BAGIAN / SMF I.K. KULIT DAN KELAMIN FK UNDIP / RS DR. KARIADI SEMARANG Terbagi atas :
1. Mikosis Superfisial 2. Mikosis Intermedia 3. Mikosis Profunda MIKOSIS SUPERFISIAL A. Dermatofitosis B. Non Dermatofitosis MIKOSIS SUPERFISIAL I. DERMATOFITOSIS 1. Tinea Capitis 2. Tinea Fasialis / T. Barbae 3. Tinea Corporis / T.Glabrosa 4. Tinea Cruris 5. Tinea Pedis 6. Tinea Unguium
II. NON DERMATOFITOSIS : 1. Pityriasis versicolor / PV 2. Piedra 3. Tinea nigra palmaris 4. Otomikosis
Dermatofitosis D e f i n i s i Penyakit pd jaringan yg mengandung zat tanduk, mis: stratum korneum pd epidermis, rambut, dan kuku yg disebabkan golongan jamur dermatofita. Dermatofitosis SINONIM Tinea, ringworm, kurap, teigne, herpes sirsinata Dermatofitosis ETIOLOGI Dermatofita: Golongan jamur yg menyebabkan dermatofitosis Sifat jamur: mencernakan keratin Termasuk golongan kelas fungi imperfecti yg terbagi dalam 3: - Microsporum - Trichophyton - Epidermophyton Dermatofitosis KLASIFIKASI -Tinea kapitis -Tinea barbe -Tinea korporis -Tinea kruris -Tinea pedis -Tinea unguium
1.Tinea kapitis SINONIM Ringworm of the scalp Trichophytosis capitis Tinea tonsuran Herpes tonsuran 1.Tinea kapitis ETIOLOGI Berdasarkan letak geografis: Gol. Trichopyton : T. rubrum, T. mentagrophytes Gol. Microsporum : M. gypseum, M. canis & M. audouini
Berdasarkan tempat menghasilkan artrospora: Ektotriks Endotriks 1.Tinea kapitis PATOGENESIS Elewski (1966) Keratolisis - masih belum diketahui shg pembuktian berdasarkan pengurangan keratin scr tdk langsung
Rockman (1980) Menurunnnya asam lemak pada sebum Insiden tinea kapitis menurun pd anak prepubertas PATOGENESIS 1.Tinea kapitis GEJALA KLINIS A. MERADANG Kerion celci Favosa B. NON MERADANG Grey patch ring worm Blackdot ringworm 1.Tinea kapitis 1. KERION CELCI
Bentuk radang Etiologi: M. canis dan M. gypseum dapat juga T. mentagrophytes dan T. viollaceum Spektrum lesi: folikulitis pustular sampai btk kerion, massa/benjolan lunak, basah dgn rambut yg patah, pus serta dpt terjadi limfadenopati Keluhan subyektif: gatal, demam, dan sakit Dapat timbul jaringan parut yg berakibat alopesia menetap
1.Tinea kapitis 2. Favosa
Bentuk radang Etiologi: T. schoenleinii Pembentukan skutula (krusta yg berbentuk mangkuk merah kuning berkembang menjadi kuning kecoklatan, pengangkatan kruata dasar cekung, merah basah & bau tikus (mousy odor) Dapat terjadi skar, atrofi dan alopesia permanen
1.Tinea kapitis 3. Grey patch ringworm
Etiologi: M. audoinii atau M. ferrugineum Lesi: papul eritem di sekitar batang rambut melebar & membentuk bercak memucat & bersisik; rambut menjadi berwarna abu-abu tdk berkilat dan mudah patah (1-3 mm di atas kulit kepala) Alopesia setempat Keluhan subyektif: gatal Pemeriksaan lampu wood positif
1.Tinea kapitis 4. Blackdot ringworm
Etiologi: T. tonsurans dan T violaseum Rambut sangat rapuh dan patah tepat pada muara folikel rambut sbg bintik hitam
Tinea kapitis PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan lampu wood Dilakukan pd ruang gelap M. canis, M. audoinii, M. distortum, M. ferrugineum & kadang-kadang M. schoenleinii memberikan fluoresensi kehijauan T. tonsurans & T. violaseum tdk berfluoresensi
2. Pemeriksaan KOH Bahan: kerokan kulit & rambut kepala dilakukan pemeriksaan dgn larutan KOH 10-20% Pd ektotriks: artrospora yg kecil di sekitar batang rambut Pd endotriks: rantai artrospora di dlm batang rambut
