You are on page 1of 2

Final Report Review Desain Bendungan Logung

9.1. UMUM Jalan masuk proyek bendungan Logung direncanakan mulai dari jalan aspal kecamatan Dawe, sepanjang 500 meter ke arah sungai Logung. Pertigaan ini dipakai sebagai titik awal jalan dan berakhir di BM.LG.00 tumpuan kanan. Ruas jalan ini dipilih dengan pertimbangan :

Panjang jalan paling pendek dari jalan aspal. yang mungkin timbul dan memudahkan bilamana ada penentuan perubahan trase baru.

Pemukiman di kanan dan kiri rencana jalan tidak ada, sehingga mengurangi dampak sosial

Jalan masuk bendungan Logung dapat diklasifikasikan sebagai :


menurut fungsinya menurut kelas

: Jalan Lokal : Kelas III B

menurut medan jalan : Perbukitan

Kondisi ruang jalan ruas Kandangmas - Bendungan Logung saat ini, dari Sta 0+0,00 sampai dengan Sta 0+500 masih berupa tanah dan belum ada perkerasan. Dan pada ruas jalan Sta 0+0,00 sampai 0+500 (akhir acces road) berupa jalan setapak. Berdasarkan kondisi ruang jalan yang ada maka perlu diadakan perbaikan baik alignment horisontal atau alignment vertikal untuk dapat mengoptimalkan lalu lintas yang lewat sesuai dengan standar geometrik yang ada. Bangunan pelengkap yang ada perlu diperbaiki untuk dapat mendukung lalu-lintas yang baru, terutama agar tidak menjadi kendala selama pembangunan bendungan Logung 9.2. PERENCANAAN GEOMETRI 9.2.1. Alignment Horisontal Desain Alignment Horisontal dilakukan untuk mencari trase yang baru dengan jari-jari kelengkungan yang disyaratkan dan trase yang baru yang lebih pendek. Dalam perencanaan alignment horisontal ini ada beberapa kriteria yang digunakan, yaitu : - Sebagai jalan Lokal - Medan jalan termasuk daerah bukit - Kecepatan rencana diambil 30 km/jam - Perencanaan as jalan pada daerah pemukiman dan jalan desa diupayakan tetap mendekati as lama, sehingga seluruh lebar badan jalan masih di daerah Damija. - Perencanaan as jalan pada hutan jati diupayakan mencari trase jalan terdekat. 9.2.2. Alignment Vertikal Disain Alignment vertikal dilakukan untuk mendapatkan trase dengan kelandaian yang sesuai dengan yang disyaratkan. Beberapa kriteria yang digunakan dalam perencanaan alinement vertikal, yaitu :

IX - 1

Final Report Review Desain Bendungan Logung

- Kecepatan rencana diambil 30 km/jam - Perencanaan kelandaian maksimum adalah 10 %. - Perencanaan dijalan eksisting yang berupa tanah, dilakukan striping setebal 20 cm 9.3. PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN Tebal perkerasan Jalan masuk / Access Road direncanakan dengan mengunakan tebal perkerasan lentur. Metode perkerasan lentur yang dipakai adalah Metode Bina Marga. Metode Bina Marga ini adalah modifikasi dari AASHTO 1972 revisi 1981. Modifikasi yang dilakukan oleh Bina Marga dimaksudkan untuk penyesuaian dengan kondisi alam, lingkungan, sifat tanah dasar dan jenis lapis perkerasan yang umum dipergunakan di Indonesia. Edisi terakhir dari Metode Bina Marga dikeluarkan tahun 1987, yaitu pada " Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Methode Analisa Komponen, SKBI-2.3.26. 1987 UDC : 625.73 (02). Susunan lapisan perkerasan jalan masuk yang diusulkan dapat dilihat pada gambar berikut ini.

9.4. TIPIKAL POTONGAN MELINTANG JALAN MASUK Hasil perencanaan jalan masuk ke lokasi rencana bendungan Logung digambarkan pada tipikal potongan melintang pada Gambar 9.1. berikut ini.

IX - 2

You might also like