You are on page 1of 103

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK MENENTUKAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH

SKRIPSI

Oleh

Djamila Podungge
531408021

PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Juli 2012

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK MENENTUKAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Sistem Informasi

Oleh

Djamila Podungge
531408021

PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Juli 2012

ii

iii

iv

Motto dan Persembahan


Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim (Ibnu abdil Bari)

Sebesar apapun kebenaran masih ada setitik kesalahan dan sebesar apapun kesalahan masih ada setitik kebenaran (Mila)

Berbahagialah atas apa yang kau dapat hari ini serta memohonlah kepada Allah untuk kebaikan hari esok (Al-Hadis)

Kupersembahkan kepada Orang tua sebagai peletak dasar pendidikan, pemberi dorongan dan doa serta Keluarga tercinta yang selalu menjadi sumber motivasi. Untuk semua teman-teman angkatan 08 serta rekan-rekan senasib dan seperjuangan yang tak dapat disebutkan satu persatu.
Thanks for everything ^_^
Fakultas Serta Almamater Tercinta Tempat Menimba Ilmu TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012

vi

KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Wr. Wb Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan ridho dan hiyah-Nya, penyusun memperoleh kesempatan, kesehatan serta kemampuan untuk dapat menyusun dan merampungkan Skripsi dengan judul Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Pemilihan Pengawas Sekolah Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango. Begitu banyak hambatan dan rintangan yang dihadapi selama menyelesaikan penyusunan skripsi ini, namun dengan adanya ketekunan, keuletan, kesabaran, bimbingan dari dosen dan ridho Allah SWT serta bantuan semua pihak, maka makalah ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materil selama masa perkuliahan. 2. Bapak Dr. H. Syamsu Qamar Badu, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG), beserta para pembantu Rektor. 3. Ibu Ir. Rawiyah Husnan, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo beserta para Pembantu Dekan. 4. 5. Bapak Arip Mulyanto, M.Kom, selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika. Bapak Agus Lahinta, ST, M.Kom, selaku Ketua Program Studi Strata I Sistem Informasi yang telah memberikan petunjuk dan arahan dalam penyelesaian Skripsi ini.

vii

6.

Bapak Mukhlisulfatih Latief, S.Kom., MT, selaku pembimbing I yang telah membantu dan memberikan arahan dalam penyelesaian Skripsi ini.

7.

Bapak Ahmad Feriyanto Alulu, ST.,M.Cz, selaku pembimbing II yang telah membantu dan memberikan arahan dalam penyelesaian Skripsi ini.

8.

Seluruh Dosen pengajar Strata Satu (S-I) Teknik Informatika Universitas Negeri Gorontalo, yang telah mendidik dan memberikan berbagai bekal pengetahuan yang tak ternilai harganya kepada penyusun selama mengikuti perkuliahan.

9.

Bapak Drs. Hi. Endang Puluhulawa selaku coordinator pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango.

10. Teman-teman mahasiswa Srata Satu (S-I) Teknik Informatika Universitas Negeri Gorontalo angkatan 2008 yang selalu membantu dalam situasi senang ataupun susah. 11. Teman-teman terbaik, Farid, Sukma, Is, Ayu, Maya, Nita, KAny, Mita, Mudin, Emen serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan skripsi. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang turut memberikan andil dalam penyusun Skripsi ini. Semoga bantuan, bimbingan serta petunjuk yang telah diberikan berbagai pihak akan memperoleh imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Aamiiiin Ya Robbal Alamin. Wassalamu Alaikum Wr. Wb Gorontalo, Juli 2012

Penyusun

viii

Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (Ahp) Untuk Menentukan Pemilihan Pengawas Sekolah
Djamila Podungge, Mukhlisulfatih Latief, Ahmad Feriyanto Alulu 1)

INTISARI
Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dalam mengambil keputusan. Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan menerapkan sebuah sistem pendukung keputusan. Salah satunya adalah masalah dalam pemilihan pengawas sekolah yang multikriteria. Tujuannya yaitu untuk mempermudah pengambil keputusan dalam menentukan pengawas sekolah yang berkualitas. Dalam sistem pendukung keputusan ada beberapa metode yang dapat digunakan, namun dalam penelitian ini penyusun menerapkan metode analytical hierarchy process (AHP). Dalam pemilihan pengawas sekolah yang berkualitas atau yang layak menjadi pengawas sekolah, ada beberapa kriteria yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan, antara lain pendidikan, jabatan, pengalaman kerja, pangkat / golongan dan usia. Adapun hasil akhir dari penelitian ini yaitu hasil prioritas global kriteria pengawas sekolah yang akan diurutkan dari nilai tertinggi hingga terendah, sehingga pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango dapat dengan mudah dalam mengambil keputusan tentang pemilihan pengawas sekolah serta hasilnya lebih akurat. Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchy Process, Pemilihan Pengawas Sekolah.

ix

The Appliying Method Of Analytical Hierarchy Process (Ahp) In Determining The Election Of School Supervisor
Djamila Podungge, Mukhlisulfatih Latief, Ahmad Feriyanto Alulu 1)

ABSTRACT
Decision support system is a system that help decision maker to making decision. There a lot of problem that can be solved by using decision support system. One of the problem is selecting school supervisors in multi-criteria. The purpose is to facilitate decision maker in determining quality school supervisor. There are several method can be used on decision support system, but in this case the researcher used Analytical Hierarchy Process (AHP). In choosing school supervisor who has quality or proper on their job there are some base criteria such as education, job position, work experience, promotion, and age. The result of this study reveals that the priority criteria global result of school supervisor will be arrange from the last to top of score. So the Department of Education of Bone Bolango District can be easily to make decision about election of school supervisor and the result accurately. Keywords : decion support system, Analytical Hierarchy Process, election of school supervisor.

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iii SURAT PERSETUJUAN ................................................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v MOTO DAN PERSEMBAHAN .. vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii INTISARI .......................................................................................................... ix ABSTRACT.. . x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ A. Latar Belakang.................................................................................. B. Rumusan Masalah............................................................................. C. Ruang Lingkup Penelitian................................................................ D. Tujuan Penelitian.............................................................................. E. Manfaat Penelitian............................................................................ BAB II

1 1 2 3 3 3

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4 A. Sistem Pendukung Keputusan.......................................................... 4 1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan................................... 5 2. Dasar-dasar Sistem Pendukung Keputusan................................. 5 3. Komponen Sistem Pendukung Keputusan.................................. 6 4. Karakteristik Simtem Pendukung Keputusan.............................. 7 5. Metode Sistem Pendukung Keputusan........................................ 9 B. Pemilihan Pengawas Sekolah.......................................................... 13 1. Pengertian Pengawas Sekolah..................................................... 13 2. Tugas Pokok Pengawas Sekolah................................................. 14 C. Penelitian Terkait............................................................................. 14 16 16 16 17 17 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... A. Objek Penelitian ............................................................................. B. Metode Penelitian .......................................................................... C. Teknik Pengumpulan Data............................................................. D. Tahapan Penelitian ......................................................................... E. Jadual Penelitian ............................................................................
xi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN. ..................................................... A. Gambaran Umum Organisasi ..................................................... 1. Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango ............. 2. Struktur Organisasi .............................................................. B. Hasil Penelitian dan Pembahasan............................................... 1. Analisis Sistem ..................................................................... a. Deskripsi Sistem ............................................................ b. Bagan Alir Sistem Yang Berjalan .................................. c. Analisis Permasalahan ................................................... d. Analisis Kebutuhan Sistem Pendukung Keputusan ....... e. Analisis Pemecahan Masalah dengan Metode AHP ...... f. Analisis Proses ............................................................... 2. Perancangan Sistem ............................................................. a. Perancangan Flowchart Sistem Prioritas Kriteria .......... b. Perancangan Flowchart Sistem Prioritas Subkriteria .... c. Perancangan Flowchart Sistem Prioritas Global ........... d. Diagram Arus Data ........................................................ e. Diagram Konteks ........................................................... f. DAD Level 0 .................................................................. g. Relasi Tabel .................................................................... h. Hubungan Antar Tabel ................................................... i. Rancangan Database ...................................................... j. Rancangan Form Input Data Pengawas ......................... k. Rancangan Form Proses ................................................. l. Rancangan Output .......................................................... 3. Testing dan Implementasi Sistem ........................................

21 21 21 24 25 25 25 26 26 27 28 49 50 52 53 54 54 55 56 57 58 59 60 61 66 70

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 83 4.1 Kesimpulan ................................................................................ 83 4.2 Saran ........................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA. ... 85 LAMPIRAN SK.. .. 86

xii

DAFTAR TABEL No. Tabel Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22 Tabel 4.23 Tabel 4.24 Tabel 4.25 Tabel 4.26 Tabel 4.27 Nama Tabel Halaman

Nilai Skala Perbandingan Berpasangan. ......................................... 10 Daftar Indeks Random Konsistensi. ................................................ 13 Jadual Pelaksanaan Penelitian. ........................................................ 20 Matriks Perbandingan Berpasangan ................................................ 29 Matriks Nilai Kriteria ...................................................................... 30 Matriks Penjumlahan Setiap Baris .................................................. 31 Perhitungan Rasio Konsistensi........................................................ 32 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pendidikan ............... 34 Matriks Nilai Kriteria Pendidikan ................................................... 34 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pendidikan.................. 35 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pendidikan ....................... 35 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Jabatan ..................... 36 Matriks Nilai Kriteria Jabatan ......................................................... 37 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Jabatan........................ 37 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Jabatan ............................. 38 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pengalaman Kerja .... 39 Matriks Nilai Kriteria Pengalaman Kerja ....................................... 40 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pengalaman Kerja ...... 40 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pengalaman Kerja ............ 41 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pangkat / Golongan . 42 Matriks Nilai Kriteria Pangkat / Golongan ..................................... 43 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pangkat / Golongan .... 43 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pangkat / Golongan ......... 44 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Usia .......................... 45 Matriks Nilai Kriteria Usia.............................................................. 46 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Usia ............................ 46 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Usia .................................. 47 Matriks Hasil ................................................................................... 48 Data Calon Pengawas Sekolah ........................................................ 48 Hasil Akhir ...................................................................................... 48

xiii

Tabel 4.28 Tabel 4.29 Tabel 4.30 Tabel 4.31 Tabel 4.32 Tabel 4.33 Tabel 4.34 Tabel 4.35 Tabel 4.36 Tabel 4.37 Tabel 4.38 Tabel 4.39 Tabel 4.40 Tabel 4.41 Tabel 4.42 Tabel 4.43