3. Kultur Tujuan: menentukan spesies dermatofita Media agar Sabouraunds jamur akan tumbuh dlm 5-14 hari dan pd media DTM
1.Tinea kapitis DIAGNOSIS Anamnesis Gambaran klinis Pemeriksaan lampu Wood Pemeriksaan KOH Kultur Jamur 1.Tinea kapitis DIAGNOSIS BANDING -Alopesia areata ( dgn btk blackdot kulit tampak licin berwarna coklat) -Dermatitis seboroik (dgn btk favosa rambut ditutupi skuama berminyak) -Psoriasis (dgn btk favosa skuama tebal,putih mengkilat sifat kronik residif ) Tinea kapitis PENATALAKSANAAN 1. Griseofuvin Obat pilihan karena keamanannya & ditoleransi baik oleh anak Bentuk: Ultramicrosize: dosis tunggal 10-15 mg/kgBB Microsize: 15-25 mg/kgBB Diberikan bersama makanan yg mengandung lemak Lama pengobatan minimal 6-8 mingu sampai 3-4 bulan bergantung keadaan klinis & mikologik
2. Ketokonazol Efektif pd tinea kapitis yg spesies Trichophyton & kurang efektif pd M. canis Dosis: 3,3-6,6 mg/ kgBB selama 6-8 minggu Diminum bersama soda atau air jeruk Bersifat hepatotoksik shg bukan mrp obat pilihan utk tinea kapitis
Tinea kapitis PENATALAKSANAAN 3. Itrakonazol - Sangat efektif utk spesies Microsporum maupun Trichophyton - Dosis: 100 mg/hari selama 5 minggu (3-5 mg/kg BB) - Hanya tersedia dlm btk tablet yg tdk dp dibagi maka sulit ditentukan dosis yg tepat - Efek samping: perubahan fgs hati, hipokalemia, nausea, nyeri abdominal, rash, sakit kepala,, pusing, mengantu dan gatal - Tidak dpt diberikan bersama terfeadin atau non sedatif antihistamin lainnya krn bisa enyebabkan gangguan jantung
4. Flukonazol - Efektif utk tinea kapitis & tersedia dlm btk sirupyg cocok utk anak- anak - Keamanannya tinggi & fditoleransi dgn baik
Tinea kapitis PENATALAKSANAAN 5. Terbinafin - Dosis: 62,5-250 mg/hr selama 6 minggu, umumnya cukup dgn 3-6 mg / kgBB /hr selama 4 minggu - Efek samping: perubahan enzim hati,gastrointestinal, pusing, urtikaria,morbili, sakit kepala, hilangnya rasa mengecap sementara dan pansitopenia
Pengobatan tambahan: - Antijamur diberikan pd penderita & keluarganya berupa sampo ketokonazol 2% atau selenium sulfid 2,5% diberikan paling sedikit 3x/minggu dan didiamkan pd kulit kepala paling sedikit 5 menit diberikan selama blm ada kesembuhan klinis & mikologik - Antibiotik sistemik pd tipe kerion - Kortikosteroid oral 0,5-1 mg/kgBB selama 2-4 minggu bertujuan utk mengurangi nyeri, bengkak & peradangan 2. Tinea Barbae
ETIOLOGI : - Umumnya zoofilik: T. mentagrophytes, T. verucosum Microsporon canis
- antropofilik : T. violaceum, T. schoenleini MANIFESTASI KLINIS : Dikenal 3 tipe T. Barbae 1. Peradangan ~ kerion celci 2. Tipe superfisial atau sikosis 3. Tipe menyebar circinata
TERAPI : - Griseofulvin 0,5 - 1 gr / hr. bentuk micronized - Anti jamur topikal : gol azole - Shampo anti jamur - Kortikosteroid : bila disertai peradangan berat
2. Tinea Barbae PEMERIKSAAN :
- Lampu Wood - KOH 20% hifa ektotriks, hifa endotriks - Kultur : dekstrose sabouraud dengan AB , harus dg pangkal rambut
Gejala Klinis : - Bentuk lesi sirsiner, anuler, polisiklik, psoriatikform - Lesi bentuk bulat, eritematous ditutupi skuama - Lesi tengah: tampak menyembuh Central healing - Lesi bag. tepi : meninggi ( aktif ) - Gatal bila berkeringat ( panas ) - Lesi dapat konfluen : lebar plakat Diagnosis Banding: Morbus Hansen: MH tipe tuberkuloid makula eritematosa dgn tepi sedikit aktif Pitiriasis Rosea Gibert: makula eritematosa dgn gambaran tepi sedikit meninggi, ada papul, skuama , diameterpanjang lesi menuruti garis kulit Neurodermatitis sirkumskripta: makula eritematosa berbatas tegas di daerah tengkuk, lipat siku & lipat lutut Tinea korporis 4. Tinea kruris Sinonim : eksema marginatum atau jock itch
