Professional Documents
Culture Documents
Stimulasi antigenik yang kuat mempengaruhi akselerasi proses respon imun tersebut. Janin yang memperoleh infeksi intrauterin kongenital sering memiliki IgM setinggi kadar orang dewasa serta peningkatan kadar IgG & IgA yang mencolok. Produksi IgM akan mendominasi dan cenderung menetap, sedangkan respon IgG dan IgA lebih rendah dan lambat dibandingkan IgM (Alford et al, 1967; Lawton, 1976 dan 1992). Kemampuan janin memproduksi antibodi adalah suatu proses ontogeni dari sintesis imunoglobulin. Proses tersebut dikenal dengan mekanisme imunofisiologis janin yang telah dimulai sejak umur kehamilan dini. Mekanisme imunofisiologis janin meliputi proses preparasi perangkat sel B, IgM membran dan sel T janin, lebih terperinci seperti di bawah ini:
Spesifikasi sel B janin berbeda dengan sel B orang dewasa/konvensional. Diantaranya, sel ini memiliki petanda CD5 (Cluster of Differentiation), kaya dengan produksi IgM dan memproduksi pula otoantibodi IgM. Otoantibodi IgM bersifat multispesifik dan mempunyai kapasitas sebagai natural antibody dalam berinteraksi dengan gugusan karbohidrat bakteri. Jumlah antibodi jenis ini meningkat perlahan dalam masa neonatal serta tidak tanggap terhadap jenis antigen konvensional (Hardy, 1991). Sel B dengan spesifikasi diatas disebut pula sel B1. Populasi sel B yang tidak memiliki petanda CD5 disebut sel B2. Ciri-ciri lain dari sel B1 adalah mempunyai petanda CD72 dan menghasilkan IL-10 yang penting untuk memperbaharui kembali sifat dan fungsi biologis sel tersebut seperti semula (renewing)(Roitt, 1994)