Identifikasi External Entity ............................................................. 54 Rancangan Tabel Pengawas ............................................................ 62 Rancangan Tabel Kriteria ............................................................... 62 Rancangan Tabel Subkriteria .......................................................... 62 Rancangan Tabel Hasil ................................................................... 62 Rencana Pengujian Sistem .............................................................. 76 Pengujian Login (Data Normal) ...................................................... 76 Pengujian Login (Dta Salah) ........................................................... 76 Pengujian Input Data User (Data Normal) ...................................... 77 Pengujian Input Data User (Data Salah) ......................................... 77 Pengujian Input Data Pengawas (Data Normal) ............................. 77 Pengujian Input Data Pengawas (Data Salah) ................................. 78 Pengujian Nilai (Data Normal) ....................................................... 78 Pengujian Nilai (Data Salah) ........................................................... 79 Pengujian Nilai Hasil Penilaian (Data Normal) .............................. 79 Pengujian Nilai Hasil Penilaian (Data Salah) ................................. 80

xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Gambar 2.1 Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Gambar 4.10 Gambar 4.11 Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14 Gambar 4.15 Gambar 4.16 Gambar 4.17 Gambar 4.18 Gambar 4.19 Gambar 4.20 Gambar 4.21 Gambar 4.22 Gambar 4.23 Gambar 4.24 Gambar 4.25 Gambar 4.26 Gambar 4.27 Gambar 4.27 Gambar 4.27

Nama Gambar Halaman Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan.................................. 7 Tahapan Penelitian .................................................................... 18 Struktur Organisasi .................................................................... 24 Bagan Alir Sistem Berjalan ....................................................... 26 Flowchart Penentuan Prioritas Kriteria..................................... 52 Flowchart Penentuan Prioritas Subkriteria ............................... 53 Flowchart Penentuan Prioritas Global ...................................... 54 Diagram Konteks....................................................................... 55 DAD Level 0 ............................................................................. 56 Relasi Tabel ............................................................................... 57 Hubungan Antar Tabel .............................................................. 58 Rancangan Form Input Data Pengawas .................................... 59 Rancangan Form Proses Matriks Perbandingan Berpasangan .. 61 Rancangan Form Proses Matriks Nilai Kriteria ........................ 62 Rancangan Form Proses Matriks Penjumlahan Setiap Baris .... 63 Rancangan Form Proses Perhitungan Rasio Konsistensi .......... 64 Rancangan Form Proses Perhitungan Nilai Akhir .................... 65 Rancangan Form Output Untuk Laporan .................................. 66 Laporan Hasil Akhir .................................................................. 67 Laporan Pengawas TK / SD ...................................................... 68 Laporan Pengawas SMP / SMA ................................................ 69 Tampilan Form Input Data User ............................................... 71 Tampilan Form Input Data Pengawas ....................................... 71 Tampilan Form Matriks Perbandingan Berpasangan ................ 72 Tampilan Form Matriks Nilai Kriteria ...................................... 72 Tampilan Form Matriks Penjumlahan Setiap Baris .................. 73 Tampilan Form Perhitungan Rasio Konsistensi ........................ 73 Tampilan Form Penilaian Hasil Akhir ...................................... 74 Tampilan Laporan Hasil Akhir ................................................. 74 Tampilan Laporan Pengawas TK / SD ...................................... 75 Tampilan Laporan Pengawas SMP / SMA ............................... 75

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Nama Gambar Lampiran 1

Halaman

Lampiran SK ............................................................................. 86

xvi

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Pengawas sekolah yang berkualitas mendukung pendidikan yang bermutu.

Pengawas Sekolah adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan dasar dan menengah. Pengawas melakukan penilaian, yaitu penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria (tolak ukur) yang di tetapkan terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dengan adanya penilaian, akan di ketahui posisi atau proses pendidikan. Sedangkan pembinaan mengandung pengertian memberikan pengarahan, memberikan bimbingan, memberikan contoh dan memberikan saran dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Untuk dapat diangkat sebagai pengawas sekolah / madrasah, seseorang wajib memenuhi standar pengawas sekolah yang berlaku secara nasional. Mengingat kriteria dalam pemilihan pengawas sekolah bersifat multikriteria,

ditambah lagi mekanisme penilaiannya yang masih menggunakan perhitungan secara manual. Pemilihan atau penyeleksian pengawas sekolah yang masih ditangani oleh manusia dan terkadang tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, memungkinkan terjadinya pemilihan pengawas yang tidak objektif,

sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam pemilihan pengawas sekolah serta data yang dihasilkan tidak akurat. Untuk mendukung dalam pemilihan pengawas sekolah, dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango dalam pengambilan keputusan untuk pemilihan pengawas sekolah yang berkualitas yaitu melalui penerapan sebuah metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Pada permasalahan pemilihan pengawas sekolah dengan penilaian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, guna membantu dalam proses perengkingan pengawas sekolah dan untuk menggetahui apakah pengambilan keputusan tersebut akurat atau tidak. Dengan adanya penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam pemilihan pengawas sekolah, diharapkan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango dapat melakukan pengambilan keputusan dengan cepat dan akurat dalam hal pemilihan pengawas sekolah. Berdasarkan uraian diatas maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul : PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK MENENTUKAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH.

B. 1.

Rumusan Masalah Bagaimana penerapan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk pemilihan pengawas sekolah?

C.

Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis membatasi ruang lingkup

peneliitian, yaitu : 1. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendidikan yang ada di Kabupaten Bone Bolango. 2. Yang menjadi acuan kriteria dalam pemilihan pengawas sekolah ini berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah / Madrasah. 3. Sistem ini dapat digunakan oleh admin dan pengambil keputusan yang telah ditentukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango khususnya bagian PMPTK. Kedua pengguna tersebut dapat mengoperasikan sistem ini sesuai dengan tugasnya masing-masing, baik itu memasukan data calon pengawas sekolah, mengolah data sampai pada proses pemilihan pengawas sekolah.

D.

Tujuan Penelitian Yang menjadi tujuan dari penelitian adalah :

1.

Menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk pemilihan pengawas sekolah.

E.

Manfaat Penelitian Dapat menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk

pemilihan pengawas sekolah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. 1.

Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Menurut Alter (dalam Kusrini, 2007), Sistem pendukung keputusan

merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan manipulasi data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. Menurut Bonczek (dalam Turban, 2005), Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem processing) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Menurut Keen (dalam Turban, 2005), Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang dibangun lewat sebuah proses adaptif dari pembelajaran, pola-pola penggunan dan evolusi sistem.

2.

Dasar-dasar Sistem Pendukung Keputusan Menurut Hermawan (2005), Proses pengambilan keputusan melibatkan 4

tahapan, yaitu :

a. Tahap Intelligence Dalam tahap ini pengambil keputusan mempelajari kenyataan yang terjadi sehingga kita bisa mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah yang sedang terjadi, biasanya dilakukan analisis berurutan dari sistem ke subsistem pembentuknya. Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa dokumen pernyataan masalah. b. Tahap Design Dalam tahap ini pengambil keputusan menemukan, mengembangkan, dan menganalisis semua pemecahan yang mungkin, yaitu melalui pembuatan model yang bisa mewakili kondisi nyata masalah. Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa dokumen alternatif solusi. c. Tahap Choice Dalam tahap ini pengambil keputusan memilih salah satu alternatif pemecahan yang dibuat pada tahap design yang dipandang sebagai aksi yang paling tepat untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa dokumen solusi dan rencana implentasinya. d. Tahap Implementation Dalam tahap ini pengambil keputusan menjalankan rangkaian aksi pemecahan yang dipilih di tahap choice. Implementasi yang sukses ditandai dengan terjawabnya masalah yang dihadapi, sementara kegagalan ditandai dengan tetap adanya masalah yang sedang dicoba untuk diatasi.

Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa laporan pelaksanaan solusi dan hasilnya.

3.

Komponen Sistem Pendukung Keputusan Menurut Hermawan (2005), Sistem Pendukung Keputusan terdiri atas tiga

komponen penting, yaitu: 1) Manajemen Data Data Management melakukan pengambilan data yang diperlukan baik dari database yang berisi data internal maupun database yang berisi data eksternal. Jadi, fungsi komponen data ini sebagai pengatur data-data yang diperlukan oleh Sistem Pendukung Keputusan. 2) Manajemen Model Model Management melalui Model Base Management melakukan interaksi baik dengan User Interface untuk mendapatkan perintah maupun Data Management untuk mendapatkan data yang akan diolah. Jadi, tujuan dari Model Management adalah untuk mengubah data yang ada pada Database menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. 3) Antarmuka Pengguna User Interface digunakan untuk berinteraksi antara user dengan DSS, baik untuk memasukkan informasi ke sistem maupun menampilkan informasi ke user. Karena begitu pentingnya komponen user interface bagi suatu sistem DSS, maka harus bisa merancang suatu user interface yang bisa mudah

dipelajari dan digunakan user dan laporan yang bisa digunakan user serta pelaporan yang bisa secara mudah dimengerti oleh pengguna. Komponen-komponen tersebut membentuk sistem aplikasi sistem

pendukung keputusan yang bisa dikoneksikan ke intranet perusahaan, ekstranet atau internet. Arsitektur dari sistem pendukung keputusan ditunjukkan pada gambar 2.1 berikut : Other computerbased systems

Data : external and internal

Data management

Model managment

Knowledge manager

Dialog management

[[

Manager (user) Gambar 2.1. Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan (sumber : Turban, 2005)

4.

Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Turban, dkk (dalam Aryanggana, 2010) DSS diharapkan memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut; a. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi

semiterstruktur dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi. b. Dukungan untuk semu level manajerial, dan eksekutif puncak sampai manajer ini. c. d. e. Dukungan untuk individu dan kelompok Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuensial Dukungan disemua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi, design, pilihan dan implementasi. f. g. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambilan keputusan seharusnya reaktif, dapat menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan dapat

mengadaptasikan DSS untuk itu pengguna dapat menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah, atau menyusun kembali elemenelemen dasar. h. i. Pengguna merasa seperti di rumah. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi, timelines, kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan keputusan j. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah.

k.

Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dengan bantuan ahli sistem informasi

l.

Biasanya model-model untuk menganalisa situasi pengambilan keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi yang berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda. Karakteristik dari DSS tersebut membolehkan para pengambil keputusan

untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih konsisten pada satu cara yang dibatasi waktu.

5.

Metode Sistem Pendukung Keputusan. Beberapa metode yang digunakan dalam pembangunan sistem pendukung

keputusan, diantaranya metode profile matching, Simple Additive Weighting (SAW), Analytical Hierarchy Process (AHP), Premethe dan lain sebagainya. a. Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty ini dapat memecahkan masalah kompleks, dimana kriteria yang diambil cukup banyak, Struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian tersedianya data statistik yang akurat. 1. Prinsip dasar AHP. Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, diantaranya adalah (Kusrini, 2007) : 1. Membuat Hierarki

Sistem yang kompleks bisa di pahami dengan memecahnya menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan menggabungkannya atau mensintesisnya. 2. Penilaian kriteria dan alternatif Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan menurut saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan saaty bisa di ukur menggunakan tabel analisis seperti ditunjukan pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Nilai Skala Perbandingan Berpasangan INTENSITAS KEPENTINGAN 1 3 5 7 9 2,4,6,8 Kebalikan KETERANGAN Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya Elemen yang satu jelas lebih penting daripada elemen yang lainnya Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i

3. Menentukan prioritas Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah

10

ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan mate-matika.