Etiologi : - Epidermophyton floccusum , T. rubrum Predileksi : - Inguinal anak - Pantat, lipat pantat, lipat paha - Supra simfisis - Scrotum paling jarang terkena tapi penularan jamur dari sekitarnya
Diagnosis Banding: Eritrasma:batas tegas,dgn lampu wood: fluoresensi merah bata Kandidiasis: lesi basah, batas tegas, lesi satelit Psoriasis intertriginosa: skuama lebih tebal & berlapis-lapis
Penyebab: T rubrum T mentagrophytes E floccosum 1. T. PEDIS Interdigitalis Maserasi,skuamasi, fisura, erosi celah jari IV,V ~faktor kelembaban celah jari + Infeksi: erisipelas/selulitis
Predileksi - Lateral telapak - Telapak
UKK Penebalan Kulit Sisik Kering Hiperkeratosis hebat Keras Fisura dalam Kadang2 sakit (ok kulit pecah)
2. T. PEDIS Hiperkeratotik Athletes foot 3. T. Pedis vesikobulosa UKK: Vesikel, bula Basah, kotor Kdg2 deep vesikel Predileksi: Sekitar sela jari punggung kaki telapak Gejala: Gatal hebat/amis
Vesikel pecah
erosi
Skuama basah/kotor(inf sekunder Erisipelas) -~warna:colloret/merah jambu TERAPI Oral: Ketokonasol 2 x200 mg/hr Topikal: Ketokonazol krim Bedak gatal Sapoviridis (sabun kaki) AB per OS Bentuk (~destruksi kuku) +Subungual proksimal : > proximal +Subungual distal : > ujung +Leukonikia trikofita: > bawah kuku Gejala: +Kuku suram +Hiperkeratosis/oetricus subungual (detritus) jamur +Keropos/tak teratur 6. Tinea Unguium ETIOLOGI: T rubrum T mentagrophytes DIAGNOSIS BANDING Psoriasis kuku (pitting nail, KOH & kultur jamur(-) 6. Tinea Unguium TERAPI: Ekstraksi kuku Kombinasi dgn gol azol Kutek Lochetar (Gol amolorphin) Kutek Loprox (ciclopiroksolamin) Itrakonasol pulse therapy AB u/ inf sekunder SARAN Pencegahan penularan dilakukan dgn menghindari pemakaian alat bersama spt topi, telepon, pakaian & alat-alat rambut NON DERMATOMIKOSIS NON DERMATOFITOSIS -Penyakit kulit oleh jamur yang tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna keratin kulit
-Hanya menyerang lapisan kulit paling luar -Penyebab : - Malasezia furfur - Ptyriosporum orbiculare - Ptyriosporum ovale -Perjalanan Penyakit : - Kronis Residif Asimtomatis -Gejala Klinis : - Bercak hipopigmentasi, putih bersisik halus, btk folikuler bisa konfluens - Gatal bila berkeringat -Lokasi : Seluruh tubuh - daerah tertutup coklat / hitam (PV Nigra) - pada orang bule kemerahan (eritema)
Terapi : - Salep Whietfield - Sol. Thiosulfat Natricus 25% - Undecylic acid - Selenium sulfit - Ketokonasol tablet 200 mg : 1 x 1 selama 10 hari untuk terapi 1 bulan karena Ketokonasol berada dlm darah sampai 30 hari Kulit yg sembuh tetap hipopigmentasi tapi KOH (-) pajankan matahari < jam 10.00
DD : 1. Pityriasis alba : - makula hipopigmentasi ,skuama - riwayat atopi (+) 2. Vitiligo: - makula hipopigmentasi tanpa skuama - woods light putih susu 3. Hipopigmentasi pasca inflamasi - makula hipopigmentasi post terapi pasca inflamasi 4. Dermatitis seboroik - plakat kuning berminyak - pada daerah seborea 5. Eritrasma : - menyerupai PV hiperpigmentasi - woods light kemerahan
