You are on page 1of 61

DESAIN YANG BERKELANJUTAN, DESAIN YANG MEWADAHI SEMUA

27 OKTOBER 2012, GRANITO TILE STUDIO


Dipersiapkan oleh : Gunawan Tanuwidjaja, ST., M.Sc., Ir. Joyce M. Laurens M.Arch. IAI.

Agenda Presentasi
Tren Internasional & Nasional untuk Desain Inklusif Definisi dan Prinsip - Prinsip Desain Inklusif / Desain Universal (ID/UD) Contoh Desain Inklusif & Contoh Penelitian ID
Tanya Jawab

TREN INTERNASIONAL & NASIONAL UNTUK DESAIN INKLUSIF


Dipersiapkan oleh : Gunawan Tanuwidjaja, ST., M.Sc., Ir. Joyce M. Laurens M.Arch. IAI.

Menipisnya Sumber Daya Alam

Perubahan Iklim Global

Permasalahan Pembangunan yang Tidak Berkelanjutan di Dunia

Meningkatnya Populasi, Kemiskinan

dan Diskriminasi Sosial


Kepunahan Tumbuhan dan Hewan

Meningkatnya Polusi

Hilangnya habitat alam

Deklarasi Kopenhagen International Union of Architects (UIA)


Memahami bahwa industri bangunan dan konstruksi menyediakan kesempatan bagi kita untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan yang tidak berkelanjutan masa kini, UIA sepakat untuk mengadopsi Strategi Desain yang Berkelanjutan (Sustainable by Design) yang holistik dan integratif dari skala terkecil sampai melalui kota dan perencanaan regional
UIA bekerja sama dengan semua anggota dari 124 negara untuk mengembangkan Strategi nasional yang spesifik untuk melaksanakan Strategi Desain yang Berkelanjutan. Misi Sustainable by Design ini akan diluncurkan pada Kongres UIA Dunia di Tokyo pada tahun 2011.
Sustainable City (Urban Planning)

Economy

Sustainable Neighbourhood (Urban Design)


Sustainable Building

Sustainable Social Arch Design

Environmental

(Architecture)

Source: http://www.uia-architectes.org/image/PDF/COP15/COP15_Declaration_EN.pdf

Deklarasi Kopenhagen UIA


Strategi Desain yang Berkelanjutan yang terkait dengan Desain Inklusif Desain yang Berkelanjutan dimulai pada tahap - tahap awal proyek dan memerlukan komitmen antara semua pemangku kepentingan:, klien perancang, insinyur, wewenang, kontraktor, pemilik, pengguna dan masyarakat ........................................ Desain yang Berkelanjutan mengakui bahwa semua proyek arsitektur dan perencanaan merupakan bagian dari sistem interaktif yang kompleks, dikaitkan dengan lingkungan yang lebih luas alami, dan mencerminkan warisan, budaya, dan nilai-nilai sosial dari kehidupan sehari-hari masyarakat ........................................ Desain yang Berkelanjutan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup, mempromosikan keadilan baik lokal maupun global, memajukan kesejahteraan ekonomi dan memberikan kesempatan bagi keterlibatan masyarakat dan pemberdayaan. ........................................ Desain yang Berkelanjutan mendukung pernyataan UNESCO bahwa keragaman budaya, sebagai sumber pertukaran, inovasi dan kreativitas, adalah sangat diperlukan untuk manusia seperti halnya keanekaragaman hayati untuk alam.
Source: http://www.uia-architectes.org/image/PDF/COP15/COP15_Declaration_EN.pdf

Kerangka Desain Arsitektur Berkelanjutan

Ekonomi
Inklusivitas Sosial o Desain Inklusif (Inclusive Design)

Sosial

Lingkung an

Desain Arsitektur yg Berkelanjutan

Peraturan terkait Desain Inklusif di Indonesia


UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA No. 4 Tahun 1997 Tentang PENYANDANG CACAT Pasal 5 Setiap penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Pasal 6 Setiap penyandang cacat berhak memperoleh : 1. pendidikan pada semua satuan, jalur, dan jenjang pendidikan; 2. pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan, dan kemampuannya; 3. perlakuan yang sama untuk berperan dalam pembangunan dan menikmati hasilhasilnya; 4. aksesibilitas dalam rangka kemandiriannya; 5. rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan social; dan

Peraturan terkait Desain Inklusif di Indonesia


UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA No. 4 Tahun 1997 Tentang PENYANDANG CACAT Pasal 6 (lanjut) Setiap penyandang cacat berhak memperoleh : 6. hak yang sama untuk menumbuhkan bakat, kemampuan, dan kehidupan sosialnya, terutama bagi penyandang cacat anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Pasal 10 1. Kesamaan kesempatan bagi penyandang cacat dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan dilaksanakan melalui penyediaan aksesibilitas. 2. Penyediaan aksesibilitas dimaksudkan untuk menciptakan keadaan dan lingkungan yang lebih menunjang penyandang cacat dapat sepenuhnya hidup bermasyarakat. 3. Penyediaan aksesibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat dan dilakukan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.