4. Konsistensi Logis Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tungkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

2.

Langkah-langkah metode AHP Langkah-langkah dalam metode AHP meliputi (Kusrini, 2007) :

1.

Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalahdengan menetapkan tujuan yang merupak sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.

2. a.

Menentukan prioritas elemen Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.

11

b.

Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.

3.

Sintesis Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :

a. b.

Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.

c.

Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.

4.

Mengukur konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah:

a.

Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya.

b. c.

Jumlahkan setiap baris. Hasil dari penjumlahanbaris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan.

12

d.

Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut maks.

5.

Hitung consistency index (CI) dengan rumus : CI = Dimana n = banyaknya elemen. max n n1

6.

Hitung rasio konsistensi/consistency ratio (CR) dengan rumus : = Dimana CR = Consistency Ratio CI = Consistensy Index IR = Index Random Consistency

7.

Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgement harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. Daftar indeks random kansistensi (IR) bisa dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Daftar Indeksi Random Konsistensi (IR) Ukuran Matriks 1,2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai IR 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49

13

11 12 13 14 15

1.51 1.48 1.56 1.57 1.59

B. 1.

Pemilihan Pengawas Sekolah Pengertian Pengawas Sekolah Menurut Sulipan (2009), Pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil

yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawas sekolahan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, sekolah dasar dan sekolah menengah.

2.

Tugas Pokok Pengawas Sekolah Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus.

14

C.

Penelitian Terkait Penelitian sebelumnya mengenai pemilihan pengawas menggunakan

metode Analytical Hierarchy Process (AHP) belum pernah dilakukan, namun penelitian dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pernah dilakukan oleh beberapa mahasiswa dalam tugas akhir maupun skripsi. Penelitian sebelumnya telah dilakukan Azwany (2010) dengan mengangkat topik mengenai sistem pendukung keputusan pemberian kredit usaha rakyat pada Bank Syariah Mandiri cabang Medan menggunakan metode Analytical Hierarcy Proses (AHP). Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa metode Analytical

Hierarcy Proses (AHP), dapat menyelesaikan masalah pada penelitian ini yaitu pengurutan hasil akhir sistem dari nilai tertinggi hingga terendah dan penggunaan tampilan grafik/diagram dalam nilai keputusan akhir dapat mengefisienkan waktu pihak Bank dalam mengambil keputusan dan dapat memudahkan pihak Bank dalam membaca data nilai nasabah yang dihasilkan.

15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.

Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

penelitian dalam hal ini adalah pemilihan pengawas sekolah yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango.

B.

Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Eksperimen.

1.

Kelebihan Penelitian Eksperimen Kelebihan penelitian eksperimen adalah sebagai berikut :

a.

Karena penugasan orang-orang secara acak untuk mengintervensi

dan

mengendalikan risiko adanya variable tidak berhubungan yang membaurkan hasil-hasil dapat diminimalkan. b. c. Kendali atas pengenalan dan variasi variable prediksi arah sebab dan akibat. Bila pra atau pasca pengujian dilakukan, hal ini mengendalikan ancamanancaman yang berkaitan dengan waktu menuju validitas. d. Desain modern eksperimen memungkinkan manipulasi yang fleksibel, efisien dan secara statistik sangat kuat. e. Eksperimen adalah satu-satunya desain riset yang secara mendasar dapat menghasilkan hubungan kausal-komparatif.

16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. 1.

Gambaran Umum Organisasi Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Secara umum gambaran pendidikan saat ini di Kabupaten Bone Bolango

yaitu sebagai berikut : a. Keadaan Sekolah; Menurut jenjang jumlah sekolah dapat diperinci sebagai berikut : TK sebanyak 102 unit, SD sebanyak 129 unit, MI sebanyak 9 unit, SMP sebanyak 31 unit, MTs sebanyak 8 unit, SMA sebanyak 7 unit, MA sebanyak 5 unit, dan SMK sebanyak 5 unit, yang penyebarannya cenderung belum merata pada tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Bone Bolango. Penyebaran sekolah ini cenderung berada pada kecamatan-kecamatan yang berada di sekitar pusat-pusat kecamatan. b. 1) Keadaan Siswa; Jenjang Pendidikan Prasekolah (Taman Kanak-kanak) Jumlah siswa TK sebanyak 3.094 siswa. Jumlah siswa Kelompok A berjumlah 1.490 sebagai siswa baru dan dari Kelompok B sebanyak 1604 siswa. Jumlah lulusan pada Tahun Pelajaran 2009/2010 sebanyak 2004 siswa 2) Jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI)

Jumlah siswa SD/MI sebanyak 18.189 siswa, yang terdiri dari kelas I = 4.362 siswa, kelas II = 3.008 siswa dan kelas III = 2.971, kelas IV =

17

2.854 siswa, kelas V = 2.612 siswa dan kelas VI = 2.382 siswa. Dibandingkan dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 912 rombongan belajar maka rasio siswa perkelas sebesar 1 : 20, namun dengan konsentrasinya siswa hanya pada sekolah-sekolah di sekitar ibukota kecamatan, sehingga rasio siswa pada sekolahsekolah tertentu menjadi 1 : 14, sehingga pada sekolah-sekolah tersebut sangat kekurangan ruang belajar. 3) Jenjang Pendidikan Dasar (SMP/SMPT/MTs) Jumlah siswa SMP/SMPT/Mts sebanyak 6.065 siswa yang terdiri dari kelas I = 2.185 siswa, kelas II = 2.123 siswa dan kelas III = 1.757 siswa. Dibandingkan dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 249 rombongan belajar maka rasio siswa perkelas sebesar 1 : 24, namun dengan konsentrasinya siswa hanya pada sekolah-sekolah di sekitar ibukota kabupaten, sehingga rasio siswa pada sekolahsekolah tertentu menjadi 1 : 40, sehinggga pada sekolah-sekolah tersebut sangat kekurangan ruang belajar. 4) Jenjang Pendidikan Menengah (SM/MA) Jumlah siswa SMA/SMK/MA sebanyak 3.363 siswa yang terdiri dari kelas I = 1.464 siswa, kelas II = 1.054 siswa dan kelas III = 845 siswa. Dibandingkan dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 145 rombongan belajar maka rasio siswa perkelas sebesar 1 : 23, namun dengan konsentrasinya siswa hanya pada sekolah-sekolah di sekitar ibukota kabupaten, sehingga rasio siswa pada sekolahsekolah tertentu menjadi 1 : 46 sehingga pada sekolah-sekolah tersebut sangat kekurangan ruang belajar.

18

c.

Keadaan Guru Jumlah Guru SMA/SMK/MA di Kabupaten Bone Bolango sejumlah 390

yang terdiri dari PNS = 304 dan GTT = 86 guru, yang layak mengajar hanya sejumlah 84 %, semi layak sebesar 8.3 % dan tidak layak sebesar 5,2 %. Guru yang tidak layak mengajar ini disebabkan oleh kualifikasi pendidikan tidak memenuhi syarat yang ideal.

19

2.

Struktur Organisasi

KABID PMPTK MANSUR PAKAJA, S.Pd, MM NIP. 19660306 198902 1 003

Gambar 4.1 Strutur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango


20

B. 1) a)

Hasil Penelitian dan Pembahasan Analisis Sistem Deskripsi Sistem Dari hasil penelitian dan pengamatan yang telah penyusun lakukan, proses

pemilihan pengawas sekolah kurang objektif, baik dari segi waktu maupun dari segi kualitas. Hal ini dikarenakan proses pemilihan pengawas sekolah terkadang tidak sesuai dengan prosedur yang ada dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Proses pemilihan pengawas sekolah masih dilakukan secara manual. Berdasarkan kasus tersebut dibangun sebuah Sistem Pendukung

Keputusan Pemilihan Pengawas Sekolah yang tujuannya untuk membantu pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango lebih khusus bagian PMPTK (Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan) untuk menyelesaikan permasalahan pemilihan pengawas sekolah berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Analisis sistem dalam penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap yakni analisis sistem, analisis permasalahan, analisis kebutuhan sistem pendukung keputusan, analisis pemecahan masalah dengan metode AHP dan nalisis proses. Berikut akan dijelaskan masing-masing dari analisis tersebut.

25

b)

Bagan Alir Sistem Yang Sedang Berjalan


Mulai

Menerima Usulan dari Pengawas

Membuat Usulan kepada Koordinator Pengawas Mengadakan Rapat Untuk Membahas Calon Pengawas

Membuat Usulan Untuk Kepala Dinas

Mengajukan Usulan Untuk Bupati

Membuat SK Pengawas Sekolah

Selesai

Gambar 4.2 Bagan Alir Sistem Berjalan Sistem c) Analisis Permasalahan Pengawas sekolah merupakan salah satu pendidik dan tenaga

kependidikan yang posisinya memegang peran yang signifikan dan strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di Sekolah. Begitu pentingnya peran pengawas sekolah dalam memajukan mutu pendidikan

26

nasional hingga tak terasa tuntutan dan tanggungjawab yang harus dipikul pengawas sekolah juga menjadi besar pula. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupkan metode yang tepat digunakan untuk permasalahan pemilihan pengawas sekolah karena bersifat multikriteria. Dalam menentukan seseorang layak atau tidak menjadi pengawas sekolah semata-mata tidak hanya terletak pada kemampuannya saja, tetapi juga hal-hal yang menyangkut sosial masyarakat, sikap dan tingkah laku yang baik juga turut andil dalam mengambil keputusan siapa yang layak atau tidak menjadi seorang pengawas sekolah. untuk itulah digunakan metode AHP yang dapat merepresentasikan persepsi manusia sebagai masukan dalam pengambilan keputusan. Dari berbagai analisis tersebut, maka penyusun akan merancang sebuah sistem yang dapat memberikan suatu urutan prioritas calon pengawas sekolah yang berhak menjadi pengawas sekolah berdasarkan masukan dari pengawaspengawas sekolah dengan menerapkan metode AHP. Diharapkan, dengan adanya urutan prioritas tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango khususnya bagian PMPTK dapat lebih mudah dalam mengambil keputusan siapa yang layak menjadi pengawas sekolah dan siapa yang tidak yang tentunya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. d) Analisis Kebutuhan Sistem Pendukung Keputusan Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam sebuah sistem pendukung keputusan. Kebutuhankebutuhan yang dimaksud antara lain :

27

a.

Kebutuhan Data Masukan Yaitu data-data yang dimasukkan ke dalam sistem untuk diolah / diproses. Data-data tersebut antara lain berupa nilai matriks perbandingan berpasangan baik antar kriteria maupun antar subktiteria calon pengawas untuk setiap kriteria.

b.