-Ada 2 macam : Piedra hitam dan piedra putih Di Indonesia jarang -Cara infeksi : kontak langsung -Penyebab : - Piedraia hortae ( P. hitam ) - Trichosporon beigelii ( P. putih ) -Gejala : - Benjolan kecil menempel pada rambut, warna hitam , kena sisir logam berbunyi nyaring ( spt benturan logam) - Warna : - tengguli : pada rambut kepala - hitam : pada kumis / janggut 2. PIEDRA -Terapi : 1. Potong rambut 2. Keramas dengan shampo ( anti jamur ) 3. Pemeriksaan dengan KOH 10 -20%
-Adalah infeksi str. Korneum ok. jamur superfisial yang jarang di Indonesia. -Banyak di Amerika Utara, tengah, Selatan, Afrika, Asia -Etiologi : Kladosporium werneckii -Gambaran Klinis : - Bentuk makula coklat - kehitaman ( tidak menonjol ) - Lokasi : - Telapak tangan, kaki meluas hingga dada - leher - Asimtomatis - menyerang anak-anak dewasa 3. TINEA NIGRA PALMARIS
- Dx Pasti : - Pem. Lab : KOH & cat HE - Spesimen : kerokan skuama periksa mikroskop + tampak pd lap.atas Str. korneum : - Hifa bersepta, bercabang bebas - Warna coklat , Olive -Diagnosis Banding :
1.Melanoma - tumor ganas kulit, makula/plakat coklat-hitam, - pada daerah terpapar sinar matahari 2. Nevus pigmentosus tipe junctional - plakat coklat-hitam - ukuran : diameter 1 cm - sejak kecil - pada daerah terpapar sinar matahari 3. Penyakit Addison - hiperpigmentasi kulit dan mukosa - pada daerah terpapar sinar matahari, - daerah yang mengalami penekanan (siku,lutut), telapak tangan - pada pasien dengan defisiensi kelenjar adrenal
4. Sifilis - erupsi makular pada telapak tangan dan kaki - diskret - warna pink -Penyebab : Aspergilus, Mukor, Penisilum -Lokasi di telinga luar, telinga tengah -Penularan melalui alat korek telinga yg terkontaminasi -Keluhan: - Gatal - Nyeri dalam liang telinga ggn. Pendengaran - Telinga tengah: skuama (+) - > dlm. Bengkak keluar cairan serosanguinus - Bisa terjadi infeksi otitis eksterna 4. OTOMIKOSIS -DD : a. Otitis eksterna - radang telinga luar, maserasi b. DKA - tanda radang (+) setelah kontak - tanpa cairan serosanguinus c. Dermatitis - tanda radang (+) - dengan / tanpa cairan serosanguinus
MIKOSIS INTERMEDIA KANDIDOSIS Penyakit jamur , yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies Candida, terutama Candida albicans. Dapat mengenai mulut, vagina, kuku, bronki atau paru Sinonim : Kandidiasis, Moniliasis, Muguet etiologi - C. albicans 70-80% kasus - C. parapsilosis - C. tropicalis - C. krusei - C. glabrata - C. pseudotropicalis - C. stellatoidea - C. lusitanie - dll Klasifikasi CONANT DKK (1971) 1. Kandidosis selaput lendir Kandidosis oral (thrush) Perleche Vulvovaginitis Balantis Kandidosis mukokutan kronik Kandidosis bronkopulmonar 2. Kandidosis kutis Lokalisata : intertriginosa, perianal. Generalisata Paronikia dan Onikomikosis Kandidosis kutis granulomatosa 3. Kandidosis sistemik Endokarditis Meningitis Pielonefritis septikemia 4. Reaksi id (kandidid) Faktor Predisposisi 1. Faktor Endogen Perubahan fisiologik Kehamilan, Kegemukan, Debilitas, Iatrogenik. Umur >>> orang tua & bayi Imunologik
2. Faktor Eksogen Iklim, panas, & kelembaban Kebersihan kulit Kebiasaan berendam kaki dlm air yg terlalu lama Kontak dgn penderita Kandidosis selaput lendir Trush Biasanya mengenai bayi Lesi: pseudomembran putih coklat muda kelabu menutup lidah, palatum mole, pipi dalam & permukaan rongga mulut Dasarnya tampak daerah yg basah & merah
Kandidosis selaput lendir Perlche Lesi berupa fisur pada sudut mulut, maserasi, erosi, basah dan dasarnya eritematosa
Vulvovaginalis Biasanya terdapat pd penderita DM Gatal didaerah vulva, nyeri sesudah miksi, fluor albus berwarna kekuningan.
