You are on page 1of 3

Hormon (dari kata Yunani hormaein yang berarti menggiatkan) pada khususnya dibentuk di suatu tempat, akan tetapi

menunaikan fungsinya di tempat lain. Pada tumbuhan tidak diketahui adanya berjenis-jenis hormon seperti yang terdapat pada hewan dan manusia. Fitohormon adalah bahan atau zat pengatur tumbuh tanaman yang dihasilkan oleh tanaman itu sendiri. Zat ini efektif bekerja pada kadar yang sangat rendah, tempat di buat berbeda dengan tempat bekerjanya. Transpornya berlangsung lewat berkas pengangkut. Kadang-kadang tempat bekerjanya juga merupakan tempat pembuatannya, namun berbeda sel. Berkaitan dengan hormon tumbuhan, saat ini banyak senywa sintetik yang mempunyai aktivitas seperti hormon maka digunakan istilah zat pengatur tubuh (ZPT) atau zat pengatur tubuh untuk senyawa-senyawa yang dibuat secara sintetik. ZPT yang mencakup baik zat-zat endogen maupun zatzat eksogen (sintetik) tersebut berperan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman untuk kelangsungan hidupnya (Wattimena 1988). Saat ini telah berhasil dibuat senyawa-senyawa sintetik yang mempunyai aktifitas sama dengan fitohormon (Mulyoprawiro, 1987). Zat pengatur tubuh didefinisikan sebagai senyawa nutrient jika dipergunakan dalam jumlah sedikit akan mempengaruhi proses fisiologi pertumbuhan dan perkembangan tanaman atau lebih praktisnya dapat diartikan bahwa ZPT adalah baik buatan atau asli jika diperlakukan ke tanaman akan mengubah proses hidup atau struktur tanamn untuk memperbaiki kualitas, manaikkan atau memperbaiki panen (Mulyoprawiro,1987). Zat pengatur tumbuh di dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu: auksin, sitokinin, giberelin, etilen, dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologi. Menurut Sriyanti dan Wijayani (1994) ZPT diperlukan sebagai komponen media bagi pertumbuhan dan diferensiasi. Tanpa penambahan ZPT dalam media, pertumbuhan sangat terhambat bahkan mungkin tidak tumbuh sama sekali. Pembentukan kalus dan organ-organ ditentukan oleh penggunaan ZPT yang tepat dari ZPT tersebut. Pertumbuhan tidak hanya dipengaruhi oleh salah satu hormon, tetapi merupakan hasil kerjasama antara kelima kelompok hormo tersebut. Senyawa-senyawa yang tergolong auksin meliputi IAA (Indol Acetic Acid), IBA (Indol Butyric Acid), NAA (naphtalane Acetic Acid), 2,4-D (2,4 Dichlorofenoxy Acetic Acid). Rangsangan auksin yang paling kuat terutama adalah terhadap sel-sel meristem apical batang dan koleoptil. Pengaruh auksin terhadap perkembangan sel menunjukkan adana indikasi bahwa auksin dapat menaikkan tekanan osmotic, meningkatkan sintesis protein, meningkatkan permeabelitas sel terhadap air, dan melunakkan dinding sel yang diikuti menurunnya tekanan dinding sel sehingga air dapat masuk ke dalam sel yang disertai kenaikan volume sel. Dengan adanya kenaikan sintesis protein, maka dapat digunakan sebagai sumber tenaga dalam pertumbuhan (Sriyanti & Wijayani, 1994). Pada batang sebagian besar spesies, kuncup apikal memberikan pengaruh yang menghambat pertumbuhan kuncup lateral (ketiak), dengan kata lain terjadi dominansi apikal. Hal ini terjadi karena pertumbuhan pucuk apikal menghambat atau mencegah pertumbuhan kuncup lateral atau samping. Adanya dominansi apikal ini mengandung nilai pertahanan hidup yang pasti, karena bila kuncup apikal rusak atau dimakan hewan atau patah oleh kuatnya hembusan angin, maka hal ini akan memacu pertumbuhan kuncup samping dan menjadi tajuk utama. Efek dominansi apikal lainnya adalah menyebabkan terjadinya percabangan di bagian bawah yang tumbuh agak mendatar,

pertumbuhan mendatar ini mengakibatkan cabang terhindar dari naungan sehingga produktivitas fotosintesis meningkat. Aktivitas fitohormon juga berhubungan dengan kondisi lingkungan, contohnya aktivitas auksin dapat dipengaruhi oleh cahaya. Telah dibuktikan bahwa sinar dapat merusak auksin dan dapat pula menyebabkan pemindahan auksin kea rah menjahui sinar. Pengkasan unjung koleoptil tumbuhan Avena yang diletakkan di atas blok agar-agar yang tengahnya disekat dengan suatu papan dari mika (plastic), ternyata setelah disinari dari satu arah tertentu mengakibatkan konsentrasi auksin di kedua blok tidak sama. Hal ini menunjukkan bahwa arah sinar mempengaruhi distribusi auksin.

pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, persentase biji kacang hijau yang diberi perlakuan dengan air dan larutan IAA lebih besar dari perlakuan lainnya. Sehingga jenis zat pengatur tumbuh yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut merupakan air dan IAA. Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal, sedangkan fungsi IAA merupakan senyawa yang bertindak sebagai hormon auksin atau hormon pertumbuhan. Zat pengatur tumbuh sangat berperan dalam proses perkecambahan. Semakin tinggi konsentrasi larutan ZPT maka persentase biji kacang hijau yang berkecambah semakin banyak. Dari hasil di atas menunjukkan bahwa proses perkecambahan biji sangat dipengaruhi oleh konsentrasi suatu larutan, jenis larutan dan potensi air pada zat tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti halnya lingkungan, tetapi juga oleh hormon yang ada didalam tanaman. Hormon bisa mempengaruhi tingkat produktifitas maupun kualitasnya. Hormon yang berasal dari bahasa Yunani yaitu hormaein ini mempunyai arti merangsang, membangkitkan atau mendorong timbulnya suatu aktivitas biokimia. Maka hormon tanaman dapat didefinisikan sebagai senyawa organik tanaman yang bekerja aktif dalam jumlah sedikit, ditransportasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologi tanaman. Zat pengatur tumbuh terdiri dari beberapa jenis, yaitu auksin, giberelin, sitokinin, ethylen, dan asam absisat (ABA). Auksin merupakan salah satu dari kelompok hormon tanaman seperti indolasetat yang berfungsi untuk merangsang pembesaran sel, sintesis DNA kromosom, serta pertumbuhan sepanjang aksis longitudinal tanaman. Giberelin merupakan hormon perangsang pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari Gibberella fujikuroi atau Fusarium moniliforme. Sitokinin merupakan hormon tumbuhan turunan adenin dan berfungsi untuk merangsang pembelahan sel dan diferensiasi mitosis, disintesis pada ujung akar dan ditranslokasi melalui pembuluh xylem. Ethylen (Prothephon) merupakan hormon yang berupa gas yang dalam kehidupan tanaman aktif dalam proses pematangan

buah. Asam absisat (ABA), sebagai penghambat tumbuh (Inhibitor) pada saat tanaman mengalami stress, fitohormon ini digunakan untuk mengompakkan pertumbuhan batang agar tanaman terlihat sangat baik. Pada komposisi dan perlakuan tertentu dapat merangsang pertumbuhan tunas anakan dengan cepat dan serentak. Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air). Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini merupakan murni fisik . Selain itu proses perkecambahan juga dipengaruhi oleh faktor dalam yaitu meliputi : tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan.

You might also like