Kebutuhan Data Keluaran Yaitu data-data yang dikeluarkan sistem setelah diolah / diproses untuk kemudian ditampilkan kepada pengguna sisttem. Data keluaran dari sistem ini adalah urutan prioritas calon pengawas yang layak menjadi seorang pengawas sekolah dari nilai yang tertinggi hingga terendah.

e) 1)

Analisis Pemecahan Masalah dengan Metode AHP Mentukan Prioritas Kriteria Dalam penyelesaian permasalahan dengan menggunakan metode AHP ada

beberapa langkah-langkah pemecahannya, yaitu : 1. Menentukan jenis-jenis Kriteria, dalam objek penelitian ini penyusun melakukan penelitian pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango yaitu tentang Pemilihan Pengawas Sekolah. Adapun yang menjadi acuan kriteriakriteria untuk pemilihan Pengawas Sekolah ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. C1 C2 C3 : Pendidikan : Jabatan : Pengalaman Kerja

28

C4 C5

: Pangkat / Golongan : Usia

Menyusun Kriteria-kriteria calon pengawas sekolah dalam matriks berpasangan. Cara mengisi elemen-elemen matriks, adalah sebagai berikut :

a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 5. b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input. Dalam mengisi elemen-elemen ini, perlu dilakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yan g diberikan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.1. c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus : , = 1 [ , ]

d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 Table 4.1 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 Jumlah C1 1,00 0,33 0,33 0,20 0,33 2,20 C2 3,00 1,00 1,00 0,33 0,33 5,67 C3 3,00 1,00 1,00 0,33 0,33 5,67 C4 5,00 3,00 3,00 1,00 1,00 13,00 C5 3,00 3,00 3,00 1,00 1,00 11,00

29

e. Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah masing-masing kolom. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2. Table 4.2 Matriks Nilai Kriteria Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C1 0,45 0,15 0,15 0,09 0,15 C2 0,53 0,18 0,18 0,06 0,06 C3 0,53 0,18 0,18 0,06 0,06 C4 0,38 0,23 0,23 0,08 0,08 C5 0,27 0,27 0,27 0,09 0,09 Jumlah 2,17 1,01 1,01 0,38 0,44 Prioritas 0,43 0,20 0,20 0,08 0,09

Matriks nilai kriteria ini diperoleh dengan menggunakan rumus : a. Nilai baris kolom baru = Nilai baris kolom lama / jumlah masing-masing pada kolom lama, atau dapat pula dijabarkan sebagai berikut : Nilai 0,33 pada kolom C1 baris C1 tabel 4.2 diperoleh dari nilai kolom C1 dan baris C1 pada tabel 4.1 dibagi dengan jumlah kolom C1 tabel 4.1, dan seterusnya. b. Nilai pada kolom jumlah yang ada pada tabel 4.2 diperoleh dari penjumlahan pada setiap barisnya. c. Sedangkan nilai pada kolom prioritas yang ada pada tabel 4.2 diperoleh dengan cara nilai pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria. Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan sebanyak 6 kriteria atau n=6. Kriteria C1 atau pendidikan adalah kriteria paling penting dalam kasus ini, karena memiliki nilai prioritas paling tinggi dibandingkan dengan kriteria yang lainnya.

30

f. Langkah selanjutnya yaitu mengukur konsistensi, adapun langkah-langkah yaitu sebagai berikut : 2. Membuat matriks penjumlahan setiap baris Matriks ini dibuat dengan cara mengalikan elemen pertama pada tabel 4.1 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas kriteria elemen pertama pada tabel 4.2, nilai matriks elemen kedua dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3. 3. Jumlahkan setiap baris Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3. Table 4.3 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C1 0,43 0,14 0,14 0,09 0,14 C2 0,60 0,20 0,20 0,07 0,07 C3 0,60 0,20 0,20 0,07 0,07 C4 0,38 0,23 0,23 0,08 0,08 C5 0,26 0,26 0,26 0,09 0,09 Jumlah Baris 2,28 1,04 1,04 0,38 0,44

4.

Perhitungan rasio konsistensi Perhitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi

9CR) <=0,1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0,1, maka matriks perbandingan berpasangan harus diperbaiki. Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat tabel seperti terlihat pada tabel 4.4.

31

Table 4.4 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 Jumlah Baris 2,28 1,04 1,04 0,38 0,44 Prioritas 0,43 0,20 0,20 0,08 0,09 Total Lamda Max Lamda 5,26 5,14 5,14 5,10 5,05 25,69 5,14

Kolom jumlah baris diperoleh dari tabel 4.3 matriks penjumlahan setiap baris, sedangkan kolom prioritas diperoleh dari tabel 4.2 matriks nilai kriteria dan kolom lamda diperoleh dari jumlah baris pada tabel 4.4 dibagi dengan nilai prioritas pada tabel 4.4. Untuk nilai total diperoleh dari hasil penjumlahan dari kolom lamda dan nilai yang ada pada kolom lamda max diperoleh dari nilai yang ada pada total dibagi dengan banyaknya elemen, dalam hal ini n=6. Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut : CI : ( )/( 1) (5,14 5)/(5 1) 0,14 /5 0,03 CR : CI / RI 0,03/1,12 0,03

32

Setelah

dihasilkan

prioritas

kriteria,

langkah

selanjutnya

adalah

menentukan prioritas sub kriteria. Perhitungan subkriteria dilakukan terhadap subsub dari semua kriteria. Dalam hal ini terdapat 5 kriteria yang berarti akan ada 5 perhitungan prioritas sub kriteria. Langkah-langkah penyelesaianya seperti pada penentuan prioritas kriteria sebelumnya. 2) Menentukan Prioritas Subkriteria Ada 5 kriteria yang mendasari pengambilan keputusan pada calon pengawas sekolah dan semua kriteria memiliki subkriteria yang harus dibandingkan dalam matriks berpasangan. a) Subkriteria Pendidikan Proses perhitungan atau cara untuk mencari nilai konsistensi subkriteria cara penyelesaianya sama dengan proses perhitungan untuk mencari nilai konsistensi kriteria pada langkah-langkah sebelumnya. Dalam mengisi elemenelemen ini, perlu dilakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai subkriteria yang ditentukan. a. b. c. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 2. Elemen matriks segitiga atas sebagai input. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus : , = d. 1 [ , ]

Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.

33

Table 4.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pendidikan


C1 S2 S1 Jumlah S2 1,00 0,50 1,50 S1 2,00 1,00 3,00

Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan jumlah elemen (n=2) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada tabel 4.6 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6. Table 4.6 Matriks Nilai Kriteria Pendidikan
C1 S2 S1 S2 0,67 0,33 S1 0,67 0,33 Jumlah 1,33 0,67 Prioritas 0,67 0,33 Nilai Prioritas Sub Kriteria 1,00 0,50

e.

Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris. Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama pada tabel 4.5 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas elemen pertama pata tabel 4.6, nilai matriks elemen kolom kedua dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya.

f.

Selanjutnya jumlahkan setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.7.

34

Table 4.7 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pendidikan


C1 S2 S1 S2 0,67 0,33 S1 0,67 0,33 Jumlah Baris 1,33 0,67

g. h.

Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut . ( = 2) . Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8. Table 4.8 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pendidikan
C1 S2 S1 Jumlah Baris 1,33 0,67 Prioritas 0,67 0,33 Total Lamda Max Lamda 2,00 2,00 4,00 2,00

Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut : CI : ( )/( 1) (2,25 2)/(2 1) 0,25 /1 0,25 CR : CI / RI 0,25/0,00 0,00

35

b)

Subkriteria Jabatan Pada tahap ini proses penentuan matriks perbandingannya masih sama

dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu memasukkan nilai perbandingan ke dalam matriks perbandingan berpasangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9. Sama seperti langkah sebelumnya melakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan. Langkah-langkah penyelesaianya adalah sebagai berikut : a. b. c. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 2. Elemen matriks segitiga atas sebagai input. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus : , = d. 1 [ , ]

Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Table 4.9 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Jabatan


C2 Kepala Sekolah Guru Jumlah Kepala Sekolah 1,00 0,20 1,20 Guru 5,00 1,00 6,00

Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan jumlah elemen (n=2) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk

36

mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada tabel 4.10 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.10. Table 4.10 Matriks Nilai Kriteria Jabatan
C2 Kepala Sekolah Guru Kepala Sekolah 0,83 0,17 Guru 0,83 0,17 Jumlah Prioritas 1,67 0,33 0,83 0,17 Nilai Prioritas Subkriteria 1,00 0,20

e.

Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris. Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama pada tabel 4.9 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas elemen pertama pata tabel 4.10, nilai matriks elemen kolom kedua dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya.

f.

Selanjutnya jumlahkan setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.11.

Table 4.11 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Jabatan C2 Kepala Sekolah Guru Kepala Sekolah 0,83 0,03 Guru 4,17 0,17 Jumlah Baris 5,00 0,20

g. h.

Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut . ( = 2) . Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.12.

37

Table 4.12 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Jabatan C2 Kepala Sekolah Guru Jmlh Baris 5,00 0,20 Prioritas 0,83 0,17 Total Lamda Max Lamda 6,00 1,20 7,20 3,60

Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut : CI : ( )/( 1) (3,60 2)/(2 1) 1,60 /1 1,60 CR : CI / RI 1,60/0,00 0,00 c) Subkriteria Pengalaman Kerja Pada tahap ini proses penentuan matriks perbandingannya masih sama dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu memasukkan nilai perbandingan ke dalam matriks perbandingan berpasangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.13. Sama seperti langkah sebelumnya melakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu

membandingkan elemen secara berpasangan. Langkah-langkah penyelesaianya adalah sebagai berikut :

38

a. b. c.

Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 4. Elemen matriks segitiga atas sebagai input. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus : , = 1 [ , ]

d.

Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Table 4.13 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pengalaman Kerja


C3 10 Tahun 8 Tahun 6 Tahun 4 Tahun Jumlah 10 Tahun 1,00 0,33 0,20 0,14 1,68 8 Tahun 3,00 1,00 0,33 0,20 4,53 6 tahun 5,00 3,00 1,00 0,33 9,33 4 Tahun 7,00 5,00 3,00 1,00 16,00

Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan jumlah elemen (n=4) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada tabel 4.14 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.14.

39

Table 4.14 Matriks Nilai Kriteria Pengalaman Kerja


10 8 6 4 Tahun Tahun Tahun Tahun 0,60 0,20 0,12 0,09 0,66 0,22 0,07 0,04 0,54 0,32 0,11 0,04 0,44 0,31 0,19 0,06 Nilai Prioritas Subkriteria 1,00 0,47 0,22 0,10

C3 10 Tahun 8 Tahun 6 Tahun 4 Tahun

Jumlah 2,23 1,05 0,49 0,23

Prioritas 0,56 0,26 0,12 0,06

e.

Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris. Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama pada tabel 4.13 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas elemen pertama pata tabel 4.14, nilai matriks elemen kolom kedua dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya.

f.

Selanjutnya jumlahkan setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.15.

