Produksi dan Nilai Produksi Kayu Jati dan Rimba di Provinsi Banten (m3), 2005-2009 Production and Value of Jati and Rimba Woods in Banten Province (m3), 2005-2009 ..................................................................................................................... Produksi Telur Unggas di Provinsi Banten (ton), 2009 Production of Poultry Eggs in Banten Province (ton), 2009 ......................................... Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Budidaya di Provinsi Banten (ton), 2009 Production of Fish Culture Households by Type of Culture in Banten Province (tons), 2009 .................................................................................... Persentase Nilai Tambah Bruto (NTB) Industri Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Gross Vakue Added (GVA) of Large and Medium Manufacturing Establishments By Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................ Jumlah Pelanggan Listrik PLN dan Jumlah Enegi Listrik Terjual di Provinsi Banten, 2007-2009 Number of Customers of PLN and Electrical Energy Sold in Banten Province, 2007-2009 ..................................................................................... Nilai Ekspor dan Impor Provinsi Banten (ton), 2008-2009 Volume of Export and Import of Banten Province (ton), 2008-2009 ............................ Persentase Nilai Ekspor Banten Menurut Pelabuhan Asal (persen), 2008-2009 Percentage of Banten Export Values by Origin Port (percent), 2008-2009 ................. Lima Negara Eksportir Terbesar Provinsi Banten (juta US$), 2009 Five Largest Exporter Countries for Banten Province (million US$), 2009 ................. Lima Negara Importir Terbesar Provinsi Banten (juta US$), 2009 Five Largest Importer Countries for Banten Province (million US$), 2009 ................. Persentase Jalan Provinsi dan Nasional di Provinsi Banten Menurut Kondisi Jalan, 2009 Percentage of National and Provincial Authority Road in Banten Province by Road Condition, 2009 ...............................................................................................

101

101

5.8.

102

6.1.

178 178

6.2. 6.3.

179

6.4.

179 180

6.5. 6.6.

180

7.1.

238

7.2.

238 263 263 264 264

8.1. 8.2. 8.3. 8.4. 9.1.

293

xxvi

Banten in Figures 2010

DAFTAR GRAFIK

9.2.

Realisasi Volume Penumpang Kereta Api Bulanan di Provinsi Banten, 2009 Monthly Realization of Rail Transportation Passengers in Banten Province, 2009 ..... 9.3. Banyaknya Penumpang dari Penerbangan Domestik dan Internasional di Bandara Soekarno-Hatta, 2009 Number of Passengers of International and Domestic Flights at Soekarno-Hatta Airport, 2009 ................................................................................... 9.4. Jumlah Kapal Asing dan Domestik di Pelabuhan Merak, 2009 Number of Indonesian and Foreign Ship in Merak Port, 2009 ..................................... 10.1. Rata-Rata Lama Menginap Tamu Hotel di Provinsi Banten, 2009 Average Length of Stay at Hotel in Banten Province, 2009 .......................................... 10.2 Jumlah Objek Wisata Menurut Jenis Wisata di Provinsi Banten, 2009 Number of Tourism Objects by Type of Tourism in Banten Province, 2009 ................. 11.1 Realisasi Nilai Investasi PMA dan PMDN di Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009 Value of Domestic and Foreign Direct Investment in Banten Province (million rupiahs), 2008-2009 ......................................................................................... 11.2. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009 Local Government Budget Realization of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009 ..................................................................................................................... 11.3. Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Banten Menurut Jenis Penerimaan, 2008-2009 Percentage of Actual Local Government Receipt of Banten Province by Type of Receipt, 2008-2009 ...................................................................................... 11.4. Posisi Simpanan dan Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Outstanding Loans and Bank Funds in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 ..................................................................................................................... 11.5. Komposisi Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten Menurut Jenis Penggunaan (persen), 2007-2009 Composition of Bank Loans in Banten Province by Type of Loans (percent), 2007-2009 ..................................................................................................................... 11.6. Komposisi Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten Menurut Sektor Ekonomi (persen), 2007-2009 Composition of Bank Loans in Banten Province by Economic Sector (percent), 2007-2009 ..................................................................................................................... 11.7. Laju Inflasi Tahun Kalender di Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang Menurut Bulan, 2009 Monthly Inflation rate of Calendar Year in Serang City, Cilegon City and Tangerang City, 2009 .................................................................................................... 11.8. Laju Inflasi Tahun Kalender di Banten, Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang Menurut Bulan, 2009 Monthly Inflation rate of Calendar Year in Banten, Serang City, Cilegon City and Tangerang City, 2009 .................................................................................................... 11.9. Laju Inflasi Bulan di Provinsi Banten Menurut Daerah Perkotaan dan Perdesaan, 2009 Monthly Inflation rate in Banten Province by Urban and Rural Areas, 2009 .............. 11.10. Nilai Tukar Petani (NTP) di Banten Menurut Periode Bulan dan Subsektor, 2009 Farmers Term of Trade in Banten Province by Month and Subsector, 2009 ...............

293

294 294 333 333

356

356

357

357

358

358

359

359

360 360

Banten dalam Angka 2010

xxvii

LIST OF FIGURES

12.1. 12.2. 12.3. 12.4. 13.1. 13.2.

13.3.

13.4.

Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2009 Monthly Average per Capita Expenditure in Banten Province (rupiahs), 2009 ......... Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari di Provinsi Banten (kkal), 2009 Daily Average per Capita Calory Consumption Banten Province (kkal), 2009 .......... Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari di Provinsi Banten (gram), 2009 Daily Average per Capita Protein Consumption Banten Province (gram), 2009 ....... Perkembangan Persediaan Beras di Provinsi Banten (ton), 2009 Trend of Rice Stock in Provinsi Banten (ton), 2009 ..................................................... Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten dan Nasional, 2001-2009 Indonesian and Banten Province Economic Growth Rate, 2001-2009 ........................ Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2008-2009 Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product of Banten Province At Current Market Prices by Industrial Origin, 2008-2009 ........................................ Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluan, 2008-2009 Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product of Banten Province At Current Market Prices by Type of Expenditures, 2008-2009 .................................. Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota, 2008-2009 Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product of Banten Province At Current Market Prices by Regency/Municipality, 2008-2009 .................................

446 446 447 447 474

474

475

475

xxviii

Banten in Figures 2010

DAFTAR TABEL / LIST OF TABLES

Halaman Page 1. KONDISI GEOGRAFIS / GEOGRAPHICAL CONDITION 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Total Area by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ................................. Jarak Antar Kota di Provinsi Banten dan Sekitarnya (km) Distance among Selected Cities in Banten Province and Nearby (km) ....................... Letak Astronomis Wilayah Provinsi Banten Menurut Kabupaten/Kota Astronomical Position of Banten Province by Regency/Municipality ......................... Pulau-pulau yang Berpotensi bagi Provinsi Banten Menurut Kabupaten/Kota Potential Islands for Banten Province by Regency/Municipality ................................ Nama-nama Sungai di Provinsi BantenMenurut Kabupaten/Kota Name of Rivers in Banten Province by Regency/Municipality ....................................

9 10 11 12 15

2. KEADAAN IKLIM / CLIMATE CONDITION 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. Pembagian Wilayah Zona Musim (ZOM) di Provinsi Banten Zone Division Season in Banten Province ................................................................... Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum di Provinsi Banten, 2009 Maximum, Average and Minimum Temperature in Banten Province, 2009 .............. Curah Hujan, Hari Hujan dan Kelembaban Relatif di Provinsi Banten, 2009 Rainfall, Rainy Days and Relative Humidity by Month in Banten Province, 2009 ..... Arah dan Kecepatan Angin Menurut Bulan di Provinsi Banten, 2009 Velocity and Direction of Wind by Month in Banten Province, 2009 .........................

28 29 30 31

3. PEMERINTAHAN / GOVERNMENT 3.1. 3.2. 3.3. Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Provinsi Banten, 2009 Number of Districts, Villages and Special Villages in Banten Province, 2009 ........... Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Klasifikasi di Provinsi Banten, 2009 Number of Villages / Special Villages by Classification in Banten Province, 2009 ... Jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Menurut Kategori di Provinsi Banten, 2009 Number of Institute For Community Empowerment by Category in Banten Province, 2009 ............................................................................................ Jumlah Personil Perlindungan Masyarakat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008 2009 Number of Civilian Reserve Personnel by Regency/Municipality in Banten Province, 2008 2009 ................................................................................ Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Civil Servants of Banten Province Government by Name of Organization and Sex, 2009 .....................................................................

40 41

42

3.4.

43

3.5.

44

Banten dalam Angka 2010

xxix

LIST OF TABLES

3.6

3.7.

3.8.

3.9.

3.10.

3.11. 3.12. 3.13. 3.14.

3.15.

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Civil Servants of Banten Province Government by Grade/Rank and Sex, 2009 ..................................................................................... Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Civil Servants of Banten Province Government by Educational Level and Sex, 2009 ............................................................................ Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat di Luar Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Indonesian Government Civil Servants in Banten Province by Organization and Sex, 2009 .................................................................................... Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat di Luar Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Indonesian Government Civil Servants in Banten Province by Grade/Rank and Sex, 2009 ..................................................................................... Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat di Luar Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Indonesian Government Civil Servants in Banten Province by Educational Level and Sex, 2009 ............................................................................ Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Parliament Members of Banten Province by Party and Sex, 2009 ........... Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten Menurut Fraksi dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Parliament Members of Banten Province by Faction and Sex, 2009 ........ Jumlah Keputusan DPRD Provinsi Banten, 2008-2009 Number of Parliament Decrees of Banten Province, 2008-2009 ................................ Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009 Number of Parliament Members Regency/Municipality in Banten Province by Sex, 2009 ................................................................................................................. Jumlah Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Banten Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Indonesian Parliament Members from the Constituency of Banten Province by Party and Sex, 2009 ................................................................

46

47

48

49

50 51 52 53

54

55

4. PENDUDUK DAN TENAGA KERJA POPULATION AND EMPLOYMENT 4.1. PENDUDUK / POPULATION 4.1.1. Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Population and Sex Ratio by Regency/Municipalityin Banten Province, 2009 ........... 4.1.2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009 Number of Population by Age Group and Sex in Banten Province, 2009 ................... 4.1.3. Distribusi Persentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Percentage Distribution of Population and Population Density by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 .......................................... 70

70 71

72

xxx

Banten in Figures 2010

DAFTAR TABEL

4.1.4. Jumlah Rumahtangga dan Rata-rata Banyaknya Anggota Rumahtangga Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Number of Household and Average Household Size by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 ................................................................................... 4.1.5. Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 1961-2009 Population by Regency/Municipality in Banten Province, 1961-2009 ....................... 4.1.6. Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (persen), 1961 2009 Population Growth Rate by Regency/Municipality in Banten Province (percent), 1961 2009 ................................................................. 4.2. KETENAGAKERJAAN / EMPLOYMENT 4.2.1. Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja, Mencari Pekerjaan dan Bukan Angkatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Population 15 Years of Age and Over Who Worked, Looked for Job, and Not Economically Active by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .... 4.2.2. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha Utama di Provinsi Banten, 2009 Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Regency/Municipality and Main Industry in Banten Province, 2009 .............................................................. 4.2.3. Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2009 Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Regency/Municipality and Type of Primary Job in Banten Province, 2009 ................................................... 4.2.4. Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Status Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2009 Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Regency/Municipality and Main Employment Status in Banten Province, 2009 ............................................ 4.2.5. Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Seminggu Yang Lalu Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jam Kerja Seluruhnya di Provinsi Banten, 2009 Population 15 Years of Age and Over Who Worked During The Previous Week by Regency/Municipality and Total Working Hours in Banten Province, 2009 ......... 4.2.6. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Open Unemployment Rate (OURs) and Labor Force Participation Rate (LFPRs) Population 15 Years of Age and Over by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 ................................................................................... 4.2.7. Informasi Ketenagakerjaan Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009 Employment Information by Sex in Banten Province, 2009 ........................................

73 74

75

76

77

78

80

82

84

85

5. SOSIAL / SOCIAL 5.1. PENDIDIKAN / EDUCATION 5.1.1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Provinsi Banten, 2008-2009 School Enrollment Ratio by Sex and Age Group in Banten Province, 2008-2009 ......

103

Banten dalam Angka 2010

xxxi

LIST OF TABLES

5.1.2. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Taman Kanak-kanak (TK) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Kindergarten by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 5.1.3. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar (SD) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Primary Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 5.1.4. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Junior High Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 5.1.5. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Senior High Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 5.1.6. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Senior Vocational High Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 5.1.7. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Raudhatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal (BA) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Kindergarten by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 5.1.8. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Primary Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 5.1.9. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Junior High Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 5.1.10. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Aliyah (MA) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Senior High Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .......................................... 5.1.11. Jumlah Lembaga, Santri dan Guru Pondok Pesantren Salafiyah Murni Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Institutions, Students, and Teachers in Traditional Islamic Boarding Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ............................. 5.1.12. Jumlah Perguruan Tinggi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Universities by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............. 5.1.13. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota dan Pendidikan Yang Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Population Aged 10 Years and Over by Regency/Municipality and Educational Attainment in Banten Province, 2009 .............................................. 5.1.14. Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota dan Kepandaian Membaca dan Menulis di Provinsi Banten, 2009 Population 10 Years of Age and Over by Regency/Municipality and Reading and Writing Ability in Banten Province, 2009 ....................................................................

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113 114

115

117

xxxii

Banten in Figures 2010

DAFTAR TABEL

5.2. 5.2.1.

5.2.2.

5.2.3.

5.2.4.

5.2.5.

5.2.6. 5.2.7.

5.2.8.

5.2.9.

KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA HEALTH AND FAMILY PLANNING Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Hospitals and Public Health Center by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................................................................................ Jumlah Dokter Rumah Sakit Umum dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Medical Doctors at Public Hospital and Health Center by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .................................................... Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Imunisasi di Provinsi Banten, 2009 Infant Immunization Coverage by Regency/Municipality and Type of Immunization in Banten Province, 2009 ............................................................................................ Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Persalinan di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Children Under Five Years by Regency/Municipality and Birth Attendant in Banten Province, 2009 ................................................................... Jumlah Tenaga Kesehatan Selain Dokter di Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Health Professionals Other Than Doctor at Public Health Center and Government Hospital by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ......... Jumlah Penyalur Obat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Drug Distributors by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .... Jumlah Akseptor Keluarga Berencana Menurut Kabupaten/Kota dan Alat/Cara Kontrasepsi yang Digunakan di Provinsi Banten, 2009 Number of Family Planning Acceptors by Regency/Municipality and Method of Contraception Based on The Result of Family Registration in Banten Province, 2009 ............................................................................................ Jumlah Pasangan Usia Subur Menurut Kabupaten/Kota dan Umur Isteri di Provinsi Banten, 2009 Number of Fertile Age Couple by Regency/Municipality and Wife Age in Banten Province, 2009 ............................................................................................ Jumlah Keluarga Menurut Kabupaten/Kota dan Tahapan Keluarga Sejahtera di Provinsi Banten, 2009 Number of Family by Level of Prosperous Family in Banten Province, 2009 ...........

118

119

120

121

122 124

125

127

128

5.3. PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN / HOUSING AND ENVIRONMENT 5.3.1. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Households by Regency/Municipality and Dwelling Occupancy Status in Banten Province, 2009 ........................................ 5.3.2. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lantai Terluas di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Households by Regency/Municipality and Widest Floor Type in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 5.3.3. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Luas Lantai Rumah di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Households by Regency/Municipality and House Floor Area in Banten Province, 2009 ............................................................................................

130

131

132

Banten dalam Angka 2010

xxxiii

LIST OF TABLES

5.3.4. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Sumber Air Minum di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Households by Regency/Municipality and Source of Drinking Water in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 5.4. 5.4.1. KERAWANAN SOSIAL DAN KRIMINALITAS / SOCIAL INSECURITY AND CRIME Karakteristik Kerawanan Sosial Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Social Insecurity Characteristics by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................................................................................ Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Potency and Source Of Social Welfare by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................................................................................ Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (jiwa), 2009 Number of Social Welfare Problem Bearers by Kind and Regency/Municipality in Banten Province (people), 2009 ..................... Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten, 2009 Number of Crimes Commited by Type of Crime in Banten Province, 2009 ................ Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan Jumlah Korban di Wilayah Kepolisian Banten, 2009 Number of Accidents and Victims in The Territory of State Police of Banten, 2009 .. Perkiraan Kerugian Materi pada Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Kepolisian Banten (ribuan rupiah), 2005-2009 Material Lost Estimation of Accident in The Territory of State Police of Banten (thousand rupiahs), 2005-2009 ...................................................................................

133

134

5.4.2.

136

5.4.3.

137

5.4.4.

139

5.4.5.

140

5.4.6.

141

5.5. AGAMA / RELIGION 5.5.1. Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Religious Worship Places by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 5.5.2. Persentase Penduduk Menurut Agama di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Population by Religion in Banten Province, 2009 ............................... 5.5.3. Jumlah Calon/Jamaah Haji dan Besarnya Biaya Haji di Provinsi Banten, 2002-2009 Number of Applicants/Pilgrims and Cost to Mecca in Banten Province, 2002-2009.. 5.5.4. Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009 Number of Pilgrims by Regency/Municipality and Sex in Banten Province, 2009 ..... 5.5.5. Tingkat Usia Jamaah Haji di Provinsi Banten, 2009 Number of Pilgrims by Age Group in Banten Province, 2009 .................................... 5.6. SOSIAL LAINNYA / OTHER SOCIAL MATTERS 5.6.1. Jumlah Perkara yang Diputus di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Banten Menurut Jenis Perkara, 2009 Number of Cases Decided in Islamic High Court Territory of Banten by Kind of Cases, 2009 ................................................................................................

142 143 144

145 146

147

xxxiv

Banten in Figures 2010

DAFTAR TABEL

5.6.2. Jumlah Perkara yang Dimohonkan Banding pada Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten, 2009 Number of Cases which Petitioned Appeal in Islamic High Court of Banten, 2009 ... 5.6.3. Rekapitulasi Perkara Yang Diterima dan Diputus pada Pengadilan Agama di Provinsi Banten, 2009 Recapitulation of Registered and Sentenced Cases in Religious Court in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 5.6.4. Jumlah Tahanan di UPT Rutan/Lapas (DAF 3) Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten (jiwa), 2009 Number of Prisoners in Prison House Units by Type of Crime in Banten Province (Person), 2009 ............................................................................. 5.6.5. Rekapitulasi Produksi Sertifikat oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Hingga Tahun 2009 Production of Certificate by National Land Agency by Regency/Municipality in Banten Province,Until Year 2009 ............................................................................ 5.6.6. Jumlah Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) dan Penerbitan Akta Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Officials Making Land Deed and Certificate Publishing in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 5.6.7. Banyaknya Penerbitan Surat Ijin Mengemudi (SIM) oleh Kepolisian Daerah Banten, 2009 Number of Driving Licences Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2009 ............................................................................................................................. 5.6.8. Banyaknya Penerbitan STNK oleh Kepolisian Daerah Banten, 2009 Total of Vehicle Registered Number (URM) Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2009 ..............................................

148

149

150

156

159

161

162

6. PERTANIAN / AGRICULTURE 6.1. PERTANIAN TANAMAN PANGAN / FOOD CROPS 6.1.1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Food Crops in Banten Province, 2008-2009 .................................................................................................................... 6.1.2. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Paddy by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 .................................................................................. 6.1.3. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Maize by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 ................................................................................... 6.1.4. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Soybeans by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 ..........................................

181

182

183

184

Banten dalam Angka 2010

xxxv

LIST OF TABLES

6.1.5. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Peanuts by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 .......................................... 6.1.6. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Hijau Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Mungbeans by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 .......................................... 6.1.7. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Cassava by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 .......................................... 6.1.8. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Sweet Potatoes by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 .......................................... 6.2. HORTIKULTURA / HORTICULTURE 6.2.1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran dan Buah-buahan Semusim Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Seasonal Vegetables and Fruits by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009 ....................................................... 6.2.2. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran dan Buah-buahan Tahunan Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Annual Vegetables and Fruits by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009 ....................................................... 6.2.3. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Bio Farmaka Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Medicinal Plants by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009 ....................................................... 6.2.4. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Hias Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Ornamental Plants by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009 ....................................................... 6.3. TANAMAN PERKEBUNAN / ESTATE CROPS 6.3.1. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Negara Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of National Large Estate Crops by Types of Crops in Banten Province, 2009 ............................................................. 6.3.2. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Private Large Estate Crops by Types of Crops in Banten Province, 2009 ............................................................. 6.3.3. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Smallholders Estate Crops by Types of Crops in Banten Province, 2009 ...........................................................................................

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

xxxvi

Banten in Figures 2010

DAFTAR TABEL

6.3.4. Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Rubber by Ownership in Banten Province, 2009 ................. 6.3.5. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Coconut by Ownership in Banten Province, 2009 ................ 6.3.6. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Coffee by Ownership in Banten Province, 2009 ................... 6.3.7. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kakao Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Cacao by Ownership in Banten Province, 2009 ................... 6.3.8. Luas Areal dan Produksi Tanaman Aren Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Sugar Palm by Ownership in Banten Province, 2009 .......... 6.4. KEHUTANAN / FORESTRY 6.4.1. Luas Kawasan Hutan Negara Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ha), 2009 National Forest Area by Regency/Municipality in Banten Province (ha), 2009 ......... 6.4.2. Luas Kawasan Hutan Negara Menurut Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) di Provinsi Banten (ha), 2009 National Forest Area by Forest Administrator Districs in Banten Province (ha), 2009 .................................................................................... 6.4.3. Produksi dan Nilai Produksi Kayu Jati dan Rimba di Provinsi Banten, 2000-2009 Production and Value of Jati and Rimba Woods in Banten Province, 2000-2009 ..... 6.5. PETERNAKAN / ANIMAL HUSBANDRY 6.5.1. Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Banten (ekor), 2009 Livestock Population by Regency/Municipality and Kind of Livestock in Banten Province (heads), 2009 ................................................................................ 6.5.2. Populasi Unggas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas di Provinsi Banten (ekor), 2009 Poultry Population by Regency/Municipality and Kind of Poultries in Banten Province (heads), 2009 ............................................................................... 6.5.3. Jumlah Ternak Yang Dipotong Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Banten (ekor), 2009 Livestock Slaughtered by Regency/Municipality and Kind of Livestock in Banten Province (heads), 2009 ................................................................................ 6.5.4. Jumlah Unggas Yang Dipotong Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas di Provinsi Banten (ekor), 2009 Poultry Slaughtered by Regency/Municipality and Kind of Poultries in Banten Province (heads), 2009 ............................................................................... 6.5.5. Produksi Daging Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Banten (ton), 2009 Meat Production by Regency/Municipality and Kind of Livestock in Banten Province (tons), 2009 ...................................................................................

197

198

199

200

201

202

203 204

205

206

207

208

209

Banten dalam Angka 2010

xxxvii

LIST OF TABLES

6.5.6. Produksi Daging Unggas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas di Provinsi Banten (ton), 2009 Meat Production by Regency/Municipality and Kind of Poultries in Banten Province (ton), 2009 .................................................................................... 6.5.7. Produksi Telur Unggas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ton), 2009 Production of Poultry Eggs by Regency/Municipality in Banten Province (ton), 2009 .................................................................................... 6.6. PERIKANAN / FISHERY 6.6.1. Jumlah Rumah Tangga Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor di Provinsi Banten, 2009 Number of Fish Capture Household by Regency/Municipality and Fishery Subsector in Banten Province, 2009 ............................................................................ 6.6.2. Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ton), 2009 Production of Fish Capture by Regency/Municipality in Banten Province (tons), 2009 ................................................................................... 6.6.3. Nilai Produksi Ikan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ribu rupiah), 2009 Production Value of Fish Capture by Regency/Municipality in Banten Province (thousand rupiahs), 2009 ............................................................................................. 6.6.4. Jumlah Perahu/Kapal Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Perahu/Kapal di Provinsi Banten, 2009 Number of Fishing Boats by Regency/Municipality and Type of Boat in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 6.6.5. Jumlah Unit Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan di Provinsi Banten, 2009 Number of Marine Fisheries Catching by Regency/Municipality and Type of Fisheries Catching in Banten Province, 2009 ............................................................. 6.6.6. Jumlah Rumahtangga Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya di Provinsi Banten, 2009 Number of Fish Culture Households by Regency/Municipality and Type of Culture in Banten Province, 2009 ........................................................... 6.6.7. Produksi Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ton), 2009 Production of Fish Culture Households by Regency/Municipality in Banten Province (tons), 2009 ................................................................................... 6.6.8. Nilai Produksi Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ribu rupiah), 2009 Production Value of Fish Culture Households by Regency/Municipality in Banten Province (thousand rupiahs), 2009 ............................................................. 6.6.9. Luas Areal Budidaya Perikanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya di Provinsi Banten (ha), 2009 Fish Culture Areas by Regency/Municipality and Type of Culture in Banten Province (ha), 2009 .....................................................................................

210

211

212

213

214

215

216

219

221

223

225

xxxviii

Banten in Figures 2010

DAFTAR TABEL

7. INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY, AND WATER SUPPLY 7.1. INDUSTRI PENGOLAHAN / MANUFACTURING INDUSTRY 7.1.1. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri di Provinsi Banten, 2008 Number of Establishments and Workers Engaged of Large and Medium Manufacturing Establishments by Industrial Group in Banten Province, 2008 ......... 7.1.2. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008 Number of Establishments and Workers Engaged of Large and Medium Manufacturing Establishments by Regency/Municipality in Banten Province, 2008 7.1.3. Nilai Output, Input dan Nilai Tambah Industri Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2008 Output, Inpu,t and Value Added of Large and Medium Manufacturing Establishments by Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2008 7.1.4. Nilai Output, Input dan Nilai Tambah Industri Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri di Provinsi Banten (juta rupiah), 2008 Output, Input, and Value Added of Large and Medium Manufacturing Establishments by Industrial Group in Banten Province (million rupiahs), 2008 ....... 7.2. ENERGI / ENERGY 7.2.1. Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung dan Energi Terjual Perusahaan Listrik Negara (PLN) Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2009 Number of Customers, Connected Power and Sold Electrical Energy of State Electricity Company by Classification of Tariff in Banten Province, 2009 .... 7.2.2 Penyediaan, Penjualan dan Susut Energi Listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Provinsi Banten (kWh), 2008-2009 Supply, Sold and Lost Electricity of State Electricity Company in Banten Province (kWh), 2008-2009 ......................................................................... 7.2.3. Jumlah Transformator Distribusi Terpasang Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Provinsi Banten, 2000-2009 Number of Connected Distribution Transformators of State Electricity Company in Banten Province, 2000-2009 .................................................................................... 7.2.4. Perkembangan PLTD Pulo Panjang, 2008-2009 Trend of Pulo Panjang Power Plant, 2008-2009 ......................................................... 7.2.5. Realisasi Penjualan Gas Kota Bulanan di Provinsi Banten, 2008-2009 Actual Monthly City Gas Sales in Banten Province, 2008-2009 ................................. 7.2.6. Kuota Bahan Bakar Migas (BBM) Provinsi Banten dalam APBN (liter), 2006-2009 Quota of Fuel Oil for Banten Province in The Central Government Budget (liters), 2006-2009 .................................................................................................................... 7.3. AIR MINUM / WATER SUPPLY 7.3.1. Jumlah Perusahaan Air Minum, Kapasitas Produksi, Produksi Air Minum dan Sumber Air yang Dipakai di Provinsi Banten, 2007-2009 Number of Water Supply Enterprises, Production Capacity, Water Production, and by Water Resources in Banten Province, 2007-2009 ........................................... 7.3.2. Jumlah Pekerja Teknis dan Administrasi PAM Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009 Number of Technical and Administration Workers of Water Supply Enterprise by Educational Attainment in Banten Province, 2009 ................................................

239

242

243

244

245

246

247 248 247 249

250

251

252

Banten dalam Angka 2010

xxxix

LIST OF TABLES

7.3.3. Jumlah Pelanggan, Volume dan Nilai Penjualan Air Minum Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2009 Number of Water Supply Enterprise Customers, Volume and Values of Sold Water Supply by Classification of Tariff in Banten Province, 2009 ......................................

253

8. PERDAGANGAN / TRADE 8.1. 8.2. Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Bulan (ton), 2008-2009 Volume of Exports of Banten Province by Month (ton), 2008-2009 ........................... Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Bulan (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009 Value of Exports of Banten Province by Month (FOB value : million US$), 2008-2009 ....................................................................... Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan/Bandara Muat (ton), 2008-2009 Volume of Exports of Banten Province by Major Port (ton), 2008-2009 ................... Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan/Bandara Muat (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009 Value of Exports of Banten Province by Port (FOB value : million US$), 2008-2009 ...................................................................... Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Negara Tujuan (ton), 2008-2009 Volume of Exports of Banten Province by Country of Destination (ton), 2008-2009 .................................................................................................................... Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Negara Tujuan Utama (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009 Value of Exports of Banten Province by Country of Destination (FOB value : million US$), 2008-2009 ....................................................................... Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Golongan HS (2 Digit) (ton), 2008-2009 Volume of Exports of Banten Province by HS Group (ton), 2008-2009 ..................... Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Golongan HS (2 Digit) (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009 Volume of Exports of Banten Province by HS Group (FOB value : million US$), 2008-2009 ...................................................................... Volume Impor Provinsi Banten Menurut Bulan (ton), 2008-2009 Volume of Imports of Banten Province by Month (ton), 2008-2009 ........................... Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Bulan (Nilai CIF : juta US$), 2008-2009 Value of Imports of Banten Province by Month (CIF Value : million US$), 2008-2009 ....................................................................... Volume Impor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan/ Bandara Bongkar (ton), 2008-2009 Volume of Imports of Banten Province by Port (ton), 2008-2009 .............................. Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan / Bandara Bongkar (Nilai CIF : juta US$), 2008-2009 Value of Imports of Banten Province by Port (CIF value : million US$), 2008-2009 ........................................................... Volume Impor Provinsi Banten Menurut Negara Asal (ton), 2008-2009 Volume of Imports of Banten Province by Country of Origin (ton), 2008-2009 .........

265

266

8.3.

267

8.4.

268

8.5.

8.6.

269 268

272

8.7.

275

8.8.

276 277

8.9. 8.10 . 8.11 . 8.12 .

278

279

280 283

8.13 .

xl

Banten in Figures 2010

DAFTAR TABEL

8.14.

8.15. 8.16.

Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Negara Asal (Nilai CIF : juta US$), 2008-2009 Value of Imports of Banten Province by Country of Origin (CIF value : million US$), 2008-2009 ..................................................................... Volume Impor Provinsi Banten Menurut Golongan HS (2 Digit) (ton), 2008-2009 Volume of Imports of Banten Province by HS Group (ton), 2008-2009 .................. Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Golongan HS (2 Digit) (Nilai CIF : juta US$), 2008-2009 Value of Imports of Banten Province by HS Group . (CIF value : million US$), 2008-2009 ....................................................................

283 285

286

9. TRANSPORTATION DAN KOMUNIKASI TRANPORTATION AND COMMUNICATION 9.1. 9.1.1. TRANSPORTASI DARAT / LAND TRANSPORTATION Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah Yang Berwenang, Jenis Permukaan, Kondisi Jalan dan Kelas Jalan di Provinsi Banten (km), 2008-2009 Road Lengths by Level of Government Authorised, Surface Type, Road Condition, and Class in Banten Province (km), 2008-2009 .......................... Data Ruas Jalan Provinsi dan Nasional di Provinsi Banten, 2009 Data of National and Provincial Authority Road in Banten Province, 2009 ......... Populasi Kendaraan Umum Objek Pajak Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009 Taxable Commercial Vehicle Population by Type of Vehicle in Banten Province, 2009 ........................................................................................ Populasi Kendaraan Bukan Umum Objek Pajak Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009 Taxable Non-commercial Vehicle Population by Type of Vehicle in Banten Province, 2009 ......................................................................................... Populasi Kendaraan Bukan Objek Pajak Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009 Non-taxable Vehicle Population by Type of Vehicle in Banten Province, 2009 ...... Populasi Kendaraan Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009 Vehicle Population by Type of Vehicle in Banten Province, 2009 ......................... Realisasi Volume Penumpang Kereta Api Bulanan Menurut Stasiun di Provinsi Banten (orang), 2009 Realization of Rail Transportation Passengers by Station and Month in Banten Province (person), 2009 ......................................................................... Realisasi Volume Penumpang dan Pendapatan Kereta Api di Provinsi Banten, 2008-2009 Realization of Total Income and Passenger Volume of Rail Transportations in Banten Province, 2008-2009 ............................................................................... Realisasi Volume Barang dan Pendapatan Kereta Api Beberapa Stasiun di Provinsi Banten, 2009 Realization of Total Income and Goods Volume of Rail Transportations of Some Statitions in Banten Province, 2008-2009 ..................................................

295 296

9.1.2. 9.1.3.

304

9.1.4.

305

9.1.5.

306 307

9.1.6. 9.1.7.

308

9.1.8.

310

9.1.9.

311

Banten dalam Angka 2010

xli

LIST OF TABLES

9.2. 9.2.1.

9.2.2.

9.2.3.

9.2.4.

9.2.5.

TRANSPORTASI UDARA / AIR TRANSPORTATION Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Domestik di Bandara Soekarno-Hatta, 2009 Number of Domestic Flights and Passangers at Soekarno-Hatta Airport, 2009 .... Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Internasional di Bandara Soekarno-Hatta, 2009 Number of International Flights and Passangers at Soekarno-Hatta Airport, 2009 ............................................................................ Banyaknya Bagasi dan Pos Paket Domestik di Bandara Soekarno-Hatta, 2009 Number of Baggage and Domestic Postal Packages at Soekarno-Hatta Airport, 2009 ............................................................................ Banyaknya Bagasi dan Pos Paket Internasional di Bandara Soekarno-Hatta, 2009 Number of Baggage and International Postal Packages at Soekarno-Hatta Airport, 2009 ............................................................................ Banyaknya Kargo Domestik dan Internasional di Bandara Soekarno - Hatta, 2009 Number of Domestic and International Cargoes at Soekarno-Hatta Airport, 2009 TRANSPORTASI LAUT / SEA TRANSPORTATION Data Tahunan Angkutan Penyeberangan Merak-Bakahuni di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Provinsi Banten, 2007-2009 Annual Data of Merak-Bakahuni Fery Transport At Merak Port, 2007-2009 ...................................................................................... Data Bulanan Angkutan Penyeberangan Merak-Bakahuni di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Provinsi Banten, 2009 Monthly Data of Merak-Bakahuni Fery Transport At Merak Port, 2007-2009 ...................................................................................... Data Operasional Seluruh Pelabuhan di Provinsi Banten, 2009 Operasional Data Port in Banten Province, 2009 ................................................... KOMUNIKASI / COMMUNICATION Perkembangan Kapasitas Sentral dan Pos Telepon Menurut Sambungan, 2003-2009 Trend of Central Capacity and Circuit Phones by Connection, 2003-2009 ............ Jumlah Sambungan Telepon Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2009 Number of Telephone Connections by Regency/Municipality, 2006- 2009 ............. Jumlah Sambungan Telepon Menurut Kabupaten/Kota, 2008 Number of Telephone Connections by Regency/Municipality, 2008 ...................... Banyaknya Surat Yang Dikirim dan Diterima PT. Pos Indonesia Menurut Jenis Surat di Provinsi Banten, 2009 Number of Letters Sent and Received by Type of Letter in Banten Province, 2009 Jumlah Desa yang Memiliki Kantor Pos di Provinsi Banten, 2006-2009 Number of Villages which Have Post Office in Banten Province, 2006-2009 .........

312

313 3 314

315 316

9.3. 9.3.1.

317

9.3.2.

318 321

9.3.3.

9.4. 9.4.1.

322 323 324

9.4.2. 9.4.3. 9.4.4.

325 326

9.4.5.

xlii

Banten in Figures 2010

DAFTAR TABEL

10. HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM 10.1. 10.1.1. HOTEL / HOTEL Banyaknya Akomodasi, Kamar, Tempat Tidur, dan Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPK) Menurut Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten, 2007-2009 Number of Accomodations, Rooms and Beds Available in Hotel and Room Occupancy Rate (ROR) of Hotel in Banten Province, 2007-2009 ................ Banyaknya Tamu Hotel Menurut Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten (orang), 2007-2009 Number of Hotel Visitors by Hotel Qualifications in Banten Province (person), 2007-2009 ................................................................ Rata-Rata Lama Menginap Tamu Hotel Menurut Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten (hari), 2007-2009 Average Length of Stay in Hotel by Hotel in Banten Province (days), 2007-2009 . Jumlah Objek Wisata Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Wisata di Provinsi Banten, 2009 Number of Tourism Objects by Regency/Municipality and Type of Tourism in Banten Province, 2009 ......................................................................................... Jumlah Museum, Situs Purbakala dan Bangunan Bersejarah Lainnya Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Museums, Archaeological Sites, and Other Historic Buildings by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ................................................ Jumlah Pengunjung Tempat Rekreasi/Taman Hiburan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Visitors of Recreation Places/Amusement Parks by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................................... Jumlah Unit Wisata dan Pengunjung Menurut Kabupaten/Kota dan Objek Wisata di Provinsi Banten, 2009 Number of Tourism Unit and Visitors by Regency/ Municipality and Tourism Object in Banten Province, 2009 ....................................................... Jumlah Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara Menurut Kabupaten/Kota in Banten Province (orang), 2009 Number of Domestic and Foreign Tourists by Regency/Municipality in Banten Province (visitors), 2009 ......................................................................... Jumlah Restoran/Rumah Makan dan Kafe di Provinsi Banten, 2009 Number of Restaurants and Cafes in Banten Province, 2009

334

10.1.2.

335

10.1.3.

336

10.2.1.

337

10.2.2.

338

10.2.3.

339

10.2.4.

340

10.2.5.

341 342

10.3.1.

11. KEUANGAN DAN HARGA-HARGA / FINANCE AND PRICES 11.1. 11.1.1. INVESTASI / INVESTMENT Rekapitulasi Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Recapitulation of Foreign Direct Invesment (PMA) Realization by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ................................................. Jumlah dan Nilai Proyek Realisasi PMA Menurut Sektor Usaha di Provinsi Banten, 2009 Number and Realizable Value of FDI Projects by Business Sector in Banten Province, 2009 ........................................................................................

361

11.1.2.

362

Banten dalam Angka 2010

xliii

LIST OF TABLES

11.1.3.

11.1.4.

Rekapitulasi Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Recapitulation of Domestic Direct Invesment (DDI) Realization by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .............................................. Jumlah dan Nilai Proyek Realisasi PMDN Menurut Sektor Usaha di Provinsi Banten, 2009 Number and Realizable Value of DDI Projects by Business Sector in Banten Province, 2009 ........................................................................................ ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH LOCAL GOVERNMENT BUDGET Rekapitulasi Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009 Recapitulation of Local Government Budget Realization of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009 .................................................................................. Realisasi Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009 Actual Local Government Receipt of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009 .............................................................................................................. Realisasi Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009 Actual Local Government Expenditures of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009 .............................................................................................................. Realisasi Pembiayaan Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009 Actual Local Government Financing of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009 ............................................................................................................... PENERIMAAN PAJAK / TAX RECEIPTS Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Menurut Sektor dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009 Revenue Realization of Land and Housing Tax by Sector and Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2009 ........................ Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan Menurut Kantor Pelayanan Pajak (KPP) (juta rupiah), 2009 Realization of Income Tax Receipts by Tax Office in Banten Province (million rupiahs), 2009 ............................................................................................ BANK / BANK Jumlah Kantor Bank Umum Menurut Status Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009 Number of Commercial Bank Offices by Owner Status in Banten Province, 2009 . Jumlah Kantor Bank Syariah Menurut Jenisnya di Provinsi Banten, 2009 Number of Commercial Sharia Bank Offices by Type of Bank in Banten Province, 2009 ......................................................................................... Posisi Dana Perbankan Menurut Jenisnya di Provinsi Banten, 2007-2009 Outstanding Bank Fundst by Type of Funds in Banten Province , 2007-2009 ........ Posisi Dana Perbankan Bulanan Menurut Jenis Dana di Provinsi Banten, 2009 Monthly Outstanding Bank Funds by Type of Funds and Month in Banten Province , 2009 ......................................................................................

363

364

11.2 11.2.1.

365

11.2.2.

366

11.2.3.

367

11.2.4.

368

11.3. 11.3.1.

369

11.3.2.

371

11.4. 11.4.1

372

11.4.2.

373

11.4.3.

374

11.4.4.

375

xliv

Banten in Figures 2010

DAFTAR TABEL

11.4.5.

11.4.6.

11.4.7.

11.4.8.

11.4.9.

11.4.10.

11.4.11.

11.4.12.

11.4.13.

11.4.14.

11.4.15.

Posisi Dana Perbankan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Outstanding Bank Funds by Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2009 ........................................................... Posisi Jumlah Rekening/Bilyet Perbankan Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Banten (satuan), 2007-2009 Outstanding Bank Accounts by Regency/Municipality in Banten Province (units), 2009 ........................................................................... Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Type of Loans in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 .................................................. Posisi Pinjaman Perbankan Bulanan Dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten, 2009 Monthly Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Type of Loans in Banten Province (million rupiahs), 2009 ............................... Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 .................................................. Posisi Pinjaman Perbankan Bulanan dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009 Monthly Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2009 ........................... Posisi Kredit Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 ........ Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and Foreign Currency by Type of Credits in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 ............................................................................................................... Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah Bulanan dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009 Monthly Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and Foreign Currency by Type of Credits in Banten Province (million rupiahs), 2009 . Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and Foreign Currency by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 ............................................................................................................... Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah Bulanan dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009 Monthly Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and Foreign Currency by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2009

377

378

379

380

382

383

385

386

387

389

390

Banten dalam Angka 2010

xlv

LIST OF TABLES

11.4.16. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and Foreign Currency by Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 .................................................. 11.5. 11.5.1. HARGA-HARGA / PRICES Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan di Banten (2007=100), 2009 Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Banten (2007=100), 2009 ................... 11.5.2. Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan di Kota Tangerang (2007=100), 2009 Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Tangerang City (2007=100), 2009 ........ 11.5.3. Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan Kota Cilegon (2007=100), 2009 Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Cilegon City (2007=100), 2009 .......... 11.5.4. Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan Kota Serang (2007=100), 2009 Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Serang City (2007=100), 2009 ............ 11.5.5. Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran di Banten (2007=100), 2009 Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups in Banten (2007=100), 2009 .................................................................................. 11.5.6. Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Tangerang (2007=100), 2009 Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups in Tangerang City (2007=100), 2009 ..................................................................... 11.5.7. Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Cilegon (2007=100), 2009 Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups in Cilegon City (2007=100), 2009 .......................................................................... 11.5.8. Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Serang (2007=100), 2009 Monthly Inflation Rate byExpenditure Groups in Serang City (2007=100), 2009 ............................................................................ 11.5.9. Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran di Banten ( 2007=100), 2009 Inflation Rate of Calender Year by Expenditure Groups in Banten (2007=100), 2009 .................................................................................. 11.5.10 Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Tangerang (2007=100), 2009 Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups in Tangerang City (2007=100), 2009 ..................................................................... 11.5.11. Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Cilegon (2007=100), 2009 Inflation Rate of Calendar Year byExpenditure Groups in Cilegon City (2007=100), 2009 ........................................................................... 11.5.12. Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Serang (2007=100), 2009 Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups in Serang City (2007=100), 2009 ...........................................................................

392

393 395 397 399

401

403

405

407

409

411

413

415

xlvi

Banten in Figures 2010

DAFTAR TABEL

11.5.13.1 Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran di Banten (2007=100), 2009 Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups in Banten (2007=100), 2009 ................................................................................... 11.5.14. Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Tangerang (2007=100), 2009 Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups in Tangerang City (2007=100), 2009 ..................................................................... 11.5.15. Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Cilegon (2007=100), 2009 Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups in Cilegon City (2007=100), 2009 .......................................................................... 11.5.16. Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Serang (2007=100), 2009 Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups in Serang City (2007=100), 2009 ........................................................................... 11.5.17. Laju Inflasi 66 Kota di Indonesia (2007=100), 2005-2009 Inflation Rate at 66 Cities in Indonesia (2007=100), 2005 2009 ........................ 11.5.18. Indeks Harga yang Diterima (It), Indeks Harga yang Dibayar (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Bulanan di Banten (2007=100), 2009 Prices Received by Farmers Indices (It), Prices Paid by Farmers Indices (Ib), and Farmers Term of Trade (NTP) by Month in Banten (2007=100), 2008 -2009 11.5.19. Nilai Tukar Petani (NTP) Bulan di Banten Menurut Subsektor (2007=100), 2009 Monthly Farmers Term of Trade (NTP) by Subsector in Banten (2007=100), 2009 ................................................................................... 11.5.20. Inflasi Bulanan di Daerah Perdesaan di Provinsi Banten (2007=100), 2009 Monthly Rural Inflation Rate in Banten Province (2007=100) .............................. 11.5.21. Inflasi Tahun Kalender di Daerah Perdesaan di Provinsi Banten (2007=100), 2009 Rural Inflation Rate of Calendar Year in Banten Province (2007=100), 2009 ....... 11.5.22. Perkembangan Harga Gabah Menurut Bulan di Banten (rupiah/kg), 2009 Trend of Unhusked Rice Prices by Month in Banten (rupiahs/kg), 2009 ............... 11.6. 11.6.1. KOPERASI / COOPERATIVE Kinerja Koperasi di Provinsi Banten Menurut Indikator Produksi, 2008-2009 Performance of Cooperatives in Banten Province by Indicator of Production, 2008-2009 ............................................................................................................... Jumlah SIUP yang diberikan Menurut Golongan Usaha dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Trade Business Permits Issued by Scale of Establishment and Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................................. Rekapitulasi Laporan Penerbitan TDP, 2009 Report Recapitulation Of Issuance of Permits Companies, 2009 ...........................

417

419

421

423 425

428

429 430

432 434

435

11.6.2.

436 437

11.6.3.

Banten dalam Angka 2010

xlvii

LIST OF TABLES

12. PENGELUARAN DAN KONSUMSI EXPENDITURE AND CONSUMTION 12.1. 12.1.1. PENGELUARAN PENDUDUK / POPULATION EXPENDITURE Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perkotaan Menurut Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2009 Average Monthly per Capita Expenditure in Urban Areas by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009 ......................................................................... Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perdesaan Menurut Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2009 Average monthly per Capita Expenditure in Rural Areas by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009 ........................................................................ Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perkotaan dan Perdesaan Menurut Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2009 Average monthly per Capita Expenditure in Urban and Rural Areas by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009 ......................................................................... Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang (rupiah), 2008 dan 2009 Average monthly per Capita Expenditure by Commodity Group in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009 ......................................................................... Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang (rupiah), 2008 dan 2009 Percentage of Monthly Average per Capita Expenditure by Commodity Group in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009 .................... KONSUMSI MAKANAN / FOOD CONSUMTION Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari (kkal) Menurut Kelompok Makanan dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah), 2009 Daily Average per Capita Calory Consumtion by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009 ......................................................................................... Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita (kkal) Sehari Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten (rupiah), 2008 dan 2009 Daily Average per Capita Calory Consumtion (kkal) by Commodity Group in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009 ........................................................ Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari (gram) Menurut Kelompok Makanan dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah), 2009 Daily Average per Capita Protein Consumtion (gram) by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009 .. Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari (gram) Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten (rupiah), 2008 dan 2009 Daily Average per Capita Protein Consumtion (gram) by Commodity Group in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009 ....................

448

12.1.2.

450

12.1.3.

452

12.1.4.

454

12.1.5.

455

12.2. 12.2.1.

456

12.2.2.

458

12.2.3.

459

12.2.4.

461

xlviii

Banten in Figures 2010

DAFTAR TABEL

12.3 12.3.1. 12.3.2.

KETERSEDIAAN MAKANAN / FOOD AVAILABILITY Perkembangan Persediaan Beras di Provinsi Banten (ton), 2009 Trend of Rice Stock in Provinsi Banten (ton), 2009 ................................................ Laporan Kontrak dan Realisasi Pengadaan Gabah dan Beras di Provinsi Banten, 2009 Report of Actual Procurement and Contract of Rice and Unhusked Rice ..............

462

463

13 . PENDAPATAN REGIONAL / REGIONAL INCOME 13.1 13.1.1. PDRB PROVINSI BANTEN / GRDP OF BANTEN PROVINCE Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2007-2009 Gross Regional Domestic Product of Banten Province At Current Market Prices by Industrial Origin (million rupiahs), 2007-2009 ................................................. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2007-2009 Gross Regional Domestic Product of Banten Province At 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (million rupiahs), 2007-2009 .................................................................................. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2007-2009 Distribution of Gross Regional Domestic Product of Banten Province At Current Market Prices by Industrial Origin (percent), 2007-2009 .................... Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2007-2009 Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province at 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (percent), 2007-2009 ......... Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran (juta rupiah), 2007-2009 Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current Market Prices by Type Expenditure (million rupiahs), 2007-2009 ................................................ Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Jenis Pengeluaran (juta rupiah), 2007-2009 Gross Regional Domestic Product of Banten Province at 2000 Constant Market Prices by Type Expenditure (million rupiahs), 2007-2009 .................................................................................. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran (persen), 2007-2009 Distribution of Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current Market Prices by Type of Expenditure (percent), 2007-2009 ................................. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Jenis Pengeluaran (persen), 2007-2009 Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province at 2000 Constant Market Prices by Type Expenditure (percent), 2007-2009 .....................

476

13.1.2.

477

13.1.3.

478

13.1.4.

479

13.1.5.

480

13.1.6.

481

13.1.7.

482

13.1.8.

483

Banten dalam Angka 2010

xlix

LIST OF TABLES

13.1.9.

Perkembangan Beberapa Agregat PDRB dan PDRB per Kapita Provinsi Banten, 2007 - 2009 Trend of Several GRDP Agregates and per Capita GRDP of Banten Province, 2007 2009 ............................................................................ PDRB PROVINSI BANTEN MENURUT KABUPATEN/KOTA GRDP OF BANTEN PROVINCE BY REGENCY/MUNICIPALITY Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (juta rupiah), 2007-2009 Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current Market Prices by Regency/Municipality (million rupiahs), 2007-2009 . Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota (juta rupiah), 2007-2009 Gross Regional Domestic Product of Banten Province at 2000 Constant Market Prices by Regency/Municipality (million rupiahs), 2007-2009 .................................................................................. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009 Distribution of Gross Regional Domestic Product of Banten Province At Current Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2007-2009 ............ Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009 Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province At 2000 Constant Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2007-2009 .. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (rupiah), 2007-2009 Per Capita Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current Market Prices by Regency/Municipality (rupiahs), 2007-2009 ............. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009 Growth Rate of per Capita Gross Regional Domestic Product of Banten Province At at Current Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2007-2009 ........

484

13.2 13.2.1.

486

13.2.2.

487

13.2.3.

488

13.2.4.

489

13.2.5.

490

13.2.6.

491

Banten in Figures 2010

PENJELASAN UMUM EXPLANATORY NOTES

Tanda-tanda yang digunakan dalam publikasi ini adalah sebagai berikut: Symbols which are used in this publication, are as follows: : : : :

Data tidak tersedia Data not yet available Tidak ada atau nol Null or zero Data dapat diabaikan Data negligible Tanda desimal Decimal point

Banten dalam Angka 2010

li

SEJARAH SINGKAT BANTEN

Banten sebagai nama suatu wilayah sudah dikenal dan diperkenalkan sejak abad ke 14. Mula-mula Banten merupakan pelabuhan yang sangat ramai disinggahi kapal dan dikunjungi pedagang dari berbagai wilayah hingga orang Eropa yang kemudian menjajah bangsa ini. Pada tahun 1330 orang sudah

mengenal sebuah negara yang saat itu disebut Panten, yang kemudian wilayah ini dikuasai oleh Majapahit di bawah Mahapatih Gajah Mada dan Raja Hayam Wuruk. Pada masa-masa itu Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Demak merupakan dua kekuatan terbesar di Nusantara. Tahun 1524 1525 para pedagang Islam berdatangan ke Banten dan saat itulah dimulai penyebaran agama Isalm di Banten. Sekitar dua abad kemudian berdiri Kadipaten Banten di Surasowan pada 8 Oktober 1526. Pada tahun 1552 1570 Maulana Hasanudin Panembahan Surosowan menjadi Sultan Banten pertama. Sejak itu dimulailah pemerintahan kesultanan di Banten yang diakhiri oleh Sultan Muhammad Rafiuddin (1813 1820) merupakan sultan ke dua puluh setelah sultan dan rakyat masa sebelumnya berperang melawan penjajah. Namun demikian

perjuangan rakyat Banten terus berlanjut hingga detik terakhir kaki penjajah berada di bumi Banten. Setelah memasuki masa kemerdekaan muncul keinginan rakyat Banten untuk membentuk sebuah provinsi. Niatan tersebut pertama kali mencuat di tahun 1953 yang kemudian pada 1963 terbentuk Panitia Provinsi Banten di Pendopo Kabupaten Serang. Dalam pertemuan antara Panitia Provinsi Banten dengan DPR-GR sepakat untuk memperjuangkan terbentuknya Provinsi Banten. Pada tanggal 25 Oktober 1970 Sidang Pleno Musyawarah Besar Banten mengesahkan Presidium Panitia Pusat Provinsi Banten. Namun ternyata

perjuangan untuk membentuk Provinsi Banten dan terpisah dari Jawa Barat

Banten dalam Angka 2010

liii

A BRIEF HYSTORY OF BANTEN PROVINCE

tidaklah mudah dan cepat. Selama masa Orde Baru kenginan tersebut belum bisa direalisir. Pada Orde Reformasi perjuangan masyarakat Banten semakin gigih karena mulai terasa semilirnya angin demokrasi dan isu tentang otonomi daerah. Pada 18 Juli 1999 diadakan Deklarasi Rakyat Banten di Alun-alun Serang yang kemudian Badan Pekerja Komite Panitia Provinsi Banten menyusun Pedoman Dasar serta Rencana Kerja dan Rekomendasi Komite Pembentukan Provinsi Banten (PPB). Sejak itu mulai terbentuk Sub-sub Komite PPB di berbagai wilayah di Banten untuk memperkokoh dukungan terbentuknya Provinsi Banten. Setelah melalui perjuangan panjang dan melelahkan akhirnya pada 4 Oktober 2000 Rapat Paripurna DPR-RI mengesahkan RUU Provinsi Banten menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten. Kemudian pada tanggal 17 Oktober 2000 Presiden Abdurrahman

Wahid mengesahkan UU No. 23 Tahun 2000 tentang PPB. Sebulan setelah itu pada 18 Nopember 2000 dilakukan peresmian Provinsi Banten dan pelantikan Pejabat Gubernur H. Hakamudin Djamal untuk menjalankan pemerintah provinsi sementara waktu sebelum terpilihnya Gubernur Banten definitif. Pada tahun 2002 DPRD Banten memilih Dr. Ir. H. Djoko Munandar, MEng dan Hj. Atut Chosiyah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten pertama.

Sumber : Buku Sekapur Sirih Perjalanan Panjang dan Kronologis Terbentuknya Propinsi Banten 1953 2000, oleh Drs. E. Iwa Tuskana Supandri

liv

Banten in Figures 2010

SEJARAH SINGKAT BANTEN

Brief History of Banten Province

Banten is the name of the area has been know since 14 century. In the beginning Banten is a port which the ships and trader are coming from any country, and finally Euro people control this area. In 1330 people have known a country which as Panten, and then this area controlled by Kingdom of Majapahit with Gajah Mada and Hayam Wuruk as a leader. At that time, Kingdom of Majapahit and Kingdom of Demak are two of Kingdom has power in Nusantara (Indonesia). In 1524 1525 Moslem traders came to Bnaten and that time; begin of Islam religious growth in Banten. In about two century later, regency (Kadipaten) of Banten has been build at Surasowan in October 8, 1526. In 1552 -1570 Maulana Hasanudin Princes (Panembahan) of Surasowan become the first leader (Sultan) of Baneten. At that time the government of Sultan has begun which finally Sultan Muhamm ad Rafiuddin (1813 1820) is the 20th Sultan with all the people of Banten attack for the illegal government. But war of Banten forever until the illegal government goes out from Banten. Since the freedom of Indonesia, people of Banten want to build a Banten province. That hoping had existed since 1953 and in 1963 made committee of Banten Province at Serang regency. In the meeting between Committee of Banten Province with legislative (DPR-GR) agree to make a frame of Banten province. In October 25, 1970 the great meeting of Banten has declared the Presidium of Committee of Banten Province. But not convenient to build the province which unravel of West Java. In era Orde Baru struggle of Banten Province can not release yet. In reformation order (Orde Reformasi), struggle of Banten people is very obstinate because free democracy and regency autonomy (self-government)

Banten dalam Angka 2010

lv

A BRIEF HYSTORY OF BANTEN PROVINCE

has issue by central government. In July 18, 1999 there was declaration of Banten people in Serang, later official of Committee of Banten Province (Badan Pekerja Komite Panitia Provinsi Banten) arrange the basic guide and job planning recommended Committee of Institution of Banten Province (Komite Pembentukan Provinsi Banten /PBB). Since that, conformed subs of commission PBB in some regency in Banten to fasted conformation of Banten Province. After through martial aborious ultimately at October 4, 2000 tight at great meeting of legislative (Rapat Paripurna DPR-RI) affirm draft of law (RUU) of Banten Province become act the law No. 23 Year 2000 about Institution of Banten Province. Posterior at October 17, 2000 President Abdurrahman Wahid affirms the law No. 23 Year 2000 about PBB. One month after that at November 18, 2000 there was agreement of Banten Province, and functionary governor H. Hakamudin Djamal to implement officer transitory province before definitive governor electing. In 2002 Local legislative (DPRD) of Banten elected Dr. Ir. H. Djoko Munandar, M.Eng as Governor, and Hj. Atut Chosiyah as Vice Governor.

Source :

From the book Sekapur Sirih Perjalanan Panjang dan Kronologis Terbentuknya Propinsi Banten 1953 2000, by Drs. E. Iwa Tuskana Supandri

lvi

Banten in Figures 2010

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a.

bahwa statistik penting artinya bagi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan berbagai kegiatan di segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, untuk memajukan kesejahteraan rakyat dalam rangka mencapai cita-cita bangsa sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945; bahwa dengan memperhatikan pentingnya peranan statistik tersebut, diperlukan langkah-langkah untuk mengatur penyelenggaraan statistik nasional terpadu dalam rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien; bahwa Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik pada saat ini tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, tuntutan masyarakat, dan kebutuhan pembangunan nasional; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c di atas, dipandang perlu membentuk Undang-undang tentang Statistik yang baru;

b.

c.

d.

Mengingat :

Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

Banten dalam Angka 2010

lvii

Law No.16 of 1997 on Statistics

Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG STATISTIK.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Statistik adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis serta sebagai sistem yang mengatur keterkaitan antar unsur dalam penyelenggaraan statistik. Data adalah informasi yang berupa angka tentang karakteristik (ciri-ciri khusus) suatu populasi. Sistem Statistik Nasional adalah suatu tatanan yang terdiri atas unsur-unsur yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk totalitas dalam penyelenggaraan statistik. Kegiatan statistik adalah tindakan yang meliputi upaya penyediaan dan penyebarluasan data, upaya pengembangan ilmu statistik, dan upaya yang mengarah pada berkembangnya Sistem Statistik Nasional. Statistik dasar adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk keperluan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat, yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala nasional, makro, dan penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab Badan. Statistik sektoral adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang merupakan tugas pokok instansi yang bersangkutan.

2.

3.

4.

5.

6.

lviii

Banten in Figures 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

7.

Statistik khusus adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yang penyelenggaraannya dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya. Sensus adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan semua unit populasi di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk memperoleh karakteristik suatu populasi pada saat tertentu. Survei adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan sampel untuk memperkirakan karakteristik suatu populasi pada saat tertentu.

8.

9.

10. Kompilasi produk administrasi adalah cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis data yang didasarkan pada catatan administrasi yang ada pada pemerintah dan atau masyarakat. 11. Badan adalah Badan Pusat Statistik. 12. Populasi adalah keseluruhan unit yang menjadi objek kegiatan statistik baik yang berupa instansi pemerintah, lembaga, organisasi, orang, benda maupun objek lainnya. 13. Sampel adalah sebagian unit populasi yang menjadi objek penelitian untuk memperkirakan karakteristik suatu populasi. 14. Sinopsis adalah suatu ikhtisar penyelenggaraan statistik. 15. Penyelenggara kegiatan statistik adalah instansi pemerintah, lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya. 16. Petugas statistik adalah orang yang diberi tugas oleh penyelenggara kegiatan statistik untuk melaksanakan pengumpulan data, baik melalui wawancara, pengukuran, maupun cara lain terhadap objek kegiatan statistik. 17. Responden adalah instansi pemerintah, lembaga, organisasi, orang, dan atau unsur masyarakat lainnya yang ditentukan sebagai objek kegiatan statistik.

Banten dalam Angka 2010

lix

Law No.16 of 1997 on Statistics

BAB II ASAS, ARAH, DAN TUJUAN Pasal 2 Selain berlandaskan asas-asas pembangunan nasional, undang-undang ini juga berasaskan : a. b. c. keterpaduan; keakuratan; dan kemutakhiran.

Pasal 3 Kegiatan statistik diarahkan untuk : a. b. c. d. Mendukung pembangunan nasional; Mengembangkan Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien; Meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik; dan Mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pasal 4 Kegiatan statistik bertujuan untuk menyediakan data statistik yang lengkap, akurat dan mutakhir dalam rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien guna mendukung pembangunan nasional.

lx

Banten in Figures 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

BAB III JENIS STATISTIK DAN CARA PENGUMPULAN DATA Bagian Pertama Jenis Statistik Pasal 5 Berdasarkan tujuan pemafaatannya, jenis statistik terdiri atas : a. b. c. statistik dasar; statistik sektoral; dan statistik khusus.

Pasal 6 (1) Statistik dasar dan statistik sektoral terbuka pemanfaatanya untuk umum, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengetahui dan memanfaatkan statistik khusus dengan tetap memperhatikan hak seseorang atau lembaga yang dilindungi Undang-undang. Bagian Kedua Cara Pengumpulan Data Pasal 7 Statistik diselenggarakan melalui pengumpulan data yang dilakukan dengan cara : a. b. c. d. sensus; survei; kompilasi produk administrasi; dan cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(2)

Banten dalam Angka 2010

lxi

Law No.16 of 1997 on Statistics

Pasal 8 (1) Sensus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 10 (sepuluh) tahun oleh Badan, yang meliputi: a. b. c. (2) sensus penduduk; sensus pertanian; dan sensus ekonomi.

Penetapan tahun penyelenggaraan dan perubahan jenis sensus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 9

(1)

Survei sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b diselenggarakan secara berkala dan sewaktu-waktu untuk memperoleh data yang rinci. Survei antarsensus dilakukan pada pertengahan 2 (dua) sensus sejenis untuk menjembatani 2 (dua) sensus tersebut. Pasal 10

(2)

(1)

Kompilasi produk administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai dokumen produk administrasi. Hasil kompilasi produk administrasi milik instansi pemerintah terbuka pemanfaatannya untuk umum, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk mengetahui dan memanfaatkan hasil kompilasi produk administrasi milik lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya dengan tetap memperhatikan hak seseorang atau lembaga yang dilindungi undangundang.

(2)

(3)

lxii

Banten in Figures 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

BAB IV PENYELENGGARAAN STATISTIK Bagian Pertama Statistik Dasar Pasal 11 (1) (2) Statistik dasar diselenggarakan oleh Badan. Dalam menyelenggarakan statistik dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Badan memperoleh data dengan cara: a. b. c. d. sensus; survei; kompilasi produk administrasi; dan cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bagian Kedua Statistik Sektoral Pasal 12 (1) Statistik sektoral diselenggarakan oleh instansi pemerintah sesuai lingkup tugas dan fungsinya, secara mandiri atau bersama dengan Badan. Dalam menyelenggarakan statistik memperoleh data dengan cara: sektoral, instansi pemerintah

(2)

a. survei; b. kompilasi produk administrasi; dan c. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (3) Statistik sektoral harus diselenggarakan bersama dengan Badan apabila statistik tersebut hanya dapat diperoleh dengan cara sensus dan dengan jangkauan populasi berskala nasional.

Banten dalam Angka 2010

lxiii

Law No.16 of 1997 on Statistics

(4)

Hasil statistik sektoral yang diselenggarakan sendiri oleh instansi pemerintah wajib diserahkan kepada Badan.

Bagian Ketiga Statistik Khusus Pasal 13 (1) Statistik khusus diselenggarakan oleh masyarakat baik lembaga, organisasi, perorangan maupun unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama dengan Badan. Dalam menyelenggarakan statistik khusus sebagaimana dimaksusd dalam ayat (1), masyarakat memperoleh data dengan cara: a. survei; b. kompilasi produk administrasi; dan c. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pasal 14 (1) Dalam rangka pengembangan Sistem Statistik Nasional, masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) wajib memberitahukan sinopsis kegiatan statistik yang telah selesai diselenggarakannya kepada Badan. Sinopsis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat: a. judul; b. wilayah kegiatan statistik; c. objek populasi; d. jumlah responden; e. waktu pelaksanaan; f. metode statistik; g. nama dan alamat penyelenggara; dan h. abstrak.

(2)

(2)

lxiv

Banten in Figures 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

i.

Penyampaian pemberitahuan sinopsis dapat dilakukan melalui pos, jaringan komunikasi data, atau cara penyampaian lainnya yang dianggap mudah bagi penyelenggara kegiatan statistik. Kewajiban memberitahukan sinopsis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak berlaku bagi statistik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan intern.

j.

BAB V PENGUMUMAN DAN PENYEBARLUASAN Pasal 15 (1) (2) Badan berwenang mengumumkan hasil statistik yang diselenggarakannya. Pengumuman hasil statistik dimuat dalam Berita Resmi Statistik. Pasal 16 Badan menyebarluaskan hasil statistik yang diselenggarakannya.

BAB VI KOORDINASI DAN KERJA SAMA Pasal 17 (1) Koordinasi dan kerja sama penyelenggaraan statistik dilakukan oleh Badan dengan instansi pemerintah dan masyarakat, di tingkat pusat dan daerah. Dalam rangka mewujudkan dan mengembangkan Sistem Statistik Nasional, Badan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan masyarakat untuk membangun pembakuan konsep, definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukuran. Koordinasi dan kerja sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan atas dasar kemitraan dan dengan tetap mengantisipasi serta menerapkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(2)

(3)

Banten dalam Angka 2010

lxv

Law No.16 of 1997 on Statistics

(4)

Ketentuan mengenai tata cara dan lingkup koordinasi dan kerja sama penyelenggaraan statistik antara Badan, instansi pemerintah, dan masyarakat diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden. Pasal 18

(1)

Kerja sama penyelenggaraan statistik dapat juga dilakukan oleh Badan, instansi pemerintah, dan atau masyarakat dengan lembaga internasional, negara asing, atau lembaga swasta asing sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kerja sama penyelenggaraan statistik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan pada prinsip bahwa penyelenggara utama adalah Badan, instansi pemerintah, atau masyarakat Indonesia.

(2)

BAB VII HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Pertama Penyelenggara Kegiatan Statistik Pasal 19 Penyelenggara kegiatan statistik berhak memperoleh keterangan dari responden mengenai karakterisrik setiap unit populasi yang menjadi objek. Pasal 20 Penyelenggara kegiatan statistik wajib memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat untuk mengetahui dan memperoleh manfaat dari statistik yang tersedia, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 21 Penyelenggara kegiatan statistik wajib menjamin kerahasiaan keterangan yang diperoleh dari responden.

lxvi

Banten in Figures 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Bagian Kedua Petugas Statistik Pasal 22 Setiap petugas statistik Badan berhak memasuki wilayah kerja yang telah ditentukan untuk memperoleh keterangan yang diperlukan. Pasal 23 Setiap petugas statistik wajib menyampaikan hasil pelaksanaan statistik sebagaimana adanya. Pasal 24 Ketentuan mengenai jaminan kerahasiaan keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 berlaku juga bagi petugas statistik. Pasal 25 Setiap petugas statistik harus memperlihatkan surat tugas dan atau tanda pengenal, serta wajib memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat setempat, tata krama, dan ketertiban umum.

Bagian Ketiga Responden Pasal 26 (1) Setiap orang berhak menolak untuk dijadikan responden, kecuali dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan. Setiap responden berhak menolak petugas statistik yang tidak dapat memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25. Pasal 27 Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelengaraan statistik dasar oleh Badan.

(2)

Banten dalam Angka 2010

lxvii

Law No.16 of 1997 on Statistics

BAB VIII KELEMBAGAAN Pasal 28 (1) Pemerintah membentuk Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Badan mempunyai perwakilan wilayah di Daerah yang merupakan instansi vertikal. Ketentuan mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Badan, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden. Pasal 29 (1) Pemerintah membentuk Forum Masyarakat Statistik yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan di bidang statistik kepada Badan. Forum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bersifat nonstruktural dan independen, yang anggotanya terdiri atas unsur pemerintah, pakar, praktisi, dan tokoh masyarakat. Pasal 30 (1) Instansi pemerintah dapat membentuk satuan organisasi di lingkungannya untuk melaksanakan statistik sektoral. Ketentuan mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja satuan organisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh instansi yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menyelenggarakan statistik sektoral, satuan organisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus mengadakan koordinasi dengan Badan untuk menerapkan penggunaan konsep, definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukuran yang telah dibakukan dalam rangka pengembangan Sistem Statistik Nasional.

(2)

(3)

(2)

(2)

(3)

lxvii i

Banten in Figures 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

BAB IX PEMBINAAN Pasal 31 Badan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan unsur masyarakat melakukan pembinaan terhadap penyelenggara kegiatan statistik dan masyarakat, agar lebih meningkatkan kontribusi dan apresiasi masyarakat terhadap statistik, mengembangkan Sistem Statistik Nasional, dan mendukung pembangunan Nasional. Pasal 32 Dalam rangka pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Badan melakukan upaya-upaya sebagai berikut: a. meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan statistik; mengembangkan statistik sebagai ilmu; meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat mendukung penyelenggaraan statistik; mewujudkan kondisi yang mendukung terbentuknya pembakuan dan pengembangan konsep, definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukuran dalam kerangka semangat kerja sama dengan para penyelenggara kegiatan statistik lainnya; mengembangkan sistem informasi statistik; meningkatkan penyebarluasan informasi statistik; meningkatkan kemampuan penggunaan dan pemanfaatan hasil statistik untuk mendukung pembangunan nasional; dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik. Pasal 33 Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

b. c.

d.

e. f. g.

h.

Banten dalam Angka 2010

lxix

Law No.16 of 1997 on Statistics

BAB X KETENTUAN PIDANA Pasal 34 Setiap orang yang tanpa hak menyelenggarakan sensus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Pasal 35 Setiap orang yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah). Pasal 36 (1) Penyelenggara kegiatan statistik yang dengan sengaja dan tanpa alasan yang sah tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah). Penyelenggara kegiatan statistik yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Pasal 37 Petugas statistik yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah). Pasal 38 Responden yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

(2)

lxx

Banten in Figures 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Pasal 39 Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa alasan yang sah mencegah, menghalang-halangi, atau menggagalkan jalannya penyelenggaraan statistik yang dilakukan oleh penyelenggara kegiatan statistik dasar dan atau statistik sektoral, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Pasal 40 (1) (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Pasal 36 ayat (2), Pasal 37, Pasal 38, dan Pasal 39 adalah kejahatan. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dan Pasal 36 ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 41 Semua peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan Undang-undang ini. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 42 Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, maka Undang-undang Nomor 6 tahun 1960 tentang Sensus dan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang Statistik dinyatakan tidak berlaku. Pasal 43 Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Banten dalam Angka 2010

lxxi

Law No.16 of 1997 on Statistics

Disahkan di Jakarta Pada tanggal 19 Mei 1997 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (Ttd) SOEHARTO

Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 19 Mei 1997 MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Ttd) MOERDIONO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1997 NOMOR 39 Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA Kepala Biro Hukum dan Perundang-undangan (Ttd) Lambock V. Nahattands Salinan sesuai dengan salinan aslinya BIRO PUSAT STATISTIK Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi (Ttd) Pietojo, MSA

lxxii

Banten in Figures 2010

LAW OF REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER 16 OF 1997 ON STATISTICS WITH THE MERCY AND COMPASSION OF THE ONE ONLY GOD THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
Considering : a. That a statistics are important of planning, implementation, monitoring and evaluation of various activities is every aspect of the community, nation, state in the context of national development , as the implementation of Panacea, which aims to promote public Welfare in an effort to achieve the national goals as stated in the preambule to the constitution of 1945; That in the above mentioned importance of statistics mean, that steps must be taken to regulate integrated national statistics in the effort to create a reliable, effective, and efficient National statistics System; That in the law number 6 of 1960 on Censuses and Law Number 7 of 1960 on Statistics are no longer appropriate in light of subsequent developments, community demands, and the requirement of national development; That in light of letter a, b, and c above, a new Law on Statistics is demand necessary;

b.

c.

d.

In View of :

Article 5 Section (1) and Article 20 section (1) of the Constitution of 1945.

Banten dalam Angka 2010

lxxiii

Law No.16 of 1997 on Statistics With The Approval Of : THE PEOPLE REPRESENTATIVE COUNCIL OF THE INDONESIA DECREES : To Stipulate : THE LAW ON STATISTICS

CHAPTER I GENERAL PROVISIONS Article 1 In this law : 1. Statistics are the obtained by collection, preparation, presentation and analysis, and is system which regulates the connection between elements of statistics collection. Data are information in the form of numbers which concern the special characteristics of population. The National Statistics System is an institution consisting of parts which are interlinked in an order manner to form a totality in statistical collections. Statistic activities are measures directed towards providing and disseminating data, advancing the science of statistics, and eventually developing a national statistics system. Basic statistics are statistics utilized for a broad range of (Both government and community) Purpose, which have cross-sectoral characteristics, are on a nation and macro scale, and will be the responsibility of the agency. Sectoral statistics are statistics utilized to satisfy the need of particular institution in on effort to perform the duties of the administration and to further development, the primary duty of the institution in question. Special statistics are statistics utilized to fulfill The specific need of business, education, socioculture, and community interest, undertaken by non government institution, organizations, individuals, and/or other parts of the community. A census is a data collected by enumerating a census of all population units in the entire territory of the republic of the Indonesia to determine the characteristic of population at a given time. A survey is data collection method whereby a simple census is taken in other estimate the characteristics of a population at a given time.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10. The compilation of administrative products is collecting, preparing, presenting and analyzing data from administrative records available from the government and/or community.

lxxiv

Banten in Figures 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik 11. The agency is the BPS Statistics Indonesia. 12. Population is the unit or object of statistical activities, and includes government institutions, non government institutions, organization, individuals, items, and so on. 13. A sample is a unit of the population used to estimate the characteristics of population. 14. A synopsis is an outline of a statistical collection. 15. A conductor of statistical activities may be a government institutions, a non government institution, an organization, an individual, or another part of the community. 16. An enumerator is an individual assigned by the conductor of statistical activities to collect data by interviewing, measuring (or using some other method on) the object of statistical activity. 17. A respondents a government institution, a non government institution, an organization, an individual, or another part of the community which has been selected as the object of statistical activity.

CHAPTER II PRINCIPLES, DIRECTION, AND AIMS Article 2 In addition to the basic principles of national development, this law based on : a. b. c. Integrity; Accuracy; and Currency. Article 3 Statistical activities should : a. b. c. d. support national development; develop a reliable, effective, and efficient national statistics system; increase public awareness of the significance and function of statistics; and support development of science and technology. Article 4 Statistical activities aim to provide complete, accurate, and current statistical data in order to create a reliable, effective, and efficient national statistic system to support national development.

Banten dalam Angka 2010

lxxv

Law No.16 of 1997 on Statistics CHAPTER III TYPE OF STATISTICS AND METHOD OF DATA COLLECTION Part One Types of Statistics Article 5 Based on the purpose for which they are used, statistics are classified the following types: a. b. c. basic statistics; sectoral statistics; and special statistics. Article 6 (1) Basic statistics and sectoral statistics are available for public utilization unless it is specified otherwise in prevailing legislation. Every individual has equal opportunity to access and make use of special statistics but must maintain regard for the legally protected right of a person or an institution.

(2)

Part Two Data Collection Methods Article 7 Statistics are collected by : a. b. c. d. census; survey; the compilation of administrative products; and other methods in keeping with developments in science and technology. Article 8 (1) Censuses as referred to in article 7 letter a, will be conducted at least once every ten years by the agency, and will consist of : a. b. c. a population census; an agricultural census; and an economic census.

lxxvi

Banten in Figures 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik (2) Changes to the Census and when it is to be conducted as referred to in section (1) will be further regulated in a government regulation. Article 9 (1) Surveys is referred to in article 7 letter b, will be conducted periodically or at any time in order to obtain detailed data. Intercencal surveys will be carried out between censuses in order to bridge them.

