You are on page 1of 3

DEDIKASI PEREMPUAN INDONESIA UNTUK KEMAJUAN BANGSA Srikandi bangsa, oase segar ditengah semrawutnya negeri ini Oleh

: Herlina Dedy Listiani

Perempuan seolah selalu menjadi topik menarik untuk dibicarakan, perempuan memiliki keistimewaan yang tidak cukup dimanuskripkan dengan bentuk tulisan apapun. Perempuan mampu merobohkan seorang kesatria tangguh sekalipun, ia selalu dispesialkan oleh seluruh penghuni bumi tak mengenal ras, suku dan agama. Dalam agama Hindu misalnya, meski ada sistem pengkastaan, tetapi baik perempuan dari kastra brahmana, Ksatria bahkan sudra sekalipun seorang perempuan dijelaskan sebagai seorang sarjana, lebih jauh keutamaan seorang perempuan atau wanita di dalam kitab suci Veda dinyatakan memiliki sifat innovatif, cemerlang, mantap, memberi kemakmuran, diharapkan untuk cerdas menjadi sarjana, gagah berani dan dapat memimpin pasukan ke medan pertempuran dan senantiasa percaya diri. Pun dalam Nasrani, sosok Bunda Maria rasanya sudah cukup menggambarkan keagungan seorang perempuan dalam agama Nasrani. Lalu dalam Islam, keistimewaan perempuan atau wanita dijelaskan lebih jauh lagi, Rasulullah menyebut wanita sebagai madrasah umat, sebagai tiang Negara. Rasullulah meminta agar seorang wanita diperlakukan dengan penuh kelembutan dan penuh hormat. Dalam Al-Quran sendiri terdapa ayat khusus tentang wanita, ini menunjukan betapa agungnya kedudukan wanita. Klimaksnya ada pada bahwa Islam menegaskan Surga ada ditelapak kaki Ibu(perempuan). Tentu ada indikasi mengapa perempuan memiliki kedudukan agung sedemikian rupa seperti yang sudah disebutkan diatas, yaitu perannya sendiri sebagai rekonstruksi peradaban, menjadi madrasah ummat dalam pendidikan berbalut peran sebagai ibu, dan sebagai setrum penyemangat untuk menguatkan langkah kontributas seorang suami. Akan tetapi, nilai falsafah dan kemurnian kedudukan wanita seolah dipertanyakan lagi hari ini seiring dengan maraknya tindak demoral terhadap kaum wanita, seperti perdagangan wanita atau women trafficking yang terakhir diberitakan pada Desember 2012 lalu terjadi pada salah satu panti pijat dikawasan Tanggerang, tindak asusila seperti pemerkosaan, kekerasan rumah tangga, dan terakhir kasus TKI. Dan tentu banyak penyebab akan maraknya kasus tersebut, salah satu penyebabnya adalah tidak lain terjadinya degradasi kualitas perempuan Indonesia itu sendiri, karena jika dari awal perempuan sadar akan potensi ketangguhan dirinya

maka ia akan menjaga kualitas dirinya dengan terus belajar dan mengambil peran tidak hanya dikeluarga tetapi dimasyarakat, dalam keluarga ia menjadi pendidik dan teladan bagi anaknya, serta istri yang memahami, menyayangi dan menjaga kehormatan suami. Pun di masyarakat, karena ketangguhannya seorang wanita mampu ikut berkontribusi dalam kegiatan

kebermasyarakatan, itulan seharusnya wanita yang jika tercipta kualitas yang baik, kekuatan dibalik kelembutan, berpengetahuan maka tidakk akan ada bentuk pelecehan apapun, karena semua menghormati keberadaannya. Tetapi sayannya, degradasi yang terjadi kurang lebih karena banyak kesalahan dalam memahami emansipasi. Padahal jika merujuk kepada sejarah, wanita banyak mengambil peran dalam peradaban ini khusunya di Indonesia. Sebut saja Cut Nyak Dien di Aceh, lalu ada Dewi Sartika di Jawa Barat, di Jawa ada R.A Kartini dan di Sulawesi ada Martha Christia Tiahahu. Nama mereka terdengar sampai hari ini karena kegigihannya untuk senantiasa menjaga kualitas dirinya, untuk ikut mengambil peran dalam permasalahan bangsa. Setelah tahu bahwa perempuan dengan keistimewaanya mampu mengambil andil dalam perubahan tata kehidupan seperti para srikandi bangsa diatas. Lalu, yang perlu dikaji disini adalah mungkinkah sosok srikandi itu lahir kembali hari ini? Sungguh akan menjadi oase segar jika srikandi itu bermunculan untuk ikut menyalakan lilin ditengah kondisi kegalapan bangsa Indonesia saat ini dengan beragam permasalahan. Srikandi bangsa itu hakikatnya selalu ada, ia seolah berkluster menurut generasinya masing-masing. Kita tahu, nama-nama di atas Nyi Ageng Serang, Martha Christia Tiahahu berjuang jauh sebelum Indonesia merdeka sekitar tahun 1800-1900an. Lalu dalam

memperjuangkan kemerdekaan, kita mengenal Dewi Sartika yang wafat di tahun 10947, ia berjuang memperjuangkan pendidikan. Lalu ada Roehana Kudus, ia seolah mematikkan semangat nasionalisme para perempuan Indonesia. Pun hari ini, Megawati Soekarno puteri menjadi wanita pertama untuk memimpin Negara ini. Marwah Daud Ibrahim, semakin menegaskan bahwa wanita mampu berkiprah dalam dunia politik. Seolah menjadi refleksi akan kluster srikandi bangsa hari ini, seolah menjadi pertanyaan besar akankah terjadi estafet perjuangan srikandi bangsa itu seperti halnya perjuangan Nyi

Ageng Serang yang kemudian dilanutkan oleh Dewi sartika, perjuangan Roehanaa Kudus dilanjutkan oleh Marwah Daud Ibrahim. Dan kita semua, khususnya kaum parempuan mari meneriakan, srikandi bangsa itu ada. Srikandi bangsa hari ini bertebaran, bersiap menjadi oase

bangsa, menjadi penerang banyaknya permasalahan, dan yang lebih mendasar bersiap menjadi produsen lahirnya putra-putri tangguh dengan mengoptimalkan perannya sebagai pendidik utama seorang anak. Permasalahan yang menimpa bangsa Indonesia hari ini terutama mengenai perempuan Indonesia seperti yang disebutkan diatas, jika menurut Anies Baswedan jangan mengutuk kegelapan mari nyalakan lilin. Biarlah yang sudah banyak terjadi mengenai degradasi perempuan menjadi sejarah kelam yang harus menjadi pendorong semangat untuk memperbaikinya, hari ini kita semua bersiap menyalakan lilin menjadi penerang bangsa. Perempuan yang bisa menjaga fitrahnya sebagi perempuan dan mampu berpikir dan persikap global, menyeimbangkan kualtias Intelektual, emosional dan spiritual. Memperkuat proteksi diri untuk tidak tergerus modernisasi, akan tetapi mampu memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas diri. Dan ketika itu pula ibu pertiwi akan tersenyum menyambut kehadiran srikandi bangsa yang sudah lama ia rindukan. Dan bertebaranlah kamu wahai Srikandi bangsa.menebar benih cinta untuk mencetak putraputri tangguh bangsa, menjadi oase menyegarkan ditengah semrawutnya negeri ini.. dan bertebaranlah kamu waha srikandi bangsa.

You might also like