You are on page 1of 10

Kata Pengantar

Bismillahi rahmanirrahim Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karna atas rahmat dan karunia_Nya lah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini kami susun sedemikian rupa dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca. Dalam makalah ini kami membahas tentang SUMBER AJARAN ISLAM (Al-Quran alkarim, As-Sunnah Al-Nabawiyyah), yang merupakan bagian dari pembelajaran agama pada semester ini. Makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan dalam hal mengetahui, memahami, menerapkan konsep dan prinsip yang kami bahas dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi teman-teman mahasiswa . Kami menyadari ketidaksempurnaan makalah ini, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Terimah kasih, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.........!!!!!!!

Daftar isi
Kata pengantar ..................................................................1 Daftar Isi .............................................................................2 Pembahasan: Bab 1 : Pendahuluan ...................................................3 Bab 2 : Pembahasan: ..................................................4 A. Al-Quran al-karim .....................................4 B. As-Sunnah al-nabawiyyah ........................6 C. Ijtihad .........................................................6 Bab 3 : Penutup (kesimpulan) ....................................9 Daftar Pustaka ....................................................................10

BAB 1 PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Pada dasarnya sistematika dan pengelompokkan ajaran Islam secara garis besar adalah aqidah, syariah dan akhlak. Ajaran Islam dituliskan di dalam Alquran dan hadis. Pokok Ajaran Islam sebagaimana yang telah diketahui bahwa ajaran Islam ini adalah ajaran yang paling sempurna, karena memang semuanya ada dalam Islam. Meskipun begitu luasnya petunjuk Islam, pada dasarnya pokok ajarannya hanyalah kembali pada tiga hal yaitu tauhid, taat dan baroah/berlepas diri. Inilah inti ajaran para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah kepada umat manusia. Pemaknaan konsep ajaran Islam dilakukan dengan tiga pokok yaitu : berserah diri kepada Allah dengan merealisasikan tauhid, tunduk dan patuh kepada Allah dengan sepenuh ketaatan, memusuhi dan membenci syirik dan pelakunya. Untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, Islam harus dihayati dan diamalkan secara kaffah (utuh), tidak sepotong-potong atau sebagian. Islam mempunyai karakter sebagai agama yang penuh kemudahan yang termanifestasi secara total dalam setiap syariatnya. Agama Samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim ada 3, yaitu Yahudi, Nasrani, dan Islam. Ketiga agama ini mempunyai beberapa kesamaan dan perbedaan yang beberapa di antaranya sangat mendasar. Yahudi adalah agama tribal/kesukuan yang hanya bisa dianut oleh bangsa Yahudi. Agama ini tidak bisa disebarkan ke luar dari suku Yahudi. Oleh karena itu jumlahnya tidak berkembang. Hanya sekitar 14 juta pemeluknya di seluruh dunia. Sementara agama Nasrani dan Islam karena disebarkan ke seluruh manusia di bumi.

BAB 2 SUMBER AJARAN ISLAM


Sumber ajaran Islam (Hukum Islam, Syariat Islam) itu ada tiga, yakni Al-Quran, As-Sunnah, dan Ijtihad. Yang pertama dan kedua asalnya langsung dari Allah SWT dan Nabi Muhammad Saw. Sedangkan yang ketiga merupakan hasil pemikiran umat islam, yakni para ulama mujtahid (yang berijtihad), dengan tetap mengacu kepada AlQuran dan As-Sunnah. 1.Al-Quran al-Karim Secara harfiah, Quran artinya bacaan (qoroa,yaqrou,quranan), sebagaimana firman Allah dalam Q.S. 75:17-18.

Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan membacanya. Jika Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaan itu.
Secara definitif dapat dikatakan, Al-Quran adalah kumpulan wahyu atau firman Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw, berisi ajaran tentang keimanan, peribadahan, dan budi pekerti. Al-Quran merupakan salah satu Kitabullah atau Kitab-Kitab Allah, yakni wahyuwahyu yang diterima para/Rasul Allah. Al-Quran adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw, bahkan terbesar pula di bandingkan mukjizat para nabi sebelumnya. Mukjizat para nabi terdahulu lebih bersifat inderawi, yakni bisa diamati dan dilihat langsung oleh indera penglihatan atau lainnya, untuk menampilkan rasa takjub terhhadap kaumnya. Kepada Nabi Muhammad Saw, Allah SWT memberikan mukjizat Al-Quran yang kekal abadi sepanjang zaman sehingga dapat disaksikan oleh semua umat manusia dari semua zaman dan tempat sampai akhir nanti. Al-Quran membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. 10:37 dan Q.S. 35:31. Tidak mungkin Al-Quran ini dibuat oleh selain Allah. Akan tetapi ia membenarkan

kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang ditetapkannya. Tidak ada keraguan di dalamnya dari Tuhan semesta alam(Q.S. 10:37). Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al-Quran itulah yang benar, membenarkan kitab-kitab sebelumnya...(Q.S. 35:31).
Al-Quran tersusun dalam 114 surat dengan 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Al-Quran diturunkan Allah dalam dua periode: 1.Periode Makkah Yakni selama 12 tahun 13 hari. Ayat-ayatnya disebut Ayat Makiyah. Ayat pertama turun adalah Q.S. Al-Alaq:1-5, ketika Nabi Muhammad berkhalwat di Gua

Hira tanggal 17 Ramadhan atau 6 Agustus 610 M yang dikenal sebagai Malam Qadar(Lailatul Qadar). 2.Periode Madinah Ayat-ayatnya disebut Ayat Madaniyah. Di Madinah pula ayat terakhir turun, yakni Q.S. 5:3, ketika Nabi Saw tengah menunaikan ibadah haji Wada di Arafah (9 dzulhijjah 10 H/Maret 632M). Al-Quran dalam wujud sekarang merupakan modifikasi atau pembukuan yang di lakukan para sahabat Zaid bin Tsabit pada masa Khalifah Abu Bakar, lalu pada masa Khalifah Utsman bin Affan dibentuk panitia ad hoc penyusunan mushaf Al-Quran yang diketuai Zaid. Karenanya, mushaf Al-Quran yang sekarang disebut pula

Mushaf Utsmany.
Al-Quran yang merupakan sumber utama ajaran Islam ini benar-benar merupakan kebenaran sejati sebagai pedoman hidup (way of life) manusia. Melalui Al-Quran lah Allah SWT menyatakan kehendak-Nya. Mengikuti tuntunan dan tuntutan Al-Quran berarti mengikuti kehendak-Nya. Itulah sebanya Allah sendiri yang menjamin keaslian Al-Quran sejak pertama kali diturunkan. Makanya, hingga kini apa yang ada dalam Al-Quran, itu pula yang diterima dan di catat para sahabat Nabi Saw. Hingga kini isinya masih dalam teks asli, tampa sedikit pun perubahan, baik dalam jumlah surat, ayat, bahkan huruf. Tidak tercampur didalamnya ucapan Nabi Muhammad Saw atau perkataan para sahabat. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran dan sesungguhnya Kami tetap memeliharanya(Q.S. 15:9). Salah satu indikasi keaslian Al-Quran adalah tidak adanya Quran tandingan karena manusia yang paling cerdas sekaligus paling membenci Al-Quran pun tidak akan sanggup membuatnya, Allah SWT sendiri menantangnya. Allah SWT mengingatkan dalam Al-Quran tentang terbaginya umat Islam kedalam tiga 1. Golongan zhalimu linafsih (menganiaya diri sendiri) 2. Golongan saabiqun bil-khairi (cepat berbuat kebajikan) 3. Golongan muqtashid (pertengahan)
Dewan penerjemah Al-Quran Depag RI (Al-Quran dan terjemahannya, Depag RI) memaknai ketiga golongan tersebut sebagai berikut: golongan pertama adalah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya, golongan kedua adalah orang yang kebaikannya amat banyak dan amat jarang berbuat kesalahan; dan golongan pertengahan adalah mereka yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya.

Al-Quran sebagai sumber aqidah, norma dan nilai, mengandung pokok-pokok ajaran sebagai berikut: 1.Pokok-pokok keyakinan atau iman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, dan hari akhir. 2.Pokok-pokok peraturan hukum 3. Pokok-pokok dan aturan tingkah laku atau nilai-nilai dalam etika tingkah laku 4.Petunjuk dasar tentang tanda-tanda alam yang menunjukkan eksistensi dan kebesaran Tuhan sebagai pencipta. 5.Kisah-kisah para nabi dan umat-umat terdahulu. 6.Informasi tentang alam ghaib seperti adanya jin, kiamat, surga dan neraka. 2.As-Sunnah al-Nabawiyyah As-Sunnah disebut juga Al-Hadist. Secara harfiyah (etimologis), Sunnah berarti adat istiadat (traditions). Secara maknawi (terminologis), Sunnah adalah segala perkataan, perbuatan, dan penetapan Nabi Muhammad Saw . Penetapan (taqrir) adalah persetujuan atau diamnya Nabi Saw terhadap perkataan dan perilaku sahabat. Kedudukan As-Sunnah sebagai sumber hukum Islam dijelaskan Al-Quran dan sabda Nabi Muhammmad saw.