Peraturan terkait Desain Inklusif di Indonesia

Peraturan terkait Desain Inklusif di Indonesia

Peraturan terkait Desain Inklusif di Indonesia

Peraturan terkait Desain Inklusif di Indonesia

Peraturan terkait Desain Inklusif di Indonesia

Peraturan terkait Desain Inklusif di Indonesia

Kontradiksi Implementasi Peraturan ID di Indonesia


Hampir tidak ada perbaikan telah dilaksanakan di tingkat Nasional. Di tingkat LSM lokal telah menganjurkan hak orang berkemampuan berbeda (penyandang cacat). Perkembangan ID terlalu lambat. Kurangnya kesadaran regulasi desain Inklusif dan kemauan untuk melaksanakan peraturan

Fenomena Inclusive Design

Semua pengguna membutuhkan untuk mengakses & menggunakan bangunan nyaman

Tidak semua desain mengakomodasi semua pengguna (terutama dengan kebutuhan khusus)

DEFINISI DAN PRINSIP PRINSIP INCLUSIVE DESIGN (UNIVERSAL DESIGN)


Dipersiapkan oleh : Gunawan Tanuwidjaja, ST., M.Sc., Ir. Joyce M. Laurens M.Arch. IAI.

Fenomena Universal Vs Inclusive Design

Universal Design

Inclusive Design

Image Source: http://www.inclusivedesign.no/getfile.php/Bilder/Artikkelbilder/Tripptrapp_grow.jpg%20(large_thumbnail).jpg http://www.thekitchendesigner.org/storage/universal%20design%20susan%20serra012a.jpg

Definisi dari Universal Design


Universal Design diciptakan oleh arsitek Ronald L. Mace untuk menggambarkan proses merancang semua produk dan lingkungan dibangun untuk menjadi estetika dan digunakan semaksimal mungkin oleh semua orang, terlepas dari usia mereka, kemampuan, atau status hidup. Hal ini kemudian dituangkan oleh Selwyn Goldsmith, penulis Designing for the Disabled (1963), (Merancang untuk Penyandang Cacat), yang benar-benar memelopori konsep akses yang mudah untuk orang cacat. Prestasinya yang paling signifikan adalah penciptaan ramp pinggir jalan yang menjadi fitur standar dari lingkungan binaan
Source: http://en.wikipedia.org/wiki/Universal_design
Source: http://www.adaag.com/ada-accessibilityguidelines/index.php

Definisi dari Inclusive Design


Inclusive Design dapat didefinisikan sebagai Rancangan produk mainstream dan/atau jasa yang dapat diakses, dan digunakan oleh sebanyak mungkin orang secara wajar tanpa perlu untuk adaptasi khusus atau desain khusus." Hal ini berarti desain ini dihasilkan secara holistik.

Source: http://www-edc.eng.cam.ac.uk/betterdesign/

Prinsip Prinsip dari Inclusive Design


Prinsip Prinsip dari Inclusive Design User Centered (Berpusat pada Kebutuhan Pengguna) Individu dalam populasi memiliki berbagai kemampuan yang berbeda dan ketrampilan, pengalaman masa lalu, keinginan dan pendapat. Melakukan penelitian untuk mengetahui hal ini dengan waktu yang tepat, dengan fokus yang tepat dan dalam kerangka desain yang tepat akan menghasilkan pemahaman yang berharga. Population aware (Kesadaran atas Populasi) Sudut pandang umum yang salah ialah seseorang biasanya tergolong sebagai penyandanc cacat atau atau orang yang mampu sepenuhnya, namun ternyata terdapat spektrum kemampuan yang luas yang tampak jelas pada populasi apapun. Business focused (Terfokus pada Bisnis) - Setiap keputusan yang dibuat selama siklus desain dapat mempengaruhi desain inklusif dan kepuasan pengguna. Kegagalan untuk memahami kebuuhan pengguna dapat menghasilkan produk yang memisahkan orang - orang secara tidak perlu dan meninggalkan lebih banyak frustrasi, sehingga menimbulkan masalah lainnya. Sebaliknya, keberhasilan implementasi desain inklusif dapat menghasilkan produk yang fungsional, bermanfaat, diinginkan, dan akhirnya menguntungkan.
Source: http://www-edc.eng.cam.ac.uk/betterdesign/