(2)

Article 10 (1) Compilation of administrative product referred to in article 7 letter c, will be collected by utilizing various documents from administrative records. Compilation of administrative products will be owned by government institution but will be available for public utilization unless prevailing legislation specifies otherwise. Every individual will have an equal Opportunity to access the compilation of administrative product owned by a non government institution, an organization, an individual, or another part of the community but must maintain regard for the legally protected right of an individual or an institution.

(2)

(3)

CHAPTER IV STATISTICS COLLLECTION Part One Article 11 (1) (2) The Agency is responsible for basic statistics collection. When collecting basic statistics referred to in section (1), the agency will obtained date by : a. b. c. d. census; survey; compilation of administrative product; and other methods in keeping with developments in science and technology.

Banten dalam Angka 2010

lxxvii

Law No.16 of 1997 on Statistics Part two Sectoral Statistics Article 12 (1) A government institution will collect sectoral statistics in accordance with the scope of its duties and function, either independently or in cooperation with the agency. When collecting sectoral statistics, the government institution will obtained data by: a. b. c. (3) survey; compilation of administrative products; and other methods in keeping with developments in science and technology.

(2)

Sectoral statistics must be collected in cooperation with the agency when the statistics can only be obtained by census and need to be collected on a national scale. The results of sectoral statistics activity when carried out by a government institution on its own must be submitted to the agency.

(4)

Part Three Specials Statistics Article 13 (1) Specials statistics will be collected by the community whether by a non government institution, an organization, an individual, or another part of the community either independently or in a cooperation with the agency. The community may collect special statistics as referred to in section (1) by: a. b. c. Survey; The compilation of administration products; and other methods in keeping with developments in science and technology Article 14 (1) In order to develop a National Statistics System, the community as referred, to in article 13 section (1) must provide the Agency with a synopsis of the statistical activity that it as undertaken when completed.

(2)

lxxviii

Banten in Figures 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik (2) The synopsis referred to in section (1) should contain: a. b. c. d. e. f. g. h. (3) a title; the are where statistical activities where conducted; the population; the number of respondents; the time taken; the statistical method; the name address of the conductor of statistics activities; and an abstract.

The synopsis can be delivered by post, a data communication network, or other mean deemed convenient for the conductor of the statistical activity. The obligation to provide a synopsis as referred to in section (1) does not apply to statistics which are used to fulfill internal requirement.

(4)

CHAPTER V PUBLICATION AND DISEMINATION Article 15 (1) (2) The agency may publish the statistics it has collected. The statistics are to be published in the official Statistics News Article 16 The agency is to disseminates the statistics it has collected.

CHAPTER VI COORDINATION AND COOPERATION Article 17 (1) The coordination and cooperation the collection of statistics will be the responsibility of the Agency in consultation with government institutions and the community, at both central and regional levels. In the frame work of achieving and developing a National Statistics System, the Agency will cooperate with government institutions and the community to standardize concepts, definition classifications, and measurements.

(2)

Banten dalam Angka 2010

lxxix

Law No.16 of 1997 on Statistics

(3)

The coordination and cooperation referred to in section (1) are to be conduct on the basis of partnership, and developments in science and technology will be anticipated and applied. The method and scope of the coordination and cooperation in the collection of statistics between the Agency, government institution, and the community will be further regulated by a presidential Decree. Article 18

(4)

(1)

There may also be cooperation in collecting statistics between the Agency, government institutions, and/or the community and international institution, foreign countries institutions in accordance with prevailing legislation. The cooperation in he collection of statistics referred to in section (1) is based on the principle that the principal conductor of the statistical activities will be the Agency, the government institution, or the Indonesian community.

(2)

CHAPTER VII RIGHT AND OBLIGATIONS Part One Conductor of Statistic Activities Article 19 The conductor of statistical activities may obtain information from respondents on the characteristics of every population which is the object of the research. Article 20 In accordance with prevailing legislation, the conductor of statistical activities must provide equal opportunity to access available statistics. Article 21 The conductor of statistical activities must ensure the confidentiality of the information obtained from respondents.

lxxx

Banten in Figures 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik Part Two Enumerator Article 22 Every enumerator from the Agency may enter an appointed working area in order to obtain necessary information. Article 23 Every enumerator must deliver the results of the statistical activity without altering team. Article 24 Stipulation ensuring the confidentiality of the information collected referred to in article 21 also apply to enumerators. Article 25 Every enumerator must display his or her letter of assignment and/or identification, and must observe religious beliefs, local customs, etiquette and public order.

Part Three Respondents Article 26 (1) Every individual has the right of to refuse to be respondent, except when the Agency is collecting basic statistics. Every respondent may turn away any enumerator who fails to satisfy the requirements of article 25. Article 27 Every respondent must provide the required information when the Agency is collecting basic statistics.

(2)

CHAPTER VIII INSTITUTIONAL ISSUES Article 28 (1) The government will establish a Agency which will be under and directly responsible to the president. The Agency has regional representatives vertically.

(2)

Banten dalam Angka 2010

lxxxi

Law No.16 of 1997 on Statistics

(3)

Stipulations regarding the Agencys duties, function, organizational structure, and working procedures, as referred to in section (1), will be further regulated by a presidential Decree. Article 29

(1)

The government will establish a statistics community forum which will provide advice on statistics to the Agency. The forum referred to in section (1) will not have a formal structure but will be independent, its member will consist of government representatives, experts, practitioners, and public figure. Article 30

(2)

(1)

A government institution may establish an organizational unit within its field of operation to collect sectoral statistics. The duties, functions, organizational structural, and working procedures of the organizational unit referred to in section (1) will be regulated by the relevant institution base on prevailing legislation. When collecting sectoral statistics, the organizational unit referred to in section (1) must coordinate with the Agency to apply standardized concepts, definitions, classifications, and measurements to further develop the National Statistics System, and to support nations development.

(2)

(3)

CHAPTER IX GUIDANCE Article 31 The Agency will cooperate with government institution and the community to guide the statistics collecting body and the community, in order to further increase the communitys contributions to, and appreciation of statistic, to develop a National Statistic System, and to support national development. Article 32 The Agency should provide guidance as referred to in article 31, by: a. b. c. increasing the capabilities of the human resources used in statistics collections; developing statistics as a science; increasing mastery of science and technology which can support statistics collections;

lxxxii

Banten in Figures 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik d. creating conditions that support the necessary standardization and development of concepts, definitions, classifications, and measurements in cooperation with other statistics collectors; e. f. g. h. developing an information statistic system; improving the dissemination of statistical information; increasing the ability to use and utilize statistics to support national development; and promoting public awareness of the significance and function of statistics.

Article 33 The guidance directive referred to in article 31 will be further regulated in a government regulation.

CHAPTER X CRIMINAL PENALTIES/PROVISIONS Article 34 Any individual who unlawfully conducts a census in breach of article 11 section (2) letter a, will be subject to imprisonment for a period not exceeding two years and a fine not exceeding Rp. 50.000.000 Article 35 Any individual who deliberately violates article 14 section (1), will be subject to imprisonment for a period not exceeding one year or a fine of up to Rp 25.000.000. Article 36 (1) any conductor of statistical activities who deliberate, and without legal justification, fail to fulfill his or her obligation as set out in article 20, will be subject to imprisonment for one year or a fine not exceeding Rp 25.000.000. any conductor of statistical activities who deliberate violate article 21 will be subject to imprisonment for a period not exceeding five years and a fine not exceeding Rp. 100.000.000. Article 37 Enumerators who deliberately violate article 24 will be subject to imprisonment for a period not exceeding one years and six month and a fine not exceeding 25.000.000.

(2)

Banten dalam Angka 2010

lxxxiii

Law No.16 of 1997 on Statistics Article 38 Respondent who deliberately violate article 27 will be subject to imprisonment for a period not exceeding one year and six month and a fine not exceeding Rp. 25.000.000. Article 39 Any individual who deliberately and without legal justification prevents, interrupts, or causes the conductor of statistical activities to fail to collect basic or sectoral statistics will be subject to imprisonment for a period not exceeding Rp. 100.000.000. Article 40 (1) The criminal acts referred to in article 34, article 36 section (2), article 37, article 38, and article 39, are crimes. The criminal acts referred to in article 35 and article 36 section (1) are violation.

(2)

CHAPTER XI TRANSITIONAL PROVISION Article 41 All regulations which implement Law Number 6 of 1960 on censuses and Law Number 7 on Statistics remain effective period they do not conflict with, or have not been repealed by, this Law or any subsequent legislation.

CHAPTER XII CLOSING PROVISIONS Article 42 When this Law takes effect, Law Number 6 of 1960 on census as Law Number 7 of 1960 on statistics will be invalid. Article 43 This Law will taken effect on hen date in is enacted. In order for every individual to know of this law, this legislation must be published in this state gazette of the Republic of Indonesia.

lxxxiv

Banten in Figures 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik Ratified in Jakarta on May 19, 1997 The President of Republic of Indonesia Signed SOEHARTO

Promulgated in Jakarta On May 19, 1997 THE MINISTER / STATE SECRETARY OF THE REPUBLIC OF INDONESIA Signed MOERDIONO

STATE GAZATTE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA OF 1997 NUMBER 39 Copy of original text Copy of original text

SECRETARY OF THE CABINET OF THE REPUBLIC OF INDONESIA Head of the Bureau of Law and Regulations,

BPS - STATISTIC OF INDONESIA

Head of the Bureau of Personnel and Organization,

signed

signed

Lambock V. Nahattands

Pietojo, MSA

Banten dalam Angka 2010

lxxxv

INDIKATOR KUNCI

Indikator Kunci, 2008 - 2009 Key Indicators, 2008 - 2009

Uraian Description (1) SOSIAL / SOCIAL Penduduk / Population Laju Pertumbuhan Penduduk / Population Growt Rate Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Labor Force Participaton Rate (LFPR) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Open Unemployment Rate (OUR) EKONOMI / ECONOMIC Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Harga Berlaku / Gross Domestic Regional Bruto (GRDP)At Current Price Laju Pertumbuhan Ekonomi / Economic Growth Rate PDRB Per Kapita Harga Berlaku Per Capita GRDP at Current Price Realisasi Belanja Daerah / Actual Local Government Expenditures Realisasi Pendapatan Daerah Actual Local Government Receipt Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)/ Actual Local Government Original Receipt Ekspor / Export Impor/ Import Investasi (PMA+PMDN) *) Investment (FDI+DDI) *) Posisi Dana Perbankan Outstanding Bank Funds Posisi Pinjaman Perbankan Outstanding Bank Loans Inflasi / Inflation Nilai Tukar Petani (NTP) Farmers Term of Trade
Catatan / Note : *) 1 US$ = 9.000 IDR

Satuan Unit (2) ribu / thousand persen / percent persen / percent persen / percent

2008 (3) 9 602,44 1,90 64,80 15,18

2009 (4) 9 782,78 1,88 63,74 14,97

Juta rupiah / miilion rupiahs persen / percent rupiah / rupiahs Juta rupiah / miilion rupiahs Juta rupiah / miilion rupiahs Juta rupiah / miilion rupiahs Juta US$ / miilion US$ Juta US$ / miilion US$ Juta rupiah / miilion rupiahs Juta rupiah / miilion rupiahs Juta rupiah / miilion rupiahs persen / percent satuan/ unit

122 490 654,25 5,77 12 756 194 2 253 982,71 2 351 380,50 1 661 168,63 6 971,91 7 178,23 6 436 273,96 36 231 967 57 996 147 11,47 97,31

133 048 007,12 4,69 13 600 226 2 420 828,80 2 436 066,74 1 687 721,37 5 806,33 5 523,09 4 910 951,81 43 194 467 58 017 506 2,86 97,75

Banten dalam Angka 2010

1
KONDISI GEOGRAFIS
Geographical Condition

BAB I

KONDISI GEOGRAFIS

Kondisi Geografis Provinsi Banten adalah salah satu daerah pemekaran yang dulu termasuk dalam wilayah Karesidenan Banten Provinsi Jawa Barat dan terbentuk melalui Undang-undang No. 23 Tahun 2000. Pada awalnya, Provinsi Banten terdiri dari empat kabupaten yaitu Kabupaten Pandeglang, Lebak, Tangerang, Serang dan dua kota yaitu Kota Tangerang dan Kota Cilegon. Dalam perkembangannya terjadi pemekaran wilayah, Kabupaten Serang menjadi Kabupaten Serang dan Kota Serang. Selanjutnya, Kabupaten Tangerang dimekarkan menjadi Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Sehingga, Provinsi Banten saat ini terdiri dari empat kabupaten dan empat kota. Secara geografis, Provinsi Banten terletak di ujung barat Pulau Jawa dan berjarak sekitar 90 km dari DKI Jakarta serta memiliki luas sebesar 9.662,92 km2 atau sekitar 0,51 persen dari luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayahnya, berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat di sebelah timur, Laut Jawa di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah selatan, dan Selat Sunda di sebelah barat. Dengan demikian, Provinsi Banten mempunyai posisi yang strategis yaitu sebagai jalur penghubung darat antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Sebagian wilayahnya pun yaitu Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan menjadi hinterland bagi Provinsi DKI Jakarta.

Geographical Condition Banten Province is one of expansion area that used to be included in the residence area of Banten Jawa Barat and established by Law No. 23/2000. In the begining, Banten Province consists of four regencies namely Pandeglang, Lebak, Tangerang, Serang and two municipalities namely Tangerang and Cilegon. Until now, Serang Municipality was split from Serang Regency. Furthermore, Tangerang Regency was expanded into Tangerang Regency and Tangerang Selatan Municipality. Thus, Banten Province currently consists of four regencies and four municipalities.

Geographically, Banten Province is located at the western tip of Java island and is about 90 km from DKI Jakarta and has a total area is 9,662.92 km2, or about 0.51 percent of the total area of State Unitary of Republic of Indonesia.. Its Area directly adjacent to the Province of DKI Jakarta and Jawa Barat in the east, the Java Sea to the north, the Indian Ocean in the south, and west of the Sunda Strait. Thus, Banten Province has a strategic position as a connecting land between Java and Sumatra Island. Part of Banten territory was the regency of Tangerang, Tangerang Municipality and Tangerang Selatan Municipality has become the hinterland of DKI Jakarta Province.

Banten dalam Angka 2010

GEOGRAPHICAL CONDITION

CHAPTER I

Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 50750 7011 Lintang Selatan dan 1050111 1060712 Bujur Timur. Ekosistem wilayah Provinsi Banten pada dasarnya terdiri dari : a. Lingkungan Pantai Utara yang merupakan ekosistem sawah irigasi teknis dan setengah teknis, kawasan pemukiman dan industri. b. Kawasan Banten Bagian Tengah berupa irigasi terbatas dan kebun campur, sebagian berupa pemukiman pedesaan, mempunyai ketersediaan air yang cukup dan dengan kuantitas yang stabil. c. Kawasan Banten sekitar Gunung Halimun-Kendeng hingga Malingping, Leuwidamar, Bayah berupa pegunungan yang relatif sulit untuk di akses, namun menyimpan potensi sumber daya alam. d. Banten Bagian Barat (Saketi, Daerah Aliran Sungai atau DAS Cidano dan lereng kompleks Gunung Karang Aseupan dan Pulosari sampai Pantai DAS Ciliman Pandeglang dan Serang bagian Barat) yang kaya akan potensi air, merupakan kawasan pertanian yang masih perlu ditingkatkan (intensifikasi) e. Ujung kulon sebagai Taman Nasional Konservasi Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus).

Astronomically, Banten Province is located at 50750 - 7011 south latitude and 1050111 - 1060712 east longitude. The Ecosystem of Banten Province basically consists of : a. North Coast environment that is technically irrigated rice ecosystems and semi-technical, industrial and residential areas. b. Regions Banten Central Section in the form of irrigation is limited and mixed garden, some form of rural settlements, have adequate water availability and the quantity is stable. c. Banten area around Mount MistKendeng until Malingping, Leuwidamar, Bayah form the mountains are relatively difficult to access, but to save natural resources. d. Western Bantam (Saketi, watershed or river basin and slope complex Cidano Mount Reef Aseupan and Coastal Watershed pulosari until Ciliman Pandeglang and Serang West section), which is rich in water potential, an agricultural area that still needs to be improved (intensification). e. Ujungkulon as a National Park Conservation of Javan Rhino (Rhinoceros Sondaicus).

Banten in Figures 2010

BAB I

KONDISI GEOGRAFIS

f. DAS Cibaliung - Malingping, merupakan cekungan yang kaya air tetapi belum dimanfaatkan secara efektif dan produktif. Sekelilingnya berupa bukit-bukit bergelombang dengan rona lingkungan kebun campur dan talun, hutan rakyat yang tidak terlalu produktif. Banyaknya pulau-pulau yang berpotensi bagi masyarakat Banten sekitar 55 pulau, yang tersebar di wilayah Provinsi Banten maupun di perbatasannya. Sedangkan sungai-sungai yang melewati wilayah Provinsi Banten berjumlah 91 sungai, dengan sungai yang paling terkenal adalah Sungai Ciujung yang luas daerah pengaliran sungainya lebih dari seribu kilometer persegi.

f. DAS Cibaliung - Malingping, a water-rich basin but has not been used effectively and productively. Surrounding the form of undulating hills with mixed hue and Talun garden environment, forests are less productive.

There are about 55 potential islands for the community of Banten, scattered in Banten Province and its territory. While the rivers that pass through the area of Banten Province amounted to 91 rivers. Ciujung River is the most famous river with drainage area tributaries more than one thousand square kilometers.

Banten dalam Angka 2010

GEOGRAPHICAL CONDITION Grafik 1.1 Persentase Luas Daerah Kabupaten/Kota Figure di Provinsi Banten, 2009 Percentage Area of Regencies/Municipalities in Banten Province, 2009

CHAPTER I

Kab. Tangerang 10,47% Kab. Lebak 35,46%

Kota Tangerang 1,59% Kab. Serang 17,95% Kota Cilegon 1,82%

Kab. Pandeglang 28,43%

Kota Serang 2,76%

Kota Tangsel 1,52%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, berdasarkan Peraturan Mendagri No.6 Tahun 2008 tanggal 31 Januari 2008 dan Ditjen PUM Kementerian Dalam Negeri, Mei 2010 BPS Statistics of Banten Province, based on Home affairs Ministerial Regulation No.6 / 2008, January 31, 2008 and Directorate General Authority Ministry of Home Affairs, May 2010

Banten in Figures 2010

BAB I

KONDISI GEOGRAFIS

Tabel 1.1 Table

Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Total Area by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan

Ibukota Capital City (2)

Luas (km) Area (sq.km) (3)

Persentase Terhadap Luas Provinsi Banten Percentage to Banten Province (4)

Pandeglang Rangkasbitung Tigaraksa Ciruas

2 746,89 3 426,56 1 011,86 1 734,28

28,43 35,46 10,47 17,95

Tangerang Purwakarta Serang Pamulang

153,93 175,50 266,71 147,19

1,59 1,82 2,76 1,52

Provinsi Banten

Kota Serang

9 662,92 r)

100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note :
r)

Revisi berdasarkan / Revised based on : - Peraturan Mendagri Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 31 Januari 2008 Home Affairs Ministerial Regulation No. 6/2008, Januari 31, 2008 - Ditjen PUM Kementerian Dalam Negeri, Mei 2010 Directorate General of Regional Authority - Ministry of Home Affairs, May 2010

Banten dalam Angka 2010

GEOGRAPHICAL CONDITION

CHAPTER I

Tabel Table

1.2

Jarak Antar Kota di Provinsi Banten dan Sekitarnya (km) Distance among Selected Cities in Banten Province and Nearby (km)

Rangkasbitung

Pandeglang

Tangerang

Pamulang

Tigaraksa

Kota City

(1) Jakarta Pandeglang Rangkasbitung Tigaraksa Pamulang Tangerang Ciruas Serang Cilegon Bekasi Bandung

(2) 111 131 57 20 25 81 90 110 29 187

(3) 111 20 54 114 86 30 21 41 140 298

(4) 131 20 74 134 106 50 41 61 160 227

(5) 57 25 74 60 32 24 33 51 86 244

(6) 20 114 134 60 28 64 73 113 46 184

(7) 25 86 106 32 28 56 65 85 54 212

(8) 81 30 50 24 64 56 9 29 110 268

(9) 90 21 41 33 73 65 9 20 119 277

(10) 110 41 61 51 113 85 29 20 139 297

(11) 29 140 160 86 46 54 110 119 139 154

(12) 187 298 227 244 184 212 268 277 297 154 -

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

10

Banten in Figures 2010

Bandung

Cilegon

Jakarta

Serang

Bekasi

Ciruas

BAB I

KONDISI GEOGRAFIS

Tabel 1.3 Table

Letak Astronomis Wilayah Provinsi Banten Menurut Kabupaten/Kota Astronomical Position of Banten Province by Regency/Municipality

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten

Letak Lintang Selatan / Location Of South Latitude (2)

Letak Bujur Timur / Location of East Longitude (3)

0621' 00" - 0710'00" 0500' 00" - 1000'00" 0600' 00" - 0620'00" 0550' 00" - 0620'00"

10548'00" - 10611'00" 10600'00" - 0621'00" 10620'00" - 1064300" 10500'00" - 1062200"

0606'00" - 0613'00" 0552'24" - 0604'07" 0601'00" - 0612'00" ... 0507'50"- 0701'01"

10636'00" - 10342'00" 10554'05" - 10605'11" 10603'00" - 10616'00" ... 10501'11"- 10607'12"

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010

11

GEOGRAPHICAL CONDITION

CHAPTER I

Tabel 1.4 Table

Pulau-pulau yang Berpotensi bagi Provinsi Banten Menurut Kabupaten/Kota Potential Islands for Banten Province by Regency/Municipality

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) 01. Kabupaten Pandeglang

Nama Pulau Name of Islands (2) 1. Popole 2. Liwungan 3. Oar 4. Sumur 5. Omang 6. Mangir 7. Pamagangan 8. Boboko 9. Handeuleum 10. Peucang 11. Panaitan 12. Deli 13. Tinjil 14. Badul 1. Laki 2. Lancang Besar 3. Lancang Kecil 4. Bokor 5. Rambut 6. Untung Jawa 7. Bidadari 8. Kelor 9. Cipir/Kayangan 10. Payung Besar 11. Payung Kecil 12. Tidung Besar

Luas / Area (ha) (3) 1 200 5 000 1 100 1 500 1 000 1 500 900 900 6 000 50 000 107 000 95 000 59 000 1 500 106 000 2 137 000 1 103 000 732 000 1 527 000 2 062 000 603 000 193 000 123 000 1 342 000 178 000 4 892 000

Keterangan *) Notes *) (4) Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Hutan Lindung Hutan Lindung Hutan Lindung Hutan Lindung Hutan Lindung Penangkar Kera Penangkar Kera Penangkar Kera Berpenghuni Berpenghuni Berpenghuni Cagar Alam Cagar Alam Berpenghuni Berpenghuni Tidak Berpenghuni Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Berpenghuni

03. Kabupaten Lebak

12

Banten in Figures 2010

BAB I

KONDISI GEOGRAFIS

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.4

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) 03. Kabupaten Tangerang

Nama Pulau Name of Islands (2) 13. Tidung Kecil 14. Aer Besar 15. Kapal 16. Gosong Lancang 17. Pari 18. Tukis 19. Kongsi 20. Burung 21. Tengah 1. Sangiang 2. Salira 3. Kali 4. Tarahan 5. Kamanisan 6. Cikantung 7. Panjang 8. Semut 9. Kubur 10. Lima 11. Gedang/Pisang 12. Dua/Burung 13. Satu/Tanjung Batu 14. Pamujan Besar 15. Pamujan Kecil 16. Tunda/Babi

Luas / Area (ha) (3) 1 740 000 650 000 713 000 412 000 2 231 000 186 000 257 000 218 000 496 000 84 550 188 650 1 188 750 125 50 200 188 438 350 156 938 250 1 500 063 25 750

Keterangan Notes (4) Tidak Berpenghuni Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Berpenghuni

04. Kabupaten Serang

Banten dalam Angka 2010

13

GEOGRAPHICAL CONDITION

CHAPTER I

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.4

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) 72. Kota Cilegon

Nama Pulau Name of Islands (2) 1. Merak Besar 2. Merak Kecil 3. Pulorida

Luas / Area (ha) (3) 1 000 200 200

Keterangan Notes (4) Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni Tidak Berpenghuni

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province Catatan / Note : *) Tidak Berpenghuni / Uninhabited Berpenghuni / Inhabited Cagar Alam / Conservation Area Hutan Lindung / Proctected Forest Penangkar Kera / Mongkey Breeder

14

Banten in Figures 2010

BAB I

KONDISI GEOGRAFIS

Tabel 1.5 Table

Nama-nama Sungai di Provinsi Banten Menurut Kabupaten/Kota Name of Rivers in Banten Province by Regency/Municipality

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) 01. Kabupaten Pandeglang

Nama Sungai Name of Rivers (2) 01.Cikupa 02.Cimasayang 03.Cisangu 04.Cihaseum 05.Cipanas 06.Cinunggal 07.Cibali 08.Cijebuh 09.Cilemer 10.Cilancar 11.Cikoleang 12.Cikadueun 13.Cilemer 14.Cikarungkang 15.Cisata 16.Cikadueun 17.Cimoyang 18.Ciandur 19.Cimanunjang 20.Cikembang 21.Ciwates 22.Cikadueun 23.Cilemer 24.Cijakan 25.Cibama Hulu 26.Cipurang 27.Cigondang 28.Cisuwuk 29.Ciasata

Panjang Length (km) (3) 4 5 3 3 10 10 5 10 12 18 14 6 14 9 6 4 3 3 3 4 4 15 17 9 4 4 10 8 15

Lokasi Location (4) Pandeglang Pandeglang Cadasari Cadasari Banjar Banjar Banjar Banjar Cimanuk Cimanuk Cimanuk Cipeucang Mandalawangi Saketi Saketi Saketi Saketi Saketi Saketi Saketi Saketi Bojong Bojong Bojong Bojong Bojong Menes Menes Menes

Banten dalam Angka 2010

15

GEOGRAPHICAL CONDITION

CHAPTER I

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.5

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) 01. Kabupaten Pandeglang

Nama Sungai Name of Rivers (2) 30.Cikembang 31.Cikuncil 32.Cisitugunung 33.Cibama 34.Ciwates 35.Cikadueun 36.Cilemer 37.Cijakan 38.Cibama Hulu 39.Cipurang 40.Cigondang 41.Cisuwuk 42.Ciasata 43.Cikembang 44.Cikuncil 45.Cisitugunung 46.Cibama 47.Ciwates 48.Ciatuy 49.Cikadubuluh 50.Cipunten Agung 51.Cimala 52.Cibama 53.Ciletik 54.Cicarita 55.Cibeureum 56.Cikoreng 57.Citajur 58.Cilurah

Panjang Length (km) (3) 5 5 9 12 15 15 17 9 4 4 10 8 15 5 5 9 12 15 9 20 18 18 25 15 6 2 3 7 7

Lokasi Location (4) Menes Menes Menes Menes Jiput Bojong Bojong Bojong Bojong Bojong Menes Menes Menes Menes Menes Menes Menes Jiput Jiput Jiput Jiput Jiput Jiput Jiput Labuan Labuan Labuan Labuan Labuan

16

Banten in Figures 2010

BAB I

KONDISI GEOGRAFIS

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.5

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) 01. Kabupaten Pandeglang

Nama Sungai Name of Rivers (2) 60.Cibungur 61.Ciliman 62.Cisurineun 62.Cisolodeungeun 63.Ciseukeut 64.Cikeruh 65.Cilamis 66.Cibaliung 67.Cikeusik 68.Cijalarang 69.Cihandoyan 70.Cihonje 71.Cijengkol 72.Cicibaliung 73.Cinimbang 74.Cicorogol 75.Cikoleang 76.Ciletuk 77.Ciliman

Panjang Length (km) (3) 10 25 20 13 14 10 8 12 13 8 15 12 3 6 6 4 4 5 20

Lokasi Location (4) Pagelaran Pagelaran Pagelaran Cigelis Cigelis Cigelis Cigelis Cibaliung Cikeusik Cimanggu Cimanggu Cibaliung Cibaliung Cibaliung Cibaliung Cibaliung Cibaliung Cibaliung Munjul

Banten dalam Angka 2010

17

GEOGRAPHICAL CONDITION

CHAPTER I

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.5

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) 02. Kabupaten Lebak

Nama Sungai Name of Rivers (2) 01.Cibareno 02.Cikidang 03.Sawarna 04.Cimanumbulan 05.Cidikit 06.Cidikit Leutik 07.Cimandur 08.Cimancak 09.Cisiih 10.Cisiih Leutik 11.Cimandiri 12.Cihara 13.Cimasuk 14.Cilangkahan 15.Cipeucangpari 16.Cibinuangeun 17.Ciliman 18.Cilemer 19.Cimalur 20.Ciujung 21.Cimangeunteung 22.Cimaur 23.Ciberang 24.Cisimeut 25.Cilaki 26.Ciminyak 27.Cicinta 28.Cibeureum 29.Cidurian

Panjang Length (km) (3) 42 10 30 10 45 20 55 15 40 10 10 41 8 20 15 38 35 15 10 58 10 10 50 30 25 25 15 15 25

Lokasi Location (4) Bayah Bayah Bayah Bayah Bayah Bayah Panggarangan Panggarangan Panggarangan Panggarangan Panggarangan Panggarangan Panggarangan Malingping Malingping Malingping Malingping Banjarsari Banjarsari Rangkasbitung Cipanas Cipanas Cipanas Leuwidamar Leuwidamar Muncang Maja Maja Maja

18

Banten in Figures 2010

BAB I

KONDISI GEOGRAFIS

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.5

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) 03. Kabupaten Tangerang 04. Kabupaten Serang

Nama Sungai Name of Rivers (2) 01.Cisadane

Panjang Length (km) (3) 314,3

Lokasi Location (4) Legok, Curug

01.Teneng 02.Cisaat 03.Ciujung 04.Kalimati 05.Ciwaka 06.Cibanten 07.Cisangu 08.Dahu 09.Cibango 01.Cisadane

58,0 40,0 44,0 24,0 25,0 20,0 48,0 25,0 39,0 100,0

Anyar Padarincang Pamarayan Pontang Baros Ciomas Cikeusal Cikeusal Petir Tangerang, Karawaci, Neglasari

71. Kota Tangerang

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

19

2
KEADAAN IKLIM
Climate Condition

BAB II

KEADAAN IKLIM

Penjelasan Teknis 1. 1. Cuaca merupakan kondisi sesaat dari fisika atmosfer sedangkan iklim adalah statistik cuaca jangka panjang. Rotasi bumi menyebabkan tiap tempat mengalami perubahan cuaca dengan pola siklus diurnal, jangka waktu 24 jam. 2. Iklim terbentuk melalui proses integrasi berbagai unsur fisika yang di sebut sebagai unsur-unsur iklim (climatic elements). Proses revolusi bumi mengakibatkan tiap tempat juga mengalami perubahan cuaca secara teratur dengan pola antar bulan dan pola musim dalam jangka waktu setahun. 3. Zona Musim (ZOM) adalah suatu daerah yang mempunyai perbedaan musim yang jelas yaitu terjadi musim hujan dan musim kemarau. Luas suatu wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZOM bisa terdiri dari beberapa kabupaten/kota, dan sebaliknya satu wilayah kabupaten/kota bisa terdiri dari beberapa ZOM. 4. Musim hujan ditandai dengan curah hujan yang terjadi dalam satu dasarian (rentang waktu selama sepuluh hari) sebesar 50 mm atau lebih yang diikuti oleh dasarian berikutnya, atau dalam satu bulan terjadi lebih dari 150 mm. Berarti, jika curah hujan yang terjadi kurang dari kriteria di atas, maka fase tersebut dianggap sebagai musim kemarau.

Technical Notes 1. Weather is the instantaneous condition of the physics of the atmosphere, while climate is the long-term weather statistics. Earth's rotation causes each place with changing weather patterns diurnal cycle, a period of 24 hours.

2. Climate formed through the integration of the various elements of physics referred to as the climatic elements. This process resulted in each revolution of the earth where the weather is also changing on a regular basis with the pattern of inter-month and seasonal patterns within a year. 3. Season Zone (ZOM) is an area that has a clear seasonal difference that occurred in wet season and dry season. The Area of ZOM does not always equal to the area of government administration. Thus, one area of ZOM consists of several regency/city, and the opposite, one regency/city can be composed of several ZOM.

4. The rainy season is marked by rainfall occurred in one dasarian (period of time for ten days) of 50 mm or more, followed by the next dasarian, or in a month occurred more than 150 mm. That means that if rainfall occurred less than the criteria above, then the phase is considered as the dry season.

Banten dalam Angka 2010

23

CLIMATE CONDITION

CHAPTER II

5. Musim kemarau di suatu tempat sering diidentikkan dengan kejadian kekeringan. Kekeringan sendiri merupakan suatu keadaan dimana curah hujan yang terjadi lebih rendah dari normalnya. 6. Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir dalam satuan milimeter (mm). Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. 7. Intensitas hujan merupakan besarnya hujan harian yang terjadi pada suatu waktu. Umumnya memiliki satuan mm/jam. Intensitas hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : a. Enteng (tipis) : jika nilai curah hujan kurang dari 13 mm/jam b. Sedang : jika nilai curah hujan antara 13 38 mm/jam c. Lebat : jika nilai curah hujan lebih dari 38 mm/jam

5. The dry season in a place often associated with drought events. Drought itself is a state where rainfall is lower than normal.

6. Rainfall is the height of rain water collected in a flat place, do not evaporate, does not sink in, and does not flow in units of millimeters (mm). Rainfall 1 (one) of a millimeter, which means that in the area of one square meter on a flat one-millimeter-high water collected or recovered as much as one liter of water.

7. The intensity of rain is the amount of daily rainfall that occurred at a time. Generally it has units of mm / hour. The intensity of rain is divided into 3 (three) categories, namely : a. Light Rainfall : if the value of rainfall of less than 13 mm/hr b. Medium Rainfall : if the value of rainfall between 13-38 mm/hr c. Heavy Rainfall : if the value of rainfall of more than 38 m/hr

24

Banten in Figures 2010

BAB II

KEADAAN IKLIM

2. Kondisi Iklim Iklim wilayah Banten sangat dipengaruhi oleh Angin Monson dan Gelombang El Nino. Saat musim penghujan (November - Maret ), cuaca didominasi oleh angin barat (dari Sumatera, Samudra Hindia sebelah selatan India) yang bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan. Pada musim kemarau (JuniAgustus), cuaca didominasi oleh angin timur yang menyebabkan wilayah Banten mengalami kekeringan yang keras terutama di wilayah bagian pantai utara, terlebih lagi bila berlangsung El Nino. Pada tahun 2009, suhu udara ratarata bulanan sebesar 32,20C, dimana suhu udara maksimum dan minimum terjadi pada bulan September, yaitu masing-masing sebesar 34,00C dan 22,10C. Sedangkan untuk tahun 2008, suhu udara rata-rata bulanan sebesar 31,50C, dengan suhu udara maksimun dan minimum masing-masing sebesar 32,80C terjadi di bulan September dan sebesar 22,70C yang terjadi pada bulan Juni dan September. Berarti, suhu udara pada tahun 2009 relatif lebih hangat dan dengan tingkat volatilitas yang lebih tinggi pula bila dibandingkan dengan tahun 2008.

2. Climate Condition Banten climate is strongly influenced by the Monson wind and El Nino. In rainy season (November to March), the weather is dominated by the west wind (from Sumatra, Indian Ocean south of India) that joined the winds from Asia through South China Sea. In dry season (June-August), weather is dominated by the east wind that caused Banten region experienced harsh drought, particularly in the north coast, especially when El Nino occured.

In 2009, the monthly average of air temperature is 32.2 Celcius, where the maximum and minimum air temperature occurred in September, which is respectively 34.0 Celcius and 22.1 Celcius. While in 2008, the monthly average of air temperature is 31.5 Celcius, with maximum and minimum air temperatures respectively at 32.8 Celcius occurred in September and amounted to 22.7 Celcius occurred in June and September. It means that in 2009 the air temperature is relatively warmer and with higher volatility levels compared to 2008.

Banten dalam Angka 2010

25

CLIMATE CONDITION

CHAPTER II

Curah hujan tertinggi pada tahun 2009 terjadi di bulan Januari (339 mm), dan terendah pada bulan Agustus hanya sebesar 2 mm. Rata-rata curah hujan bulanan pada Tahun 2009 sebesar 116 mm, lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 123 mm. Meskipun demikian, tidak ada perbedaan siklus hujan antara tahun 2009 dengan 2008, dimana pada periode Januari-Maret curah hujan relatif tinggi, kemudian mulai menurun di bulan April dan mulai naik kembali sekitar bulan Oktober. Sementara itu, jumlah hari hujan pada tahun 2009 sebanyak 170 hari, sedikit lebih banyak bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebanyak 167 hari. Meskipun demikian, pada tahun 2009 dan 2008 hujan turun rata-rata selama 14 hari dalam sebulan atau sekitar dua hari sekali turun hujan. Sedangkan, rata-rata intensitas hujan pada tahun 2009 dan 2008 ini termasuk dalam kategori hujan enteng. Meskipun demikian, hujan berkategori sedang juga terjadi pada Januari dan November tahun 2009 dan pada bulan Januari tahun 2008.

The highest rainfall in 2009 occurred in January (339 mm), and the lowest rainfall is in August amounted to 2 mm only. The average of monthly rainfall in 2009 amounted to 116 mm, lower than the previous year which is amounted to 123 mm. Nevertheless, there is no difference of rain cycle between 2008 and 2009, whereas in the period of January to March rainfall is relatively high, then began declining in April and started up again around October.

Meanwhile, the number of rainy days in 2009 are 170 days, more slightly compared to 2008 that are 167 days. However, in 2008 and 2009 the average of rainfall occurred in 14 days in a month or about two days to rain. Meanwhile, the average of rainfall in 2009 and 2008 is in the category of light rain. However, medium rainfall also occurred in January and November of 2009 and in January of 2008.

26

Banten in Figures 2010

BAB II

KEADAAN IKLIM Grafik 2.1 Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan di Provinsi Banten, 2009 Figure Rainfall and Rainy Days by Month in Banten Province, 2009
mm 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des 29 3 2 17 20 131 113 102 45 339 306 279 hari / days 30 25

20 15 10

5 0

Hari Hujan / Rainy Days (hari/days)

Curah Hujan / Rainfalls (mm)

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Serang Meteorology, Climatology and Geophysical Agency Serang Meteorological Station Class III

Grafik 2.2 Rentang Suhu Udara dan Suhu Udara Rata-rata Figure di Provinsi Banten (oC), 2009 Temperature Range and Average Temperatures in Banten Province (oC), 2009

36 34 32 30 28 26 24 22 20 Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des

Rata-rata (Average)

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Serang Meteorology, Climatology and Geophysical Agency Serang Meteorological Station Class III

Banten dalam Angka 2010

27

CLIMATE CONDITION

CHAPTER II

Tabel Table

2.1

Pembagian Wilayah Zona Musim (ZOM) di Provinsi Banten Zone Division Season in Banten Province

No.

Nama Daerah Name of Region

Periode Normal Musim Hujan Normal Period of Rainy Season (3)

(1) 1.

(2) Kabupaten Serang a. Serang Selatan (ZOM 28) b. Serang Utara (ZOM 30) Kabupaten Pandeglang a. Sebagian besar Pandeglang (ZOM 27) b. Sebagian Pandeglang bagian Utara (ZOM 28) Kabupaten Lebak a. Sebagian besar Lebak (ZOM 29) b. Sebagian Lebak bagian utara (ZOM 29) c. Sebagian Lebak bagian barat (ZOM 29) Kota Cilegon (ZOM 28) Kabupaten Tangerang (ZOM 30)

Panjang Normal Musim Hujan (Dasarian) Normal Length of Rainy Season (Ten days period) (4)

Normal Curah Hujan Normal Rainfall (mm) (5)

Okt I - Jun I Des I - Mar III

25 12

2 006 2 713 918 1 242

2.

Sep III - Mei III Okt I - Jun I Okt I - Jun I Okt I - Jun I Okt I - Jun I

25 25 25 25 25

2 486 3 363 2 006 2 713 2 101 2 842 2 101 2 842 2 101 2 842

3.

4. 5.

Okt I - Jun I Des I - Mar III

25 12

2 006 2 713 918 1 242

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Serang Meteorology, Climatology and Geophysical Agency Serang Meteorological Station Class III

28

Banten in Figures 2010

BAB II

KEADAAN IKLIM

Tabel Table

2.2

Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum di Provinsi Banten, 2009 Maximum, Average, and Minimum Temperature in Banten Province, 2009

Bulan Month (1) Januari / January Februari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December Rata-rata / Average 2008

Suhu / Temperature (0Celcius) Maksimum Maximum (2) 30,2 30,0 32,0 32,3 32,2 32,6 32,6 32,8 34,0 33,7 31,9 31,8 32,2 31,5 Minimum Minimum (3) 23,6 23,5 23,4 23,4 23,6 23,3 22,4 22,8 22,1 23,9 23,8 23,8 23,3 23,1 Rata-rata Average (4) 26,3 26,4 26,9 27,1 27,1 27,2 26,9 27,1 27,9 28,1 27,2 27,3 27,1 26,6

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Serang Meteorology, Climatology and Geophysical Agency Serang Meteorological Station Class III

Banten dalam Angka 2010

29

CLIMATE CONDITION

CHAPTER II

Tabel Table

2.3

Curah Hujan, Hari Hujan dan Kelembaban Relatif di Provinsi Banten, 2009 Rainfall, Rainy Days, and Relative Humidity by Month in Banten Province, 2009

Bulan Month (1) Januari / January Februari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December Jumlah / Total Rata-rata / Average 2008 Jumlah / Total Rata-Rata / Average

Curah Hujan Rainfalls (mm) (2) 339 306 131 113 102 29 3 2 17 20 279 45 1 386 116

Hari Hujan (hari) Rainy Days (days) (3) 24 26 18 17 13 13 4 2 2 10 22 19 170 14

Kelembaban Relatif Relative Humadity (%) (4) 85 86 84 84 84 82 77 78 74 76 83 82 975 81

1 476 123

167 14

1 016 84

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Serang Meteorology, Climatology and Geophysical Agency Serang Meteorological Station Class III

30

Banten in Figures 2010

BAB II

KEADAAN IKLIM

Tabel Table

2.4

Arah dan Kecepatan Angin Menurut Bulan di Provinsi Banten, 2009 Velocity and Direction of Wind by Month in Banten Province, 2009

Bulan Month

Kecepatan Angin Rata-rata Average Speed of Wind Velocity Nilai / Value (knot) Arah Terbanyak Majority Direction (3) B B B U U TL TL U U U B B U/B B / TL

Kecepatan Angin Terbesar Biggest Speed of Wind Velocity Nilai / Value (knot) (4) 14,0 14,0 16,0 12,0 14,0 16,0 10,0 15,0 15,0 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 Arah Direction (5) B BL B B TG B T U T U TL B B B

(1) Januari / January Februari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December Rata-rata / Average 2008

(2) 3,0 3,0 2,0 2,0 1,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 3,0 3,0 2,3 2,3

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Serang Meteorology, Climatology and Geophysical Agency Serang Meteorological Station Class III Catatan / Note : Arah / Direction : U = Utara / North ; T = Timur / East ; TL = Timur Laut / Northeast ; B = Barat / West ; BL = Barat Laut / Northwest ; TG = Tenggara / Southeast

Banten dalam Angka 2010

31

3
PEMERINTAHAN
Government

BAB III

PEMERINTAHAN

Penjelasan Teknis Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah : 1. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggarapemerintahan daerah. 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 4. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai pemerintahan daerah. 5. Pemerintahan daerah adalah : a. Pemerintahan daerah provinsi yang terdiri atas pemerintah daerah provinsi dan DPRD provinsi; b. Pemerintahan daerah kabupaten/ kota yang terdiri atas pemerintah daerah kabupaten/kota dan DPRD kabupaten/kota.
35

Technical Notes Based on Republic of Indonesia Law No. 32/2004 about Local Governance :

1. Local Governance is management of government affairs by the local government and parliament according to the principles of autonomy and duty of assistance to the principle of autonomy within the system and the principle of the Unitary of Republic of Indonesia as stipulated in the Constitution of the Republic of Indonesia Year 1945.

2. The local government is the governor, regent, or mayor, and local devices as elements of regional governance. 3. Regional Representatives Council, hereinafter referred to Parliament is the people's representative institutions as elements of regional governance. 4. Unitary State of Indonesia is divided into provinces and those provinces shall be divided into regencies and municipalities, each of which has a regional administration. 5. Regional governance is : a. Provincial government consisting of the provincial government and the provincial parliament; b. Regencies/Municipality consists of local government of Regency/ Municipality and DPRD of Regency/ Municipality.
Banten in Figures 2010

GOVERNMENT

CHAPTER III

6. Kecamatan dipimpin oleh seorang Camat yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota/Bupati melalui Sekretaris Kabupaten/Kota Administrasi. 7. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota/Bupati melalui Camat. Desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Walikota/Bupati.

6. Sub Districts led by a Sub District Head which is located under and responsible to the Mayor / Regent through the Regional Secretary of the Regency / Municipality Administration. 7. Special Villages led by a Special Village Chief, which is located under and responsible to the Mayor / Regent through the Sub District Head. Villages led by a village chief, which is located under and directly responsible to the Mayor / Regent.

36

Banten in Figures 2010

BAB III

PEMERINTAHAN

3. Pemerintahan Provinsi Banten terbagi dalam 4 kabupaten dan 4 kota, yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang serta Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang dan Kota Tangerang Selatan. Adapun jumlah kecamatan di seluruh Banten sebanyak 154 yang terbagi lagi menjadi 1.535 desa/kelurahan. Banyaknya desa ini bertambah 31 unit mulai tahun 2009, sebelumnya berjumlah 1.504 desa/ kelurahan. Pemerintahan Provinsi Banten selama tahun 2009 didukung oleh 3.291 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terdiri dari 2.209 orang laki-laki dan 1.082 orang perempuan. Jumlah ini meningkat 2,11 persen bila dibandingkan dengan tahun 2008. Peningkatan tersebut terjadi hanya pada PNS perempuan yaitu sebanyak 78 orang (7,77%), sedangkan PNS laki-laki justru turun sebesar 0,45 persen. Dilihat dari tingkat pendidikannya, mayoritas PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten adalah tamatan S1 dengan persentase 44,79 persen, disusul kemudian PNS tamatan SMTA (24,49%) dan S2 (13,16%), dimana struktur pendidikan PNS laki-laki dan perempuan hampir sama, mayoritas tamatan S1 dan SMTA.

3. Government Banten Province is divided into four regencies and four municipalities, namely Pandeglang, Lebak, Tangerang and Serang while municipalities are Tangerang, Cilegon, Serang and Tangerang Selatan. The number of sub districts in Banten are 154 and divided into 1,535 villages/ special villages. The number of village is increasing by 31 units in early 2009, previously it amounted to 1,504 villages/ special villages.

Banten Provincial Government during 2009 supported by the 3,291 Civil Servants (PNS) consist of 2,209 men and 1,082 women. This number increased by 2.11 percent compared to 2008. The increase occurred only in female civil servants about 78 persons (7.77 %), whereas male civil servants actually decreased by 0.45 percent. By the level of education, majority of civil servants in the Government of Banten Province is 44.79 percent graduates of S1, followed Senior High School graduate (24.49%) and S2 graduate (13.16%), while the educational structure of both male and female civil servants are almost the same, majority are S1 and SMTA graduates.

37

Banten in Figures 2010

GOVERNMENT

CHAPTER III

Kondisi berbeda untuk PNS di lingkungan instansi vertikal yang ada di provinsi Banten. Mayoritas PNS-nya tamatan di bawah S1 sebanyak 51,33 persen dari total 1.948 PNS instansi vertikal. PNS dengan tamatan S1 ke atas hanya 39,63 persen, sedangkan PNS pemda provinsi Banten dengan tingkat pendidikan seperti itu mencapai 59,37 persen. Pada tahun 2009, jumlah anggota DPRD Provinsi Banten sebanyak 85 orang, terdiri dari 71 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Total anggota DPRD Kabupaten/Kota se Provinsi Banten berjumlah 375 orang dengan 48 diantaranya adalah legislator perempuan. Sedangkan anggota DPR RI yang berasal dari daerah pemilihan Banten berjumlah 21 orang yang terdiri dari 16 orang lakilaki dan 5 orang perempuan.

While civil servants of vertical institutions in Banten province majority are under S1 graduate with 51.33 percent of 1,948 civil servants. Civil servant with S1 graduate and above are only 39.63 percent, while the civil servants in Banten provincial government with the same level of education reached 59.37 percent.

In 2009, the number of parliament members of Banten Province are 85 persons, comprising 71 men and 14 women. Total members of Parliament Regency/Municipality of Banten Province amounted to 375 persons with 48 of them are women legislators. While members of Parliament from constituencies of Banten numbered 21 persons consisting of 16 men and 5 women.

38

Banten in Figures 2010

BAB III

PEMERINTAHAN Grafik 3.1 Persentase Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten Figure Menurut Tingkat Pendidikan, 2009 Percentage of Civil Servants of Banten Province Government by Educational Level, 2009

0,91%

0,40%

13,25% 24,49%

SD / Elementary School SMP / Junior High School SLTA / Senior High School DI-DII / Diploma I-II

3,83% 44,79% 12,34%

DIII-DIV / Diploma III-IV S1 / Bachelor Degree S2/S3 / Master/ Doctoral Degree

Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Banten / Local Civil Service Agency of Banten Province

Grafik 3.2 Figure

Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Menurut Jenis Kelamin, 2009 Number of Regency/Municipality Parliament Members in Banten Province by Sex, 2009

60

50 40

6 8 7 7

30 20 45 42 46 47 44

37 28

38

10 0 Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Tangerang Laki-laki Perempuan Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangsel

Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten / Secretariate of Banten Province Parliament

39

Banten in Figures 2010

GOVERNMENT

CHAPTER III

Tabel Table

3.1

Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Provinsi Banten, 2009 Number of Districts, Villages and Special Villages in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Kecamatan Districts (2)

Desa / Kelurahan Village / Special Village Desa Village (3) Kelurahan Special Village (4) Jumlah Total (5)

35 28 29 28

322 340 246 314

13 5 28 -

335 345 274 314

13 8 6 7 154 154

46 5 1 273 1 242

104 43 20 49 262 262

104 43 66 54 1 535 1 504

Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province

40

Banten in Figures 2010

BAB III

PEMERINTAHAN

Tabel Table

3.2

Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Klasifikasi di Provinsi Banten, 2009 Number of Villages /Special Villages by Classification in Banten Province, 2009

Klasifikasi Desa/Kelurahan Villages Classification Kabupaten/Kota Regency/Municipality Kecamatan District Swadaya Self-Help (3) Swakarsa Self-Work (4) SwaBelum sembada TerklasiSelffikasi Supporting Unclassified (5) (6) Jumlah Total (7)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

(2)

35 28 29 28

266 306 294 276

69 14 34 32

25 6

335 345 328 314

13 8 6 ... 154 154

27 14 46 ... 1 229 1 229

77 29 20 ... 275 275

... -

... 31 -

104 43 66 ... 1 535 1 504

Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk desa/kelurahan di Kota Tangerang Selatan Including villages / special-villages in Municipality of Tangerang Selatan

41

Banten in Figures 2010

GOVERNMENT

CHAPTER III

Tabel Table

3.3

Jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Menurut Kategori di Provinsi Banten, 2009 Number of Institute For Community Empowerment by Category in Banten Province, 2009

Klasifikasi Desa/Kelurahan Villages Classification Kabupaten/Kota Regency/Municipality Kecamatan District Swadaya Self-Help (3) Swakarsa Self-Work (4) SwaBelum sembada TerklasiSelffikasi Supporting Unclassified (5) (6) Jumlah Total (7)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

(2)

35 28 36 28

266 306 294 276

69 14 34 32

25 6

335 345 328 314

13 8 6 ... 154 154

27 14 46 ... 1 229 1 229

77 29 20 ... 275 275

... -

... 31 -

104 43 66 ... 1 535 1 504

Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk desa/kelurahan di Kota Tangerang Selatan Including villages / special-villages in Municipality of Tangerang Selatan

42

Banten in Figures 2010

BAB III

PEMERINTAHAN

Tabel Table

3.4

Jumlah Personil Perlindungan Masyarakat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008 - 2009 Number of Civilian Reserve Personnel by Regency/Municipality in Banten Province, 2008 - 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten

2008 (2)

2009 (3)

4 340 4 292 11 566 4 634

4 340 4 292 7 714 4 634

6 836 1 178 1 792 ... 34 638

6 836 1 186 1 792 3 848 34 642

Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk desa/kelurahan di Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008 Including villages / special-villages in Tangerang Selatan Municipality for the year 2008

43

Banten in Figures 2010

GOVERNMENT

CHAPTER III

Tabel Table

3.5

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Civil Servants of Banten Province Government by Name of Organization and Sex, 2009

Unit Organisasi Organization (1) 1. Sekretariat Daerah 2. Biro Umum dan Perlengkapan 3. Biro Kesejahteraan Rakyat 4. Biro Organisasi 5. Biro Hukum 6. Biro Pemerintahan 7. Biro Perekonomian Daerah 8. Biro Administrasi Pembangunan 9. Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol 10. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat 11. Inspektorat Provinsi 12 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 13. Badan Pendidikan dan Pelatihan 14. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa 15. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah 16. Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah 17. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa 18. Badan Kepegawaian Daerah 19. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah 20 Badan Ketahanan Pangan Daerah 21 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah 22. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 23. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 24. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 25. Dinas Pertanian dan Peternakan 26. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang 27. Dinas Kesehatan 28. Dinas Pertambangan dan Energi 29. Dinas Pendidikan 30. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Laki-laki Male (2) 9 85 29 22 32 28 20 22 28 66 47 34 44 33 49 27 30 37 32 33 31 207 107 77 134 86 49 66 81 38

Perempuan Female (3) 42 20 18 14 14 16 10 23 26 18 12 22 20 26 15 25 25 11 11 12 100 25 16 42 12 63 11 57 38

Jumlah Total (4) 9 127 49 40 46 42 36 32 51 92 65 46 66 53 75 42 55 62 43 44 43 307 132 93 176 98 112 77 138 76

44

Banten in Figures 2010

BAB III

PEMERINTAHAN

Lanjutan Tabel / Continued Table 3.5

Unit Organisasi Organization (1) 31. Dinas Kelautan dan Perikanan 32. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 33. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 34. Dinas Sosial 35. Dinas Pemuda dan Olah Raga 36. Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman 37. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah 38. Satuan Polisi Pamong Praja 39. Kantor Penghubung 40. Rumah Sakit Umum Daerah Malingping 41. BSKP Jabodetabekjur 42. Sekretariat Dewan KORPRI 43. Komisi Pemilihan Umum 44. PLB Kabupaten Serang 45. PLB Kabupaten Pandeglang 46. PLB Kabupaten Lebak 47. PLB Kabupaten Tangerang 48. PLB Kota Tangerang 49. PLB Kota Cilegon 50. SMA CMBS 51. PLB Kota Serang Jumlah / Total 2008
Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah - Provinsi Banten Local Civil Service Agency of Banten Province

Laki-laki Male (2) 65 73 43 50 39 105 24 69 10 23 6 13 11 13 23 13 8 18 4 16 2 209 2 219

Perempuan Female (3) 17 23 15 27 11 17 16 5 10 27 1 3 10 17 29 20 31 30 20 7 2 1 082 1 004

Jumlah Total (4) 82 96 58 77 50 122 40 74 20 50 7 16 21 30 52 33 39 48 24 23 2 3 291 3 223

45

Banten in Figures 2010

GOVERNMENT

CHAPTER III

Tabel Table

3.6

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Civil Servants of Banten Province Government by Grade/Rank and Sex, 2009
Jenis Kelamin / Sex

Golongan/Ruang Grade/Rank (1) Golongan I I/a I/b I/c I/d Golongan II II/a II/b II/c II/d Golongan III III/a III/b III/c III/d Golongan IV IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

Laki-laki Male (2) 11 2 4 5 573 217 186 96 74 1 286 401 424 234 227 339 193 98 35 13 -

Perempuan Female (3) 369 105 99 89 76 627 256 252 70 49 86 77 6 2 1 -

Jumlah Total (4) 11 2 4 5 942 322 285 185 150 1 913 657 676 304 276 425 270 104 37 14 -

Persentase Percentage (5) 0,33 0,06 0,12 0,15 28,62 9,78 8,66 5,62 4,56 58,13 19,96 20,54 9,24 8,39 12,91 8,20 3,16 1,12 0,43 -

Jumlah / Total 2008

2 209 2 219

1 082 1 004

3 291 3 223

100,00 100,00

Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah - Provinsi Banten Local Civil Service Agency of Banten Province

46

Banten in Figures 2010

BAB III

PEMERINTAHAN

Tabel Table

3.7

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Civil Servants of Banten Province Government by Educational Level and Sex, 2009

Tingkat Pendidikan Educational Level (1) SD / Primary School SMP / Junior High School SLTA / Senior High School Diploma I / Diploma I Diploma II / Diploma II Diploma III / Sarjana Muda Diploma III / Bachelor Graduate Diploma IV / Diploma IV Strata I / Bachelor Degree Strata II / Master Degree Strata III / Doctoral Degree Jumlah / Total 2008
Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah - Provinsi Banten Local Civil Service Agency of Banten Province

Laki-laki Male (2) 29 12 582 33 26 191 38 943 352 3 2 209 2 219

Perempuan Female (3) 1 1 224 16 51 171 6 531 81 1 082 1 004

Jumlah Total (4) 30 13 806 49 77 362 44 1 474 433 3 3 291 3 223

47

Banten in Figures 2010

GOVERNMENT

CHAPTER III

Tabel Table

3.8

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat di Luar Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Indonesian Government Civil Servants in Banten Province by Organization and Sex, 2009

Tingkat Pendidikan Educational Level (1) 1. Badan Pusat Statistik 2. BKKBN 3 Badan Pertanahan Nasional 4. Kantor Wilayah Departemen Agama 5. Kantor Wilayah DJP Jawa Banten 6. Kanwil Hukum dan HAM 7. Dolog Banten 8. Pengadilan Tinggi Agama 9. Pengadilan Tinggi 10. Kejaksaan Tinggi Jumlah / Total 2008
Sumber / Source : Dari instansi yang bersangkutan From related institutions/offices

Laki-laki Male (2) 30 29 43 111 79 908 53 23 32 92 1 400 1 312

Perempuan Female (3) 19 20 15 49 15 347 11 8 22 42 548 476

Jumlah Total (4) 49 49 58 160 94 1 255 64 31 54 134 1 948 1 788

48

Banten in Figures 2010

BAB III

PEMERINTAHAN

Tabel Table

3.9

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat di Luar Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Indonesian Government Civil Servants in Banten Province by Grade/Rank and Sex, 2009
Jenis Kelamin / Sex

Golongan/Ruang Grade/Rank (1) Golongan I I/a I/b I/c I/d Golongan II II/a II/b II/c II/d Golongan III III/a III/b III/c III/d Golongan IV IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

Laki-laki Male (2) 6 3 2 1 514 208 155 76 75 769 236 314 89 130 111 61 26 11 6 7

Perempuan Female (3) 183 59 63 35 26 341 114 150 41 36 24 10 10 2 1 1

Jumlah Total (4) 6 3 2 1 697 267 218 111 101 1 110 350 464 130 166 135 71 36 13 7 8

Persentase Percentage (5) 0,31 0,15 0,10 0,05 35,78 13,71 11,19 5,70 5,18 56,98 17,97 23,82 6,67 8,52 6,93 3,64 1,85 0,67 0,36 0,41

Jumlah / Total 2008

1 400 1 312

548 476

1 948 1 788

100,00 100,00

Sumber / Source : Dari instansi yang bersangkutan From related institutions/offices

49

Banten in Figures 2010

GOVERNMENT

CHAPTER III

Tabel Table

3.10

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat di Luar Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Indonesian Government Civil Servants in Banten Province by Education and Sex, 2009

Tingkat Pendidikan Education Level (1) SD / Primary School SMP / Junior High School SLTA / Senior High School Diploma I /Diploma I Diploma II / Diploma II Diploma III / Sarjana Muda Diploma III / Bachelor Diploma IV / Diploma IV Strata I / Bachelor Degree Strata II / Master Degree Strata III / Doctoral Degree

Laki-laki Male (2) 15 53 735 13 45 14 389 135 2

Perempuan Female (3) 3 265 3 2 42 5 197 28 2

Jumlah Total (4) 15 56 1 000 16 2 87 19 586 163 4

Jumlah / Total 2008


Sumber / Source : Dari instansi yang bersangkutan From related institutions/offices

1 400 1 312

548 476

1 948 1 788

50

Banten in Figures 2010

BAB III

PEMERINTAHAN

Tabel Table

3.11

Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Parliament Members of Banten Province by Party and Sex, 2009

Partai Party (1) Partai Demokrat (PD) Partai Golongan Karya (Golkar) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Partai Hati Nurani (Hanura) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Partai Bulan Bintang (PBB) Partai Amanat Nasional (PAN) Partai Karya Pembangunan Bangsa (PPKB) Partai Bintang Reformasi (PBR) Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI) Partai Damai Sejahtera (PDS) Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Partai Persatuan Daerah (PPD) Jumlah / Total 2008
Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten Secretariate of Banten Province Parliament

Laki-laki Male (2) 15 11 8 8 5 3 5 5 3 1 2 1 1 1 1 1 71 69

Perempuan Female (3) 3 2 3 2 1 2 1 14 6

Jumlah Total (4) 18 13 11 10 6 5 5 5 3 2 2 1 1 1 1 1 85 75

51

Banten in Figures 2010

GOVERNMENT

CHAPTER III

Tabel Table

3.12

Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten Menurut Fraksi dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Parliament Members of Banten Province by Faction and Sex, 2009

Fraksi Fraction (1) Fraksi Partai Demokrat (FPD) Fraksi Partai Golongan Karya (FPG) Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) Fraksi Partai Hati Nurani (FHanura) Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (F.Gerindra) Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Fraksi Bulan Bintang Peduli Bangsa Fraksi Amanat Reformasi Daerah Ulama Jumlah / Total 2008
Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten Secretariate of Banten Province Parliament

Laki-laki Male (2) 15 11 8 8 6 3 5 5 5 5 71 69

Perempuan Female (3) 3 2 3 2 1 2 1 14 6

Jumlah Total (4) 18 13 11 10 7 5 5 5 5 6 85 75

52

Banten in Figures 2010

BAB III

PEMERINTAHAN

Tabel Table

3.13

Jumlah Keputusan DPRD Provinsi Banten, 2008-2009 Number of Parliament Decrees of Banten Province, 2008-2009

Jenis Keputusan Type of Decree (1) 1. Surat Keputusan Pimpinan DPRD Parliament Chairmans Decrees Paper 2. Surat Keputusan Dewan Parliament Decree 3. Peraturan Daerah Regional Regulation

2008 (2) 6

2009 (3) 5

31

38

17

Jumlah / Total
Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten Secretariate of Banten Province Parliament

54

48

53

Banten in Figures 2010

GOVERNMENT

CHAPTER III

Tabel Table

3.14

Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009 Number of Parliament Members Regency/Municipality in Banten Province by Sex, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Laki-laki Male (2)

Perempuan Female (3)

Jumlah Total (4)

45 42 46 47

5 8 4 3

50 50 50 50

44 28 37 38 327 286

6 7 8 7 48 19

50 35 45 45 375 305

Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten Secretariate of Banten Province Parliament

54

Banten in Figures 2010

BAB III

PEMERINTAHAN

Tabel Table

3.15

Jumlah Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Banten Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Indonesian Parliament Members from the Constituency of Banten Province by Party and Sex, 2009
Laki-laki Male (2) 3 4 2 2 1 2 1 1 Perempuan Female (3) 3 1 1 Jumlah Total (4) 6 4 3 2 1 3 1 1 -

Partai Party (1) Partai Demokrat (PD) Partai Golongan Karya (Golkar) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Partai Hati Nurani (Hanura) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Partai Bulan Bintang (PBB) Partai Amanat Nasional (PAN) Partai Karya Pembangunan Bangsa (PPKB) Partai Bintang Reformasi (PBR) Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI) Partai Damai Sejahtera (PDS) Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Partai Persatuan Daerah (PPD)

Jumlah / Total
Sumber / Source : www.dpr.go.id

16

21

55

Banten in Figures 2010

4
PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Population and Employment

BAB IV

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Penjelasan Teknis 1. Sumber utama data kependudukan adalah Sensus Penduduk yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Sensus Penduduk telah dilaksanakan sebanyak lima kali sejak Indonesia merdeka yaitu tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan 2000. Selain Sensus Penduduk, untuk menjembatani ketersediaan data kependudukan diantara dua periode sensus, BPS melakukan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS). SUPAS telah dilakukan sebanyak empat kali, tahun 1976, 1985, 1995 dan 2005. Data kependudukan Sensus dan SUPAS adalah proyeksi penduduk. 2. Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di suatu daerah selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan menetap. 3. Rata-rata Pertumbuhan Penduduk adalah angka yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu. 4. Kepadatan banyaknya persegi. Penduduk adalah penduduk per km

Technical Notes 1. The main source of demographic data is Population Census, which is conducted every ten years. Population Census has been conducted five times since Indonesias independence: 1961, 1971, 1980, 1990 and 2000. In addition to the Census, BPS also conducted Intercensal Population Survey, called SUPAS which is designed to proceed demographic data between two censuses. SUPAS has been conducted four times: 1976, 1985, 1995 and 2005. Besides Population Census and SUPAS, this report also uses population projection. 2. Population are all residents who have stayed for six months or longer, and those who intended to stay more than six months even though their length of stay is less than six months. 3. Average growth of population is the annual population growth rate over a certain period.

4. Population density is the number of people per square kilometer.

5. Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.

5. Sex Ratio is the ratio of the number of males to the number of females in a given area and time, usually expressed as the number of males for every 100 females.

Banten dalam Angka 2010

59

POPULATION AND EMPLOYMENT

CHAPTER IV

6. Rumah Tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama serta pengelolaan makan dari satu dapur. Yang dimaksud makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersamasama menjadi satu. 7. Anggota Rumah Tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada. Rata-rata Anggota Rumah Tangga adalah angka yang menunjukkan rata-rata jumlah anggota rumah tangga per rumah tangga. 8. Sumber utama data ketenagakerjaan adalah Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), yang khusus dirancang untuk mengumpulkan informasi/data ketenagakerjaan dan dimaksudkan untuk memantau indikator ketenagakerjaan yang mengacu pada KILM (Key Indicators of the Labour Market) yang direkomendasikan oleh ILO (International Labour Organization). Sakernas pertama kali diselenggarakan pada tahun 1976 dan mulai tahun 2005 pengumpulan datanya dilaksanakan secara semesteran pada bulan Pebruari (semester I) dan Agustus (semester II).

6. Household is an individual or a group of people living in a physical/census building unit or part of it and usually commit on a common provision for food and other essentials of living. Common provision for food means one organising daily needs for all of household members

7. Household member is a person who usually lives in a household regardless of their location at the time of enumeration. Average household size is the average number of household members per household.

8. The main source of employment data is National Labour Force Survey (Sakernas). This survey is specifically designed to collect information on employment statistics and is intended to monitor the employment indicator refers to the KILM (Key Indicators of the Labour Market) recommended by ILO (International Labour Organization). The first Sakernas was conducted in 1976 and since 2005, Sakernas has been conducted in semester period, i.e February (the first semester) and August (the second semester).

60

Banten in Figures 2010

BAB IV

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Sejak Sakernas 2001, konsep status pekerjaan dan pengangguran mengalami perluasan dan penyem-purnaan. Status pekerjaan yang sebelumnya hanya 5 kategori, mulai tahun 2001 ditambahkan kategori baru yaitu: pekerja bebas di pertanian dan pekerja bebas di non pertanian. Selain itu, dalam rangka menyesuaikan dengan konsep ILO, konsep pengangguran terbuka diperluas yaitu di samping mencakup penduduk yang aktif mencari pekerjaan, mencakup pula kelompok penduduk yang sedang mempersiapkan usaha/pekerjaan baru, dan kelompok penduduk yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan serta kelompok penduduk yang tidak aktif mencari pekerjaan dengan alasan sudah diterima bekerja/ mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. 9. Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. 10. Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.

Since 2001 Sakernas, the concept of employment status and unemployment was revised. The employment status, previously covered only 5 categories, but since 2001 two new categories of casual employee both in agriculture and in non agriculture sectors have been added. To adapt the ILO concept, the concept of open unemployment was also extended. Open unemployment now covers population who were looking for work, population who were establishing a new business/firm/ establishment, discouraged job seekers, and those who were not actively looking for work with the reason of already having job but not starting to work.

9. Working Age Population is population aged 15 years and over. 10. Labor Force are people aged 15 years old and over who, in the previous week, were working, temporarily absent from work but having jobs, and those who did not have job and were looking for work.

Banten dalam Angka 2010

61

POPULATION AND EMPLOYMENT

CHAPTER IV

11. Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. 12. Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.

11. Working Age Population is population aged 15 years and over. 12. Labor Force are people aged 15 years old and over who, in the previous week, were working, temporarily absent from work but having jobs, and those who did not have job and were looking for work. 13. The concept of working means activity intended to earn income by doing work or helping to do work at least one hour continuously during the reference week (including unpaid family worker/s for any economic activity).

13. Bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara terus menerus dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam suatu usaha/ kegiatan ekonomi). 14. Jumlah jam kerja seluruhnya adalah jumlah jam kerja yang digunakan untuk bekerja (tidak termasuk jam kerja istirahat resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar pekerjaan). 15. Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/tempat bekerja dimana seseorang bekerja. Klasifikasi lapangan usaha mengikuti Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dalam 1 digit. 16. Status Pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam unit usaha/ kegiatan dalam melakukan pekerjaan.

14. Total Working Hours is the total hours spent by an employee to perform all jobs (excluding the time used for other activities which are not classified as work). 15. Industry is field of a persons activity or establishment. The classification of industries follows the Indonesia Standard Industrial Classification (KBLI) in one digit.

16. Employment Status is the status of a person at his place of work or establishment where he was employed.

62

Banten in Figures 2010

BAB IV

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

17. Pekerja Tak Dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu usaha untuk memperoleh penghasilan/keuntungan yang dilakukan oleh salah seorang anggota rumah tangga atau bukan anggota rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji.

17. Unpaid Worker is a person who intended to work without pay in an establishment run by other members of the family, relative or neighbour.

Banten dalam Angka 2010

63

POPULATION AND EMPLOYMENT

CHAPTER IV

4.1. Penduduk Penduduk merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam proses pembangunan dewasa ini. Dimana, jumlah penduduk yang besar apalagi dengan komposisi dan distribusi yang lebih merata, dapat menjadi potensi tetapi dapat pula menjadi beban dalam proses pembangunan apabila berkualitas rendah. Karena itu, proses pembangunan yang dilakukan selain diarahkan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, harus pula mencakup upaya untuk mengendalikan laju pertumbuhan serta menyeimbangkan komposisi dan distribusi penduduk. Jumlah penduduk Provinsi Banten dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2000, penduduk Banten berjumlah 8,10 juta jiwa tapi pada tahun 2009 meningkat menjadi 9,78 juta jiwa, atau tumbuh rata-rata sebesar 2,12 persen per tahun. Apabila dibandingkan dengan proyeksi penduduk Indonesia yang mencapai 231,37 juta orang maka penduduk Banten pada tahun 2009 sudah mencapai 4,20 persen dari total penduduk Indonesia, sehingga Banten menjadi provinsi dengan populasi terbesar kelima di Indonesia. Pada tahun 2009, Banten juga termasuk empat besar provinsi yang terpadat penduduknya yaitu dengan tingkat kepadatan mencapai 1.085 jiwa per km2 atau untuk setiap satu kilometer persegi wilayah Provinsi Banten dihuni oleh sekitar 1.085 penduduk.

4.1. Population Population is one factor that must be considered in the development process today. Where, let alone large population with composition and more equitable distribution, it can be potential but can also be a burden in the development process if the quality is low. Therefore, the development process undertaken in addition to be directed in order to improve the quality of human resources, must also include efforts to control the rate of growth and balance the composition and distribution of population.

Total population of Banten Province from year to year is constantly increasing. In 2000, the population numbered 8.10 million people of Banten but then increased to 9.78 million people in 2009, or grow an average of 2.12 percent per year. When compared with a projected population of Indonesia reached 231.37 million people so Banten population in 2009 has reached 4.20 percent of the total population of Indonesia, therefore Banten has become the fifth largest population in Indonesia. In 2009, Banten is also one of four large provinces with densest population. Its density level reached 1,085 inhabitants per km2, or for every one square kilometer area of Banten Province is inhabited by about 1,085 residents.

64

Banten in Figures 2010

BAB IV

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Persebaran penduduk di Banten secara spasial tidak merata, karena masih terkonsentrasi di wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Dengan luas wilayah kurang dari 14 persen dari seluruh luas wilayah Provinsi Banten, ketiga wilayah tersebut pada tahun 2009 dihuni oleh sekitar 53,47 persen dari seluruh penduduk Banten. Akibatnya, tingkat kepadatan penduduk antar wilayah di Banten menjadi sangat tidak merata. Tercatat, Kota Tangerang merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan tertinggi, mencapai 10.101 jiwa per km2. Sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Lebak yaitu dengan tingkat kepadatan penduduk hanya 367 jiwa per km2. Berarti, Kota Tangerang hampir 28 kali lebih padat bila dibandingkan dengan Kabupaten Lebak.

Distribution of population in Banten spatially uneven, because it is still concentrated in Tangerang Regency, Tangerang Municipality, and Tangerang Selatan Municipality. With an area of less than 14 percent of total area in Banten Province, those areas inhabited by approximately 53.47 percent of the total population of Banten in 2009. As a result, the level of population density among regions in Banten became very unevenly. Noted, Tangerang Municipality is the area with the highest density levels, reaching 10,101 inhabitants per km2. While the lowest was Lebak with population density is only 367 inhabitants per km2. It means Tangerang City almost 28 times more dense compared to Lebak.

4.2. Ketenagakerjaan Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang paling menentukan dalam proses pembangunan di suatu wilayah. Semakin besar jumlah tenaga kerja, lebih-lebih apabila disertai dengan keahlian yang cukup memadai, akan semakin pesat pula perkembangan pembangunan di wilayah tersebut.

4.2. Employment Workforce is one of the most decisive factor in the development process in a region. The greater the amount of labor, especially when accompanied with the adequate expertise, the more rapid development of all developments in the region.

Banten dalam Angka 2010

65

POPULATION AND EMPLOYMENT

CHAPTER IV

Jumlah angkatan kerja di Provinsi Banten pada tahun 2009 mencapai 4,36 juta orang, bertambah sebanyak 31.785 orang bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 4,33 juta orang. Penambahan tersebut terjadi karena adanya penambahan pada komponen angkatan kerja yang bekerja yang bertambah sebanyak 35.883 orang, sedangkan pengangguran justru turun sebanyak 4.098 orang. Berarti secara kuantitas, kondisi ketenagakerjaan di Banten pada tahun 2009 semakin membaik karena kesempatan kerja yang tercipta masih lebih besar bila dibandingkan dengan penambahan angkatan kerja baru. Secara spasial, pada tahun 2009 ini hanya di Kota Tangerang dan Kabupaten Serang yang lama (Kabupaten Serang dan Kota Serang) saja yang kondisi ketenagakerjaannya semakin membaik karena kesempatan kerjanya masing-masing bertambah sebanyak 80.147 orang dan 29.775 orang, padahal angkatan kerjanya hanya bertambah masing-masing sebanyak 46.579 orang dan 17.923 orang. Sedangkan untuk kabupaten/ kota lainnya, penambahan kesempatan kerja justru lebih kecil bila dibandingkan dengan penambahan angkatan kerjanya.

Total labor force in Banten Province reached 4.36 million people in 2009, increased by 31,785 people compared to the previous year as many as 4.33 million people. Additions occurred due to the addition of components working labor force that increased by 35,883 people, while unemployment declined as much as 4,098 people. It means the quantity, condition of employment in Banten in 2009 has improved because of opportunities created are greater when compared with the addition of a new workforce.

Spatially, in 2009 is only in Tangerang City and Serang (Serang Regency and Serang City) are getting better employment conditions for their respective working opportunities increased by 80,147 men and 29,775 people, while the workforce only increased their respectively of 46,579 people and 17,923 people. While for the other regency / city, the addition of employment opportunities even smaller compared with the addition of the workforce.