Demi Tuhanmu,mereka pada hakikatnya tidak beriman sehingga mereka menjadikanmu (Muhammad) sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, lalu mereka tidak merasa berat hati terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima sepenuh hati(Q.S. 4:65) Apa yang diberikan Rasul(Muhammad ) kepadamu maka terimalah dan apa yang dilarangnya maka tinggalkan lah(Q.S. 59:7) Berpegang teguhlah kalian kepada Sunnahku dan kepada Sunnah Khulafaur Rasyidin setelahku(H.R Abu Daud).
Sunnah merupakan juru tafsir sekaligus (petunjuk pelaksanaan) Al-Quran . Sebagai contoh, Al-Quran menegaskan tentang kewajiban shalat dan berbicara tentang ruku dan sujud. Sunnah atau Hadist rasulullah-lah yang memberikan contoh langsung bagaimana shalat itu dijalankan, mulai takbiratul ihram ,doa iftitah, bacaan Al-Fatihah, gerakan ruku, sujud, hingga bacaan tahiyat dan salam. Ketika Nabi Muhammad Saw masih hidup ia melarang para sahabatnya menuliskan apa yang dikatakannya. Kebijakan itu dilakukan agar ucapan-ucapannya tidak bercampur-baur dengan wahyu (Al-Quran). Karenanya, seluruh Hadist waktu itu hanya berada dalam ingatan atau hafalan para sahabat

3.Ijtihad Ijtihad berasal dari kata ijtahada,artinya mencurahkan tenaga, memeras pikiran, berusaha keras, bekerja semaksimal mungkin. Secara terminologis, Ijtihad adalah berpikir keras untuk menghasilkan pendapat hukum atas suatu masalah yang tidak secara jelas disebutkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Pelakunya disebut mujtahid.Ijtihad merupakan dinamika Islam untuk menjawab tantangan aman. Ia adalah Semangat rasionalitas Islam dalam rangka hidup dan kehidupan modern yang kian kompleks permasalahannya. Banyak masalah baru yang muncul dan tidak pernah ada semasa hayat Nabi Muhammad Saw. Ijtihad diperlukan untuk merealisasikan ajaran Islam dalam segala situasi dan kondisi. Kedudukan ijtihad sebagai sumber hukum atau ajaran Islam ketiga setelah Al-Quran dan As-Sunnah, di indikasikan oleh sebuah Hadist (riwayat Tirmidzi dan Abu Daud) yang berisi dialog atau tanya jawab antara Nabi Muhammad Saw dan Muad bin Jabal yang diangkat sebagai Gubernur Yaman. Pada dasarnya, semua umat Islam berhak melakukan Ijtihad, sepanjang ia menguasai AlQuran, As-Sunnah, sejarah Islam, juga berahlak baik dan menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Lazimnya, Mujtahid adalah para ulama yang integritas keilmuan dan akhlaknya diakui umat islam. Hasil Ijtihad mereka dikenal sebagai fatwa. Jika Ijtihad dilakukan secara bersama-sama atau kolektif, maka hasilnya di sebut ijma atau kesepakatan.Dalam hal penggunaan potensi akal dalam kehidupan beragama, Mujtahid merupakan tingkatan tertinggi, di bawahnya adalah Muttabi dan Muqallid. Ada sejumlah metode dalam pelaksanaan Ijtihad, yakni Qiyas,Mashalih Mursalah,Istinbath,dan

Istihsan.