Kriteria - Kriteria dari Inclusive Design


Kriteria Kriteria of Inclusive Design Functional (Fungsional) Produk - produk harus menyediakan fitur yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan dan keinginan keinginan pengguna dimaksud. Sebuah produk dengan banyak fitur tidak dijamin akan fungsional! Usable (Dapat digunakan) Produk produk yang mudah dioperasikan adalah yang menyenangkan dan memberikan kepuasan bagi pengguna, sedangkan produk produk yang memberikan tuntutan tinggi pada pengguna akan menyebabkan frustrasi bagi banyak orang dan bahkan memisahkan beberapa orang sama sekali. Desirable (Diinginkan) Sebuah produk mungkin sangat diinginkan untuk berbagai alasan, termasuk menjadi mencolok dari segi estetis atau menyenangkan untuk disentuh, menunjukkan status sosial, atau membawa dampak positif terhadap kualitas hidup. Viable (Layak) Keberhasilan bisnis dari produk dapat diukur dengan profitabilitasnya. Hal ini biasanya merupakan hasil dari produk yang fungsional, bermanfaat, dan diinginkan, dan yang dipasarkan pada saat yang tepat dengan harga yang tepat.
Source: http://www-edc.eng.cam.ac.uk/betterdesign/

Prinsip Prinsip Universal Design


Detail Penjelasan
PRINSIP PRINSIP UNIVERSAL DESIGN PRINSIP KESATU: Equitable Use (Kesetaraan dalam Penggunaan) PRINSIP KEDUA: Flexibility in Use (Fleksibilitas Penggunaan) PRINSIP KETIGA: Simple and Intuitive Use (Penggunaan yang Sederhana dan Intuitif) PRINSIP KEEMPAT: Perceptible Information (Informasi yang Jelas) PRINSIP KELIMA: Tolerance for Error (Memberikan Toleransi terhadap Kesalahan) PRINSIP KEENAM: Low Physical Effort (Memerlukan Upaya Fisik yg Rendah) PRINSIP KETUJUH: Size and Space for Approach and Use (Menyediakan Ukuran dan Ruang untuk Pendekatan dan Penggunaan)
Source: http://www.ncsu.edu/www/ncsu/design/sod5/cud/\

CONTOH CONTOH INCLUSIVE DESIGN DI UK PETRA


Dipersiapkan oleh : Gunawan Tanuwidjaja, ST., M.Sc., Ir. Joyce M. Laurens M.Arch. IAI.

Evaluasi Aksesibilitas Bandung 2003

SD 9 Mutiara (Sekolah Inklusif)

Source: http://greenimpactindo.wordpress.com/

SD 9 Mutiara (Sekolah Inklusif)

Source: http://greenimpactindo.wordpress.com/

Redesain Daerah Keberangkatan Terminal Purabaya

Redesain Daerah Keberangkatan Terminal Purabaya

Redesain Daerah Keberangkatan Terminal Purabaya

Redesain Daerah Keberangkatan Terminal Purabaya


Karya Gracia Agustina dan Priscilla Mahasiswa UK Petra Utk Mata Kuliah AR633 Desain Inklusi

Redesain Daerah Keberangkatan Terminal Purabaya

Karya Gracia Agustina dan Priscilla Mahasiswa UK Petra Utk Mata Kuliah AR633 Desain Inklusi

Redesain Daerah Keberangkatan Terminal Purabaya

Karya Gracia Agustina dan Priscilla Mahasiswa UK Petra Utk Mata Kuliah AR633 Desain Inklusi

Redesain Daerah Keberangkatan Terminal Purabaya

Karya Gracia Agustina dan Priscilla Mahasiswa UK Petra Utk Mata Kuliah AR633 Desain Inklusi

Redesain Daerah Keberangkatan Terminal Purabaya

Karya Gracia Agustina dan Priscilla Mahasiswa UK Petra Utk Mata Kuliah AR633 Desain Inklusi

Redesain Daerah Keberangkatan Terminal Purabaya

Karya Gracia Agustina dan Priscilla, Mahasiswa UK Petra Utk Mata Kuliah AR633 Desain Inklusi