Table 4.15 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pengalaman Kerja


C3 10 Tahun 8 Tahun 6 Tahun 4 Tahun 10 Tahun 0,56 0,19 0,11 0,08 8 Tahun 0,79 0,26 0,09 0,05 6 tahun 0,61 0,37 0,12 0,04 4 Tahun 0,40 0,28 0,17 0,06 Jumlah Baris 2,36 1,10 0,49 0,23

g. h.

Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut . ( = 4) . Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.16.

40

Table 4.16 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pengalaman Kerja


C3 10 Tahun 8 Tahun 6 Tahun 4 Tahun Jmlh Baris 2,36 1,10 0,49 0,23 Prioritas 0,56 0,26 0,12 0,06 Total Lamda Max Lamda 4,22 4,17 4,04 4,04 16,47 4,12

Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut : CI : ( )/( 1) (4,04 4)/(4 1) 0,04 /3 0,01 CR : CI / RI 0,01/0,58 0,02 d) Subkriteria Pangkat / Golongan Pada tahap ini proses penentuan matriks perbandingannya masih sama dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu memasukkan nilai perbandingan ke dalam matriks perbandingan berpasangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.17. Sama seperti langkah sebelumnya melakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu

membandingkan elemen secara berpasangan. Langkah-langkah penyelesaianya adalah sebagai berikut :

41

a. b. c.

Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 4. Elemen matriks segitiga atas sebagai input. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus : , = 1 [ , ]

d.

Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.17.

Table 4.17 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pangkat / Golongan


C4 Pembina IV/b Pembina IV/a Penata III/d Penata III/c Jumlah Pembina IV/b 1,00 0,33 0,20 0,14 1,68 Pembina IV/a 3,00 1,00 1,00 0,20 5,20 Penata III/d 5,00 1,00 1,00 0,33 7,33 Penata III/c 7,00 5,00 3,00 1,00 16,00

Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan jumlah elemen (n=4) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada tabel 4.18 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.18.

42

Table 4.18 Matriks Nilai Kriteria Pangkat / Golongan


Pembina IV/b 0,60 0,20 0,12 0,09 Pembina IV/a 0,58 0,19 0,19 0,04 Penata III/d 0,68 0,14 0,14 0,05 Penata III/c 0,44 0,31 0,19 0,06 Nilai Prioritas Subkriteria 1,00 0,37 0,28 0,10

C4 Pembina IV/b Pembina IV/a Penata III/d Penata III/c

Jumlah Prioritas

2,29 0,84 0,64 0,23

0,57 0,21 0,16 0,06

e.

Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris. Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama pada tabel 4.17 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas elemen pertama pata tabel 4.18, nilai matriks elemen kolom kedua dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya.

f.

Selanjutnya jumlahkan setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.19.

Table 4.19 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pangkat / Golongan


C4 Pembina IV/b Pembina IV/a Penata III/d Penata III/c Pembina IV/b 0,57 0,19 0,11 0,08 Pembina IV/a 0,63 0,21 0,21 0,04 Penata III/d 0,79 0,16 0,16 0,05 Penata III/c 0,41 0,29 0,17 0,06 Jumlah Baris 2,40 0,85 0,66 0,23

g. h.

Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut . ( = 4) . Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.20.

43

Table 4.20 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pangkat / Golongan


C4 Pembina IV/b Pembina IV/a Penata III/d Penata III/c Jmlh Baris 2,40 0,85 0,66 0,23 Total Lamda Max Prioritas 0,57 0,21 0,16 0,06 Lamda 4,19 4,05 4,14 4,05 16,43 4,11

Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut : CI : ( )/( 1) (4,08 4)/(4 1) 0,08 /3 0,03 CR : CI / RI 0,03/0,58 0,05 e) Subkriteria Usia Pada tahap ini proses penentuan matriks perbandingannya masih sama dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu memasukkan nilai perbandingan ke dalam matriks perbandingan berpasangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.21. Sama seperti langkah sebelumnya melakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu

44

membandingkan elemen secara berpasangan. Langkah-langkah penyelesaianya adalah sebagai berikut : a. b. c. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 4. Elemen matriks segitiga atas sebagai input. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus : , = d. 1 [ , ]

Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.21.

Table 4.21 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Usia


C5 30 Tahun 35 Tahun 40 Tahun 50 Tahun Jumlah 30 Tahun 1,00 0,33 0,33 0,20 1,87 35 Tahun 3,00 1,00 1,00 0,33 5,33 40 tahun 3,00 1,00 1,00 0,33 5,33 50 Tahun 5,00 3,00 3,00 1,00 12,00

Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan jumlah elemen (n=4) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada tabel 4.22 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.22.

45

Table 4.22 Matriks Nilai Kriteria Usia


30 Tahun 0,54 0,18 0,18 0,11 35 40 Tahun Tahun 0,56 0,19 0,19 0,06 0,56 0,19 0,19 0,06 50 Tahun 0,42 0,25 0,25 0,08 Nilai Prioritas Subkriteria 1,00 0,39 0,39 0,15

C5 30 Tahun 35 Tahun 40 Tahun 50 Tahun

Jumlah Prioritas 2,08 0,80 0,80 0,32 0,52 0,20 0,20 0,08

e.

Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris. Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama pada tabel 4.21 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas elemen pertama pata tabel 4.22, nilai matriks elemen kolom kedua dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya.

f.

Selanjutnya jumlahkan setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.23. Table 4.23 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Usia

C5 30 Tahun 35 Tahun 40 Tahun 50 Tahun

30 Tahun 0,52 0,17 0,17 0,10

35 Tahun 0,60 0,20 0,20 0,07

40 tahun 0,60 0,20 0,20 0,07

50 Tahun 0,39 0,24 0,24 0,08

Jumlah Baris 2,12 0,81 0,81 0,32

g. h.

Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut . ( = 4) . Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.24.

46

Table 4.24 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Usia


C5 Pembina IV/b Pembina IV/a Penata III/d Penata III/c Jmlh Baris 2,12 0,81 0,81 0,32 Prioritas 0,52 0,20 0,20 0,08 Total Lamda Max Lamda 4,08 4,04 4,04 4,02 16,17 4,04

Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut : CI : ( )/( 1) (4,15 4)/(4 1) 0,15 /3 0,05 CR : CI / RI 0,05/0,58 0,08 3) Menentukan Hasil Akhir Langkah selanjutnya adalah prioritas hasil perhitungan pada kriteria dan subkriteria per kriteria atau langkah 1 dan 2 kemudian dituangkan dalam matriks hasil yang terlihat dalam tabel 4.25.

47

Tabel 4.25 Matriks Hasil No 1 2 3 4 Pendidikan 0,43 S2 1,00 S1 0,50 Jabatan 0,20 Kepala Sekolah 0,83 Guru 0,17 Pengalaman Kerja 0,20 10 Tahun 0,56 8 Tahun 0,26 6 Tahun 0,12 4 tahun 0,06 Pangkat / Gol 0,08 Pembina IV/b 0,57 Pembina IV/a 0,21 Penata III/d 0,16 Penata III/c 0,06 Usia 0,09 30 Tahun 0,52 35 Tahun 0,20 40 Tahun 0,20 50 Tahun 0,08

Cara penyelesaiannya, jika diberikan data minimal 5 orang calon pengawas sekolah yang akan diseleksi menjadi pengawas sekolah.
Tabel 4.26 Data Calon Pengawas Sekolah

Alternatif

C1

C2

C3

C4

C5 40 Tahun 35 Tahun 50 Tahun 30 Tahun 40 Tahun

6 S1 Guru Tahun Penata III/d CP1 10 S2 Kepala Sekolah Tahun Pembina IV/a CP2 4 S1 Guru Tahun Penata III/c CP3 6 S1 Guru Tahun Penata III/c CP4 8 S2 Kepala Sekolah Thaun Pembina IV/b CP5 Maka hasil akhirnya akan tampak pada tabel 4.27.
Tabel 4.27 Hasil Akhir

Alternatif CP1 CP2 CP3 CP4 CP5

C1 0,22 0,43 0,22 0,22 0,43

C2 0,03 0,17 0,03 0,03 0,17

C3 0,02 0,11 0,01 0,02 0,05

C4 0,01 0,02 0,00 0,00 0,04

C5 0,02 0,02 0,01 0,05 0,02

Jumlah 0,30 0,75 0,27 0,32 0,72

48

Nilai 0,22 pada kolom C1 (pendidikan) baris CP1 diperoleh dari nilai CP1 untuk C1, yaitu status pendidikan dengan nilai prioritas subkriteria 1 (tabel 4.25), dikalikan dengan nilai prioritas kriteria pendidikan sebesar 0,43 (tabel 4.25), demikian seterusnya berdasarkan data calon pengawas sekolah. Kolom jumlah pada tabel 4.27 diperoleh dari penjumlahan masing-masing barisnya. Nilai dari kolom jumlah inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking prestasi alternatif dalam hal ini calon pengawas sekolah. Semakin besar nilainya, maka calon pengawas sekolah tersebut akan layak untuk menjadi pengawas sekolah. Jadi, berdasarkan simulasi melalui metode AHP diperoleh informasi bahwa dari kelima alternatif yang paling layak menjadi pengawas sekolah adalah alternatif CP2. Hal ini karena CP2 memiliki nilai paling tinggi dari alternatif lainnya.

f.

Analisis Proses Pada proses penanganan sistem, user akan berhubungan langsung dengan

sistem. User terbagi dalam dua kategori, yang pertama user sebagai operator sekaligus user yang bertindak sebagai pengambil keputusan (Decision Maker). Sistem akan mengolah data inputan data calon pengawas dan output yang dihasilkan berupa laporan hasil pemilihan pengawas sekolah yang dilakukan dengan menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).

49

2.

Perancangan Sistem Seteleh melakukan tahapan analisis sistem, maka langkah selanjutnya

penyusun membuat gambaran yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan dari pembangunan sistem pendukung keputusan ini yaitu dapat membantu dalam menyelesaikan masalah tentang pemilihan pengawas sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penyusun harus dapat mencapai sasaransasaran, yakni desain sistem harus mudah dipahami dan nantinya mudah

digunakan oleh user. Adapun sistem pendukung keputusan pemilihan pengawas sekolah yang diusulkan nantinya dihrapkan dapat membantu bagian PMPTK lebih khusus pihak pengambil keputusan dalam proses pemilihan pengawas sekolah. Dengan adanya sistem ini, bagian PMPTK tidak perlu lagi melakukan pemilihan pengawas sekolah secara manual. Selain itu dengan pembangunan sistem ini operator dan pihak pengambil keputusan dapat langsung menginputkan data pengawas dan kritetia-kriteria sebagai variabel penentu dalam pemilihan pengawas sekolah sehingga dapat memudahkan pihak pengambil keputusan dalam menentukan pengawas sekolah yang berkualitas. Kemudian data hasil seleksi tersebut disimpan serta dapat dikeluarkan dalam bentuk laporan. Berikut adalah perancangan Flowchart sistem yang diusulkan dengan menerapkan metode

Analytical Hierarchy Process (AHP) : Perancangan flowchart atau diagram alir akan memudahkan penyusun untuk mengimplementasikan sistem ke dalam bahasa pemrograman, karena akan menjelaskan bagaimana cara kerja sistem dari awal hingga akhir. Flowchart yang

50

akan dirancang pada sistem pendukung keputusan ini terdiri dari flowchart penentuan prioritas kriteria, penentuan prioritas calon pengawas tiap subkriteria dan penentuan prioritas global. Berikut masing-masing flowchart untuk proses tersebut.