A.QIYAS Qiyas artinya mengukur atau mempersamakan, yakni memperbandingkan atau mempersamakan hukum suatu perkara dengan perkara lain berdasarkan persamaan illah(sebab yang mendasari ketetapan hukum). Misalnya, arak(khamr) diharamkan karna memabukkan (Q.S. 2:219) dan riba di haramkan karena mengandung unsur penganiayaan (Q.S. 2:275). Maka, secara Qiyas, benda dan hal lainpun jika ternyata memabukkan atau mengandung unsur penganiayaan menjadi haram juga. Kaidah Ushul Fiqih menyatakan,Hukum itu berputar menurut illlah-nya. B.MASHALIH MURSALAH Mashalih Mursalah adalah melakukan hal-hal yang tidak melanggar hukum, tidak dianjurkan Quran dan Sunnah, tetapi sangat di perlukan untuk memelihara kelestarian dan keselamatan agama, akal, harta,diri,dan keturunan. Misalnya, membukukan dan mencetak

Al-Quran dan Al-Hadist; menggaji muadzin, imam, khotib, dan guru agama, serta mengadakan perayaan peringatan Hari-Hari Besar Islam.

C.ISTINBATH Istinbath yaitu menghukumi suatu perkara setelah mempertimbangkan permasalahannya. Misalnya soal riba ( pembayaran berlebih atas utang atau pinjaman ). Bunga pinjaman bank secara istinbath dibolehkan karena pinjaman yang diberikan bersifat pinjaman-produktif. Tidak ada niat penganiayaan dalam bunga pinjaman itu karena pinjaman yang diberikan adalah bukan pinjaman komsumtif, tetapi untuk modal perusahaah yang telah berjalan. Kalau pinjaman itu komsumtif,yakni untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, maka haram hukumnya bunga yang ada dalam pinjaman itu. Namun demikian, ada pula pendapat yang tetap mengharamkan bunga pinjaman produktif karena tetap mengandung unsur penganiayaan, bank tidak mau tahu apakah usaha seseorang itu untung atau rugi. D.ISTIHSAN Istihsan adalah penetapan hukum dengan penyimpangan dari hukum umum kepada hukum khusus untuk mencapai kemanfaatan. Misalnya, menanami tanah wakaf yang di wakafkan untuk pendirian masjid sambil menunggu biaya pembangunan.Hasilnya dijual dan disediakan untuk biaya pembangunan masjid. Contoh lain adalah lupa makan dan minum selagi berpuasa. Hadist menyebutkan, orang yang berbuat demikian dianjurkan meneruskan puasanya, tampa penjelasan batal tidaknya puasa orang tersebut. Namun orang yang berwudhu lalu lupa atau tampa sengaja mengeluarkan angin, ditetapkan batal wudhunya. E.IJMA Ijma adlah kesepakatan para ulama tentang suatu perkara, meliputi: a. Ijma Qauli, yaitu para ulama berijtihad bersama-sama atau sendiri-sendiri tentang suatu masalah lalu memutuskan hukum yang sama b. Ijma Amali, yaitu kesepakatan yang tidak diucapkan namun tercermin dalam kesamaan sikap dan pengamalan. c. Ijma Sukuti, yaknimenyetujui dengan cara mendiamkan. Ulama tertentu menetapkan hukum atas suatu perkara dan ulama lain tidak membatalkannya.

BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan : Setiap muslim wajib menaati kemauan atau kehendak Allah SWT. Rasul dan ulul amri ( penguasa). Kehendak Allah yang berupa ketetapan tersebut kini tertulis dalam Al-Quran, kehendak Rasulullah terhimpun dalam kitab-kitab hadits, kehendak penguasa termaktub dalam kitab-kitab fikih. Yang dimaksud penguasa dalam hal ini adalah orang-orang yang memenuhi syarat untuk berijtihad karna kekuasaan berupa ilmu pengetahuan untuk mengalirkan ajaran hukum islam dari dua sumber utamanya Al-Quran dan kitabkitab hadist. Jadi, hukum islam ada 3 yaitu Al-Quran, As-Sunnah, dan Ijtihad. Ketiga sumber itu merupakan rangkaian kesatuan dengan urutan seperti yang sudah di sebutkan . Al-Quran dan As-Sunnah merupakan sumber utama ajaran islam, sedangkan Al Ijtihad sumber ketiga atau sumber pengembangan.

Daftar pustaka
1. Zainab, Al-Ghazali. 1995. Menuju Kebangkitan Baru. Gema Insani Press: Jakarta. 2. Razak, Drs. Nasaruddin. 1989. Dienul Islam. Al-Marif: Bandung. 3. Rahman, Abd. Rasyid dkk. 2011. Pendidikan Agama Islam.UPT MKU Universitas Hasanuddin: Makassar.

10

You might also like