66

Banten in Figures 2010

BAB IV

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Sementara itu, bagian besar atau tepatnya 2,35 juta orang tenaga kerja di Provinsi Banten bekerja antara 35 sampai 49 jam per minggu. Lebih dari 50 persen dari total tenaga kerja Provinsi Banten berdomisili di Kabupaten Tangerang (termasuk Kota Tangerang Selatan) dan Kota Tangerang, yaitu kabupaten/kota yang terkenal sebagai pusat bisnis dan konsentrasi industri. Akibatnya, serapan tenaga kerja di Sektor Perdagangan dan Sektor Industri begitu mendominasi penyerapan tenaga kerja di Provinsi Banten. Kedua sektor tersebut diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja masing-masing sebesar 26,18 persen dan 22,77 persen. Sementara itu, Sektor Pertanian berada pada posisi ketiga dalam penyerapan tenaga kerja yaitu dengan serapan sebesar 20,12 persen dari keseluruhan tenaga kerja, dan terlihat mendominasi dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang.

Meanwhile, most or or exactly 2.35 million workers in Banten province work between 35 to 49 hours per week. More than 50 percent of total labor force residing in Banten province Tangerang Regency (including South Tangerang City) and Tangerang, which is the district / town known as a major business and industrial concentration. Consequently, the absorption of labor in Sector Trade and Industry Sector so dominate employment in the province of Banten. Both sectors are expected to absorb the labor force respectively 26.18 percent and 22.77 percent. Meanwhile, the Agricultural Sector is in third position in labor absorption by absorption of 20.12 percent of the total labor force, and appear to dominate in the absorption of labor in Lebak, Pandeglang and Serang.

Banten dalam Angka 2010

67

POPULATION AND EMPLOYMENT Grafik 4.1 Figure

CHAPTER IV

Distribusi Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Percentage Distribution of Population by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Kab. Serang 13,68%

Kota Cilegon 3,57% Kota Tangerang 15,91% Kota Serang 5,12%

Kab. Tangerang 37,52% Kab. Lebak 12,94%

Kab. Pandeglang 11,26%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Juli 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey July 2009

Grafik 4.2 Figure

Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (persen), 2000 2009 Population Growth Rate by Regency/Municipality in Banten Province (percent), 2000 2009

4 3,15 3 2,25 2 1,22 1 0,93 1,79 1,89 1,22 2,12

0
Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Provinsi Banten

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Sensus Penduduk 2000 dan Susenas, Juli 2009 BPS Statistics of Banten Province, 2000 Indonesian Population Census and National Socio Economic Survey, July 2009

68

Banten in Figures 2010

BAB IV Grafik 4.3 Figure

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan, 2009 Percentage of Population 15 Years of Age and Over by Type of Activity, 2009

Angkatan Kerja Yang Menganggur / Unemployment 9,54%

Bukan Angkatan Kerja / Not Economically Active 36,26%

Angkatan Kerja Yang Bekerja / Employed 54,19%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Juli 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey July 2009

Grafik 4.4 Figure

Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2009 Percentage of Population 15 Years Of Age and Over who Worked by Main Industry, 2009

Jasa-jasa / Services 14,08% Perdagangan / Trading 26,18%

Lainnya / Others 16,85%

Industri / Industry 22,77%

Pertanian / Agriculture 20,12%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Juli 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey July 2009

Banten dalam Angka 2010

69

POPULATION AND EMPLOYMENT

CHAPTER IV

4.1 PENDUDUK POPULATION Tabel 4.1.1 Table Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Population and Sex Ratio by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten
1)

Penduduk Population Laki-laki Male (2) Perempuan Female (3) Jumlah Total (4)

Rasio Jenis Kelamin Sex Ratio (5)

563 258 647 008 1 876 065 684 155

536 488 611 885 1 800 619 661 402

1 099 746 1 258 893 3 676 684 1 345 557

105 106 104 103

795 375 178 773 256 136 ... 5 000 770

759 452 170 389 241 774 ... 4 782 009

1 554 827 349 162 497 910 ... 9 782 779

105 105 106 ... 105

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Juli 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey July 2009 Catatan / Note :
1)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

70

Banten in Figures 2010

BAB IV

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Tabel 4.1.2 Table

Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009 Number of Population by Age Group and Sex in Banten Province, 2009

Kelompok Umur Age Group (1) 04 59 10 14 15 19 20 24 25 29 30 34 35 39 40 44 45 49 50 54 55 59 60 64 65 + Jumlah / Total

Laki-laki Male (2) 505 002 497 402 506 101 468 702 461 301 452 977 409 901 386 402 352 602 281 402 214 302 150 001 96 302 156 695 4 939 091

Perempuan Female (3) 482 401 476 301 500 601 467 901 474 202 460 176 447 902 401 302 328 401 251 702 181 401 122 701 83 302 165 394 4 843 688

Jumlah Total (4) 987 403 973 703 1 006 702 936 603 935 503 913 153 857 803 787 704 681 003 533 104 395 703 272 702 179 604 322 089 9 782 779

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Juli 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey 2009 July 2009

Banten dalam Angka 2010

71

POPULATION AND EMPLOYMENT

CHAPTER IV

Tabel 4.1.3 Table

Distribusi Persentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Percentage Distribution of Population and Population Density by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009
Persentase Penduduk Percentage of Population 2008 2009 (3) Kepadatan Penduduk per km2 Population Density per sq. km) 2008 (4) 2009 (5)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang


2)

(2)

11,38 12,86 37,22 19,02

11,24 12,87 37,58 13,75

398 360 3 532 850

400 367 3 634 715

Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 15,95 3,58 ... ... 100,00 15,89 3,57 5,09 ... 100,00 9 950 1 958 ... ... 994 10 101 1 990 1 867 ... 1 012

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Juli 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey July 2009 Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008

72

Banten in Figures 2010

BAB IV

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Tabel 4.1.4 Table

Jumlah Rumahtangga dan Rata-rata Banyaknya Anggota Rumahtangga Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Number of Household and Average Household Size by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Jumlah Rumahtangga Number of Household 2008 2009 (3)

Rata-rata Banyaknya Anggota Rumahtangga Average Household Size 2008 (4) 2009 (5)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang


2)

(2)

260 162 307 573 851 620 430 322

249 566 327 623 905 635 307 171

4,20 4,01 4,20 4,24

4,41 3,84 4,06 4,38

Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 364 222 75 940 ... ... 2 289 839 401 228 80 178 111 029 ... 2 382 430 4,21 4,52 ... ... 4,19 3,88 4,35 4,48 ... 4,11

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Juli 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey July 2009 Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008

Banten dalam Angka 2010

73

POPULATION AND EMPLOYMENT

CHAPTER IV

Tabel Table

4.1.5

Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 1961-2009 Population by Regency/Municipality in Banten Province, 1961-2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan

1961 (2)

1971 (3)

1980 (4)

1990 (5)

2000 (6)

2009 (7)

440 213 427 802 643 647 648 115

572 628 546 364 789 870 766 410

694 759 682 868 1 131 199 968 358

858 435 873 646 1 843 755 1 244 755

1 011 788 1 030 040 2 781 428 1 652 763

1 099 746 1 258 893 3 676 684 1 345 557

206 743 72 054 ... ...

276 825 93 057 ... ...

397 825 140 828 ... ...

921 848 226 083 ... ...

1 325 854 294 936 ... ...

1 554 827 349 162 497 910 ...

Provinsi Banten

2 438 574

3 045 154

4 015 837

5 968 522

8 096 809

9 782 779

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Sensus Penduduk 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan Susenas 2009 BPS Statistics of Banten Province, Indonesian Population Census in 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 and National Socio Economic Survey, 2009 Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008

74

Banten in Figures 2010

BAB IV

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Tabel 4.1.6 Table

Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (persen), 1961 2009 Population Growth Rate by Regency/Municipality in Banten Province (percent), 1961 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten

1961-1971 (2)

1971-1980 (3)

1980-1990 (4)

1990-2000 (5)

2000-2009 (6)

2,66 2,48 4,07 2,69

2,17 2,51 4,07 2,63

2,14 2,49 5,00 2,54

1,71 1,72 4,35 2,98

0,93 2,25 3,15 1,22

2,96 2,59 ... ... 2,25

4,11 4,71 ... ... 3,12

8,77 4,85 ... ... 4,04

3,83 2,79 ... ... 3,10

1,79 1,89 1,22 ... 2,12

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten. Sensus Penduduk 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan Susenas 2009 BPS Statistics of Banten Province, Indonesian Population Census in 1971, 1980, 1990, 2000 and National Socio Economic Survey, 2009 Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008

Banten dalam Angka 2010

75

POPULATION AND EMPLOYMENT

CHAPTER IV

4.2 KETENAGAKERJAAN EMPLOYMENT Tabel 4.2.1 Table Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja, Mencari Pekerjaan dan Bukan Angkatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Population 15 Years of Age and Over Who Worked, Looked for Job, and Not Economically Active by Regency/Municipality in Banten Province, 2009
Angkatan Kerja Economically Active Bekerja Working (2) Pengangguran Unemployment (3) Jumlah Total (4) Bukan Angkatan Kerja Not Economically Active (5)

Kabupaten /Kota Regency/Municapitaly

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

409 424 472 440 1 360 327 461 688

50 480 73 207 256 372 78 010

459 904 545 647 1 616 699 539 698

409 424 472 440 1 360 327 461 688

705 412 130 787 164 700 ... 3 704 778 3 668 895

130 122 29 224 35 047 ... 652 462 656 560

835 534 160 011 199 747 ... 4 357 240 4 325 455

383 988 106 296 130 336 ... 2 479 178 2 349 440

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey August 2009 Catatan / Note :
1)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

76

Banten in Figures 2010

BAB IV

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Tabel 4.2.2 Table

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha Utama di Provinsi Banten, 2009 Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Regency/Municipality and Main Industry in Banten Province, 2009
Lapangan Usaha Utama Main Industry Pertanian Agriculture (2) Industri Industry (3) Perdagangan Trading (4) Jasa-jasa Services (5) Lainnya Others (6)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008
1)

191 291 265 804 118 861 136 559

28 773 28 472 391 361 95 583

103 011 70 746 367 135 121 982

39 177 37 847 229 839 38 348

47 172 69 571 253 131 69 216

7 013 5 929 19 811 ... 745 268 813 003

241 737 30 098 27 694 ... 843 718 705 831

205 555 38 109 63 289 ... 969 827 979 925

130 287 21 856 24 408 ... 521 762 528 869

120 820 34 795 29 498 ... 624 203 641 267

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey August 2009 Catatan / Note :
1)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010

77

POPULATION AND EMPLOYMENT

CHAPTER IV

Tabel 4.2.3 Table

Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2009 Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Regency/Municipality and Type of Primary Job in Banten Province, 2009
Jenis Pekerjaan Utama Type of Primary Job

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Tenaga Kepemimpinan/ Profesional Managerial/ Professional (2)

Pejabat Tata Usaha Administration (3)

Tenaga Usaha Penjualan Sales (4)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

15 723 21 784 89 800 10 943

5 983 7 515 100 572 6 292

93 620 63 375 317 221 108 122

59 862 10 447 10 100 ... 218 659 273 659

79 425 7 764 8 065 ... 215 616 232 858

155 178 35 082 55 607 ... 828 205 864 073

78

Banten in Figures 2010

BAB IV

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Lanjutan Tabel / Continued Table 4.2.3

Jenis Pekerjaan Utama Type of Primary Job Kabupaten/Kota Regency/Municipality Tenaga Usaha Jasa Service (5) Tenaga Usaha Pertanian Agriculture (6) Tenaga Produksi Production (7)

Jumlah Total (8)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

16 323 13 710 137 341 21 089

190 280 263 121 116 415 134 791

87 495 102 935 598 978 180 451

409 424 472 440 1 360 327 461 688

76 888 11 993 10 098 ... 287 442 256 994

6 509 5 789 19 308 ... 736 213 800 984

327 550 59 712 61 522 ... 1 418 643 1 240 327

705 412 130 787 164 700 ... 3 704 778 3 668 895

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey August 2009 Catatan / Note :
1)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010

79

POPULATION AND EMPLOYMENT

CHAPTER IV

Tabel 4.2.4 Table

Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Status Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2009 Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Regency/Municipality and Main Employment Status in Banten Province, 2009
Status Pekerjaan Utama Main Status Employment

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Dibantu buruh tidak tetap/ Berusaha Self Employed Sendiri/ Assisted by Self Employed Family Member/ Temporary Worker (2) (3)

Dibantu buruh tetap/ Buruh/Karyawan Employer with Employee Permanent Workers (4) (5)

96 929 73 363 343 373 123 344

83 258 146 495 117 684 100 339

9 485 9 036 45 168 11 496

57 384 61 242 758 355 132 221

142 186 36 794 57 197 ... 873 186 916 409

41 980 11 716 17 183 ... 518 655 585 788

16 975 3 879 7 515 ... 103 554 102 513

466 493 62 768 54 122 ... 1 592 585 1 442 221

80

Banten in Figures 2010

BAB IV

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Lanjutan Tabel / Continued Table 4.2.4

Status Pekerjaan Utama Main Employment Status Kabupaten/Kota Regency/Municipality Pekerja Bebas Pekerja bebas Pekerja tidak Pertanian/ non pertanian/ dibayar/ Causal Employee Causal Employee Unpaid Worker in Agriculture not in Agriculture (6) (7) (8) Jumlah Total

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

(9)

66 437 37 988 16 481 18 015

38 625 44 382 35 217 26 033

57 306 99 934 44 049 50 240

409 424 472 440 1 360 327 461 688

1 020 7 814 ... 147 755 165 770

12 884 6 357 9 164 ... 172 662 172 472

24 894 8 253 11 705 ... 296 381 283 722

705 412 130 787 164 700 ... 3 704 778 3 668 895

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey August 2009 Catatan / Note :
1)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010

81

POPULATION AND EMPLOYMENT

CHAPTER IV

Tabel 4.2.5 Table

Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Seminggu Yang Lalu Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jam Kerja Seluruhnya di Provinsi Banten, 2009 Population 15 Years of Age and Over Who Worked During The Previous Week by Regency/Municipality and Total Working Hours in Banten Province, 2009
Jumlah Jam Kerja Seluruhnya Total Working Hours 0 *) 19 (3) 10 24 (4) 25 34 (5)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008 9 892 905 6 675 ... 142 409 125 582
1)

(2)

27 778 39 064 44 584 13 511

12 766 9 620 18 574 5 827

61 791 64 913 71 142 49 391

57 487 60 714 75 164 46 627

10 225 1 540 3 367 ... 61 919 46 946

31 506 6 884 10 272 ... 295 899 342 970

27 392 8 354 14 173 ... 289 911 376 458

82

Banten in Figures 2010

BAB IV

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Lanjutan Tabel / Continued Table 4.2.5

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008 (6)

Jumlah Jam Kerja Seluruhnya Total Working Hours 35 44 45 59 (7) 60+ (8)

Jumlah Total (9)

95 534 117 730 306 171 115 805

110 103 145 070 576 924 178 657

43 965 35 329 267 768 51 870

409 424 472 440 1 360 327 461 688

237 381 33 999 46 138 ... 952 758 974 557

272 782 52 585 63 462 ... 1 399 583 1 209 174

116 234 26 520 20 613 ... 562 299 593 208

705 412 130 787 164 700 ... 3 704 778 3 668 895

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey August 2009 Catatan / Note :
1) *)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Sementara tidak bekerja / Temporary not working

Banten dalam Angka 2010

83

POPULATION AND EMPLOYMENT

CHAPTER IV

Tabel 4.2.6 Table

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Open Unemployment Rate (OURs) and Labor Force Participation Rate (LFPRs) Population 15 Years of Age and Over by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009
TPT / OURs TPAK / LFPRs 2009 (3) 2008 (4) 2009 (5)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality 2008 (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 18,62 18,65 ... ... 15,18 15,57 18,26 17,55 ... 14,97 66,00 59,99 ... ... 64,80 68,51 60,09 60,51 ... 63,74 11,13 10,68 15,23 16,49 10,98 13,42 15,86 14,45 65,44 67,62 65,89 60,14 63,52 67,69 62,12 60,78 (2)

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey August 2009 Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008

84

Banten in Figures 2010

BAB IV

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Tabel 4.2.7 Table

Informasi Ketenagakerjaan Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009 Employment Information by Sex in Banten Province, 2009

Uraian Description (1) Sisa pencari kerja tahun 2008 Job applicants remaining in the year 2008 Pencari kerja yang terdaftar tahun 2009 Job applicants who registered in the year 2009 Lowongan kerja yang terdaftar tahun 2009 Job vacancies registered in the year 2009 Penempatan tenaga kerja tahun 2009 Job applicants who placed in the year 2009 Penghapusan pencari kerja tahun 2009 Job applicant are removed From The list of job seekers in the year 2009 Sisa pencari kerja tahun 2009 Job applicants remaining in the year 2009

Laki-laki Male (2) 88 330 65 559 25 283 19 318 40 185 94 386

Perempuan Female (3) 78 477 60 444 28 517 21 644 29 981 87 296

Jumlah Total (4) 166 807 126 003 53 800 40 962 70 166 181 682

Sumber / Source : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten Office of Man Power and Transmigration Services of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

85

5
SOSIAL
Social

BAB V

SOSIAL

Penjelasan Teknis 1. Masih bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal, baik pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Bagi mahasiswa yang sedang cuti dianggap masih bersekolah. 2. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang dimulai dari pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan yang dicatat adalah pendidikan formal berdasar kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, termasuk pendidikan yang diselenggarakan oleh pondok pesantren dengan memakai kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA). Pondok pesantren/madrasah diniyah adalah sekolah yang tidak memakai kurikulum dari Departemen Pendidikan Nasional.

1. Technical Notes 2. 1. Attending school is someone who is currently attending primary, secondary or tertiary education. For students who are on leave are considered still in school.

2. School is formal education institution starting from primary, secondary and tertiary education. The education data recorded in the survey covering data on formal education based on the curriculum set up by Ministry of National Education including education carried out by Muslim Boarding School (Pondok Pesantren) implementing the Ministry of National Education curriculum, such as Madrasah Ibtidaiyah (Islamic Primary School), Madrasah Tsanawiyah (Islamic Junior High School), and Madrasah Aliyah (Islamic Senior High School). Pondok pesantren /madrasah diniyah (Islamic boarding school/Islamic school) is school which does not implement curriculum from the Ministry of National Education.

Banten dalam Angka 2010

89

SOCIAL

CHAPTER V

3. Madrasah Ibtidaiyah adalah lembaga pendidikan berciri khas Islam pada jenjang Sekolah Dasar. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan berciri khas Islam pada jenjang Sekolah Menengah Pertama, Madrasah Aliyah adalah lembaga pendidikan berciri khas Islam pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). 4. Dapat membaca dan menulis artinya dapat membaca dan menulis kata-kata/kalimat sederhana dengan suatu aksara tertentu. 5. Rumah Sakit adalah tempat pemeriksaan dan perawatan kesehatan, biasanya berada di bawah pengawasan dokter / tenaga medis, termasuk rumah sakit khusus seperti rumah sakit perawatan paruparu, dan RS jantung. 6. Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah unit pelayanan kesehatan milik pemerintah yang bertanggungjawab terhadap pelayanan kesehatan masyarakat untuk wilayah kecamatan, sebagian kecamatan, atau kelurahan (misal di DKI Jakarta). Tim Puskesmas sesuai jadwal dapat melakukan kegiatan Puskesmas Keliling ke tempat-tempat tertentu dalam wilayah kerjanya, untuk mendekatkan pelayanan dengan masyarakat.

3. Madrasah Ibtidaiyah is Islamic school at primary education. Madrasah Tsanawiyah is Islamic school at lower secondary education and Madrasah Aliyah is Islamic School at higher secondary education (SMA).

4. Able to read and write is the ability to read and write at least a simple sentence.

5. Hospital is a place for health check, usually controlled/supervised by doctors / medical personnel. Including in this category are special hospitals such Lung Hospital and Coronary Hospital.

6. Public Health Centre (PHC) is a health centre provided by the government that is responsible for the delivery of health services to the community at the sub-district level, part of subdistrict or villages (e.g. in DKI Jakarta). Officials in the PHC as scheduled can provide health services in their working areas in the effort of closing their services to the community through Mobile PHC program.

90

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

7. Apotik adalah tempat penjualan obat yang mempunyai izin operasi dari Kementerian Kesehatan, u.p. Ditjen POM, di bawah pengawasan apoteker.

7. Pharmacy is a place of selling medicines having permit operation from the Ministry of Health, through Directorate General for Food and Medicine Supervision, under the control of pharmacist. 8. Immunization is putting enervated microbe of a certain disease into human body by injection or drinking (dropping into mouth) to make the body immune to that disease.

8. Imunisasi adalah memasukkan kuman atau racun penyakit tertentu yang sudah dilemahkan (vaksin) ke dalam tubuh dengan cara disuntik atau diminum (diteteskan dalam mulut) dengan maksud agar terjadi kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut. 9. Luas lantai adalah luas lantai yang ditempatkan dan digunakan untuk keperluan sehari-hari. 10. Air leding adalah sumber air yang berasal dari air yang telah diproses menjadi jernih sebelum dialirkan kepada konsumen melalui instalasi berupa saluran air. Sumber air ini biasanya diusahakan oleh PAM/ PDAM/BPAM. 11. Status penguasaan bangunan tempat tinggal milik sendiri adalah jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri.

9. Floor area is the total area which is occupied and utilized daily.

10. Pipe water is refined water distributed by water refinery company.

11. Own ownership property status is a status of dwelling occupied belongs to the head of household or one of the household member. Houses bought through bank credit or houses with leasing status were also categorized as an own property.

Banten dalam Angka 2010

91

SOCIAL

CHAPTER V

12. Bencana Alam : Bencana alam adalah peristiwa alam yang menimbulkan kesengsaraan, kerusakan alam dan lingkungan, serta mengakibatkan kesengsaraan, kerugian, dan penderitaan pada penduduk. Tidak termasuk bencana yang disebabkan karena hama tanaman atau wabah. Bencana alam yang disajikan antara lain : tanah longsor, banjir, dan gempa bumi.

12. Natural Disaster : Natural disaster is a natural phenomenon leading to misery, damages or detriment, and financial loss, as well as the suffering of people. Not including in this category is disaster from plant microbe or outbreak. The natural disasters recorded in this category include land slide, flood, and earthquake.

92

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

5.1. Pendidikan Pada tahun 2009, jumlah SD mengalami peningkatan 405 unit dari 4.527 unit menjadi 4.932 unit. Kenaikan terjadi pada SD Negeri yaitu dari 4.152 unit menjadi 4.513 unit atau naik 8,69 persen. SD Swasta mengalami peningkatan 44 unit dari 375 unit menjadi 419 unit. Kondisi yang sama juga terjadi pada jenjang SMP dan SMA, jumlah sekolah mengalami peningkatan, baik sekolah negeri maupun swasta. Pada jenjang SMP, terdapat penambahan 352 unit terdiri dari 183 unit SMP Negeri dan 169 unit SMP Swasta, sehingga pada tahun 2009 jumlah SMP menjadi 1.174 unit. Penambahan jumlah SMU (SMA dan SMK) lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah SMP yaitu sebanyak 236 unit. Tahun sebelumnya jumlah SMU sebanyak 635 unit, sedangkan tahun 2009 menjadi 871 unit. Penambahan tersebut, terbanyak berasal dari SMA sebanyak 124 unit, sedangkan dari SMK sebanyak 112 unit.

5.1. Education In 2009, number of primary schools increased by 405 units from 4,527 units to 4,932 units. The increase occurred in elementary school, from 4,152 units to 4,513 units or an increase of 8.69 percent. Private primary schools increased by 44 units from 375 units to 419 units. The same condition occurs in middle school and high school levels, the number of schools has increased, both public and private schools. Junior High School increased 352 units totally consisting of 183 units of Junior High School and 169 units of Private Junior High School, so that in 2009 has increased to 1,174 units. The increment of high school (Senior High School and Vocational High School) is more than the number of Junior High School which are 236 units. On previous year, the number of high school amounted to 635 units, while in 2009 amounted to 871 units. These increment, mostly derived from Senior High School amounted to 124 units, while of Vocational High School amounted to 112 units. Meanwhile, school participation rate of Banten in 2009 each increased from 97.56 percent to 97.85 percent for age group of 7-12; from 79.87 percent to 80,88 percent for age group of 13-15; from 48.40 percent to 50.00 percent for age group of 16-18, from 10.50 percent to 11.07 percent for age group of 19-24. It means, in 2009 the number of school-person in Banten is more prevalent than in 2008.

Sementara itu, angka partisipasi sekolah penduduk Banten pada tahun 2009 untuk semua kelompok umur (KU) mengalami kenaikan yaitu KU 7 12 tahun naik dari 97,56 persen ke 97,85 persen; KU 13-15 naik dari 79,87 persen ke 80,88 persen; KU 1618 dari 48,40 persen ke 50,00 persen dan KU 19-24 dari 10,50 persen ke 11,07 persen. Berarti, pada tahun 2009 jumlah penduduk Banten yang bersekolah lebih banyak bila dibandingkan dengan tahun 2008.

Banten dalam Angka 2010

93

SOCIAL

CHAPTER V

Rasio murid terhadap guru pada tahun 2009 sedikit mengalami perbaikan, kecuali untuk jenjang SMP. Pada jenjang SD, setiap satu orang guru rata-rata menangani 22,76 murid, tahun sebelumnya 23,11 murid. Pada tingkat SMP, rasio murid terhadap guru berubah dari 16,59 menjadi 17,15. Pada jenjang SMA rasio murid terhadap guru turun dari 16,62 menjadi 15,11. Penurunan rasio murid terhadap guru pada jenjang SD dan SMA diharapkan meningkatkan kualitas pendidikan pada kedua jenjang tersebut.

The ratio of students to teachers in 2009 was slightly improved, except for junior high school level. At the elementary school, every teacher taught an average of 22.76 students, and 23.11 students on previous year. At junior high school, the ratio of students to teachers also increased from 16.59 to 17.15. While the ratio of students to teachers at senior high school decreased from 16.62 to 15.11. The decreasing of ratio of students to teachers in elementary and senior high school are expected to improve the quality of education at both levels.

5.2. Kesehatan dan Keluarga Berencana Pada tahun 2008 jumlah sarana kesehatan berupa rumah sakit dan puskesmas mengalami peningkatan. Rumah sakit bertambah 25 unit dari 41 unit menjadi 66 unit, sedangkan puskesmas bertambah 10 unit sehingga menjadi 197 unit. Daerah yang mengalami penambahan puskesmas adalah Kabupaten Lebak (1 unit), Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan (2 unit) dan Kota Tangerang (5 unit). Sehingga, jika dibandingkan dengan jumlah kecamatan yang ada di provinsi Banten, dapat dikatakan bahwa semua kecamatan telah memiliki puskesmas. Bahkan ada beberapa kecamatan memiliki lebih dari satu unit puskesmas.

5.2. Health and Family Planning The number of health facilities such as hospitals and public health centers has increased in 2008. The number of hospitals increased by 25 units, from 41 units to 66 units, while the number of public health center increased by 10 units thus becomes 197 units. The number of public health center was increased in Lebak (1 unit), Tangerang Regency and Tangerang Selatan Municipality (2 units) and Tangerang Municipality (5 units). Thus, compared to the number of districts in Banten Province, can be said that all sub districts have public health center. Even some subdistricts have more than one unit of public health center.

94

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Penambahan kondisi sarana kesehatan juga diikuti oleh peningkatan jumlah dokter yaitu dari 2.052 orang menjadi 2.348 orang atau bertambah sebanyak 296 orang. Meskipun demikian, penambahan dokter hanya terjadi pada dokter umum dan dokter spesialis yang masingmasing bertambah sebanyak 2 orang dan 304 orang. Sedangkan, dokter gigi berkurang sebanyak 10 orang. Persalinan di Provinsi Banten selama tahun 2009 umumnya dibantu oleh tenaga medis, dalam hal ini dokter dan bidan. Dimana, persentase kelahiran yang persalinannya di bantu oleh dokter dan bidan masing-masing sebesar 15,61 persen dan 52,92 persen, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang masing-masing mencapai 15,38 persen dan 47,05 persen. Sebaliknya, persalinan yang ditolong oleh selain dokter dan bidan seperti oleh dukun dan keluarga mengalami penurunan dari 37,57 persen pada tahun 2008 menjadi 31,47 persen di tahun 2009. 5.3. Perumahan dan Lingkungan Umumnya, rumah tangga di Banten yang jumlahnya 2,38 juta menempati bangunan rumah milik sendiri yaitu dengan persentase sebesar 74,35 persen. Disamping itu, ada juga rumah tangga yang menempati bangunan dengan status sewa/kontrak. Persentase rumah tangga ini mencapai 15,07 persen. Sementara yang menempati bangunan lainnya (bebas sewa, dinas, rumah famili, orang tua) mencapai 10,57 persen.

The increment of health facilities conditions also followed by an increase on the number of doctors, i.e. from 2,052 to 2,348 or increased by 296 doctors. However, the increment of doctors only happened to general practitioners and specialists, each of them increased by two persons and 304 persons. Meanwhile, dentist has 10 persons of a decrease.

Births in Banten Province during 2009 were generally assisted by medical personnel such as doctors and midwives. In which, percentage of births attended by doctors and midwives respectively 15.61 percent and 52.92 percent, increasing respectively 15.38 percent and 47.05 percent compared to previous year. Instead, births attended by doctors and midwives such by traditional healers and families decreased from 37.57 percent in 2008 to 31.47 percent in 2009.

5.3. Housing and Environment Generally, about 2.38 million or 74.35 percent of households in Banten occupied own ownership buildings. In addition, there are also households occupied with lease/contract of status building with 15.07 of percentage. Meanwhile, those who occupy other status of building (rent free, offices house, family home, parents house) reached 10.57 percent.

Banten dalam Angka 2010

95

SOCIAL

CHAPTER V

Bila dibandingkan dengan tahun 2008, terlihat bahwa rumahtangga yang menempati menempati bangunan dengan status sewa / kontrak mengalami peningkatan, yang mengindikasikan bahwa populasi di wilayah padat industri sepertinya mengalami peningkatan lebih besar dibandingkan daerah lainnya. Berdasarkan data Susenas 2009, mayoritas rumah tangga di Banten menempati bangunan dengan luas lantai 50-99 m2. Persentase mereka mencapai 42,66 persen, turun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang besarnya 47,45 persen. Urutan selanjutnya adalah rumah tangga yang menempati luas lantai bangunan 20-49 m2 dengan persentase 33,81 persen. Ada juga rumah tangga dengan rumah yang luas lantainya kurang dari 20 m2. Persentase rumah tangga ini mencapai 8,61 persen. Sedangkan rumah tangga dengan luas lantai bangunan 100 m2 lebih mencapai 14,92 persen, sedikit menurun bila dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 15,33 persen. Rumah tangga yang menggunakan air dalam kemasan sebagai sumber air minum utama mengalami peningkatan sebesar 25,81 persen pada tahun 2008 menjadi 26,86 persen. Hal ini seiring dengan semakin banyaknya jumlah outlet air minum kemasan. Sementara itu, mayoritas rumah tangga di Banten masih memanfaatkan sumber air minum pompa untuk memenuhi kebutuhan air minum, yaitu sebesar 32,23 persen.

Households who occupy the status of occupied buildings with leases / contracts have increased compared to 2008, which indicates that the dense population in the region seem to have more increase than other regions.

Based on Susenas 2009, majority of households in Banten occupy buildings with floor areas of 50-99 m2. It has reached 42.66 percent, decreased comparing with previous years which is 47.45 percent. Next sequence is the households who occupy the building floor area of 20-49 m2 percentage of 33.81 percent. There is also household with an extensive house floor is less than 20 m2 with 8.61 of percentage. While households with floor area of more than 100 m2 building reached 14.92 percent, slightly decreased when compared to previous year which amounted to 15.33 percent.

Households that use bottled water as a main source of drinking water has increased from 25.81 percent in 2008 to 26.86 percent. This is in line with the increasing numbers of bottled drinking water outlets. Meanwhile, the majority of households in Banten still use pump drinking water sources to fulfill their drinking water needs, with 32.23 of percentage.

96

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

5.4. Kriminalitas dan Bencana Alam Pada tahun 2009 tercatat terjadi 1.403 kasus kejahatan di provinsi Banten., dengan kasus atau 47, persennya dapat diselesaikan. Kasus kejahatan berupa pencurian kendaraan bermotor (curanmor) dan pencurian dengan pemberatan (curat) menempati urutan teratas. Kasus curanmor mencapai 32,72 persen dari total kasus yang terjadi, sedangkan kasus curat sebesar 32,29 persen. Tingginya kedua kasus ini sangat mungkin terkait dengan kemiskinan dan pengangguran yang relatif tinggi di provinsi Banten. Setiap tahun selalu ada kejadian bencana alam di provinsi Banten. Hal ini terlihat dari adanya penduduk korban bencana alam. Pada tahun 2009 terdapat 12.842 orang korban bencana alam, tahun sebelumnya mencapai 8.649 orang. Kabupaten Pandeglang dan Kota Tangerang merupakan dua daerah yang paling banyak korbannya. Pada tahun 2009, 61,9 persen korban dari kota Tangerang dan 23,8 persen dari Pandeglang. Tahun sebelumnya korban dari kota Tangerang mencapai 29,0 persen sedangkan dari Pandeglang 58,4 persen.

5.4. Crimes and Natural Disasters In 2009 recorded 1,403 cases of crimes happening in Banten with 47 percent of completed cases. Crimes such as theft of motor vehicles (curanmor) and theft by weighting is ranked top. Case of curanmor reached 32.72 percent of total cases, while theft by weighting case of 32.29 percent. Both cases probably related to poverty and unemployment which are relatively high in Banten.

There are always natural disasters in Banten every year. This can be seen from victims of natural disasters. In 2009 there were 12 842 victims of natural disasters, while on previous year reached 8649 persons. Pandeglang Regency and Tangerang Municipality are two regions with the most victims. In 2009, about 61.9 percent of victims from Tangerang Municipality, and 23.8 percent of victims from Pandeglang Regency. On previous year, victims of natural disaster reached 29.0 percent of Tangerang Municipality, while 58.4 percent of victims of natural disaster in Pandeglang Regency.

Banten dalam Angka 2010

97

SOCIAL

CHAPTER V

5.5. Agama Agama Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Banten dengan persentase mencapai 87,73 persen. Disusul kemudian oleh pemeluk agama Kristen Protestan, Kristen Katholik, Hindu dan Budha dengan persentase masing-masing sebesar 5,89 persen; 1,42 persen; 0,97 persen; 4,00 persen. Secara spasial, persentase pemeluk agama islam terbanyak di Kabupaten Pandeglang yaitu sebesar 99,42 persen dan yang terendah sebesar 66,80 persen di Kota Tangerang.

5.5. Religion Islam is religion professed by majority of population of Banten reaches 87.73 of percentage. Followed later by Protestant Christians, Catholic Christians, Hindus and Buddhists with their respective percentages of 5.89 percent, 1.42 percent, 0.97 percent and 4.00 percent. Spatially, the highest percentage of Islam religious adherents is in Pandeglang Regency with 99.42 of percentage and the lowest at 66.80 percent is in Tangerang Municipality.

98

Banten in Figures 2010

BAB V Grafik 5.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Provinsi Banten, 2009 Figure School Enrollment Ratio by Sex and Age Group in Banten Province, 2009

SOSIAL

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 7 - 12
Kelompok Umur (tahun) / Age Group (years)
11,62 10,51 11,07 53,95 45,39 50,00 97,69 98,03 97,85 Laki-laki / Male 81,13 80,63 80,88 Perempuan / Female Laki-laki + Perempuan / Total

13 - 15

16 - 18

19 - 24

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 5.2 Figure

Distribusi Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009 Percentage Distribution of Population 10 Years of Age and Over By Educational Attainment in Banten Province, 2009

Tamat SLTP 8,69%

Tamat DI/DII 0,69% Tamat SLTA 20,89%

Tamat SD 34,82% Tidak Tamat 29,73% Tamat DIII/Sarjana 5,18%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

99

SOCIAL Grafik 5.3 Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Figure Number of Hospitals a nd Public Health Center by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

CHAPTER V

45 40 40 35 30 30 25 20 15 10 5 1 0
Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangsel

Rumah Sakit / Hospital 39 Puskesmas / Public Health Center 36

28 23 17 11 8 3 2 4 5 6

10

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Services of Banten Province

Grafik 5.4 Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan di Provinsi Banten, 2008-2009 Figure Percentage of Children Under Five Years by Birth Attendant in Banten Province, 2009

100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 2008 2009 15,61 15,38 52,92 47,05 Lainnya / Others Bidan / Midwife Dokter / Doctor 31,47 37,57

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Services of Banten Province

100

Banten in Figures 2010

BAB V Grafik 5.5 Figure Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Household by Regency/Municipality and Dwelling Occupancy Status in Banten Province, 2009

SOSIAL

100% 90% 80% 70% 60% 50%

9,19 0,29

4,8

1,79

11,63

13,11 1,56

10,34

13,31 14,2

14 9,06

10,57 15,07

20,7 34,62

90,52

93,42 67,67

40% 30% 20% 10% 0%


Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang

85,33 72,5 55,05

76,94

74,35

Kab. Serang

Kota Tangerang

Kota Cilegon

Kota Serang

Provinsi Banten

Milik Sendiri

Kontrak/Sewa

Lainnya

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 5.6 Persentase Penduduk Menurut Agama di Provinsi Banten, 2009 Figure Percentage of Population by Religion in Banten Province, 2009
Protestan; 5,89 Katolik; 1,42

Hindu; 0,97

Islam; 87,73

Budha; 4,00

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Banten dalam Angka 2010

101

SOCIAL Grafik 5.7 Figure Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009 Number of Pilgrims by Regency/Municipality and Sex in Banten Province, 2009

CHAPTER V

1400 1200 1000 800 798 600 400 382 200 0 Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Tangerang Kota Cilegon 472 348 369 303 334 1156 934 926 1351 1168

Laki-laki / Male

Perempuan / Female

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama of Provinsi Banten Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Grafik 5.8 Figure

Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten, 2009 Number of Crimes Commited by Type of Crime in Banten Province, 2009

500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 13 183

453

459

113 67 30 60 9 16

Pembunuhan / Murder Curat / Theft with the weighting Curanmor / Motor vehicle theft Perjudian / Gambling Perkosaan / Rape

Anirat Curas / Theft with violence Kebakaran / Fire Pemerasan / Extortion Narkotika / Narcotics

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Territory

102

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

5.1 PENDIDIKAN EDUCATION Tabel 5.1.1 Table Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Provinsi Banten, 2008-2009 School Enrollment Ratio by Sex and Age Group in Banten Province, 2008-2009

Jenis Kelamin / Kelompok Umur Sex / Age Group (1) Laki-laki / Male 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 Perempuan / Female 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 Laki-laki + Perempuan / Male + Female 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24

2008 (2)

2009 (3)

97,21 81,03 50,86 11,34

97,69 81,13 53,95 11,62

97,94 78,75 45,97 9,69

98,03 80,63 45,39 10,51

97,56 79,87 48,40 10,50

97,85 80,88 50,00 11,07

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009

Banten dalam Angka 2010

103

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel Table

5.1.2

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Taman Kanak-kanak (TK) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Kindergarten by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010
Sekolah Schools Negeri Public (2) Swasta Private (3) Murid Students Negeri Public (4) Swasta Private (5) Guru Teachers Negeri Public (6) Swasta Private (7)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008/2009
1)

4 2 9 3

216 89 740 68

198 161 449 135

7 298 2 455 32 586 3 131

32 5 32 5

1 051 295 3 812 301

1 6 3 ... 28 11

352 65 68 ... 1 598 1 437

84 243 135 ... 1 405 1 089

18 419 3 546 3 131 ... 70 566 91 589

45 116 12 ... 247 66

1 535 491 356 ... 7 841 5 998

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

104

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel Table

5.1.3

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar (SD) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Primary Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010
Sekolah Schools Negeri Public (2) Swasta Private (3) Murid Students Negeri Public (4) Swasta Private (5) Guru Teachers Negeri Public (6) Swasta Private (7)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008/2009
1)

868 752 956 705

5 6 242 12

171 756 169 666 278 509 185 080

612 894 34 033 2 080

11 122 8 463 9 672 8 127

60 23 2 175 141

378 149 705 ... 4 513 4 152

120 22 12 ... 419 375

136 288 40 919 185 620 ... 1 167 838 1 150 354

29 555 5 019 2 475 ... 74 668 97 390

1 965 2 219 8 127 ... 49 695 48 360

1 965 347 177 ... 4 888 5 641

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010

105

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel Table

5.1.4

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Junior High Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010
Sekolah Schools Negeri Public (2) Swasta Private (3) Murid Students Negeri Public (4) Swasta Private (5) Guru Teachers Negeri Public (6) Swasta Private (7)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008/2009
1)

110 140 74 82

17 25 299 68

39 556 40 742 44 850 35 262

2 090 3 938 44 029 13 443

2 310 2 398 1 775 1 976

149 432 3 480 1 017

24 12 82 ... 524 341

151 22 68 ... 650 481

22 150 7 385 35 262 ... 225 207 175 951

41 702 5 551 14 259 ... 125 012 126 997

1 512 446 1 976 ... 12 393 10 652

1 267 398 1 286 ... 8 029 7 611

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

106

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel Table

5.1.5

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Senior High Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010
Sekolah Schools Negeri Public (2) Swasta Private (3) Murid Students Negeri Public (4) Swasta Private (5) Guru Teachers Negeri Public (6) Swasta Private (7)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008/2009
1)

18 26 44 25

15 23 130 37

9 280 11 282 25 057 13 855

1 679 2 537 21 644 3 049

655 657 1 018 859

290 284 1 699 566

15 5 25 ... 158 137

70 18 37 ... 330 227

13 351 3 956 13 855 ... 90 636 75 951

18 489 2 843 4 713 ... 54 954 58 001

750 48 858 ... 4 845 4 256

1 404 448 738 ... 5 429 3 356

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010

107

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel Table

5.1.6

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Senior Vocational High Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010
Sekolah Schools Negeri Public (2) Swasta Private (3) Murid Students Negeri Public (4) Swasta Private (5) Guru Teachers Negeri Public (6) Swasta Private (7)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008/2009
1)

8 7 10 4

33 35 123 28

5 406 3 612 6 097 2 055

6 707 4 474 48 883 4 003

332 241 344 235

775 518 1 882 345

8 3 4 ... 44 36

83 9 28 ... 339 235

5 748 1 530 2 055 ... 26 503 22 285

25 499 4 141 5 700 ... 99 407 79 858

401 48 235 ... 1 836 1 503

1 696 81 556 ... 5 853 5 090

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

108

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel Table

5.1.7

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Raudhatul Athfal (RA) / Bustanul Athfal (BA) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Kindergarten by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010
Sekolah Schools Negeri Public (2) Swasta Private (3) Murid Students Negeri Public (4) Swasta Private (5) Guru Teachers Negeri Public (6) Swasta Private (7)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008/2009
1)

124 110 340 146

3.999 1.550 12 822 5 039

552 310 1 399 495

... ... -

295 42 ... ... 1 057 765

... ... -

11 116 1 964 ... ... 36 490 30 609

... ... -

1 431 325 ... ... 4 512 3 453

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

Banten dalam Angka 2010

109

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel Table

5.1.8

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Primary Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010
Sekolah Schools Negeri Public (2) Swasta Private (3) Murid Students Negeri Public (4) Swasta Private (5) Guru Teachers Negeri Public (6) Swasta Private (7)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008/2009
1)

3 2 9 4

139 175 415 118

580 422 4 343 1 389

15 125 20 048 56 537 19 177

223 253 404 62

1 364 1 888 3 171 918

1 1 ... ... 20 19

100 10 ... ... 957 948

393 514 ... ... 7 641 6 325

19 810 1 335 ... ... 132 032 124 543

160 120 ... ... 1 222 405

1 218 143 ... ... 8 702 7 800

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk data Kota Serang / Including Tangerang Selatan Municipality

110

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel Table

5.1.9

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Junior High Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010
Sekolah Schools Negeri Public (2) Swasta Private (3) Murid Students Negeri Public (4) Swasta Private (5) Guru Teachers Negeri Public (6) Swasta Private (7)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008/2009
1)

6 4 7 7

134 130 215 198

3 607 2 085 5 236 4 738

18 253 16 490 59 609 33 514

235 136 269 286

2 182 1 613 4 341 3 115

3 3 ... ... 30 28

50 34 ... ... 761 640

2 110 1 902 ... ... 19 678 18 234

8 756 7 415 ... ... 144 037 131 085

138 154 ... ... 1 218 957

856 1 110 ... ... 13 217 12 524

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk data Kota Serang / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010

111

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel Table

5.1.10

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Aliyah (MA) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Senior High Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010
Sekolah Schools Negeri Public (2) Swasta Private (3) Murid Students Negeri Public (4) Swasta Private (5) Guru Teachers Negeri Public (6) Swasta Private (7)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008/2009
1)

4 2 6 3

46 37 64 61

1 389 591 2 412 1 774

3 911 3 913 8 768 4 388

125 52 196 80

847 518 1 110 1 226

2 2 ... ... 19 19

15 18 ... ... 241 228

1 044 699 ... ... 7 909 6 887

1 395 3 050 ... ... 25 425 23 974

88 114 ... ... 655 623

315 508 ... ... 4 524 4 363

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk data Kota Serang / Including Tangerang Selatan Municipality

112

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel Table

5.1.11

Jumlah Lembaga, Santri dan Guru Pondok Pesantren Salafiyah Murni Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Institutions, Students, and Teachers in Traditional Islamic Boarding Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010
Lembaga Institutions (2) Santri Students (3) Guru Teachers (4)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008/2009

1 052 618 714 783

83 896 57 611 50 282 22 350

8 416 4 944 5 712 6 264

103 53 ... ... 3 323 782

188 091 535 989 ... ... 938 219 112 830

824 106 ... ... 26 266 344

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk data Kota Serang / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010

113

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel 5.1.12 Table

Jumlah Perguruan Tinggi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Universities by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008/2009

Politeknik Polytechnics (2)

Akademi Academy (3)

Institut Institute (4)

Universitas University (5)

Sekolah Tinggi (6)

1 2

3 4

1 1 2

6 5 17 11

1 2 ... 6 6

12 5 4 ... 28 28

15 6

1 ... 3 3

2 ... 9 9

10 ... 70 70

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

114

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel 5.1.13 Table

Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota dan Pendidikan Yang Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Population Aged 10 Years and Over by Regency/Municipality and Educational Attainment in Banten Province, 2009
Pendidikan Yang Ditamatkan Educational Attainment < SD < Primary School (2) SD / Sederajat Elementary School (3) SLTP Junior High School (4)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

36,83 37,75 23,45 30,91

38,45 42,49 24,03 35,87

13,65 12,20 19,84 19,35

13,12 17,90 23,19 ... 25,88 29,14

21,68 27,94 30,90 ... 29,71 27,02

20,04 21,21 17,75 ... 18,10 16,86

Banten dalam Angka 2010

115

SOCIAL

CHAPTER V

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.1.13

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Pendidikan Yang Ditamatkan Educational Attainment SLTA Senior High Sch. (5) Dipl. I / II (6) Dipl. III - Univ. (7) Jumlah Total (8)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

8,32 6,13 26,14 12,32

0,98 0,47 0,52 0,55

1,78 0,95 6,01 0,99

100,00 100,00 100,00 100,00

33,23 27,71 22,18 ... 20,73 20,67

0,76 0,82 0,90 ... 0,64 0,61

11,17 4,43 5,08 ... 4,94 5,70

100,00 100,00 100,00 ... 100,00 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009 Catatan / Note :
1)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

116

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel 5.1.14 Table

Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota dan Kepandaian Membaca dan Menulis di Provinsi Banten, 2009 Population 10 Years of Age and Over by Regency/Municipality and Reading and Writing Ability in Banten Province, 2009
Kepandaian Membaca dan Menulis Reading dan Writing Ability

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Huruf Latin & Huruf Latin Huruf Lainnya Tidak Dapat Huruf Lainnya Latin Other Cant Latin & Other (2) (3) (4) (5)

Jumlah Total

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008
1)

(6)

58,00 37,61 46,59 12,52

2,31 3,89 2,84 3,77

33,82 54,51 47,07 79,72

5,86 3,98 3,50 4,00

100,00 100,00 100,00 100,00

47,11 25,63 21,10 ... 40,01 35,73

1,41 2,72 3,05 ... 2,82 1,35

49,10 70,18 73,34 ... 53,59 58,55

2,37 1,46 2,51 ... 3,58 4,37

100,00 100,00 100,00 ... 100,00 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009 Catatan / Note :
1)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010

117

SOCIAL

CHAPTER V

5.2 KESEHATAN HEALTH Tabel 5.2.1 Table Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Hospitals and Public Health Center By Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Rumah Sakit Hospital Jumlah Total (2) Tempat Tidur Beds (3)

Puskesmas Public Health Center (4)

1 3 11 2

228 232 999 330

36 40 39 28

23 4 5 17 66 41

1 817 501 372 732 4 979 4 025

30 8 6 10 197 191

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province

118

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel 5.2.2 Table

Jumlah Dokter Rumah Sakit Umum dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Medical Doctors at Public Hospital and Health Center by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Dokter Umum General Practitioner (2)

Dokter Ahli Medical Specialist (3)

Dokter Gigi Dentist (4)

Jumlah Total (5)

51 69 204 41

16 40 318 6

9 11 93 26

76 120 615 73

280 93 42 36 816 814

615 86 46 52 1 179 875

140 27 28 19 353 363

1 035 206 116 107 2 348 2 052

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

119

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel 5.2.3 Table

Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Imunisasi di Provinsi Banten, 2009 Infant Immunization Coverage by Regency/Municipality and Type of Immunization in Banten Province, 2009

Jenis Imunisasi / Type of mmunization Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008 30 946 8 182 12 056 23 606 200 343 201 098 31 009 8 190 11 976 23 251 208 325 213 106 30 403 8 034 11 595 22 575 202 048 205 970 30 208 7 795 11 709 22 323 197 663 200 632 29 897 7 541 11 681 22 386 195 510 201 531 31 204 8 411 12 414 23 270 212 399 219 198 29 563 7 850 11 929 21 897 196 310 198 642 21 291 22 930 52 057 29 275 22 951 26 108 55 876 28 964 22 464 24 875 54 063 28 039 21 139 24 092 53 003 27 394 20 415 22 882 53 080 27 628 24 184 25 955 56 413 30 548 21 347 23 646 52 157 27 921 BCG (2) DPT-I (3) DPT-II (4) DPT-III (5) Campak Measles (6) Polio-I (7) Polio -IV (8)

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province

120

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel 5.2.4 Table

Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Persalinan di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Children Under Five Yearss by Regency/Municipality And Birth Attendant in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008
Sumber / Source Catatan / Note

Dokter Doctor (2)

Bidan Midwife (3)

Lainnya Others (4)

Jumlah Total (5)

3,35 2,86 21,01 5,50

36,05 27,20 63,79 41,99

60,60 69,94 15,20 52,51

100,00 100,00 100,00 100,00

33,94 10,34 6,94 ... 15,61 15,38

61,52 77,55 61,72 ... 52,92 47,05

4,54 12,11 31,34 ... 31,47 37,57

100,00 100,00 100,00 ... 100,00 100,00

: BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009 BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009 : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010

121

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel 5.2.5 Table

Jumlah Tenaga Kesehatan Selain Dokter di Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Health Professionals Other Than Doctor at Public Health Center and Government Hospital by Regency/Municipality in Banten Province, 2009
Sarjana Farmasi Pharmacy (2) SKM Health School (3) Perawat Nurse (4)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

9 7 27 2

34 42 65 21

526 511 854 230

47 2 5 66 165 100

142 6 12 12 334 329

1 575 61 278 542 4 577 3 931

122

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.2.5

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Bidan Midwife (5)

Paramedis Non Keperawatan Not Nurse (6)

Non Medis Not Medical (7)

413 306 716 248

151 129 305 57

439 572 187 240

392 84 126 190 2 475 2 342

609 31 64 108 1 454 328

1 575 26 33 20 3 092 2 720

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

123

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel 5.2.6 Table

Jumlah Penyalur Obat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Drug Distributors by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Pedagang Industri Farmasi Besar Farmasi Apotik Pharmaceutical Pharmaceutical Dispensaries Industry Whole Sale

Industri Kecil Obat Lainnya Other Drug Industry

Jumlah Total

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

15 4

1 21 10

32 17 143 16

24 -

32 18 203 30

11 30 28

22 1 8 18 81 86

269 48 45 75 645 634

22 2 48 49

324 49 55 93 804 797

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province

124

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel 5.2.7 Table

Jumlah Akseptor Keluarga Berencana Menurut Kabupaten/Kota dan Alat/Cara Kontrasepsi yang Digunakan di Provinsi Banten, 2009 Number of Family Planning Acceptors by Regency/Municipality and Method of Contraception Based on The Result of Family Registration in Banten Province, 2009
Metode Jangka Panjang (MJP) Long Term Method

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

IUD IUD (2)

MOP Vasectomy (3)

MOW Tubectomy (4)

Susuk Implant (5)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

6 424 5 633 39 285 7 676

1 253 2 540 7 822 2 295

2 129 2 307 4 071 2 978

11 530 19 245 15 050 13 033

33 374 2 645 4 748 82 703 182 488 133 002

1 719 206 437 1 508 17 780 18 360

4 662 892 1 634 10 492 29 165 21 406

7 128 8 259 2 897 1 160 78 302 67 487

Banten dalam Angka 2010

125

SOCIAL

CHAPTER V

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.2.7

Non Metode Jangka Panjang (Non MJP) Non Long Term Method Kabupaten/Kota Regency/Municipality Suntik Injection (6) Pil Pil (7) Kondom Condom (8)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Jumlah Total Tradisional & Lainnya (MJP + Non MJP) Traditional & Others (9) (10)

83 921 85 049 160 276 101 909

30 359 46 003 67 090 49 943

339 2 231 2 019 1 853

135 955 163 008 295 613 179 687

114 336 27 906 37 272 1 868 612 537 620 580

49 891 6 916 14 067 48 622 312 891 299 898

2 355 913 975 1 477 12 162 6 546

213 465 47 737 62 030 147 830 1 245 325 1 167 279

Sumber / Source : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten National Family Planning Coordinating Board of Banten Province

126

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel 5.2.8 Table

Jumlah Pasangan Usia Subur Menurut Kabupaten/Kota dan Umur Isteri di Provinsi Banten, 2009 Number of Fertile Age Couple by Regency/Municipality and Wife Age in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Umur Isteri (tahun) / Wife Age (years old) < 20 (2) 20 29 (3) > 29 (4)

Jumlah Total (5)

11 883 21 159 34 680 7 688 10 600 10 600 1 037 3 634 6 451 97 132 106 971

88 913 103 143 232 308 100 361 81 613 81 613 19 759 36 799 83 153 746 049 694 278

111 371 116 701 216 962 147 203 171 917 171 917 45 688 56 525 109 422 975 789 954 765

212 167 241 003 483 950 255 252 264 130 264 130 66 484 96 958 199 026 1 818 970 1 756 014

Sumber / Source : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten National Family Planning Coordinating Board of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

127

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel 5.2.9 Table

Jumlah Keluarga Menurut Kabupaten/Kota dan Tahapan Keluarga Sejahtera di Provinsi Banten, 2009 Number of Family by Level of Prosperous Family in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Keluarga Pra Sejahtera Pre-level Prosperous Family (2)

Keluarga Sejahtera Tahap I Prosperous Family Level I (3)

Keluarga Sejahtera Tahap II Prosperous Family Level II (4)

85 633 80 028 162 496 90 849 21 618 21 618 5 949 18 907 13 798 479 278 489 654

82 150 91 162 170 104 81 377 60 541 60 541 10 348 29 095 43 805 568 582 530 357

64 846 103 525 146 988 97 065 111 014 111 014 36 577 45 743 89 936 695 694 662 572

128

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.2.9

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Keluarga Sejahtera Tahap III Prosperous Family Level III (5)

Keluarga Sejahtera Tahap III Plus Prosperous Family Level III Plus (6)

Jumlah Total (7)

44 010 41 353 105 807 58 578

12 674 8 333 42 365 12 062

289 313 324 401 627 760 339 931

103 130 21 512 25 883 69 780 470 053 445 027

37 294 7 368 4 759 31 946 156 801 141 456

333 597 81 754 124 387 249 265 2 370 408 2 269 066

Sumber / Source : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten National Family Planning Coordinating Board of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

129

SOCIAL

CHAPTER V

5.3 PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN HOUSING AND ENVIRONMENT Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota 5.3.1 dan Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal Table di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Households by Regency/Municipality and Dwelling Occupancy Status in Banten Province, 2009
Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal Dwelling Occupancy Status Milik Sendiri Owner Self (2) Kontrak Contract (3) Sewa Rent (4) Lainnya Other (5)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008
1)

Jumlah Total (6)

90,52 93,42 67,67 85,33

0,16 1,62 11,02 0,95

0,13 0,17 9,68 0,61

9,19 4,8 11,63 13,11

100,00 100,00 100,00 100,00

55,05 72,50 76,94 ... 74,35 77,12

11,90 4,37 7,95 ... 7,07 4,88

22,72 9,83 1,11 ... 8,00 8,85

10,34 13,31 14 ... 10,57 9,15

100,00 100,00 100,00 ... 100,00 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

130

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel 5.3.2 Table

Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lantai Terluas di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Households by Regency/Municipality and Widest Floor Type in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Jenis Lantai Terluas Widest Floor Type Tanah Ground Floor (2) Bukan Tanah Not The Ground Floor (3)

Jumlah Total (4)

21,58 9,07 10,09 15,07

78,42 90,93 89,91 84,93

100,00 100,00 100,00 100,00

1,32 3,04 4,70 ... 9,83 9,20

98,68 96,96 95,3 ... 90,17 90,80

100,00 100,00 100,00 ... 100,00 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010

131

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel 5.3.3 Table

Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Luas Lantai Rumah di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Households by Regency/Municipality and House Floor Area in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008
1)

Luas Lantai Rumah (m2) House Floor Area (m2) <20 (2) 20 49 (3) 50 99 (4) 100 149 (5) 150+ (6)

Jumlah Total (7)

0,25 0,89 11,60 2,50

41,47 57,70 32,97 29,01

46,95 38,37 45,63 55,50

8,09 2,78 6,88 10,18

3,23 0,25 2,92 2,81

100,00 100,00 100,00 100,00

21,27 1,44 2,11 ... 8,61 7,40

23,68 15,99 15,67 ... 33,81 29,83

25,48 43,18 47,68 ... 42,66 47,45

14,54 29,66 21,50 ... 9,61 9,30

15,02 9,72 13,04 ... 5,31 6,03

100,00 100,00 100,00 ... 100,00 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

132

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel 5.3.4 Table

Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Sumber Air Minum di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Households by Regency/Municipality and Source of Drinking Water in Banten Province, 2009

Sumber Air Minum Source of Drinking Water Kabupaten/Kota Regency/Municipality Air dalam kemasan Packaged Water (2) Ledeng Pipe Water (3) Pompa Well Pumps (4) Sumur Water Wells (5) Lainnya Other (6) Jumlah Total

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

(7)

2,88 1,44 31,22 23,62

6,39 2,78 6,98 5,54

6,09 9,63 48,71 27,17

45,41 57,26 11,33 27,40

39,23 28,89 1,76 16,27

100,00 100,00 100,00 100,00

49,28 47,56 33,13 ... 26,86 25,81

12,14 6,94 6,72 ... 7,01 7,72

34,73 23,60 34,33 ... 32,23 29,74

1,44 18,51 24,40 ... 22,47 25,35

2,40 3,39 1,42 ... 11,43 11,37

100,00 100,00 100,00 ... 100,00 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010

133

SOCIAL

CHAPTER V

5.4 KERAWANAN SOSIAL DAN KRIMINALITAS SOCIAL INSECURITY AND CRIME Tabel 5.4.1 Table Karakteristik Kerawanan Sosial Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Social Insecurity Characteristics by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Komunitas Adat Terpencil Tribal Communities (2)

Korban Bencana Alam Natural Disaster Victims (3)

Korban Bencana Sosial/Pengungsi Social Disaster Victims/Refugee (4)

Masyarakat yang tinggal di Daerah Rawan Bencana People Living in Disaster Prone Areas (5)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten

1 271 4 040 -

7 724 813 596 379

2 951 99 233 18

64 992 118 2 336 -

5 311

2 969 1 12 482

22 3 323

2 591 70 037

134

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.4.1

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten

Kekerasan Terhadap Wanita Violence Against Women (6)

Kekerasan Terhadap Lansia Violence Against Elderly (7)

Kekerasan Terhadap Anak Violence Against Children (8)

238 543 247 39

179 21 276 158 -

2 002 36 397 38 5 2 478

31 3 19 1 1 121

80 1 715

Sumber / Source : Dinas Sosial Provinsi Banten / Office of Social Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

135

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel 5.4.2 Table

Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Potency and Source Of Social Welfare by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Pekerja Sosial Masyarakat Social Workers (2)

Organisasi Sosial Social Organization (3)

Karang Taruna Youth Club (4)

Keperintisan dan Kepahlawanan Independent Patriot (5)

KLSDU

WKSBM

(1) Kabupaten/Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota/Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten

(6)

(7)

1 675 1 306 1 640 372

121 139 435 50

335 300 302 203

36 67 -

7 4 140 89

15 40 220 6

520 86 73 ... 5 672

302 9 23 ... 1 079

410 11 73 .. 1 634

12 24 9 ... 148

1 591 7 ... 1 838

549 1 400 ... 2 230

Sumber / Source : Dinas Sosial Provinsi Banten / Office of Social Service of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality - KLSDU : Kerjasama Lintas Sektor dan Dunia Usaha - WKSBM : Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat

136

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel 5.4.3 Table

Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (jiwa), 2009 Number of Social Welfare Problem Bearers by Kind and Regency/Municipality in Banten Province (person), 2009
Anak Balita Anak Nakal Wanita Terlantar Pengemis Gelandangan Terlantar Naughty Tuna Susila Neglated Beggar Vagrant Baby Children Prostitute Children Neglated (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan

10 196 174 4 644 4 409

797 443 166

177 232 332 26

871 52 252 757

1 131 168 185

6 024 208 335 1 601

4 109 645 548 ...

99 4 120 ...

20 12 81 ...

158 31 311 ...

2 7 6 ...

618 347 97 ...

Provinsi Banten

24 725

1 629

880

2 432

1 499

9 230

Banten dalam Angka 2010

137

SOCIAL

CHAPTER V

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.4.3

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten/Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota/Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten

Korban NAPZA Drugs Addicted (8)

Bekas Narapidana Presiour Scor (9)

Keluarga Bermasalah Sosial Psikologi (10)

Lansia Terlantar Abondoned Elderly (11)

Jumlah Total (12)

106 536 198 8

418 1 616 313 324

5 046 65 242 347

11 793 403 3 269 8 464

36 559 3 286 10 196 16 287

407 407 21 ... 1 683

296 51 173 ... 3 191

189 247 ... 6 136

4 480 204 195 ... 28 808

10 378 1 955 1 552 ... 80 213

Sumber / Source : Dinas Sosial Provinsi Banten / Office of Social Services Banten Province Government Catatan / Note :
1)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

138

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel 5.4.4 Table

Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten, 2009 Number of Crimes Commited by Type of Crime in Banten Province, 2009

Tindak Kejahatan / Crime Jenis Kejahatan Type of Crime (1) 1. Pembunuhan / Murder 2. Penganiyaan dengan pemberatan 3. Pencurian dengan pemberatan (Curat) 4. Pencurian dengan kekerasan (Curas) Theft with violence 5. Pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) Motor vehicle theft 6. Kebakaran / Fire 7. Perjudian / Gambling 8. Pemerasan / Extortion 9. Perkosaan / Rape 10. Narkotika / Narcotics 11. Kenakalan Remaja / Adolescent hoax Tindak Pidana Crime (2) 13 183 453 67 459 30 60 9 16 113 Penyelesaian Tindak Pidana The Settlement of Criminal (3) 12 82 270 36 78 10 53 6 9 115 -

Jumlah / Total 2008 2007 2006 2005

1 403 1 194 178 1 465 1 435

671 775 161 767 680

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province

Banten dalam Angka 2010

139

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel 5.4.5 Table

Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan Jumlah Korban di Wilayah Kepolisian Banten, 2009 Number of Accidents and Victims in The Territory of State Police of Banten, 2009

Bulan Month (1) Januari / January Februari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December Jumlah / Total 2008 2007 2006 2005

Jumlah Kecelakaan Total Accidents (2) 29 29 27 44 25 43 106 90 166 139 113 144 955 482 379 364 195

Korban (orang) Victim (person) Meninggal Deaths (3) 6 12 6 13 17 15 30 23 30 21 26 30 229 156 190 187 203 Luka Berat Seriously Injured (4) 35 25 26 39 30 32 75 72 88 73 67 74 636 380 299 248 186 Luka Ringan Slightly Injured (5) 22 29 24 34 20 33 99 95 179 180 119 161 995 372 334 304 116

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province

140

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel 5.4.6 Table

Perkiraan Kerugian Materi Pada Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Kepolisian Banten (ribuan rupiah), 2005-2009 Material Lost Estimation of Accident in The Territory of State Police of Banten (thousand rupiahs), 2005-2009
2005 (2) 2006 (3) 2007 (4) 2008 (5) 2009 (6)

Kabupaten/Kota (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Jalan Tol Jakarta-Merak km 47-98 Provinsi Banten

32 500 75 700 285 560 72 000

1 887 350 89 750 817 050 73 650

416 700 123 800 1 007 350 106 350

271 00 197 00 1 189 900 292 050

196 450 181 350 1 026 179 933 550

123 408 211 500 ... ... ...

916 650 498 800 ... ... ...

770 775 529 750 ... ... 791 000

1 078 940 231 760 ... ... 2 374 050

624 400 491 000 ... ... 1 962 500

800 668

2 135 715

3 745 725

5 634 700

5 415 429

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

Banten dalam Angka 2010

141

SOCIAL

CHAPTER V

5.5 AGAMA RELIGION Tabel 5.5.1 Table Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Religious Worship Places by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Mesjid/ Musholla Mosque (2)

Gereja Protestan Protestan Churches (3)

Gereja Katolik Chatolic Church (4)

Pura Budhist Temple (5)

Vihara Jumlah Buddhist Total Monasteries (6) (7)

3 592 3 793 9 775 5 721

5 6 317 21

1 3 18 2

4 -

1 2 37 3

3 599 3 804 10 151 5 747

879 976 ... ... 24 736 24 680

287 8 ... ... 644 644

12 1 ... ... 37 37

6 1 ... ... 11 11

35 4 ... ... 82 81

1 219 990 ... ... 25 510 25 453

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality 2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

142

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel 5.5.2 Table

Persentase Penduduk Menurut Agama di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Population by Religion in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang


2)

Agama / Religion Islam (2) Protestan (3) Katolik (4) Hindu (5) Budha (6)

Jumlah Total

99,42 97,62 85,66 97,99

0,21 1,06 6,13 0,95

0,03 0,32 1,58 0,51

0,14 0,41 1,36 0,28

0,21 0,57 5,26 0,27

100,00 100,00 100,00 100,00

Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 66,80 93,51 ... ... 87,73 17,73 3,28 ... ... 5,89 3,54 1,34 ... ... 1,42 1,66 1,06 ... ... 0,97 10,27 0,80 ... ... 4,00 100,00 100,00 ... ... 100,00

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

Banten dalam Angka 2010

143

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel 5.5.3 Table

Jumlah Calon/Jamaah Haji dan Besarnya Biaya Haji di Provinsi Banten, 2002-2009 Number of Applicants/Pilgrims and Cost to Mecca in Banten Province, 2000-2009

Musim Haji Periode


(1) 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Calon Jamaah Haji Applicant


(2) 4 866 5 150 5 216 5 128 8 505 8 474 8 554 8 572

Jamaah Haji Berangkat Departure


(3) 4 865 5 110 5 216 5 128 8 401 8 366 8 534 8 541

Jamaah Yang Batal Cancelling


(4) 40 104 98 21 31

Besarnya ONH Cost


(5) Rp 800 000 + US$ 2 677,00 Rp 967 500 + US$ 2 675,00 Rp 967 500 + US$ 2 675,00 Rp 963 266 + US$ 2 668,00 Rp 466 864 + US$ 2 851,70 Rp 400 100 + US$ 2 925,90 Rp 501 000 + US$ 3 429,60 Rp 100 000 + US$ 3 444,00

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

144

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel 5.5.4 Table

Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009 Number of Pilgrims by Regency/Municipality and Sex in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008 2007 2006

Jenis Kelamin / Sex Laki-laki / Male (2) Perempuan / Female (4)

Jumlah Total (5)

382 348 1 156 798

472 369 1 351 934

854 717 2 507 1 732

926 303 ... ... 3 913 3 997 3 861 3 908

1 168 334 ... ... 4 628 4 537 4 505 4 493

2 094 637 ... ... 8 541 8 534 8 366 8 401

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

Banten dalam Angka 2010

145

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel 5.5.5 Table

Tingkat Usia Jamaah Haji di Provinsi Banten, 2009 Number of Pilgrims by Age Group in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Banten 2008 2007 2006

Kelompok Umur (tahun) / Age Group (year) 0 - 30 (2) 31 40 (3) 41 - 50 (4) 51+ (5)

Jumlah Total (6)

55 42 125 133

163 122 473 384

250 184 869 595

386 369 1 040 620

854 717 2.507 1.732

92 13
... ...

289 108
... ...

683 241
... ...

1 030 275
... ...

2.094 637
... ...