Redesain Daerah Keberangkatan Terminal Purabaya

Karya Gracia Agustina dan Priscilla, Mahasiswa UK Petra Utk Mata Kuliah AR633 Desain Inklusi

Redesain Daerah Keberangkatan Terminal Purabaya

Karya Gracia Agustina dan Priscilla, Mahasiswa UK Petra Utk Mata Kuliah AR633 Desain Inklusi

Redesain Daerah Keberangkatan Terminal Purabaya


1. Equitable Use 2. Flexibilty in Use 3. Simple and Intuitive Use 4. Preceptible Information 5. Tolerance for Error 6. Low Physical Effort 7. Size and Space for Approach and Use

Karya Gracia Agustina dan Priscilla, Mahasiswa UK Petra Utk Mata Kuliah AR633 Desain Inklusi

AKHIR DARI PRESENTASI


TERIMAKASIH DAN KESEMPATAN UNTUK TANYA JAWAB
Dipersiapkan oleh : Gunawan Tanuwidjaja, ST., M.Sc., Ir. Joyce M. Laurens M.Arch. IAI.

PENJELASAN 7 PRINSIP DESAIN INKLUSIF


Dipersiapkan oleh : Gunawan Tanuwidjaja, ST., M.Sc., Ir. Joyce M. Laurens M.Arch. IAI.

Pedoman Dasar dari Universal Design


Pedoman Dasar dari Universal Design
PRINSIP SATU: Equitable Use (Kesetaraan dalam Penggunaan) Desain akan menjadi berguna dan dapat dipasarkan untuk seluruh orang dengan kemampuan yang beragam.
Menyediakan sarana yang sama digunakan untuk semua pengguna: fasilitas yang identik bila memungkinkan, fasilitas yang setara bila tidak memungkinkan. Hindari memisahkan atau melakukan stigmatisasi pada pengguna manapun. Menyediakan privasi, keamanan, dan keselamatan sama tersedia bagi semua pengguna.

Membuat desain menarik bagi semua pengguna.

PRINSIP DUA: Flexibility in Use (Fleksibilitas Penggunaan) - Desain mengakomodasi berbagai preferensi dan kemampuan setiap individu.
Memberikan pilihan dalam metode digunakan. Mengakomodasi kemungkinan pengguna tangan kanan atau tangan kiri. Memfasilitasi keakuratan dan presisi dari pengguna. Memberikan kemungkinan adaptasi terhadap kecepatan pengguna.

Source: http://www.ncsu.edu/www/ncsu/design/sod5/cud/\

Pedoman Dasar dari Universal Design


Pedoman Dasar dari Universal Design
PRINSIP KETIGA: Simple and Intuitive Use (Penggunaan yang Sederhana dan Intuitif) - Penggunaan desain harus dapat dimengerti dengan mudah, tidak tergantung kepada perbedaan pengalaman, pengetahuan, keterampilan bahasa, atau tingkat konsentrasi saat itu dari seluruh pengguna.
Hilangkan kompleksitas yang tidak perlu. Jadilah konsisten untuk mencapai harapan pengguna dan mengantisipasi intuisi pengguna. Mengakomodasi berbagai jenis keterampilan melek huruf dan keterampilan bahasa. Aturlah informasi sesuai dengan derajat kepentingannya. Menyediakan masukan dan umpan balik yang efektif selama dan setelah selesai penggunaan atau tugas.

Source: http://www.ncsu.edu/www/ncsu/design/sod5/cud/\

Pedoman Dasar dari Universal Design


Pedoman Dasar dari Universal Design PRINSIP KEEMPAT: Perceptible Information (Informasi yang Jelas) Desain harusnya mengkomunikasikan informasi yang penting (diperlukan) secara efektif kepada pengguna, terlepas dari kondisi lingkungan atau kemampuan indra pengguna.
Gunakan mode komunikasi yang berbeda ( dengan gambar, verbal, taktil) untuk presentasi informasi penting dengan memadai. Maksimalkan "keterbacaan" informasi penting. Lakukan diferensiasi elemen elemen cara menjelaskan (misalnya, membuatnya mudah untuk menyampaikan instruksi atau petunjuk). Menyediakan kompatibilitas dengan berbagai teknik atau peralatan yang digunakan oleh orang-orang dengan keterbatasan indrawi.