Kandidosis kutis Intertriginosa o Lokasi: lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan/kaki, glans penis & umbilikus o Lesi: bercak berbatas tegas, bersisik, basah & eritematosa o Dikelilingi oleh satelit berupa vesikel,pustul atau bula.
Lesi Satelit Kandidosis kutis Generalisata o Mrpkn kandidosis pd kulit glabrosa yg berasal dari perluasan kandidosis intertriginosa. o Biasanya pdpenderita dgn kondisi sistemik yg buruk spt DM o Lesi: ekzematoid dgn vesikel-vesikel & pustul-pustul.
Kandidosis kutis
Paronikia o Biasanya pd individu yg sering kontak dgn air o Sering mengenai jari tangan ke IV-V o Ditandai dgn edem kemerahan pd tepi kuku, nyeri, kuku menebal, mengeras & berlekuk-lekuk, tidak rapuh, tetap berkilat.
Reaksi id Kandidid o Kelainan akibat hipersensitivitas terhadap kandida ditempat lain atau terhadap metabolitnya. o Hipersensitivitas dapat cepat atau lambat o Lesi berupa vesikel-vesikel yang bergerombol o Lokasi: sela jari tangan atau bagian badan lain. Pemeriksaan Penunjang O Pemeriksaan Mikroskopis Langsung Bahan pemeriksaan: kerokan kulit, vesikel, pus, krusta. Ditetesi dengan KOH 10%-20% Ditutup kaca penutup lalu dipanaskan sebentar diatas api kecil (tdk sampai mendidih) Mikroskopis tampak: sel ragi polimorfi, bentuk lonjong/ bulat, germ-tube & pseudohifa.
Pemeriksaan Penunjang
OBiakan Bahan yg diperiksa ditanam dlm agar dekstrosa glukosa sabouraud, dpt ditambahkan antibiotik (kloramfenikol) Disimpan dalam suhu kamar 37C 24-48 jam Hasil: terbentuk koloni bulat, basah mengkilat spt koloni bakteri, berukuran sebesar kepala jarum pentul
O Tes Biokimia Untuk menentukan spesies kandida
O Histopatologi Diagnosis Banding +kandidosis kutis lokalisata: Eritrasma: lesi dilipatan,lebih merah, batas tegas, kering tidak ada satelit, pemeriksaan sinar wood (+) Dermatitis intertriginosa: tidak ada lesi satelit, lesi batas tidak tegas. Dermatofitosis: tidak ada lesi satelit, batas tegas tepi aktif. +kandidosis kuku: Tinea unguium: kuku rapuh, terdapat sisa jaringan dibawah kuku, tidak berkilat. +kandidosis vulvovaginalis: Trikomonas vaginalis: sekret kuning kehijauan, bau tidak enak & berbusa, stawberry appearance Gonore akut: sekret mukopurulen Leukoplakia Liken planus: papul-papul berwarna merah biru, berskuama & berbentuk siku-siku
Umum: -Menanggulangi faktor-faktor predisposisi -Menjaga kelembaban kulit -Mengurangi kontak dengan air -Berpakaian yg nyaman, tidak sempit, & terbuat dari bahan yg menyerap keringat
Topikal: -Larutan ungu gentian -1% selaput lendir, 1-2% kulit -Nistatin: berupa krim, salep, emulsi -Amfoterisin B -Grup azol: mikonazol2%,klotrimazol 1%, tiokonazol, bufonazol, isokonazol, siklopiroksolamin 1%