460 428 590 531

1 539 1 473 1 608 1 795

2 822 2 810 2 695 2 717

3 720 3 790 3 473 3 358

8 541 8 501 8 366 8 401

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

146

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

5.6 SOSIAL LAINNYA OTHER SOCIAL MATTER Tabel 5.6.1 Table Jumlah Perkara yang Diputus Di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Banten Menurut Jenis Perkara, 2009 Number of Cases Decided in Islamic High Court Territory of Banten by Type of Cases, 2009
Perkara yang diputus oleh Pengadilan Agama Things that be on HighLevel Religious Court (2)
24 11 1 373 3 138 28 9 1 12 2 628 4 25 31 95 21 -

Jenis Perkara Kind of Cases

Perkara yang Dimohonkan Banding The proposed appeal (3)


21 26 3 1 4 -

(1)
1. Ijin Poligami / Polygamy Permission 2. Pencegahan Perkawinan / Marriage Preventation 3. Penolakan Perkawinan / Marriage Rejection 4. Pembatalan Perkawinan / Marriage Disqualification 5. Kelalaian Kewajiban / Derelication of The Duty 6. Cerai Talak / Divorce 7. Cerai Gugat / Divorce (womans inisiative) 8. Pembagian Harta Bersama / Herritage by Married 9. Penguasaan Anak / Child Guardian 10. Nafkah dari Ibu / Mothers Finance 11. Hak Bekas Istri / Right of Ex-wife 12. Pengesahan Kekuasaan / Derectionary Retification 13. Pencabutan Kekuasaan / Revocation of Authority 14. Perwalian / Trusteeship 15. Penunjukan sebagai Wali / Reference as Trustee 16. Ganti Rugi terhadap Wali / Compens. about Trustee 17. Asal Usul Anak / Child Origin 18. Kawin Campuran / Mixed Marriage 19. Itsbat Nikah / Compirmation Marriage 20. Ijin Kawin / Marriage Permission 21. Dispensasi Kawin / Dispensation Marriagre 22. Wali Adhol / Adhol Substitute 23. Ekonomi Syariah / Syariah Economic 24. Warisan / Legacy 25. Hibah/Wakaf/Zakat / Grant/Edification/Foot 26. Penetapan Ahli Waris / Determining Relation 27. Lain-lain / Others 28. Dicabut/Ditolak/Gugur/Dicoret Cancelled/Refused/Failed/Scratch Jumlah / Total

5 402

55

Sumber / Source : Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten / Regional Islamic High Court in Banten Province

Banten dalam Angka 2010

147

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel 5.6.2 Table

Jumlah Perkara yang Dimohonkan Banding pada Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten, 2009 Number of Cases Which Petitioned Appeal in Islamic High Court of Banten, 2009

Bulan Month

Sisa Perkara Tahun Lalu The Rest Cases Last Year (2) 4 6 5 4 3 4 7 4 5 6 7 6

Jumlah Perkara Diterima Number of Registered (3) 7 4 4 6 6 6 2 4 3 5 4 4

Jumlah Seluruh Perkara Number of All Cases (4) 11 10 9 10 9 10 9 8 8 11 11 10

Jumlah Perkara Diputus Number of Sentenced (5) 5 5 5 7 5 3 5 3 2 4 5 5

Sisa Perkara The Rest Cases (6) 6 5 4 3 4 7 4 5 6 7 6 5

(1) Januari / January Pebruari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October Nopember / November Desember / December

Jumlah / Total

55

59

54

Sumber / Source : Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten / Religious High Court of Banten Province

148

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel 5.6.3 Table

Rekapitulasi Perkara Yang Diterima dan Diputus pada Pengadilan Agama di Provinsi Banten, 2009 Recapitulation Case Received and Decided on Islamic Court in Banten Province, 2009

Pengadilan Agama Lower-Level Religious Court (1) 1. Serang 2. Tangerang 3. Rangkasbitung 4. Pandeglang 5. Tigaraksa 6. Cilegon

Sisa Perkara Tahun Lalu Remaining Case in The Last Year (3) 88 196 28 25 263 30

Jumlah Perkara Diterima Number of Registered (4) 937 1 296 343 299 1 893 634

Jumlah Seluruh Perkara Number of All Cases (5) 1 025 1 492 371 324 2 156 664

Jumlah Perkara Diputus Number of Sentenced (6) 867 1 227 331 270 1 791 619

Sisa Perkara Remaining Case in The Last Year (7) 158 265 40 54 365 45

Jumlah / Total

630

5 402

6 032

5 105

927

Sumber / Source : Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten / Religious High Court of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

149

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel 5.6.4 Table

Jumlah Tahanan di UPT Lembaga Pemasyarakatan (LP) Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten (jiwa), 2009 Number of Prisoners in Prison House Units (LP) by Type of Crimes in Banten Province (Person), 2009

Jenis Kejahatan Type of Crimes

Pasal KUHP/UU Regulations 104-129 UU 20/01 154-181 187-188 209-210 244-251 253-275 281-297 303 324-336 338-350 351-356 362-364 365 368-369 372-375 378-395 406-410 UU 8/92 480-481 UU 359 UU 10/95 UU 22/97 15/01

LP Klas I Tangerang Pria Man 54 5 14 95 8 15 100 37 199 122 9 78 50 10 26 76 831 1 Wanita Woman Pria Man 14 8 9 3 42 3 5 64 16 161 134 7 27 29 6 3 183 8 -

LP Serang Wanita Woman -

Politik / Politics Terhadap Kepala Negara Offence Against Head Of State Terhadap Ketertiban To Safety General Pembakaran / Arson Penyuapan / Bribery Mata Uang / Coins Memalsu Meterai/Surat Postage Stamp Kesusilaan / Prostitution Perjudian / Gambling Penculikan / Abducion Pembunuhan / Murder Penganiayaan / Torture Pencurian / Theft Perampokan / Robbery Memeras/Mengancam Black Mail Penggelapan / Fraud Penipuan / Cheated Merusak Barang / Vandalize Dalam Jabatan / Funcionary Penadahan / Fance Ekonomi / Economics Subversi / Subversion Narkotika / Psikotropika Korupsi / Corruption Penyelundupan / Smuggler Penyelenggaraan KUHP Organizing KUHP

150

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4

Jenis Kejahatan Type of Crimes

Rutan Serang Pria Man 24 8 78 4 33 92 26 29 19 43 8 55 12 Wanita Woman 1 1 1 1 2 1 1 -

Rutan Pandeglang Pria Man 1 5 4 19 2 2 5 86 15 2 8 21 5 24 9 Wanita Woman 2 1 -

Rutan Rangkasbitung Pria Man 7 17 11 6 114 12 11 17 5 27 Wanita Woman 1 2 1 -

Politik / Politics Terhadap Kepala Negara Offence Against Head Of State Terhadap Ketertiban To Safety General Pembakaran / Arson Penyuapan / Bribery Mata Uang / Coins Memalsu Meterai/Surat Postage Stamp Kesusilaan / Prostitution Perjudian / Gambling Penculikan / Abducion Pembunuhan / Murder Penganiayaan / Torture Pencurian / Theft Perampokan / Robbery Memeras/Mengancam Black Mail Penggelapan / Fraud Penipuan / Cheated Merusak Barang / Vandalize Dalam Jabatan / Funcionary Penadahan / Fance Ekonomi / Economics Subversi / Subversion Narkotika / Psikotropika Korupsi / Corruption Penyelundupan / Smuggler Penyelenggaraan KUHP Organizing KUHP

Banten dalam Angka 2010

151

SOCIAL

CHAPTER V

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4

Jenis Kejahatan Type of Crimes

LP Wanita Woman Prison 6 4 4 4 8 11 2 29 3 19 14 2 286 2 -

LP Pemuda Young Man Prison 96 11 30 5 19 29 352 14 40 52 356 260 44 110 132 9 2 83 1 702 13 -

LP Anak Child Prison Pria Boy 17 14 1 19 4 43 13 2 1 90 Wanita Girl 3 1 2 1 2 19 1 13 6 106 -

Politik / Politics Terhadap Kepala Negara Offence Against Head Of State Terhadap Ketertiban To Safety General Pembakaran / Arson Penyuapan / Bribery Mata Uang / Coins Memalsu Meterai/Surat Postage Stamp Kesusilaan / Prostitution Perjudian / Gambling Penculikan / Abducion Pembunuhan / Murder Penganiayaan / Torture Pencurian / Theft Perampokan / Robbery Memeras/Mengancam Black Mail Penggelapan / Fraud Penipuan / Cheated Merusak Barang / Vandalize Dalam Jabatan / Funcionary Penadahan / Fance Ekonomi / Economics Subversi / Subversion Narkotika / Psikotropika Korupsi / Corruption Penyelundupan / Smuggler Penyelenggaraan KUHP Organizing KUHP

152

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4

Jenis Kejahatan Type of Crimes

Pasal KUHP/UU Regulations 23/92 39/04 UU 12/51 UU 15/01 UU 23/92 UU 8/92 UU 10/95 UU 5/84 UU 23/02 UU 10/98 UU 19/02 UU 23/04 UU 39/04 UU 8/99 UU 9/92 22/01 UU 21/07 305 KUHP 359-360 UU 41/99 UU 5/90

LP Klas I Tangerang Pria Man 1 730 Wanita Woman Pria Man 19 40 1 782

LP Serang Wanita Woman -

Kenakalan / Mischief Lain-lain / Others UU Darurat / Emergency Laws UU Pemalsuan Merk Law Forgery Brand UU Kesehatan / Act Health UU Perfilman / Act film UU Bea Cukai / Law Customs UU Perindustrian / Industry Act UU Perlindungan Anak Laws Child Protection UU Perbankan / Banking Law UU Hak Cipta / Law Copyright KDRT / Domestic Violence UU TKI / The Law of Labor UU Perlindungan Konsumen Act Consumer Protection UU Keimigrasian Immigration laws UU No 22 Tahun 2001 Perdagangan Orang Trafficking of People Menelantarkan Anak Strand Children Illegal Logging Lantas Kehutanan / Forestry Kelautan / Marine Jumlah / Total

Banten dalam Angka 2010

153

SOCIAL

CHAPTER V

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4

Jenis Kejahatan Type of Crimes

Rutan Serang Pria Man 37 468 Wanita Woman 8

Rutan Pandeglang Pria Man 22 5 4 2 7 3 251 Wanita Woman 3

Rutan Rangkasbitung Pria Man 44 271 Wanita Woman 4

Kenakalan / Mischief Lain-lain / Others UU Darurat / Emergency Laws UU Pemalsuan Merk Law Forgery Brand UU Kesehatan / Act Health UU Perfilman / Act film UU Bea Cukai / Law Customs UU Perindustrian / Industry Act UU Perlindungan Anak Laws Child Protection UU Perbankan / Banking Law UU Hak Cipta / Law Copyright KDRT / Domestic Violence UU TKI / The Law of Labor UU Perlindungan Konsumen Act Consumer Protection UU Keimigrasian Immigration laws UU No 22 Tahun 2001 Perdagangan Orang Trafficking of People Menelantarkan Anak Strand Children Illegal Logging Lantas Kehutanan / Forestry Kelautan / Marine Jumlah / Total

154

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4

Jenis Kejahatan Type of Crimes

LP Wanita Woman Prison 13 407

LP Pemuda Young Man Prison 25 73 5 9 13 10 4 17 12 11 17 10 8 2 25 3 600

LP Anak Child Prison Pria Boy 3 18 1 226 Wanita Girl 2 1 1 158

Kenakalan / Mischief Lain-lain / Others UU Darurat / Emergency Laws UU Pemalsuan Merk Law Forgery Brand UU Kesehatan / Act Health UU Perfilman / Act film UU Bea Cukai / Law Customs UU Perindustrian / Industry Act UU Perlindungan Anak Laws Child Protection UU Perbankan / Banking Law UU Hak Cipta / Law Copyright KDRT / Domestic Violence UU TKI / The Law of Labor UU Perlindungan Konsumen Act Consumer Protection UU Keimigrasian Immigration Law UU No 22 Tahun 2001 Perdagangan Orang Trafficking of People Menelantarkan Anak Strand Children Illegal Logging Lantas Kehutanan / Forestry Kelautan / Marine Jumlah / Total

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Banten Regional Office of Ministry of Law and Human Rights in Banten Province

Banten dalam Angka 2010

155

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel 5.6.5 Table

Rekapitulasi Produksi Sertifikat oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Hingga Tahun 2009 Production of Certificate by National Land Agency by Regency/Municipality in Banten Province, Until Year 2009
Hak Milik Proprietary Rights Bidang Field (2) Luas Area (ha) (3) Hak Guna Usaha Concession Used Rights Bidang Field (4) Luas Area (ha) (5) Hak Guna Bangunan Building Used Rights Bidang Field (6) 150 020 66 050 110 669 415 580 23 605,58 35 769,58 33 111,75 29 700,98 40 57 61 12 1 252,55 14 536,48 14 651,50 974,57 62 788 3 214 10 328 372 460 7 759,00 3 335,09 5 779,07 15 398,60 Luas Area (ha) (7)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang


2)

Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2009 179 343 102 171 ... ... 1 023 833 967 886 14 508,54 12 868,25 ... ... 149 564,68 255 292,83 42 ... ... 212 115 1,26 ... ... 31 416,36 26 591,80 72 767 13 878 ... ... 535 435 465 316 8 570,56 3 411,21 ... ... 44 253,53 98 010,04

156

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.5

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Hak Pakai Used Rights Bidang Field (2) Luas Area (ha) (3)

Hak Pengelolaan Management Rights Bidang Field (4) Luas Area (ha) (5)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang


2)

1 270 746 654 552

1 410,93 2 356,66 4 846,54 1 296,27

141 1 7 17

797,14 5,00 9,06 107,05

Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008 550 344 ... ... 4 116 4 121 603,67 282,50 ... ... 10 796,57 31 464,29 53 27 ... ... 246 221 0,40 54,50 ... ... 973,15 30 132,77

Banten dalam Angka 2010

157

SOCIAL

CHAPTER V

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.5

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Hak Sarusun Sarusun Rights Bidang Field (2) Luas Area (ha) (3)

Tanah Wakaf Wakaf Land Bidang Field (4) Luas Area (ha) (5)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang


2)

2 683 500 6 607

6,34 3,50 -

3 978 103 853 247

635,92 8,05 452,60 13,00

Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008 5 180 650 ... ... 15 620 14 169 2 492,76 2,25 ... ... 2 504,85 72,97 57 108 ... ... 5 346 5 245 0,34 29,03 ... ... 1 138,94 45 948,67

Sumber / Source : Badan Pertanahan Nasional / National Land Agency Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

158

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel 5.6.6 Table

Jumlah Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) dan Penerbitan Akta Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Officials Making Land Deed and Certificate Publishing in Banten Province, 2009
Jumlah PPAT Total PPAT Jenis Akta / Produksi (Jumlah Akta) Kind of Acta / Production (Total Acta) Pembagian Hak Tukar Pelepasan Bersama Menukar Hak Right Exchange Right Free Division (6) (7) (8)

Wilayah Kerja Kabupaten/Kota Work Area Regency/City

PPAT PPAT Jual Beli Hibah Sementara Notaris Purchasing Gift Provisional Notary (2) (3) (4) (5)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang


2)

35 28 36 34

16 7 407 103

2 000 2 510 47 250 15 340

230 160 1 074 730

205 10 530 520

100 100

100 100

Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008 13 8 ... ... 154 154 118 28 ... ... 679 620 15 000 2 100 ... ... 84 200 91 428 550 256 ... ... 3 000 3 183 230 105 ... ... 1 600 2 093 ... ... 200 1 ... ... 200 686

Banten dalam Angka 2010

159

SOCIAL

CHAPTER V

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.6

Wilayah Kerja Kabupaten/Kota Work Area Regency/City (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Jenis Akta / Produksi (Jumlah Akta) Kind of Acta / Production (Total Acta) APDP (9) APHT (10) SK.MHT (11) Jumlah / Total (12)

100 100

900 670 14 000 3 530

900 550 14 050 3 500

4 235 3 900 77 204 23 920

20 ... ... 220 -

7 900 1 300 ... ... 28 300 24 961

9 400 2 600 ... ... 31 000 21 345

33 080 6 381 ... ... 148 720 144 471

Sumber / Source : Badan Pertanahan Nasional / National Land Agency Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

160

Banten in Figures 2010

BAB V

SOSIAL

Tabel 5.6.7 Table

Banyaknya Penerbitan Surat Ijin Mengemudi (SIM) oleh Kepolisian Daerah Banten, 2009 Number of Driving Licences Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2009

Jenis SIM Kind of Driving Licences (1) 1. SIM C 2. SIM A 3. SIM B - I 4. SIM B - II Jumlah / Total 2008 2007 2006 2005

Perpanjangan SIM Add (2) 17 652 10 181 996 943 29 772 15 147 15 147 18 494 44 300

SIM Baru New (3) 37 787 17 092 2 150 737 57 766 53 687 64 068 58 602 23 174

Jumlah Total (4) 55 439 27 273 3 146 1 680 87 538 78 283 79 215 77 096 67 474

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province

Banten dalam Angka 2010

161

SOCIAL

CHAPTER V

Tabel 5.6.8 Table

Banyaknya Penerbitan STNK oleh Kepolisian Daerah Banten, 2009 Total of Vehicle Registered Number (URM) Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2009

Bulan Month (1) Januari / January Pebruari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October Nopember / November Desember / December Jumlah / Total 2008 2007 2006 2005

Kendaraan Baru New Car (2) 6 265 5 168 5 518 5 974 5 918 7 306 8 217 9 009 7 557 9 960 7 388 8 809 87 089 94 947 75 037 67 720 80 089

Balik Nama Transfer Duties (3) 345 325 319 336 408 363 405 419 320 464 476 380 4 560 2 711 -

Pindah Daerah Moved to Another Place (4) 334 401 406 530 485 475 402 444 251 442 470 401 5 041 4 489 2 136 2 086 2 177

Hilang/ Salinan Lost /Copy (5) 64 60 42 49 76 82 65 78 62 94 72 25 769 547 11 019

Pengesahan New Printing Legalization (6) 17 607 16 431 13 252 14 869 17 491 20 074 21 754 18 318 19 658 20 634 20 538 21 150 221 776 188 297 32 251 157 529 32 700

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province

162

Banten in Figures 2010

6
PERTANIAN
Agriculture

BAB VI

PERTANIAN

Penjelasan Teknis 1. Pengumpulan data Statistik Pertanian (SP) diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian. 2. Data pokok tanaman pangan yang dikumpulkan adalah luas panen dan produktivitas (hasil per hektar). Produksi tanaman pangan merupakan hasil perkalian antara luas panen dengan produktivitas. Data tanaman pangan mencakup padi dan palawija (jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar). Pengumpulan data luas panen dilakukan setiap bulan oleh Mantri Pertanian/Kepala Cabang Dinas Kecamatan (KCD) dan dilaporkan dengan formulir Statistik Pertanian (SP). Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan area kecamatan di seluruh wilayah Indonesia. Pengumpulan data luas panen di tingkat kecamatan tersebut didasarkan pada hasil pengumpulan data dari seluruh desa/kelurahan di kecamatan bersangkutan. Pengumpulan data produktivitas tanaman pangan dilakukan melalui Survei Ubinan dengan menggunakan formulir SUB-S. Periode pengumpulan data dilakukan setiap subround (caturwulan/empat bulanan) dengan petugas lapangan adalah Mantri Statistik (Koordinator Statistik Kecamatan) / KSK dan KCD.

Technical Notes 1. Agricultural Survey is carried out by the BPS Statistics Indonesia in cooperation with the Directorate General of Food Crops, The Ministry of Agriculture.

2. The main food crops data collected consists of area harvested and productivity (yield per hectare). Food crops production is generated byarea harvested multiply by productivity. Food crops data covers paddy and secondary food crops (maize, soybeans, peanuts, cassava, and sweet potatoes). The area harvested data is collected every month by the Agriculture Extension Workers (called KCD for Kepala Cabang Dinas) and reported in Agriculture Statistics Form. Data collection is conducted by sub district area approach in all over Indonesia. Area harvested in each sub district is estimated based on the area harvested in each village in the sub district. Food crops productivity (yield per hectare) data are collected through the Crop Cutting Survey using SUB-S form. The data collection is conducted in every sub round (four monthly) with Sub District Statistics Coordinator (called KSK for Koordinator Statistik Kecamatan) and KCD as the enumerator.

Banten dalam Angka 2010

165

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Pengumpulan data produktivitas tanaman pangan dilakukan secara sampel melalui survei ubinan dengan pendekatan rumah tangga. Metode pengumpulan data produktivitas menggunakan metode pengukuran langsung pada plot ubinan yang berukuran 2 m x 2 m. Pengumpulan data produktivitas dilakukan sesuai dengan waktu panen petani. 3. Produksi padi mencakup padi sawah dan padi ladang. Kualitas produksi padi dan palawija adalah: gabah kering giling (padi), pipilan kering (jagung), biji kering (kedelai dan kacang tanah), dan umbi basah (ubi kayu dan ubi jalar).

The productivity is collected by sampling method through crop cutting survey with household approach. The measurement is conducted directly in 2 m x 2 m crop cutting plot. The productivity measurement is conducted at the time farmers do harvest.

3. The production of paddy covers the production of wet land rice and dry land rice. Production of rice and secondary crops are presented in form of : dry unhusked rice (paddy), dry loose maize (maize), dry shells crops (soybeans and peanuts) and fresh roots (cassava and sweet potatoes). 4. The Agricultural Survey for Horticulture (SPH) is carried out by the BPS-Statistics Indonesia in cooperation with the Directorate General of Horticulture, The Ministry of Agriculture. 5. The method used in this survey is complete enumeration for all of districts in Indonesia and reported monthly for SPH-SBS and quarterly for SPH-BST, SPH-TBF, SPH-TH by agriculture extension services.

4. Survei Pertanian Hortikultura (SPH) diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Direktorat Jendral Hortikultura, Kementrian Pertanian.

5. Metode yang digunakan dalam survei ini adalah metode pencacahan lengkap terhadap seluruh kecamatan di Indonesia dan dilaporkan secara rutin bulanan untuk data tanaman sayuran dan buah-buahan semusim dan triwulanan untuk tanaman buahbuahan dan sayuran tahunan oleh mantri tani/KCD.

166

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

6. Tanaman sayuran dan buah-buahan semusim. a. Tanaman sayuran semusim adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral dan lainlain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun, bunga, buah dan umbinya, yang berumur kurang dari satu tahun. b. Tanaman buah-buahan semusim adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral dan lainlain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa buah, berumur kurang dari satu tahun, tidak berbentuk pohon/ rumpun tetapi menjalar dan berbatang lunak. 7. Tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan. Tanaman buah-buahan tahunan adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral dan lainlain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa buah dan merupakan tanaman tahunan. Tanaman sayuran tahunan adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun dan atau buah yang berumur lebih dari satu tahun.

6. Seasonal vegetables and fruit plants. a. Seasonal vegetables plants are plants which are the sources of vitamin, mineral salt, etc, consumed from the part of the plant in the form of leaf, flower, fruit and root with the age of less than one year. b. Seasonal fruits plants are plants which are the sources of vitamin, mineral salt, etc, consumed from the part of the plant in the form of fruits. These plants are creeps with the age of less than one year.

7. Annual fruit and vegetable plants. Annual fruits plants are plants which are the sources of vitamin, contained mineral salt, etc, consumed from the part of plant in the form of fruits and more than one year of age. Annual vegetable plants are plants which are the sources of vitamin, contained mineral salt, etc, consumed from the part of the plant in the form of vegetable and more than one year of age.

8. Tanaman biofarmaka. Tanaman biofarmaka adalah tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetik dan kesehatan yang dikonsumsi atau digunakan dari bagian-bagian tanaman seperti daun, batang, buah, umbi (rimpang) ataupun akar.

8. Medicinal plants. Medicinal plants are plants which are usefull for medicine. It is consumed from parts of the plants such as leaf, flower, fruit, tubber and root.

Banten dalam Angka 2010

167

AGRICULTURE

CHAPTER VI

9. Tanaman hias. Tanaman hias adalah tanaman yang mempunyai nilai keindahan baik bentuk, warna daun, tajuk maupun bunganya, sering digunakan untuk penghias pekarangan dan lain sebagainya. 10. Data yang dikumpulkan dalam SPH mencakup : data tentang luas penanaman, luas panen (untuk buah-buahan tahunan adalah banyaknya tanaman yang menghasilkan), produksi, luas rusak, luas tanaman akhir dan harga jual petani. 11. Luas panen adalah luas tanaman sayuran, buah-buahan, biofarmaka dan tanaman hias yang diambil hasilnya/dipanen pada periode pelaporan. 12. Luas panen untuk tanaman sayuran : luas tanaman yang dipanen sekaligus/habis/dibongkar dan luas tanaman yang dipanen berkali-kali (lebih dari satu kali)/ belum habis. Tanaman yang dipanen sekaligus/habis/dibongkar adalah tanaman yang sehabis panen langsung dibongkar/ dicabut, terdiri dari bawang merah, bawang putih, bawang daun, kentang, kol/kubis, kembang kol, petsai/sawi, wortel, lobak dan kacang merah.

9.

Ornamental plants. Ornamental plants are plants which have a beauty value, either in shape, colour of leaf or crown of flower, and they are often used as a yard decorator.

10. Agriculture Survey collects the information on the planted area, harvested area (for annual vegetables the number of planted), production, damaged area, plant area in the end of month, and price on the farm-gate level.

11. Harvested area is vegetable, fruit, medicinal and ornamental plant of crop harvested during the period of report.

12. Harvested area of vegetables : entirely plant harvested (demolished) and plant harvested several times (undemolished). Entirely plants harvested (demolished) are plants usually harvested once and demolished to be substituted by other plants, consisting of : shallots, garlic, leeks, potato, cabbage, cauli flower, mustard green, carrots, chinese radish and red kidney beans.

168

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tanaman yang dipanen berkalikali (lebih dari satu kali) / belum habis adalah tanaman yang pemanenannya lebih dari satu kali dan biasanya dibongkar apabila panenan terakhir sudah tidak memadai lagi, terdiri dari : kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, jamur, tomat, terung, buncis, ketimun, labu siam, kangkung, bayam, melon, semangka dan blewah. 13. Produksi adalah hasil menurut bentuk produk dari setiap tanaman sayuran, buah-buahan, biofarmaka dan tanaman hias yang diambil berdasarkan luas yang dipanen pada bulan/triwulan laporan.

Plants harvested several times (undemolished) are plants usually harvested more than once and demolished in the case that the last harvest was economically not profitable. They consist of : yard long beans, chili, small chili, mushroom, tomatoes, egg plant, frech beans, cucumber, pumpkin/ chajota, swampcabbage, spinach, melon, watermelon and blewah.

13. Production is the standard production quantity form of vegetable, fruit, medicinal and ornamental plant based on harvested area reported monthly/ quarterly.

14. Data statistik perkebunan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten.

14. Data on estate are secondary data aquired from from the Office of Forestry and Estate Service of Banten Province.

15. Data statistik kehutanan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten dan Perum Perhutani Unit III Banten.

15. Forestry statistics are secondary data obtained from the Office of Forestry and Estate Service of Banten and Perum Perhutani Unit III Banten.

Banten dalam Angka 2010

169

AGRICULTURE

CHAPTER VI

16. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang berupa hutan, yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Hal ini untuk menjamin kepastian hukum mengenai status kawasan hutan, letak batas dan luas suatu wilayah tertentu yang sudah ditunjuk menjadi kawasan hutan tetap. Kawasan hutan Indonesia ditetapkan oleh Menteri Kehutanan dalam bentuk Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi. Penunjukan Kawasan Hutan ini disusun berdasarkan hasil pemaduserasian antara Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK). Penunjukan kawasan hutan mencakup pula kawasan perairan yang menjadi bagian dari Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA). 17. Berdasarkan Undang-Undang No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, kawasan hutan dibagi ke dalam kelompok Hutan Konservasi, Hutan Lindung, dan Hutan Produksi. 18. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.

16. Forest Area is a specific territory of forest ecosystem determined and or decided by the government as a permanent forest. Such decision is important to maintain the size of forest area and to ensure its legitimation and boundary demarcation of permanent forest. Indonesian forest area is determined by the Minister of Forestry in the format of Ministerial Decree on the Designation of Provincial Forest Area and Inland Water, Coastal and Marine Ecosystem The designation of Forest Area is formulated based on integrated and harmonized of Provincial Spatial Planning (RTRWP) and Forest Land Use by Concensus (TGHK). The designation of forest area in some cases also cover inland water, coastal and marine ecosystem that may become part of Sanctuary Reserve Area (KSA) and Nature Conser-vation Area (KPA). 17. In accordance to the Act on Forestry No. 41/1999, forest area is categorized as Conservation Forest, Protection Forest and Production Forest.

18. Conservation forest is a forest area having specific characteristic established for the purposes of conservation of animal and plant species and their ecosystem.

170

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

19. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. 20. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan produksi terdiri dari Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT), dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi. 21. Data statistik peternakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten. 22. Data statistik perikanan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten. Statistik perikanan dibedakan atas data Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya. Perikanan Tangkap diklasifikasikan atas penangkapan ikan di laut dan penangkapan ikan di perairan umum. Perikanan Budidaya diklasifi-kasikan atas jenis budidaya yaitu budidaya laut, tambak, kolam, karamba, jaring apung dan sawah.

19. Protection Forest is a forest area designated to serve life support system, maintain hydrological system, prevent of flood, erotion control, seawater intrusion, and maintain soil fertility.

20. Production forest is a forest area designated mainly to promote sustainable forest production. Production forest is classified as permanent production forest, limited production forest, and convertible production forest.

21. Livestock statistics are secondary data obtained from the Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province. 22. Fishery Statistics are secondary data obtained from the Office of Marine and Fishery Service of Banten Province. Fishery statistics are categorized into two: capture fisheries and aquaculture. Capture fisheries are further classified into: marine capture fisheries and inland open water capture fisheries. Aquaculture are further classified into several types of culture : marine culture; brackish water pond; fresh water pond; cage; floating net and fish breeding in paddy fields.

Banten dalam Angka 2010

171

AGRICULTURE

CHAPTER VI

6.1. Tanaman Pangan Tanaman pangan terutama padi/ beras menjadi komoditas yang sangat strategis karena merupakan bahan makanan pokok bagi bangsa Indonesia. Sehingga peningkatan kinerja pertanian tanaman pangan menjadi salah satu andalan untuk menjaga, memelihara dan meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia. Produksi padi di Banten sendiri pada tahun 2009 adalah sebesar 1,85 juta ton gabah kering giling (GKG), meningkat sebesar 0,03 juta ton atau sebesar 1,70 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya peningkatan luas panen sebesar 0,97 persen yang sepertinya disebabkan oleh meningkatnya indeks penanaman sebagai akibat relatif lebih meratanya jumlah hari hujan setiap bulanya pada tahun 2009 bila dibandingkan dengan tahun 2008. Disamping itu, adanya program bantuan benih unggul yang berasal dari program SLPTT (Sekolah Lapang Pertanian Tanaman Terpadu), CBN (Cadangan Benih Nasional), dan BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul), membuat produktivitas padi meningkat yaitu dari 50,14 kw/ha di tahun 2008 menjadi 50,50 kw/ha pada tahun 2009. Sementara itu, dari 6 (enam) jenis komoditas tanaman palawija,hanya komoditas ubi kayu saja yang mengalami penurunan produksi, yaitu dari 115,60 ribu ton pada tahun 2008

6.1. Food Crops Food crops, especially paddy / rice became strategic commodity because it is staple food for the nation of Indonesia. So that the performance improvement of food crops is being one key in maintaining, preserving, and enhancing food security in Indonesia.

Paddy production of Banten in 2009 amounted to 1.85 million tons of dry milled grain (DUP), increased by 0.03 million tons or 1.70 percent compared with previous year. The increase occurred because of an increase in harvested area by 0.97 percent caused by increasing rice cultivation indices because the number of rainy days per month which is relatively more evenly distributed in 2009 compared to 2008.

In addition, the existence of seed aid programs originating from SLPTT programs (School of Integrated Field Crops), CBN (National Seed Reserves), and BLBU (Help Seed Superior) causes the productivity of paddy increased from 50.14 kw / ha in in 2008 to 50.50 kw / ha in 2009.

Meanwhile, out of 6 (six) types of commodity crops, only cassava production decreased, from 115.60 thousand tons in 2008 to 105.62 thousand tonnes in 2009. Meanwhile,

172

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

menjadi 105,62 ribu ton di tahun 2009. Sedangkan, komoditas tanaman jagung; kacang kedelai; kacang tanah; kacang hijau dan ubi jalar, justru mengalami peningkatan produksi masing-masing dari 20,17 ribu ton; 6,45 ribu ton; 16,32 ribu ton; 1,907 ribu ton dan 33,79 ribu ton di tahun 2008 menjadi sebesar 27,08 ribu ton;15,89 ribu ton; 19,78 ribu ton; 1,911 ribu ton dan 34,55 ribu ton. 6.2. Tanaman Hortikultura Seperti provinsi lainnya di Pulau Jawa, Banten juga mempunyai berbagai jenis tanaman hortikultura yang bisa dimanfaatkan untuk konsumsi atau keperluan lainnya. Pada tahun 2009, terdapat 3 (tiga) komoditas tanaman sayuran semusim dengan jumlah produksi relatif cukup banyak yaitu ketimun; kacang panjang dan petsai/sawi, dengan produksi masing-masing sebesar 21,25 ribu ton; 13,66 ribu ton dan 11,91 ribu ton. Bila dibandingkan dengan tahun 2008, ketimun dan kacang panjang mengalami penurunan produksi masingmasing sebesar 21,24 persen dan 13,28 persen, sedangkan petsai/sawi justru mengalami peningkatan produksi sebesar 13,14 persen. Disamping itu, Provinsi Banten juga mempunyai tanaman buah-buahan semusim unggulan dan berkualitas ekspor yaitu buah melon yang terkonsentrasi di Kota Cilegon, yang pada tahun 2009 ini produksinya mengalami peningkatan yang signifikan dari hanya 0,09 ribu ton di tahun 2008 menjadi sebanyak 0,46 ribu ton pada tahun 2009.

maize, soya beans, peanuts, green beans and sweet potatoes, have increased their own production of 20.17 thousand tons, 6.45 thousand tons; 16.32 thousand tons; 1.907 thousand tons and 33.79 thousand tons in the year 2008 amounted to 27.08 thousand tons; 15.89 thousand tons; 19.78 thousand tons; 1.911 thousand tonnes and 34.55 thousand tonnes.

6.2. Horticulture Like other provinces in Java, Banten also have different types of horticulture crops that can be used for consumption or other purposes.

In 2009, there are 3 (three) annual vegetable crops with relatively considerable amount of production of cucumbers, green beans and mustard greens, with each production amounted to 21.25 thousand tons; 13.66 and 11.91 thousand tonnes thousand tons. Compared to 2008, cucumbers and bean production decreased respectively by 21.24 percent and 13.28 percent, while the mustard greens have increased production by 13.14 percent. In addition, Banten province also has a seasonal fruit crops and export quality seed of a melon which is concentrated in Cilegon, which in 2009 was a significant production increased from only 0.09 thousand tons in 2008 to as much as 0.46 thousand tons in 2009.

Banten dalam Angka 2010

173

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Potensi tanaman sayuran dan buahbuahan tahunan di Banten juga terlihat cukup besar. Komoditas tanaman buah-buahan yang tertinggi produksinya adalah tanaman pisang yang pada tahun 2009 ini tercatat sebesar 194,84 ribu ton, lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 114,47 ribu ton. Buah durian asal Banten sendiri yang kelezatannya sudah terkenal luas, produksinya pada tahun 2009 ini mengalami peningkatan sebesar 20,96 persen hingga menjadi 28,15 ribu ton. Sedangkan, komoditas tanaman melinjo yang hasilnya kebanyakan digunakan untuk industri emping melinjo yang merupakan makanan khas Banten, pada tahun 2009 mempunyai produksi sebesar 25,10 ribu ton, lebih Rendah bila dibandingkan dengan produksinya pada tahun 2008 yang mencapai 26,05 ribu ton. Sementara itu, untuk jenis tanaman obat-obatan, yang terbanyak produksinya adalah laos; jahe; kunyit dan kencur dengan produksi masingmasing sebanyak 1,79 ribu ton; 1,67 ribu ton; 1,18 ribu ton dan 0,77 ribu ton. Sedangkan untuk jenis tanaman hias, tanaman budi daya anggrek merupakan tanaman dengan produksi terbanyak yaitu mencapai 1,45 juta tangkai, dengan sentra produksi di Kota Tangerang Selatan.

Potential of vegetable crops and fruits annually in Banten were also seen quite large. Fruit crops with banana plants as the highest production of fruit was recorded at 194.84 thousand tonnes in 2009, higher than the previous year that is only 114.47 thousand tons. Banten durian fruit has been widely known with its delicious, increased by 20.96 percent to 28.15 thousand tonnes of production in 2009. Meanwhile, melinjo plants that are often used for industrial raw materials melinjo chips which is known as typical food of Banten, has amounted to 25.10 thousand tonnes of production in 2009, lower than in 2008 which reached 26.05 thousand tonnes of production.

Meanwhile, the drug crop production was the most laos, ginger, turmeric and kencur each as much as 1.79 thousand tons; 1.67 thousand tons, 1.18 tons and 0.77 thousand tons. While for most ornamental plant production is the cultivation of orchids which reached 1.45 million stems, with production centers in Tangerang Selatan Municipality.

174

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

6.3. Perkebunan Perusahaan perkebunan besar milik negara di Banten yang mayoritas terletak di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, pada tahun 2009 mengusahakan komoditas tanaman karet, kelapa dan kelapa sawit dengan luas areal untuk masing-masing tanaman tersebut adalah 1.500 hektar, 54 hektar, 8.429 hektar. Produksi yang dihasilkan oleh masing-masing tanaman tersebut adalah 1.301 ton, 26 ton, dan 16.287 ton. Sedangkan, Perusahaan Perkebunan Besar Swasta di Banten pada tahun 2009 hanya mengusahakan komoditas tanaman kakao dan karet, dengan luas areal dan produksi untuk masingmasing jenis tanaman tersebut adalah 1.022 hektar dan 568 ton serta 4.668 hektar dan 3.253 ton. Sementara itu, hasil produksi Perkebunan Rakyat untuk komoditas tanaman karet, kelapa, kopi, kakao dan aren, pada tahun 2009 tercatat masingmasing sebesar 6.445 ton, 57.082 ton, 2.809 ton, 1.873 ton dan 1.645 ton.

6.3. Estate Large state-owned plantation company in Banten, majority located in Pandeglang and Lebak regency, in 2009 effort commodity rubber, coconut and oil palm acreage for each crop is 1,500 hectares, 54 hectares, 8,429 hectares. These plants produce respectively 1,301 tons, 26 tons, and 16,287 tons.

Meanwhile, Large Private Plantation Companies in Banten is only getting crops of cocoa and rubber in 2009, with acreage and production for each type of plant is 1,022 hectares and 568 hectares and 4,668 tons and 3,253 tons.

Meanwhile, Smallholder production of commodity crops for rubber, coconut, coffee, cocoa and palm, in 2009 was recorded respectively for 6,445 tons, 57,082 tons, 2,809 tons, 1,873 tons and 1,645 tons.

6.4. Kehutanan Luas hutan produksi dan hutan produksi terbatas di Banten pada tahun 2009 tercatat masing-masing seluas 41.153 hektar dan 28.113 hektar. Dimana, untuk hutan produksi 64 persennya terletak di Kabupaten Pandeglang dan 68 persen hutan produksi terbatas terletak di Kabupaten Lebak.

6.4. Forestry Area of production forest and limited production forests in Banten in 2009 was recorded respectively 41,153 hectares and 28,113 hectares. In which, about 64 percent of production forests located in Pandeglang and 68 percent of limited production forest was situated in Lebak regency.

Banten dalam Angka 2010

175

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Produksi kehutanan pada tahun 2009 adalah kayu jati sebanyak 24.296 m3 senilai 49 milyar rupiah dan kayu rimba sebanyak 36.716 m3 dengan nilai 13 milyar rupiah. Apabila dibandingkan dengan keadaan pada tahun sebelumnya, untuk produksi kayu jati terjadi penambahan sebanyak 7.920 m3 dengan nilai 16 milyar rupiah dan sebaliknya untuk kayu rimba justru mengalami penurunan produksi sebanyak 10.286 m3 senilai 4 milyar rupiah.

Forestry production in 2009 was 24,296 m3 of teak with a value of 49 billion dollars and as many as 36,716 m3 of timber forests with a value of 13 billion rupiah. When compared to the previous year, for the production of teak wood, there was an increase of 7,920 m3 or a value of 16 billion rupiah and vice versa for forest timber production decreased by as much as 10,286 m3 with a value of four billion dollars.

6.5. Peternakan Hingga tahun 2009, tercatat populasi ternak kerbau mendominasi populasi ternak besar dengan jumlah populasi sebanyak 151.976 ekor. Dominasi ternak kerbau sepertinya lebih disebabkan karena jenis ternak ini juga digunakan untuk kepentingan usaha pertanian tanaman padi, yaitu untuk keperluan pengelolaan tanah. Populasi sapi potong dan sapi perah sendiri pada tahun 2009 masingmasing hanya sebanyak 73.515 ekor dan 15 ekor saja. Sementara itu, kambing dan domba pada tahun 2009 masih mendominasi kelompok ternak kecil dengan populasi masing-masing sebanyak 800.777 ekor dan 617.924 ekor. Sedangkan populasi ternak unggas, seperti ayam buras atau ayam kampung, ayam ras petelur, ayam ras pedaging dan itik pada tahun 2009 tercatat masing-masing sebanyak 9,7 juta ekor; 4,8 juta ekor; 31,8 juta ekor dan 1,7 juta ekor.

6.5. Livestock Until 2009, recorded buffalo population dominates a large livestock population with 151,976 of population. The dominance of buffaloes more likely caused by type of livestock is also used for rice farming interests, which is for purposes of land management. The population of beef cattle and dairy cows in the year 2009 were each only 73,515 heads and 15 heads only.

Meanwhile, goats and sheep in the year 2009 still dominates the small group of cattle with their respective populations as much as 800,777 heads and 617,924 heads. While the poultry population, such as free-range chicken or chicken, layer, broiler and duck in the year 2009 carrying each of 9.7 million head of poultry; 4.8 million head of poultry; 31.8 million heads of poultry and 1.7 million heads of poultry.

176

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

6.6. Perikanan Produksi ikan di Banten pada tahun 2009 tercatat sebesar 89,05 ribu ton. Dimana, sekitar 62,74 persennya atau 55,87 ribu ton berasal dari hasil penangkapan, terutama hasil tangkapan ikan laut yang mencapai 55,14 ribu ton. Sisanya, yaitu sekitar 37,26 persen atau 33,18 ribu ton berasal dari budidaya perikanan, dimana budidaya tambak ikan penyumbang terbesar dengan perolehan sebanyak 14,94 ribu ton. Adapun armada penangkapan ikan laut pada tahun 2009 berjumlah 5.830 buah yang terdiri dari 4.198 motor tempel, 1.170 kapal motor dan perahu layar berbagai ukuran sebanyak 95 buah. Sementara luas areal budidaya ikan pada tahun 2009 mencapai 11,86 hektar, dimana budidaya terbesar dilakukan di sawah dengan luas 5,57 hektar dan terkecil pada jaring terapung seluas 0,72 hektar.

6.6. Fishery Fish production in Banten amounted to 89.05 thousand tons in 2009. In which, approximately 62.74 percent or 55.87 thousand tons coming from the arrests, particularly marine fish catch reached 55.14 thousand tons. The rest, ie approximately 37.26 percent or 33.18 thousand tons came from aquaculture, where fish farming ponds as the largest contributor to the acquisition of 14.94 thousand tons.

The marine fishing fleet in the year 2009 amounted to 5,830 units consisting of 4,198 outboard motor, 1,170 motor boats and sailboats of various sizes as many as 95 pieces. While fish farming area in the year 2009 reached 11.86 hectare, which is the largest conducted in paddy cultivation with an area of 5.57 hectare and the smallest in floating net area of 0.72 hectare.

Banten dalam Angka 2010

177

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Grafik 6.1 Luas Panen dan Produksi Padi (Padi Sawah dan Padi Ladang) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Figure Harvested Area and Production of Paddy (Wetland and Dryland) by Regency/Municipality in Banten Province, 2009
(ha) 120 000 100 000 80 000 365 217 60 000 40 000 20 000 71 398 0
Kab. Pandeglang Kab. Lebak

(ton) 600 000 523 460 446 484 420 329 500 000 400 000 300 000 200 000 100 000 8 810 12 279
Kota Serang

1 031 0
Kota Tangsel

Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Tangerang Kota Cilegon

Luas Panen / Harvested Area (ha)

Produksi / Production (ton)

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 6.2 Figure

Jumlah Pohon dan Produksi Melinjo di Provinsi Banten, 2009 Number of Trees and Production of Melinjo (Genetum Gnemon) in Banten Province, 2009
(ton) 26 200 26 051 26 000 25 800 25 600 25 400

(pohon/tree) 800 000 790 000 780 000 770 000 760 000 750 000 787 533 740 000 730 000
2008 2009

25 102

25 200 25 000 24 800 24 600

752 969

Jumlah Pohon / Number of Trees

Produksi / Production (ton)

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

178

Banten in Figures 2010

BAB VI Grafik 6.3 Persentase Luas Areal Tanaman Karet Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009 Figure Percentage of Rubber Estate Area by Ownership in Banten Province, 2009

PERTANIAN

Perkebunan Besar Swasta / Private Large Estate Crops 21,12% Perkebunan Rakyat / Smallhoder Estate Crops 72,09% Perkebunan Besar Negara / National Large Estate Crops 6,79%

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Grafik 6.4 Figure

Produksi Kayu Jati dan Rimba di Provinsi Banten (m3), 2005-2009 Production of Jati and Rimba Woods in Banten Province (m3), 2005-2009

60 000

50 000

Kayu Jati / Jati Wood Kayu Rimba / Rimba Wood

40 000

30 000 50 732 20 000 25 884 10 000 13 944 0 2005 2006 2007 2008 2009 14 780 8 116 16 376 10 050 24 296 47 002 36 716

Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar Banten

Banten dalam Angka 2010

179

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Grafik 6.5 Produksi Telur Unggas di Provinsi Banten (ton), 2009 Figure Production of Poultry Eggs in Banten Province (ton), 2009

50 000 45 000 40 000 35 000 30 000 25 000 20 000 15 000 10 000 5 000 0 Ayam Buras / Native Chicken Ayam Ras Petelur / Layer Itik / Duck 1 755 4 724 4 869 8 740 42 950 43 620 2008 2009

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

Grafik 6.6 Figure

Persentase Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Budidaya di Provinsi Banten, 2009 Production Percentage of Fish Culture Households by Type of Culture in Banten Province, 2009

Kolam / Fresh Water Pond 28,27%

Sawah / Paddy Field 11,22%

Karamba / Cage 0,05%

Tambak / Brackish Water Pond 45,03%

Budidaya Laut / Maritim Culture 13,51% Jaring Terapung / Floating Cage Net 1,92%

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

180

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

6.1 PERTANIAN TANAMAN PANGAN FOOD CROPS Tabel Table 6.1.1 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity, and Production of Food Crops in Banten Province, 2008-2009

2008 Jenis Tanaman Crops

2009

Luas Panen ProdukLuas Panen ProdukProduksi Produksi tivitas Harvested Harvested tivitas Production Production Area Area Productivity Productivity (ton) (ton) (ha) (ha) (kw/ha) (kw/ha) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

(1) Padi / Paddy 1. Padi Sawah Wetland Paddy 2. Padi Ladang Dryland Paddy 3. Padi (sawah+ladang) Paddy (Wet+Dryland)

326 776 35 861 362 637

52,36 29,91 50,14

1 710 894 107 272 1 818 166

332 776 33 362 366 138

52,32 32,39 50,50

1 740 952 108 056 1 849 008

Palawija / Other Food Crops 1. Jagung Maize 2. Kedelai Soybeans 3. Kacang Tanah Peanuts 4. Kacang Hijau Mungbeans 5. Ubi Kayu Cassava 6. Ubi Jalar Sweet Potatoes 6 288 4 975 12 299 2 179 8 271 2 884 32,08 12,97 13,27 8,75 139,75 117,17 20 169 6 452 16 319 1 907 115 591 33 792 8 425 12 198 12 971 2 280 7 407 2 942 32,15 13,02 15,25 8,38 142,60 117,43 27 083 15 887 19 782 1 911 105 621 34 549

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

181

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Tabel Table

6.1.2

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Paddy by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

2008 Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2009

Luas Panen ProdukLuas Panen ProdukProduksi Produksi Harvested tivitas Harvested tivitas Production Production Area Productivity Area Productivity (ton) (ton) (ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten
1)

111 824 84 125 75 993 86 767

48,32 49,39 51,93 51,55

540 284 415 487 394 610 447 256

106 992 89 607 70 115 81 375

48,93 49,83 52,09 51,65

523 460 446 484 365 217 420 329

1 480 2 448 ... ... 362 637

52,36 52,21 ... ... 50,14

7 749 12 780 ... ... 1 818 166

1 684 2 351 13 815 199 366 138

52,32 52,23 51,68 51,82 50,50

8 810 12 279 71 398 1 031 1 849 008

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008 Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008 Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 Including The Municipality of Serang in 2008

182

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel Table

6.1.3

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Maize by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

2008 Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2009

Luas Panen ProdukLuas Panen ProdukProduksi Produksi Harvested tivitas Harvested tivitas Production Production Area Productivity Area Productivity (ton) (ton) (ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten
1)

2 042 1 762 297 2 114

32,08 32,08 32,08 32,08

6 551 5 652 953 6 782

3 219 2 180 209 2 241

32,15 32,15 32,15 32,15

10 348 7 008 672 7 204

4 69 ... ... 6 288

32,08 32,08 ... ... 32,08

13 221 ... ... 20 169

3 27 488 58 8 425

32,15 32,15 32,15 32,15 32,15

10 87 1 569 185 27 083

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008 Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008 Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 Including The Municipality of Serang in 2008

Banten dalam Angka 2010

183

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Tabel Table

6.1.4

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Soybeans by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

2008 Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2009

Luas Panen ProdukLuas Panen ProdukProduksi Produksi Harvested tivitas Harvested tivitas Production Production Area Productivity Area Productivity (ton) (ton) (ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten

4731 225 19

12,97 12,97 12,97

6136 292 25

10 343 1 628 9 217

13,02 13,02 13,02 13,02

13 471 2 120 12 283

1 4 975

13,02 12,97

1 6 452

1 12 198

13,02 13,02

1 15 887

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

184

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel Table

6.1.5

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Peanuts by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

2008 Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2009

Luas Panen ProdukLuas Panen ProdukProduksi Produksi Harvested tivitas Harvested tivitas Production Production Area Productivity Area Productivity (ton) (ton) (ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten
1)

984 650 317 7 610

13,27 13,27 13,27 13,27

1 306 863 421 10 098

845 594 172 6 383

15,25 15,25 15,25 15,25

1 289 906 263 9 735

2 738 ... ... 12 299

13,27 ... ... 13,27

3 633 ... ... 16 319

2 897 1 963 117 12 971

15,25 15,25 15,25 15,25

4 418 2 994 178 19 782

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008 Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008 Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 Including The Municipality of Serang in 2008

Banten dalam Angka 2010

185

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Tabel Table

6.1.6

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Hijau Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Mungbeans by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009
2008 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Luas Panen ProdukLuas Panen ProdukProduksi Produksi Harvested tivitas Harvested tivitas Production Production Area Productivity Area Productivity (ton) (ton) (ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang 1) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten

1 075 183 24 851

8,75 8,75 8,75 8,75

941 160 21 745

1 333 278 1 459

8,38 8,38 8,38 8,38

1 117 233 1 385

46 ... 2 179

8,75 ... 8,75

40 ... 1 907

5 99 105 2 280

8,38 8,38 8,38 8,38

4 83 88 1 911

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 Including The Municipality of Serang in 2008

186

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel Table

6.1.7

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Cassava by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

2008 Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2009

Luas Panen ProdukLuas Panen ProdukProduksi Produksi Harvested tivitas Harvested tivitas Production Production Area Productivity Area Productivity (ton) (ton) (ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten
1)

1 675 2 251 456 3 734

139,75 139,75 139,75 139,75

23 408 31 458 6 373 52 183

1 636 2 222 300 2 737

142,60 142,60 142,60 142,60

23 329 31 685 4 278 39 029

22 133 ... ... 8 271

139,75 139,75 ... ... 139,75

307 1 859 ... ... 115 591

18 76 283 135 7 407

142,60 142,60 142,60 142,60 142,60

257 1 084 4 035 1 925 105 621

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008 Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008 Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 Including The Municipality of Serang in 2008

Banten dalam Angka 2010

187

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Tabel Table

6.1.8

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Sweet Potatoes by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009
2008 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Luas Panen ProdukLuas Panen ProdukProduksi Produksi Harvested tivitas Harvested tivitas Production Production Area Productivity Area Productivity (ton) (ton) (ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten
1)

644 684 185 1323

117,17 117,17 117,17 117,17

7 546 8 014 2 168 15 502

616 831 115 1 189

117,43 117,43 117,43 117,43

7 234 9 759 1 351 13 963

3 45 ... ... 2 884

117,17 117,17 ... ... 117,17

35 527 ... ... 33 791

25 100 66 2 942

117,43 117,43 117,43 117,43

294 1 174 775 34 549

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note :
1) 2)

Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008 Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008 Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 Including The Municipality of Serang in 2008

188

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

6.2 HORTIKULTURA HORTICULTURE Tabel Table 6.2.1 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran dan Buah-buahan Semusim Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Seasonal Vegetables and Fruits by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009
2008 Jenis Sayuran/Buah Crops 2009

Luas Panen ProdukLuas Panen ProdukProduksi Produksi Harvested tivitas Harvested tivitas Production Production Area Productivity Area Productivity (ton) (ton) (ha) (kw/ha) (ha) (kw/ha) (2) 23 86 1 3 1 881 4 15 3 447 1 170 489 1 164 507 1 053 87 3 702 86 1 913 1 612 11 185 59 (3) 68,70 13,60 60,00 173,33 55,95 25,00 19,33 45,71 38,75 48,88 19,97 54,14 68,68 30,00 72,87 67,09 53,44 32,16 85,45 132,59 124,41 (4) 158 117 6 52 10 525 10 29 15 756 4 534 2 390 2 324 2 745 7 232 261 26 976 577 10 223 5 184 94 2 453 734 (5) 85 112 6 3 1 715 11 8 23 3 208 1 118 629 1 644 561 1 052 152 3 027 102 1 822 1 567 55 164 37 (6) 78,59 30,27 141,67 140,00 69,43 35,45 67,50 17,83 42,59 36,46 37,38 8,46 76,22 59,30 45,20 70,19 50,88 60,84 37,47 83,09 184,51 96,76 (7) 668 339 85 42 11 908 39 54 41 13 664 4 076 2 351 1 391 4 276 6 238 687 21 245 519 11 085 5 872 457 3 026 358

(1) Bawang Merah / Onions Bawang Daun Spring Onions Kentang / Potatoes Kubis / Cabbage Kembang Kol Petsai / Sawi Mustard Green Wortel / Carrots Lobak / Radish Kacang Merah Red Beans Kacang Panjang Long Beans Cabe Besar / Large Chili Cabe Rawit / Chili Jamur / Mushroam *) Tomat / Tomatoes Terung / Eggplants Buncis / String Beans Ketimun / Cucumber Labu Siam / Gourd Kangkung Swamp Cabbage Bayam / Spinach Melon Semangka / Water Melon Blewah

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Luas panen dalam m2 dan produksi dalam kg / Harvested area in m2 and production in kg

Banten dalam Angka 2010

189

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Tabel Table

6.2.2

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran dan Buah-buahan Tahunan Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Annual Vegetables and Fruits by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009
2008 2009

Jenis Sayuran/Buah Crops

ProdukProdukJumlah Jumlah tivitas Produksi tivitas Produksi Pohon Pohon (kg/pohon) Production (kg/pohon) Production Number of Number of Productivity (ton) Productivity (ton) Trees Trees (kg/tree) (kg/tree) (2) 5 132 16 208 34 684 279 424 88 181 64 190 22 566 3 130 388 777 70 627 61 241 53 943 105 183 3 712 819 366 376 180 246 23 244 1 912 35 479 114 862 787 533 169 380 72 956 (3) 82,23 73,79 122,33 83,29 58,86 37,42 43,92 47,28 61,64 33,06 86,95 5,67 46,15 30,83 53,68 4,28 85,27 20,92 27,96 32,59 33,08 37,44 14,13 (4) 422 1 196 4 243 23 274 5 190 2 402 991 148 23 964 2 335 5 325 306 4 854 114 471 19 668 771 1 982 40 992 3 743 26 051 6 342 1 031 (5) 6 596 17 226 18 743 182 128 72 470 55 096 19 425 7 583 257 867 65 696 56 959 40 794 87 324 4 433 363 378 131 287 450 18 849 890 45 714 42 405 752 969 78 650 55 702 (6) 93,54 84,35 76,67 154,57 42,45 56,10 61,62 48,27 93,04 44,55 108,97 9,05 46,50 43,95 62,26 4,85 113,64 53,93 32,31 69,97 33,34 78,14 56,71 (7) 617 1 453 1 437 28 152 3 076 3 091 1 197 366 23 991 2 927 6 207 369 4 061 194 835 23 541 1 394 2 142 48 1 477 2 967 25 102 6 146 3 159

(1) Alpukat / Avocado Belimbing / Star Fruit Duku / Langsat / Kokosan / Lanzon Durian / Durian Jambu Biji / Guava Jambu Air / Common Guava Jeruk Siam / Siam Orange Jeruk Besar Large Orange Mangga / Mango Manggis / Manggis Nangka / Cempedak Nenas / Pineapple *) Pepaya / Papaya Pisang / Banana *) Rambutan Salak / Salacia *) Sawo / Sapodilla Markisa / Konyal / Marcissa Sirsak / Sirsak Sukun / Sukun Melinjo / Melinjo Petai Jengkol

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Satuan tanaman dalam rumpun / Plant units are clump

190

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel Table

6.2.3

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Bio Farmaka Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Medicinal Plants by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009
2008 2009

Jenis Tanaman Crops

Luas Panen ProdukLuas Panen ProdukProduksi Produksi Harvested tivitas Harvested tivitas Production Production Area Productivity Area Productivity (kg) (kg) (m2) (kg/m2) (m2) (kg/m2) (2) 1 573 311 1 817 186 2 897 286 2 311 844 95 892 86 805 36 493 56 141 57 830 31 660 82 063 90 591 13 412 56 682 17 251 (3) 1,03 1,28 1,95 0,74 1,51 1,42 1,47 1,24 0,73 1,13 1,18 3,05 65,05 0,93 1,70 (4) 1 625 095 2 320 358 5 655 532 1 709 811 144 401 123 575 53 715 69 715 42 105 35 711 96 438 276 048 872 394 52 508 29 405 (5) 1 658 665 1 742 518 649 904 1 305 181 95 094 40 994 17 655 18 732 24 360 27 354 62 268 84 676 14 623 18 261 18 633 (6) 1,00 1,03 1,18 0,90 1,19 1,05 1,34 1,57 1,20 2,18 0,29 5,39 14,76 0,76 4,19 (7) 1 665 266 1 786 822 765 962 1 176 279 113 392 43 238 23 668 29 500 29 124 59 545 18 185 456 584 215 788 13 911 78 108

(1) Jahe / Ginger Laos / Lengkuas Kencur Kunyit / Turmeric Lempuyang Temulawak Temuireng Kejibeling Temukunci Dlingo / Dringo Kapolaga / Cardamom Mengkudu / Pace *) Mahkota Dewa *) Sambiloto Lidah Buaya

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Satuan luas adalah pohon / Harvested area is tree

Banten dalam Angka 2010

191

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Tabel Table

6.2.4

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Hias Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Ornamental Plants by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009
2008 2009

Jenis Tanaman Crops

Luas Panen ProdukLuas Panen ProdukProduksi Produksi Harvested tivitas Harvested tivitas Production Production Area Productivity Area Productivity (tangkai) (tangkai) (m2) (tangkai/m2) (m2) (tangkai/m2) (2) 1 573 311 1 817 186 2 897 286 2 311 844 95 892 86 805 36 493 56 141 57 830 31 660 82 063 90 591 55 310 76 679 49 425 54 949 5 033 3 967 19 667 4 157 3 527 11 686 22 257 5 458 (3) 1,03 1,28 1,95 0,74 1,51 1,42 1,47 1,24 0,73 1,13 1,18 3,05 3,57 11,07 8,67 8,13 1,79 1,39 14,48 1,88 1,62 1,69 3,16 0,16 (4) 1 625 095 2 320 358 5 655 532 1 709 811 144 401 123 575 53 715 69 715 42 105 35 711 96 438 276 048 197 413 848 674 428 758 446 808 8 998 5 501 284 754 7 796 5 731 19 692 70 358 852 (5) 85 209 12 181 10 628 6 671 2 352 4 418 1 234 5 332 32 504 2 498 11 471 25 807 10 026 17165 11 496 10 762 1 922 1 380 5 175 1 495 1 620 5 208 8 654 2 028 (6) 17,06 4,09 2,83 2,41 3,45 3,56 2,06 2,44 5,41 2,77 1,02 2,60 7,81 4,30 7,15 62,04 2,56 1,76 22,57 1,58 1,14 2,77 2,37 1,51 (7) 1 453 304 49 864 30 072 16 061 8 110 15 748 2 548 13 020 175 954 6 907 11 738 67 090 78 301 73 751 82 225 667 669 4 911 2 428 116 819 2 362 1 846 14 442 20 490 3 059

(1) Anggrek Anthurium Anyelir Garbera (Hebras) Gladiol Heliconia (Pisangpisangan) Krisan Mawar Sedap Malam Dracaena Melati / Jasmine Palem / Palm 1) Aglonema *) Adenium (Kamboja Jepang) *) Euphorbia *) Phylodendron *) Pakis *) Monstera *) Soka (Ixora) *) Cordyline *) Diffenbahia *) Xansifera (pedangpedangan) *) Anthurium Daun *) Caladium *)

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Luas panen dalam m2 dan produksi dalam kg / Harvested area in m2 and production in kg 1) Satuan luas dan produksi tanaman palem adalah pohon Unit of area harvested and production of palm is tree

192

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

6.3 TANAMAN PERKEBUNAN ESTATE CROPS Tabel Table 6.3.1 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Negara Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of National Large Estate Crops by Types of Crops in Banten Province, 2009

Luas Areal (ha) / Area (ha) Jenis Tanaman Kind of Plants Tanaman Muda Young Crops (2) 79,00 2 621,59 Menghasilkan Produced Crops (3) 1 191,29 54,49 5 807,16 Tanaman Rusak Damage Crops (4) 229,62 -

Produksi / Production Jumlah Quantity (ton) (6) 1 306,92 26,30 16 287,10 Wujud Produksi Type of Products (7) Lump Kopra CPO -

Jumlah Total (5) 1 499,91 54,49 8 428,75 -

(1) 1. Karet Rubber 2. Kelapa Dalam Coconut 3. Kelapa Sawit Palm Oil 4. Teh Tea 5. Kina Cinchona 6. Kakao Cocoa 7. Cengkeh Clove 8. Tebu Sugar Cane

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

193

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Tabel Table

6.3.2

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Private Large Estate Crops by Types of Crops in Banten Province, 2009

Luas Areal (ha) / Area (ha) Jenis Tanaman Kind of Plants Tanaman Muda Young Crops (2) 80,85 737,93 Menghasilkan Produced Crops (3) 836,85 3 041,65 Tanaman Rusak Damage Crops (4) 103,95 887,95 -

Produksi / Production Jumlah Quantity (ton) (6) 1 021,65 4 667,53 568,00 3 253,13 Wujud Produksi Type of Products (7) Biji Kering Lump -

Jumlah Total (5)

(1) 1. Akar Wangi 2. Cengkeh / Clave 3. Kakao / Cocoa 4. Karet / Rubber 5. Kelapa Dalam 6. Kelapa Hibrida 7. Kelapa Sawit Oil Palm 8. Kemiri / Candlenut 9. Kenanga 10. Kina / Cinchona 11. Kopi / Coffee 12. Serehwangi 13. The / Tea 14. Murbai

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

194

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel Table

6.3.3

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Smallholders Estate Crops by Types of Crops in Banten Province, 2009

Luas Areal (ha) Area (ha) Jenis Tanaman Kind of Plants Tanaman MengTanaman Muda hasilkan Rusak Young Produced Damage Crops Crops Crops (2) 1 144,10 1 765,00 11,50 2 650,58 45,50 55,75 1 586,00 13 741,31 76,00 47,25 51,26 1 846,00 1,50 63,55 390,25 52,94 (3) 1 408,30 10 363,00 12,00 7,25 2 375,00 359,70 68,25 12 883,00 78 554,36 371,75 4 345,00 227,75 63,29 6 777,00 6,00 98,50 550,00 429,86 (4) 241,50 3 478,00 6,00 553,10 146,40 3,25 1 462,00 5 460,91 391,15 1 234,55 11,40 2,03 1 242,00 3,00 1,03 111,75 353,53 Jumlah Total (5)

Produksi Production Jumlah Quantity (ton) (6) Wujud Produksi Type of Products (7) Gula merah Bunga kering Rimpang basah Biji mete Biji kering Biji kering Lump Kopra Butiran CPO Biji kering Rimpang basah Berasan Rimpang basah Biji kering Rimpang basah

(1)
1. Aren 2. Cengkeh / Clove 3. Jahe / Ginger 4. Jambu Mete 5. Kakao / Cocoa 6. Kapuk / Kapok 7. Kapulaga / Cardamom 8. Karet / Rubber 9. Kayumanis 10. Kelapa Dalam 11. Kelapa Hibrida 12. Kelapa Sawit 13. Kemiri / Candlenut 14. Kenanga 15. Kencur 16. Kina / Cinchona 17. Kopi / Cofee 18. Kumis Kucing 19. Kunyit 20. Lada / Pepper 21. Laos 22. Mendong

2 793,90 1 644,55 15 606,00 2 765,00 23,50 13,25 5,50 5 578,68 1 873,40 551,60 63,60 127,25 14,30 15 931,00 6 445,23 97 756,58 57 082,40 762,90 89,20 5 655,55 10 910,00 286,40 5,90 116,58 455,90 9 865,00 2 809,45 10,50 1,80 163,08 81,50 1 052,00 348,30 836,33 66,80 -

Banten dalam Angka 2010

195

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Lanjutan Tabel / Continued Table 6.3.3

Luas Areal (ha) Area (ha) Jenis Tanaman Kind of Plants Tanaman MengTanaman Muda hasilkan Rusak Young Produced Damage Crops Crops Crops (2) 4,10 268,90 65,15 (3) 17,10 202,70 103,95 (4) 102,00 32,60 Jumlah Total (5) 21,20 573,60 201,70 -

Produksi Production Jumlah Quantity (ton) (6) 2,90 364,00 49,40 Wujud Produksi Type of Products (7) Biji kering Buah kering -

(1)
23. Pala / Nutmeg 24. Pandan 25. Vanili / Vanilla 26. Pinang / Areca nut 27. Serehwangi 28. Tebu / Sugar cane 29. Teh / Tea 30. Tembakau / Tobacco 31. Akar Wangi

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

196

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel Table

6.3.4

Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Rubber by Ownership in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Perkebunan Rakyat Smallholder Estate Crops

Perkebunan Besar Swasta Private Large Estate Crops

Perkebunan Besar Negara National Large Estate Crops

Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Area Production Area Production Area Production (ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

2 633,00 13 298,00 -

780,40 5 664,83 -

542,55 3 756,83 368,15

585,00 2 374,93 293,20

1 123,41 376,50 -

1 136,60 170,32 -

15 931,00 15 931,00

6 445,23 6 445,23

4 667,53 4 473,23

3 253,13 3 253,13

1 499,91 1 499,91

1 306,92 1 306,92

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

197

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Tabel Table

6.3.5

Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Coconut by Ownership in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Perkebunan Rakyat Smallholder Estate Crops

Perkebunan Besar Swasta Private Large Estate Crops

Perkebunan Besar Negara National Large Estate Crops

Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Area Production Area Production Area Production (ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008 -

42 469,05 19 628,53 11 017,00 19 785,50

23 835,60 12 347,59 5 763,13 12 132,00

54,49 -

26,30 -

2 066,03 938,05 57 082,40 56 256,80

54,49 50,49

26,30 26,30

4 141,00 715,50 97 756,58 95 905,60

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service Banten Province Government

198

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel Table

6.3.6

Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Coffee by Ownership in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Perkebunan Rakyat Smallholder Estate Crops

Perkebunan Besar Swasta Private Large Estate Crops

Perkebunan Besar Negara National Large Estate Crops

Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Area Production Area Production Area Production (ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton) (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008 38,00 9 865,00 9 865,00 31,20 2 809,45 2 809,45 2 960,00 2 030,00 4 837,00 1 485,10 500,15 793,00 (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

199

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Tabel Table

6.3.7

Luas Areal dan Produksi Tanaman Kakao Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Cacao by Ownership in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Perkebunan Rakyat Smallholder Estate Crops

Perkebunan Besar Swasta Private Large Estate Crops

Perkebunan Besar Negara National Large Estate Crops

Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Area Production Area Production Area Production (ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton) (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008 5 578,68 4 786,60 1 873,40 1 771,71 1 021,65 973,00 568,00 568,00 1 990,88 3 005,00 582,80 546,05 1 253,51 73,84 1 021,65 568,00 (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

200

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel Table

6.3.8

Luas Areal dan Produksi Tanaman Aren Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Sugar Palm by Ownership in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Perkebunan Rakyat Smallholder Estate Crops

Perkebunan Besar Swasta Private Large Estate Crops

Perkebunan Besar Negara National Large Estate Crops

Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Area Production Area Production Area Production (ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton) (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008 35,00 2 793,90 2 793,90 22,00 1 644,55 1 644,55 317,00 2 296,90 145,00 275,00 1 308,25 39,30 (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

201

AGRICULTURE

CHAPTER VI

6.4 KEHUTANAN FORESTRY Tabel Table 6.4.1 Luas Kawasan Hutan Negara Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ha), 2009 National Forest Area by Regency/Municipality in Banten Province (ha), 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Hutan Produksi Production Forest (2)

Hutan Konversi PHPA Convertible Production Forest (3)

Hutan Lindung Proctected Forest (4)

Hutan Produksi Terbatas Limited Production Forest (5)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Banten 2008

26 350,10 13 381,09 723,67

3 682,57 2 915,16 553,50

5 935,45 19 070,48 3 107,26

698,01 41 152,87 41 152,87

716,30 7 867,53 7 867,53

28 113,19 28 113,19

Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar Banten Catatan / Note : Kabupaten/Kota Tangerang termasuk Wilayah KPH Bogor Forest in Tangerang (Regency and Municipality) is under management of KPH Bogor

202

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel Table

6.4.2

Luas Kawasan Hutan Negara Menurut Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) di Provinsi Banten, 2009 National Forest Area by Forest Administrator Districs in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten Pandeglang

Kesatuan Pemangku Hutan Forest Administrator Districs (2) 01. Malimping 02. Serang 03. Pandeglang 04. Sobang 05. Cikeusik

Luas / Area (ha) (3) 1 510,43 721,92 8 443,78 11 538,57 13 753,42 7 433,12 8 984,44 13 291,29 5 657,88 2 744,55 1 639,88 1 414,31

Kabupaten Lebak

06. Rangkasbitung 07. Gunung Kencana 08. Malimping 09. Bayah

Kabupaten Serang

10. Serang 11. Pandeglang

Kota Cilegon

12. Serang

Jumlah / Total
Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar Banten

77 133,59

Banten dalam Angka 2010

203

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Tabel Table

6.4.3

Produksi dan Nilai Produksi Kayu Jati dan Rimba di Provinsi Banten, 2000-2009 Production and Value of Jati and Rimba Woods in Banten Province, 2000-2009

Kayu Jati Jati Woods Tahun Year Produksi Production (m3) (2) 2 863,00 5 297,00 6 485,00 4 114,00 16 549,00 13 944,30 14 780,35 25 884,29 16 376,00 24 296,37 Nilai Produksi (juta rupiah) Value (million rupiahs) (3) 2 066,81 3 574,60 5 673,79 9 800,20 27 174,65 19 767,33 21 678,35 40 868,12 33 063,14 49 054,36

Kayu Rimba Rimba Woods Produksi Production (m3) (4) 10 431,00 13 784,00 8 248,00 6 219,00 9 510,00 50 731,74 8 115,92 10 049,70 47 002,00 36 716,01 Nilai Produksi (juta rupiah) Value (million rupiahs) (5) 1 385,02 2 294,39 2 243,48 2 236,64 3 448,85 1 564,83 3 059,11 3 626,09 17 004,96 13 283,56

(1) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar Banten

204

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

6.5 PETERNAKAN ANIMAL HUSBANDRY Tabel Table 6.5.1 Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Banten (ekor), 2009 Livestock Population by Regency/Municipality and Kind of Livestock in Banten Province (heads), 2009

Kabupaten/Kota Reg./Municipality (1) Kabupaten / Reg. 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Mun. 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Sel. Provinsi Banten 2008

Sapi Potong Cow (2)

Sapi Perah Milk Cow (3)

Kerbau Buffalo (4)

Kuda Horse (5)

Kambing Goat (6)

Domba Sheep (7)

Babi Pig (8)

451 4 557 55 213 6 687

8 5

43 293 56 105 24 520 21 498

27 16

175 027 200 569 159 362 194 832

154 284 171 437 127 170 128 367

6 153 -

1 422 116 467 4 602 73 515 60 680

2 15 14

61 184 5 761 554 151 976 153 004

8 5 5 12 73 137

300 7 087 48 837 14 763 800 777 821 588

4 748 250 28 511 3 157 617 924 612 568

1 551 36 7 740 7 024

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

205

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Tabel Table

6.5.2

Populasi Unggas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas di Provinsi Banten (ekor), 2009 Poultry Population by Regency/Municipality and Kind of Poultries in Banten Province (heads), 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Ayam Buras Native Chicken (2)

Ayam Ras Petelur Layer (3)

Ayam Ras Pedaging Broiler (4)

Itik Duck (5)

2 281 609 1 795 102 3 375 517 1 427 922

3 250 168 663 918

1 158 630 1 464 604 21 878 396 1 600 822

141 674 79 033 1 443 368 1 052 293

94 559 360 131 127 712 206 858 9 669 410 10 120 412

31 977 647 729 2 487 207 300 4 803 579 5 896 334

89 108 4 298 810 136 151 1 260 497 31 887 018 40 011 606

491 473 33 770 48 330 46 203 3 336 144 1 647 179

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

206

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel Table

6.5.3

Jumlah Ternak Yang Dipotong Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Banten (ekor), 2009 Livestock Slaughtered by Regency/Municipality and Kind of Livestock in Banten Province (heads), 2009

Kabupaten/Kota Reg./Municipality (1) Kabupaten / Reg. 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Mun. 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Sel. Provinsi Banten 2008

Sapi Potong Cow (2)

Sapi Perah Milk Cow (3)

Kerbau Buffalo (4)

Kuda Horse (5)

Kambing Goat (6)

Domba Sheep (7)

Babi Pig (8)

589 235 12 705 6 047

16 508 653 1 777 8 613

1 -

161 122 1 348 74 096 74 752

172 774 1 560 53 445 42 742

2 138 -

90 303 3 007 522 12 410 125 818 127 511

216 25 2 259 30 051 36 466

1 -

35 257 10 040 5 475 362 090 206 965

16 782 8 657 295 960 154 198

5 340 7 478 4 440

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

207

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Tabel Table

6.5.4

Jumlah Unggas Yang Dipotong Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas di Provinsi Banten (ekor), 2009 Poultry Slaughtered by Regency/Municipality and Kind of Poultries in Banten Province (heads), 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Ayam Buras Native Chicken (2)

Ayam Ras Petelur Layer (3)

Ayam Ras Pedaging Broiler (4)

Itik Duck (5)

1 924 311 706 995 6 097 394 1 084 260

32 552 1 862 861 155 223

5 237 671 2 476 000 20 836 568 6 341 768

300 984 2 457 385 412 2 725 000

191 181 98 293 10 102 434 5 594 508

109 440 144 994 2 305 070 3 282 493

14 515 336 20 634 287 8 785 550 78 827 180 86 001 744

333 483 5 103 9 684 3 762 123 2 242 418

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

208

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel Table

6.5.5

Produksi Daging Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Banten (ton), 2009 Meat Production by Regency/Municipality and Kind of Livestock in Banten Province (ton), 2009

Kabupaten/Kota Reg./Municipality (1) Kabupaten / Reg. 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Mun. 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Sel. Provinsi Banten 2008

Sapi Potong Cow (2)

Sapi Perah Milk Cow (3)

Kerbau Buffalo (4)

Kuda Horse (5)

Kambing Goat (6)

Domba Sheep (7)

Babi Pig (8)

91 108 1 956 1 512

693 690 296 1 732

763 115 741 1 121

1 005 94 562 641

132 -

12 960 120 70 1 911 18 728 25 882

10 7 201 3 629 2 441

360 24 396 55 3 574 3 771

270 59 362 2 992 2 567

297 429 331

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

209

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Tabel Table

6.5.6

Produksi Daging Unggas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas di Provinsi Banten (ton), 2009 Meat Production by Regency/Municipality and Kind of Poultries in Banten Province (ton), 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Banten 2009 2008

Ayam Buras Native Chicken (2)

Ayam Ras Petelur Layer (3)

Ayam Ras Pedaging Broiler (4)

Itik Duck (5)

4 640 1 591 4 451 867

1 374 124

2 782 384 15 211 9 513

76 10 281 2 725

72 420 12 042 7 843

59 336 1 894 2 108

13 200 1 327 4 084 6 589 53 089 69 333

240 5 18 7 3 363 3 746

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

210

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel Table

6.5.7

Produksi Telur Unggas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ton), 2009 Production of Poultry Eggs by Regency/Municipality in Banten Province (ton), 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Ayam Buras Native Chicken (2)

Ayam Ras Petelur Layer (3)

Itik Duck (4)

1 433 1 164 925 898

29 252 7 032

800 800 3 782 2 807

2 2 300 4 724 1 755

4 050 21 3 265 43 620 42 950

42 1 508 8 740 4 869

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

211

AGRICULTURE

CHAPTER VI

6.6 PERIKANAN FISHERY Tabel Table 6.6.1 Jumlah Rumah Tangga Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor di Provinsi Banten, 2009 Number of Fish Capture Household by Regency/Municipality and Fishery Subsector in Banten Province, 2009
Laut Marine Fishery (2) Perairan Umum Inland Water (3) Jumlah Total (4)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

5 232 819 2 505 967

155 93

5 232 819 2 660 1 060

653 329 10 505 5 449

35 283 1 724

653 364 10 788 7 173

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

212

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel Table

6.6.2

Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ton), 2009 Production of Fish Capture by Regency/Municipality in Banten Province (tons), 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Laut Marine Fisheries (2)

Perairan Umum Inland Water (3)

Jumlah Total (4)

25 724,70 2 882,73 18 120,00 7 889,70

107,32 116,00 497,80

25 724,70 2 990,05 18 236,00 8 387,50

224,00 302,78 55 143,91 56 725,30

4,20 725,32 638,48

0,00 224,00 306,98 55 869,23 57 363,78

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

213

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Tabel Table

6.6.3

Nilai Produksi Ikan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ribu rupiah), 2009 Production Value of Fish Capture by Regency/Municipality in Banten Province (thousand rupiahs), 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Laut Marine Fishery (2)

Perairan Umum Inland Water (3)

Jumlah Total (4)

222 524 096 15 855 483 219 339 748 86 801 322

1 038 125 579 333 2 975 747

222 524 096 16 893 608 219 919 081 89 777 069

2 837 106 4 420 000 551 777 755 437 199 800

54 600 4 647 805 4 392 525

2 837 106 4 474 600 556 425 560 441 592 325

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

214

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel 6.6.4 Table

Jumlah Perahu/Kapal Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Perahu/Kapal di Provinsi Banten, 2009 Number of Fishing Boats by Regency/Municipality and Type of Boat in Banten Province, 2009
Perahu Perahu Layar Jukung Layar Kecil Sedang UnmotorSmall Medium ized Boat Sailing Sailing Boat Boat (2) (3) (4) Perahu Layar Besar Large Sailing Boat (5)

Kabupaten/Kota Reg./Municipality

Motor Tempel Out-board Motor (6)

Kapal Motor In-board Motor (7)

Jumlah Total

(1) Kabupaten / Reg. 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Mun. 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Sel. Provinsi Banten 2008

(8)

80 63

71 -

24 -

120 518 2 449 638

543 179 132 95

814 721 2 581 796

224 367 554

71 77

24 -

272 201 4 198 4 531

157 64 1 170 1 398

653 265 5 830 6 560

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

215

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Tabel Table

6.6.5

Jumlah Unit Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan di Provinsi Banten, 2009 Number of Marine Fisheries Catching by Regency/Municipality and Type of Fisheries Catching in Banten Province, 2009
Jaring / Seine

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Banten 2008

Jaring Hanyut Drift Gill Net (2)

Klitik Tickle (3)

Insang Gill Net (4)

Jaring Lingkar Circle Seine (5)

90 212 199

18 598 20

111 63 109 -

144 -

71 572 1 274

636 236

8 291 1 324

105 249 76

216

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.5

Jaring / Seine Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008 234 847 157 25 12 280 242 8 231 269 17 831 502 105 508 213 3 27 177 44 2 50 529 235 Jaring Rampus Tramel Net (6) Bagan Tancap Fixed Trap (7) Bagan Perahu Baot Trap (8) Lainnya Others (9)

Banten dalam Angka 2010

217

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.5

Bukan Jaring / Not Seine Kabupaten/Kota Regency/Municipality Payang Large Net (9) Dogol Danish Seine (10) Pukat Pantai Coast Trap (11) Pancing Hook & Lines (12) Pukat Cincin Purse Sein (13) Jumlah Total (14)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

95 7 621 446

106 391 -

11 -

195 91 367 -

27 11 -

1 202 864 2 832 927

10 1 179 704

26 523 577

24 35 168

322 975 1 912

38 61

597 265 6 687 7 512

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

218

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel Table

6.6.6

Jumlah Rumahtangga Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya di Provinsi Banten, 2009 Number of Fish Culture Households by Regency/Municipality and Type of Culture in Banten Province, 2009
Laut Marine Culture (2) Tambak Brackish Water Pond (3) Kolam Fresh Water Pond (4) Sawah Paddy Field (5)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

60 280

28 54 1 062

2 120 5 695 386

1 210 9 519 185

340 372

295 1 439 2 331

1 560 219 172 10 152 19 301

10 914 22 144

Banten dalam Angka 2010

219

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.6

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Karamba Cage (6)

Jaring Terapung Floating Cage Net (7)

Jumlah Total (8)

98 415 -

4 5 -

3 520 15 688 1 913

513 1 154

80 89 90

1 640 219 467 23 447 45 392

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

220

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel Table

6.6.7

Produksi Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ton), 2009 Production of Fish Culture Households by Regency/Municipality in Banten Province (tons), 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Budidaya Laut Marine Culture (2)

Tambak Brackish Water Pond (3)

Kolam Fresh Water Pond (4)

Sawah Paddy Field (5)

705,20 3 078,45 699,87

869,40 2,91 7 508,84 6 082,09

3 354,90 2 800,56 2 349,71 305,08

3 367,60 47,82 10,56 296,29

4 483,52 4 779,21

477,00 14 940,24 13 916,42

367,35 92,81 109,91 9 380,32 6 972,54

3 722,27 6 972,54

Banten dalam Angka 2010

221

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.7

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Karamba Cage (6)

Jaring Terapung Floating Cage Net (7)

Jumlah Total (8)

17,91 -

14,00 401,88 192,43 -

8 311,10 3 271,08 13 139,99 7 383,33

17,91 54,51

27,68 635,99 143,50

395,03 92,81 586,91 33 180,25 27 216,64

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

222

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel Table

6.6.8

Nilai Produksi Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ribu rupiah), 2009 Production Value of Fish Culture Households by Regency/Municipality in Banten Province (thousand rupiahs), 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Budidaya Laut Marine Culture (2)

Tambak Brackish Water Pond (3)

Kolam Fresh Water Pond (4)

Sawah Paddy Field (5)

4 010 066 1 796 995

9 356 487 74 050 37 670 860 43 422 795

21 122 632 37 191 041 17 028 223 4 583 505

19 297 779 573 343 54 255 4 489 699

5 807 061 11 314 855

8 109 000 98 633 192 112 378 958

5 642 780 1 150 533 1 240 260 87 958 974 77 728 325

24 415 076 58 722 110

Banten dalam Angka 2010

223

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.8

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Karamba Cage (6)

Jaring Terapung Floating Cage Net (7)

Jumlah Total (8)

268 696 -

164 585 3 306 290 2 886 584 -

49 941 483 41 413 420 61 649 988 54 292 994

268 696 747 505

496 852 6 854 311 7 779 800

6 139 632 1 150 533 9 349 260 223 937 310 268 671 553

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

224

Banten in Figures 2010

BAB VI

PERTANIAN

Tabel 6.6.9 Table

Luas Areal Budidaya Perikanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya di Provinsi Banten (ha), 2009 Fish Culture Areas by Regency/Municipality and Type of Culture in Banten Province (ha), 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Laut Marine Culture (2)

Tambak Brackish Water Pond (3)

Kolam Fresh Water Pond (3)

Sawah Paddy Field (4)

334,65

258 22,5 3 992,40

325,00 380,11 99,81

3 713,00 1 786,69 69,10

334,65 469,65

715 4 987,90 10 830,20

150,00 2,83 9,00 966,75 1 160,23

5 568,79 6 490,19

Banten dalam Angka 2010

225

AGRICULTURE

CHAPTER VI

Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.9

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Karamba Cage (6)

Jaring Terapung Floating Cage Net (7)

Jumlah Total (8)

1,00 -

0,72 -

4 297,72 2 189,30 4 495,96

1,00

0,72

150,00 2,83 724,00 11 859,81 18 950,27

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province Catatan / Notes : 1) Luas Kotor / Gross Area

226

Banten in Figures 2010

7
INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM
Industry, Energy, and Water Supply

BAB VII

INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Penjelasan Teknis 1. Pengumpulan data industri besar dan sedang dilakukan melalui Survei Industri Besar dan Sedang dilaksanakan setiap tahun secara lengkap (sensus) sejak tahun 1975. Survey Industri Besar dan Sedang mencakup semua perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 20 orang atau lebih dengan menggunakan kuesioner II A.