51

a.

Perancangan Flowchart Sistem untuk Menentukan Prioritas Kriteria


Mulai

Input data pengawas

Input nilai kriteria

n = banyak pengawas & n = banyak kriteria

Input nilai matriks pengawas tiap kriteria n X n

Jumlahkan semua elemen pada setiap kolom matriks pengawas tiap kriteria

Normalisasi matriks pengawas tiap kriteria

Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks normalisasi pengawas tiap kriteria

Selesai

Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n

Matriks prioritas pengawas tiap kriteria

Tidak

Kalikan nilai setiap inputan matriks pengawas tiap kriteria dengan nilai masing-masing prioritas pengawas tiap kriteria

Jumlahkan setiap baris dari hasil perkalian diatas

Bagikan tiap hasil penjumlahan diatas dengan masingmasing nilai prioritas pengawas tiap kriteria

Matriks

Hitung maks Hitung CI Hitung CR

CR < 0,1 Ya

Matriks kriteria konsisten

Selesai

Gambar 4.3 Flowchart Penentuan Prioritas Kriteria Pengawas Sekolah

52

b.

Perancangan Subkriteria

Flowchart

Sistem
Mulai

untuk

Menentukan

Prioritas

Input data pengawas

Input nilai subkriteria

n = banyak pengawas & n = banyak subkriteria

Input nilai matriks pengawas tiap subkriteria n X n

Jumlahkan semua elemen pada setiap kolom matriks pengawas tiap subkriteria

Normalisasi matriks pengawas tiap subkriteria

Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks normalisasi pengawas tiap subkriteria

Selesai

Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n

Matriks prioritas pengawas tiap subkriteria

Tidak

Kalikan nilai setiap inputan matriks pengawas tiap subkriteria dengan nilai masing-masing prioritas pengawas tiap subkriteria

Jumlahkan setiap baris dari hasil perkalian diatas

Bagikan tiap hasil penjumlahan diatas dengan masingmasing nilai prioritas pengawas tiap subkriteria

Matriks

Hitung maks Hitung CI Hitung CR

CR < 0,1 Ya

Matriks kriteria konsisten

Selesai

Gambar 4.4 Flowchart Penentuan Prioritas Subkriteria Pengawas Sekolah

53

c.

Perancangan Flowchart Sistem untuk Menentukan Prioritas Global

Mulai

Nilai prioritas pengawas tiap kriteria

Nilai prioritas pengawas tiap subkriteria

Kalikan masing-masing nilaii prioritas pengawas tiap kriteria dengan masing-masing nilai prioritas subkriterianya

Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks prioritas tujuan

Nilai prioritas global

Urutkan nilai prioritas global dari nilai tertinggi hingga terendah

Selesai

Gambar 4.5 Flowchart Penentuan Nilai Prioritas Global d. Diagram Arus Data Adapun diagram arus data dari sistem pendukung keputusan pemilihan pengawas sekolah yaitu : 1) Identifikasi External Entity Tabel 4.28 Identifikasi External Entity No 1. Eksternal Entity Admin Input Data User Data Pengawas Hasil Data Pengawas Data User Data Kriteria Data Nilai Matriks Kriteria Output - Verifikasi User - Hasil Data Pengawas Verifikasi User Hasil Data Register Hasil Data Kriteria Hasil Nilai Prioritas

2.

Kabid PMPTK

54

3.

Kadis Bone Bolango

Kriteria - Data Nilai Matriks Tiap - Hasil Nilai Prioritas Subkriteria Subkriteria - Hasil Nilai Keputusan - Hasil Nilai Keputusan - Laporan Data Pengawas - Laporan Nilai Hasil Keputusan - Laporan Data Pengawas - Laporan Nilai Hasil Keputusan

e.

Diagram Konteks

Data User Data Pengawas Admin Verifikasi User Hasil Data Pengawas

Data Kriteria Data Nilai Matriks Kriteria Data Nilai Matriks Subkriteria Data Nilai Hasil Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pengawas Sekolah

Verifikasi User Hasil Data Kriteria Hasil Nilai Prioritas Kriteria Hasil Nilai Prioritas Subkriteria Hasil Nilai Keputusan Lap. Data Pengawas Lap. Hasil Keputusan

Kabid PMPTK

Lap. Data Pengawas Lap. Hasil Keputusan

Kadis Bone Bolango

Gambar 4.6 Diagram Konteks

55

f.

DAD Level 0
Data User Verifikasi User Data User

Data User

1.0.P

User
Data User

Admin
Verifikasi User

Login

Data User

2.0
Hasil data pengawas

Hasil data user Hasil data pengawas Data pengawas

Input Data

Pengawas
Nilai Matriks Kriteria Nilai Matriks Kriteria

Kabid PMPTK

3.0.P Penentuan Prioritas Kriteria


Nilai Prioritas Kriteria

Kriteria

Nilai Prioritas Kriteria Data pengawas

Nilai Matriks Tiap Subkriteria Nilai PrioritasSubkriteria

4.0.P Penentuan Prioritas Subkriteria

Nilai Prioritas Tiap Subkriteria

Subkriteria
Nilai Keputusan
Nilai Keputusan

Hasil Nilai Keputusan

5.0 .P Penentuan Nilai Keputusan

Hasil Nilai Keputusan Data pengawas

Hasil Keputusan
Hasil Nilai Keputusan

Lap. Data Pengawas Lap. Hasil Keputusan

6.0.P Pembuatan Laporan

Data pengawas Hasil Nilai Keputusan


Lap. Data Pengawas Lap. Hasil Keputusan

Kadis Bone Bolango

Gambar 4.7 Dad Level 0

56

g.

Relasi Tabel

Pengawas
PK Kode_pengawas nm_pengawas alamat pendidikan jabatan
pengalaman_kerja pangkat_golongan

1 N

Kriteria
PK Kode_Kriteria nm_kriteria nilai_kriteria

Hasil
PK
1 Kode_hasil

usia

FK FK FK

kode_pengawas kode_kriteria kode_sub nilai_kriteria nilai_sub nilai_akhir

Subkriteria
N
PK

Kode_Sub

nm_sub nilai_sub

Gambar 4.8 Relasi Tabel

57

Hubungan Antar Tebel (Entity Relationalship Diagram / ERD)


Memenuhi
Kode_pengawas 1 Nama_pengawas kode_kriteria nm_kriteria

Kriteria
alamat N

Pengawas
jabatan nilaiKriteria
kode_pengawas

pendidikan

Pengalaman_kerja

kode_hasil 1

usia

Pangkat_golongan

Hasil

Memiliki

kode_kriteria

nila_kriteria kode_sub Nm_sub N

Kode_sub

nilai_sub

Subkriteria
nilai_akhir

nila_sub

Gambar 4.9 Hubungan Antar Tabel (Entity Relationship Diagram/Erd)


58

i.

Rancangan Database Tabel 4.29 Rancangan Tabel Pengawas Field Type Text Text Text Text Size 10 25 50 255 Index Primary key Keterangan Kode pengawas Nip Pengawas Nama pengawas Alamat pengawas

Kode_pengawas Nip Nm_pengawas Alamat

Tabel 4.30 Rancangan Tabel Kriteria Field Kode_kriteria Nm_kriteria Nilai Type Text Text Number Size 5 255 2 Index Primary key Keterangan Kode kriteria Nama kriteria Nilai kriteria

Tabel 4.31 Rancangan Tabel Subkriteria Field Kode_sub Nm_sub Nilai Type Text Text Text Size 5 255 255 Index Primary key Keterangan Kode subkriteria Nama subkriteria Nilai subkriteria

Tabel 4.32 Rancangan Tabel Hasil Field Kode_pengawas Kode_kriteria Kode_subkriteria Nilai_kriteria Nilai_subkriteria Nilai_akhir Type Text Text Text Text Text Text Size 10 5 5 5 5 5 Index Primary key Foreign key Foreign key Keterangan Kode pengawas Kode kriteria Kode subkriteria Nilai kriteria Nilai subkriteria Nilai akhir

59

j.

Rancangan Input Rancangan form input data pengawas

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Data Pengawas

Kode Pengawas Nip Nama Pengawas Alamat

Pendidikan Jabatan
Pengalaman Kerja Pangkat / Golongan Usia

SIMPAN

HAPUS

KELUAR

Kode Pengawas

Nama Pengawas

Nip

Alamat

Pendidikan

Jabatan

Pengalaman Kerja

Pangkat Golongan

Usia

Gambar 4.10 Rancangan Form Input Data Pengawas

60

k. Rancangan Proses 1) Rancangan form proses matriks perbandingan berpasangan SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Matriks Perbandingan Berpasangan
C1 C2 C3 C4 C5 C6 : Pendidikan : Nilai Tes : Jabatan : Pengalaman Kerja : Pangkat / Golongan : Usia 1,2 3 4 5 6 7 8 = = = = = = = Random Indeks 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 9 = 1,45 10 = 1,49 11 = 1,51 12 = 1,48 13 = 1,56 14 = 1,57 15 = 1,59

Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah

NEXT

Gambar 4.11 Rancangan Form Proses Matriks Perbandingan Berpasangan

61

2)

Rancangan form proses matriks nilai Kriteria SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Matriks Nilai Kriteria

C1 C2 C3 C4 C5 C6

: Pendidikan : Nilai Tes : Jabatan : Pengalaman Kerja : Pangkat / Golongan : Usia 1,2 3 4 5 6 7 8 = = = = = = =

Random Indeks 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 9 = 1,45 10 = 1,49 11 = 1,51 12 = 1,48 13 = 1,56 14 = 1,57 15 = 1,59

Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah Prioritas


C1 C2 C3 C4 C5 C6

BACK

NEXT

Gambar 4.23 4.12 Rancangan Rancangan Form Form Proses Proses Matriks Matriks Nilai Nilai Kriteria Kriteria Gambar

62

3)

Rancangan form proses matriks penjumlahan setiap baris SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Matriks Penjumlahan Setiap Baris

C1 C2 C3 C4 C5 C6

: Pendidikan : Nilai Tes : Jabatan : Pengalaman Kerja : Pangkat / Golongan : Usia 1,2 3 4 5 6 7 8 = = = = = = =

Random Indeks 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 9 = 1,45 10 = 1,49 11 = 1,51 12 = 1,48 13 = 1,56 14 = 1,57 15 = 1,59

Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah Baris


C1 C2 C3 C4 C5 C6

BACK

NEXT

Gambar 4.13 Rancangan Form Proses Matriks Penjumlahan Setiap Baris

63

4)