Terapi Sistemik: -Nistatin tablet -Amfoterisin B IV -Kandidosis vaginalis: kotrimazol 500mg pervaginam single dose, ketokonazol 2x200mg slm 5hr , Itrakonazol 2x200mg single dose, flukonazol 150mg single dose MIKOSIS SUBKUTANEUS ACTINOMYCOSIS MYCETOMA SPOROTRICHOSIS CHROMOBLASTOMYCOS IS RHINOSPORIDIOSIS LOBOMYCOSIS Mikosis sistemik HISTOPLASMOSIS BLASTOMYCOSIS COCCIDIOMYCOSIS PARACOCIDIODOMYCOS IS INF OPORTUNISTIK (aspergilus, Rhizopus, Candida, Cryptococus) MIKOSIS PROFUNDA (RIPPON) Mikosis Profunda (u/ CoAs) ACTINOMYCOSIS SPOROTRICOSIS CHROMOMYCOSIS MISETOMA HISTOPLASMOSIS BLASTOMYCOSIS COCCIDIODOMYCOSIS Mikosis subkutan adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur yang secara langsung masuk kedalam dermis atau subkutan lewat luka Mikosis subkutan yang paling sering adalah : 1. Sporotrikosis 2. Aktinomikosis 3. Misetoma 4. Kromoblastomikosis Epidemiologi Tersebar di seluruh dunia lebih sering pada Dewasa muda (20-60 thn)
Bersifat Endogen, anaerob, gram positif, non-spore-forming a. Israelii a. Bovis a. Naeslundii a. Gerencseriae a.Viscosus a. Odontolyticus a. Meyeri
Hidup komersal di permukaan mukosa (rongga mulut, saluran napas atas, GIT, saluran kelamin wanita)
Portal of Entry: membran mukosa yg tidak intak BENTUK KLINIS A. SERFIKOFASIALIS Mulai dari mukosa mulut kmdn menyebar ke rahang bawah & muka Dapat diikuti periostitis/ osteomielitis, trismus Benjolan keras tidak nyeri (Lumpy Jaw) Nodul yg berfluktuasi/abses Sinus (keluar granula sulfur) Paling banyak (55%) A. Abdominalis A. Torakalis Infeksi endogen (rongga mulut/laring) Hirup masuk ke paru-paru Peradangan paru yg kronis (batuk, dahak coklat kekuningan, hematemesis) Menembus dinding toraks(A. kulit) Gejala seperti Apendisitis/divertikulitis Tertelan dari GIT/ Traktus genital wanita Perlekatan dgn dinding perut Fistel dinding perut (A. kulit) AKTINOMIKOSIS KULIT
Hematogen
Organ-organ (otak, hati, ginjal)
Memberi gejala sesuai dgn infeksi dari organ yang terkena Sekunder dari ke-3 bentuk (yg menembus kulit) Fistula/sinus Ulkus dikelilingi oleh daerah hiperpigmentasi Px Laboratorium Darah leukositosis, LED meningkat Preparat basah Dari cairan nanah fistel, cairan aspirasi abses, atau dahak KOH sulfur granul berwarna putih kekuningan & tampak bergerombol (lobulated) Gram/PAS hifa-hifa jamur halus, gram (+) Kultur Ditanam anaerob dlm Media brain-heart infusion glukosa atau thioglycolate broth Koloni filamen putih tidak teratur dan berlekuk-lekuk Histopatologi HE/PAS abses kecil berisi hifa halus dan butir-butir yg dikelilingi oleh reaksi jaringan (sel-sel epiteloid dan sel radang kronis) PEMERIKSAAN PENUNJANG tuberkulosis abses odontogenik tumor parotis tuberkulosis neoplasma infeksi piogenik tuberkulosis inflamatory bowel disease hidradenitis supurativa neoplasma 1.Terapi sistemik Penislin G 18-24 juta unit iv (2-6 mgg) Diikuti penisilin/amoksilin oral (6-12 bln) Alergi penisilin: tetrasiklin, doksisiklin, eritromisin, klindamisin.