Technical Notes 1. Data collection of large and medium scale manufacturing is conducted through The Large and Medium Manufacturing Establishment Survey that has been done annually for all industries (census) since 1975. Large and Medium Manufacturing Establishment Survey covers all manufactures/ industries with 20 workers or more by questionaire II A. 2. The industrial classification adopted in this survey refers to Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). KBLI is classification of economic activities based on the International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC rev. 3) that has been modified according to the local condition in Indonesia.

2. Klasifikasi industri yang digunakan dalam survei ini berdasar kepada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). KBLI adalah klasifikasi lapangan usaha yang berdasar kepada International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) revisi 3 yang telah disesuaikan dengan kondisi Indonesia.

3. Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling).

3. Manufacturing industry is defined as an economic activity processing basic goods mechanically, chemicals or manually into final or intermediate goods. It is also defined as processing of lower value goods into higher value goods as final or intermediate products. The activities also include services for manufacturing and assembling.

Banten dalam Angka 2010

229

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY

CHAPTER VII

4. Jasa Industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain sedangkan pihak pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan mendapat imbalan sebagai balas jasa (upah maklon). 5. Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut. 6. Industri pengolahan dikelompokkan ke dalam 4 golongan berdasarkan banyaknya pekerja, yaitu: a. Industri Besar (100 orang pekerja atau lebih), b. Industri Sedang/Menengah (20-99 orang pekerja), c. Industri Kecil (5-19 orang pekerja), d. Industri Mikro (1-4 orang pekerja). 7. Input atau biaya antara adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses industri yang berupa bahan baku, bahan bakar, barang lainnya diluar bahan baku/bahan penolong, jasa industri, sewa gedung, dan biaya jasa non industri.

4. Services for manufacturing is defined as a manufacturing activity which serving other manufacturing establishments. In this case, raw materials are supplied by others while the workers are paid as a compensation for processing raw materials. 5. A manufacturing establishment is defined as a production unit engaged in economic activity, producing goods or services, located in a building or in a certain location, keeping a business record concerning the production and cost structure, and having a person or more that are responsible to those activities.

6. Manufacturing industries are categorized into four groups, based on the number of employees : a. Large scale manufacturing (100 employees o r more), b. Medium scale manufacturing (20-99 employees) c. Small scale manufacturing (5-19 employees) d. Micro industry (1-4 employees). 7. Input or intermediate cost is defined as cost of raw materials and supporting materials, fuel, other materials, electricity, industrial services, building rent, and nonindustrial services, etc.

230

Banten in Figures 2010

BAB VII

INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

8. Output adalah nilai keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan industri yang berupa barang yang dihasilkan, tenaga listrik yang dijual, jasa industri, keuntungan jual beli, pertambahan stok barang setengah jadi dan penerimaan lain. 9. Nilai Tambah adalah besarnya output dikurangi besarnya nilai input (antara). 10. Klasifikasi Industri : 15. Makanan dan Minuman 16. Pengolahan Tembakau 17. Tekstil 18. Pakaian Jadi 19. Kulit dan Barang dari Kulit dan Alas Kaki 20. Kayu, Barang-barang dari Kayu (tidak termasuk furnitur), dan Barang-barang Anyaman 21. Kertas dan Barang dari Kertas 22. Penerbitan, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 23. Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi dan Pengolahan Gas Bumi, Barang-barang dari Hasil Pengilangan Minyak Bumi, dan Bahan Nuklir 24. Kimia dan Barang-barang dari Bahan Kimia 25. Karet dan Barang dari Karet dan Barang dari Plastik 26. Barang Galian Bukan Logam 27. Logam Dasar 28. Barang-barang dari Logam, kecuali Mesin dan Peralatannya 29. Mesin dan Perlengkapannya

8. Output is defined as total value of all processed goods which include production, electricity sold, industrial services, profits, change in stocks and other incomes.

9. Value added is defined as substraction from output to input.

10. Classification of Industry : 15. Food and Beverages 16. Tobacco 17. Textiles 18. Wearing Apparel 19. Tanning and Dressing of Leather 20. Wood and Products of Wood except Furniture and Plaiting Materials 21. Paper and Paper Products 22. Publishing, Printing and Reproduction of Recorded Media 23. Coal, Refined Petroleum Products and Nuclear Fuel 24. Chemicals and Chemical Products 25. Rubber and Plastics Products 26. Non-metallic Mineral Products 27. Basic Metals 28. Fabricated Metal Products except Machinery and Equipments 29. Machinery and Equipment

Banten dalam Angka 2010

231

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY

CHAPTER VII

30. Mesin dan Peralatan Kantor, Akuntansi dan Pengolahan Data 31. Mesin Listrik Lainnya dan Perlengkapannya 32. Radio, Televisi, dan Peralatan Komunikasi, serta Perlengkapannya 33. Peralatan Kedokteran, Alat-alat Ukur, Peralatan Navigasi, Peralatan Optik, Jam dan Lonceng 34. Kendaraan Bermotor 35. Alat Angkutan, selain Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih 36. Furnitur dan Pengolahan Lainnya 37. Daur Ulang 11. Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah Perusahaan Umum Milik Negara yang mempunyai aktivitas kegiatan pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga lsitrik. 12. Perusahaan Air Bersih adalah perusahaan yang mempunyai aktivitas dalam penampungan, penjernihan, dan penyaluran air baku atau air bersih dari terminal air melalui saluran air, pipa atau mobil tangki (dalam satu pengelolaan administrasi dengan kegiatan ekonomi) kepada rumah tangga, perusahaan industri, atau pengguna komersial lainnya.

30. Machinery and Electronic Office, Computing and Accounting Machineries 31. Electrical Machinery and Equipments 32. Radio, Television and Communication Equipment and Aparatus 33. Medical, Precision, Navigation, and Optical Instruments, Watches and Clocks 34. Motor Vehicles, Trailers and Semitrailers 35. Other Transport Equipment 36. Furniture and Other Manufacturing 37. Recycling

11. State Electricity Company (PLN) is a State owned company that has activities for electricity production, transmission and electricity distribution. 12. The Water Supply Company (PDAM) is a company with several activities such as the collection and purification of water and the distribution of water to households, industries, and other commercial users.

232

Banten in Figures 2010

BAB VII

INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

13. Sumber data air bersih adalah hasil survey perusahaan air bersih yang setiap tahun dilaksanakan oleh BPS. Sayangnya, dari 8 perusahaan yang ada di Banten hanya 6 perusahaan saja yang memberikan respon pada pelaksanaan survei tahun 2009. 14. Jumlah listrik/gas/air bersih yang terjual adalah banyaknya listrik/ gas/air bersih yang disalurkan kepada para pelanggan. 15. Perusahaan Gas Negara (PGN) adalah perusahaan milik pemerintah yang mempunyai aktivitas dalam pengolahan gas cair, produksi gas dengan karbonasi arang atau dengan pengolahan yang mencampur gas dengan gas alam, penyaluran gas cair melalui suatu sistem pipa saluran kepada rumah tangga, perusahaan industri atau pengguna komersial lainnya.

13. The data sources of clean water is clean water survey firm that annually conducted by BPS. Unfortunately, only five of the six companies that exist in Banten are giving the response on the survey year 2009.

14. Sold electricity / gas / cleaned water is total electricity / gas / cleaned water distributed to customers. 15. State Owned Company of City Gas is a state company with several activities such as liquid gas processing, production of gas with charcoal carbonite or mixed with natural gas, and the distribution of liquid gas for household consumption, industrial usage, and other commercial users.

Banten dalam Angka 2010

233

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY

CHAPTER VII

7.1. Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan merupakan sektor ekonomi yang selalu mendominasi perekonomian Banten dan ditopang oleh berbagai perusahaan industri besar dan sedang (IBS) yang terkonsentrasi di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kabupaten Serang, dan Kota Tangerang Selatan, yang mencakup sekitar 97,56 persen dari total perusahaan IBS di Banten yang pada tahun 2008 mencapai 1.804 perusahaan. Penyerapan tenaga kerjanya pada tahun 2008 mencapai 480.480 orang atau sekitar 99,25 persen dari total tenaga kerja IBS di Provinsi Banten. Produk IBS Banten umumnya di ekspor dan mendominasi ekspor Banten. Disamping itu, IBS Banten secara spasial mempunyai ciri khas tersendiri. IBS dengan teknologi padat modal khususnya untuk produk kimia dan besi baja terkonsentrasi di berbagai kawasan industri yang terletak di Kota Cilegon dan Kabupaten Serang bagian barat. Sedangkan IBS berteknologi padat tenaga kerja umumnya terkonsentrasi diberbagai kawasan industri yang terletak di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Serang bagian timur. Meskipun demikian, IBS berbasis sumber daya alam juga banyak terdapat di Banten dan tersebar merata di berbagai kabupaten/kota di Banten, jenis industri tersebut diantaranya adalah industri makanan dan minuman sebanyak 207 perusahaan dan industri

7.1. Manufacturing Industry Manufacturing sector is an economic sector that always dominate Banten economy sustained by various large and medium manufacturing establishment (IBS), which is concentrated in Tangerang Regency, Tangerang Municipality, Cilegon Municipality, Serang Regency and Tangerang Selatan Municipality, covering approximately 97.56 percent from the company's total IBS in Banten that has reached 1,804 companies in 2008. Absorption of manpower in 2008 reached 480,480 persons or about 99.25 percent of the total workforce of IBS in Banten Province. Large and medium manufacturing establishment products of Banten generally exported and dominate exports of Banten. In addition, large and medium manufacturing establishment of Banten spatially has its own characteristics. Large and medium manufacturing establishment of Banten with capital-intensive technologies, especially for chemical and steel products are concentrated in industrial areas located in Cilegon Municipality and western part of Serang Regency. While large and medium level manufacturing of Banten-techlabor-intensive industries are generally concentrated in different areas located in Tangerang Regency, Tangerang Municipality, Tangerang Selatan Municipality, and eastern part of Serang Regency. However, large and medium manufacturing establishment of

234

Banten in Figures 2010

BAB VII

INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

dari karet, barang dari karet, dan barang dari plastik berjumlah 243 perusahaan.

Banten is based on natural resources are also numerous in Banten and spread evenly in various regencies/cities in Banten, type of industry such as food and beverage industry as many as 207 companies and industries of rubber, rubber, and plastics amounted to 243 companies. Large and medium manufacturing establishment of Banten value added in 2008 reached 70.86 trillion rupiah. According to its composition, the greatest value added provided by the chemical industry and goods from chemicals ie with value added amounted to 15.75 trillion rupiah. While the smallest valued added is recycling industry with only 24.07 billion dollars. Spatially, the greatest value added given by large and medium manufacturing establishment sequentially located in Tangerang Municipality, Tangerang Regency, Cilegon Municipality, Serang Regency and Tangerang Selatan Municipality which amounted to 26.69 trillion rupiah; 18.98 trillion rupiah; 12,01 trillion rupiah; 10.34 trillion and 2.26 trillion rupiah. The rest, which is only amounted to 566.14 billion rupiah provided by large and medium manufacturing establishment located in Pandeglang Regency, Lebak Regency and Serang Municipality.

Nilai tambah IBS Banten pada tahun 2008 mencapai 70,86 trilyun rupiah. Bila diperhatikan komposisi-nya, nilai tambah terbesar diberikan oleh industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia yaitu dengan nilai tambah sebesar 15,75 trilyun rupiah. Sedangkan yang terkecil oleh industri daur ulang dengan nilai tambah hanya 24,07 milyar rupiah. Secara spasial, nilai tambah terbesar secara berurutan diberikan IBS yang berlokasi di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon, Kabupaten Serang, dan Kota Tangerang Selatan yaitu dengan nilai tambah masing-masing sebesar 26,69 trilyun rupiahl; 18,98 trilyun rupiah; 12,01 trilyun rupiah; 10,34 trilyun rupiah dan 2,26 trilyun rupiah. Sisanya, yang hanya sebesar 566,14 milyar rupiah diberikan oleh IBS yang berlokasi Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak dan Kota Serang.

7.2 Energi Provinsi Banten memiliki dua pembangkit yang memproduksi tenaga listrik dan masuk dalam jaringan listrik koneksi Jawa Bali, yaitu PTLU Suralaya di Kota Cilegon yang dikelola

7.2. Energy Banten Province has two power plants that produce electric power and electrical connections into Java Bali network, PTLU Suralaya in Cilegon, managed by PT Indonesia Power and

Banten dalam Angka 2010

235

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY

CHAPTER VII

oleh PT Indonesia Power dan PLTU Labuhan di Kabupaten Pandeglang. Disamping itu, PLN juga memiliki pembangkit listrik berbahan bakar solar yaitu PLTD Pulo Panjang yang khusus melayani kebutuhan tenaga listrik di Pulo Panjang Kabupaten Serang. Distribusi listrik di wilayah Provinsi Banten juga terbagi menjadi dua, pertama yaitu wilayah yang meliputi Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan sebagian besar wilayah Kabupaten Tangerang yang dilayani oleh PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Kedua, dilayani oleh PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten yang cakupannya meliputi wilayah Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kota Serang, dan sebagian kecil wilayah Kabupaten Tangerang. Jumlah pelanggan listrik PLN di Banten pada tahun 2009 sebanyak 1,77 juta pelanggan, meningkat sebesar 4,73 persen bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebanyak 1,69 juta pelanggan. Peningkatan tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan daya terpasang yang pada tahun 2009 ini bertambah sebesar 0,25 juta kVA, sehingga total daya terpasang menjadi sebesar 5,36 juta kVA. Peningkatan pelanggan juga berarti meningkatnya konsumsi listrik, Tercatat, volume penjualan listrik PLN pada tahun 2009 mencapai 14,30 juta MWh, lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 14,20 juta MWh.

Power Plant in Labuan Pandeglang. In addition, PLN also has a solar diesel fuel - power plants diesel, namely PLTD Pulo Panjang that specifically serve needs of electricity in Pulo Panjang - Serang

Distribution of electricity in Banten Province is also divided into two regions, first region that includes Tangerang Municipality, Tangerang Selatan Municipality and most of Tangerang Regency served by PT PLN, Jakarta Raya and Tangerang Distribution. Second region, served by PT PLN Distribution of Jawa Barat and Banten Provinces with coverage area includes Pandeglang Regency, Lebak Regency, Serang Regency, Cilegon Municipality, Serang Municipality, and small part of Tangerang Regency. Number of electricity customers in Banten in the year 2009 as many as 1.77 million subscribers, an increase of 4.73 percent compared with the year 2008 as many as 1.69 million subscribers. The increase was resulted in the increase of installed power in 2009, which was an increase of 0.25 million kVA, bringing the total installed capacity amounted to 5.36 million kVA. Improved customer also means increased consumption of electricity. Noted, the volume of electricity sales in 2009 reached 14.30 million MWh, higher than the previous year amounted to 14.20 million MWh.

236

Banten in Figures 2010

BAB VII

INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Bila diperhatikan menurut kategori pelanggan, mayoritas pelanggan listrik PLN adalah pelanggan rumahtangga yang mencapai 1,65 juta pelanggan dan yang paling sedikit adalah pelanggan industri yang hanya 5.881 pelanggan. Meskipun demikian, pelanggan industri mengkonsumsi tenaga listrik terbanyak yaitu sebsar 9,45 juta MWh. Sedangkan, konsumsi listrik pelanggan rumahtangga sendiri sebesar 3,10 juta MWh. Dari sisi neraca kelistrikan, total listrik yang tersedia untuk Banten pada tahun 2009 mencapai 16,73 MWh atau meningkat sebesar 3,67 persen bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar 16,14 MWh. Peningkatan tersebut berimplikasi pada meningkatnya pemakaian listrik untuk kepentingan distribusi, yaitu dari 0,90 juta MWh di tahun 2008 menjadi 1,14 MWh pada tahun 2009. Sayangnya, persentase susut tenaga listrik PLN pada tahun 2009 ini juga bertambah sebesar yaitu 1,27 persen sehingga persentase susutnya menjadi 7,70 MWh.

When considered according to customer categories, electricity customers majority are households reached 1.65 million subscribers and the least is industrial customers who only 5,881 subscribers. However, industrial customers consume the most electricity about 9.45 million MWh. While electricity consumption household subscribers amounted to 3.10 million MWh.

From the side of the balance of electricity, total electricity available for Banten in 2009 reached 16.73 MWh or increased by 3.67 percent compared to 2008 that amounted to 16.14 MWh. The increase was implicated in the increasing use of electricity for distribution purposes, from 0.90 million MWh in 2008 to 1.14 MWh in 2009. Unfortunately, the percentage of electrical power losses in 2009 was also experiencing an increase of 1.27 percent, so the percentage of losses to be 7.70 MWh.

Banten dalam Angka 2010

237

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY

CHAPTER VII

Grafik 7.1 Persentase Nilai Tambah Bruto (NTB) Industri Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Figure Percentage of Gross Value Added (GVA) of Large and Medium Manufacturing Establishments by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Kota Tangsel 3,19% Kota Tangerang 37,67%

Kota Serang 0,02%

Kab. Lebak 0,28% Other 0,80%

Kota Cilegon 16,95% Kab. Tangerang 26,79%

Kab. Serang 14,59%

Kab. Pandeglang 0,50%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 7.2 Jumlah Pelanggan PLN dan Energi Listrik Terjual di Provinsi Banten, 2007-2009 Figure Number of Customers of PLN and Electrical Energy Sold in Banten Province, 2007-2009

1 780 000
Jumlah Pelanggan / Number of Customers

14 320 000
14 298 502

1 740 000 1 720 000 1 700 000 1 680 000 1 660 000
1 692 789 1 772 937 14 200 926

14 280 000 14 260 000 14 240 000 14 220 000 14 200 000 14 180 000 14 160 000 14 140 000 2008 2009 Jumlah Pelanggan / Number of Customers Energi Terjual / Energy Sold (MWh)

1 640 000

Sumber / Source : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dan Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

238

Banten in Figures 2010

Energi Terjual / Energy Sold (MWh)

1 760 000

14 300 000

BAB VII

INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

7.1 INDUSTRI PENGOLAHAN MANUFACTURING INDUSTRY Tabel 7.1.1 Table Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri di Provinsi Banten, 2008 Number of Establishments and Workers Engaged of Large and Medium Manufacturing Establishments by Industrial Group in Banten Province, 2008
Jumlah Jumlah Tenaga Perusahaan Kerja Number of Dibayar Establish- Number of ments Paid Workers (3) 207 130 96 98 (4) 32 494 40 310 46 127 117 983 Jumlah Tenaga Kerja Tak Dibayar Number of Unpaid Workers (5) -

Kode Code

Golongan Industri Industrial Group

Jumlah Total

(1) 15 17 18 19

(2) Industri Makanan dan Minuman Food and Drinking Industri Tekstil Textile Industri Pakaian Jadi Garment Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki / Leather, Stuff of Leather and Bed Foot Industri Kayu, Barang dari Kayu (Tidak Termasuk Furniture) dan Barang Anyaman dari Rotan,Bambu dan Sejenisnya Wood, Stuff Of Wood (Legible Pertinent Furniture) and Tress Stuff Of Rattan, Wicker and Other Kind Industri Ketas, Barang dari Kertas dan Sejenisnya / Paper, Stuff of Paper, and Other Kind Industri Penerbitan, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman Publication,Printing and Reproduction, Recording

(6) 32 494 40 310 46 127 117 983

20

71

13 450

13 450

21

81

18 835

18 835

22

29

1 593

1 593

Banten dalam Angka 2010

239

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY

CHAPTER VII

Lanjutan Tabel / Continued Table 7.1.1

Kode Code

Golongan Industri Industrial Group

Jumlah Jumlah Tenaga Perusahaan Kerja Number of Dibayar Establish- Number of ments Paid Workers (3) 13 (4) 1 003

Jumlah Tenaga Kerja Tak Dibayar Number of Unpaid Workers (5) -

Jumlah Total

(1) 23

(2) Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi, Pengolahan Minyak Gas Bumi, Barang dari Hasil Pengilangan Minyak Bumi dan Bahan Bakar Nuklir Cinder Grindstone, Explore of World Ayonnaise, Manufacture of World Mayonnaise, Stuff of Outcome Explore of World Mayonnaise and Grill Wrapping of Nuchlear Industri Kimia dan Barang-Barang dari Bahan Kimia / Chemical, and Stuff of Chemical Wrapping Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang dari Plastik / Rubber, Stuff of Rubber and Stuff Of Bucket Industri Barang Galian Bukan Logam/ Stuff Quarry Not Nugget Industri Logam Dasar / Intrinsic Nugget Industri Barang Dari Logam, Kecuali Mesin Dan Peralatannya / Stuff of Nugget, Except Machine and Tool Industri Mesin dan Perlengkapannya / Machine and Tools Industri Mesin dan Peralatan Kantor, Akuntansi, dan Pengolahan Data / Machine and Agency Tools, Accounting And Data Processing

(6) 1 003

24

185

28 692

28 692

25 26 27 28

243 92 37 158

46 840 28 332 12 587 25 634

46 840 28 332 12 587 25 634

29 30

65 -

12 356 -

12 356 -

240

Banten in Figures 2010

BAB VII

INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Lanjutan Tabel / Continued Table 7.1.1

Kode Code

Golongan Industri Industrial Group

Jumlah Jumlah Tenaga Perusahaan Kerja Number of Dibayar Establish- Number of ments Paid Workers (3) (4)

Jumlah Tenaga Kerja Tak Dibayar Number of Unpaid Workers (5)

Jumlah Total

(1) 31

(2) Industri Mesin Listrik Lainnya, dan Perlengkapannya / Other Electric Machine, and Tools Industri Radio, Televisi, dan Peralatan Komunikasi, serta Perlengkapannya/ Radio, Television, and Communication Outfit, and Tools Industri Peralatan Kedokteran, Alat-Alat Cukur, Peralatan Navigasi, Peralatan Optik, Jam dan Lonceng Doctoral Outfit, Shave Tools, Navigasi Outfit, Optical Outfit, Clock and Bell Industri Kendaraan Bermotor Motor Vehicle Industri Alat Angkutan Selain Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih Transport Tools Except Motor Vehicle Four Wheel Or Dull Industri Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya Furniture and Other Manufacture Daur Ulang / Repeat Cycle Jumlah / Total 2007

(6)

52

16 166

16 166

32

18

3 232

3 232

33

1 839

1 839

34 35

27

4 313

4 313

43

12 301

12 301

36 37

141 10 1 804 1 846

19 438 599 484 124 486 018

19 438 16 166 484 124 486 018

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

241

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY

CHAPTER VII

Tabel 7.1.2 Table

Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008 Number of Establishments and Workers Engaged of Large and Medium Manufacturing Establishments by Regency/Municipality in Banten Province, 2008
Jumlah Perusahaan Number of Establishments Tenaga Kerja Workers Engaged

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2007 2006 2005 2004

17 13 782 162

1 642 1 289 180 918 65 889

670 69 14 77 1 804 1 846 1 809 1 605 1 638

183 803 21 946 713 27 924 484 124 486 018 505 517 470 693 498 943

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

242

Banten in Figures 2010

BAB VII

INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Tabel 7.1.3 Table

Nilai Output, Input dan Nilai Tambah Industri Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (miliar rupiah), 2008 Output, Input, and Value Added of Large and Medium Manufacturing Establisments by Regency/Municipality in Banten Province (billion rupiahs), 2008
Output Output (2) Input Input (3) Nilai Tambah Value Added (4)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2007 2006 2005 2004

827,67 500,28 52 044,85 28 916,91

476,69 300,61 33 061,83 18 575,02

350,98 199,67 18 983,02 10 341,89

65 403,09 54 927,89 48,03 5 453,77 208 122,49 184 588,26 211 434,79 146 928,54 144 758,95

38 709,74 42 916,27 32,54 3 190,42 137 263,13 123 878,17 142 179,54 108 806,89 103 938,77

26 693,35 12 011,62 15,49 2 263,35 70 859,36 60 710,09 69 255,25 38 121,65 40 820,18

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

243

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY

CHAPTER VII

Tabel 7.1.4 Table

Nilai Output, Input dan Nilai Tambah Industri Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri di Provinsi Banten (miliar rupiah), 2008 Output, Input, and Value Added of Large and Medium Manufacturing Establishments by Industrial Group in Banten Province (billion rupiahs), 2008
Output Output (2) 16 282,80 13 322,97 10 101,86 20 078,53 1 866,11 7 912,89 260,27 1 185,65 41 473,26 20 389,44 5 383,99 34 227,70 9 266,10 3 655,72 9 325,06 1 105,74 973,76 929,01 8 186,14 1 976,01 219,50 208 122,49 184 588,26 211 434,79 146 928,54 144 758,95 Input Input (3) 12 482,80 8 143,69 2 584,07 13 189,67 1 164,01 6 085,60 154,60 710,49 25 723,46 13 972,44 3 499,57 27 768,19 5 630,48 2 303,27 5 905,73 584,52 186,07 552,31 5 138,47 1 288,25 195,43 137 263,13 123 878,17 142 179,54 108 806,89 103 938,77 Nilai Tambah Value Added (4) 3 800,00 5 179,28 7 517,79 6 888,86 702,10 1 827,29 105,67 475,15 15 749,80 6 417,00 1 884,42 6 459,52 3 635,61 1 352,45 3 419,33 521,22 787,69 376,70 3 047,67 687,76 24,07 70 859,36 60 710,09 69 255,25 38 121,65 40 820,18

Kode Code (1) 15 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Jumlah / Total 2007 2006 2005 2004

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

244

Banten in Figures 2010

BAB VII

INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

7.2 ENERGI ENERGY Tabel 7.2.1 Table Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung dan Energi Terjual Perusahaan Listrik Negara (PLN) Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2009 Number of Customers, Connected Power and Sold Electrical Energy of State Electricity Company by Classification of Tariff in Banten Province, 2009
Jumlah Pelanggan Number of Customers (2) 33 000 1 649 024 72 312 5 881 12 720 Daya Tersambung Connected Power (kVA) (3) 83 283 1 535 115 736 740 2 885 840 123 109 Energi Terjual Sold Electrical Energy (MWh) (4) 141 352 3 098 139 1 375 627 9 437 351 246 033

Klasifikasi Classification (1) 1. Sosial (S1, S2, S3) Public 2. Rumah Tangga (R1, R2, R3) Household 3. Bisnis (B1, B2, B3) Business 4. Industri (I1, I2, I3) Industry 5. Lainnya (P, T, M) Government Jumlah / Total 2008

1 772 937 1 692 789

5 364 087 5 113 571

14 298 502 14 200 926

Sumber / Source : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang State Electricity Company Regional Distribution of Jawa Barat and Banten and State Electricity Company Regional Distribution of Jakarta Raya and Tangerang

Banten dalam Angka 2010

245

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY

CHAPTER VII

Tabel 7.2.2 Table

Penyediaan, Penjualan dan Susut Energi Listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Provinsi Banten (MWh), 2008-2009 Supply, Sold and Lost Electricity of State Electricity Company in Banten Province (MWh), 2008-2009

Uraian Descricption (1) Tenaga listrik yang tersedia Electricity to sell Tenaga listrik yang terjual Electricity sold Tenaga listrik yang terpakai oleh sistem distribusi Energy consumed by distribution systems Tenaga listrik yang susut Electricity lost Persentase tenaga listrik yang susut Percentage of electricity lost

2008 (2) 16 138 664 14 200 926 900 575 1 037 163 6,43

2009 (3) 16 731 353 14 298 502 1 143 982 1 288 869 7,70

Sumber / Source : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang State Electricity Company Regional Distribution of Jawa Barat and Banten and State Electricity Company Regional Distribution of Jakarta Raya and Tangerang

246

Banten in Figures 2010

BAB VII

INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Tabel 7.2.3 Table

Jumlah Transformator Distribusi Terpasang Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Provinsi Banten, 2000-2009 Number of Connected Distribution Transformators of State Electricity Company in Banten Province, 2000-2009
2008 2009
Milik PLN Property of PLN Milik Pelanggan Property of Customer

Transformator

Milik PLN Property of PLN

Milik Pelanggan Property of Customer

(1) 1 50 kVA 51 100 kVA 101 200 kVA 201 500 kVA 501 1000 kVA 1001 kVA atau lebih Jumlah / Quantity (unit) : Daya / Total Power (kVA) : Jumlah / Quantity (unit) : Daya / Total Power (kVA) : Jumlah / Quantity (unit) : Daya / Total Power (kVA) : Jumlah / Quantity (unit) : Daya / Total Power (kVA) : Jumlah / Quantity (unit) : Daya / Total Power (kVA) : Jumlah / Quantity (unit) : Daya / Total Power (kVA) :

(2) 2 354 105 625 949 94 900 1 497 189 980 323 30 923 15 9 820 3 3 750

(3) 21 7 650 48 33 930 18 34 500

(4) 2 490 110 675 1 017 101 575 588 101 920 337 94 820 22 14 230 2 2 500

(5) 2 200 1 160 5 1 850 20 13 230 2 2 750

Total

Jumlah / Quantity (unit)

5 141 434 998

87 76 080

4 456 425 720

30 18 190

Daya / Total Power (kVA) :

Sumber / Source : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten State Electricity Company Regional Distribution of Jawa Barat and Banten Catatan / Note : Tidak termasuk Area Pelayanan (AP) Tangerang / Not including Service Area of Tangerang

Banten dalam Angka 2010

247

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY

CHAPTER VII

Tabel 7.2.4 Table

Perkembangan PLTD Pulo Panjang, 2008-2009 Trend of Pulo Panjang Power Plant, 2008-2009

Perincian Description (1) Daya Terpasang Daya Mampu Produksi Energi Energy produced Pemakaian Sendiri Internal Use Penjualan Energi Energy Sold Pemakaian Bahan Bakar Fuel Used Pemakaian Minyak Pelumas Oil Used

Satuan Unit (2) kWh kWh kWh kWh kWh liter liter

2008 (3) 208 166 345 823 1 124 344 699 131 860 1 435

2009 (4) 224 179 239 101 1 042 238 059 126 141 1 376

Sumber / Source : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten State Electricity Company Regional Distribution of Jawa Barat and Banten

248

Banten in Figures 2010

BAB VII

INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Tabel 7.2.5 Table

Realisasi Penjualan Gas Kota Bulanan di Provinsi Banten, 2008-2009 Actual Monthly City Gas Sales in Banten Province, 2008-2009

2008 Bulan Month (1) Januari / January Pebruari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December Nilai Value (m3) (2) 93 130 623 90 235 834 111 351 825 120 357 645 126 801 431 139 139 210 133 952 269 129 474 277 124 718 914 115 838 242 111 743 984 91 128 527 Persentase Percentage (3) 6,71 6,50 8,02 8,67 9,14 10,03 9,65 9,33 8,99 8,35 8,05 6,57 Nilai Value (m3) (4)

2009 Persentase Percentage (5) 8,72 7,13 8,19 7,96 8,53 7,18 8,27 9,16 7,84 8,21 8,24 10,57

111 150 563 90 912 395 104 340 904 101 458 106 108 687 431 91 444 170 105 381 088 116 698 551 99 869 941 104 675 520 105 018 483 134 650 697

Jumlah

1 387 872 781

100,00

1 274 287 849

100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

249

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY

CHAPTER VII

Tabel 7.2.6 Table

Kuota Bahan Bakar Migas (BBM) Provinsi Banten dalam APBN (liter), 2006-2009 Quota of Fuel Oil for Banten Province in The Central Government Budget (liter), 2006-2009

Tahun (1) Nilai / Volume APBN-P 2006 Persentase Terhadap Nasional / Percentage of National Total Volume Nilai / Volume APBN-P 2007 Persentase Terhadap Nasional / Percentage of National Total Volume Nilai / Volume APBN-P 2008 Persentase Terhadap Nasional / Percentage of National Total Volume Nilai / Volume Persentase Terhadap Nasional / Percentage of National Total Volume

Premium (2) 711 996 4,19 828 104 4,99 847 787 4,99 1 053 622 5,03

Karosene (3) 433 340 4,38 391 598 4,08 308 724 4,08 125 221 2,66

Solar (4) 421 072 3,83 418 671 4,25 467 178 4,25 526 428 4,45

Kepmen ESDM 2711/2009

Sumber / Source : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) / Ministry of Energy and Mineral Resources

250

Banten in Figures 2010

BAB VII

INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

7.3 AIR MINUM WATER SUPPLY Tabel 7.3.1 Table Jumlah Perusahaan Air Minum, Kapasitas Produksi, Produksi Air Minum, dan Sumber Air yang Dipakai di Provinsi Banten, 2007-2009 Number of Water Supply Enterprises, Production Capacity, Water Production, and Water Resources in Banten Province, 2007-2009
Uraian Description (1) Jumlah Perusahaan Number of Water Supply Enterprises Jumlah Kapasitas Produksi Potensial (liter/detik) Number of Potential Prod. Cap.(litre/sec.) Jumlah Kapasitas Produksi Efektif (liter/detik) Number of Effective Prod. Cap.(litre/sec.) Produksi Air (m3) Production of Water Sumber Air (m3) Water Resources Sungai / River Danau / Lake Mata Air / Springs Artesis / Artesian Lainnya / Others 192 365 599 5 088 617 523 979 5 793 450 160 405 257 10 137 884 435 054 2 089 408 188 138 788 5 937 109 181 252 677 897

2007 (2)

2008 (3)

2009 (4)

6 7 864 6 637 203 771 645

8 7 883 6 889 206 339 005

6 8 370 6 890 136 134 538

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, diolah dari Survei Perusahaan Air Bersih BPS Statistics of Banten Province, based on Water Supply Establishment Survey

Banten dalam Angka 2010

251

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY

CHAPTER VII

Tabel Jumlah Pekerja Teknis dan Administrasi PAM 7.3.2 Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Table di Provinsi Banten, 2009 Number of Technical and Administration Workers of Water Supply Enterprise by Educational Attainment in Banten Province, 2009
Uraian Description (1) Jumlah Pekerja Teknik Number of Technical Workers SD / Primary School SLTP / Junior High School SLTA / Senior High School Akademi / Bachelor Degree Universitas / University Graduate Jumlah Pekerja Administrasi Number of Administration Workers SD / Primary School SLTP / Junior High School SLTA / Senior High School Akademi / Bachelor Degree Universitas / University Graduate

2007 (2) 337 31 25 219 19 43

2008 (3) 637 85 88 368 25 71

2009 (4) 476 23 13 327 27 86

851 81 82 503 38 147

639 42 50 366 29 152

302 38 31 155 13 64

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, diolah dari Survei Perusahaan Air Bersih BPS Statistics of Banten Province, based on Water Supply Establishment Survey

252

Banten in Figures 2010

BAB VII

INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Tabel Jumlah Pelanggan PAM, Volume dan Nilai Penjualan 7.3.3 Air Minum Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2009 Table Number of Water Supply Enterprise Customers, Volume and Values of Sold Water Supply by Classification of Tariff in Banten Province, 2009
Volume Penjualan Air Minum Volume of Sold Water Supply (m3) (3) 21 837 425 815 658 580 430 993 397 173 900 111 733 728 Nilai Penjualan Air Minum (ribu rupiah)/ Value of Sold Water Supply (thousand rupiahs) (4) 124 780 500 7 491 730 116 312 379 2 293 281 2 366 935 210 092 958

Klasifikasi Classification (1) Rumah Tangga Household Niaga / Perdagangan Trading Industri Industry Badan Sosial Social Institution Instansi Pemerintah Government Institution Lainnya Others

Jumlah Pelanggan Number of Customers (2) 161 844 12 806 214 1 703 473 61

Jumlah / Total 2008 2007

177 101 177 597 170 268

136 134 538 177 982 085 174 010 395

463 337 783 376 005 278 373 248 221

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, diolah dari Survei Perusahaan Air Bersih BPS Statistics of Banten Province, based on Water Supply Establishment Survey

Banten dalam Angka 2010

253

8
PERDAGANGAN
Trade

BAB VIII

PERDAGANGAN

Penjelasan Teknis 1. Sistem pencatatan Statistik Ekspor dan Impor adalah "General Trade" dengan wilayah pencatatan meliputi seluruh wilayah kepabeanan Indonesia. Sebelum tahun 2008, sistem pencatatan Statistik Impor adalah "Special Trade" dengan wilayah pencatatan meliputi seluruh wilayah kepabeanan Indonesia kecuali Kawasan Berikat yang diperlakukan sebagai luar negeri. 2. Pengesahan dokumen kepabeanan ekspor dan impor dilakukan oleh Bea dan Cukai berdasarkan Persetujuan Muat/Bongkar Barang. 3. Data ekspor berasal dari dokumen kepabeanan BC 3.0 atau yang disebut dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang diisi oleh eksportir. 4. Data impor berasal dari dokumen kepabeanan BC 2.0 atau yang disebut dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dan dokumen kepabeanan BC 2.3 yang mencatat impor barang dari Luar Negeri ke Kawasan Berikat.

Technical Notes 1. The recording of export and import statistics is based on General Trade System covering all Indonesian customs areas. Before 2008, the recording of import statistics is based on Special Trade System, which covers all Indonesian customs areas except bounded zone, which are regarded as "abroad".

2. The legalization of customs export and import documents is conducted by the Customs and Excise Office.

3. The export data are compiled based on customs export documents BC 3.0 or known as Export Declarations (PEB), filled by exporters. 4. The import data are compiled based on customs import documents BC 2.0 or known as Import Declarations Form (PIB) and customs import documents BC 2.3 which records import goods from foreign country to Bounded Zones Area. 5. Goods send abroad for processing purposes are recorded as export while its product sent to Indonesia are recorded as import.

5. Barang-barang yang dikirim ke luar negeri untuk diolah dicatat sebagai ekspor, sedangkan hasil olahan yang dikembalikan ke Indonesia dicatat sebagai impor.

Banten dalam Angka 2010

257

TRADE

CHAPTER VIII

6. Barang-barang luar negeri yang diolah di dalam negeri dicatat sebagai barang impor meskipun barang olahan tersebut akan kembali ke luar negeri. 7. Barang-barang yang tidak dicakup dalam pencatatan : a. Pakaian dan barang-barang perhiasan penumpang. b. Barang-barang bawaan penumpang dari luar negeri untuk dipakai sendiri, kecuali lemari es, pesawat televisi dan sebagainya. c. Barang-barang untuk keperluan perwakilan kedutaan suatu negara. d. Barang-barang ekspedisi dan ekshibisi atau pameran. e. Barang-barang untuk militer, yang diimpor langsung oleh angkatan bersenjata. f. Pembungkus/peti kemas untuk diisi kembali. g. Barang-barang contoh 8. Sistem pengolahan dokumen impor/ekspor Indonesia adalah sistem "Carry Over" yaitu dokumen ditunggu selama satu bulan, setelah bulan berjalan, sedangkan dokumen-dokumen yang terlambat akan diolah pada bulan berikutnya. Dengan demikian dokumen bulanbulan sebelumnya yang terlambat diterima dan masuk pada bulan berjalan, diperlakukan sebagai dokumen bulan pengolahan.

6. Foreign goods processed in Indonesia are still recorded as imports although the products will be sent to abroad.

7. The following goods are not included in the statistics : a. Clothings and passengers' jewelry. b. Luggage of passengers for own use, except refrigerators, television sets, etc. c. Goods imported for the use of foreign representive countries/embassies. d. Goods for expeditions, and shows or exhibitions. e. Military goods directly imported by the Armed Forces f. Packings/containers to be refilled. g. Bank notes and securities h. Sample goods

8. The carry-over system is used in processing Indonesian export and import documents. Documents are processed one month after the current month, while those received later will be processed for the succeeding month. This means previous documents received in the current month will be treated as processed documents.

258

Banten in Figures 2010

BAB VIII

PERDAGANGAN

9. Negara utama adalah negara yang mempunyai nilai ekspor/ impor terbesar. 10. Pelabuhan utama adalah pelabuhan yang mempunyai nilai ekspor/ impor terbesar.

9. Major country is country which recorded the biggest of export or import value. 10. Major port is port which recorded the biggest of export or import value.

Banten dalam Angka 2010

259

TRADE

CHAPTER VIII

8. Perdagangan Luar Negeri Perdagangan luar negeri, ekspor dan impor, dalam era globalisasi dewasa ini merupakan suatu keniscayaan, karena tidak ada satu pun negara di dunia ini yang dapat hidup secara mandiri. Dengan impor, suatu negara dapat memenuhi berbagai kebutuhan barang dan jasa baik barang konsumsi, bahan baku, maupun barang modal, yang tidak dapat diproduksi sendiri secara lebih murah, menguntungkan, efiesien, dan berkualitas. Melalui ekspor, suatu negara dapat menjual berbagai barang dan jasa yang diproduksinya sehingga dapat menambah devisa, meningkatkan produksi dalam negeri, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Karena itu, perdagangan luar negeri berdampak sangat luas sekaligus seharusnya menguntungkan bagi perekonomian domestik.

8. Foreign Trade Foreign trade, export and import, in this era of globalization is a necessity, because no single country in the world who can live independently. With imports, a country can meet various needs of both goods and services, consumer goods, raw materials, as well as capital goods, which can not be produced more cheaply, profitable, efiesien, and quality. Through exports, a country can sell various goods and services produced in order to increase foreign exchange, increase domestic production, create jobs and increase incomes. Therefore, foreign trade should have very broad as well as profitable for the domestic economy.

Volume dan nilai ekspor Banten pada tahun 2009 masing-masing mencapai 3,76 juta ton dan 5.806,33 juta USD. Bila diperhatikan komposisinya, ekspor Banten lebih banyak yang dimuat melalui pelabuhan/bandara diluar Banten terutama melalui Pelabuhan Tanjung Priok yang mencapai 2,08 juta ton dengan nilai 4.798,32 juta USD. Disamping itu, ekspor Banten kebanyakan untuk negara-negara Asia, terutama ke negara-negara ASEAN yaitu sebesar 1,37 juta ton dan 1.279,69 juta USD.

Volume and export value of Banten respectively reached 3.76 million tonnes and 5,806.33 million USD in 2009. According to its composition, Banten exports more through port / airport outside Banten primarily through Tanjung Priok Port, which reached 2.08 million tons with a value of USD 4,798.32 million. In addition, Banten exports mostly to Asian countries, especially to ASEAN countries which amounted to 1.37 million tons and 1,279.69 million USD.

260

Banten in Figures 2010

BAB VIII

PERDAGANGAN

Secara individu, ekspor Banten lebih banyak ditujukan ke AS, China dan Jepang yaitu masing-masing senilai 1.035,09 juta USD; 462,78 juta USD dan 444,80 juta USD.

Individually, Banten exports more directed to U.S., China and Japan are each valued at USD 1,035.09 million, 462.78 million USD and 444.80 million USD.

Sedangkan, volume dan nilai impor Banten pada tahun 2009 masingmasing mencapai 10,81 juta ton dan 5.523,09 juta USD. Bila diperhatikan komposisinya, impor Banten lebih banyak yang dibongkar melalui Pelabuhan Merak yang mencapai 6,00 juta ton dengan nilai 3,72 juta USD. Disamping itu, impor Banten kebanyakan berasal dari negaranegara Asia, terutama negara-negara ASEAN yaitu sebesar 2,96 juta ton dan 1.791,17 juta USD. Secara individu, impor Banten lebih banyak berasal dari Singapura, China dan Arab Saudi yaitu masing-masing senilai 1.086,84 juta USD; 601,54 juta USD dan 542,66 juta USD.

Meanwhile, volume and value of Banten import respectively reached 10.81 million tonnes and 5,523.09 million USD in 2009. According to its composition, Banten imports more through port of Merak which reached 6.00 million tons with a value of 3.72 million USD. In addition, imports of Banten came mostly from Asian countries, particularly ASEAN countries, which amounted to 2.96 million tons and 1,791.17 million USD. Individually, Banten import s more from Singapore, China and Saudi Arabia are each valued at 1,086.84 million USD, 601.54 million USD and 542.66 million USD.

Bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 6.971,91 juta USD, maka ekspor Banten mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu sebesar 16,72 persen. Penurunan tersebut disebabkan oleh krisis finansial dan ekonomi global yang turut melanda negara-negara mitra dagang utama seperti AS, China dan Jepang, dimana ekspor Banten ke negara-negara tersebut masing-masing mengalami penurunan sebesar 14,62 persen; 13,81 persen dan 30,66 persen.

When compared to 2008, reached 6,971.91 million USD, export of Banten decreased quite sharply that is equal to 16.72 percent. The decline was caused by financial crisis and global economy that also hit countries like U.S. major trading partners, China and Japan, in which Banten exports to these countries respectively decreased by 14.62 percent, 13.81 percent and 30,66 percent.

Banten dalam Angka 2010

261

TRADE

CHAPTER VIII

Disamping itu, penurunan ekspor Banten setidaknya dapat dikonfirmasi oleh turunnya impor Banten pada tahun 2009 sebesar 23,06 persen bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 7,178,23 juta USD. Untuk diketahui, impor Banten kebanyakan merupakan bahan baku dan barang modal untuk keperluan industri pengolahan, dimana kebanyakan industri Banten adalah industri berorientasi ekspor dengan produk yang juga mendominasi ekspor Banten. Karena itu, penurunan impor sekaligus mengindikasikan adanya penurunan ekspor.

In addition, declining in Banten exports at least can be confirmed by reduction in Banten import amounted to 23.06 percent in 2009 when compared to 2008 which reached 7,178.23 million USD. For known, import of Banten is generally a raw material and capital goods for exportoriented manufacturing industry with products that also dominate export of Banten. Therefore, decrease in imports indicated a decline in exports.

262

Banten in Figures 2010

BAB VIII

PERDAGANGAN Grafik 8.1 Nilai Ekspor dan Impor Provinsi Banten (juta US$), 2008-2009 Figure Value of Export and Import of Banten Province (million US$), 2008 -2009

8 000 7 000 6 000 5 000 4 000 3 000 2 000 1 000 0 2008 Ekspor / Export Impor / Import 2009 6 971,91 7 178,23 5 806,33

5 523,09

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 8.2 Persentase Nilai Ekspor Banten Menurut Pelabuhan Asal (persen), 2009 Figure Percentage of Banten Export Values by Origin Port (percent), 2009

100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 2008 Pelabuhan di Banten / Port in Banten 2009 Pelabuhan di luar Banten / Port in Banten Outside 18,10 17,36 81,90 82,64

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

263

TRADE

CHAPTER VIII

Grafik 8.3 Lima Negara Eksportir Terbesar Provinsi Banten (juta US$), 2009 Figure Five Largest Exporter Countries for Banten Province (million US$), 2009

1200 1 035,09 1000

800

600 462,78 400 444,80 362,69 353,15

200

0
Amerika Serikat / United States RRC / China, People's Rep.of Jepang / Japan Singapura / Singapore Malaysia

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 8.4 Lima Negara Importir Terbesar Provinsi Banten (juta US$), 2009 Figure Five Largest Importer Countries for Banten Province (million US$), 2009

1200

1 086,84

1000

800 601,54 600 542,66 475,10 359,37

400

200

0
Singapura / Singapore RRC / China, People's Rep.of Arab Saudi / Saudi Arabia Malaysia Brazil

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

264

Banten in Figures 2010

BAB VIII

PERDAGANGAN

Tabel 8.1 Table

Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Bulan (Berat bersih : ribu ton), 2008-2009 Volume of Exports of Banten Province by Month (Net weight : thousand ton), 2008-2009

Bulan / Month (1) Januari / January Pebruari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December

2008 (2) 357,35 326,98 318,18 320,92 295,14 284,52 304,75 300,73 367,27 288,62 260,06 283,49

2009 (3) 331,70 287,07 319,68 277,35 297,00 280,99 287,58 270,90 425,00 318,82 354,70 310,24

Jumlah / Total

3 708,01

3 761,02

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

265

TRADE

CHAPTER VIII

Tabel 8.2 Table

Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Bulan (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009 Value of Exports of Banten Province by Month (FOB value : million US$), 2008-2009

Bulan / Month (1) Januari / January Pebruari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December

2008 (2) 571,00 553,56 562,04 596,84 606,80 632,39 639,67 616,88 625,20 570,86 522,69 473,97

2009 (3) 414,49 410,75 425,55 452,62 497,44 498,38 491,51 484,33 520,20 524,10 521,71 565,24

Jumlah / Total

6 971,91

5 806,33

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

266

Banten in Figures 2010

BAB VIII

PERDAGANGAN

Tabel 8.3 Table

Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan/Bandara Muat (Berat bersih : ribu ton), 2008-2009 Volume of Exports of Banten Province by Major Port (Net weight : thousand ton), 2008-2009

Pelabuhan / Bandara Muat Port (1) Banten : 1. Bandara Soekarno-Hatta / Soekarno - Hatta Airport 2. Pelabuhan Merak / Merak Port 3. Pelabuhan Cigading / Cigading Port 4. Pelabuhan Tanjung Leneng / Tanjung Leneng Port 5. Pelabuhan Tanjung Sekong / Tanjung Sekong Port Luar Banten / Non Banten : 1. Bandara Halim PK / Halim PK Air Port 2. Pelabuhan Tanjung Priok / Tanjung Priok Port 3. Pelabuhan Lainnya / Other Port

2008 (2)

2009 (3)

6,09 736,76 382,50 422,34 13,00

5,71 964,32 320,40 386,18 2,18

0,00 2 147,30 0,02

0,00 2 082,18 0,05

Jumlah / Total
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

3 708,01

3 761,02

Banten dalam Angka 2010

267

TRADE

CHAPTER VIII

Tabel 8.4 Table

Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan/Bandara Muat (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009 Value of Exports of Banten Province by Port (FOB value : million US$), 2008-2009

Pelabuhan / Bandara Muat Port (1) Banten : 1. Bandara Soekarno Hatta / Soekarno - Hatta Airport 2. Pelabuhan Merak / Merak Port 3. Pelabuhan Cigading / Cigading Port 4. Pelabuhan Tanjung Leneng / Tanjung Leneng Port 5. Pelabuhan Tanjung Sekong / Tanjung Sekong Port Luar Banten / Non Banten : 1. Bandara Halim PK / Halim PK Air Port 2. Pelabuhan Tanjung Priok / Tanjung Priok Port 3. Pelabuhan Lainnya / Other Port

2008 (2)

2009 (3)

134,60 494,81 129,07 476,66 27,03

127,79 509,12 58,59 307,96 4,38

0,03 5 709,52 0,18

0,03 4 798,32 0,13

Jumlah / Total
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

6 971,91

5 806,33

268

Banten in Figures 2010

BAB VIII

PERDAGANGAN

Tabel 8.5 Table

Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Negara Tujuan (Berat bersih : ribu ton), 2008-2009 Volume of Exports of Banten Province by Country of Destination (Net weight : thousand ton), 2008-2009
Negara Tujuan Country of Destination (1)

2008 (2)

2009 (3)

ASIA ASEAN

Singapura / Singapore Malaysia / Thailand Vietnam / Viet Nam Filipina / Philippines Myanmar Kamboja / Cambodia Brunei Darussalam Laos / Lao PDR RRC / China, Peoples Rep. of Jepang / Japan Korea Selatan / Korea, Republic of India Hong Kong / Hong Kong SAR Taiwan / Taiwan, Province of China Uni Emirat Arab/ United Arab Emirates Arab Saudi / Saudi Arabia Irak / Iraq Pakistan Iran / Iran, Islamic Republic of Lainnya / Others

211,92 508,02 288,22 110,10 58,26 19,97 4,73 2,21 0,44 469,55 261,93 225,36 75,72 47,68 62,61 41,32 29,00 12,20 36,67 219,78 26,51 9,53 23,80 16,55 83,49

412,23 466,85 256,27 131,90 68,16 25,59 3,87 1,43 0,25 628,69 208,66 223,55 141,29 39,93 84,66 42,25 44,66 9,12 14,67 19,12 116,32 40,84 35,50 12,95 15,60 16,14 31,58

Asia Lainnya / Rest of Asia

AFRIKA / AFRICA Afrika Selatan / South Africa Mesir / Egypt Aljazair / Algeria Nigeria Mauritius Lainnya / Rest of Africa

Banten dalam Angka 2010

269

TRADE

CHAPTER VIII

Lanjutan Tabel / Continued Table 8.5

Negara Tujuan Country of Destination (1) AUSTRALIA & OCEANIA Australia Selandia Baru / New Zealand Oceania Lainnya / Rest of Oceania

2008 (2) 200,09 10,20 3,91

2009 (3) 89,28 11,88 5,17

AMERIKA / AMERICA NAFTA Amerika Serikat / United States Meksiko / Mexico Kanada / Canada Amerika Lainnya Brazil Rest of America Chili / Chile Panama Argentina Kolombia / Colombia Lainnya / Others EROPA / EUROPE Uni Eropa Belgia / Belgium European Union Jerman / Germany Federal. Republic of Inggris / United Kingdom Belanda / Netherlands Italia / Italy Prancis / France Spanyol / Spain Uni Eropa Lainnya / Others

281,26 10,65 7,58 29,18 4,53 2,49 3,76 2,40 19,55

212,35 13,89 6,01 21,08 4,94 4,03 3,38 3,09 19,00

34,61 26,07 33,42 26,83 24,39 15,90 14,62 25,82

26,58 27,19 34,94 22,02 22,04 20,05 30,73 28,80

270

Banten in Figures 2010

BAB VIII

PERDAGANGAN

Lanjutan Tabel / Continued Table 8.5

Negara Tujuan Country of Destination (1) Eropa Lainnya Rest of Europe Turki / Turkey Federasi Rusia / Russian Federation Ukrainia / Ukraine Lainnya / Others

2008 (2) 68,14 7,63 5,47 3,97

2009 (3) 48,40 6,84 2,19 5,10

Jumlah / Total
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

3 708,01

3 761,02

Banten dalam Angka 2010

271

TRADE

CHAPTER VIII

Tabel 8.6 Table

Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Negara Tujuan Utama (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009 Value of Exports of Banten Province by Country of Destination (FOB value : million US$), 2008-2009

Negara Tujuan Country of Destination (1) ASIA ASEAN

2008 (2

2009 (3)

Singapura / Singapore Malaysia / Thailand Vietnam / Viet Nam Filipina / Philippines Myanmar Kamboja / Cambodia Brunei Darussalam Laos / Lao PDR RRC / China, Peoples Rep. of Jepang / Japan Korea Selatan / Korea, Republic of India Hong Kong / Hong Kong SAR Taiwan / Taiwan, Province of China Uni Emirat Arab/ United Arab Emirates Arab Saudi / Saudi Arabia Irak / Iraq Pakistan Iran / Iran, Islamic Republic of Lainnya / Others

335,84 473,29 387,82 148,82 143,83 13,52 3,53 4,27 2,16 536,96 641,53 289,79 106,91 102,30 95,15 90,79 38,50 127,61 13,09 25,54 190,82 39,80 50,50 26,58 23,56 13,50 48,17

362,69 353,15 264,12 160,73 119,65 13,76 2,84 2,33 0,42 462,78 444,80 240,37 120,11 88,88 90,06 62,01 40,01 20,11 16,28 13,69 125,18 48,83 40,35 27,81 14,98 10,85 51,05

Asia Lainnya Rest of Asia

AFRIKA / AFRICA Afrika Selatan / South Africa Mesir / Egypt Aljazair / Algeria Nigeria Mauritius Lainnya / Rest of Africa

272

Banten in Figures 2010

BAB VIII

PERDAGANGAN

Lanjutan Tabel / Continued Table 8.6

Negara Tujuan Country of Destination (1) AUSTRALIA & OCEANIA Australia Selandia Baru / New Zealand Oceania Lainnya / Rest of Oceania

2008 (2) 193,17 18,03 6,85

2009 (3) 108,41 17,95 9,98

AMERIKA / AMERICA NAFTA Amerika Serikat / United States Meksiko / Mexico Kanada / Canada Amerika Lainnya Brazil Rest of America Chili / Chile Panama Argentina Kolombia / Colombia Lainnya / Others EROPA / EUROPE Uni Eropa Belgia / Belgium European Union Jerman / Germany Federal. Republic of Inggris / United Kingdom Belanda / Netherlands Italia / Italy Prancis / France Spanyol / Spain Uni Eropa Lainnya / Others

1 212,32 48,51 37,41 63,76 21,85 19,33 21,65 8,83 32,50

1 035,09 54,48 34,93 61,01 25,63 20,83 14,23 11,37 31,54

251,83 218,07 180,86 148,42 123,00 85,43 1,25 139,54

210,51 198,21 187,17 119,37 106,79 99,31 61,52 69,88

Banten dalam Angka 2010

273

TRADE

CHAPTER VIII

Lanjutan Tabel / Continued Table 8.6

Negara Tujuan Country of Destination (1) Eropa Lainnya Rest of Europe Turki / Turkey Federasi Rusia / Russian Federation Ukrainia / Ukraine Lainnya / Others

2008 (2) 96,82 41,80 16,88 9,65

2009 (3) 68,20 35,62 8,47 18,02

Jumlah / Total
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

6 971,91

5 806,33

274

Banten in Figures 2010

BAB VIII

PERDAGANGAN

Tabel 8.7 Table

Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Golongan SITC (Berat bersih : ribu ton), 2008-2009 Volume of Exports of Banten Province by SITC Group (Net weight : thousand ton), 2008-2009

SITC (1) 0 1 2 3

Golongan Barang Commodity Group (2) Bahan makanan dan binatang bidup / Food and live animals Minuman dan tembakau / Beverages and tobacco Bahan-bahan makanan, tidak untuk dimakan / Raw materials, inedible Bahan bakar pelikan, penyemir dan bahan-bahan yang berkenaan dengan itu / Mineral fuels, lubricants, and related materials Lemak serta minyak hewan dan nabati / Animal and vegetable oils and fats Bahan-bahan kimia / Chemicals Barang-barang buatan pabrik dirinci menurut bahan / Manufactured goods classified by materials Mesin dan alat pengangkutan / Machinery and transport equipment Berbagai jenis barang buatan pabrik / Miscellaneous manufactured articles Barang-barang transaksi tidak dirinci / Commodities and transactions not further specified Jumlah / Total

2008 (3) 91,87 2,34 247,34 372,25

2009 (4) 62,77 1,25 215,68 528,54

4 5 6

0,13 1 295,03 1 410,58

0,20 1 344,81 1 315,37

7 8 9

103,20 185,28 -

111,70 180,71 -

3 708,01

3 761,02

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

275

TRADE

CHAPTER VIII

Tabel 8.8 Table

Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Golongan SITC (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009 Volume of Exports of Banten Province by SITC Group (FOB value : million US$), 2008-2009

SITC (1) 0 1 2 3

Golongan Barang Commodity Group (2) Bahan makanan dan binatang bidup / Food and live animals Minuman dan tembakau / Beverages and tobacco Bahan-bahan makanan, tidak untuk dimakan / Raw materials, inedible Bahan bakar pelikan, penyemir dan bahan-bahan yang berkenaan dengan itu / Mineral fuels, lubricants, and related materials Lemak serta minyak hewan dan nabati / Animal and vegetable oils and fats Bahan-bahan kimia / Chemicals Barang-barang buatan pabrik dirinci menurut bahan / Manufactured goods classified by materials Mesin dan alat pengangkutan / Machinery and transport equipment Berbagai jenis barang buatan pabrik / Miscellaneous manufactured articles Barang-barang transaksi tidak dirinci / Commodities and transactions not further specified Jumlah / Total

2008 (3) 289,15 1,58 132,94 334,25

2009 (4) 156,57 1,00 101,78 327,41

4 5 6

0,07 1 446,41 2 154,76

0,12 1 141,81 1 610,17

7 8 9

540,25 2 072,51 -

537,71 1 929,77 -

6 971,91

5 806,33

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

276

Banten in Figures 2010

BAB VIII

PERDAGANGAN

Tabel 8.9 Table

Volume Impor Provinsi Banten Menurut Bulan (Berat bersih : ribu ton), 2008-2009 Volume of Imports of Banten Province by Month (Net weight : thousand ton), 2008-2009

Bulan / Month (1) Januari / January Pebruari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December

2008 (2) 984,38 1 196,21 701,13 1 162,41 855,35 845,25 579,22 826,63 1 010,35 918,05 784,02 776,19

2009 (3) 556,67 569,87 550,69 951,96 803,91 1 349,08 1 079,47 1 122,29 854,31 1 161,53 979,34 827,78

Jumlah / Total

10 639,21

10 806,91

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

277

TRADE

CHAPTER VIII

Tabel 8.10 Table

Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Bulan (Nilai CIF : juta US$), 2008-2009 Value of Imports of Banten Province by Month (CIF Value : million US$), 2008-2009

Bulan / Month (1) Januari / January Pebruari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December

2008 (2) 524,74 605,54 537,98 632,99 622,27 609,13 566,36 765,14 864,41 685,29 474,68 289,71

2009 (3) 317,77 284,24 336,97 380,50 437,31 631,28 511,41 572,17 436,43 651,99 462,48 500,53

Jumlah / Total

7 178,23

5 523,09

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

278

Banten in Figures 2010

BAB VIII

PERDAGANGAN

Tabel 8.11 Table

Volume Impor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan/Bandara Bongkar (Berat bersih : ribu ton), 2008-2009 Volume of Imports of Banten Province by Port (Net Weight : thousand ton), 2008-2009

Pelabuhan / Bandara Bongkar Port (1) 1. Bandara Soekarno Hatta / Soekarno - Hatta Airport 2. Pelabuhan Merak / Merak Port 3. Pelabuhan Cigading / Cigading Port 4. Pelabuhan Tanjung Leneng / Tanjung Leneng Port 5. Pelabuhan Tanjung Sekong / Tanjung Sekong Port

2008 (2) 5 400,04 5 190,04 45,64 3,50

2009 (3) 5 997,17 4 764,59 45,16 -

Jumlah / Total
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

10 639,21

10 806,91

Banten dalam Angka 2010

279

TRADE

CHAPTER VIII

Tabel 8.12 Table

Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan / Bandara Bongkar (Nilai CIF : juta US$), 2008-2009 Value of Imports of Banten Province by Port (CIF value : million US$), 2008-2009

Pelabuhan / Bandara Bongkar Port (1) 1. Bandara Soekarno Hatta / Soekarno - Hatta Airport 2. Pelabuhan Merak / Merak Port 3. Pelabuhan Cigading / Cigading Port 4. Pelabuhan Tanjung Leneng / Tanjung Leneng Port 5. Pelabuhan Tanjung Sekong / Tanjung Sekong Port

2008 (2) 5 017,16 2 076,54 83,15 1,38

2009 (3) 3 719,72 1 744,67 58,70 -

Jumlah / Total
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

7 178,23

5 523,09

280

Banten in Figures 2010

BAB VIII

PERDAGANGAN

Tabel 8.13 Table

Volume Impor Provinsi Banten Menurut Negara Asal (Berat bersih : ribu ton), 2008-2009 Volume of Imports of Banten Province by Country of Origin (Net weight : thousand ton), 2008-2009
Negara Asal Country of Orirgin (1) 2008 (2) 2009 (3)

ASIA ASEAN

Singapura / Singapore Malaysia Thailand Filipina / Phillipines Vietnam / Viet Nam China / China, People Republic of Arab Saudi / Saudi Arabia India Jepang / Japan Iran / Iran, Islamic Republic of Korea Selatan / Korea, Republic of Qatar Uni Emirat Arab / United Arab Emirates Lainnya / Others

1 148,95 823,53 423,88 11,69 0,01 224,97 781,58 702,51 222,35 189,55 167,72 268,31 254,37 523,06 96,67 0,00 21,58 1 143,72 56,25 0,00

1 569,91 811,95 574,17 7,48 0,97 269,99 842,92 512,71 261,07 225,72 226,11 210,96 161,53 528,38 105,51 77,17 25,82 15,76 1 075,03 0,00 -

Asia Lainnya Rest of Asia

AFRIKA / AFRICA Afrika Selatan / South Africa Mesir / Egypt Maroko / Marocco Lainnya /Rest of Africa AUSTRALIA & OCEANIA Australia Selandia Baru /New Zealand Oceania Lainnya /Rest of Oceania

Banten dalam Angka 2010

281

TRADE

CHAPTER VIII

Lanjutan Tabel / Continued Table 8.13

Negara Asal Country of Orirgin (1) AMERIKA / AMERICA NAFTA Amerika Serikat / United States Kanada / Canada Meksiko / Mexico Amerika Lainnya Brazil Rest of America Argentina Chili Lainnya / Others EROPA / EUROPE Uni Eropa Belanda / Netherlands European Union Belgia / Belgium Spanyol / Spain Jerman / Germany, Federal Republic of Rumania / Romanian Prancis / France Uni Eropa Lainnya / Others Eropa Lainnya Rest of Europe Federasi Rusia / Russian Federation Ukrainia / Ukraine Turki / Turkey Lainnya / Others

2008 (2)

2009 (3)

452,26 21,49 0,03 1 412,79 446,21 728,93 5,93

619,12 2,52 0,00 1 219,81 485,51 444,55 95,63

8,93 0,08 0,05 8,40 0,29 64,71 425,30 0,02 3,06

52,25 54,70 5,13 4,59 1,15 0,48 2,26 230,71 65,53 19,75 0,02

Jumlah /Total
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

10 639,21

10 806,91

282

Banten in Figures 2010

BAB VIII

PERDAGANGAN

Tabel 8.14 Table

Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Negara Asal (Nilai CIF : juta US$), 2008-2009 Value of Imports of Banten Province by Country of Origin (CIF value : million US$), 2008-2009

Negara Asal Country of Orirgin (1) ASIA ASEAN

2008 (2)

2009 (3)

Singapura / Singapore Malaysia Thailand Filipina / Phillipines Vietnam / Viet Nam China / China, People Republic of Arab Saudi / Saudi Arabia India Jepang / Japan Iran / Iran, Islamic Republic of Korea Selatan / Korea, Republic of Qatar Uni Emirat Arab / United Arab Emirates Lainnya / Others Afrika Selatan / South Africa Mesir / Egypt Maroko / Marocco Lainnya /Rest of Africa Australia Selandia Baru /New Zealand Oceania Lainnya /Rest of Oceania

1 191,09 821,76 184,17 0,63 0,04 500,30 798,12 433,60 256,59 250,18 169,33 246,43 216,16 360,18 31,00 0,00 30,26 186,76 30,36 0,04

1 086,84 475,10 223,59 4,64 1,00 601,54 542,66 227,20 207,99 176,33 156,41 132,18 103,20 222,84 54,06 15,10 10,08 8,98 111,74 0,01 -

Asia Lainnya Rest of Asia

AFRIKA / Africa

AUSTRALIA & OCEANIA

Banten dalam Angka 2010

283

TRADE

CHAPTER VIII

Lanjutan Tabel / Continued Table 8.14

Negara Asal Country of Orirgin (1) AMERIKA / America NAFTA Amerika Serikat / United States Kanada / Canada Meksiko / Mexico Amerika Lainnya Brazil Rest of America Argentina Chili Lainnya / Others EROPA / Europe Uni Eropa Europen Union

2008 (2)

2009 (3)

297,49 10,02 0,16 435,21 211,55 114,05 7,58

327,07 1,94 0,02 359,37 218,01 59,74 35,49

Belanda / Netherlands Belgia / Belgium Spanyol / Spain Jerman / Germany, Federal Republic of Rumania / Romanian Prancis / France Uni Eropa Lainnya / Others Federasi Rusia / Russian Federation Ukrainia / Ukraine Turki / Turkey Lainnya / Others

15,25 0,25 0,10 16,54 0,64 44,45 313,57 0,04 4,32

19,05 9,51 7,55 6,50 2,68 1,34 2,87 85,17 16,05 9,00 0,24

Eropa Lainnya Rest of Europe

Jumlah / Total
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

7 178,23

5 523,09

284

Banten in Figures 2010

BAB VIII

PERDAGANGAN

Tabel 8.15 Table

Volume Impor Provinsi Banten Menurut Golongan SITC (Berat bersih : ton), 2008-2009 Volume of Imports of Banten Province by SITC Group (Net weight : ton), 2008-2009

SITC (1) 0 1 2 3

Golongan Barang Commodity Group (2) Bahan makanan dan binatang bidup / Food and live animals Minuman dan tembakau / Beverages and tobacco Bahan-bahan makanan, tidak untuk dimakan / Raw materials, inedible Bahan bakar pelikan, penyemir dan bahan-bahan yang berkenaan dengan itu / Mineral fuels, lubricants, and related materials Lemak serta minyak hewan dan nabati / Animal and vegetable oils and fats Bahan-bahan kimia / Chemicals Barang-barang buatan pabrik dirinci menurut bahan / Manufactured goods classified by materials Mesin dan alat pengangkutan / Machinery and transport equipment Berbagai jenis barang buatan pabrik / Miscellaneous manufactured articles Barang-barang transaksi tidak dirinci / Commodities and transactions not further specified Jumlah / Total

2008 (3) 793,09 0,19 3 935,44 2 308,76

2009 (4) 1 534,42 3 072,97 2 460,44

4 5 6

0,26 2 344,56 1 176,16

2 803,94 815,23

7 8 9

70,42 10,34 -

110,84 9,07 0,00

10 639,21

10 806,91

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

285

TRADE

CHAPTER VIII

Tabel 8.16 Table

Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Golongan SITC (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009 Volume of Imports of Banten Province by SITC Group (FOB value : million US$), 2008-2009

SITC (1) 0 1 2 3

Golongan Barang Commodity Group (2) Bahan makanan dan binatang bidup / Food and live animals Minuman dan tembakau / Beverages and tobacco Bahan-bahan makanan, tidak untuk dimakan / Raw materials, inedible Bahan bakar pelikan, penyemir dan bahan-bahan yang berkenaan dengan itu / Mineral fuels, lubricants, and related materials Lemak serta minyak hewan dan nabati / Animal and vegetable oils and fats Bahan-bahan kimia / Chemicals Barang-barang buatan pabrik dirinci menurut bahan / Manufactured goods classified by materials Mesin dan alat pengangkutan / Machinery and transport equipment Berbagai jenis barang buatan pabrik / Miscellaneous manufactured articles Barang-barang transaksi tidak dirinci / Commodities and transactions not further specified Jumlah / Total

2008 (3) 362,52 0,15 708,42 2 030,40

2009 (4) 637,54 456,07 1 393,80

4 5 6

0,22 2 812,96 962,71

2 064,92 439,32

7 8 9

272,50 28,36 -

504,99 26,44 0,00

7 178,23

5 523,09

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

286

Banten in Figures 2010

9
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Transportation and Communication

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Penjelasan Teknis 1. Data panjang jalan yang disajikan adalah data jalan negara dan jalan provinsi yang bersumber dari Dinas Bina Marga Provinsi Banten.

Technical Notes 1. Data on the lenght of state and provincial roads were taken from Office of Regional Road Construction and Spatial Planning Service of Banten Province. 2. Data on transportations and communications cover : a. Land Transportation b. Sea Transportation c. Air Transportation d. Post and Telecommunication 3. Data on transportations are obtained from relevant institutions, compiled by BPS Statistics of Indonesia every year.

2. Data transportasi dan komunikasi meliputi : a. Angkutan Darat b. Angkutan Udara c. Angkutan Laut d. Pos dan Telekomunikasi 3. Sumber data transportasi berasal dari masing-masing instansi terkait, dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) setiap tahun.

4. Kantor Pos adalah pemberi pelayanan pengiriman barang, uang, dsb. Dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pengguna pelayanan biasanya diharuskan menempel perangko yang cukup pada sampul surat, kartu pos, pos wesel, warkat pos, paket dsb. Rumah pos berfungsi sama seperti kantor pos dan kantor pos pembantu, bedanya rumah pos biasanya terletak di daerah terpencil.

4. Post office is a building/office dealing with delivery of goods, letters, money, etc. from one place to another place. Service users usually put postage stamps on the envelope and postcard or are charged with amount of money in obtaining services such as money order, aerogramme, package post, etc. A mailing house has the same function as post office and auxiliary post office. It is usually located in remote areas.

Banten dalam Angka 2010

289

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

9.1. Perhubungan Darat Panjang jalan provinsi dan jalan negara di Provinsi Banten pada akhir tahun 2009 mencapai 1.379,41 km, terdiri dari 490,40 km jalan negara dan 889,01 km jalan provinsi. Panjang jalan ini tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelumnya, karena tidak adanya peralihan kewenangan. Semua jalan negara telah diaspal, sedangkan jalan provinsi yang belum diaspal hanya sebesar 2,31 persen. Kondisi jalan negara maupun provinsi hanya 49,11 persen yang baik, padahal pada tahun sebelumnya masih 59,54 persen. Kondisi jalan negara yang baik mengalami peningkatan, dari 281,59 km pada tahun 2008 menjadi 350,07 km di tahun 2009. Sebaliknya, kondisi jalan provinsi yang baik justru turun hampir 212,14 km hingga hanya tinggal 327,42 km pada tahun 2009 Populasi kendaraan roda empat yang terdaftar pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPKAD) Provinsi Banten sampai akhir tahun 2009 mencapai 325.710 unit, bertambah 22.536 unit bila dibandingkan dengan akhir tahun 2008 yang sebanyak 303.174 unit. Penambahan tersebut, lebih disebabkan oleh adanya kendaraan baru yang mencapai 26.472 unit, karena hasil mutasi justru menyebabkan kendaraan lama yang terdaftar berkurang sebanyak 3.936 unit. Populasi kendaraan umum roda empat sendiri hanya sekitar 13,93 persen dari total pupulasi kendaraan roda empat atau hanya sebanyak 45.371 unit, itupun 2.125 unit diantaranya merupakan tambahan armada baru.