Rancangan form proses perhitungan rasio konsistensi SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Perhitungan Rasio Konsistensi

C1 C2 C3 C4 C5 C6

: Pendidikan : Nilai Tes : Jabatan : Pengalaman Kerja : Pangkat / Golongan : Usia 1,2 3 4 5 6 7 8 = = = = = = =

Random Indeks 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 9 = 1,45 10 = 1,49 11 = 1,51 12 = 1,48 13 = 1,56 14 = 1,57 15 = 1,59

Kriteria
C1 C2 C3 C4 C5 C6

Jumlah Baris

Prioritas

Lamda

Total Lamda Max


BACK NEXT

Gambar 4.14 Rancangan Form Proses Perhitungan Rasio Konsistensi

Rancangan form proses untuk subkriteria, rancangan formnya sama dengan rancangan form yang ada pada rancangan form proses kriteria. Jika pada kriteria terdapat rancangan form matriks perbandingan berpasangan maka pada subkriteria juga terdapat rancangan form untuk matriks perbandingan

64

berpasangan, begitu pula dengan rancangan form proses untuk matriks nilai kriteria, rancangan form proses untuk matriks penjumlahan setiap baris dan rancangan form proses untuk perhitungan rasio konsistensi. 5) 6) Rancangan form proses perhitungan nilai akhir SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Perhitungan Hasil Akhir
Kode Calon Pengawas Nama Calon Pengawas Pendidikan Jabatan

Pengalaman Kerja Pangkat / Golongan Usia

BACK

NEXT

BACK

NEXT

Kd_hasil Kd_pengawas Kd_kriteria Kd_sub Nilai_sub Nilai_akhir

Gambar 4.15 Rancangan Form Proses Perhitungan Hasil Akhir

65

l.

Rancangan Output 1) Rancangan Form Untuk Laporan SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango Laporan

Jenis Laporan

Ok

Batal

Gambar 4.16 Rancangan Form Output Untuk Laporan

66

2) Laporan Hasil Akhir SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango LAPORAN HASIL AKHIR No 1 2 3 4 5 Gorontalo, Tanggal Bulan Tahun Kabid PMPTK Kode Pengawas Nama Pengawas Hasil Keputusan

Mansur Pakaja, S.Pd.MM Nip. 19660306 198902 1 003 Gambar 4.17 Laporan Hasil Akhir
67

3)

Laporan Pengawas TK / SD SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango LAPORAN PENGAWAS TK / SD No 1 2 3 4 5 Gorontalo, Tanggal Bulan Tahun Kabid PMPTK Kode Pengawas Nama Pengawas Hasil Keputusan

Mansur Pakaja, S.Pd.MM Nip. 19660306 198902 1 003 Gambar 4.18 Laporan Pengawas TK / SD
68

4)

Laporan Pengawas SMP / SMA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango LAPORAN PENGAWAS SMP / SMA No 1 2 3 4 5 Gorontalo, Tanggal Bulan Tahun Kabid PMPTK Kode Pengawas Nama Pengawas Hasil Keputusan

Mansur Pakaja, S.Pd.MM Nip. 19660306 198902 1 003 Gambar 4.19 Laporan Pengawas SMP / SMA
69

3.

Testing dan Implementasi

1) Implementasi a) Tampilan Form Login

Gambar 4.18 Tampilan Form Login b) Tampilan Form Menu Utama

Gambar 4.19 Tampilan Menu Utama


iii

c)

Tampilan Form Input Data User

Gambar 4.20 Tampilan Form Input Data User d) Tampilan Form Input Data Pengawas

iv

e)

Tampilan Form Matriks Berpasangan Gambar 4.21 Perbandingan Tampilan Form Input Data User

Gambar 4.22 Tampilan Form Matriks Perbandingan Berpasangan

f)

Tampilan Form Matriks Nilai Kriteria

Gambar 4.23 Tampilan Form Matriks Nilai Kriteria

g) Tampilan Form Matriks Penjumlahan Setiap Baris

Gambar 4.24 Tampilan Form Matriks Penjumlahan Setiap Baris


vi

h) Tampilan Form Perhitungan Rasio Konsistensi

Gambar 4.25 Tampilan Form Perhitungan Rasio Konsistensi i) Tampilan Form Penilaian Hasil Akhir

vii

Gambar 4.26 Tampilan Form Matriks Nilai Kriteria

j)

Tampilan Laporan Hasil Penilaian Akhir

Gambar 4.27 Laporan Hasil Akhir


viii

Gambar 4.28 Laporan Pengawas Sekolah TK / SD

Gambar 4.29 Laporan Pengawas Sekolah SMP / SMA

ix

2) Testing a. Pengujian Black Box Pengujian selanjutnya dilakukan untuk memastikan bahwa suatu event atau masukan akan menjalankan proses yang tepat dan menghasilkan output yang sesuai dengan desain. Rencana pengujian sistem dapat dilihat pada tabel 4.33. Tabel 4.33 Rencana Pengujian Sistem Item Uji Detail Pengujian Jenis Pengujian Login Konfirmasi login Blackbox Input Data User Simpan, Hapus Blackbox Input Data Simpan, Hapus Blackbox Pengawas Proses Nilai Next, Simpan Blackbox Kriteria dan Subkriteria Proses Nilai Akhir Simpan, Update, Hapus Blackbox

No 1 2 3 4

a. Hasil pengujian sistem 1) Pengujian login Tabel 4.34 Pengujian login (data normal) Username, password, level Data Masukan Pada saat menekan tombol ok, pengguna dapat Yang Diharapkan masuk ke menu utama dan dapat menggunakan system. Pengguna dapat masuk ke dalam system dengan Pengamatan username dan password yang terdaftar pada system. Sukses Kesimpulan Tabel 4.35 Pengujian login (data salah) Username, password, level Pada saat menekan tombol ok, pengguna tidak dapat masuk ke menu utama dan akan tampil pesan username tidak tersedia ataupun password salah. Pengguna tidak dapat masuk ke dalam sistem karena username ataupun password tidak terdaftar. Sukses
x

Data Masukan Yang Diharapkan

Pengamatan Kesimpulan

2) Pengujian Input Data User Tabel 4.36 Pengujian Input Data User (data normal) Simpan Data user sesuai dengan atribut yang disediakan Data Masukan Proses simpan data berhasil, data user tersimpan Yang Diharapkan pada database yang disediakan. Data berhasil disimpan pada database dan Pengamatan ditampilkan pada datagrid. Sukses Kesimpulan Hapus Pilih data yang akan dihapus Data Masukan Proses hapus data berhasil Yang Diharapkan Data yang dihapus tidak muncul pada datagrid. Pengamatan Sukses Kesimpulan

Tabel 4.37 Pengujian Input Data User (data salah) Simpan Kode user dikosongkan Data Masukan Proses simpan data tidak berhasil, data user tidak Yang Diharapkan tersimpan pada database yang disediakan, tampil pesan peringatan kode user harus diisi. Data gagal disimpan pada database, tampil perintah Pengamatan untuk mengisi atribut kode user. Sukses Kesimpulan Hapus Tidak memilih data yang yang akan dihapus Data Masukan Data gagal dihapus dari database, menampilkan Yang Diharapkan pesan untuk memilih data yang ingin dihapus Gagal dihapus, tampil pesan untuk memilih data Pengamatan yang akan dihapus Sukses Kesimpulan 3) Pengujian Input Data Pengawas Tabel 4.38 Pengujian Input Data Pengawas (data normal) Simpan Data pengawas sesuai dengan atribut yang Data Masukan disediakan Proses simpan data berhasil, data pengawas Yang Diharapkan tersimpan pada database yang disediakan. Data berhasil disimpan pada database dan Pengamatan
xi

Kesimpulan Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

ditampilkan pada datagrid. Sukses Hapus Pilih data yang akan dihapus Proses hapus data berhasil Data yang dihapus tidak muncul pada datagrid. Sukses

Tabel 4.39 Pengujian Input Data Pengawas (data salah) Simpan Kode pengawas dikosongkan Data Masukan Proses simpan data tidak berhasil, data pengawas Yang Diharapkan tidak tersimpan pada database yang disediakan, tampil pesan peringatan kode pengawas harus diisi. Data gagal disimpan pada database, tampil perintah Pengamatan untuk mengisi atribut kode pengawas. Sukses Kesimpulan Hapus Tidak memilih data yang yang akan dihapus Data Masukan Data gagal dihapus dari database, menampilkan Yang Diharapkan pesan untuk memilih data yang ingin dihapus Gagal dihapus, tampil pesan untuk memilih data Pengamatan yang akan dihapus Sukses Kesimpulan 4) Pengujian Proses Nilai Kriteria & Subkiteria Tabel 4.40 Pengujian Nilai Kriteria & Subkriteria (data normal) Next Nilai Matriks Perbandingan Berpasangan Data Masukan Proses mengisi nilai matriks perbandingan Yang Diharapkan berpasangan berhasil Data berhasil diisi pada matriks perbandingan Pengamatan berpasangan dan ditampilkan Sukses Kesimpulan Simpan Nilai Matriks Kriteria Data Masukan Proses simpan data berhasil Yang Diharapkan Data yang disimpan ditampilkan pada datagrid. Pengamatan Sukses Kesimpulan Next Nilai Matriks Penjumlahan Setiap Baris Data Masukan Nilai ditampilkan pada tabel matriks penjumlahan Yang Diharapkan
xii

Pengamatan Kesimpulan Next Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

setiap baris. Nilai ditampilkan pada tabel matriks penjumlahan setiap baris. Sukses Perhitungan Rasio Konsistensi Nilai ditampilkan pada tabel perhitungan rasio konsistensi dan mendapatkan nilai CI dan CR. Nilai ditampilkan pada tabel perhitungan rasio konsistensi. Sukses

Tabel 4.41 Pengujian Nilai Kriteria & Subkriteria (data salah) Next Nilai Matriks perbandingan berpasagan tidak diisi Data Masukan Proses untuk melanjutkan ke matriks nilai kriteria Yang Diharapkan gagal dan tidak dapat melanjutkan untuk perhitungan rasio konsistensi, tampil pesan salah satu data tidak bisa kosong. Nilai matriks perbandingan berpasangan kosong. Pengamatan Sukses Kesimpulan 5) Pengujian Proses Nilai Hasil Penilaian Tabel 4.42 Pengujian Nilai Hasil Penilaian (data normal) Simpan Pilih pengawas yang akan dinilai Data Masukan Proses mengisi nilai akhir berhasil Yang Diharapkan Data berhasil disimpan pada database nilai akhir. Pengamatan Sukses Kesimpulan Update Pilih data yang akan diupdate Data Masukan Proses update data berhasil Yang Diharapkan Data diperbaharui dan ditampilkan pada datagrid. Pengamatan Sukses Kesimpulan Hapus Pilih data yang akan dihapus Data Masukan Proses hapus data berhasil Yang Diharapkan Data yang dihapus tidak ditampilkan pada datagrid. Pengamatan Sukses Kesimpulan Tabel 4.43 Pengujian Nilai Hasil Penilaian (data salah) Simpan
xiii