Source: http://www.ncsu.edu/www/ncsu/design/sod5/cud/\

Pedoman Dasar dari Universal Design


Pedoman Dasar dari Universal Design
PRINSIP KELIMA: Tolerance for Error (Memberikan Toleransi terhadap Kesalahan) Desain harus meminimalkan bahaya dan konsekuensi yang merugikan dari tindakan disengaja atau kecelakaan.
Atur elemen untuk meminimalkan bahaya dan kesalahan: elemen yang digunakan paling, paling mudah diakses; unsur yang sangat berbahaya harus dieliminasi, terisolasi, atau dilindungi. Memberikan peringatan atas potensi bahaya dan kesalahan. Menyediakan gagal fitur yang tidak memberikan kesempatan untuk gagal (atau aman walaupun gagal bekerja). Mencegah tindakan yang tidak sadar dalam tugas-tugas yang membutuhkan kewaspadaan.

PRINSIP KEENAM: Low Physical Effort (Memerlukan Upaya Fisik yg Rendah) - Desain dapat digunakan secara efisien dan nyaman dan hanya menimbulkan kelelahan minimum.
Biarkan pengguna untuk mempertahankan posisi tubuh netral. Gunakan kekuatan operasi yang wajar. Minimalkan tindakan berulang. Minimalkan upaya fisik yang terus menerus. Source: http://www.ncsu.edu/www/ncsu/design/sod5/cud/\

Pedoman Dasar dari Universal Design


Pedoman Dasar dari Universal Design
PRINSIP KETUJUH: Size and Space for Approach and Use (Menyediakan Ukuran dan Ruang untuk Pendekatan dan Penggunaan)- Ukuran dan ruang yang sesuai seharusnya disediakan untuk memudahkan pendekatan, pencapaian, manipulasi, dan penggunaan terlepas dari ukuran tubuh pengguna, postur, atau mobilitas. Memberikan garis yang jelas terlihat pada unsur-unsur penting bagi setiap pengguna duduk atau berdiri. Membuat mencapai semua komponen nyaman bagi setiap pengguna duduk atau berdiri. Mengakomodasi variasi di tangan dan ukuran grip. Menyediakan ruang yang cukup untuk penggunaan alat bantu atau bantuan pribadi.

Source: http://www.ncsu.edu/www/ncsu/design/sod5/cud/\

PENJELASAN RISET EVALUASI AKSESIBILITAS DI BANDUNG 2003


Dipersiapkan oleh : Gunawan Tanuwidjaja, ST., M.Sc., Ir. Joyce M. Laurens M.Arch. IAI.

Evaluasi Aksesibilitas Bandung 2003

Evaluasi Aksesibilitas Bandung 2003

Evaluasi Aksesibilitas Bandung 2003

Evaluasi Aksesibilitas Bandung 2003


Optimalisasi standar aksesibilitas terhadap kondisi di Indonesia pada bangunan

Toilet Universal yang optimal


Source: http://greenimpactindo.wordpress.com/

Evaluasi Aksesibilitas Bandung 2003


Optimalisasi standar aksesibilitas terhadap kondisi di Indonesia pada Trotoar

Source: http://greenimpactindo.wordpress.com/

Evaluasi Aksesibilitas Bandung 2003

Optimalisasi standar aksesibilitas terhadap kondisi di Indonesia pada Trotoar

Source: http://greenimpactindo.wordpress.com/

CONTOH CONTOH INCLUSIVE DESIGN DARI PIHAK LAIN


Dipersiapkan oleh : Gunawan Tanuwidjaja, ST., M.Sc., Ir. Joyce M. Laurens M.Arch. IAI.

Contoh - Contoh Inclusive Design


Easy Living Home
Easy Living Home mengkhususkan diri pada 'seni dari kemungkinkan' (the art of the possible), menciptakan rumah dirancang secara inklusif yang memperhatikan keadaan fisik dan aspirasi klien klien secara indah! Apapun itu, apakah seluruh rumah, kamar mandi atau hanya keran. Alison Wright, pendiri Easy Living Home, telah bekerja sama dengan pelatih terapi fisik (occupational therapist) Kate Sheehan dan Graham Group (pemasok pipa terbesar kedua Inggris). Bersama-sama, mereka telah mengembangkan merek baru dari kamar mandi 'inklusif' yang dirancang disebut LivingWorks yang diluncurkan dengan showroom pertama di Eastbourne pada bulan Juli 2007. Beberapa desain ini muncul baru baru ini dalam dokumen Pemerintah Lifetime Homes & Lifetime Neighborhoods sebagai contoh praktek terbaik. Alison juga senang menerima dua Penghargaan Desain Industri Dapur dan Kamar Mandi (Kitchen & Bathroom Industry design awards) untuk desain dapur 'inklusif' dan kamar mandi tsb.
Fasilitas penyimpanan peralatan mandi yang bergaya ini mencegah tergelincirnya pengguna dengan meletakkan handuk secara dekat, sementara juga menyediakan tempat duduk untuk membantu transfer masuk dan keluar dari bak mandi
Source: http://www-edc.eng.cam.ac.uk/betterdesign/ www.easylivinghome.co.uk