9.1. Land Transportation Length of state roads and provincial roads in Banten province by the end of 2009 reached 1,379.41 km, comprising 490.40 km of state roads and 889.01 km of provincial roads. The length of these roads have not changed compared to the same period last year, because of the absence of transitional authority. All countries have paved roads, while unpaved provincial roads amounted to 2.31 percent only. Only 49.11 percent of state roads and provincial roads are in good condition, whereas in previous year were 59.54 percent. State roads that are in good conditions increased from 281.59 km in 2008 to 350.07 km in 2009. Conversely, condition of provincial roads are either actually dropped almost 212.14 km to 327.42 km only in 2009. The population of four-wheeled vehicle registered at the Office of Financial Management and Regional Asset (DPKAD) of Banten Province until the end of 2009 reached 325,710 units, increasing 22,536 units compared to the end of 2008 that reached 303,174 units. The increase was due to the addition of new vehicles reached 26,472 units, because of the mutation actually causes old vehicle is registered to be reduced as much as 3,936 units. General population of four-wheeled vehicle itself is only about 13.93 percent of total Population of automobile or just as much as 45,371 units, including units of 2,125 a new fleet incremental.

290

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Sementara itu, populasi sepeda motor yang terdaftar pada DPKAD Provinsi Banten mencapai 2,03 juta unit, dengan 0,28 juta diantaranya merupakan kendaraan baru. Semua sepeda motor adalah kendaraan pribadi dan tidak termasuk dalam kategori kendaraan umum. Di Provinsi Banten terdapat 21 stasiun kereta api yang berada pada sepanjang jalur kereta api Merak Jakarta. Pada tahun 2009, volume penumpang kereta api mencapai 7,74 juta orang, meningkat sebesar 2,16 persen bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebanyak 7,57 juta orang. Akibatnya, pendapatan PT KA yang diperoleh dari penjualan tiket pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 9,95 persen hingga mencapai 17,82 milyar rupiah.

Meanwhile, number of registered motorcycles on DPKAD of Banten province reached 2.03 million units, 0.28 million of them are new vehicles. All motorcycles and private vehicles are not included in the category of public service vehicles.

Banten province has 21 railway stations located along railway line at Merak - Jakarta. Volume of train passengers reach 7.74 million in 2009, 2.16 percent of increase compared to 2008 that amounted to 7.57 million people. As a result, the acquisition of PT KA revenue from ticket sales in 2009 increased by 9.95 percent into 17.82 billion rupiahs.

9.2. Perhubungan Udara Bandara Soekarno-Hatta merupakan bandara terbesar di Indonesia. Terletak di Kota Tangerang dan menjadi pintu keluar-masuk internasional bagi Indonesia, baik untuk penumpang maupun barang. Tingkat kepadatan bandara Soekarno-Hatta dapat dilihat dari jumlah pesawat dan penumpang yang sepertinya melebihi kapasitasnya. Jumlah pesawat dan penumpang domestik yang berangkat dari bandara ini mengalami peningkatan masingmasing dari 104.279 pesawat dan 11,89 juta orang pada tahun 2008 menjadi 112.843 pesawat dan 13,32 juta orang di tahun 2009.

9.2. Air Transportation Soekarno-Hatta Airport is the largest airport in Indonesia. Located in Tangerang City and became an international exit-entry to Indonesia, either for passengers or goods. Density level of Soekarno-Hatta airport can be seen from the number of aircraft and passengers who seem to exceed its capacity. Total domestic passenger aircraft departing from this airport has increased respectively 104,279 planes and 11.89 million passengers in 2008 into 112,843 aircraft and 13.32 million passengers in 2009.

Banten dalam Angka 2010

291

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

Untuk tujuan internasional, jumlah pesawat dan penumpang yang berangkat melalui bandara ini pada tahun 2009 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,27 persen dan 6,22 persen hingga menjadi 24.799 pesawat dan 3,83 juta orang.

For international destinations, number of planes and passengers through the airport in 2009 have increased respectively by 0.27 percent and 6.22 percent up to 24,799 aircraft and 3.83 million people.

9.3. Perhubungan Laut Angkutan penyeberangan di pelabuhan Merak merupakan salah satu dari kegiatan usaha jasa kepelabuhan yang diberikan oleh pelabuhan umum di Indonesia. Pelabuhan umum menurut statusnya dibedakan antara pelabuhan umum yang diusahakan dan pelabuhan umum yang tidak diusahakan. Secara umum, jumlah trip angkutan penyeberangan di pelabuhan Merak pada tahun 2009 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2008 untuk jenis kapal cepat Bakauheni, sedangkan untuk jenis kapal cepat Ro-Ro justru meningkat. Pada tahun 2009 jumlah trip kapal cepat Bakauheni sebanyak 1.290 trip, sedangkan kapal cepat Ro-Ro mencapai 26.317 trip. Hanya saja, jumlah penumpang yang diangkut baik oleh kapal cepat Bakauheni maupun oleh kapal cepat Ro-Ro sama-sama mengalami penurunan masing-masing dari 100.385 orang dan 1.604.312 menjadi 84.974 orang dan 1.511.653. Jumlah kendaraan yang diangkut pada tahun 2009 juga menurun dari 1.658.757 unit menjadi 1.644.354 unit.

9.3. Sea Transportation Transport ferry at port of Merak is one of port operations services provided by public ports in Indonesia. Public port according to its status differentiated between cultivated public ports and non cultivated public port. In general, number of trips in port of Merak ferry transportation in 2009 decreased compared to 2008 for this type of Bakauheni speedster, while for Ro-Ro speedster have been increasing. In 2009 number of Bakauheni speedster trips amounted to 290 trips, while Ro-Ro speedster reaches 26,317 trips. However, number of passengers transported either by both speedster are equally decreased respectively from 100,385 people and 1,604,312 people into 84,974 people and 1,511,653 people. The number of vehicles that are transported in 2009 also declined from 1,658,757 units to 1,644,354 units.

292

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Grafik 9.1 Persentase Jalan Provinsi dan Jalan Nasional di Provinsi Banten Menurut Kondisi Jalan, 2008-2009 Figure Percentage of National and Provincial Authority Road in Banten Province by Road Condition, 2008-2009

100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Jalan Provinsi - 2008 Jalan Provinsi - 2009 Jalan Nasional - 2008 60,7 36,8 57,4 30,0 12,4 42,2 26,9 21,0 12,6

8,6 20,0

71,4

Jalan Nasional - 2009

Baik / Good

Sedang / Moderate

Rusak / Damage

Sumber / Source : Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Office of Regional Road Construction and Spatial Planning Service of Banten Province

Grafik 9.2 Realisasi Volume Penumpang Kereta Api Bulanan di Provinsi Banten, 2009 Figure Monthly Realization of Rail Transportation Passengers in Banten Province, 2009

700 000

650 000
640 419

677 689

666 258 631 586 607 609

655 541 656 742

665 752

659 674

670 607 650 763

600 000

550 000
556 086

500 000

450 000

400 000

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agust

Sep

Okt

Nov

Des

Sumber / Source : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Banten Office of Transportation, Communication, and Informatics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

293

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

Grafik 9.3 Banyaknya Penumpang dari Penerbangan Domestik dan Internasional di Bandara Soekarno-Hatta, 2009 Figure Number of Passengers of International and Domestic Flights at Soekarno-Hatta Airport, 2009

1 600 000 1 400 000 1 200 000 1 000 000 800 000 600 000 400 000 200 000 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des

Penumpang Datang - Penerbangan Internasional / Arrival - International Flights Penumpang Berangkat - Penerbangan Internasional / Departure - International Flights Penumpang Datang - Penerbangan Domestik / Arrival - Domestic Flights Penumpang Berangkat - Penerbangan Domestik / Departure - Domestic Flights

Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)

Grafik 9.4 Figure

Jumlah Kapal Asing dan Domestik di Pelabuhan MerakMenurut Bulan, 2009 Number of Indonesian and Foreign Ship in Merak Port by Month, 2009

450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

Kapal Milik Asing (Foreign Owned)

Kapal Domestik (Indondesian Owned)

Sumber / Source : PT Angkasa Pura II (Persero)

294

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

9.1. PERHUBUNGAN DARAT LAND TRANSPORTATION Tabel 9.1.1 Table Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah Yang Berwenang, Jenis Permukaan, Kondisi Jalan dan Kelas Jalan di Provinsi Banten (km), 2008-2009 Road Lengths by Level of Government Authorised, Surface Type, Road Condition and Class in Banten Province (km), 2008-2009
2008 Negara State (2) 490,40 490,40 490,40 281,59 146,94 61,87 490,40 113.5 64,13 277,9 34,85 Provinsi Province (3) 889,01 868,49 20,52 889,01 539,76 110,31 238,94 889,01 74,78 196,92 617.31 Negara State (4) 490,40 490,40 490,40 350,07 98,03 42,30 490,40 113,53 64,13 277,89 34,85 2009 Provinsi Province (5) 889,01 868,49 20,52 889,01 327,42 375,27 186,32 889,01 70,80 186,42 631,79

Uraian Description (1) 1. Jenis Permukaan / Surface Type a. Diaspal / Asphalted b. Kerikil / Gravel c. Tanah / Land d. Tidak Dirinci / Unclassificated 2. Kondisi Jalan / Road Condition a. Baik / Good b. Sedang / Moderate c. Rusak / Damage d. Rusak Berat / Seriously Damage 3. Kelas Jalan / Road Class a. Kelas I / Class I b. Kelas II / Class II c. Kelas III / Class III d. Kelas IIIA / Class IIIA e. Kelas IIIB / Class IIIB f. Kelas IIIC / Class IIIC g. Kelas Tidak Dirinci Unclassificated

Sumber / Source : Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Office of Regional Road Construction and Spatial Planning Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

295

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

Tabel 9.1.2 Table

Data Ruas Jalan Provinsi dan Nasional di Provinsi Banten, 2009 Data of National and Provincial Authority Road in Banten Province, 2009

Nomor Ruas Number of Section Road (1)

Ruas Jalan Section Road (2)

Status Status (3)

Fungsi Function (4)

Kelas Class (5)

Panjang Length (km) (6)

Lapis Permukaan Layers of Surface Road (7)

1. Serang dan Cilegon 001. 001.11K 001.12K 002. 002.11K 002.12K 002.13K 002. 14K 002.15K 003.11K 003.12K 026.1 026.11K 127 Nasional / National Cilegon Merak Jl. Raya Cilegon (Cilegon) Jl. Raya Merak Serang Cilegon Jl. Maulana Yusuf(Serang) Jl. SA Tirtayasa (Serang) Jl. Mayor Safei (Serang) Jl. Raya Cilegon (Serang) Jl. Raya Serang (Cilegon) Jl. Ahmad Yani (Serang) Jl. Sudirman (Serang) Cilegon - Pasauran Jl. Raya Anyer (Cilegon) Serdang - Bojonegara - Merak Jumlah / Total Provinsi / Province Serang - Cadasari Jl. Tb. A. Khatib (Serang) Jl. Yumaga (Serang) Jl. Raya Pandeglang (Serang) Cikande - Citeras Pakupatan - Palima Palima - Pasang Teneng N N N N N N N N N N N N N N A A A A A A A A A A A K-1 K-1 K-1 II II II II II II II II II II II IIIB IIIB 8,02 1,48 3,00 6,42 0,45 0,55 0,80 6,15 3,73 1,65 4,40 38,92 3,50 34,85 113,92 14,22 0,65 0,80 0,73 18,10 10,50 40,90 Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Rigid/Hotmix

029 029.14K 029.15K 029.16K 082 128 129

P P P P P P P

K-2 K-2 K-2 K-2 K-2 K-2 K-2

IIIA IIIA IIIA IIIA IIIA -

Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix

296

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2

Nomor Ruas Number of Section Road (1) 155 156 169 182 168 186 174 176 177 178 179 180 181 187 188 175 183 184 170 157 185

Ruas Jalan Section Road (2) Terate Banten Lama Banten Lama Pontang Ciruas Pontang Sempu - Dukuh Kuwung Jalan Parigi - Sukamanah Kramatwatu - Tonjong Jl.Trip Jamaksari Jl.Ayip Usman Lopang - Banten Lama Jl. KH. Abdul Fatah Hasan Jl.Abdul Hadi Jl. Lingkar Selatan (Jl. Tb. Suwandi) Jl. Letnan Jidun Simpang Taktakan - Gn. Sari Gunung Sari - Mancak -Anyer Kemang - Kaligandu Jl.Veteran Serang Jl. KH.Syamun Serang Ciruas-Petir - Wr.Gunung (Sorok) Pontang - Kronjo (Pontang - Tanara) Jl. Yasin Beji Jumlah / Total

Status Status (3) P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P

Fungsi Function (4) -

Kelas Class (5) -

Panjang Length (km) (6) 11,50 16,20 14,80 10,70 25,60 4,80 1,35 2,27 7,70 1,75 0,71 3,70 0,70 13,50 22,00 1,90 0,80 0,58 19,50 12,80 3,00 261,76

Lapis Permukaan Layers of Surface Road (7) Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Rigid/Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Rigid/Hotmix

Banten dalam Angka 2010

297

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2

Nomor Ruas Number of Section Road (1)

Ruas Jalan Section Road (2)

Status Status (3)

Fungsi Function (4)

Kelas Class (5)

Panjang Length (km) (6)

Lapis Permukaan Layers of Surface Road (7)

2. Pandeglang dan Lebak (WKP 3) 026.2 027.1 027.2 028 028.11K 0.28.12K 030.11K 030.12K 093 115 030 030.13K 031. 031.11K 031.12K 033 034 119.2 Nasional / National Labuhan - Pasauran Labuhan - Sp. Labuhan Sp. Labuhan - Saketi Pandeglang - Saketi Jl. Abdulrahim (Pdg) Jl. Raya Labuhan (Pdg) Jl. Mayor Widagdo (Pdg) Jt. Raya Rangkasbitung (Pdg) Sp. Labuhan - Cibaliung Cibaliung - Cikeusik Binuangeun Pandeglang - Rangkasbitung Jl. Raya Pandeglang (Rks) Rangkasbitung - Cigelung Jl. Sunan Kalijaga (Rks) Jl. Raya Cipanas (Rks) Simpang - Muara Binuangeun Simpang - Bayah Bayah - Cibareno - Bts Jabar Jumlah / Total N N N N N N N N N N N N N N N N N N K-1 K-1 K-1 K-1 K-1 K-1 K-1 K-1 K-1 K-1 K-1 K-1 K-1 K-1 K-1 K-1 K-1 K-1 IIIB IIIB IIIB IIIB IIIB IIIB IIIA IIIA IIIB IIIB IIIA IIIB IIIB IIIB IIIB IIIB IIIB IIIB 16,60 3,65 17,10 17,60 0,20 3,02 0,25 3,39 49,27 43,92 14,26 3,20 39,23 1,60 2,20 16,94 33,69 33,48 299,60 Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix

298

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2

Nomor Ruas Number of Section Road (1)

Ruas Jalan Section Road (2) Provinsi / Province Cadasari - Pandeglang Jl. Tb. Asnawi (Pandeglang) Jl. Ahmad Yani (Pandeglang) Jl. Raya Serang (Pandeglang) Saketi Picung Cibaliung - Sumur Cigadung Cipacung Mangger Mandalawangi Caringin Saketi - Ciandur Jl. Jendral A.Yani (Labuan) Picung - Munjul Munjul - Cikeusik Munjul - Panimbang Ciseuket - Sobang - Tela Jumlah / Total

Status Status (3)

Fungsi Function (4)

Kelas Class (5)

Panjang Length (km) (6)

Lapis Permukaan Layers of Surface Road (7)

029 029.11K 029.12K 029.13K 032 099 189 191 190 192 193 196 194 195

P P P P P P P P P P P P P P

K-2 K-2 K-2 K-2 K-2 K-3 -

IIIA IIIA IIIA IIIA IIIB IIIB -

4,51 0,20 3,01 0,40 17,05 20,31 10,50 28,70 0,40 1,10 16,60 16,10 20,20 12,10 151,18

Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Lapen/Hotmix Hotmix Rigid/Hotmix Hotmix Hotmix/Lapen Hotmix/Lapen Lapen

Banten dalam Angka 2010

299

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2

Nomor Ruas Number of Section Road (1)

Ruas Jalan Section Road (2) Provinsi / Province Saketi Simpang Bayah Cikotok Gunung Madur - Pulau Manuk Citeras Rangkasbrtung Jl. By Pass (Rangkasbftung) Jl. Raya Cikande (Rks) Cikotok - Bts. Jabar Cipanas - Warung Banten Maja Koleang Ciruas - Petir - Wr.Gunung (Sorok - Wr.Gunung) Warung Gunung Gn. Kencana Gn Kencana Malingping Gunung Kencana - Banjarsari Jumlah / Total

Status Status (3)

Fungsi Function (4)

Kelas Class (5)

Panjang Length (km) (6)

Lapis Permukaan Layers of Surface Road (7)

032 035 036 082 082.11K 082.12K 087.2 149 167 170 171 172 173

P P P P P P P P P P P P P

K-2 K-2 K-3 K-2 K-2 K-2 K-2 K-2 -

IIIB IIIB IIIB IIIA IIIA IIIB -

44,93 13,86 4,42 4,10 3,98 1,32 25,03 59,00 16,40 6,10 49,20 34,70 10,50 273,54

Hotmix Hotmix Lapen/Telford Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Lapen/Telford Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix/Lapen Hotmix

300

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2

Nomor Ruas Number of Section Road


(1)

Ruas Jalan Section Road


(2)

Status Status
(3)

Fungsi Function
(4)

Kelas Class
(5)

Panjang Length (km)


(6)

Lapis Permukaan Layers of Surface Road


(7)

IV. Kab. Tangerang dan Kota Tangerang (WKP 1) 003. 003.13K 004.11 07.1 Nasional / National Tangerang-Serang Jl. Raya Serang (Tangerang) Jl.Daan Mogot (Tangerang-Bts.DKI) Ciputat-Bogor-(Bts.DKIGandaria/Bts,Bogor/Tangerang) Jumlah Provinsi / Province Ciputat Ciledug Jl. Raya Jombang (Ciledug) Jl. Raya Jombang (Ciputat) Jl. Aria Putra (Ciputat) Jl. H. Usman (Ciputat) Tangerang - Serpong Bte. Bogor Jl. Raya By Pass (Tangerang) Jl. Raya Serpong (Tangerang) N N N N A A A K-1 II II II II 52,82 7,39 7,45 9,22 76,88 P P P P P P P P K-2 K-2 K-2 K-2 K-2 K-2 K-2 K-2 IIIB IIIB IIIB IIIB IIIB IIIA IIIA IIIA 4,02 4,04 2,08 4,50 0,46 15,10 4,07 4,24 Rigid/Hotmix Rigid/Hotmix Rigid/Hotmix Rigid/Hotmix Rigid/Hotmix Rigid/Hotmix Rigid/Hotmix Rigid/Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix Hotmix

100 100.11K 100.12K 100.13K 100.14K 101.1 101.11K 101.12K

Banten dalam Angka 2010

301

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2

Nomor Ruas Number of Section Road


(1)

Ruas Jalan Section Road


(2)

Status Status
(3)

Fungsi Function
(4)

Kelas Class
(5)

Panjang Length (km)


(6)

Lapis Permukaan Layers of Surface Road


(7)

102 102.11K 103.11K 103.12K 104 104.11K 104.12K 154 158 159 160 164 165 163 161

Sp. Bitung Curug Jl. Beringin Raya (Tangerang) Jl. Raya Cipondoh Jl. Raya Ciledug Ciputat Serpong Jl. Pajajaran (Ciputat) Jl. Puspitek Raya (Ciputat) Curug - Parung Panjang Kronjo Mauk Mauk-Teluk Naga Teluk Naga-Dadap Cisauk Jaha Malangnengah-Tigaraksa Karawaci-Legok Pamulang Timur-SP.Gaplek

P P P P P P P P P P P P P P P

K-2 K-2 K-2 K-2 K-2 K-2 K-2 K-2 -

IIIB IIIB IIIB IIIB IIIB IIIB IIIB IIIB -

5,02 1,70 9,50 7,40 4,25 3,09 2,94 11,82 11,40 20,40 8,50 11,60 15,60 8,50 1,80

Rigid/Hotmix Hotmix Rigid/Hotmix Hotmix Rigid/Hotmix Hotmix Hotmix Rigid/Hotmix Rigid/Hotmix Rigid/Hotmix Rigid Rigid Rigid/Hotmix Rigid/Hotmix Rigid/Hotmix

302

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2

Nomor Ruas Number of Section Road


(1)

Ruas Jalan Section Road


(2)

Status Status
(3)

Fungsi Function
(4)

Kelas Class
(5)

Panjang Length (km)


(6)

Lapis Permukaan Layers of Surface Road


(7)

162 157 166

SP.Gaplek-Batas DKI Pontang Kronjo (Tanara-Kronjo) Tigaraksa-Citeras

P P P

7,50 5,80 27,20

Rigid/Hotmix Rigid/Hotmix Rigid/Hotmix

Sumber / Source : Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Office of Regional Road Construction and Spatial Planning Service of Banten Province Keterangan / Notes : 1. Fungsi / Function : A = Arteri / Arterial Road, K = Kolektor Status / Status : N = Nasional / National, P = Provinsi / Provincial, L = Lokal / Local 2. Jaringan Jalan Nasional di Provinsi Banten berdasarkan Kepmen Kimpraswil No. 376/KPTS/M/2004 National Road Network in Banten Province based on Regional Infrastructute Ministerial Decree No. 376/KPTS/M/2004 3. Jaringan Jalan Provinsi di Provinsi Banten berdasarkan SK Gubernur Banten No. 761/Kep.8.Huk/2006 Provincial Road Network in Banten Province based on Banten Governors Decree No. 761/Kep.8.Huk/2006

Banten dalam Angka 2010

303

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

Tabel 9.1.3 Table

Populasi Kendaraan Umum Objek Pajak Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009 Taxable Commercial Vehicle Population by Type of Vehicle in Banten Province, 2009

Jenis Kendaraan Type of Motorized Vehicles (1) Sedan dan Sejenisnya Sedan and Kind Jeep dan Sejenisnya Jeep and Kinds Mini Bis dan Sejenisnya Mini Bus and Kinds Mikro Bis dan Sejenisnya Micro Bus and Kinds Bis dan Sejenisnya Bus and Kinds Pick Up dan Sejenisnya Pick Up and Kinds Truk dan Sejenisnya Truck and Kinds Kendaraan Alat Berat Heavy Equipment Vehicles Sepeda Motor Motorcycle Jumlah

Populasi Awal Initial Population (2) 9 464 28 903 2 766 846 250 1 347 66 -

Kendaraan Baru New Vehicles (3) 1 244 414 110 68 2 287 -

Mutasi Masuk Mutation Into (4) 18 63 41 43 61 -

Mutasi Keluar Movements Out (5) 189 272 90 7 21 43 -

Populasi Akhir Final Population (6) 10 537 29 108 2 827 950 231 1 652 66 -

43 642

2 125

226

622

45 371

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinis Banten Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

304

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Tabel 9.1.4 Table

Populasi Kendaraan Bukan Umum Objek Pajak Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009 Taxable Non-commercial Vehicle Population by Type of Vehicle in Banten Province, 2009

Jenis Kendaraan Type of Motorized Vehicles (1) Sedan dan Sejenisnya Sedan and Kind Jeep dan Sejenisnya Jeep and Kinds Mini Bis dan Sejenisnya Mini Bus and Kinds Mikro Bis dan Sejenisnya Micro Bus and Kinds Bis dan Sejenisnya Bus and Kinds Pick Up dan Sejenisnya Pick Up and Kinds Truk dan Sejenisnya Truck and Kinds Kendaraan Alat Berat Heavy Equipment Vehicles Sepeda Motor Motorcycle Jumlah

Populasi Awal Initial Population (2) 35 637 14 125 134 817 2 452 628 38 903 27 539 275 1 757 803

Kendaraan Baru New Vehicles (3) 1 139 1 061 17 259 113 29 2 629 1 810 274 671

Mutasi Masuk Mutation Into (4) 4 052 1 032 8 126 89 7 1 090 1 065 12 008

Mutasi Keluar Movements Out (5) 3 410 1 243 10 941 139 21 2 157 1 078 28 092

Populasi Akhir Final Population (6) 37 418 14 975 149 261 2 515 643 40 465 29 336 275 2 016 390

2 012 179

298 711

27 469

47 081

2 291 278

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinis Banten Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

305

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

Tabel 9.1.5 Table

Populasi Kendaraan Bukan Objek Pajak Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009 Non-taxable Vehicle Population by Type of Vehicle in Banten Province, 2009

Jenis Kendaraan Type of Motorized Vehicles (1) Sedan dan Sejenisnya Sedan and Kind Jeep dan Sejenisnya Jeep and Kinds Mini Bis dan Sejenisnya Mini Bus and Kinds Mikro Bis dan Sejenisnya Micro Bus and Kinds Bis dan Sejenisnya Bus and Kinds Pick Up dan Sejenisnya Pick Up and Kinds Truk dan Sejenisnya Truck and Kinds Kendaraan Alat Berat Heavy Equipment Vehicles Sepeda Motor Motorcycle Jumlah

Populasi Awal Initial Population (2) 218 203 3 343 217 22 565 584 4 10 962

Kendaraan Baru New Vehicles (3) 9 5 206 3 14 25 45 620

Mutasi Masuk Mutation Into (4) 5 6

Mutasi Keluar Movements Out (5) 17 1

Populasi Akhir Final Population (6) 227 208 3 537 220 36 590 629 4 11 587

16 118

927

11

18

17 038

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinis Banten Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

306

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Tabel 9.1.6 Table

Populasi Kendaraan Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009 Vehicle Population by Type of Vehicle in Banten Province, 2009

Jenis Kendaraan Type of Motorized Vehicles (1) Sedan dan Sejenisnya Sedan and Kind Jeep dan Sejenisnya Jeep and Kinds Mini Bis dan Sejenisnya Mini Bus and Kinds Mikro Bis dan Sejenisnya Micro Bus and Kinds Bis dan Sejenisnya Bus and Kinds Pick Up dan Sejenisnya Pick Up and Kinds Truk dan Sejenisnya Truck and Kinds Kendaraan Alat Berat Heavy Equipment Vehicles Sepeda Motor Motorcycle Jumlah

Populasi Awal Initial Population (2) 45 319 14 328 167 063 5 435 1 496 39 718 29 470 345 1 768 765

Kendaraan Baru New Vehicles (3) 2 392 1 066 17 879 226 111 2 656 2 142 0 275 291

Mutasi Masuk Mutation Into (4) 4 070 1 032 8 194 130 50 1 090 1 126 0 12 014

Mutasi Keluar Movements Out (5) 3 599 1 243 11 230 229 28 2 178 1 121 0 28 093

Populasi Akhir Final Population (6) 48 182 15 183 181 906 5 562 1 629 41 286 31 617 345 2 027 977

2 071 939

301 763

27 706

47 721

2 353 687

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinis Banten Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

307

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

Tabel 9.1.7 Table

Realisasi Volume Penumpang Kereta Api Bulanan Menurut Stasiun di Provinsi Banten (orang), 2009 Realization of Rail Transportation Passengers by Station and Month in Banten Province (person), 2009

Bulan / Month Stasiun Port (1) Merak Krenceng Cilegon Tonjong Baru Karangantu Serang Walantaka Cikeusal Catang Jambubaru Rangkasbitung Citeras Maja Tenjo Cilejit Parungpanjang Cisauk Serpong Sudimara Tigaraksa Pondokkranji Jumlah / Total 2008 Januari January (2) 5 996 3 949 5 779 218 4 204 9 710 1 346 6 831 6 944 3 321 133 959 15 515 34 228 51 794 44 735 138 515 18 411 63 358 24 487 48 157 18 962 640 419 589 337 Februari February (3) 4 288 2 469 4 222 172 3 161 7 645 1 096 5 711 5 845 2 777 112 217 12 659 29 399 41 434 44 319 125 617 16 411 54 352 20 864 44 290 17 138 556 086 610 181 Maret March (4) 4 937 2 916 4 939 272 7 134 10 228 1 350 6 710 7 762 3 371 177 079 14 624 35 099 52 506 45 488 137 936 19 320 60 851 19 346 48 771 17 050 677 689 660 846 April April (5) 4 520 3 134 4 617 330 4 540 9 785 1 344 6 307 7 223 3 497 130 078 14 147 27 928 49 473 43 374 134 411 18 879 55 929 23 307 48 361 16 425 607 609 594 521 Mei May (6) 5 774 3 422 5 413 308 4 435 10 804 1 467 5 720 7 621 3 281 131 123 14 775 32 395 50 138 45 913 141 523 19 917 57 582 22 874 49 662 17 439 631 586 616 067 Juni June (7) 6 267 3 730 5 250 354 4 794 10 665 1 484 7 252 8 471 3 762 147 435 15 586 31 778 51 246 47 336 148 467 20 290 60 888 22 027 51 766 17 410 666 258 633 015

308

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.7

Bulan / Month Stasiun Port (1) Merak Krenceng Cilegon Tonjong Baru Karangantu Serang Walantaka Cikeusal Catang Jambubaru Rangkasbitung Citeras Maja Tenjo Cilejit Parungpanjang Cisauk Serpong Sudimara Tigaraksa Pondokkranji Jumlah / Total 2008 Juli July (8) 6 045 3 740 5 086 206 5 392 10 189 1 461 6 629 7 897 3 454 142 428 16 035 32 607 51 917 46 847 145 672 20 535 64 122 20 818 51 703 12 758 655 541 647 057 Agustus September Oktober August September October (9) 5 851 3 341 4 602 213 3 892 9 861 1 396 5 997 6 243 3 354 133 907 16 058 35 675 56 211 47 962 144 446 19 622 60 536 24 743 50 261 22 571 656 742 651 150 (10) 8 224 5 179 5 746 318 5 880 10 742 1 868 7 051 6 291 3 537 149 604 15 687 36 013 45 663 41 189 143 062 18 518 62 047 25 664 51 031 22 438 665 752 614 612 (11) 5 232 3 166 4 452 361 4 983 9 560 1 390 6 364 7 893 3 384 139 686 16 168 36 175 53 079 46 802 140 361 20 660 60 490 27 810 52 111 19 547 659 674 703 510 November Desember November December (12) 4 957 3 279 4 824 260 4 063 9 675 1 503 6 292 8 453 3 671 138 787 16 473 35 713 46 292 46 342 141 245 19 929 62 812 29 137 52 598 14 458 650 763 587 444 (13) 6 243 3 515 5 696 201 4 310 10 741 1 605 6 785 7 802 3 688 146 376 16 672 39 374 54 730 44 270 141 997 20 065 63 889 26 572 55 478 10 598 670 607 667 245 Jumlah Total (14) 68 334 41 840 60 626 3 213 56 788 119 605 17 310 77 649 88 445 41 097 1 682 679 184 399 406 384 604 483 544 577 1 683 252 232 557 726 856 287 649 604 189 206 794 7 738 726 7 576 993

Sumber / Source : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Banten Office of Transportation, Communication, and Informatics Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

309

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

Tabel 9.1.8 Table

Realisasi Volume Penumpang dan Pendapatan Kereta Api di Provinsi Banten, 2008-2009 Realization of Total Income and Passenger Volume of Rail Transportations in Banten Province, 2008-2009

2008 Bulan Month Volume Penumpang (orang) Passengers (person) (2) 589 337 610 181 660 846 594 521 616 067 633 015 647 057 651 150 614 612 703 510 587 444 667 245 7 574 985 Pendapatan (juta rupiah) Income (million rupiahs) (3) 1 034 1 206 1 324 1 172 1 288 1 393 1 426 1 548 1 405 1 631 1 284 1 495 16 207 Volume Penumpang (orang) Passengers (person) (4) 640 419 556 086 677 689 607 609 631 586 666 258 655 541 656 742 665 752 659 674 650 763 670 607 7 738 726

2009 Pendapatan (juta rupiah) Income (million rupiahs) (5) 1 395 1 188 1 408 1 358 1 425 1 583 1 515 1 744 1 598 1 492 1 494 1 621 17 819

(1) Januari / January Februari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December Jumlah / Total

Sumber / Source : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Banten Office of Transportation, Communication, and Informatics Service of Banten Province

310

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Tabel 9.1.9 Table

Realisasi Volume Barang dan Pendapatan Kereta Api Beberapa Stasiun di Provinsi Banten, 2009 Realization of Total Income and Goods Volume of Rail Transportations of Some Stations in Banten Province, 2009
Volume Barang Goods Volume (kg) (2) 40 780 25 970 20 160 21 200 22 850 22 420 20 540 26 100 22 880 29 850 23 990 1 464 570 1 741 310 291 940

Bulan Month (1) Januari / January Februari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December Jumlah / Total 2008

Pendapatan (ribu rupiah) Income (thousand rupiahs) (3) 2 244 1 509 1 136 1 205 1 305 1 259 1 157 1 608 1 283 1 683 1 889 284 978 301 252 15 800

Sumber / Source : Stasiun Kereta Api Merak, Cilegon, Serang, Serpong, dan Rangkasbitung Railway Stations in Merak, Cilegon, Serang, Serpong and Rangkasbitung

Banten dalam Angka 2010

311

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

9.2. PERHUBUNGAN UDARA AIR TRANSPORTATION Tabel 9.2.1 Table Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Domestik di Bandara Soekarno-Hatta, 2009 Number of Domestic Flights and Passangers at Soekarno-Hatta Airport, 2009

Bulan Month (1) Januari / January Februari/ February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December Jumlah / Total 2008 2007

Jumlah Penerbangan Number of Flights Datang Arrival (2) 9 328 8 141 9 276 8 778 9 308 9 445 9 790 9 166 8 636 9 921 9 351 9 872 111 012 98 016 100 174 Berangkat Departure (3) 9 391 8 287 9 343 8 942 9 407 9 527 9 909 9 324 9 053 10 142 9 504 10 014 112 843 104 279 104 164

Jumlah Penumpang Number of Passangers Datang Arrival (4) 1 049 731 902 508 1 177 155 1 091 054 1 253 709 1 295 202 1 352 328 1 272 874 1 118 929 1 352 675 1 252 987 1 326 416 14 445 568 11 740 840 12 316 398 Berangkat Departure (5) 983 241 895 941 1 074 410 966 568 1 098 564 1 164 179 1 249 817 1 129 648 1 042 837 1 244 928 1 175 325 1 293 682 13 319 140 11 886 505 11 621 812

Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)

312

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Tabel 9.2.2 Table

Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Internasional di Bandara Soekarno-Hatta, 2009 Number of International Flights and Passangers at Soekarno-Hatta Airport, 2009

Bulan Month (1) Januari / January Februari/ February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December Jumlah / Total 2008 2007

Jumlah Penerbangan Number of Flights Datang Arrival (2) 1 970 1 677 1 933 1 994 1 971 1 918 2 024 2 026 2 055 2 094 2 104 2 449 24 215 23 191 21 382 Berangkat Departure (3) 2 042 1 776 1 976 2 086 2 000 1 967 2 045 2 095 2 129 2 148 2 189 2 346 24 799 24 733 22 762

Jumlah Penumpang Number of Passangers Datang Arrival (4) 303 734 225 530 288 408 286 640 289 583 321 593 374 403 313 680 307 524 324 444 320 792 410 366 3 766 697 3 446 083 3 355 481 Berangkat Departure (5) 242 376 245 640 299 938 289 584 299 314 347 772 334 206 345 095 321 928 336 722 373 632 392 046 3 828 253 3 604 057 3 453 176

Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)

Banten dalam Angka 2010

313

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

Tabel Table

9.2.3

Banyaknya Bagasi dan Pos Paket Domestik di Bandara Soekarno-Hatta, 2009 Number of Baggage and Domestic Postal Packages at Soekarno-Hatta Airport, 2009

Bulan Month (1) Januari / January Februari/ February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December Jumlah / Total 2008

Bagasi Baggage (kg) Datang Arrival (2) 7 127 410 7 825 561 10 005 930 9 232 693 10 660 992 11 090 234 11 812 523 10 717 923 10 285 514 11 585 053 10 329 436 11 096 716 121 769 985 108 845 160 Berangkat Departure (3) 11 218 698 9 174 729 11 236 783 9 239 628 11 278 242 12 153 065 13 383 757 11 650 857 11 576 109 12 723 604 11 809 013 13 468 440 138 912 925 128 561 214

Pos Paket Postal Packages (kg) Datang Arrival (4) 221 397 241 163 262 437 260 859 255 976 240 187 247 907 256 735 289 788 261 908 254 062 288 798 3 081 217 2 943 799 Berangkat Departure (5) 593 820 569 286 570 220 545 388 563 500 590 255 616 584 597 597 545 737 584 816 591 239 774 959 7 143 401 7 651 952

Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)

314

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Tabel Table

9.2.4

Banyaknya Bagasi dan Pos Paket Internasional di Bandara Soekarno-Hatta, 2009 Number of Baggage and International Postal Packages at Soekarno-Hatta Airport, 2009

Bulan Month (1) Januari / January Februari/ February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December Jumlah / Total 2008

Bagasi Baggage (kg) Datang Arrival (2) 5 238 130 3 864 934 4 777 221 4 858 200 4 955 821 5 353 305 6 581 108 5 068 957 5 393 055 5 288 944 4 914 929 7 621 875 63 916 479 58 097 386 Berangkat Departure (3) 2 664 469 2 620 093 3 232 939 2 970 339 3 089 523 3 520 093 3 078 502 3 626 022 3 359 816 3 865 233 4 176 874 4 100 603 40 304 506 37 573 236

Pos Paket Postal Packages (kg) Datang Arrival (4) 166 988 167 503 149 678 171 205 190 472 198 315 123 755 139 933 116 668 142 675 147 213 178 263 1 892 668 1 904 644 Berangkat Departure (5) 65 029 57 087 38 179 244 624 36 365 39 390 98 822 61 422 65 702 112 853 42 941 86 474 948 888 552 555

Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)

Banten dalam Angka 2010

315

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

Tabel Table

9.2.5

Banyaknya Kargo Domestik dan Internasional di Bandara Soekarno - Hatta, 2009 Number of Domestic and International Cargoes at Soekarno-Hatta Airport, 2009

Bulan Month (1) Januari / January Februari/ February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December Jumlah / Total 2008

Kargo Domestik Domestic Cargoes (kg) Datang Arrival (2) 4 674 842 4 770 236 5 504 874 5 066 827 5 387 247 5 481 814 5 561 225 5 646 406 4 748 362 6 215 250 6 259 287 6 573 273 65 889 643 68 090 599 Berangkat Departure (3) 12 296 696 11 654 137 12 222 367 11 000 350 11 917 828 12 364 073 12 722 650 13 403 685 10 987 481 13 686 605 12 800 479 15 054 289 150 110 640 156 143 876

Kargo Internasional International Cargoes (kg) Datang Arrival (4) 6 872 885 6 767 739 9 352 136 8 862 073 10 335 017 9 862 873 8 172 825 7 478 964 6 250 113 7 968 657 10 333 489 10 521 117 102 777 888 124 169 461 Berangkat Departure (5) 10 946 721 9 026 336 9 364 908 8 418 764 8 991 221 8 510 311 7 643 193 9 110 912 8 214 191 11 959 496 10 863 161 11 362 143 114 411 357 118 673 259

Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)

316

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

9.3. PERHUBUNGAN LAUT SEA TRANSPORTATION Tabel 9.3.1 Table Data Tahunan Angkutan Penyeberangan Merak-Bakahuni di Pelabuhan Merak, Provinsi Banten, 2007-2009 Annual Data of Merak-Bakahuni Fery Transport At Merak Port, 2007-2009
Uraian Description (1) 1. Jumlah Trip / Total Trip a. Kapal Cepat / Fast Ship b. Kapal Ro-Ro / Fery Ship 2. Penumpang / Passenger a. Kapal Cepat / Fast Ship 1). Bisnis Dewasa / Adult - Bussines Class 2). Bisnis Anak / Children - Bussines Class 3). Kelas lainnya / Other Class b. Kapal / Ship Ro-Ro 1). Ekonomi B Dewasa / Adul-B Ec. Class 2.) Ekonomi B Anak / Children-B. Ec. Class 3). Kelas lainnya / Other Class 3. Kendaraan / Vehicles a. Golongan I / Group I b. Golongan II / Group II c. Golongan III / Group III d. Golongan IV Pnp / Passenger Group IV e. Golongan IV Brg / Goods Group IV f. Golongan V Pnp / Passenger Group V g. Golongan V Brg / Goods Group V h. Golongan VI Pnp / Passenger Group VI i. Golongan VI Brg / Goods Group VI j. Golongan VII / Group VII k. Golongan VIII / Group VII Lain-Lain / Others 2007 (2) 23 761 2 490 21 271 1 638 416 164 536 155 113 9 423 1 473 880 1 385 285 88 595 1 424 079 195 947 381 825 107 767 20 405 263 609 56 128 307 668 76 161 14 569 2008 (3) 26 580 1 302 25 278 1 704 697 100 385 93 689 6 696 1 604 312 1 507 655 96 657 1 658 757 13 239 310 123 469 182 120 078 22 218 280 680 69 236 346 138 94 100 17 679 2009 (4) 27 607 1 290 26 317 1 596 627 84 974 79 106 5 868 1 511 653 1 398 580 113 073 1 644 354 31 255 200 241 487 852 80 114 21 657 270 781 67 895 342 683 104 024 13 876 -

Sumber / Source : PT Indonesia Fery (Persero) Pelabuhan Merak, Provinsi Banten PT Indonesia Fery (Persero) Merak Port, Banten Province

Banten dalam Angka 2010

317

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

Tabel 9.3.2 Table

Data Bulanan Angkutan Penyeberangan Merak-Bakahuni di Pelabuhan Merak, 2009 Monthly Data of Merak-Bakahuni Fery Transport At Merak Port, 2007-2009

Uraian Description (1) 1. Jumlah Trip / Total Trip a. Kapal Cepat / Fast Ship b. Kapal Ro-Ro / Fery Ship 2. Penumpang / Passenger a. Kapal Cepat / Fast Ship 1). Bisnis Dewasa / Adult - Bussines Class 2). Bisnis Anak / Children - Bussines Class 3). Kelas lainnya / Other Class b. Kapal / Ship Ro-Ro 1). Ekonomi B Dewasa / Adul-B Ec. Class 2.) Ekonomi B Anak / Children-B. Ec. Class 3). Kelas lainnya / Other Class 3. Kendaraan / Vehicles a. Golongan I / Group I b. Golongan II / Group II c. Golongan III / Group III d. Golongan IV Pnp / Passenger Group IV e. Golongan IV Brg / Goods Group IV f. Golongan V Pnp / Passenger Group V g. Golongan V Brg / Goods Group V h. Golongan VI Pnp / Passenger Group VI i. Golongan VI Brg / Goods Group VI j. Golongan VII / Group VII k. Golongan VIII / Group VII Lain-Lain / Others

Januari January (2) 2 488 34 2 454 132 682 2 173 2 071 102 130 509 121 259 9 250 131 094 1 16 784 93 39 935 7 299 1 689 24 747 5 433 26 560 7 477 1 076 -

Februari February (3) 2 215 33 2 182 94 252 1 764 1 704 60 92 488 88 588 3 900 106 470 12 211 2 27 413 5 777 1 289 19 968 4 366 26 473 7 917 1 054 -

Maret March (4) 2 298 104 2 194 116 511 5 608 5 400 208 110 903 105 565 5 338 122 982 17 602 26 34 010 6 273 1 518 22 119 4 729 27 387 8 389 929 -

April April (5) 2 119 119 2 000 121 630 7 126 6 802 324 114 504 108 937 5 567 117 392 18 492 1 30 079 5 703 1 458 21 249 4 549 26 853 7 996 1 012 -

318

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.3.2

Uraian Description (1) 1. Jumlah Trip / Total Trip a. Kapal Cepat / Fast Ship b. Kapal Ro-Ro / Fery Ship 2. Penumpang / Passenger a. Kapal Cepat / Fast Ship 1). Bisnis Dewasa / Adult - Bussines Class 2). Bisnis Anak / Children - Bussines Class 3). Kelas lainnya / Other Class b. Kapal / Ship Ro-Ro 1). Ekonomi B Dewasa / Adul-B Ec. Class 2.) Ekonomi B Anak / Children-B. Ec. Class 3). Kelas lainnya / Other Class 3. Kendaraan / Vehicles a. Golongan I / Group I b. Golongan II / Group II c. Golongan III / Group III d. Golongan IV Pnp / Passenger Group IV e. Golongan IV Brg / Goods Group IV f. Golongan V Pnp / Passenger Group V g. Golongan V Brg / Goods Group V h. Golongan VI Pnp / Passenger Group VI i. Golongan VI Brg / Goods Group VI j. Golongan VII / Group VII k. Golongan VIII / Group VII Lain-Lain / Others

Mei May (6) 2 208 125 2 083 120 329 7 299 6 921 378 113 030 105 930 7 100 125 285 18 635 24 32 274 5 661 1 628 21 992 4 857 30 088 8 811 1 315 -

Juni June (7) 2 164 153 2 011 130 460 9 919 9 046 873 120 541 108 691 11 850 134 309 18 498 12 38 718 6 213 1 892 22 150 5 732 31 066 8 888 1 140 -

Juli July (8) 2 353 182 2 171 157 388 13 117 11 926 1 191 144 271 128 241 16 030 147 163 20 646 31 45 959 6 419 2 109 23 026 6 465 31 843 9 341 1 324 -

Agustus August (9) 2 279 117 2 162 108 244 6 883 6 601 282 101 361 95 358 6 003 132 395 21 15 792 12 34 527 6 893 1 639 24 213 5 401 32 718 9 878 1 301 -

Banten dalam Angka 2010

319

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.3.2

Uraian Description (1) 1. Jumlah Trip / Total Trip a. Kapal Cepat / Fast Ship b. Kapal Ro-Ro / Fery Ship 2. Penumpang / Passenger a. Kapal Cepat / Fast Ship 1). Bisnis Dewasa / Adult - Bussines Class 2). Bisnis Anak / Children - Bussines Class 3). Kelas lainnya / Other Class b. Kapal / Ship Ro-Ro 1). Ekonomi B Dewasa / Adul-B Ec. Class 2.) Ekonomi B Anak / Children-B. Ec. Class 3). Kelas lainnya / Other Class 3. Kendaraan / Vehicles a. Golongan I / Group I b. Golongan II / Group II c. Golongan III / Group III d. Golongan IV Pnp / Passenger Group IV e. Golongan IV Brg / Goods Group IV f. Golongan V Pnp / Passenger Group V g. Golongan V Brg / Goods Group V h. Golongan VI Pnp / Passenger Group VI i. Golongan VI Brg / Goods Group VI j. Golongan VII / Group VII k. Golongan VIII / Group VII Lain-Lain / Others

September September (10) 2 503 134 2 369 241 540 13 987 12 735 1 252 227 553 207 007 20 546 204 318 2 60 474 8 82 270 6 699 2 922 17 767 7 618 19 218 6 445 895 -

Oktober October (11) 2 370 106 2 264 117 284 5 255 4 999 256 112 029 105 218 6 811 139 138 0 15 772 19 40 294 6 936 2 000 24 357 7 090 31 350 9 934 1 386 -

Nopember November (12) 2 193 53 2 140 112 069 3 016 2 855 161 109 053 101 589 7 464 127 874 4 17 525 10 33 411 7 096 1 480 23 958 5 178 28 709 9 322 1 181 -

Desember December (13) 2 417 130 2 287 144 238 8 827 8 046 781 135 411 122 197 13 214 155 934 3 22 769 3 48 962 9 145 2 033 25 235 6 477 30 418 9 626 1 263 -

Sumber / Source : PT Indonesia Fery (Persero) Pelabuhan Merak, Provinsi Banten PT Indonesia Fery (Persero) Merak Port, Banten Province

320

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Tabel 9.3.3 Table

Data Operasional Pelabuhan di Provinsi Banten, 2009 Operational Data Port in Banten Province, 2009

Jumlah Kapal (unit) Number of Ship Bulan Month Asing Ke Domestik ForeignLuar Negeri Indonesias Owned Export (2) 79 102 133 139 106 121 110 156 135 121 115 122 1 439 1 948 2 082 (3) 165 337 369 406 302 324 306 359 301 244 266 272 3 651 3 314 2 861 (4) 116 114 133 429 117 819 153 409 106 452 142 586 142 327 100 298 277 343 96 755 205 247 185 551 1 777 330 1 685 152 2 442 878

Jumlah Barang (ton) Ke Dari Dari Provinsi Lain Provinsi Lain Luar Negeri To Another From Other Import Province Province (5) (6) (7) 347 224 706 935 713 805 903 502 954 183 991 909 874 059 1 274 860 1 025 724 1 116 982 1 090 565 854 992 10 854 740 11 946 313 13 652 103 64 032 115 279 165 792 165 792 222 146 164 600 170 190 218 321 99 224 189 614 132 218 182 983 1 890 191 1 563 024 3 664 285 1 359 019 1 655 395 1 689 079 1 847 061 1 410 638 1 356 920 1 597 431 1 363 330 1 136 826 1 136 998 1 323 646 996 881 16 873 224 17 335 543 20 826 401

(1) Januari / January Februari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / Sept Oktober / Oct. November / Nov. Desember / Dec. Jumlah / Total 2008 2007

Sumber / Source : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Banten Office of Transportation, Communication, and Informatics Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

321

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

9.4. POS DAN TELEKOMUNIKASI POST AND TELECOMMUNICATION Tabel 9.4.1 Table Perkembangan Kapasitas Sentral dan Pos Telepon Menurut Sambungan, 2003-2009 Trend of Central Capacity and Circuit Phones by Connection, 2003-2009

Pos Telepon / Circuit Phone Tahun Year (1) 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Kapasitas Sentral Central Capacity (S.S) (2) 354 034 388 006 393 064 457 236 423 934 436 721 ... Sambungan Induk (S.S) (3) 496 653 526 574 516 595 559 626 518 867 591 720 ... Sambungan Cabang (S.S) (4) 604 590 515 000 602 088 653 268 605 688 561 089 ... Jumlah Total (S.S) (5) 1 101 243 1 041 574 1 118 683 1 212 894 1 124 555 1 152 809 ...

Sumber / Source : PT. Telkom Tbk.

322

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Tabel 9.4.2 Table

Jumlah Sambungan Telepon Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2009 Number of Telephone Connections by Regency/Municipality, 2006- 2009

Wilayah/Divisi Region/Division (1) Pandeglang Rangkasbitung Serang Tangerang Cilegon Provinsi Banten
Sumber / Source : PT. Telkom Tbk.

2006 (2) 14 062 10 745 37 198 25 637 34 931 351 573

2007 (3) 35 350 253 125 32 580 320 955

2008 (4) ... ... 33 538 250 720 31 523 325 771

2009 (5) ... ... ... ... ... ...

Catatan / Notes : - Termasuk data wilayah Parung,Tenjo Including Parung and Tenjo service area. - Tidak termasuk data wilayah Ciputat, Cengkareng, Teluk Naga Excluding Ciputat, Cengkareng and Teluk Naga service area

Banten dalam Angka 2010

323

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

Tabel 9.4.3 Table

Jumlah Sambungan Telepon Menurut Kabupaten/Kota, 2008 Number of Telephone Connections by Regency/Municipality, 2008

Line in Services Wilayah/Divisi Region/Division Public Phone (Pay Phone & Non Pay Phone) (2) ... ... 2 195 8 393 1 643 Internal

Langganan Subcriber (3) ... ... 31 113 241 058 29 739

Jumlah Sambungan Telepon Total Connected Line (5)

(1) 1. Pandeglang 2. Rangkasbitung 3. Tangerang 4. Serang 5. Cilegon


Sumber / Source : PT. Telkom Tbk.

(4) ... ... 230 1 269 141

... ... 33 528 250 720 31 523

324

Banten in Figures 2010

BAB IX

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Tabel 9.4.4 Table

Banyaknya Surat Yang Dikirim dan Diterima PT. Pos Indonesia Menurut Jenis Surat di Provinsi Banten, 2009 Number of Letters Sent and Received by Type of Letters in Banten Province , 2009
Surat Dalam Negeri Domestic Letter Diterima Received (2) 69 084 5 010 232 932 11 820 211 629 Dikirim Sent (3) 57 120 199 992 7 104 101 051 Surat Luar Negeri Letters Abroad Diterima Received (4) 24 600 1 140 180 50 484 Dikirim Sent (5) 7 800 936 120

Jenis Surat Type of Letters (1) 1. Standar / Standard 2. Tercatat / Registerred 3. Kilat Khusus / Special Delivery 4. Dinas Bebas Bea / Duty Free of Charge 5. Paket Pos / Postal Packages 6. Kartu Pos / Post Card 7. Wesel Pos / Postal Money Order Jumlah / Total

530 475

365 267

76 404

8 856

Sumber / Source : PT. Pos Indonesia (Persero)

Banten dalam Angka 2010

325

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

CHAPTER IX

Tabel 9.4.5 Table

Jumlah Desa yang Memiliki Kantor Pos di Provinsi Banten, 2006-2009 Number of Villages which Have Post Office in Banten Province, 2006-2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten

2006 (2)

2007 (3)

2008 (4)

2009 (5)

10 10 20 17

10 10 20 17

10 10 20 17

10 10 20 13

14 5 ... 76

14 5 ... 76

14 5 ... 76

14 5 4 ... 76

Sumber / Source : PT. Pos Indonesia (Persero) Catatan / Note :


1)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including The Municipality of Tangerang Selatan

326

Banten in Figures 2010

10
HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA
Hotel, Restaurant, and Tourism

BAB X

HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA

Penjelasan Teknis 1. Konsep dan definisi pariwisata mengikuti rekomendasi World Tourism Organization (WTO) dan International Union of Office Travel Organization (IUOTO).

Technical Notes 1. The concept and definition of tourism refers to the recommendations of the World Tourism Organization (WTO) and International Union of Office Travel Organizations (IUOTO). 2. Foreign visitor is any person visiting a country other than his usual place of residence for any reason other than for earning income in the country visited, and the length of stay is no more than one year (12 months). This definition covers two categories of foreign visitors, namely :

2. Wisatawan mancanegara ialah setiap pengunjung yang mengunjungi suatu negara di luar tempat tinggalnya, didorong oleh satu atau beberapa keperluan tanpa bermaksud memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjungi dan lamanya kunjungan tersebut tidak lebih dari satu tahun (12 bulan). Definisi ini mencakup 2 (dua) kategori wisatawan mancanegara, yaitu : a. Wisatawan (turis) ialah setiap pengunjung seperti definisi di atas yang tinggal paling sedikit 24 jam, akan tetapi tidak lebih dari 1 (satu) tahun di tempat yang dikunjungi, dengan maksud antara lain : berlibur, rekreasi, olahraga, bisnis, menghadiri pertemuan, studi dan kunjungan dengan alasan kesehatan. b. Excursionist ialah setiap pengunjung seperti definisi di atas yang tinggal kurang dari 24 jam di tempat yang dikunjungi (termasuk Cruise Passengers). Cruise Passengers ialah setiap pengunjung yang tiba di suatu negara di mana mereka tidak menginap di akomodasi yang tersedia di negara tersebut, misalnya dengan kapal laut.

a. Tourist is any visitor staying for at least 24 hours, but not more than one year, in the country visited, with the intention of visiting, and for any of these purposes : Pleasure, recreation and sports, Business, visiting friends and relatives, missions, attending meetings, conferences, visit for health reasons and study. b. Excursionist is any visitor staying less than 24 hours in the country visited including Cruise Passengers, i.e. visitors arriving in a country without staying in any accommodation available in the visited country.

Banten dalam Angka 2010

329

HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM

CHAPTER X

3. Akomodasi ialah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, dan setiap orang dapat menginap, makan serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Akomodasi dibedakan antara hotel dan akomodasi lainnya. Ciri khusus dari hotel adalah mempunyai restoran yang berada di bawah manajemen hotel tersebut. 4. Hotel berbintang yaitu hotel yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan seperti persyaratan fisik, bentuk pelayanan yang diberikan, kualifikasi tenaga kerja, jumlah kamar dan lainnya. Hotel tidak berbintang yaitu hotel yang tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

3. An accommodation is an establishment using a building or a part of a building, prepared commercially for any person to stay, eat and obtain service as well as other facilities. Accommodation is segregated into hotel and other accommodations. The special characteristic of a hotel is having a restaurant under the hotel management.

4. Classified hotel is an accommodation which meets specified standards regarding physical requirements, services provided, manpower qualifications, number of rooms available, etc. A nonclassified hotel is an accommodation which has not met the requirements previously mentioned. 5. Room Occupancy Rate is the number of roomnights occupied divided by the number of roomnights available, multiplied by 100 percent. 6. Average length of stay is the number of bed-nights used divided by the number of guests staying at the accommodation.

5. Tingkat penghunian kamar hotel adalah persentase banyaknya malam kamar yang dihuni terhadap banyaknya malam kamar yang tersedia. 6. Rata-rata lamanya tamu menginap adalah hasil bagi antara banyaknya malam tempat tidur yang terpakai dengan banyaknya tamu yang menginap di hotel dan akomodasi lainnya.

330

Banten in Figures 2010

BAB X

HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA

10. Hotel dan Pariwisata Jumlah hotel di Provinsi Banten pada tahun 2009 berkurang 11 unit yaitu dari 226 unit menjadi 215 unit dan terjadi karena hotel non bintang jumlahnya berkurang 11 unit hingga menjadi 178 unit. Pengurangan jumlah hotel juga diikuti dengan pengurangan jumlah kamar dan tempat tidur masingmasing sebanyak 71 unit dan 958 unit sehingga jumlah kamar hotel dan tempat tidur masing-masing menjadi 5.789 unit dan 9.012 unit. Pada tahun 2009, banyaknya tamu hotel mengalami penurunan 1,64 persen hingga jumlahnya menjadi 1,10 juta orang. Hal ini terjadi karena tamu asing menurun drastis, yaitu dari 91.364 orang di tahun 2008 menjadi hanya 49.700 orang. Sebaliknya, tamu nusantara justru meningkat sebesar 2,25 persen hingga jumlahnya menjadi 1,05 juta orang. Akibatnya, tingkat penghunian kamar (TPK) juga mengalami penurunan. Tercatat, TPK hotel berbintang dan hotel non bintang pada tahun 2009 masing-masing hanya sebesar 42,07 persen dan 30,50 persen, padahal pada tahun 2008 masingmasing masih sebesar 46,89 persen dan 33,13 persen.

10. Hotel and Tourism Number of hotels in Banten province in 2009 decreased 11 units from 226 units to 215 units and it occurred because of non-classified hotels decreased from 11 units into 178 units. Reducing number of hotels are also followed by reduction in number of rooms and beds respectively 71 units and 958 units so that number of hotel rooms and bed respectively become 5,789 units and 9,012 units. In 2009, number of hotel guests has decreased 1.64 percent to be 1.10 million people. This occurred because of foreign visitors dropped sharply, from 91,364 persons in 2008 to be only 49,700 people. On the contrary, domestic visitors actually increased by 2.25 percent to be 1.05 million people.

As a result, room occupancy rate (TPK) was also decreased. Noted, room occupancy rate of classified hotels and non classified hotel in 2009 for each only 42.07 percent and 30.50 percent, whereas in 2008 each still amounted to 46.89 percent and 33.13 percent.

Banten dalam Angka 2010

331

HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM

CHAPTER X

Meskipun demikian, rata-rata lama menginap justru meningkat. Tercatat, rata-rata lama menginap tamu asing pada hotel berbintang dan hotel non bintang pada tahun 2009 adalah 2,13 malam dan 1,62 malam. Lebih lama bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang hanya 1,51 malam dan 1,20 malam. Begitu pula dengan tamu nusantara yang rata-rata lama menginapnya pada hotel berbintang dan hotel non bintang meningkat dari 1,32 malam dan 1,12 malam di tahun 2008 menjadi 1,54 malam dan 1,22 malam.

Nevertheless, the average length of stay have been increasing. Average length of stay of foreigners in classified hotels and non classified hotels in 2009 was 2.13 nights and 1.62 nights. Longer than in 2008 which is only 1.51 and 1.20 nights tonight. So did the domestic guests with the average of length of stay in classified hotels and non classified hotels increased from 1.32 nights and 1.12 nights in 2008 to be 1.54 nights and 1.22 nights.

332

Banten in Figures 2010

BAB X Grafik 10.1 Figure

HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA Rata-Rata Lama Menginap Tamu Hotel di Provinsi Banten (hari), 2007 2009 Averange Length of Stay at Hotel in Banten Province (days), 2007-2009

2,5

2,13
2

1,88 1,51

1,5

1,34 1,21

1,36

1,36 1,23

1,39

0,5

Tamu Asing / Foreign Visitors

Tamu Indonesia / Domestic Visitors

Gabungan / Total

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistic of Banten Province

Grafik 10.2 Jumlah Objek Wisata Menurut Jenis Wistata di Provinsi Banten, 2009 Figure Number of Tourism Objects by Type of Tourism in Banten Province, 2009

Wisata Tirta/Swimming Pool 14,07% Wisata Marina Pantai / Beach 22,02%

Wisata Sejarah/Historical Place 33,33%

Objek Wisata Lainnya/Other Tourism Objects 29,05%

Suaka Alam/Wild-life Park 1,53%

Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

Office of Culture and Tourism Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

333

HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM

CHAPTER X

10.1. HOTEL HOTEL Tabel Table 10.1.1 Banyaknya Akomodasi, Kamar, Tempat Tidur dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Menurut Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten, 2007-2009 Number of Accomodations, Rooms, and Beds Available in Hotel and Room Occupancy Rate (ROR) of Hotel by Hotel Qualifications in Banten Province, 2007-2009

Uraian / Description (1) Hotel Bintang / Classified Hotel 1. Akomodasi / Accomodations 2. Kamar / Rooms 3. Tempat Tidur / Beds 4. TPK / ROR Hotel Non Bintang / Non Classified Hotel 1. Akomodasi / Accomodations 2. Kamar / Rooms 3. Tempat Tidur / Beds 4. TPK / ROR Jumlah / Total 1. Akomodasi / Accomodations 2. Kamar / Rooms 3. Tempat Tidur / Beds 4. TPK / ROR

2007 (2)

2008 (3)

2009 (4)

22 1 691 2 632 37,58

37 2 641 4 248 46,89

37 2 775 4 184 42,07

191 3 266 5 643 34,94

189 3 219 5 722 33,13

178 3 014 4 828 30,50

213 4 957 8 275 35,84

226 5 860 9 970 39,33

215 5 789 9 012 36,05

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

334

Banten in Figures 2010

BAB X

HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA

Tabel Table

10.1.2

Banyaknya Tamu Hotel Menurut Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten (orang), 2007-2009 Number of Hotel Visitors by Hotel Qualifications in Banten Province (person), 2007-2009

Uraian / Description (1) Hotel Bintang / Classified Hotel 1. Tamu Asing / Foreign Visitors 2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors Hotel Non Bintang / Non Classified Hotel 1. Tamu Asing / Foreign Visitors 2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors Jumlah / Total 1. Tamu Asing / Foreign Visitors 2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors

2007 (2)

2008 (3)

2009 (4)

53 800 363 000 416 800

91 000 461 900 552 900

49 700 455 600 505 300

156 759 533 759 689

364 564 268 564 632

267 593 674 593 941

53 956 1 122 533 1 176 489

91 364 1 026 168 1 117 532

49 967 1 049 274 1 099 241

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

335

HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM

CHAPTER X

Tabel Table

10.1.3

Rata-Rata Lama Menginap Tamu Hotel Menurut Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten (hari), 2007-2009 Average Length of Stay in Hotel by Hotel Qualifications in Banten Province (days), 2007-2009

Uraian / Description (1) Hotel Bintang / Classified Hotel 1. Tamu Asing / Foreign Visitors 2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors Hotel Non Bintang / Non Classified Hotel 1. Tamu Asing / Foreign Visitors 2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors Jumlah / Total 1. Tamu Asing / Foreign Visitors 2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors

2007 (2)

2008 (3)

2009 (4)

1,88 1,64 1,67

1,51 1,32 1,34

2,13 1,54 1,60

2,60 1,19 1,19

1,20 1,12 1,12

1,62 1,22 1,22

1,88 1,34 1,36

1,51 1,21 1,23

2,13 1,36 1,39

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

336

Banten in Figures 2010

BAB X

HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA

10.2 . PARIWISATA TOURISM Tabel 10.2.1 Table Jumlah Objek Wisata Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Wisata di Provinsi Banten, 2009 Number of Tourism Objects by Regency/Municipality and Type of Tourism in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Wisata Marina Pantai Beach (2)

Wisata Tirta Swimming Pool (3)

Wisata Sejarah Historical Place (4)

Suaka Alam Wild-Life Park (5)

Objek Wisata Lainnya Others (6)

Jumlah Total (7)

14 8 5 35

6 6 18 -

12 16 17 11

2 1 1

24 21 17 18

58 52 57 65

10 72 72

10 1 4 1 46 43

7 4 42

6 8 1

23 23 47 2 327 324

109 109

5 5

95 95

Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Office of Culture and Tourism Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

337

HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM

CHAPTER X

Tabel 10.2.2 Table

Jumlah Museum, Situs Purbakala, dan Bangunan Bersejarah Lainnya Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Museums, Archaeological Sites, and Other Historic Buildings by Regency/Municipality in Banten Province, 2009
Situs Purbakala Archaeological Sites (3) Bangunan Bersejarah Historic Buildings (4) Makam Sejarah Historic Cemetary (5)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

Museum Museums (2)

4 6 1

8 21 3

11 3 11

8 19 19

5 37 37

1 7 22 55 55

Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Office of Culture and Tourism Service of Banten Province

338

Banten in Figures 2010

BAB X

HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA

Tabel 10.2.3 Table

Jumlah Pengunjung Tempat Rekreasi/Taman Hiburan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Visitors of Recreation Places/ Amusement Parks by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan

Tempat Rekreasi/Taman Hiburan Recreation Places/ Amusement Parks (2)

Pengunjung/Penonton Visitors (Orang / Person) (3)

4 1 2 2

786 122 108 860 555 000 43 514

1 1 1 1

... ... 112 289 ...

Provinsi Banten 2008

13 10

1 605 785 1 524 070

Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Office of Culture and Tourism Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

339

HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM

CHAPTER X

Tabel 10.2.4 Table

Jumlah Unit Wisata dan Pengunjung Menurut Kabupaten/Kota dan Objek Wisata di Provinsi Banten, 2009 Number of Tourism Unit and Visitors by Regency/ Municipality and Tourism Object in Banten Province, 2009
Wisata Pantai Marina Beach Unit Pengunjung (orang) Visitors (person) (3) Unit (4) Wisata Tirta Swimming Pool Pengunjung (orang) Visitors (person) (5)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

(2)

14 8 5 35

446 336 325 797 1 345 000 932 935

6 6 18 -

786 122 -

10 72 72

... 3 050 068 3 050 068

10 1 4 1 46 43

601 618 ... 1 387 740 1 306 025

Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Office of Culture and Tourism Service of Banten Province

340

Banten in Figures 2010

BAB X

HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA

Tabel 10.2.5 Table

Jumlah Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara Menurut Kabupaten/Kota in Banten Province (orang), 2009 Number of Domestic and Foreign Tourists by Regency/Municipality in Banten Province (visitors), 2009
Wisatawan Nusantara Domestic Tourist (2) Wisatawan Mancanegara Foreign Tourist (3) Jumlah Total (4)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan

1 472 558 119 060 22 071 000 9 806 149

20 643 75 19 500 1 006

1 493 201 119 135 22 090 500 9 807 155

... 183 826 177 858 16 093 520

... 74 758 16 652 1 978

... 258 584 194 510 16 095 498

Provinsi Banten

49 923 971

134 612

50 058 583

Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Office of Culture and Tourism Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

341

HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM

CHAPTER X

10.3. RESTORAN RESTAURANT Tabel 10.3.1 Table Jumlah Restoran/Rumah Makan dan Kafe di Provinsi Banten, 2009 Number of Restaurants and Cafes in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan

Restoran / Rumah Makan Restaurant (2)

Kafe Cafe (3)

80 25 161 86

4 3 4 2

113 93 85 ...

... 5 2 2

Provinsi Banten 2008

643 643

22 15

Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Office of Culture and Tourism Service of Banten Province

342

Banten in Figures 2010

11
KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Finance and Prices

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Penjelasan Teknis 1. Data Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) bersumber dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Banten. Data mengenai realisasi investasi penanaman modal tidak termasuk sektor minyak, asuransi dan perbankan. Data telah memperhatikan perubahan investasi yang beralih status dan juga pengurangan investasi yang dicabut izin usahanya. 2. Data statistik perbankan bersumber dari Bank Indonesia. 3. Indeks Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merupakan indikator inflasi di Indonesia, sejak Juni 2008 dihitung di 66 kota dan mencakup sekitar 284-441 komoditas yang dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2007 di 66 kota. 4. IHK mencakup 7 kelompok pengeluaran yaitu : bahan makanan; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar; sandang; kesehatan; pendidikan, rekreasi, dan olahraga; transpor, komunikasi, dan jasa keuangan.

Technical Notes 1. Data on foreign and domestic direct investments are obtained from the Regional Investment Coordinating Board (BKPMD) of Banten Province. Realization of investment in current year exclude those investments in petroleum production, insurance, and banking sectors. Changes in investment status and those who their license was take off have been taken into account.

2. Banking statistics are obtained from the Bank of Indonesia. 3. The Consumer Price Indice (CPI) which is the indicator of inflation in Indonesia, since June 2008 has been developed from the consumption pattern of the 2007 Cost of Living Survey (CLS) conducted in 66 cities, covering 284-441 commodities.

4. Commodities of CPI consist of 7 Expenditure groups as follows: foodstuff; prepare food, beverages, and tobacco products; housing, water, electricity, gas, and fuel; clothing; health; education, recreation, and sports; transportation, communication, and financial services.

Banten dalam Angka 2010

345

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

5. Penghitungan IHK di Banten mencakup 394 komoditas dan dilakukan di 3 kota yaitu Kota Serang, Kota Cilegon, dan Kota Tangerang. 6. IHK Banten merupakan hasil penghitungan dari gabungan indeks tertimbang untuk masingmasing kota tersebut di atas, dengan penimbang yang digunakan adalah jumlah rumahtangga di kota-kota yang bersangkutan, sehingga dapat mencerminkan IHK Banten secara keseluruhan.

5. Calculating of Consumer Price Indice covers 394 commodities in Banten, and was conducted in three cities as follows Serang, Cilegon and Tangerang. 6. Banten CPI represents combined results of a calculation of weighted indices for each cities mentioned above, with the weight used is number of households in cities concerned, so it can reflect the overall CPI of Banten.

346

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

11.1. Investasi (PMA dan PMDN) Secara faktual, investasi yang tumbuh di suatu negara dibedakan menurut asalnya yaitu dari dalam dan luar negeri. Dalam skala besar, investasi yang berasal dari dalam negeri lebih dikenal sebagai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Sedangkan yang berasal dari luar negeri terbagi menjadi dua : Pertama, investasi langsung atau yang lebih dikenal sebagai Penanaman Modal Asing (PMA) adalah model investasi yang dilakukan dengan cara langsung mendirikan pabrik atau unit usaha lainnya sehingga berdampak secara riil terhadap perekonomian suatu negara. Kedua, investasi tidak langsung atau lebih dikenal sebagai investasi fortopolio adalah model investasi yang umumnya dilakukan melalui pasar uang sehingga lebih berdampak terhadap sektor finansial suatu negara. Investasi, dalam kaitan PMA dan PMDN, berarti meningkatkan kapasitas produksi atau sisi supply perekonomian suatu negara atau daerah, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat, sehingga menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi. Investasi tersebut, dalam jangka panjang akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi di suatu negara atau daerah akan terus terjaga dan berkelanjutan atau sustainable growth, serta meningkatkan PDRB potensialnya tanpa takut dihantui oleh melonjaknya inflasi.

11.2. Invesment (FDI and DDI) Factually, an investment grows in a country made up of investment from both domestic and foreign. Largescale domestic investment known as Domestic Direct Investment (DDI). While foreign investment is divided into two: First, direct investment or better known as Foreign Direct Investment (FDI) is a model of investment done by establishing a factory or business unit of another, thus more affecting economy of a country in real. Second, indirect investment or Foreign Indirect Investment (FII), or better known as fortopolio investment is an investment model which is generally done through financial markets, thus more affecting financial sector of a country.

Investment, in terms of FDI and DDI, means to increase production capacity or supply side of a country or regional economy, create jobs, increase incomes and purchasing power, thereby becoming one of the sources of economic growth. Such investment, in the long run will cause economic growth in a country or region will be maintained and sustained, or sustainable growth, and increasing the potential GRDP without being haunted by high inflation.

Banten dalam Angka 2010

347

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Banyaknya realisasi proyek investasi PMA di Banten pada tahun 2009 adalah sebanyak 68 proyek dengan nilai sebesar 1,70 triliun rupiah dan 310,90 juta USD dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 13.043 orang. Bila diperhatikan komposisi menurut sektor, sebanyak 19 proyek senilai 1,23 triliun rupiah dan 60,27 juta USD dialokasikan untuk proyek-proyek di sektor perdagangan, hotel, dan restoran, 39 proyek senilai 0,43 triliun rupiah dan 150,92 juta USD untuk sektor industri pengolahan, dan sisinya sebanyak 10 proyek senilai 0,05 triliun rupiah dan 99,71 juta USD untuk proyek-proyek di tiga sektor yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Karena itu, proyek investasi PMA di Banten berlokasi di Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Cilegon, yaitu kabupaten/kota yang menjadi pusat bisnis dan industri terkonsentrasi.

Number of realization of FDI projects in Banten province amounted to 68 projects with value of 1.70 trillion rupiahs and 310.90 million USD in 2009, and is able to provide 13,043 employments. According to its composition by sector, amounted to 19 projects or value of 1.23 trillion rupiahs and 60.27 million USD was allocated for projects in sectors of trade, hotels and restaurants, 39 projects or value of 0.43 trillion rupiahs and 150.92 million USD for manufacturing sector, and the rest as much as 10 projects or value of 0.05 trillion rupiahs and 99.71 million USD for projects in three sectors as follows mining and quarrying, transportation and communication sector, financial sector, leasing, and business services. Therefore, FDI projects in Banten Province located in Serang Regency, Tangerang Regecy, Tangerang Municipality and Cilegon Municipality. These regencies/ Municipalities have become center of business and industrial sector concentrated.

Sementara itu, dari total proyek sebanyak 14 proyek investasi PMDN dengan nilai 412,27 miliar rupiah yang terealisasi pada tahun 2009, sebanyak 12 proyek diantaranya yaitu dengan nilai 406,77 miliar rupiah untuk sektor industri pengolahan. Sisanya, yaitu masing-masing senilai 2,5 miliar rupiah dan 3 miliar rupiah dialokasikan untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.

Meanwhile, about 14 DDI projects valued 412.27 billion rupiahs realized in 2009, 12 projects of total valued 406.77 billion rupiahs includes manufacturing sector. The rest, each valued 2.5 billion rupiahs and 3 billion rupiahs allocated for trade, hotel and restaurant sector and sector of finance, real estate, and business services.

348

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Sedangkan lokasi proyek terletak di Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang, dan Kota Cilegon. Total penyerapan tenaga kerja untuk realisasi PMDN sendiri pada tahun 2009 adalah sebanyak 2.710 orang. 11.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Salah satu instrumen kebijakan fiskal yang dimiliki oleh Pemerintah adalah pengeluaran atau belanja Pemerintah. Melalui pos pengeluarannya, Pemerintah melakukan intervensi terhadap perekonomian nasional/ daerah dengan tujuan untuk meningkatkan PDB/PDRB, menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengurangi kemiskinan. Kebijakan fiskal dikatakan ekspansif apabila pengeluaran pemerintah terus meningkat dan politik anggarannya adalah defisit. Kebijakan fiskal yang ekspansif sangat bermanfaat dalam kondisi krisis ekonomi atau pada saat kondisi ekonomi sedang lesu sehingga pemulihan ekonomi menjadi lebih terpacu.

While the project site is located in Tangerang Regency, Serang Regency, Tangerang Municipality and Cilegon Municipality. Realization of domestic direct investment in 2009 absorbs 2,710 employments.

11.2. Local Government Budget (APBD) One of instruments of fiscal policy adopted by Government is expenditure or government expenditure. Through postal expenditures, Government intervention on national economy / regional with the aim to increase GDP/GRDP, create jobs, reduce unemployment and increase incomes and reduce poverty.

Fiscal policy is expansionary if government expenditure keep rising and political budget is in deficit. Expansionary fiscal policy which is very useful in conditions of economic crisis or when economic conditions weaken so that the economic recovery becomes more racing.