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Data pengawas dikosongkan Proses mengisi nilai akhir gagal Data tidak berhasil disimpan pada database nilai akhir. Sukses

4. Analisis Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, proses pemilihan pengawas sekolah kurang objektif, baik dari segi waktu maupun dari segi kualitas. Hal ini dikarenakan prosedur dalam pemilihan pengawas sekolah belum sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah / Madrasah. Proses pemilihan pengawas sekolah masih dilakukan secara manual yaitu koordinator pengawas menerima usulan calon pengawas sekolah dari beberapa pengawas sekolah, kemudian koordinator pengawas dan bagian PMPTK melakukan rapat untuk membahas pemilihan pengawas sekolah. Setelah melakukan rapat, nama calon pengawas sekolah tersebut diberikan kepada Kepala Dinas, selanjutnya Kepala Dinas membuat usulan nama calon pengawas sekolah ke Bupati untuk mengeluarkan SK pengawas sekolah. Tetapi terkadang nama-nama pengawas sekolah yang mendapatkan SK pengawas sekolah tidak sesuai dengan nama-nama yang telah diusulkan sebelumnya oleh Kepala Dinas. Hal ini mengakibatkan pemilihan pengawas sekolah tidak objektif dan membutuhkan waktu yang lama dalam menentukan pemilihan pengawas sekolah dan hasilnya tidak akurat. Setelah melakukan penelitian tersebut maka penyusun mengusulkan suatu sistem pendukung keputusan dengan menerapkan metode Analitycal Hierarchy
xiv

Process (AHP) yang dapat menjadi alat bantu dalam pemilihan pengawas sekolah. Karena dengan menerapkan metode AHIP informasi yang dihasilkan lebih akurat, dimana pada metode AHP, prosesnya dilakukan perbandingan berpasangan antara kriteria dan kriteria serta subkriteria dan subkriteria. Hasil perbandingan berpasangan dibagi dengan jumlah elemen yang ada, sehingga diperoleh nilai prioritas kriteria dari setiap kriteria dan subkriteria yang dimaksud. Setelah mendapatkan nilai prioritas kriteria dan subkriteria, selanjutnya nilai prioritas dikalikan dengan nilai keadaan alternatif untuk mendapatkan nilai akhir. Calon pengawas sekolah yang memiliki nilai tertinggi berhak untuk menjadi pengawas sekolah. Dengan menerapkan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) dalam menentukan pemilihan pengawas sekolah, hasilnya lebih akurat serta pemilihan pengawas sekolah lebih objektif. Karena proses pemilihan pengawas sekolah dinilai berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dalam undang-undang yaitu : C1 = Pendidikan C2 C3 C4 C5 = Jabatan = Pengalaman Kerja = Pangkat / Golongan = Usia

Berdasarkan kriteria tersebut, maka dilakukan pemilihan pengawas sekolah. Dengan terlebih dahulu menentukan prioritas kriteria dan prioritas subkriteria seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pengawas sekolah yang terpilih dilihat dari nilai tertinggi yang didapatkan oleh pengawas tersebut, karena pada sistem pendukung

xv

keputusan ini, pengawas sekolah terpilih diurutkan dari nilai tertinggi hingga nilai terendah. Seperti dilihat pada gambar 4.28 :

Gambar 4.28 Laporan Hasil Akhir Pemilihan Pengawas Sekolah Berdasarkan penelitian tersebut, maka penyusun menyimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), dapat membantu dalam pemilihan pengawas sekolah dan hasilnya lebih akurat dibandingkan dengan proses pemilihan pengawas sekolah sebelumnya, yang masih membutuhkan waktu dalam proses penentuan pemilihan pengawas sekolah.

xvi

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemilihan Pengawas Sekolah diharapkan dapat membantu dalam pengambilan keputusan dengan menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). 2. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemilihan Pengawas Sekolah pada Dinas Pendidikan Bone Bolango, dapat membantu pihak dinas pendidikan dalam menentukan pengawas sekolah dengan mengambil nilai hasil akhir pengawas sekolah yang tertinggi. 3. Pengurutan hasil akhir sistem dari nilai tertinggi hingga terendah dan sistem ini hanya menjadi alat bantu bagi pengambil keputusan, keputusan akhir tetap berada di tangan pengambil keputusan.

B.

Saran Adapun saran berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah

diuraikan sebelumnya yaitu : 1. Diharapkan melalui penelitian ini, pemilihan pengawas sekolah menjadi lebih objektif. 2. Untuk peneliti selanjutnya aplikasi ini dapat dikembangkan menjadi sistem yang dinamis agar bisa dilakukan penambahan kriteria jika sewaktu-waktu
xvii

mengalami perubahan dalam undang-undang yang mengatur tentang standarisasi pengawas sekolah serta dapat mengekstraksi file secara langsung dari file Microsoft Excel.

xviii

DAFTAR PUSTAKA Aryanggana, A. (2010). Analisis dan Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Pada Imworks dengan Metode Numerik. Yogyakarta: AMIKOM. Azwany, F. 2010. Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Usaha Rakyat Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Skripsi. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/21407 Diakses tanggal 08 April 2012 Hermawan, J. (2005). Membangun Decision Support System. Yogyakarta: Penerbit Andi. Kusrini. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: ANDI OFFSET. Miller, P. G., Strang, J., & Miller, P. M. (2010). Addiction Research Methods. Oxford: Blackwell Publishing Ltd. Sujana, N. Dkk. (2011). Buku Kerj Pengawas Sekolah. Penerbit Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Badan PSDM dan PMP Kementrian Pendidikan Nasional. Sulipan. (2009). Pengembangan Profesionalisme dan Karir Pengawas Sekolah. www.oocities.org/pengembangan_sekolah/pengawas.html. Diakses tanggal 16 Maret 2012. Turban, E. Dkk. (2005). Decision Support System and Intelligent System. Yogyakarta: Penerbit Andi.

xix

LAMPIRAN 1

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2007 TANGGAL 28 MARET 2007 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH / MADRASAH
A. KUALIFIKASI 1. Kualifikasi Pengawas Taman Kanak-kanak/RaudhatulAthfal (TK/RA) dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidai-yah (SD/MI) adalah sebagai berikut: a. Berpendidikan minimum sarjana (S1) atau diplomaempat (D-IV)

kependidikan dari perguruan tinggiterakreditasi;

b. 1). Guru TK/RA bersertifikat pendidik sebagai guruTK/RA dengan pengalaman kerja minimum de-lapan tahun di TK/RA atau kepala sekolah TK/RA dengan pengalaman kerja minimum 4 ta-hun, untuk menjadi pengawas TK/RA;

2). Guru SD/MI bersertifikat pendidik sebagai guruSD/MI dengan pengalaman kerja minimum de-lapan tahun di SD/MI atau kepala sekolah SD/MI dengan pengalaman kerja minimum 4tahun, untuk menjadi pengawas SD/MI;

xx

c. Memiliki pangkat minimum penata, golonganruang III/c; d. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkatsebagai pengawas satuan pendidikan; e. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuanpendidikan yang dapat diperoleh melalui uji kom-petensi dan atau pendidikan dan pelatihan fungsional pengawas, pada lembaga yang ditetapkanpemerintah; dan f. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan. 2. Kualifikasi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Me-nengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan(SMK/MAK) adalah sebagai berikut : a. Memiliki pendidikan minimum magister (S2)kependidikan dengan berbasis sarjana (S1) dalamrumpun mata pelajaran yang relevan padaperguruan tinggi terakreditasi; b. 1) Guru SMP/MTs bersertifikat pendidik sebagaiguru SMP/MTs dengan pengalaman kerja mi-nimum delapan tahun dalam rumpun

matapelajaran yang relevan di SMP/MTs atau ke-pala sekolah SMP/MTs dengan pengalamankerja minimum 4 tahun, untuk menjadi penga-was SMP/MTs sesuai dengan rumpun matapelajarannya; 2) Guru SMA/MA bersertifikat pendidik sebagaiguru dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata pelajaran yangrelevan di SMA/MA atau kepala sekolah SMA/MA dengan

xxi

pengalaman kerja minimum 4 ta-hun, untuk menjadi pengawas SMA/MA sesuaidengan rumpun mata pelajarannya; 3) Guru SMK/MAK bersertifikat pendidik sebagaiguru SMK/MAK dengan pengalaman kerjaminimum delapan tahun dalam rumpun matapelajaran yang relevan di SMK/MAK atau ke-pala sekolah SMK/MAK dengan pengalamankerja minimum 4 tahun, untuk menjadi penga-was SMK/MAK sesuai dengan rumpun

matapelajarannya; c. Memiliki pangkat minimum penata, golonganruang III/c; d. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkatsebagai pengawas satuan pendidikan; e. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuanpendidikan yang dapat diperoleh melalui uji kom-petensi dan atau pendidikan dan pelatihan fungsional pengawas, pada lembaga yang ditetapkanpemerintah; dan f. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.

xxii

CURRICULUM VITAE Djamila Podungge, Lahir di Gorontalo pada tanggal 1 Maret 1990, anak Pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Muchtar Podungge, A.Md dan Ibu Fatmah Asiku. Saya mengawali pendidikan formal di SDN 31 Kota Utara kota Gorontalo pada Tahun 19962001, kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 8 Kota Gorontalo tahun 2002-2004 setelah lulus, melanjutkan pendidikan ke SMK Negeri 1 Gorontalo tahun 2005-2008 saya dapat menyelesaikan pendidikan di Gorontalo dengan nilai memuaskan. Setelah saya lulus pada tahun 2008, saya memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu di Universitas Negeri Gorontalo sebagai tempat untuk menimba ilmu, khususnya di Jurusan Teknik Informatika Prodi S1 Sistem Informasi dan disinilah status saya berubah dari seorang siswa menjadi seorang mahasiswa. Adapun Riwayat Pendidikan Penyusun secara jelas dapat di rinci sebagai berikut: 1. SDN 31 Kota Utara kota Gorontalo pada Tahun 1996-2001 2. SMP Negeri 8 Kota Gorontalo tahun 2002-2004 3. SMK Negeri 1 Gorontalo tahun 2005-2008 4. Peserta TOEIC tahun 2006/2007 5. Peserta Pembinaan Belajar Kampus (PBK) dan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) yang diselenggarakan oleh HMJ, SENMA, dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNG tahun 2008. 6. Peserta Workshop Pembuatan Karya Tulis Ilmiah & Teknik Presentasi Di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2008. SMK Negeri 1

xxiii

7. Peserta Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2009. 8. Peserta Kuliah Kerja Sibermas (KKS) Posdaya di Desa Sidomukti Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo tahun 2011. 9. Peserta Kerja Praktek di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Tahun 2011. 10. Peserta Workshop Cloud & Computing Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2012.

xxiv

You might also like