Contoh - Contoh Inclusive Design


Triton Showers
Untuk Triton Safeguard T100 Care Electric Shower, RNIB Access Consultancy Services bekerja dengan Triton Showers untuk menghasilkan produk mandi inklusif yang dirancang untuk pasar produk perawatan. Produk yang pertama akan diberikan persetujuan baru RNIB Reference, yang mengakui desain yang mudah diakses dan inklusif dalam produk arus utama & perawatan. Shower ini sekarang sangat mudah digunakan oleh semua orang, dengan hanya dua komponen operasi, label yang jelas dan instruksi dapat diakses pengguna. Kesederhanaan desain membuatnya mudah untuk digunakan, terutama untuk pengguna pertama kali. Warna yang sangat kontras membantu orang dengan kekurangan penglihatan untuk mengidentifikasi kontrol dan pengaturan suhu. Tanda taktil juga berguna bagi orang dengan kehilangan penglihatan dan kontrol yang mudah dioperasikan untuk orang dengan kelemahan atau kekurangan ketangkasan.
Source: http://www-edc.eng.cam.ac.uk/betterdesign/

Contoh Contoh Riset ID : Studi Keakraban dan Kegunaan Produk oleh Orang dengan Dimensia (Familiarity and Usability of Products by People with Dementia)
Penelitian ini memberikan potensi untuk memberikan contoh desain terbaik untuk rumah dan institusi. Khusus berkaitan dengan riset ini, terlihat bahwa gagasan keakraban pada orang dewasa usia senior dengan gangguan kognitif berhubungan dengan waktu penggunaan yang lebih pendek, bertentangan dengan apa yang biasanya digunakan selama seumur hidup seseorang (seperti diduga secara umum). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa beberapa produk mungkin memiliki fitur dan fungsi yang secara inheren lebih mudah bagi para pengguna untuk mengoperasikan, tidak peduli berapa lama (atau pendek) jangka waktu barang tersebug telah digunakan. Oleh karena itu, desain yang baik secara keseluruhan untuk populasi ini mungkin merupakan perpaduan fitur-fitur yang akrab dan mudah digunakan.

Crosshead

Dual Lever

Single Lever

Infrared

Plastic Wand*

least

(Kemudahan penggunaan)
most

Usability

most

(Keakraban) Source: http://www.ap.buffalo.edu/idea/

Familiarity

least

Contoh Contoh Riset ID : Studi Kemudahan Kunjungan Perumahan (Visitability Study for Housing)
Untuk mencari dan membuat rumah lebih mudah diakses dengan:
Pintu Masuk dengan nol-langkah (One zero-step entrance)pada depan, samping atau belakang rumah Jarak 32 inci 9 81.28 cm) minimal untuk lebar pintu (ukuran dalam) dan jarak 36 inci (91.44 cm) lebar bebas pada lorong-lorong Setidaknya 1 kamar mandi dapat diakses di lantai utama

Source: http://www.ap.buffalo.edu/idea/

Contoh Contoh Riset ID : Luas Lantai Bebas untuk Mobilitas Menggunakan Roda (Clear Floor Area for Wheeled Mobility) Pertanyaan: Apakah dimensi minimum luas lantai bebas yang diperlukan untuk mengakomodasi mobilitas pengguna alat bantu beroda dan perangkat mereka dalam lingkungan binaan?

Source: http://www.ap.buffalo.edu /idea/

Contoh Contoh Riset ID : Studi Luas Lantai Bebas untuk Mobilitas Pengguna Alat Bantu Beroda ketika Menjangkau dan Mengambil Barang
(Clear Floor Area for Wheeled Mobility when Reaching or Grasping) Pertanyaan: Apakah dimensi minimum untuk luas lantai bebas sehingga pengguna alat bantu beroda bisa bermanuver dalam jarak jangkauan untuk mengambil barang barang dalam lingkungan binaan?
Source: http://www.ap.buffalo.edu /idea/

You might also like