Kebijakan fiskal dikatakan kontraktif apabila pengeluaran pemerintah menurun atau politik anggarannya adalah surplus. Kebijakan fiskal yang kontraktif sangat bermanfaat untuk mengurangi tekanan inflasi akibat pertumbuhan ekonomi yang terlalu tinggi.

Fiscal policy is contractionary if government expenditure is declining or political budget is in surplus budget. Contractionary fiscal policy is very useful to reduce inflationary pressures caused by very highly economic growth.

Banten dalam Angka 2010

349

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Apabila diperhatikan perkembangan posturnya, terlihat bahwa APBD Provinsi Banten dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Realisasi pengeluaran atau belanja Pemerintah Provinsi Banten pada tahun 2009 meningkat sebesar 7,40 persen, yaitu dari 2,25 triliun rupiah pada tahun 2008 menjadi 2,42 triliun rupiah di tahun 2009. Pendapatan daerah pun, setiap tahun terus mengalami peningkatan. Dimana, realisasi pendapatan daerah pada tahun 2009 mencapai 2,44 triliun rupiah yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar 2,35 triliun rupiah. Akan tetapi, peningkatan pendapatan tersebut lebih banyak berasal dari peningkatan dana perimbangan Pemerintah Pusat dan sebagian lagi dari peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Tercatat, porsi dana perimbangan pada tahun 2009 sebesar 30,58 persen yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang hanya sebesar 29,20 persen. Peningkatan realisasi belanja Pemerintah Provinsi Banten sangat bermanfaat untuk perekonomian, sayangnya peningkatan tersebut masih dalam tataran kebijakan anggaran yang bersifat surplus, dimana pendapatan selalu lebih tinggi daripada belanja. Padahal, untuk mengimbangi politik anggaran Pemerintah Pusat yang selalu defisit, Pemerintah Provinsi Banten harus menempuh kebijakan anggaran berimbang agar ekonomi daerah menjadi lebih terpacu.

APBD of Banten province from year to year is constantly increasing. Actual expenditures or Governments spending in 2009 increased by 7.40 percent, from 2.25 trillion rupiahs in 2008 to 2.42 trillion rupiahs in 2009. Similarly, the regional income. Realization of regional income in 2009 reached 2.44 trillion higher than the previous year which amounted to 2.35 trillion rupiahs. However, the increase in revenue was more attributable to increases in balance budged from the Central Government and partly from increased local government original receipts (PAD). The portion of balanced budget in 2009 is 30.58 percent higher than in 2008 which is only amounted to 29.20 percent.

Increasing realization of Banten provincial government spending is very beneficial for the economy, unfortunately, the increasing itself is still within the surplus budget policy level, where income is always higher than expenditure. In fact, to in order to counterbalance the central government budget politics which is always deficit, the Government of Banten province should take balanced budget policy to the regional economy to get more developed.

350

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

11.3. Penerimaan Pajak Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan pemerintah. Semakin tinggi level ekonomi suatu negara, penerimaan pajak sudah seharusnya menjadi semakin besar pula. Semakin besar penerimaan pajak, semakin berkurang pula kebergantungan pemerintah terhadap utang sebagai sumber pembiayaan. Penerimaan pajak PBB di Provinsi Banten pada tahun 2009 mencapai 1,11 triliun rupiah, meningkat sebesar 47,48 miliar rupiah bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 1,07 triliun rupiah. Peningkatan tersebut, terutama disebabkan oleh pertambahan pajak PPB di daerah perkotaan sebesar 77,62 miliar rupiah. Sedangkan, penerimaan pajak penghasilan di Provinsi Banten pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 4,07 miliar rupiah sehingga total penerimaannya menjadi 2,79 triliun rupiah. Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya penerimaan pajak penghasilan dari badan usaha yang mencapai 77,02 miliar rupiah. Akibatnya, penerimaan pajak PBB dan pajak pernghasilan pada tahun 2009 hanya bertambah sebesar 43,41 miliar rupiah atau sebesar 1,12 persen, sehingga total penerimaan pajak pada tahun 2009 mencapai 3,90 triliun rupiah.

11.3. Tax Revenue Taxes are one of sources of government revenue. The higher the level of a country's economy, tax revenues should be greater. The greater the tax revenue, also decreases dependence on government debt as a source of financing.

Land and building tax receipts in Banten Province reached 1.11 trillion rupiahs in 2009, an increase of 47.48 billion rupiahs compared to previous year which amounted to 1.07 trillion rupiahs. This increase was mainly caused by the increment of property tax in urban areas amounted to 77.62 billion rupiahs. While income tax receipts in the province of Banten in 2009 has decreased by 4.07 billion rupiahs so that the total receipts to 2.79 trillion rupiahs. The decline was caused by a decline in income tax revenue from business entities which reached 77.02 billion rupiahs. As a result, property tax receipts and income taxes only increased 43.41 billion rupiahs or equal to 1.12 percent in 2009, bringing 3.90 trillion rupiahs of total tax revenue in 2009.

Banten dalam Angka 2010

351

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

11.4. Perbankan Jumlah dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh kalangan perbankan di Banten sampai akhir tahun 2009 mencapai 43,19 triliun rupiah, bertambah sebesar 6,92 triliun rupiah bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar 36,23 persen. Bila diperhatikan komposisi dana menurut lokasi bank penghimpun, terlihat bahwa yang terbesar berasal dari Kota Tangerang dengan nilai sebesar 18,66 triliun rupiah dan yang terkecil dihimpun dari lebak dengan jumlah dana sebesar 0,54 triliun rupiah. Sementara itu, total pinjaman yang disalurkan oleh kalangan perbankan untuk lokasi kegiatan di Banten sampai akhir tahun 2009 adalah sebesar 58,02 triliun rupiah, lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang 58,00 triliun rupiah. Apabila dilihat dari penggunaannya, sekitar 26,94 triliun rupiah diperuntukkan bagi pinjaman modal kerja; 11,41 triliun rupiah untuk pinjaman investasi dan sisanya untuk pinjaman konsumsi. Secara sektoral, pinjaman terbesar diberikan untuk pengembangan sektor industri pengolahan, dengan total pinjaman sebesar 18,42 triliun rupiah. Sedangkan bila diperhatikan menurut lokasi kegiatanya, maka pinjaman terbesar diberikan untuk proyek yang berlokasi di Kabupaten Tangerang yaitu dengan jumlah sebesar 33,00 trulyun rupiah.

11.4. Banking Number of public funds that have been collected by banks in Banten until the end of 2009 reached 43.19 trillion rupiahs, an increase of 6.92 trillion rupiahs compared to 2008 which is amounted to 36.23 percent. Through the composition of the fund according to bank location can be seen that the largest collector is from Tangerang Municipality with value of 18.66 trillion rupiahs and the smallest collected is from Lebak Regency with total fund amounted to 0.54 trillion rupiahs. Meanwhile, total loans distributed by banks for the project site in Banten until the end of 2009 amounted to 58.02 trillion rupiahs, higher than 2008 which is 58.00 trillion rupiahs. From its use, about 26.94 trillion rupiahs allocated for working capital loans; 11.41 trillion rupiahs for investment loans and the rest for consumption loans. By sector, the largest loan granted for the development of manufacturing sector, with total loans amounted to 18.42 trillion rupiahs. While according to the location of the project, the largest loan given to projects located in Tangerang Regency with the amount of 33.00 trillion rupiahs.

352

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Selanjutnya, bila dibandingkan antara jumlah dana yang berhasil dihimpun dengan jumlah pinjaman yang disalurkan, maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009 ini lebih banyak dana dari luar yang masuk ke Banten daripada dana yang ke luar Banten, yaitu dengan selisih sekitar 14,82 triliun rupiah. Meskipun demikian, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, besarnya selisih dana tersebut semakin berkurang. 11.5. Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi IHK Banten pada bulan Desember 2009 tercatat sebesar 119,06 atau lebih tinggi bila dibandingkan dengan IHK pada bulan yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 118,64. Akibatnya, laju inflasi di Banten untuk daerah perkotaan pada tahun 2009 sebesar 2,86 persen, jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 11,47 persen. Sehingga, dapat dikatakan bahwa kenaikan harga barang dan jasa untuk daerah perkotaan di Banten secara umum sangat rendah dan terkendali. Hal ini dapat terjadi karena Bank Indonesia serta Pemerintah Pusat dan Provinsi Banten berhasil mengatasi gejolak kenaikan harga baik dari sisi demand maupun sisi supply dan baik yang berasal dari dalam negeri atau domestic inflation maupun dari luar atau imported inflation. Sedangkan, inflasi untuk daerah perdesaan di Banten pada tahun 2009 mencapai 3,45 persen, lebih tinggi bila dibandingkan dengan inflasi daerah perkotaan yang sebesar 2,86 persen.

Furthermore, comparing between the amount of collected funds and the amount of loan disbursed, it can be concluded that in 2009 more funding coming from outside to Banten than the funds out of Banten, with the difference of about 14.82 trillion rupiahs. Nevertheless, the amount of excess funds compared to previous year seems to be waning.

11.5. Consumer Price Indices (CPI) dan Inflation Banten CPI in December 2009 was recorded at 119.06 or higher than compared to the same month in previous year which is amounted to 118.64. As a result, the inflation rate for urban areas in Banten in 2009 only amounted to 2.86 percent, much lower than compared to previous year which reached 11.47 percent. Thus, it can be said that the rising prices of goods and services for urban areas in Banten is generally very low and under control. This can happen because the Bank Indonesia and the Central Government and the Province of Banten successfully overcome both the rise of price from the demand side and supply side and wether comes from domestic or domestic inflation, or from outside or imported inflation. Meanwhile, inflation for rural areas in Banten reached 3.45 percent in 2009, higher than 2.86 percent of urban inflation.

Banten dalam Angka 2010

353

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh BPS dan Bank Pembangunan Asia (ADB) yang menyatakan bahwa laju inflasi daerah perdesaan akan selalu lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah perkotaan, yang salah satunya disebabkan oleh tingginya kenaikan biaya transportasi akibat rendahnya kualitas jalan. Sementara itu, nilai tukar petani (NTP) di Banten pada tahun 2009 secara rata-rata mencapai 97,75. Berarti, perubahan harga yang dibayar petani lebih besar bila dibandingkan yang diterima petani dari kegiatan pertaniannya. Meskipun demikian, tingkat kesejahteraan petani di Banten pada tahun 2009 telah mengalami peningkatan karena NTP pada tahun 2008 rata-rata hanya sebesar 97,31.

This is in accordance with the results of research ever done by the BPS and the Asian Development Bank (ADB), which states that rural inflation rate will always be higher than urban areas, one of which is caused by highly increased of transportation cost to poor quality of roads.

Meanwhile, the Farmers Term of Trade (NTP) in Banten reached an average of 97.75 in 2009. Means, changes in prices paid by farmers is larger than that received by farmers from their agricultural activities. Nevertheless, the level of welfare of farmers in Banten in 2009 has increased compared to the previous year which is only 97.31percent of an average.

11.6. Koperasi Kinerja usaha koperasi di Provinsi Banten pada tahun 2009 secara umum menunjukkan peningkatan yang signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2010, karena hampir semua indikatornya menunjukkan adanya perbaikan. Tercatat, jumlah koperasi yang aktif meningkat sebesar 18,10 persen dan sebaliknya jumlah koperasi yang tidak aktif berkurang sebesar 10,46 persen.

11.6. Cooperative Performance of cooperative bussines in Banten Province in 2009 generally shows more significant improvement than compared to 2010, because almost all indicators show improvement. Noted, number of active cooperatives increased by 18.10 percent and conversely the number of cooperatives that are not actively reduced by 10.46 percent.

354

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Modal yang dimiliki oleh koperasi dan modal luar meningkat masing-masing sebesar 41,69 persen dan 52,99 persen. Bahkan, jumlah asset koperasi pun meningkat sebesar 48,42 persen. Sedangkan, satu-satunya indikator yang menunjukan penurunan hanyalah volume usaha yang turun sebesar 6,55 persen. Meskipun demikian, jumlah sisa hasil usaha (SHU) koperasi justru meningkat sebesar 43,05 persen, yang mengisyaratkan adanya peningkatan keuntungan yang diperoleh.

Capital owned by cooperatives and outside capital increase amounting to 41.69 percent and 52.99 percent. In fact, the total assets of cooperatives also increased by 48.42 percent. Meanwhile, the only indicator shows decreased was business volume, decreased by 6.55 percent. However, the amount of net income (SHU) cooperative instead increased by 43.05 percent, which suggests an increase in profits.

Banten dalam Angka 2010

355

FINANCE AND PRICES Grafik 11.1 Realisasi Nilai PMA dan PMDN di Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009 Figure Value of Domestic and Foreign Direct Investment in Banten Province (million rupiahs), 2008-2009
5 000 000 4 500 000 4 000 000 3 500 000 3 000 000 2 500 000 2 000 000 1 500 000 1 000 000 500 000 0 PMA / Foreign Direct Invesment PMDN / Domestic Direct Investment
412 271 4 436 521

CHAPTER XI

4 498 681

2008
1 999 753

2009

Sumber / Source : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten Regional Investment Coordinating Board of Banten Province Catatan / Note : 1 US$ = 9.000 IDR

Grafik 11.2 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009 Figure Local Government Budget Realization of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009
2 450 000 2 400 000
2 351 381 2 436 067 2 420 829

2 350 000 2 300 000


2 253 983

2008 2009

2 250 000 2 200 000 2 150 000 Pendapatan / Receipt Belanja / Expenditures

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

356

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA Grafik 11.3 Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Banten Menurut Jenis Penerimaan, 2008-2009 Figure Percentage of Actual Local Government Receipt of Banten Province by Type of Receipt, 2008-2009
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 2008 2009 29,18 0,15 0,14 30,56 70,59 69,22
Pendapatan Asli Daerah Local Government Original Receipt Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah / Other Receipt Dana Perimbangan Balanced Budget

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

Grafik 11.4 Posisi Simpanan dan Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Figure Outstanding Loans and Bank Funds in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009

70 000 000 60 000 000 50 000 000 40 000 000 30 000 000 20 000 000 10 000 000 0 Simpanan / Funds Pinjaman / Loans
57 996 147 58 017 506

43 194 467 36 231 967 29 401 816

44 804 562

2007 2008 2009

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Banten dalam Angka 2010

357

FINANCE AND PRICES Grafik 11.5 Komposisi Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten Menurut Jenis Penggunaan (persen), 2007-2009 Figure Composition of Bank Loans in Banten Province by Type of Loans (percent), 2007-2009
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 2007 2008 2009 6,89 6,75 61,74 60,53 63,69 Konsumsi / Consumption Investasi / Invesment

CHAPTER XI

Modal Kerja / Working Capital 6,69

31,37

32,72

29,62

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Grafik 11.6 Komposisi Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten Menurut Sektor Ekonomi, 2007-2009 Figure Composition of Bank Loans in Banten Province by Economic Sector, 2007-2009
100%

Lainnya /

Others

80%

37,69

37,65

42,35

Pengangkutan / Transportation Perdagangan / Trade

60% 5,54 40%

0,87 12,75 2,19 4,87

11,71

0,59 14 3,37 4,87

0,7

Konstruksi / Construction Listrik, Gas dan Air / Elect., Gas, and Water Supply

5,35 31,75

Perindustrian / Manufacturing Industry Pertambangan / Mining Pertanian / Agriculture

20%

39,27

40,91

0% 2007 2008 2009

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

358

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA Grafik 11.7 Laju Inflasi Tahun Kalender di Banten, Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang Menurut Bulan, 2009 Figure Monthly Inflation Rate of Calendar Year in Banten, Serang City, Cilegon City and Tangerang City, 2009

6 5 4 3 2 1 0 Jan -1 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Banten Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 11.8 Figure

Inflasi Tahun Kalender Provinsi Banten Menurut Kelompok Pengeluaran, 2009 Inflation Rate of Banten Province by Commodity Group (percent), 2009

10 8,33 8 6 4 2 0 -2 -4 -4,27 -6 1,81 3,17 7,16 6,76 6,13


Bahan Makanan Food Makanan Jadi, Minuman, Tembakau Prepared Food, Beverages, Tobacco Perumahan/Air/Listrik Housing/Water/Elect. Sandang Clothing Kesehatan Health Pendidikan, Rekreasi, Olahraga Education, Recreation, Sport Transportasi, Komunikasi Transportation, Communication Umum General

2,86

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

359

FINANCE AND PRICES Grafik 11.9 Figure Laju Inflasi Bulanan di Provinsi Banten Menurut Daerah Perkotaan dan Pedesaan, 2009 Monthly Inflation Rate in Banten Province by Urban and Rural Areas, 2009

CHAPTER XI

1,5

0,5

0 Jan -0,5 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des

-1

Perkotaan / Urban Pedesaan / Rural

-1,5

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 11.10 Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Banten Menurut Periode Bulan dan Subsektor, 2009 Figure Farmers Terms of Trade in Banten Province by Month and Subsector, 2009
115 110 105 100 95 90 85 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des
Tanaman Pangan / Food Crops Tanaman Holtikultura / Holticulture Tanaman Perkebunan Rakyat / Smallholder Estate Crops Peternakan / Animal Husbandry Perikanan / Fishery NTP Gabungan / Composite NTP

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

360

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

11.1. PENANAMAN MODAL DIRECT INVESTMENT Tabel 11.1.1 Table Rekapitulasi Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Recapitulation of Foreign Direct Invesment (FDI) Realization by Regency/Municipality in Banten Province, 2009
Realisasi Investasi / Realization of Investment Kabupaten/Kota Reg./Municipality Nilai Investasi Value of Investment juta Rp million Rp (3) ribu US$ thousand US$ (4) Penyerapan Tenaga Kerja Spare of Manpower (orang/man) Asing Foreign (7) Indonesia Indonesia (8)

Jumlah Proyek Number of Projects (2)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

43 -

299 228,00 1 076 531,94

52 539,89 160 493,93

9 244 1 580

15 1 68 110

324 858,23 1 700 618,16 2 655 235,41

8 002,00 89 860,00 310 895,82 197 920,61

2 189 30 13 043 36 051

Sumber / Source : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten Regional Investment Coordinating Board of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

361

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Tabel 11.1.2 Table

Jumlah dan Nilai Proyek Realisasi PMA Menurut Sektor Usaha di Provinsi Banten, 2009 Number and Realizable Value of FDI Projects by Business Sector in Banten Province, 2009

Sektor / Subsektor Sector / Subsector

Jumlah Proyek Number of Project (2) 3 39 6 10 5 2 2 2 7 2 3 19 4 3 68 110

Realisasi Investasi Realization of Investment juta rupiah ribu US$ million rupiahs thousand US$ (3) 434 539,00 276 500,00 146 600,00 2 200,00 9 239,00 1 216 293,97 49 785,19 1 700 618,16 2 655 235,41 (4) 93 060,00 150 919,72 49 400,00 68 466,00 3 828,45 1 425,00 2 350,00 500,00 19 674,33 800,00 4 475,94 60 270,00 5 546,10 1 100,00 310 895,82 197 920,61

(1) 1. Pertanian / Agriculture 2. Pertambangan dan Penggalian / Mining & Quarrying 3. Industri Pengolahan / Manufacturing Industry 1). Makanan, minuman dan tembakau 2). Tekstil, Barang dari kulit dan alas kaki 3). Barang dari kayu dan hasil hutan lainnya 4). Kertas dan barang cetakan 5). Pupuk, kimia dan barang dari karet 6). Semen dan barang galian bukan logam 7). Logam dasar, besi, dan baja 8). Alat angkut, mesin dan peralatannya 4. 5. 6. 7. 8. 9. 9). Barang lainnya Listrik, Gas dan Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply Bangunan / Construction Perdagangan, Hotel dan Restoran Trade, Hotel & Restaurants Pengangkutan dan Komunikasi Transportation & Communication Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Finance, Real Estate & Business Services Jasa-jasa / Services Jumlah / Total 2008

Sumber / Source : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten Regional Investment Coordinating Board of Banten Province

362

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel 11.1.3 Table

Rekapitulasi Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Recapitulation of Domestic Direct Invesment (DDI) Realization by Regency/Municipality in Banten Province, 2009
Realisasi Investasi / Realization of Investment

Kabupaten/Kota Reg./Municipality

Jumlah Proyek Number of Projects (2)

Nilai Investasi Value of Investment juta Rp million Rp (3) ribu US$ thousand US$ (4)

Penyerapan Tenaga Kerja Spare of Manpower (orang/man) Asing Foreign (7) Indonesia Indonesia (8)

(1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008

7 3

235 367,93 111 020,39

1 804 466

3 1 14 32

37 860,27 28 022,68 412 271,27 1 999 753,06

250 190 2 710 4 131

Sumber / Source : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten Regional Investment Coordinating Board of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

363

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Tabel 11.1.4 Table

Jumlah dan Nilai Proyek Realisasi PMDN Menurut Sektor Usaha di Provinsi Banten, 2009 Number and Realizable Value of DDI Projects by Business Sector in Banten Province, 2009

Sektor / Subsektor Sector / Subsector (1) 1. Pertanian / Agriculture 2. Pertambangan dan Penggalian / Mining & Quarrying 3. Industri Pengolahan / Manufacturing Industry 1). Makanan, minuman dan tembakau 2). Tekstil, Barang dari kulit dan alas kaki 3). Barang dari kayu dan hasil hutan lainnya 4). Kertas dan barang cetakan 5). Pupuk, kimia dan barang dari karet 6). Semen dan barang galian bukan logam 7). Logam dasar, besi, dan baja 8). Alat angkut, mesin dan peralatannya 4. 5. 6. 7. 8. 9. 9). Barang lainnya Listrik, Gas dan Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply Bangunan / Construction Perdagangan, Hotel dan Restoran Trade, Hotel & Restaurants Pengangkutan dan Komunikasi Transportation & Communication Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Finance, Real Estate & Business Services Jasa-jasa / Services Jumlah / Total 2008

Realisasi Investasi (juta rupiah) Jumlah Proyek Number of Project Realization of Investment (million rupiahs) (2) 12 3 1 6 1 1 1 1 14 32 (3) 406 771,27 195 413,32 5 360,27 127 647,68 28 350,00 50 000,00 2 500,00 3 000,00 412 271,27 1 999 753,06

Sumber / Source : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten Regional Investment Coordinating Board of Banten Province

364

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

11.2. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH LOCAL GOVERNMENT BUDGET Tabel 11.2.1 Table Rekapitulasi Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009 Recapitulation of Local Government Budget Realization of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009

Uraian / Description (1) 1. Pendapatan Daerah Local Government Receipt A. Pendapatan Asli Daerah/ Local Government Original Receipt B. Dana Perimbangan / Balanced Budget C. Lain - lain Pendapatan Daerah Yang Sah / Other Receipt 2. Belanja Daerah / Local Expenditures A. Belanja Langsung / Direct Expenditures B. Belanja Tidak Langsung / Indirect Expenditures 3. Surplus (Defisit) / Surplus (Deficit) 4. Pembiayaan Daerah / Local Government Financing A. Penerimaan Pembiayaan Daerah Local Government Financing Receipts B. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Local Government Financing Expenditures 5. Sisa Lebih Penghitungan Anggaran (SILPA) Tahun Berkenan Rest of the Current Years Budget

2008 (2) 2 351 380,50 1 661 168,63 686 651,07 3 560,81 2 253 982,71 1 165 236,02 1 088 746,69 97 397,79 138 065,94 149 104,13 11 038,19 235 463,74

2009 (3) 2 436 066,74 1 687 721,37 744 966,51 3 378,86 2 420 828,80 1 173 761,52 1 247 067,28 15 237,94 220 963,74 238 463,74 17 500,00 236 201,68

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

365

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Tabel 11.2.2 Table

Realisasi Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009 Actual Local Government Receipt of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009

Uraian / Description (1) A. Pendapatan Asli Daerah / Local Government Original Receipt 1. Pajak Daerah / Local Tax 2. Retribusi Daerah / Local Retribution 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan / Results Management of Separated Local Government Wealth 4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Other Local Government Original Receipt B. Dana Perimbangan / Balanced Budget 1. Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Tax Share / Non Tax Share 2. Dana Alokasi Umum / General Allocation Funds 3. Dana Alokasi Khusus / Special Allocation Funds C. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah / Other Receipt 1. Pendapatan Hibah / Grand Receipts 2. Dana Darurat / Emergency Fund 3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus / Funds for Adjusments and Special Autonomy 5. Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Jumlah Pendapatan Daerah / Total Local Government Receipt

2008 (2) 1 661 168,63 1 601 610,64 3 184,53 21 478,62

2009 (3) 1 687 721,37 1 617 821,80 2 921,74 29 415,35

34 894,86 686 651,07 325 810,20 342 743,86 18 097,00

37 562,48 744 966,51 351 550,07 361 295,44 32 121,00

3 560,81 3 560,81 -

3 378,86 3 016,01 362,85 -

2 351 380,50

2 436 066,74

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

366

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel 11.2.3 Table

Realisasi Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009 Actual Local Government Expenditures of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009

Uraian / Description (1) A. Belanja Tidak Langsung / Indirect Expenditures 1. Belanja Pegawai / Personnel Expenditures 2. Belanja Bunga / Interest Expenditures 3. Belanja Subsidi / Subsidies Expenditures 4. Belanja Hibah / Grand Expenditures 5. Belanja Bantuan Sosial / Social Aids Expenditures 6. Belanja Bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa / Sharing fund Expenditures 7. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa / Financial Aids Expenditures 8. Belanja Tidak terduga / Unpredicted Expenditures B. Belanja langsung / Direct Expenditures 1. Belanja Pegawai / Personnel Expenditures 2. Belanja Barang dan Jasa / God and Services Expenditures 3. Belanja Modal / Capital Expenditures Jumlah Belanja Daerah / Total Local Government Expenditures

2008 (2) 1 165 236,02 239 413,28 0,00 0,00 86 405,82 36 219,53 592 012,92 208 700,00

2009 (3) 1 173 761,52 294 424,40 57 693,82 48 116,10 581 405,60 190 121,60

2 484,48 1 088 746,69 138 702,93 356 095,63 593 948,14

2 000,00 1 247 067,28 106 741,19 457 759,96 682 566,13

2 253 982,71

2 420 828,80

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

367

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Tabel 11.2.4 Table

Realisasi Pembiayaan Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009 Actual Local Government Financing of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009

Uraian / Description (1) A. Penerimaan Pembiayaan Daerah / Local Government Financing Receipts 1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun Anggaran Sebelumnya / Rest of the Previous Years Budget 2. Pencairan Dana Cadangan 3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Dipisahkan / 4. Penerimaan Pinjaman Daerah / Local Government Loan Receipts 5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 6. Penerimaan Piutang Daerah B. Pengeluaran Pembiayaan Daerah / Local Government Financing Expenditures 1. Pembentukan Dana Cadangan 2. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah / Local Government Capital Participation (Investment) 3. Pembayaran Pokok Utang / Debt Principal Payments 4. Pemberian Pinjaman Daerah 5. Penjaminan Pinjaman Jumlah Pembiayaan Daerah Total Local Government Financing

2008 (2) 149 104,13 149 104,13

2009 (3) 238 463,74 235 463,74

11 038,19 4 554,00 3 484,19 3 000,00 -

3 000,00 17 500,00 17 500,00 -

138 065,94

220 963,74

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

368

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

11.3. PENERIMAAN PAJAK TAX REVENUE Tabel 11.3.1 Table Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Menurut Sektor dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009 Revenue Realization of Land and Housing Tax(LHT) by Sector and Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2009
Pajak Bumi Bangunan (PBB) Land and Housing Taxes (LHT) Pedesaan Rural (2) Perkotaan Urban (3) Perkebunan Estates (4) Kehutanan Forestry (5)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008 2007 2006 2005

4 257,75 6 429,82 20 597,19 10 224,91

1 391,94 1 916,47 108 015,90 15 400,29

736,26 2 920,95 124,01

508,01 501,52 119,77

41 509,67 34 561,42 21 011,11 16 143,10 14 753,35

174 292,54 56 277,94 8 368,22 98 956,62 464 619,92 386 997,89 336 154,40 291 164,92 260 058,63

3 781,22 3 350,15 3 695,33 2 549,79 2 152,77

1 129,30 967,33 857,71 847,41 874,00

Banten dalam Angka 2010

369

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.3.1

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2008 2007 2006 2005

Pajak Bumi Bangunan Land and Housing Taxes Pertambangan Mining (6) BPHTB / TAOLB (7)

Jumlah Total (8)

21 674,09 21 841,96 35 836,56 19 745,11

2 642,30 2 961,95 129 660,49 15 045,25

31 210,36 36 572,67 294 110,14 60 659,34

19 880,52 9 263,22 7 673,16 135 914,62 159 858,57 158 146,10 120 748,89 102 168,61

101 791,90 35 189,02 7 458,29 172 323,43 467 072,63 480 808,30 364 493,19 275 218,39 -

295 964,96 100 730,18 23 499,67 271 280,05 1 114 027,36 1 066 543,64 884 357,83 706 672,49 380 007,35

Sumber / Source : Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Provinsi Banten - Kementerian Keuangan Regional Office of Banten Province, General Directorate of Tax - Ministry of Finance Catatan / Note : BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan) / TAOLB (Taxes for The Acquisition of Ownership of Land and Buildings) Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan = PBB + BPHTB / Revenue of Land and Housing Tax = LHT + TAOLB

370

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel Table

11.3.2

Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan Menurut Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009 Realization of Income Tax Receipts by Tax Office in Banten Province (million rupiahs), 2009

Kantor Pelayanan Pajak Tax Office (1) KPP Pratama Serpong KPP Pratama Kosambi KPP Pratama Tigaraksa KPP Pratama Tangerang Barat KPP Pratama Tangerang Timur KPP Madya Tangerang KPP Pratama Serang KPP Pratama Pandeglang KPP Pratama Cilegon Jumlah / Total 2008 2007 2006 2005

PPH Pasal 25/29 Income Tax Article 25/29 Perorangan Individual (2) 32 190,77 3 102,06 19 305,94 11 430,62 14 350,36 4 162,98 1 309,80 10 808,58 Badan Institution (3) 12 297,87 11 012,06 34 134,48 37 880,17 12 031,24 475 761,69 2 636,42 3 615,40 3 637,69

PPH Pasal 21 Income Tax Article 21 (4) 279 497,43 30 537,38 469 396,78 82 065,65 52 961,25 627 565,24 244 540,70 49 283,08 264 398,66

Jumlah Total (5) 323 986,07 44 651,50 522 837,20 131 376,43 79 342,85 1 103 326,93 251 340,10 54 208,28 278 844,93

96 661,11 77 659,57 30 800,47 44 848,93 23 605,82

593 007,01 670 026,66 391 366,96 274 777,03 106 083,40

2 100 246,17 2 046 301,35 1 550 110,02 1 288 260,38 1 067 265,48

2 789 914,29 2 793 987,58 1 972 277,45 1 607 886,34 1 196 954,70

Sumber / Source : Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Provinsi Banten - Kementerian Keuangan Regional Office of Banten Province, General Directorate of Tax - Ministry of Finance

Banten dalam Angka 2010

371

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

11.4. PERBANKAN BANKING

Tabel 11.4.1 Table

Jumlah Kantor Bank Umum Menurut Status Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009 Number of Commercial Bank Offices by Owner Status in Banten Province, 2009

Status Kepemilikan Owner Status (1) 1. Pemerintah State Banks 2. Pembangunan Daerah Regional Development Banks 3. Swasta Private Banks 4. Asing dan Campuran Foreign Banks Jumlah / Total 2008 2007

Kantor Pusat Central Office (2) -

Kantor Cabang Branch Office (3) 21 9 34 0

Kantor Pembantu Agency (4) 80 9 189 6

Kantor Kas Cash Office (5) 64 6 42 18

Jumlah Total (6) 165 24 265 24

64 52 51

284 191 149

130 106 73

478 349 273

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

372

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel 11.4.2 Table

Jumlah Kantor Bank Syariah Menurut Jenisnya di Provinsi Banten, 2009 Number of Commercial Sharia Bank Offices by Type of Bank in Banten Province, 2009

Jenis Bank Syariah Type of Sharia Banks (1) 1. 2. 3. Bank Umum Syariah Sharia Commercial Banks Unit Usaha Syariah Sharia Financial Service Units BPR Syariah Sharia Rural Banks

2006

2007

2008

2009

(2) 13 4 -

(3) 14 5 -

(4) 15 3 -

(5) 32 7 -

Jumlah / Total

17

19

18

39

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Banten dalam Angka 2010

373

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Tabel 11.4.3 Table

Posisi Dana Perbankan Menurut Jenisnya di Provinsi Banten, 2007-2009 Outstanding Bank Funds by Type of Funds in Banten Province, 2007 - 2009

Jenis Dana Type of Funds (1) 1. Giro / Demand Deposits a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs) b. Rekening (satuan) Account (unit) 2. Simpanan Berjangka / Time Deposits a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs) b. Rekening (satuan) Account (unit) 3. Tabungan / Saving Deposits a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs) b. Rekening (satuan) Account (unit) Jumlah / Total a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs) b. Rekening (satuan) Account (number)
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

2007 (2)

2008 (3)

2009 (4)

6 128 925 59 476

7 984 671 54 031

8 744 564 55 117

11 544 146 74 411

14 932 831 80 801

18 290 560 85 603

11 728 745 2 420 726

13 314 465 2 556 203

16 159 343 2 799 400

29 401 816 2 554 613

36 231 967 2 691 035

43 194 467 2 940 120

374

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel 11.4.4 Table

Posisi Dana Perbankan Bulanan Menurut Jenisnya di Provinsi Banten, 2009 Monthly Outstanding Bank Funds by Type of Funds in Banten Province, 2009

Jenis Dana Type of Funds (1) 1. Giro / Demand Deposits a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs) b. Rekening (satuan) Account (unit)

Januari January (2)

Februari February (3)

Maret March (4)

April April (5)

Mei May (6)

Juni June (7)

8 136 797 53 942

7 689 744 54 238

7 546 906 54 356

7 612 829 52 689

7 454 455 73 063

6 281 985 49 646

2. Simpanan Berjangka/ Time Deposits a. Dana (juta rupiah) 14 829 900 15 215 988 15 124 799 15 577 597 16 543 360 15 877 734 Fund (miilion rupiahs) b. Rekening (satuan) 83 009 84 312 87 409 85 244 163 524 81 275 Account (unit) 3. Tabungan / Saving Deposits a. Dana (juta rupiah) 13 171 649 13 308 178 13 708 300 13 809 723 13 785 205 13 576 687 Fund (miilion rupiahs) b. Rekening (satuan) 2 608 739 2 611 103 2 625 750 2 645 822 2 642 148 2 611 282 Account (unit) Jumlah /Total a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs) b. Rekening (satuan) Account (number) 36 138 346 36 213 910 36 380 006 37 000 150 37 783 020 35 736 405 2 745 690 2 749 653 2 767 515 2 783 755 2 878 735 2 742 203

Banten dalam Angka 2010

375

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.4.4

Jenis Dana Type of Funds (1) 1. Giro / Demand Deposits a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs) b. Rekening (satuan) Account (unit)

Juli July (8)

Agustus August (9)

September September (10)

Oktober October (11)

November Desember November December (12) (13)

7 671 878 54 552

7 063 613 53 508

7 506 144 53 442

6 716 884 54 339

7 141 863 53 576

8 744 564 55 117

2. Simpanan Berjangka / Time Deposits a. Dana (juta rupiah) 16 087 185 15 777 362 16 127 982 16 731 289 17 366 873 18 290 560 Fund (miilion rupiahs) b. Rekening (satuan) 84 640 84 460 84 389 85 752 84 711 85 603 Account (unit) 3. Tabungan / Saving Deposits a. Dana (juta rupiah) 13 912 319 14 169 497 14 655 912 14 820 472 14 985 002 16 159 343 Fund (miilion rupiahs) b. Rekening (satuan) 2 686 526 2 738 902 2 702 764 2 791 029 2 763 550 2 799 400 Account (unit) Jumlah / Total a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs) b. Rekening (satuan) Account (number) 37 671 382 37 010 472 38 290 038 38 268 645 39 493 738 43 194 467 2 825 718 2 876 870 2 840 595 2 931 120 2 901 837 2 940 120

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

376

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel 11.4.5 Table

Posisi Dana Perbankan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Outstanding Bank Funds by Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2007 - 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten

2007 (2)

2008 (3)

2009 (4)

552 088 508 491 9 146 157 2 296 186

622 255 359 762 13 415 415 2 844 722

768 092 547 631 15 064 055 4 691 476

14 268 782 2 630 112 ... ... 29 401 816

15 619 527 3 370 287 ... ... 36 231 967

18 660 671 3 462 542 ... ... 43 194 467

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia Catatan / Note :


1) 2)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk Kota Serang / Including Serang Municipality

Banten dalam Angka 2010

377

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Tabel 11.4.6 Table

Posisi Jumlah Rekening/Bilyet Perbankan Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Banten (satuan), 2007-2009 Outstanding Bank Accounts by Regency/Municipality in Banten Province (units), 2007 - 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten

2007 (2)

2008 (3)

2009 (4)

120 617 94 881 883 664 327 975

120 063 55 168 963 017 377 263

124 457 90 660 864 483 438 365

853 521 273 955 ... ... 2 554 613

888 257 287 267 ... ... 2 691 035

1 137 266 284 889 ... ... 2 940 120

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia Catatan / Note :


1) 2)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk Kota Serang / Including Serang Municipality

378

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel 11.4.7 Table

Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Outstanding Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Type of Loans in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009
2007 (2) 23 688 113 7 946 151 13 170 298 2008 (3) 30 587 192 10 510 535 16 898 420 2009 (4) 26 942 326 11 413 636 19 661 544

Jenis Penggunaan Type of Loans (1) 1. Modal Kerja Working Capital 2. Investasi Investment 3. Konsumsi Consumtion

Jumlah / Total

44 804 562

57 996 147

58 017 506

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Banten dalam Angka 2010

379

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Tabel 11.4.8 Table

Posisi Pinjaman Perbankan Bulanan Dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009 Monthly Outstanding Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Type of Loans in Banten Province (million rupiahs), 2009
Januari January (2) 30 735 397 10 450 864 16 706 627 Februari February (3) 31 217 554 10 579 280 17 080 865 Maret March (4) 29 292 675 10 500 825 17 145 111 April April (5) 28 333 460 10 546 411 17 756 252 Mei May (6) 27 427 733 10 468 134 18 141 996 Juni June (7) 27 455 141 10 637 058 17 381 264

Jenis Penggunaan Type of Loans (1) 1. Modal Kerja Working Capital 2. Investasi Investment 3. Konsumsi Consumtion

Jumlah / Total

57 892 888

58 877 699

56 938 611

56 636 123

56 037 863

55 473 463

380

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.4.8

Jenis Penggunaan Type of Loans (1) 1. Modal Kerja Working Capital 2. Investasi Investment 3. Konsumsi Consumtion

Juli July (8) 25 894 903 10 953 273 17 617 688

Agustus August (9) 25 490 195 11 231 926 18 094 214

September September (10) 25 467 756 10 814 554 18 351 208

Oktober October (11) 24 963 030 10 866 212 18 785 312

November November (12) 25 954 707 10 832 814 19 465 153

Desember December (13) 26 942 326 11 413 636 19 661 544

Jumlah / Total

54 465 864

54 816 335

54 633 518

54 614 554

56 252 674

58 017 506

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Banten dalam Angka 2010

381

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Tabel 11.4.9 Table

Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Outstanding Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009
2007 (2) 585 603 173 255 17 592 930 981 871 2 480 076 5 712 791 390 732 16 887 304 2008 (3) 407 225 110 992 23 724 928 1 955 158 2 826 013 6 793 679 342 362 21 835 790 2009 (4) 392 658 180 004 18 419 144 3 102 786 2 822 777 8 124 802 405 942 24 569 393

Sektor Ekonomi Economic Sector (1) 1. Pertanian Agriculture 2. Pertambangan Mining 3. Perindustrian Manufacturing Industry 4. Listrik, Gas & Air Electricity, Gas & Water Supply 5. Konstruksi Construction 6. Perdagangan Trade 7. Pengangkutan Transportation 8. Lainnya Others

Jumlah / Total

44 804 562

57 996 147

58 017 506

382

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel Posisi Pinjaman Perbankan Bulanan dalam Rupiah dan 11.4.10 Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi Table di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009 Monthly Outstanding Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2009
Sektor Ekonomi Economic Sector (1) 1. Pertanian Agriculture 2. Pertambangan Mining 3. Perindustrian Manufacturing Industry 4. Listrik, Gas & Air Elect., Gas & Water Sup. 5. Konstruksi Construction 6. Perdagangan Trade 7. Pengangkutan Transportation 8. Lainnya Others Januari January (2) 427 736 108 539 Februari February (3) 467 546 105 982 Maret March (4) 523 330 113 068 April April (5) 490 264 116 043 Mei May (6) 493 163 112 726 Juni June (7) 508 490 125 955

23 927 060 24 231 707 21 927 050 20 763 828 20 534 653 20 061 964 1 862 029 2 754 831 6 802 867 333 245 1 997 042 2 660 356 6 769 945 314 452 2 087 662 2 611 206 7 108 308 318 620 2 247 695 2 590 329 7 124 333 328 294 2 433 807 2 574 291 7 032 786 333 097 2 597 206 2 614 679 7 067 559 355 269

21 676 581 22 330 669 22 249 367 22 975 337 22 523 340 22 142 341

Jumlah / Total

57 892 888 58 877 699 56 938 611 56 636 123 56 037 863 55 473 463

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Banten dalam Angka 2010

383

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.4.10

Sektor Ekonomi Economic Sector (1) 1. Pertanian Agriculture 2. Pertambangan Mining 3. Perindustrian Manufacturing Industry 4. Listrik, Gas & Air Elect., Gas & Water Sup. 5. Konstruksi Construction 6. Perdagangan Trade 7. Pengangkutan Transportation 8. Lainnya Others

Juli July (8) 499 718 153 563

Agustus August (9) 472 558 155 244

September September (10) 396 811 166 054

Oktober October (11) 376 117 177 664

November Desember November December (12) 373 986 180 897 (13) 392 658 180 004

18 593 154 18 528 849 18 070 191 17 340 327 18 060 045 18 419 144 2 731 322 2 630 002 7 096 895 352 187 2 790 411 2 683 127 7 215 439 373 864 2 871 365 2 657 065 7 106 119 369 538 2 924 321 2 690 348 7 254 784 398 252 3 021 626 2 768 534 7 545 080 393 903 3 102 786 2 822 777 8 124 802 405 942

22 409 023 22 596 843 22 996 375 23 452 741 23 908 603 24 569 393

Jumlah / Total

54 465 864 54 816 335 54 633 518 54 614 554 56 252 674 58 017 506

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

384

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan 11.4.11 Valuta Asing Menurut Kabupaten/Kota Table di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Outstanding Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009
Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 5 475 853 3 397 218 ... ... 44 804 562 6 426 939 7 466 909 ... ... 57 996 147 7 633 139 6 187 424 ... ... 58 017 506 876 155 806 843 28 053 205 6 195 288 1 132 920 849 300 33 349 399 8 770 679 1 334 290 1 301 989 32 999 357 8 561 307 2007 (2) 2008 (3) 2009 (4)

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia Catatan / Note :


1) 2)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk Kota Serang / Including Serang Municipality

Banten dalam Angka 2010

385

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Tabel Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah 11.4.12 dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan Table di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Outstanding Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and Foreign Currency by Type of Credits in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009
Jenis Penggunaan Type of Credits (1) 1. Modal Kerja Working Capital 2. Investasi Investment 3. Konsumsi Consumtion 2007 (2) 6 417 907 1 408 654 12 629 043 2008 (3) 8 852 806 1 826 830 16 378 031 2009 (4) 8 922 392 2 014 603 19 185 327

Jumlah / Total

20 455 605

27 057 667

30 122 322

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

386

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah Bulanan dalam 11.4.13 Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan Table di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009 Monthly Outstanding Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and Foreign Currency by Type of Credits in Banten Province (million rupiahs), 2009
Jenis Penggunaan Type of Credits (1) 1. Modal Kerja Working Capital 2. Investasi Investment 3. Konsumsi Consumtion Januari January (2) 8 320 806 1 800 584 16 330 782 Februari February (3) 8 364 625 1 781 827 16 746 689 Maret March (4) 8 230 864 1 790 277 16 816 315 April April (5) 8 523 647 1 821 499 17 014 175 Mei May (6) 8 840 174 1 816 529 17 396 734 Juni June (7) 8 741 967 1 832 445 17 212 168

Jumlah / Total

26 452 172

26 893 141

26 837 455

27 359 321

28 053 437

27 786 579

Banten dalam Angka 2010

387

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.4.13

Jenis Penggunaan Type of Credits (1) 1. Modal Kerja Working Capital 2. Investasi Investment 3. Konsumsi Consumtion

Juli July (8) 8 520 936 1 851 010 17 431 497

Agustus August (9) 8 649 944 1 831 209 17 911 335

September September (10) 8 688 049 1 875 835 18 159 661

Oktober October (11) 8 889 914 1 967 272 18 595 398

November November (12) 8 740 811 1 970 856 18 863 921

Desember December (13) 8 922 392 2 014 603 19 185 327

Jumlah / Total

27 803 443

28 392 488

28 723 545

29 452 584

29 575 589

30 122 322

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

388

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam 11.4.14 Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi Table di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Outstanding Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and Foreign Currency by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009
Sektor Ekonomi Economic Sector (1) 1. Pertanian Agriculture 2. Pertambangan Mining 3. Perindustrian Manufacturing Industry 4. Listrik, Gas & Air Electricity, Gas & Water Supply 5. Konstruksi Construction 6. Perdagangan Trade 7. Pengangkutan Transportation 8. Lainnya Others Jumlah / Total 2007 (2) 115 008 50 067 2 447 383 10 397 398 598 3 228 757 153 521 14 051 874 2008 (3) 168 464 77 166 3 515 272 22 945 497 049 4 278 259 188 739 18 309 773 2009 (4) 174 133 66 509 2 544 782 38 617 649 764 5 076 720 222 334 21 349 463

20 455 605

27 057 667

30 122 322

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Banten dalam Angka 2010

389

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Tabel Posisi Kredit Mikro, Kecil dan Menengah Bulanan 11.4.15 dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi Table di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009 Monthly Outstanding Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and Foreign Currency by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2009
Sektor Ekonomi Economic Sector (1) 1. Pertanian Agriculture 2. Pertambangan Mining 3. Perindustrian Manufacturing Industry 4. Listrik, Gas & Air Elect., Gas & Water Sup. 5. Konstruksi Construction 6. Perdagangan Trade 7. Pengangkutan Transportation 8. Lainnya Others Jumlah / Total Januari January (2) 172 732 68 285 3 060 077 21 270 462 553 4 236 111 180 216 Februari February (3) 180 152 69 921 3 059 451 22 280 461 231 4 313 681 171 348 Maret March (4) 182 295 68 624 2 792 419 21 612 490 453 4 423 366 177 107 April April (5) 175 614 64 259 2 989 462 24 321 519 319 4 518 930 179 682 Mei May (6) 179 893 64 867 3 186 546 25 645 528 388 4 565 180 185 747 Juni June (7) 187 579 66 138 2 899 958 25 896 555 502 4 730 498 198 559

18 250 927 18 615 077 18 681 579 18 887 734 19 317 171 19 122 449

26 452 172 26 893 141 26 837 455 27 359 321 28 053 437 27 786 579

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

390

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.4.15

Sektor Ekonomi Economic Sector (1) 1. Pertanian Agriculture 2. Pertambangan Mining 3. Perindustrian Manufacturing Industry 4. Listrik, Gas & Air Elect., Gas & Water Sup. 5. Konstruksi Construction 6. Perdagangan Trade 7. Pengangkutan Transportation 8. Lainnya Others Jumlah / Total

Juli July (8) 179 118 65 704 2 576 126 48 232 602 951 4 776 998 195 020

Agustus August (9) 169 280 63 841 2 597 210 28 248 651 139 4 825 184 195 771

September September (10) 166 864 67 992 2 598 649 32 763 628 600 4 852 132 190 888

Oktober October (11) 179 232 68 765 2 586 390 33 703 664 355 5 032 136 209 919

November Desember November December (12) 174 018 66 493 2 486 552 35 050 681 574 4 949 130 211 190 (13) 174 133 66 509 2 544 782 38 617 649 764 5 076 720 222 334

19 359 294 19 861 814 20 185 657 20 678 084 20 971 581 21 349 463

27 803 443 28 392 488 28 723 545 29 452 584 29 575 589 30 122 322

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Banten dalam Angka 2010

391

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Tabel Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam 11.4.16 Rupiah dan Valuta Asing Menurut Kabupaten/Kota, Table (juta rupiah) 2007-2009 Outstanding Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and Foreign Currency by Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009
Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang 2) Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 2 315 560 1 209 198 ... ... 20 455 605 3 523 930 2 234 773 ... ... 27 057 667 4 423 789 1 787 881 ... ... 30 122 322 732 081 770 962 12 898 402 2 529 402 1 050 281 724 286 16 317 207 3 207 190 1 332 411 1 169 292 17 628 529 3 780 420 2007 (2) 2008 (3) 2009 (4)

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia Catatan / Note :


1) 2)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality Termasuk Kota Serang / Including Serang Municipality

392

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

11.5. HARGA-HARGA PRICES Tabel 11.5.1 Table Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan di Banten (2007=100), 2009 Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Banten (2007=100), 2009

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 121,64 122,81 124,16 124,63 125,29 125,35 125,60 126,83 127,65 128,42 128,93 129,34

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 114,35 114,30 114,46 115,24 116,02 116,05 116,15 116,14 116,99 116,92 117,49 117,63

Sandang Clothing

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) 125,12 127,91 126,41 124,08 124,15 124,29 124,39 126,06 128,58 129,18 128,95 126,99

(5) 111,29 113,50 114,70 113,85 113,89 113,98 114,32 114,91 118,19 118,20 119,35 119,66

Banten dalam Angka 2010

393

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.1

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 106,67 106,77 107,02 107,12 107,41 107,68 107,79 108,30 108,41 112,87 113,06 112,97

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) 108,64 104,54 104,68 104,77 104,73 104,88 105,01 105,13 107,73 105,96 105,96 105,90

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) 110,00 110,13 110,58 110,90 111,93 112,25 112,82 114,12 114,19 114,58 114,64 114,81

(9) 116,01 116,14 116,21 115,97 116,33 116,43 116,60 117,30 118,87 119,10 119,36 119,06

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

394

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel 11.5.2 Table

Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan di Kota Tangerang (2007=100), 2009 Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Tangerang City (2007=100), 2009

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 121,48 122,97 124,68 125,19 125,88 125,92 126,20 127,73 128,67 129,50 130,11 130,36

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 113,70 113,77 113,98 114,28 114,35 114,10 114,08 113,83 114,69 114,82 115,44 115,51

Sandang Clothing

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) 125,54 128,61 126,96 124,58 124,72 124,82 124,42 126,13 128,41 128,86 129,01 126,98

(5) 109,97 111,68 113,06 112,56 112,59 112,54 112,96 113,86 117,96 117,96 118,93 119,23

Banten dalam Angka 2010

395

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.2

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 105,88 105,92 106,05 106,13 106,24 106,54 106,75 107,20 107,24 113,29 113,55 113,46

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) 110,59 105,41 105,38 105,45 105,32 105,55 105,64 105,62 108,57 106,11 106,14 106,06

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) 110,90 110,90 111,19 111,40 112,51 112,94 113,33 115,02 114,93 115,45 115,53 115,65

(9) 115,96 115,92 116,00 115,69 115,89 115,93 115,96 116,65 118,28 118,50 118,87 118,51

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

396

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel 11.5.3 Table

Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan di Kota Cilegon (2007=100), 2009 Monthly Consumer Price Indice (CPI)) of Cilegon City (2007=100), 2009

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 124,29 124,45 124,48 124,69 125,37 125,57 125,43 125,62 126,06 126,98 126,97 128,16

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 112,34 112,10 113,39 113,40 115,57 117,06 116,90 117,10 117,75 117,71 118,46 118,27

Sandang Clothing

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) 120,38 123,26 123,14 119,98 120,13 120,11 121,68 123,42 126,57 127,01 126,09 124,73

(5) 108,29 109,70 110,42 109,87 110,09 110,29 111,11 111,09 111,28 111,14 112,28 112,79

Banten dalam Angka 2010

397

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.3

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 103,01 103,01 103,50 103,56 103,92 104,50 104,18 104,73 104,73 105,13 105,11 104,89

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) 108,03 105,84 106,17 106,17 106,18 106,31 106,31 106,31 107,60 107,84 107,84 107,84

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) 103,66 104,05 104,06 105,00 106,35 106,36 106,60 107,27 107,61 107,60 108,00 107,95

(9) 114,96 115,41 115,78 115,05 115,78 116,20 116,56 117,15 118,40 118,75 118,76 118,64

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

398

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel 11.5.4 Table

Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan di Kota Serang (2007=100), 2009 Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Serang City (2007=100), 2009

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 120,03 120,42 121,12 121,67 122,12 122,18 122,66 123,25 123,84 124,12 124,61 125,12

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 119,57 119,11 117,93 121,98 125,15 125,29 126,23 127,30 128,28 127,11 127,28 128,08

Sandang Clothing

(1) Januari January februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) 127,36 128,61 126,59 125,31 124,94 125,42 126,76 128,14 131,33 132,87 131,32 129,14

(5) 120,93 126,53 127,25 124,30 124,21 124,90 124,42 123,95 125,78 126,04 128,10 128,26

Banten dalam Angka 2010

399

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.4

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 114,17 114,66 115,35 115,62 116,73 116,57 116,56 117,37 117,91 117,85 117,86 117,90

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) 99,04 98,80 99,63 99,93 100,34 100,07 100,49 101,46 103,45 103,42 103,24 103,27

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) 111,20 111,76 113,42 113,74 114,11 114,09 115,91 115,82 116,45 116,50 116,16 116,77

(9) 117,26 117,94 117,71 118,27 119,11 119,25 119,97 120,81 122,37 122,54 122,44 122,29

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

400

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel 11.5.5 Table

Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran di Banten (2007=100), 2009 Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups in Banten (2007=100), 2009

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 1,88 0,96 1,10 0,38 0,53 0,05 0,20 0,97 0,65 0,60 0,40 0,32

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 0,29 -0,04 0,14 0,69 0,67 0,03 0,08 -0,01 0,73 -0,06 0,49 0,12

Sandang Clothing

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) 0,32 2,23 -1,17 -1,84 0,06 0,11 0,08 1,34 2,00 0,47 -0,18 -1,52

(5) -0,34 1,99 1,06 -0,74 0,03 0,08 0,30 0,51 2,85 0,02 0,97 0,26

Banten dalam Angka 2010

401

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.5

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 0,21 0,09 0,24 0,10 0,26 0,25 0,10 0,48 0,10 4,11 0,17 -0,08

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) -1,79 -3,77 0,13 0,09 -0,03 0,14 0,12 0,12 2,47 -1,64 0,00 -0,05

Umum General

(1) Januari January Pebruari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) 2,29 0,12 0,40 0,29 0,94 0,28 0,51 1,16 0,06 0,34 0,05 0,15

(9) 0,23 0,11 0,06 -0,21 0,31 0,09 0,15 0,60 1,34 0,19 0,22 -0,25

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

402

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel 11.5.6 Table

Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Tangerang (2007=100), 2009 Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups in Tangerang City (2007=100), 2009

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 2,48 1,23 1,39 0,41 0,55 0,03 0,22 1,21 0,74 0,65 0,47 0,19

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 0,02 0,06 0,18 0,26 0,06 -0,22 -0,02 -0,22 0,76 0,11 0,54 0,06

Sandang Clothing

(1) Januari January februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) 0,33 2,45 -1,28 -1,87 0,11 0,08 -0,32 1,37 1,81 0,35 0,12 -1,57

(5) -0,64 1,55 1,24 -0,44 0,03 -0,04 0,37 0,80 3,60 0,00 0,82 0,25

Banten dalam Angka 2010

403

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.6

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 0,22 0,04 0,12 0,08 0,10 0,28 0,20 0,42 0,04 5,64 0,23 -0,08

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) -1,72 -4,68 -0,03 0,07 -0,12 0,22 0,09 -0,02 2,79 -2,27 0,03 -0,08

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) 3,07 0,00 0,26 0,19 1,00 0,38 0,35 1,49 -0,08 0,45 0,07 0,10

(9) 0,29 -0,03 0,07 -0,27 0,17 0,03 0,03 0,60 1,40 0,19 0,31 -0,30

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

404

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel 11.5.7 Table

Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Cilegon (2007=100), 2009 Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups in Cilegon City (2007=100), 2009

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 0,01 0,13 0,02 0,17 0,55 0,16 -0,11 0,15 0,35 0,73 -0,01 0,94

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 0,76 -0,21 1,15 0,01 1,91 1,29 -0,14 0,17 0,56 -0,03 0,64 -0,16

Sandang Clothing

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) -0,05 2,39 -0,10 -2,57 0,13 -0,02 1,31 1,43 2,55 0,35 -0,72 -1,08

(5) -0,05 1,30 0,66 -0,50 0,20 0,18 0,74 -0,02 0,17 -0,13 1,03 0,45

Banten dalam Angka 2010

405

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.7

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 0,00 0,00 0,48 0,06 0,35 0,56 -0,31 0,53 0,00 0,38 -0,02 -0,21

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) -1,45 -2,03 0,31 0,00 0,01 0,12 0,00 0,00 1,21 0,22 0,00 0,00

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) -0,03 0,38 0,01 0,90 1,29 0,01 0,23 0,63 0,32 -0,01 0,37 -0,05

(9) -0,09 0,39 0,32 -0,63 0,63 0,36 0,31 0,51 1,07 0,30 0,01 -0,10

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

406

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel 11.5.8 Table

Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Serang (2007=100), 2009 Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups in Serang City (2007=100), 2009

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 0,61 0,32 0,58 0,45 0,37 0,05 0,39 0,48 0,48 0,23 0,39 0,41

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 1,25 -0,38 -0,99 3,43 2,60 0,11 0,75 0,85 0,77 -0,91 0,13 0,63

Sandang Clothing

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) 0,58 0,98 -1,57 -1,01 -0,30 0,38 1,07 1,09 2,49 1,17 -1,17 -1,66

(5) 0,89 4,63 0,57 -2,32 -0,07 0,56 -0,38 -0,38 1,48 0,21 1,63 0,12

Banten dalam Angka 2010

407

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.8

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 0,36 0,43 0,60 0,23 0,96 -0,14 -0,01 0,69 0,46 -0,05 0,01 0,03

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) -2,59 -0,24 0,84 0,30 0,41 -0,27 0,42 0,97 1,96 -0,03 -0,17 0,03

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) 0,38 0,50 1,49 0,28 0,33 -0,02 1,60 -0,08 0,54 0,04 -0,29 0,53

(9) 0,27 0,58 -0,20 0,48 0,71 0,12 0,60 0,70 1,29 0,14 -0,08 -0,12

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

408

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel 11.5.9 Table

Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran di Banten (2007=100), 2009 Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups in Banten (2007=100), 2009
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 1,88 2,86 3,99 4,39 4,94 4,99 5,20 6,23 6,92 7,56 7,99 8,33

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 0,29 0,25 0,39 1,08 1,76 1,79 1,87 1,87 2,61 2,55 3,05 3,17

Sandang Clothing

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) 0,32 2,55 1,35 -0,52 -0,46 -0,35 -0,27 1,07 3,09 3,57 3,39 1,81

(5) -0,34 1,65 2,72 1,96 2,00 2,07 2,38 2,91 5,84 5,86 6,89 7,16

Banten dalam Angka 2010

409

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.9

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 0,21 0,30 0,54 0,64 0,91 1,16 1,27 1,75 1,85 6,04 6,21 6,13

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) -1,79 -5,50 -5,38 -5,29 -5,32 -5,19 -5,08 -4,97 -2,62 -4,22 -4,22 -4,27

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) 2,29 2,41 2,83 3,12 4,09 4,38 4,91 6,13 6,19 6,55 6,60 6,76

(9) 0,23 0,34 0,41 0,20 0,51 0,60 0,74 1,34 2,70 2,90 3,12 2,86

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

410

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel Laju Inflasi Tahun Kalender 11.5.10 Menurut Kelompok Pengeluaran Table di Kota Tangerang (2007=100), 2009 Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups in Tangerang City (2007=100), 2009
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 2,48 3,74 5,18 5,61 6,19 6,23 6,46 7,75 8,55 9,25 9,76 9,97

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 0,02 0,08 0,26 0,53 0,59 0,37 0,35 0,13 0,89 1,00 1,55 1,61

Sandang Clothing

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) 0,33 2,78 1,46 -0,44 -0,33 -0,25 -0,57 0,80 2,62 2,98 3,10 1,48

(5) -0,64 0,90 2,15 1,70 1,73 1,68 2,06 2,87 6,58 6,58 7,45 7,72

Banten dalam Angka 2010

411

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.10

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 0,22 0,26 0,38 0,45 0,56 0,84 1,04 1,47 1,50 7,23 7,48 7,39

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) -1,72 -6,32 -6,35 -6,28 -6,40 -6,19 -6,11 -6,13 -3,51 -5,70 -5,67 -5,74

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) 3,07 3,07 3,34 3,53 4,56 4,96 5,33 6,90 6,81 7,30 7,37 7,48

(9) 0,29 0,25 0,32 0,05 0,22 0,26 0,29 0,88 2,29 2,48 2,80 2,49

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

412

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel Laju Inflasi Tahun Kalender 11.5.11 Menurut Kelompok Pengeluaran Table di Kota Cilegon (2007=100), 2009 Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups in Cilegon City (2007=100), 2009
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 0,01 0,14 0,16 0,33 0,88 1,04 0,93 1,08 1,43 2,17 2,16 3,12

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 0,76 0,55 1,70 1,71 3,66 5,00 4,85 5,03 5,61 5,58 6,25 6,08

Sandang Clothing

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) -0,05 2,34 2,24 -0,38 -0,26 -0,27 1,03 2,47 5,09 5,45 4,69 3,56

(5) -0,05 1,26 1,92 1,41 1,62 1,80 2,56 2,54 2,71 2,58 3,64 4,11

Banten dalam Angka 2010

413

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.11

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 0,00 0,00 0,48 0,53 0,88 1,45 1,14 1,67 1,67 2,06 2,04 1,83

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) -1,45 -3,45 -3,15 -3,15 -3,14 -3,02 -3,02 -3,02 -1,84 -1,62 -1,62 -1,62

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) -0,03 0,35 0,36 1,26 2,57 2,57 2,81 3,45 3,78 3,77 4,16 4,11

(9) -0,09 0,30 0,63 -0,01 0,63 0,99 1,30 1,82 2,90 3,21 3,22 3,11

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

414

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel Laju Inflasi Tahun Kalender 11.5.12 Menurut Kelompok Pengeluaran Table di Kota Serang (2007=100), 2009 Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups in Serang City (2007=100), 2009
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 0,61 0,94 1,53 1,99 2,36 2,41 2,82 3,31 3,81 4,04 4,45 4,88

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 1,25 0,86 -0,14 3,29 5,98 6,10 6,89 7,80 8,63 7,64 7,78 8,46

Sandang Clothing

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) 0,58 1,56 -0,03 -1,04 -1,33 -0,96 0,10 1,19 3,71 4,93 3,70 1,98

(5) 0,89 5,56 6,17 3,70 3,63 4,20 3,80 3,41 4,94 5,16 6,87 7,01

Banten dalam Angka 2010

415

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.12

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 0,36 0,79 1,40 1,64 2,61 2,47 2,46 3,17 3,65 3,60 3,60 3,64

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) -2,59 -2,82 -2,01 -1,71 -1,31 -1,57 -1,16 -0,21 1,75 1,72 1,54 1,57

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) 0,38 0,88 2,38 2,67 3,01 2,99 4,63 4,55 5,12 5,16 4,86 5,41

(9) 0,27 0,85 0,65 1,13 1,85 1,97 2,58 3,30 4,63 4,78 4,69 4,57

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

416

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun 11.5.13 Menurut Kelompok Pengeluaran Table di Banten (2007=100), 2009 Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups in Banten (2007=100), 2009
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 13,26 13,84 14,87 13,78 10,77 9,76 9,79 9,80 10,09 9,79 8,63 8,33

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 10,78 10,66 9,13 9,79 8,92 7,29 6,68 5,69 2,97 2,64 2,94 3,17

Sandang Clothing

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) 15,74 12,84 11,13 9,71 7,01 5,43 3,75 2,45 2,59 2,64 4,34 1,81

(5) 5,37 5,36 6,05 4,91 4,86 4,56 4,65 5,23 7,90 7,66 7,94 7,16

Banten dalam Angka 2010

417

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.13

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 4,16 4,14 4,38 4,40 4,27 4,12 3,60 3,55 3,53 7,52 6,53 6,13

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) 8,10 4,03 4,19 4,50 2,33 -6,97 -6,89 -6,82 -4,58 -6,92 -6,88 -4,27

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) 8,27 8,22 8,58 8,55 8,27 7,63 8,18 9,37 8,17 7,97 7,44 6,76

(9) 11,00 9,73 9,19 8,79 6,95 4,12 3,64 3,21 3,12 2,76 2,99 2,86

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

418

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun 11.5.14 Menurut Kelompok Pengeluaran Table di Kota Tangerang (2007=100), 2009 Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups in Tangerang City (2007=100), 2009
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 12,85 14,00 15,58 14,66 12,61 11,26 11,41 11,43 11,83 11,83 10,50 9,97

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 9,54 9,61 7,84 8,11 6,39 4,75 4,61 3,40 0,29 0,16 1,23 1,61

Sandang Clothing

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) 16,24 12,83 11,57 10,36 7,30 5,50 3,41 1,73 1,49 1,58 4,06 1,48

(5) 3,88 3,14 4,41 3,78 3,81 3,58 3,97 4,80 8,23 8,28 8,42 7,72

Banten dalam Angka 2010

419

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.14

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 3,22 3,26 3,38 3,46 3,07 2,98 3,18 3,61 3,46 9,03 7,67 7,39

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) 9,72 4,58 4,55 4,37 2,01 -7,64 -7,57 -7,64 -5,17 -8,32 -8,30 -5,74

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) 9,21 9,08 9,36 9,17 8,63 7,83 8,20 9,81 8,13 8,60 8,32 7,48

(9) 10,84 9,36 8,95 8,55 6,59 3,48 3,08 2,54 2,29 2,02 2,57 2,49

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

420

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun 11.5.15 Menurut Kelompok Pengeluaran Table di Kota Cilegon (2007=100), 2009 Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups in Cilegon City (2007=100), 2009
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 16,39 15,40 15,13 14,04 2,85 2,95 2,84 2,79 3,14 3,22 2,25 3,12

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 10,44 9,69 10,94 10,84 12,44 12,54 10,78 10,29 10,62 9,94 6,79 6,08

Sandang Clothing

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) 11,58 12,13 10,25 6,69 4,26 3,24 3,88 4,85 7,23 6,20 5,41 3,56

(5) 4,15 4,40 4,12 2,64 2,08 3,07 3,76 3,82 4,54 3,24 3,93 4,11

Banten dalam Angka 2010

421

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.15

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 1,12 1,08 1,55 1,47 1,82 2,39 1,35 1,89 1,89 2,14 2,07 1,83

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) 8,19 6,17 6,77 6,76 4,89 -5,55 -5,43 -5,47 -4,37 -4,42 -4,60 -1,62

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) 1,49 1,38 1,13 2,03 3,34 3,35 3,59 4,20 4,53 4,24 4,22 4,11

(9) 10,33 9,81 9,61 8,36 5,28 3,48 3,31 3,53 4,52 4,07 3,05 3,11

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

422

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun 11.5.16 Menurut Kelompok Pengeluaran Table di Kota Serang (2007=100), 2009 Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups in Serang City (2007=100), 2009
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 12,50 11,53 10,97 9,00 9,20 8,76 8,33 8,21 7,87 5,66 5,15 4,88

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 17,73 17,22 14,34 17,75 19,20 15,97 13,66 13,34 10,20 9,13 8,24 8,46

Sandang Clothing

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) 16,99 13,52 9,61 9,13 8,03 7,06 5,42 4,09 4,35 5,06 4,87 1,98

(5) 14,24 17,91 16,20 12,78 12,77 10,81 8,79 8,62 9,17 8,40 8,98 7,01

Banten dalam Angka 2010

423

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.16

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 11,95 11,53 12,21 11,96 12,79 11,56 7,71 4,67 5,25 4,84 4,77 3,64

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) -0,54 -0,86 -0,10 3,02 1,61 -4,59 -4,52 -3,48 -1,45 -1,39 -0,97 1,57

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) 9,74 10,16 11,50 11,39 10,95 10,53 12,29 11,83 11,72 8,09 5,85 5,41

(9) 12,46 11,58 10,07 10,47 10,37 8,10 6,88 6,41 6,16 5,42 5,10 4,57

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

424

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel Laju Inflasi 66 Kota di Indonesia 11.5.17 (2007=100), 2005-2009 Table Inflation Rate at 66 Cities in Indonesia (2007=100), 2005-2009
Kota / City (1) Banda Aceh Lhoksemawe Padang Sidempuan Sibolga Pematang Siantar Medan Padang Pekanbaru Dumai Jambi Palembang Bengkulu Bandar Lampung Pangkal Pinang Batam Tanjung Pinang Jakarta Bogor Sukabumi Bandung Cirebon Bekasi Depok Tasikmalaya 2005 (2) 41,11 17,57 18,47 22,39 19,67 22,91 20,47 17,10 16,50 19,92 25,22 21,17 17,44 14,79 16,06 19,56 16,82 20,83 2006 (3) 9,54 11,47 10,02 5,03 6,06 5,97 8,05 6,32 10,66 8,44 6,52 6,03 6,42 4,58 6,03 5,33 6,31 8,44 2007 (4) 11,00 4,18 5,87 7,13 8,37 6,42 6,90 7,53 7,42 8,21 5,00 6,58 2,64 4,84 6,04 5,25 7,87 7,72 2008 (5) 10,27 13,78 12,34 12,36 10,16 10,63 10,68 9,02 14,30 11,57 11,15 13,44 14,82 18,40 8,39 11,90 11,11 14,20 11,39 10,23 14,14 10,10 11,70 12,07 2009 (6) 3,50 3,96 1,87 1,59 2,72 2,69 2,05 1,94 0,80 2,49 1,85 2,88 4,18 2,17 1,88 1,43 2,34 2,16 3,49 2,11 4,11 1,93 1,30 4,17

Banten dalam Angka 2010

425

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.17

Kota / City (1) Purwokerto Surakarta Semarang Tegal Yogyakarta Jember Sumenep Kediri Malang Probolinggo Madiun Surabaya Serang Tangerang Cilegon Denpasar Mataram Bima Maumere Kupang Pontianak Singkawang Sampit Palangka Raya

2005 (2) 14,54 13,88 16,46 18,39 14,98 16,86 16,84 15,74 14,12 16,11 11,31 17,72 15,16 14,43 11,90 12,12

2006 (3) 8,45 6,18 6,08 7,73 10,40 6,84 7,77 5,92 6,71 7,67 4,30 4,17 9,72 6,32 7,75 7,72

2007 (4) 6,15 3,28 6,75 8,89 7,99 7,25 6,85 5,93 6,27 6,31 5,91 8,76 8,44 8,56 7,57 7,96

2008 (5) 12,06 6,96 10,34 8,52 9,88 10,63 10,20 9,52 10,49 10,89 13,27 8,73 13,91 10,75 12,96 9,25 13,01 14,36 16,17 10,90 11,19 12,66 8,89 11,65

2009 (6) 2,83 2,63 3,19 5,83 2,93 3,66 2,73 3,60 3,39 3,55 3,40 3,39 4,57 2,49 3,11 4,37 3,14 4,09 5,22 6,49 4,91 1,15 2,85 1,39

426

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.17

Kota / City (1) Banjarmasin Balikpapan Samarinda Tarakan Manado Palu Wamanpone Makasar Pare-pare Palopo Kendari Gorontalo Mamuju Ternate Ambon Manokwari Sorong Jayapura

2005 (2) 12,94 17,28 16,64 18,73 16,33 15,20 21,45 18,56 16,67 19,42 14,15

2006 (3) 11,03 5,52 6,50 5,09 8,69 7,21 10,57 7,54 4,80 5,12 9,52

2007 (4) 7,78 7,27 9,18 10,13 8,13 5,71 7,53 7,02 10,43 5,85 10,35

2008 (5) 11,62 11,30 12,69 19,35 9,71 10,40 14,22 11,79 13,34 13,58 15,28 9,20 11,66 11,25 9,34 20,51 19,56 12,55

2009 (6) 3,86 3,60 4,06 7,21 2,31 5,73 6,84 3,24 1,40 4,18 4,60 4,35 1,78 3,88 6,48 7,52 2,61 1,92

Nasional

17,11

6,60

6,59

11,05

2,78

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

427

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Tabel Indeks Harga yang Diterima (It), Indeks Harga yang 11.5.18 Dibayar (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Table Bulanan di Banten (2007=100), 2008-2009 Prices Received by Farmers Indices (It), Price Paid By Farmers Indices (Ib), and Farmers Term of Trade (NTP) by Month in Banten (2007=100), 2008-2009
Bulan Month (1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December 2008 It (2) 106,15 108,27 101,99 101,21 104,18 108,99 112,00 111,99 113,70 113,07 114,06 115,67 Ib (3) 104,35 105,58 107,11 107,49 108,48 112,49 114,37 115,67 116,70 117,73 118,55 119,68 NTP (4) 101,73 102,55 95,22 94,16 96,04 96,89 97,93 96,82 97,43 96,04 96,21 96,65 It (5) 115,95 117,60 117,22 117,00 117,93 118,31 120,11 120,31 121,76 122,49 123,63 123,47 2009 Ib (6) 120,60 121,67 121,19 121,65 121,75 121,91 122,24 122,45 123,28 124,49 123,54 123,88 NTP (7) 96,14 96,65 96,72 96,18 96,86 97,05 98,26 98,25 98,77 98,39 100,07 99,67

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

428

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel Nilai Tukar Petani (NTP) Bulanan di Banten 11.5.19 Menurut Subsektor (2007=100), 2009 Table Monthly Farmers Term of Trade (NTP) by Subsector in Banten (2007=100), 2009

Bulan Month (1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

Tanaman Pangan Food Crop (2) 91,87 92,73 91,37 90,20 91,57 91,80 93,21 92,33 92,95 92,84 95,68 95,80

Tanaman Tanaman Perkebunan Peternakan Holtikultura Rakyat Animal Holticulture Smallholders Husbandary Estate Crops (3) (4) (5) 98,34 100,19 99,89 101,39 101,36 101,62 103,70 105,86 105,90 105,84 105,36 104,80 108,08 105,08 112,99 111,15 109,72 110,29 108,46 105,39 106,27 104,78 105,27 104,54 106,20 104,15 104,66 105,20 105,02 105,28 106,04 107,05 108,61 106,73 108,82 107,42

Perikanan Fishery (6) 93,94 95,58 98,27 96,22 97,39 96,53 97,66 99,51 98,64 98,73 98,71 96,78

NTP Gabungan Composite NTP (7) 96,14 96,65 96,72 96,18 96,86 97,05 98,26 98,25 98,77 98,39 100,07 99,67

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

429

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Tabel Inflasi Bulanan di Daerah Perdesaan 11.5.20 di Provinsi Banten (2007=100), 2009 Table Monthly Rural Rate Inflation Rate in Banten Province (2007=100), 2009

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 0,08 1,49 0,52 0,28 0,58 0,84 0,00 0,52 0,84 1,01 - 0,29 0,08

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 1,75 - 0,65 - 3,14 2,87 0,93 0,33 0,83 0,40 0,43 - 0,09 0,83 0,13

Sandang Clothing

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) 1,16 1,98 - 1,29 - 0,83 - 0,24 - 0,25 - 0,09 - 0,08 0,73 2,48 - 2,55 0,32

(5) 1,37 1,60 1,31 1,89 - 0,16 0,30 0,40 0,05 3,24 - 0,52 0,69 0,42

430

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.20

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 1,81 0,00 0,09 0,27 - 0,62 0,19 1,82 0,97 0,77 - 0,56 0,44 0,12

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) - 1,98 - 0,84 0,00 0,02 0,00 - 1,05 0,75 - 0,34 0,00 0,00 - 0,02 - 0,01

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) 0,89 0,50 0,20 1,08 - 0,20 0,12 0,26 0,37 - 0,07 0,19 0,17 0,43

(9) 0,79 1,22 - 0,68 0,21 0,09 0,09 0,23 0,17 0,87 1,22 - 0,99 0,23

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

431

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Tabel Inflasi Tahun Kalender di Daerah Perdesaan 11.5.21 di Provinsi Banten (2007=100), 2009 Table Rural Inflation Rate of Calendar Year in Banten Province (2007=100)

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and Tobacco Products (3) 0,08 1,57 2,09 2,37 2,95 3,79 3,79 4,31 5,15 6,16 5,87 5,95

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas and Fuel (4) 1,75 1,1 -2,04 0,83 1,76 2,09 2,92 3,32 3,75 3,66 4,49 4,62

Sandang Clothing

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(2) 1,16 3,14 1,85 1,02 0,78 0,53 0,44 0,36 1,09 3,57 1,02 1,34

(5) 1,37 2,97 4,28 6,17 6,01 6,31 6,71 6,76 10 9,48 10,17 10,59

432

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.21

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Education, Recreation and Sport (7) 1,81 1,81 1,9 2,17 1,55 1,74 3,56 4,53 5,3 4,74 5,18 5,3

Transportasi dan Komunikasi Transportation and Communication (8) -1,98 -2,82 -2,82 -2,8 -2,8 -3,85 -3,1 -3,44 -3,44 -3,44 -3,46 -3,47

Umum General

(1) Januari January Februari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October November November Desember December

(6) 0,89 1,39 1,59 2,67 2,47 2,59 2,85 3,22 3,15 3,34 3,51 3,94

(9) 0,79 2,01 1,33 1,54 1,63 1,72 1,95 2,12 2,99 4,21 3,22 3,45

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

433

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Tabel 11.5.22 Table

Perkembangan Harga Gabah Menurut Bulan di Banten (rupiah/kg), 2009 Trend of Unhusked Rice Prices by Month in Banten (rupiahs/kg), 2009

Bulan Month (1) Januari / January Februari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December

Gabah di Tingkat Petani Unhusked Rice in Farmer 2008 (2) 2 664 2 566 1 867 1 919 2 325 2 486 2 410 2 411 2 333 2 422 2 580 2 512 2009 (3) 2 450 2 181 2 166 2 400 2 543 2 392 2 385 2 348 2 421 2 674 2 736 2 714

Gabah di Penggilingan Unhusked Rice in Mill 2008 (4) 2 673 2 622 1 841 1 936 2 386 2 535 2 465 2 500 2 473 2 493 2 667 2 606 2009 (5) 2 510 2 317 2 229 2 449 2 599 2 449 2 442 2 414 2 481 2 606 2 803 2 789

Ratarata / Average

2 375

2 434

2 433

2 474

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : Harga yang dimaksud adalah rata-rata harga gabah di tingkat petani untuk kualitas IR 64 The prices is average of unhusked rice price at the farmer with IR 64 quality

434

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

11.6. KOPERASI COOPERATIVE Tabel 11.6.1 Table Kinerja Koperasi di Provinsi Banten Menurut Indikator Produksi, 2008-2009 Performance of Cooperatives in Banten Province by Indicator of Production, 2008-2009

Indikator Indicator (1) Koperasi / Cooperative Aktif / Active Non Aktif / Non Active Anggota / Member Modal Sendiri / Capital Owned Modal Luar / Capital Aid Jumlah Asset / Asset Volume Usaha / Omzet Jumlah SHU / Capital Gain Jumlah Manajer / Total Manager Jumlah Karyawan / Total Employee

Satuan Unit (2)

2008 (3)

2009 (4)

Unit Unit Orang / Person Rupiah / Rupiahs Rupiah / Rupiahs Rupiah / Rupiahs Rupiah / Rupiahs Rupiah / Rupiahs Orang / Person Orang / Person

3 459 2 113 926 059 248 281 650 468 806 993 805 580 741 1 205 143 222 88 492 098 728 5 631

4 085 1 892 945 145 351 802 569 717 250 399 1 195 638 489 1 126 157 702 126 585 521 774 5 711

Sumber / Source : Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten Office of Cooperative and Small-scall Entrepreneurship Banten Province Government

Banten dalam Angka 2010

435

FINANCE AND PRICES

CHAPTER XI

Tabel 11.6.2 Table

Jumlah SIUP yang diberikan Menurut Golongan Usaha dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Trade Business Permits Issued by Scale of Establishment and Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten

Perusahaan Besar Large Scale Establishment (2)

Perusahaan Menengah Medium Scale Establishment (3)

`Perusahaan Kecil Small Scale Establishment (4)

47 54 297 46

79 77 714 79

619 526 1 581 516

177 13 58 ... 692

371 40 120 ... 1 480

1 144 188 672 ... 5 246

Sumber / Source : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Office of Industry and Trade Service Banten Province Government Catatan / Note :
1)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

436

Banten in Figures 2010

BAB XI

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Tabel 11.6.3 Table

Rekapitulasi Laporan Penerbitan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) di Province Banten, 2009 Report Recapitulation Of Issuance of Permits Companies in Banten Province, 2009

Kabupaten/Kota Regency/Municipality PT (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 1) 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Provinsi Banten 756 62 149 ... 2 556 30 13 34 ... 168 20 17 1 457 95 10 10 31 40 (2) KOP (3)

Bentuk Usaha Type of Establishment CV (4) FA (5) PO (6) BLP (7)

Jumlah Total (8)

30 75 776 188

2 -

164 238 529 191

1 4 3

224 341 2 799 517

602 135 478 ... 2 284

... 2

601 61 222 ... 2 006

2 33 ... 43

1 991 271 916 ... 7 059

Sumber / Source : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Office of Industry and Trade Service of Banten Province Catatan / Note :
1)

Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Banten dalam Angka 2010

437

12
PENGELUARAN DAN KONSUMSI
Expenditure and Consumption

BAB XII

PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Penjelasan Teknis 1. Data pengeluaran dan konsumsi penduduk menurut kelompok barang diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel BPS pada Maret 2009 yang berbasiskan rumahtangga. 2. Pengeluaran / konsumsi rumahtangga yang dicakup dalam Susenas Panel - Maret 2009, dibedakan atas konsumsi makanan dan bukan makanan tanpa memperhatikan asal barang baik itu berasal dari pembelian, produksi sendiri maupun pemberian. Sedangkan pengeluaran rumahtangga terbatas pada pengeluaran untuk kebutuhan rumahtangga saja, tidak termasuk pengeluaran untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak lain. 3. Pengeluaran / konsumsi makanan dirinci menjadi 215 komoditi, masing-masing dikumpulkan data kuantitas dan nilainya. 4. Untuk konsumsi bukan makanan pada umumnya yang dikumpulkan hanya data nilainya, kecuali untuk beberapa jenis pengeluaran tertentu, seperti penggunaan listrik, air, gas, dan bahan bakar minyak (BBM) yang juga dikumpulkan kuantitasnya.

Technical Notes 1. Data on consumer expenditure and consumption by commodity group of expenditure are obtained from the National Socio-Economic Survey (Susenas) Panel March 2009 based on household. 2. The data of consumption/ expenditure collected in Susenas Panel are divided into two groups, namely food and non-food consumption regardless of origin whether it comes from purchases, own production or delivery. Meanwhile, household spending is limited to expenditures for household needs only, not including expenses for business purposes or given to other parties.

3. Consumption/expenditure on food covers 215 commodities, both quantity data and values are collected. 4. For consumption of nonfood, the data collected in general are only their values, except for certain types of expenditure, such as electricity, water, gas, fuel, which are also collected for their quantity data.

Banten dalam Angka 2010

441

EXPENDITURE AND CONSUMTION

CHAPTER XII

5. Pengeluaran untuk konsumsi makanan dihitung selama seminggu terakhir, sedangkan konsumsi bukan makananan sebulan dan setahun terakhir. Baik pengeluaran untuk konsumsi makanan maupun bukan makanan (pengeluaran setahun) selanjutnya dikonversikan ke dalam penge luaran rata-rata sebulan. Angka-angka konsumsi/ pengeluaran per kapita diperoleh dari hasil bagi konsumsi seluruh rumahtangga (baik mengkonsumsi makanan maupun tidak) terhadap jumlah penduduk.

5. Expenditures for food consumption is calculated during last week, while non-food consumption is calculated for last month and last year. Both the expenditure for food and non food consumption (spending a year) and then translated into an average monthly expenditure. The figures of expenditure per capita consumption is obtained from the results for all households (whether or not to consume foods) to total population.

442

Banten in Figures 2010

BAB XII

PENGELUARAN DAN KONSUMSI

12.1. Pengeluaran Peduduk Data pengeluaran (dalam rupiah) yang dibedakan menurut kelompok makanan dan bukan makanan dapat digunakan untuk melihat pola pengeluaran penduduk. Disamping itu, sebagai proxy data pendapatan, data tersebut juga dapat digunakan untuk mengukur adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan hasil Susenas Panel 2009, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk Banten sebesar 518.971 rupiah, meningkat sebesar 14,20 persen bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang hanya sebesar 454.454 rupiah. Berarti, pendapatan dan daya beli masyarakat secara ratarata diperkirakan meningkat sebesar 11,34 persen karena laju inflasi pada tahun 2009 hanya sebesar 2,86 persen.

12.1. Population Expenditure Expenditure data (in rupiah) is divided into food expenditure and non food expenditure that can be used to view pattern of consumer expenditure. In addition, as a proxy for income data, it also can be used to measure welfare increasing.

Based on the results of Panel of National Economic Social Survey 2009, monthly expenditure of Banten population reached an average per capita of 518,971 rupiah, 14.20 percent of an increase compared to 2008 which is only amounted to 454 454 dollars. It means, community income and purchasing power predicted an increase of 11.34 percent on average because the rate of inflation in 2009 only amounted to 2.86 percent. When considered according to composition of expenditure, it is more often used for non food consumption purposes rather than food consumption. Noted, the average per capita monthly expenditure for food consumption increased by 14.71 percent, while for non-food consumption only increased by 13.44 percent. Nevertheless, it is not prohibited by Engel Law, because the basic law is no changes in tastes.

Bila diperhatikan menurut komposisi pengeluarannya, ternyata peningkatan tersebut lebih banyak digunakan untuk keperluan konsumsi makanan daripada konsumsi bukan makanan. Tercatat, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk keperluan konsumsi makanan meningkat sebesar 14,71 persen, sedangkan untuk konsumsi bukan makanan justru hanya meningkat sebesar 13,44 persen. Meskipun demikian, hal tersebut tidak bertentangan dengan Hukum Engel, karena dasar hukum tersebut adalah tidak adanya perubahan selera.

Banten dalam Angka 2010

443

EXPENDITURE AND CONSUMTION

CHAPTER XII

Padahal, lebih besarnya peningkatan pengeluaran untuk konsumsi makanan sepertinya selain lebih disebabkan oleh adanya perubahan selera juga karena tingginya inflasi pada tahun 2009 untuk kelompak bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang masingmasing mencapai 1,81 persen dan 8,33 persen. Komposisi pengeluan per kapita sendiri pada tahun 2009 ini untuk keperluan konsumsi makanan dan konsumsi bukan makanan masing-masing sebesar 47,15 persen dan 52,85 persen. 12.2. Konsumsi Kalori dan Protein Makanan Hasil Susenas Panel 2009 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi kalori dan protein per kapita sehari penduduk Banten pada tahun 2009 adalah 1.979,58 kkal dan 57,31 gram. Bila dibandingkan dengan angka kecukupan kalori dan protein penduduk Indonesia per kapita per hari berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII yaitu 2.000 kkal dan 52 gram protein, maka rata-rata konsumsi kalori penduduk Banten pada tahun 2009 masih dibawah standarnya. Sebaliknya, rata-rata konsumsi protein penduduk Banten pada tahun 2009 sudah lebih dari standarnya.

In fact, a greater increase in expenditures for food consumption is not only more caused by changes in taste but also because of high inflation in 2009 for group of foodstuffs and food, beverages, cigarettes and tobacco, each of which reached 1.81 per cent and 8, 33 percent. Composition of expenditure per capita in 2009 is for purposes of food consumption and non food consumption respectively 47.15 percent and 52.85 percent.

12.2. Consumption of Calorie and Protein National Economic Social Survey Panel in 2009 showed that average consumption of calories and protein per capita per day of Banten population were 1,979.58 kcal and 57.31 grams. Compared to number of calories and protein adequacy of Indonesian population per capita per day based on the National Food and Nutrition Widyakarya VIII were 2,000 kcal and 52 grams of protein, the average calorie consumption of Banten population in 2009 is still below standard. In contrast, the average consumption of protein of Banten population in 2009 exceeded the standard.

444

Banten in Figures 2010

BAB XII

PENGELUARAN DAN KONSUMSI

12.3. Ketersediaan Pangan Salah satu tugas Pemerintah via Bulog adalah menyediakan stok pangan, terutama stok beras yang cukup untuk kebutuhan masyarakat, khususnya untuk stabilisasi harga dan kebutuhan yang mendesak, misalnya bencana alam. Stok beras di Bulog Sub Divre Banten yang tersebar di Kabupaten Serang, Lebak, dan Kota Tangerang, setiap bulannya pada tahun 2009 rata-rata mencapai 33,60 ribu ton yang cukup konsumsi setiap penduduk Banten selama 11 hari. Stok beras di Banten sendiri pada akhir tahun 2009 mencapai 18,84 ribu ton, lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 28,88 ribu ton.

12.3. Food Availability One of Government tasks through the Agency and logistics business is to provide stock of food, especially sufficient rice stocks for resident needs, especially for the price stabilization and urgent needs, such as natural disasters. Rice stocks at Bulog Sub Divre of Banten spread in Serang Regency, Lebak Regency, and Tangerang City reached an average of 33.60 thousand tons monthly in 2009 is sufficient for 11 days consumed by every resident of Banten. Banten rice stocks at the end of 2009 reached 18.84 thousand tons, lower than the previous year which reached 28.88 thousand tons

Banten dalam Angka 2010

445

EXPENDITURE AND CONSUMTION Grafik 12.1 Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2008-2009 Figure Monthly Average per Capita Expenditure in Banten Province (rupiahs), 2008-2009

CHAPTER XII

700 000 600 000 500 000 400 000 300 000 200 000 100 000 0
559 218

637 661

518 971 454 454

339 434 295 985

2008 2009

Kota

Desa

Kota + Desa

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 12.2 Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari di Provinsi Banten (kkal), 2008-2009 Figure Daily Average per Capita Calory Consumption in Banten Province (kkal), 2008-2009

2 200
2 155

2 150 2 100
2 056

2 050 2 000 1 950 1 900 1 850 1 800 Kota


1 990 1 949

2 026 1 980

2008 2009

Desa

Kota + Desa

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

446

Banten in Figures 2010

BAB XII

PENGELUARAN DAN KONSUMSI Grafik 12.3 Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari di Provinsi Banten (gram), 2008-2009 Figure Daily Average per Capita Protein Consumtion in Banten Province (gram), 2008-2009

61 60 59 58 57 56 55 54 53 52

60,32 59,6 58,8

60,02

57,31

2008
55,07

2009

Kota

Desa

Kota + Desa

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 12.4 Perkembangan Persediaan Beras di Dolog Banten (kg), 2009 Figure Trend of Rice Stock in Dolog Banten (kg), 2009

45 000 000 40 000 000 35 000 000 30 000 000 25 000 000 20 000 000 15 000 000 10 000 000 5 000 000 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

Sumber / Source : Bulog Subdivre Banten Regional Sub Divisions Office of Logistics Affairs Agency in Banten Province

Banten dalam Angka 2010

447

EXPENDITURE AND CONSUMTION

CHAPTER XII

12.1 PENGELUARAN PENDUDUK POPULATION EXPENDITURE Tabel 12.1.1 Table Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perkotaan Menurut Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2009 Average Monthly per Capita Expenditure in Urban Areas by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009
Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class Kurang dari 100.000 (2) 100.000 149.000 (3) 34 569 278 5 343 1 527 3 984 8 256 3 193 1 179 3 298 3 055 2 095 1 000 9 718 12 147 89 642 24 585 12 208 6 554 527 138 27 44 039 133 681 150.000 199.999 (4) 33 586 545 8 099 2 038 3 463 7 835 6 737 1 666 4 864 4 951 2 716 2 735 19 199 11 772 110 206 33 537 22 089 7 131 1 152 517 530 64 956 175 162 200.000 299.999 (5) 30 861 954 10 740 4 609 7 435 11 001 6 497 3 337 6 425 5 025 3 356 4 551 43 483 20 960 159 234 47 139 32 135 9 503 3 329 1 082 1 133 94 321 253 555

Kelompok Barang Commodity Group (1) Padi-padian / Cereals Umbi-umbian / Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur dan susu / Eggs & milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan / Legumes Buah-buahan / Fruits Minyak dan lemak / Oil & fats Bahan minuman / Beverages stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Konsumsi lainnya / Misc. food item Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1 Tembakau dan sirih / Tobacco & betel Jumlah makanan / Total of food Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility Aneka barang & jasa / Goods & services Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear Barang tahan lama / Durable goods Pajak dan asuransi / Taxes & insurances Keperluan pesta / Parties Jumlah bukan makanan / Total of non-food Jumlah / Total

448

Banten in Figures 2010

BAB XII

PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Lanjutan Tabel / Continued Table 12.1.1

Kelompok Barang Commodity Group

Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class 300.000 499.999 (6) 30 042 1 478 15 220 7 716 17 727 15 165 7 974 7 444 8 296 7 187 4 723 7 498 73 911 25 226 229 607 81 051 62 173 12 047 12 177 3 196 2 026 172 670 402 277 500.000 749.999 (7) 29 073 2 092 20 076 14 286 27 814 16 994 7 419 12 844 8 308 8 846 4 740 8 816 101 759 31 702 294 769 132 685 118 292 19 224 33 004 7 665 5 542 316 412 611 181

Rata-rata per kapita Per capita 750.000 - 1.000.000 average 999.999 dan lebih (8) 30 106 2 389 26 204 23 391 31 076 19 374 9 467 18 514 10 394 10 751 6 168 11 906 139 909 33 222 372 871 196 313 171 730 24 190 63 132 14 715 4 308 (9) 29 908 2 308 29 627 34 481 40 077 20 185 8 806 26 158 11 511 11 118 7 174 10 354 201 028 32 156 464 891 366 557 509 019 46 046 180 735 60 316 37 716 (10) 30 057 1 723 18 547 13 833 22 609 15 861 7 837 11 606 8 541 8 097 4 934 8 055 98 033 27 421 277 154 136 965 140 890 19 024 43 269 12 670 7 689 360 507 637 661

(1) Padi-padian / Cereals Umbi-umbian / Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur dan susu / Eggs & milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan / Legumes Buah-buahan / Fruits Minyak dan lemak / Oil & fats Bahan minuman / Beverages stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Konsumsi lainnya / Misc. food item Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1 Tembakau dan sirih / Tobacco & betel Jumlah makanan / Total of food Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility Aneka barang & jasa / Goods & services Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear Barang tahan lama / Durable goods Pajak dan asuransi / Taxes & insurances Keperluan pesta / Parties Jumlah bukan makanan / Total of non-food Jumlah / Total

474 388 1 200 389 847 259 1 665 280

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey March 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

Banten dalam Angka 2010

449

EXPENDITURE AND CONSUMTION

CHAPTER XII

Tabel 12.1.2 Table

Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perdesaan Menurut Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2009 Average monthly per Capita Expenditure in Rural Areas by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009
Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class Kurang dari 100.000 (2) 46 512 1 108 2 216 2 767 1 659 1 108 2 712 661 2 767 10 800 72 310 14 329 7 505 4 038 21 25 893 98 203 100.000 149.000 (3) 37 716 824 6 676 210 1 551 6 287 2 856 1 279 2 937 4 528 1 890 1 746 8 931 13 797 91 228 19 568 12 730 5 345 357 150 241 38 391 129 619 150.000 199.999 (4) 40 479 897 8 277 1 942 3 756 10 232 3 945 2 760 4 817 5 801 2 567 2 811 17 085 18 264 123 633 27 578 17 492 6 755 1 616 388 690 54 519 178 152 200.000 299.999 (5) 45 023 1 090 14 147 2 586 5 706 12 777 5 860 3 668 6 536 7 578 3 549 3 928 29 296 28 126 169 870 40 769 24 828 8 935 3 158 584 1 036 79 310 249 180

Kelompok Barang Commodity Group (1) Padi-padian / Cereals Umbi-umbian / Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur dan susu / Eggs & milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan / Legumes Buah-buahan / Fruits Minyak dan lemak / Oil & fats Bahan minuman / Beverages stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Konsumsi lainnya / Misc. food item Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1 Tembakau dan sirih / Tobacco & betel Jumlah makanan / Total of food Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility Aneka barang & jasa / Goods & services Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear Barang tahan lama / Durable goods Pajak dan asuransi / Taxes & insurances Keperluan pesta / Parties Jumlah bukan makanan / Total of non-food Jumlah / Total

450

Banten in Figures 2010

BAB XII

PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Lanjutan Tabel / Continued Table 12.1.2

Kelompok Barang Commodity Group

Rata-rata per kapita Per capita 300.000 - 500.000 - 750.000 - 1.000.000 average 499.999 749.999 999.999 dan lebih (6) 42 369 1 469 17 875 5 828 10 322 14 762 7 630 5 796 7 584 8 364 4 270 5 968 51 476 37 364 221 077 67 248 53 308 14 045 11 106 1 959 5 297 152 963 374 040 (7) 38 829 1 120 20 876 13 181 20 096 17 145 8 140 9 865 9 867 9 221 5 590 8 631 89 913 46 321 298 795 107 915 88 109 19 034 64 393 4 766 6 807 291 024 589 819 (8) 34 251 1 529 25 977 16 736 25 296 21 151 9 241 10 958 10 735 10 433 6 493 12 529 127 844 35 638 348 811 160 974 131 508 23 556 151 896 10 050 20 557 (9) 32 320 1 653 18 497 6 414 31 061 14 644 7 040 23 286 8 692 10 569 5 697 9 413 174 617 66 016 409 919 201 693 278 846 33 473 508 244 18 684 133 762 (10) 42 300 1 197 15 140 4 679 8 819 13 326 6 332 5 157 6 884 7 707 3 846 4 997 43 629 31 698 195 711 57 544 44 602 11 740 22 404 1 836 5 597 143 723 339 434

Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class

(1) Padi-padian / Cereals Umbi-umbian / Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur dan susu / Eggs & milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan / Legumes Buah-buahan / Fruits Minyak dan lemak / Oil & fats Bahan minuman / Beverages stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Konsumsi lainnya / Misc. food item Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1 Tembakau dan sirih / Tobacco & betel Jumlah makanan / Total of food Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility Aneka barang & jasa / Goods & services Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear Barang tahan lama / Durable goods Pajak dan asuransi / Taxes & insurances Keperluan pesta / Parties Jumlah bukan makanan / Total of non-food Jumlah / Total

498 541 1 174 702 847 352 1 584 621

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey March 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

Banten dalam Angka 2010

451

EXPENDITURE AND CONSUMTION

CHAPTER XII

Tabel 12.1.3 Table

Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perkotaan dan Perdesaan Menurut Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2009 Average monthly per Capita Expenditure in Urban and Rural Areas by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009
Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class Kurang dari 100.000 (2) 46 512 1 108 2 216 2 767 1 659 1 108 2 712 661 2 767 10 800 72 310 14 329 7 505 4 038 21 25 893 98 203 100.000 149.000 (3) 37 282 748 6 492 391 1 886 6 558 2 903 1 265 2 987 4 325 1 918 1 643 9 039 13 569 91 006 20 259 12 658 5 511 381 148 212 39 169 130 175 150.000 199.999 (4) 38 146 778 8 217 1 975 3 657 9 421 4 890 2 390 4 833 5 514 2 617 2 785 17 800 16 067 119 090 29 594 19 047 6 883 1 459 432 636 58 051 177 141 200.000 299.999 (5) 40 281 1 044 13 006 3 263 6 285 12 182 6 073 3 557 6 498 6 723 3 484 4 137 34 047 25 726 166 306 42 902 27 275 9 125 3 215 750 1 069 84 336 250 642

Kelompok Barang Commodity Group (1) Padi-padian / Cereals Umbi-umbian / Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur dan susu / Eggs & milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan / Legumes Buah-buahan / Fruits Minyak dan lemak / Oil & fats Bahan minuman / Beverages stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Konsumsi lainnya / Misc. food item Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1 Tembakau dan sirih / Tobacco & betel Jumlah makanan / Total of food Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility Aneka barang & jasa / Goods & services Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear Barang tahan lama / Durable goods Pajak dan asuransi / Taxes & insurances Keperluan pesta / Parties Jumlah bukan makanan / Total of non-food Jumlah / Total

452

Banten in Figures 2010

BAB XII

PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Lanjutan Tabel / Continued Table 12.1.3

Kelompok Barang Commodity Group

Rata-rata per kapita Per capita 300.000 - 500.000 - 750.000 - 1.000.000 average 499.999 749.999 999.999 dan lebih (6) 34 774 1 475 16 239 6 992 14 885 15 010 7 842 6 811 8 023 7 639 4 549 6 911 65 299 29 885 226 334 75 753 58 770 12 814 11 766 2 721 3 282 165 106 391 440 (7) 30 980 1 902 20 232 14 070 26 305 17 023 7 560 12 262 8 613 8 919 4 906 8 780 99 444 34 559 295 555 127 844 112 393 19 187 39 138 7 099 5 789 311 450 607 005 (8) 30 457 2 316 26 185 22 827 30 587 19 524 9 448 17 874 10 423 10 724 6 195 11 959 138 888 33 427 370 834 193 322 168 327 24 136 70 644 14 320 5 683 (9) 30 110 2 253 28 693 32 126 39 320 19 720 8 658 25 917 11 274 11 072 7 050 10 275 198 812 34 998 460 278 352 720 489 701 44 991 208 223 56 822 45 777 (10) 34 930 1 514 17 191 10 190 17 121 14 852 7 238 9 039 7 882 7 942 4 501 6 838 76 381 29 123 244 742 105 356 102 568 16 125 34 965 8 358 6 857 274 229 518 971

Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class

(1) Padi-padian / Cereals Umbi-umbian / Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur dan susu / Eggs & milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan / Legumes Buah-buahan / Fruits Minyak dan lemak / Oil & fats Bahan minuman / Beverages stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Konsumsi lainnya / Misc. food item Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1 Tembakau dan sirih / Tobacco & betel Jumlah makanan / Total of food Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility Aneka barang & jasa / Goods & services Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear Barang tahan lama / Durable goods Pajak dan asuransi / Taxes & insurances Keperluan pesta / Parties Jumlah bukan makanan / Total of non-food Jumlah / Total

476 432 1 198 234 847 266 1 658 512

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey March 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

Banten dalam Angka 2010

453

EXPENDITURE AND CONSUMTION

CHAPTER XII

Tabel 12.1.4 Table

Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang (rupiah), 2008 dan 2009 Average monthly per Capita Expenditure by Commodity Group in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009
2008
Kota Urban Desa Rural Kota+Desa Urban+Rural Kota Urban

Kelompok Barang Commodity Group (1) Padi-padian / Cereals Umbi-umbian / Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur dan susu / Eggs & milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan / Legumes Buah-buahan / Fruits Minyak dan lemak / Oil & fats Bahan minuman / Beverages stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Konsumsi lainnya / Misc. food item Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1 Tembakau dan sirih / Tobacco & betel Jumlah makanan Total of food Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility Aneka barang & jasa / Goods & services Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear Barang tahan lama / Durable goods Pajak dan asuransi / Taxes & insurances Keperluan pesta / Parties Jumlah bukan makanan Total of non-food Jumlah / Total

2009
Desa Rural Kota+Desa Urban+Rural

(2) 29.686 1.667 15.670 10 879 20 155 15 606 6 839 11 709 8 781 7 222 4 772 7 372 71 293 23 151

(3) 45.100 1.543 13.282 4 829 6 984 13 180 5 782 8 015 8 450 7 741 4 294 4 578 33 978 23 164

(4) 35.821 1.618 14.720 8 471 14 913 14 641 6 418 10 239 8 649 7 429 4 582 6 260 56 442 23 156

(5) 30.057 1.723 18.547 13 833 22 609 15 861 7 837 11 606 8 541 8 097 4 934 8 055 98 033 27 421

(6) 42.300 1.197 15.140 4 679 8 819 13 326 6 332 5 157 6 884 7 707 3 846 4 997 43 629 31 698

(7) 34.930 1.514 17.191 10 190 17 121 14 852 7 238 9 039 7 882 7 942 4 501 6 838 76 381 29 123

234 802 180 920 213 359 277 154 195 711 244 742 131 683 124 736 16 324 33 955 10 991 6 727 49 999 36 500 11 452 12 533 1 550 3 031 99 173 136 965 89 619 140 890 14 385 19 024 25 429 43 269 7 233 12 670 5 256 7 689 57 544 105 356 44 602 102 568 11 740 16 125 22 404 34 965 1 836 8 358 5 597 6 857

324 416 115 065 241 095 360 507 143 723 274 229 559 218 295 985 454 454 637 661 339 434 518 971

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2008 dan 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey March 2008 and 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

454

Banten in Figures 2010

BAB XII

PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Tabel 12.1.5 Table

Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang (rupiah), 2008 dan 2009 Percentage of Monthly Average per Capita Expenditure by Commodity Group in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009
2008
Kota Urban Desa Rural Kota+Desa Urban+Rural Kota Urban

Kelompok Barang Commodity Group (1) Padi-padian / Cereals Umbi-umbian / Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur dan susu / Eggs & milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan / Legumes Buah-buahan / Fruits Minyak dan lemak / Oil & fats Bahan minuman / Beverages stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Konsumsi lainnya / Misc. food item Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1 Tembakau dan sirih / Tobacco & betel Jumlah makanan Total of food Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility Aneka barang & jasa / Goods & services Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear Barang tahan lama / Durable goods Pajak dan asuransi / Taxes & insurances Keperluan pesta / Parties Jumlah bukan makanan Total of non-food Jumlah / Total

2009
Desa Rural Kota+Desa Urban+Rural

(2) 5,31 0,30 2,80 1,95 3,60 2,79 1,22 2,09 1,57 1,29 0,85 1,32 12,75 4,14 41,98 23,55 22,31 2,92 6,07 1,97 1,20 58,02 100,00

(3) 15,24 0,52 4,49 1,63 2,36 4,45 1,95 2,71 2,85 2,62 1,45 1,55 11,48 7,83 61,13 16,89 12,33 3,87 4,24 0,52 1,02 38,87 100,00

(4) 7,88 0,36 3,24 1,86 3,28 3,22 1,41 2,25 1,90 1,63 1,01 1,38 12,42 5,10 46,94 21,82 19,72 3,17 5,60 1,59 1,16 53,06 100,00

(5) 4,71 0,27 2,91 2,17 3,55 2,49 1,23 1,82 1,34 1,27 0,77 1,26 15,37 4,30 43,46 21,48 22,09 2,98 6,79 1,99 1,21 56,54 100,00

(6) 12,46 0,35 4,46 1,38 2,60 3,93 1,87 1,52 2,03 2,27 1,13 1,47 12,85 9,34 57,66 16,95 13,14 3,46 6,60 0,54 1,65 42,34 100,00

(7) 6,73 0,29 3,31 1,96 3,30 2,86 1,39 1,74 1,52 1,53 0,87 1,32 14,72 5,61 47,15 20,30 19,77 3,11 6,74 1,61 1,32 52,85 100,00

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2008 dan 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey March 2008 and 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

Banten dalam Angka 2010

455

EXPENDITURE AND CONSUMTION

CHAPTER XII

12.2 KONSUMSI KALORI DAN PROTEIN CALORY AND PROTEIN CONSUMPTION Tabel 12.2.1 Table Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari (kkal) Menurut Kelompok Makanan dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah), 2009 Daily Average per Capita Calory Consumtion by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009
Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class Kurang dari 100.000 (2) 1 241,83 53,43 12,53 0,00 0,00 11,61 11,67 0,00 35,51 21,14 9,62 0,00 23,32 100.000 149.000 (3) 1 061,76 28,23 27,73 2,05 5,71 25,34 23,70 26,36 85,60 44,09 12,73 17,56 80,69 150.000 199.999 (4) 1 055,24 25,09 29,94 9,48 16,72 30,90 46,35 29,47 145,28 55,99 12,14 29,59 153,63 200.000 299.999 (5) 1 106,78 29,11 40,25 15,35 27,34 32,53 53,05 25,94 177,63 68,35 14,32 45,53 253,78

Kelompok Barang Commodity Group (1) Padi-padian / Cereals Umbi-umbian / Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur dan susu / Eggs & milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan / Legumes Buah-buahan / Fruits Minyak dan lemak / Oil & fats Bahan minuman / Beverages stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Konsumsi lainnya / Misc. food item Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1 Jumlah / Total

1 420,66

1 441,55

1 639,82

1 889,96

456

Banten in Figures 2010

BAB XII

PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Lanjutan Tabel / Continued Table 12.2.1

Kelompok Barang Commodity Group

Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class 300.000 499.999 (6) 945,57 24,40 41,41 38,11 59,64 33,13 66,26 28,42 213,56 78,36 16,42 77,63 347,55 500.000 749.999 (7) 793,84 23,81 44,94 72,64 99,75 33,23 61,63 38,86 242,58 88,02 17,70 97,06 438,38

Rata-rata per kapita Per capita 750.000 - 1.000.000 average 999.999 dan lebih (8) 758,34 24,10 52,59 108,65 102,24 38,86 82,35 51,99 271,72 105,34 20,03 127,07 516,85 (9) 708,55 18,18 50,99 127,67 134,25 34,63 74,00 67,62 271,46 101,48 19,63 106,94 588,00 (10) 931,55 24,96 42,23 48,96 64,76 33,16 61,70 34,78 211,74 79,27 16,31 74,95 355,21

(1) Padi-padian / Cereals Umbi-umbian / Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur dan susu / Eggs & milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan / Legumes Buah-buahan / Fruits Minyak dan lemak / Oil & fats Bahan minuman / Beverages stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Konsumsi lainnya / Misc. food item Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1 Jumlah / Total

1 970,46

2 052,44

2 260,13

2 303,40

1 979,58

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

Banten dalam Angka 2010

457

EXPENDITURE AND CONSUMTION

CHAPTER XII

Tabel 12.2.2 Table

Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita (kkal) Sehari Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten, 2008 dan 2009 Daliy Average per Capita Calory Consumtion (kkal) by Commodity Group in Banten Province, 2008 and 2009
2008
Kota Urban Desa Rural Kota+Desa Urban+Rural Kota Urban

Kelompok Barang Commodity Group (1) Padi-padian / Cereals Umbi-umbian / Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur dan susu / Eggs & milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan / Legumes Buah-buahan / Fruits Minyak dan lemak / Oil & fats Bahan minuman / Beverages stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Konsumsi lainnya / Misc. food item Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1 Tembakau dan sirih / Tobacco & betel Jumlah / Total

2009
Desa Rural Kota+Desa Urban+Rural

(2)

(3)

(4) 943,91 35,00 47,42 52,77 67,29 42,27 65,59 44,55 223,05 89,54 21,29 87,12 335,81 0,00

(5)

(6)

(7) 931,55 24,96 42,23 48,96 64,76 33,16 61,70 34,78 211,74 79,27 16,31 74,95 355,21 0,00

798,56 1 163,76 27,06 47,00 42,33 55,12 68,31 29,26 89,21 34,14 37,47 49,53 70,17 58,67 44,02 45,36 227,45 216,40 86,43 94,25 18,16 26,02 103,16 62,87 377,85 0,00 272,21 0,00

806,15 1 121,24 20,25 32,07 40,93 44,20 66,11 23,01 85,16 33,90 30,63 37,00 66,37 54,64 34,00 35,95 223,64 193,75 81,33 76,15 15,92 16,91 91,38 50,09 386,90 0,00 307,27 0,00

1 990,18 2 154,59 2 055,61 1 948,77 2 026,18 1 979,58

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2008 dan 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey March 2008 and 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

458

Banten in Figures 2010

BAB XII

PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Tabel 12.2.3 Table

Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari (gram) Menurut Kelompok Makanan dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah), 2009 Daily Average per Capita Protein Consumtion (gram) by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009
Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class Kurang dari 100.000 (2) 29,06 0,35 1,78 0,00 0,00 0,98 0,98 0,00 0,04 0,58 0,41 0,00 0,54 0,00 34,72 100.000 149.000 (3) 24,84 0,19 4,48 0,12 0,46 1,66 2,20 0,25 0,09 0,55 0,75 0,39 1,90 0,00 37,88 150.000 199.999 (4) 24,70 0,18 4,87 0,58 1,16 2,06 3,96 0,28 0,08 0,85 0,66 0,64 3,38 0,00 43,40 200.000 299.999 (5) 25,92 0,22 6,61 0,98 1,74 1,95 4,87 0,26 0,09 0,97 0,75 0,97 5,69 0,00 51,02

Kelompok Barang Commodity Group (1) Padi-padian / Cereals Umbi-umbian / Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur dan susu / Eggs & milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan / Legumes Buah-buahan / Fruits Minyak dan lemak / Oil & fats Bahan minuman / Beverages stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Konsumsi lainnya / Misc. food item Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1 Tembakau dan sirih / Tobacco & betel Jumlah / Total

Banten dalam Angka 2010

459

EXPENDITURE AND CONSUMTION

CHAPTER XII

Lanjutan Tabel / Continued Table 12.2.3

Kelompok Barang Commodity Group

Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class 300.000 499.999 (6) 22,16 0,23 7,11 2,35 3,30 1,92 6,18 0,30 0,10 1,16 0,74 1,63 8,79 0,00 55,97 500.000 749.999 (7) 18,63 0,28 7,94 4,58 5,13 1,87 5,74 0,43 0,14 1,26 0,74 1,99 12,88 0,00 61,61

Rata-rata per kapita Per capita 750.000 - 1.000.000 average 999.999 dan lebih (8) 17,81 0,32 9,43 6,98 5,53 2,24 7,50 0,59 0,18 1,30 0,94 2,54 16,25 0,00 71,61 (9) 16,61 0,29 9,10 8,18 7,45 1,99 6,68 0,81 0,20 1,22 0,80 2,13 20,21 0,00 75,67 (10) 21,83 0,24 7,25 3,09 3,57 1,95 5,68 0,38 0,12 1,11 0,75 1,55 9,79 0,00 57,31

(1) Padi-padian / Cereals Umbi-umbian / Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur dan susu / Eggs & milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan / Legumes Buah-buahan / Fruits Minyak dan lemak / Oil & fats Bahan minuman / Beverages stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Konsumsi lainnya / Misc. food item Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1 Tembakau dan sirih / Tobacco & betel Jumlah / Total

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

460

Banten in Figures 2010

BAB XII

PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Tabel 12.2.4 Table

Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari (gram) Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten (rupiah), 2008 dan 2009 Daily Average per Capita Protein Consumtion (gram) by Commodity Group in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009
2008
Kota Urban Desa Rural Kota+Desa Urban+Rural Kota Urban

Kelompok Barang Commodity Group (1) Padi-padian / Cereals Umbi-umbian / Tubers Ikan / Fish Daging / Meat Telur dan susu / Eggs & milk Sayur-sayuran / Vegetables Kacang-kacangan / Legumes Buah-buahan / Fruits Minyak dan lemak / Oil & fats Bahan minuman / Beverages stuffs Bumbu-bumbuan / Spices Konsumsi lainnya / Misc. food item Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1 Tembakau dan sirih / Tobacco & betel Jumlah / Total

2009
Desa Rural Kota+Desa Urban+Rural

(2) 18,74 0,30 7,50 4,39 4,95 2,14 6,51 0,53 0,13 1,05 0,81 2,15 11,12 0,00 60,32

(3) 27,25 0,37 9,06 1,83 1,94 2,91 5,20 0,54 0,14 1,15 1,20 1,31 6,70 0,00 59,60

(4) 22,13 0,33 8,12 3,37 3,75 2,44 5,99 0,53 0,13 1,09 0,97 1,81 9,36 0,00 60,02

(5) 18,90 0,24 7,24 4,20 4,60 1,74 6,17 0,39 0,12 1,12 0,69 1,87 11,52 0,00 58,80

(6) 26,26 0,24 7,28 1,41 2,02 2,25 4,93 0,35 0,12 1,11 0,85 1,07 7,18 0,00 55,07

(7) 21,83 0,24 7,25 3,09 3,57 1,95 5,68 0,38 0,12 1,11 0,75 1,55 9,79 0,00 57,31

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2008 dan 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey March 2008 and 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

Banten dalam Angka 2010

461

EXPENDITURE AND CONSUMTION

CHAPTER XII

12.3 KETERSEDIAAN PANGAN FOOD AVAILABILITY Tabel 12.3.1 Table Perkembangan Persediaan Beras di Provinsi Banten (ton), 2009 Trend of Rice Stock in Banten Province (Ton), 2009

Bulan Month (1) Januari / January Februari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / August September / September Oktober / October November / November Desember / December

Stok Awal Pre Stock (2) 28 882,98 29 870,17 28 120,04 33 431,43 38 848,05 42 266,69 41 155,68 39 086,83 36 159,51 35 884,98 34 057,25 25 417,70

Pemasukan In (3) 1 270,72 686,16 8 755,14 15 562,47 13 151,52 7 632,83 8 755,04 8 581,26 6 173,81 4 425,49 2 833,79 8 838,48

Stok Dikuasai Stock Controlled (4) 30 153,70 30 556,33 36 875,18 48 993,90 51 999,57 49 899,52 49 910,72 47 668,09 42 333,32 40 310,47 36 891,04 34 256,17

Pengeluaran Out (5) 283,53 2 436,29 3 443,76 10 145,85 9 732,88 8 743,85 10 823,89 11 508,59 6 448,34 6 253,22 11 473,35 15 416,60

Stok Akhir Final Stock (6) 29 870,17 28 120,04 33 431,43 38 848,05 42 266,69 41 155,68 39 086,83 36 159,51 35 884,98 34 057,25 25 417,70 18 839,58

Sumber / Source : Bulog Subdivre. Banten Regional Sub Divisions Office of Logistics Affairs Agency Banten Province

462

Banten in Figures 2010

BAB XII

PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Tabel 12.3.2 Table

Laporan Kontrak dan Realisasi Pengadaan Gabah dan Beras di Provinsi Banten (ton), 2009 Report of Actual Procurements and Contracts of Rice and Unhusked Rice in Banten Province (ton), 2009

Beras / Rice Mitra Kerja Contractors (1) Sub Dolog Serang Mitra Kerja ada DN Satgas UPGB Sub Jumlah/Total Sub Dolog Lebak Mitra Kerja ada DN Satgas UPGB Sub Jumlah/ Total Sub Dolog Tangerang Mitra Kerja ada DN Satgas UPGB Sub Jumlah/ Total Kontrak Contract (ton) (2) Realisasi Realization (ton) (3)

Gabah / Unhusked Rice Kontrak Contract (ton) (4) Realisasi Realization (ton) (6)

6 750 6 750

6 750 6 750

14 942 1 494 855 17 291

14 942 1 494 855 17 291

10 000 10 000

10 000 10 000

14 150 1 000 1 750 16 900

14 150 1 000 1 750 16 900

2 400 2 400

2 400 2 400

15 230 1 000 16 230

15 230 1 000 16 230

Total Dolog Banten Mitra Kerja ada DN Satgas UPGB Jumlah/ Total

19 150 19 150

19 150 19 150

44 322 3 494 2 605 50 421

44 322 3 494 2 605 50 421

Sumber / Source : Perum Bulog Subdivre. Banten Regional Sub Divisions Office of Logistics Affairs Agency Banten Province

Banten dalam Angka 2010

463

13
PENDAPATAN REGIONAL
Regional Income

BAB XIII

PENDAPATAN REGIONAL

Penjelasan Teknis 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (provinsi dan kabupaten/kota) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun PDB maupun PDRB digunakan 2 pendekatan yaitu sektoral dan penggunaan. Keduanya menyajikan komposisi data nilai tambah dirinci menurut sumber kegiatan ekonomi (sektoral) dan menurut komponen penggunaannya. PDRB dari sisi sektoral merupakan penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi atas berbagai aktivitas produksinya. Sedangkan dari sisi penggunaan menjelaskan tentang penggunaan dari nilai tambah tersebut. 2. Penyajian PDRB menurut sektor dirinci menurut total nilai tambah dari seluruh sektor ekonomi yang mencakup sektor Pertanian; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik, Gas dan Air Bersih; Konstruksi; Perdagangan, Hotel dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi; Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; dan Jasa-jasa.

Catatan Teknis 1. The basic measure of the output arising from economic activity is known as Gross Regional Domestic Product (GRDP) at the regional level (provinces/ regencies / municipalities). To compile these statistics, two approaches have been used, i.e. "production approach" and "expenditure approach". The first approach is to measure value added produced by various kinds of economic activities, while the second approach is to measure final uses of the country's output. In other words, GRDP is the sum of total value added produced by all economic sectors (activities) and the way of using it.

2.

GRDP by sector is classified by types of economic activities such as Agriculture; Mining and Quarrying; Manufacturing; Electricity, Gas and Water Supply; Construction; Trade, Hotels and Restaurants; Transport and Communication; Finance, Real Estate and Business Services; and other Services.

Banten dalam Angka 2010

467

REGIONAL INCOME

CHAPTER XIII

3. PDRB menurut penggunaan dirinci menurut komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (termasuk lembaga nirlaba), pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan inventori, ekspor dan impor. 4. Pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup berbagai pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga atas barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan individu ataupun kelompok secara langsung. Pengeluaran rumah tangga di sini mencakup pembelian untuk makanan dan bukan makanan (barang dan jasa) di dalam negeri maupun di luar negeri. Termasuk pula di sini pengeluaran lembaga nirlaba yang tujuan kegiatannya adalah untuk melayani keperluan rumah tangga. 5. Pengeluaran konsumsi pemerintah mencakup pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai, penyusutan maupun belanja barang (termasuk biaya perjalanan, pemeliharaan dan pengeluaran rutin lainnya), baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

3.

GRDP by type of expenditures is classified into: Private consumption expenditure (household and non-profit institution); Government consumption expenditure; Gross fixed capital formation; Changes in inventories; Exports and Imports. Household consumption expenditures consist of expenditures incurred by households, which are used for both individual or collective needs. Household consumptions are classified into food and non-food (goods and services) expenditures that may take place in domestic or abroad Expenditures here include expenditures of Nonprofit institutions serving households.

4.

5.

Government consumption expenditures consist of expenditures for the compensation of employees, capital consumption (depreciation) and intermediate consumption (including travel allowance, maintenance cost, and other routine expenditures) spent by either central or local government. Gross fixed capital formation consists of resident producers acquisitions, less disposals, of fixed assets during a given period plus certain addition to the value of non-produced assets done by the productive activity of producer or institutional units.

6. Pembentukan Modal Tetap Bruto mencakup pengadaan, pembuatan dan pembelian barang modal. Barang modal dimaksud adalah barang-barang yang digunakan untuk proses produksi, tahan lama atau yang mempunyai umur pemakaian lebih dari satu tahun

6.

468

Banten in Figures 2010

BAB XIII

PENDAPATAN REGIONAL

seperti bangunan, mesin-mesin dan alat angkutan. Termasuk pula di sini perbaikan besar (berat) yang sifatnya memperpanjang umur atau mengubah bentuk atau kapasitas barang modal tersebut. Pengeluaran barang modal untuk keperluan militer tidak dicakup di sini tetapi digolongkan sebagai konsumsi pemerintah.

Fixed assets are tangible and intangible assets produced as outputs from processes of production that are used by themselves and repeatedly, or continuously in process of production for more than one year. The expenditure for military purposes are classified as government expenditure not as capital formation. 7. Exports of goods and services consist of transactions of goods and services from residents to non-residents. Imports of goods and services consist of transaction of goods and services from non-residents to residents. Exports and imports of goods occur when there are changes in ownership of goods between residents and nonresidents (with or without physical movements of goods across frontiers). 8. GRDP and its aggregations are presented in two forms: at current market prices and at constant base year market prices. In presenting current market prices, all aggregates are valued at current market prices, while base year constant market prices are shown by valuing all aggregates at fixed base year prices. Year of 2000 is used as the base year in this publication.

7. Ekspor barang dan jasa merupakan transaksi perdagangan barang dan jasa dari penduduk (residen) ke bukan penduduk (non-residen). Impor barang dan jasa adalah transaksi perdagangan dari bukan penduduk ke penduduk. Ekspor atau impor barang terjadi pada saat terjadi perubahan hak kepemilikan barang antara penduduk dengan bukan penduduk (dengan atau tanpa perpindahan fisik barang tersebut). 8. Produk Regional Domestik Bruto maupun agregat turunannya disajikan dalam 2 (dua) versi penilaian, yaitu atas dasar "harga berlaku" dan atas dasar "harga konstan". Disebut sebagai harga berlaku karena seluruh agregat dinilai dengan menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan harga konstan penilaiannya didasarkan kepada harga satu tahun dasar tertentu. Dalam publikasi di sini digunakan harga tahun 2000 sebagai dasar penilaian.

Banten dalam Angka 2010

469

REGIONAL INCOME

CHAPTER XIII

9. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto diperoleh dari perhitungan PRDB atas dasar harga konstan. Diperoleh dengan cara mengurangi nilai PDRB pada tahun ke-n terhadap nilai pada tahun ke n-1 (tahun sebelumnya), dibagi dengan nilai pada tahun ke n-1, kemudian dikalikan dengan 100 persen. Laju pertumbuhan menunjukkan perkembangan agregat pendapatan dari satu waktu tertentu terhadap waktu sebelumnya. 10. PDRB per kapita diperoleh dari PDRB atas dasar harga berlaku dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

9.

Growth rate of Gross Regional Domestic Product (GRDP) is derived from GRDP at constant market prices. It is obtained by subtracting the value of GRDP year n with the value of GRDP year n-1, divided by the value of GRDP year n-1 then multiplied by 100 percent. The growth rate of GRDP explains the income growth during the given period.

10. Per capita GRDP derived from GRDP at current market prices divided by mid-year population.

470

Banten in Figures 2010

BAB XIII

PENDAPATAN REGIONAL

13.1. PDRB Provinsi Banten Perekonomian Banten pada tahun 2009 ini menghadapi tantangan yang cukup berat, terutama akibat adanya krisis finansial dan ekonomi global yang merembet sejak tahun 2008 dan dampaknya terasa maksimal pada tahun ini. Akibatnya, sisi foreign demand ekonomi Banten mengalami pelemahan dan merembet kepada sisi supply nya terutama sektor industri pengolahan. Beruntung, pada tahun 2009 ini terdapat peristiwa temporer yang dapat memperkuat sisi domestic demand yaitu Pemilu dan Pilpres, sehingga pelemahan ekonomi Banten menjadi tertahan. Secara nominal, level ekonomi Banten pada tahun 2009 bertambah sebesar 10,56 triliun rupiah, yaitu dari 122,49 triliun rupiah di tahun 2008 menjadi sebesar 133,05 triliun rupiah pada tahun 2009, atau mengalami peningkatan sebesar 7,93 persen. Hanya saja, Produk Domestik Bruto (PDB) nominal Nasional pada tahun 2009 meningkat sebesar 11,79 persen atau bertambah sebesar 662,09 triliun rupiah hingga menjadi 5.613,44 triliun rupiah, sehingga rata-rata PDRB nominal per provinsi pada tahun 2009 adalah sebesar 170,10 triliun rupiah. Berarti, level perekonomian Banten pada tahun 2009 ini masih tetap dibawah rata-rata Nasional, yaitu masih sekitar 78,22 persen dari nilai rata-rata.

13.1. GRDP of Banten Province Banten economy in 2009 is facing a tough challenge, mainly due to financial and economic crisis that spread globally since 2008 and its impact felt on this year's maximum. As a result, the economy, foreign demand weakened and hindered Banten to the supply side, especially its manufacturing sector. Fortunately, in 2009 there are temporary events such as general election and presidential election that can strengthen domestic demand side, so that the economic slowdown of Banten is being detained.

In nominal terms, the economic level of Banten in 2009 increased to 10.56 trillion rupiahs, from 122.49 trillion rupiahs in 2008 amounted to 133.05 trillion rupiahs in 2009, an increase of 7.93 percent. Only, Gross Domestic Product (GDP) in 2009 nominally increased by 11.79 percent or an increase of 662,09 trillion rupiahs to 5,613.44 trillion rupiahs, so the average nominal GRDP per province in 2009 amounted to 170.10 trillion rupiahs. It means, the economic level of Banten in 2009 is still below the national average, which is still around 78.22 percent of the average value.

Banten dalam Angka 2010

471

REGIONAL INCOME

CHAPTER XIII

Apabila ditelaah menurut sisi demand-nya, ternyata dari total nilai PDRB Banten yang sebesar 133,05 trilyun rupiah; 59,49 persennya berasal dari komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga; 31,65 persen dari komponen pembentukan modal tetap bruto; 4,80 persen dari komponen pengeluaran pemerintah; 6,89 persen dan sisanya dari komponen perubahan stok dan komponen ekspor neto. Karena itu dapat dikatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan ekonomi PDRB Banten di-drive oleh konsumsi rumahtangga domestik Banten. Secara riil, ekonomi Banten pada tahun 2009 tumbuh sebesar 4,69 persen, melambat bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang tumbuh sebesar 5,77 persen. Perlambatan tersebut dari sisi supply disebabkan oleh adanya perlambatan pertumbuhan yang terjadi pada kebanyakan sektor ekonominya terutama sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang masingmasing tumbuh sebesar 1,50 persen dan 6,51 persen, sebagai akibat adanya pelemahan pada sisi foreign demand dan melemahnya permintaan untuk investasi. Sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian Banten dengan share masing-masing sebesar 43,17 persen dan 20,79 persen.

When it reviewed according to the demand side, apparently from the total GRDP value of Banten is amounting to 133.05 trillion rupiah; 59.49 percent comes from the components of household consumption expenditure; 31.65 percent of the components of gross fixed capital formation; 4.80 per cent of the expenditure components government's 6.89 percent and the remainder of the component stock changes and net export components. Therefore, it can be said that economic growth of Banten is driven by domestic household consumption.

In real terms, economic of Banten in 2009 grew by 4.69 percent, slower than in 2008, which grew by 5.77 percent. The slow growth of supply side caused by the slowdown in growth that occurred in most economic sectors, especially manufacturing sector and trade, hotels, and restaurants, each of which grew by 1.50 percent and 6.51 percent, as a result of weakening on the side foreign demand and weak demand for investment. Manufacturing sector and trade, hotels, and restaurants is the dominant sector in the economy of Banten with their respective share of 43.17 percent and 20.79 percent.

472

Banten in Figures 2010

BAB XIII

PENDAPATAN REGIONAL

13.2. PDRB Kabupaten/Kota Seperti diketahui, sektor industri pengolahan terkonsentrasi di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Cilegon, sedangkan untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebagian besar terkonsentrasi pada tiga kabupaten/kota tersebut. Sehingga, pembentukan PDRB Banten pun secara spasial didominasi oleh ketiga kabupaten/kota tersebut. Tercatat, ketiga kabupaten/kota tersebut pada tahun 2009 masing-masing memberikan share sebesar 34,94 persen; 21,75 persen dan 14,15 persen terhadap pembentukan PDRB Nonimal Banten. Sedangkan sisanya yang hanya sebesar 29,16 persen disumbang oleh Kabupaten Serang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak dan Kota Serang. Sementara itu dari sisi pertumbuhan, Kota Tangerang Selatan pada tahun 2009 ini menjadi daerah yang paling tinggi pertumbuhan ekonominya yaitu mencapai 8,49 persen dan yang terendah adalah Kabupaten Serang yang hanya tumbuh sebesar 3,18 persen. Sedangkan, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Cilegon masing-masing tumbuh sebesar 5,74 persen; 4,40 persen dan 4,84 persen. Meskipun demikian, andil terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Banten tetaplah dipegang oleh Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Cilegon, dengan kontribusi masing-masing sebesar 1,19 bps (basis points); 0,98 bps dan 0,71 bps.

13.2. GRDP by Regency/Municipality As known, the manufacturing sector is concentrated in Tangerang Municipality, Tangerang Regency and Cilegon Municipality, while trade, hotels, and restaurants are mostly concentrated in those regency/ Municipality. Thus, any formation of Banten GRDP spatially dominated by those regency/ Municipality mentioned. Noted, these regency/ Municipality in 2009 gave their respective share of 34.94 percent, 21.75 percent and 14.15 percent to the GRDP formation Nominal of Banten. While the rest which is only amounted to 29.16 percent was contributed by Serang Regency, Tangerang Selatan Municipality, Pandeglang Regeny, Lebak Regency and Serang Regency.

Meanwhile, in terms of growth, Tangerang Selatan Municipality in 2009 has become the fastest regional economic growth that reached 8.49 percent and the slowest one was Serang regency which only grew by 3.18 percent. Meanwhile, Tangerang Municipality, Tangerang Regency and Cilegon Municipality each grew by 5.74 percent, 4.40 percent and 4.84 percent. Nevertheless, the greatest contribution to the economic growth is still contributed by Tangerang Municipality, Tangerang Regency, Cilegon Municipality, each amounted 1.19 bps (basis points), 0.98 bps and 0.71 bps.

Banten dalam Angka 2010

473

REGIONAL INCOME

CHAPTER XIII

Grafik 13.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten dan Nasional (persen), 2001-2009 Figure Indonesia and Banten Province Economic Growth Rate (percent), 2001-2009

7 6,5
5,88 6,35 6,01 5,57 6,04 5,07 4,50 3,95 4,78 4,55 4,11 5,69 5,05 5,77 5,50 4,69

6 5,5 5 4,5 4 3,5 3 2001 2002 2003


3,69

5,63

2004

2005

2006

2007

2008

2009
Indonesia

Provinsi Banten / Banten Province

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 13.2 Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2009 Figure Percentage Distribution of GRDP of Banten Province At Current Market Prices by Industrial Origin, 2009

Perdagangan, Hotel dan Restoran / Trade, Hotel and Restaurant 20,79% Bangunan / Construction 3,50%

Pengangkutan dan Komunikasi / Transport and Communication 9,96%

Keuangan, Persewaan dan Jasa Per. / Finance and Bussiness Serv. 4,10% Jasa-Jasa / Services 5,99%

Pertanian / Agriculture 8,41%

Listrik, Gas & Air Bersih / Elecricity, Gas and Water Supply 3,96%

Industri Pengolahan / Manufacturing Industry 43,17%

Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying 0,12%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

474

Banten in Figures 2010

BAB XIII

PENDAPATAN REGIONAL

Grafik 13.3 Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten Figure Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran, 2009 Percentage Distribution of GRDP of Banten Province At Current Market Prices by Type of Expenditure, 2009

2009

59,49

4,8

31,65

4,05

0,01

2008

57,24

4,1

27,23

3,4 8,03

2007

55,02

3,68

22,76

4,41

14,13

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption Exp.) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (Government Consumtion Exp.) Pembentukan Modal Tetap Bruto (Gross Fixed Capital Formation) Perubahan Stok (Canges in Stocks) Ekspor Netto (Net Export)

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 13.4 Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten Figure Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota, 2009 Percentage Distribution of GRDP of Banten Province At Current Market Prices by Regency/Municipality, 2009

Kota Serang 3,40%

Kab. Pandeglang 5,29% Kota Tangsel 7,17%

Kab. Lebak 5,16%

Kota Cilegon 14,15%

Kab. Tangerang 21,75%

Kota Tangerang 34,94%

Kab. Serang 8,14%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Banten dalam Angka 2010

475

REGIONAL INCOME

CHAPTER XIII

13.1. PDRB PROVINSI BANTEN GRDP OF BANTEN PROVINCE Tabel Table 13.1.1 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2007-2009 Gross Regional Domestic Product of Banten Province At Current Market Prices by Industrial Origin (million rupiahs), 2007-2009
2007 (2) 8 523 310,07 115 127,47 51 386 344,95 4 351 693,67 3 259 394,62 20 400 505,50 9 929 409,84 3 814 970,56 5 718 895,75 2 0 0 8 *) (3) 10 262 241,41 141 232,22 55 426 962,88 4 958 985,11 3 988 613,00 24 621 928,03 11 394 829,93 4 690 484,45 7 005 377,22 2 0 0 9 **) (4) 11 205 004,27 168 559,63 57 440 678,37 5 272 729,94 4 662 979,53 27 662 710,25 13 249 188,26 5 456 919,67 7 929 237,19

Lapangan Usaha Industrial Origin (1) 1. Pertanian Agriculture 2. Pertambangan & Penggalian Mining & Quarrying 3. Industri Pengolahan Manufacturing Industry 4. Listrik, Gas & Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply 5. Bangunan Construction 6. Perdagangan, Hotel & Restoran Trade, Hotel & Restaurants 7. Pengangkutan & Komunikasi Transportation & Communication 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Per. Finance, Real Estate & Business Serv. 9. Jasa-Jasa Services Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

107 499 652,42

122 490 654,25

133 048 007,12

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara *) Revised Figures; **) Preliminary Figures

476

Banten in Figures 2010

BAB XIII

PENDAPATAN REGIONAL

Tabel 13.1.2 Table

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2007-2009 Gross Regional Domestic Product of Banten Province At 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (million rupiahs), 2007-2009
2007 (2) 5 242 350,48 69 292,77 31 496 751,75 2 629 581,32 1 880 273,94 12 800 800,86 5 780 569,93 2 138 061,77 3 009 092,96 2 0 0 8 *) (3) 5 408 861,73 79 151,12 32 225 075,20 2 805 792,50 2 010 388,56 14 202 996,50 6 200 675,31 2 489 875,78 3 380 093,59 2 0 0 9 **) (4) 5 641 900,50 90 195,51 32 707 531,26 2 922 549,08 2 204 523,41 15 127 918,26 6 877 187,61 2 822 560,19 3 636 754,80

Lapangan Usaha Industrial Origin (1) 1. Pertanian Agriculture 2. Pertambangan & Penggalian Mining & Quarrying 3. Industri Pengolahan Manufacturing Industry 4. Listrik, Gas & Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply 5. Bangunan Construction 6. Perdagangan, Hotel & Restoran Trade, Hotel & Restaurants 7. Pengangkutan & Komunikasi Transportation & Communication 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Per. Finance, Real Estate & Business Serv. 9. Jasa-Jasa Services Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

65 046 775,77

68 802 910,30

72 031 120,61

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara *) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Banten dalam Angka 2010

477

REGIONAL INCOME

CHAPTER XIII

Tabel Table

13.1.3

Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2007-2009 Distribution of Gross Regional Domestic Product of Banten Province At Current Market Prices by Industrial Origin (percent), 2007-2009
2007 (2) 7,93 0,11 47,80 4,04 3,03 18,97 9,24 3,54 5,34 2 0 0 8 *) (3) 8,38 0,11 45,25 4,05 3,26 20,10 9,29 3,83 5,73 2 0 0 9 **) (4) 8,41 0,12 43,17 3,96 3,50 20,79 9,96 4,10 5,99

Lapangan Usaha Industrial Origin (1) 1. Pertanian Agriculture 2. Pertambangan & Penggalian Mining & Quarrying 3. Industri Pengolahan Manufacturing Industry 4. Listrik, Gas & Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply 5. Bangunan Construction 6. Perdagangan, Hotel & Restoran Trade, Hotel & Restaurants 7. Pengangkutan & Komunikasi Transportation & Communication 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Per. Finance, Real Estate & Business Serv. 9. Jasa-Jasa Services Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

100,00

100,00

100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara *) Revised Figures; **) Preliminary Figures

478

Banten in Figures 2010

BAB XIII

PENDAPATAN REGIONAL

Tabel Table

13.1.4

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2007-2009 Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province at 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (percent), 2007-2009
2007 (2) 4,22 12,65 3,10 4,73 13,10 11,52 6,71 13,24 9,62 2 0 0 8 *) (3) 3,18 14,23 2,31 6,70 6,92 10,95 7,27 16,45 12,33 2 0 0 9 **) (4) 4,31 13,95 1,50 4,16 9,66 6,51 10,91 13,36 7,59

Lapangan Usaha Industrial Origin (1) 1. Pertanian Agriculture 2. Pertambangan & Penggalian Mining & Quarrying 3. Industri Pengolahan Manufacturing Industry 4. Listrik, Gas & Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply 5. Bangunan Construction 6. Perdagangan, Hotel & Restoran Trade, Hotel & Restaurants 7. Pengangkutan & Komunikasi Transportation & Communication 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Per. Finance, Real Estate & Business Serv. 9. Jasa-Jasa Services Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

6,04

5,77

4,69

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara *) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Banten dalam Angka 2010

479

REGIONAL INCOME

CHAPTER XIII

Tabel Table

13.1.5

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran (juta rupiah), 2007-2009 Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current Market Prices by Type of Expenditure (million rupiahs), 2007-2009
2007 (2) 59 146 801,68 3 954 954,20 2 0 0 8 *) (3) 70 115 139,16 5 018 023,98 2 0 0 9 **) (4) 79 147 832,69 6 388 778,84

Jenis Pengeluaran Type of Expenditure (1) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Household Consumption Expenditure 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah General Government Consumption Expenditure 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto Gross Fixed Capital Formation 4. Perubahan Stok Changes in Stocks 5. Ekspor Export 6. Dikurangi : Impor Less : Import Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

24 465 278,90 4 750 004,60 74 632 441,22 59 449 828,17

33 355 499,33 4 160 634,46 94 883 682,56 85 042 325,25

42 110 215,18 5 374 410,74 73 066 953,73 73 058 397,46

107 499 652,42

122 490 654,25

133 048 007,12

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara *) Revised Figures; **) Preliminary Figures

480

Banten in Figures 2010

BAB XIII

PENDAPATAN REGIONAL

Tabel Table

13.1.6

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Jenis Pengeluaran (juta rupiah), 2007-2009 Gross Regional Domestic Product of Banten Province at 2000 Constant Market Prices by Type of Expenditure (million rupiahs), 2007-2009
2007 (2) 40 123 430,22 2 748 780,08 2 0 0 8 *) (3) 42 055 770,51 3 074 549,09 2 0 0 9 **) (4) 44 403 633,74 3 530 319,60

Jenis Pengeluaran Type of Expenditure (1) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Household Consumption Expenditure 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah General Government Consumption Expenditure 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto Gross Fixed Capital Formation 4. Perubahan Stok Changes in Stocks 5. Ekspor Export 6. Dikurangi : Impor Less : Import Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

15 439 163,97 1 888 691,59 51 985 945,29 47 139 235,38

17 040 856,36 2 255 678,09 58 484 414,26 54 108 358,02

17 640 944,04 1 731 614,32 51 715 251,16 46 990 588,78

65 046 775,77

68 802 910,30

72 031 120,61

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara *) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Banten dalam Angka 2010

481

REGIONAL INCOME

CHAPTER XIII

Tabel Table

13.1.7

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran (persen), 2007-2009 Distribution of Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current Market Prices by Type of Expenditure (percent), 2007-2009
2007 (2) 55,02 3,68 2 0 0 8 *) (3) 57,24 4,10 2 0 0 9 **) (4) 59,49 4,80

Jenis Pengeluaran Type of Expenditure (1) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Household Consumption Expenditure 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah General Government Consumption Expenditure 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto Gross Fixed Capital Formation 4. Perubahan Stok Changes in Stocks 5. Ekspor Export 6. Dikurangi : Impor Less : Import Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

22,76 4,41 69,43 55,30

27,23 3,40 77,46 69,43

31,65 4,05 54,93 54,92

100,00

100,00

100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara *) Revised Figures; **) Preliminary Figures

482

Banten in Figures 2010

BAB XIII

PENDAPATAN REGIONAL

Tabel Table

13.1.8

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Jenis Pengeluaran (persen), 2007-2009 Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province at 2000 Constant Market Prices by Type Expenditure (percent), 2007-2009
2007 (2) 7,98 4,49 2 0 0 8 *) (3) 4,82 11,85 2 0 0 9 **) (4) 5,58 14,82

Jenis Pengeluaran Type of Expenditure (1) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Household Consumption Expenditure 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah General Government Consumption Expenditure 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto Gross Fixed Capital Formation 4. Perubahan Stok Changes in Stocks 5. Ekspor Export 6. Dikurangi : Impor Less : Import Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

7,31 -64,51 19,46 13,11

10,37 19,43 12,50 14,78

3,52 -23,23 -11,57 -13,15

6,04

5,77

4,69

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara *) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Banten dalam Angka 2010

483

REGIONAL INCOME

CHAPTER XIII

Tabel Table

13.1.9

Perkembangan Beberapa Agregat PDRB dan PDRB per Kapita di Provinsi Banten, 2007 - 2009 Trend of Several GRDP Agregates and per Capita GRDP in Banten Province, 2007 - 2009

Uraian Description (1) 1. Nilai Absolut Absolute Values a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah) GRDP at Current Market Prices (million rupiahs) b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah) / GRDP at 2000 Constant Market Prices (million rupiahs) c. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (jiwa) Mid Year Population (person) d. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (rupiah) / GRDP per Capita at Current Market Prices (rupiahs) e. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 (rupiah) / GRDP per Capita at 2000 Constant Market Prices (rupiahs) 2. Indeks Perkembangan (2000 = 100,00) Growth Index a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah) GRDP at Current Market Prices (million rupiahs) b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah) / GRDP at 2000 Constant Market Prices (million rupiahs) c. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (jiwa) Mid Year Population (person) d. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (rupiah) / GRDP per Capita at Current Market Prices (rupiahs) e. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 (rupiah) / GRDP per Capita at 2000 Constant Market Prices (rupiahs)

2007 (2)

2 0 0 8 *) (3)

2 0 0 9 **) (4)

107 499 652,42 65 046 775,77

122 490 654,25 68 802 910,30

133 048 007,12 72 031 120,61

9 423 367 11 407 775

9 602 445 12 756 194

9 782 779 13 600 226

6 902 711

7 165 145

7 363 053

235,28 142,36

268,09 150,58

291,19 157,65

117,00 201,09

119,23 224,86

121,46 239,74

121,68

126,30

129,79

484

Banten in Figures 2010

BAB XIII

PENDAPATAN REGIONAL

Lanjutan Tabel / Continued Table 13.1.9

Uraian Description (1) 3. Indeks Berantai Chain Index a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah) GRDP at Current Market Prices (million rupiahs) b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah) / GRDP at 2000 Constant Market Prices (million rupiahs) c. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (jiwa) Mid Year Population (person) d. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (rupiah) / GRDP per Capita at Current Market Prices (rupiahs) e. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 (rupiah) / GRDP per Capita at 2000 Constant Market Prices (rupiahs) Indeks Harga Implisit PDRB Implicit Price Index of GRDP

2007 (2)

2 0 0 8 *) (3)

2 0 0 9 **) (4)

109,84 106,04

113,95 105,77

108,62 104,69

102,16 107,52

101,90 111,82

101,88 106,62

103,79

103,80

102,76

165,27

178,03

184,71

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara *) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Banten dalam Angka 2010

485

REGIONAL INCOME

CHAPTER XIII

13.2. PDRB MENURUT KABUPATEN/KOTA GRDP BY REGENCY/MUNICIPALITY Tabel Table 13.2.1 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (juta rupiah), 2007-2009 Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current Market Prices by Regency/Municipality (million rupiahs), 2007-2009
2007 (2) 2 0 0 8 *) (3) 2 0 0 9 **) (4)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities) Provinsi Banten

6 122 594,25 6 029 385,22 25 305 220,70 9 846 646,45

6 939 119,48 6 749 770,68 28 270 740,50 10 729 727,43

7 465 228,79 7 279 724,71 30 707 143,77 11 497 791,59

39 354 584,22 16 038 683,42 3 884 487,47 7 649 549,15

44 688 729,38 18 013 859,12 4 354 137,96 8 931 176,87

49 330 670,42 19 982 129,65 4 806 605,82 10 127 849,79

114 231 150,88

128 677 261,42

141 197 144,54

107 499 652,42

122 490 654,25

133 048 007,12

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara *) Revised Figures; **) Preliminary Figures

486

Banten in Figures 2010

BAB XIII

PENDAPATAN REGIONAL

Tabel Table

13.2.2

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota (juta rupiah), 2007-2009 Gross Regional Domestic Product of Banten Province at 2000 Constant Market Prices by Regency/Municipality (million rupiahs), 2007-2009
2007 (2) 2 0 0 8 *) (3) 2 0 0 9 **) (4)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities) Provinsi Banten

3 667 467,40 3 559 031,99 15 873 690,99 6 387 705,54

3 824 711,66 3 703 579,42 16 748 498,36 6 639 988,83

3 976 527,25 3 855 293,11 17 485 777,65 6 851 287,52

24 505 118,02 10 518 939,33 2 398 080,96 4 168 900,45

26 066 992,52 11 047 320,64 2 532 981,69 4 560 506,50

27 562 535,16 11 581 479,20 2 670 752,34 4 947 866,89

71 078 934,68

75 124 579,61

78 931 519,12

65 046 775,77

68 802 910,30

72 031 120,61

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara *) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Banten dalam Angka 2010

487

REGIONAL INCOME

CHAPTER XIII

Tabel Table

13.2.3

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009 Distribution of Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2007-2009
2007 (2) 2 0 0 8 *) (3) 2 0 0 9 **) (4)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities)

5,36 5,28 22,15 8,62

5,39 5,25 21,97 8,34

5,29 5,16 21,75 8,14

34,45 14,04 3,40 6,70

34,73 14,00 3,38 6,94

34,94 14,15 3,40 7,17

100,00

100,00

100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara *) Revised Figures; **) Preliminary Figures

488

Banten in Figures 2010

BAB XIII

PENDAPATAN REGIONAL

Tabel Table

13.2.4

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009 Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province At 2000 Constant Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2007-2009
2007 (2) 2 0 0 8 *) (3) 2 0 0 9 **) (4)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities) Provinsi Banten

4,48 4,90 6,48 4,71

4,29 4,06 5,51 3,95

3,97 4,10 4,40 3,18

6,86 5,48 6,25 7,84

6,37 5,02 5,63 9,39

5,74 4,84 5,44 8,49

6,18

5,69

5,07

6,04

5,77

4,69

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara *) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Banten dalam Angka 2010

489

REGIONAL INCOME

CHAPTER XIII

Tabel Table

13.2.5

Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (rupiah), 2007-2009 Per Capita Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current Market Prices by Regency/Municipality (rupiahs), 2007-2009
2007 (2) 2 0 0 8 *) (3) 2 0 0 9 **) (4)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities) Provinsi Banten

5 642 726 4 982 349 10 411 146 7 459 535

6 351 440 5 467 797 11 289 441 8 049 827

6 788 139 5 782 640 11 970 294 8 545 005

26 090 042 47 447 936 7 952 584 7 336 419

29 176 550 52 426 984 8 827 769 8 347 888

31 727 434 57 228 821 9 653 564 9 112 655

12 122 116

13 400 468

14 433 235

11 407 775

12 756 194

13 600 226

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara *) Revised Figures; **) Preliminary Figures

490

Banten in Figures 2010

BAB XIII

PENDAPATAN REGIONAL

Tabel Table

13.2.6

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009 Growth Rate of per Capita Gross Regional Domestic Product of Banten Province At at Current Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2007-2009
2007 (2) 2 0 0 8 *) (3) 2 0 0 9 **) (4)

Kabupaten/Kota Regency/Municipality (1) Kabupaten / Regency 1. Pandeglang 2. Lebak 3. Tangerang 4. Serang Kota / Municipality 5. Tangerang 6. Cilegon 7. Serang 8. Tangerang Selatan Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities) Provinsi Banten

8,38 8,41 -

12,56 9,74 8,44 7,91

6,88 5,76 6,03 6,15

10,06 8,54 -

11,83 10,49 11,01 13,79

8,74 9,16 9,35 9,16

8,33

10,55

7,71

7,52

11,82

6,62

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara *) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Banten dalam Angka 2010

491

Banten dalam Angka merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. Publikasi ini menyajikan data primer maupun data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai instansi pemerintah dan lembaga swasta yang mencerminkan gambaran pembangunan Provinsi Banten. Banten in Figures is annual publication published by BPS Statistics of Banten Province. This publication provides primary and secondary data collected from government and private institutions that describes Banten Province development.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten Regional Development Planning Board of Banten Province
Telepon : 0254-7039797, E-mail : bappeda@bantenprov.go.id

Badan Pusat Statistik Provinsi Banten BPS Statistics of Banten Province


Telepon : 0254-267027, Faks.: 0254-267026 E-mail : bps3600@bps.go.id Website : www.banten.bps.go.id

Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Jl. Raya Syekh Nawawi Al-Bantani, Kota Serang, Banten

You might also like