2. Terapi lokal drainase abses, kompres dengan larutan lugol, bedah Etiologi : Sporothrix schenckii Dimorfik dialam btk kapang, jika menyebabkan infeksi btk ragi Infeksi mengenai dermis / subkutis namun dapat juga menyebabkan infeksi sistemik Faktor predisposisi : - tukang kebun - org yg sering bekerja di hutan - org yang sering berekreasi kontak dengan sisa tumbuhan
Jamur ini masuk lewat luka lokal pada kulit
Gejala klinis ada 2 btk Subkutan Sistemik sering nodul kronik di paru dgn kavitasi, artritis, meningitis Limfangitis btk yg lbh sering Lokasi: tangan & kaki. Kel. limfe inflamasi, bengkak, mengeras, timbul nodul2 dermis sepanjang kel limfe pecah & ulserasi
Fixed infections: btk granuloma ulserasi yg menetap pd 1 tempat,sering di wajah Inf mikobakterial nokardiasis leishmaniasis Pem penunjang : Preparat langsung sekret ulkus sulit krn sgt sedikit Kultur agar Sabouroud btk kapang koloni putih semakin lama bertambah gelap Pem Histopatologis : Reaksi granulomatosa + mikroabses netrofil. Jamur 3-5m, btk rokok dikelilingi eosinofil asteroid bodies Tes sporotrikin (intradermal) mirip tes tuberkulin
Dosis awal mulai dari 1 ml dinaikan perlahan 2-3 mg, dilanjutkan 3-4 mg stlh sembuh klinis
Potasium Iodida (solusio) 4-6 ml 3x/hr
200 mg/hr Itrakonazol 250 mg/hr Terbinafin
Semua terapi oral dilanjutkan paling sedikit 1 minggu setelah sembuh klinis KROMOBLASTOMIKOSIS Infeksi jamur kronik pada kulit dan subkutan Etiologi : dematiaceous fungi (jamur yg menghasilkan pigmen) Phialophora verrucosa Fonsecaea pedrosoi F.compactum Wangiella dermatitidis Cladophialophora carrionii Pada tumbuhan atau tanah masuk lewat perlukaan pada kulit Petani Buruh peternakan Gejala klinis Lokasi : kaki, lengan & badan bagian atas Ukk: paling sering btk papul verukosa tumbuh lambat & bersifat lokal,spt kembang kol, meluas, berbulan-bulan sp tahun. Lesi biasanya menebal dpt disertai infeksi sekunder
Komplikasi : Limfedema lokal elefantiasis Kronik dpt jadi KSS Tuberkulosis kutis Blastomikosis PX penunjang : - Kerokan kulit dgn KOH hifa berseptum tdk bercabang wrn coklat - PA : sel raksasa atau abses netrofil, sel berpigmen coklat,tunggal atau dlm kelompok2 kecil, dengan dinding sel yg tebal Medlar bodies - Kultur SDA koloni hitam Terapi : 1. Itrakonazol 200 mg/hr 2. Terbinafin 250 mg/hr 3. Lesi yang luas amfoterisin B (img/kg bb/hr) Terapi dihentikan setelah sembuh secara klinis biasanya berbulan-bulan Organisme Eumikosis penyebab Misetoma Pseudallescheria boydii Madurella misetomatis Organisme Aktinomikosis Penyebab Misetoma Nocardia brasiliensis Actinomadura madurae Misetoma ( Maduromikosis, Madura Foot ) Gejala Klinis Pembengkakan & penimbunan cairan pd daerah yg terkena Kerusakan subkutaneus, otot, dan tulang, dan pembentukan traktus sinus Predileksi tersering : Kaki Lambat berkembang biak Deformitas bagian tubuh yang terkena > sering Paling sering diketemukan : jamur (Pseudallescheria boydii dan Madurella misetomatis); dan bakteri seperti jamur (Nocardia brasiliensis dan Actinomadura madurae)
Mikologi dan Mikrobiologi Eksudat, bahan biopsi, perban, dan pakaian ideal untuk mencari benih dari misetoma Warna, bentuk dan tekstur & pemeriksaan langsung (KOH) atau histopatologik mengidentifikasi Identifikasi pasti kultur. Patologi Benih benih tampak dalam area supurasi, diselimuti oleh bahan kerak yang homogen diagnosis histopatologi Abses dikelilingi oleh area fibrosis pekat & jaringan granuler Hasil kultur untuk penentuan terapi Pewarnaan periodic acid-Schiff, pewarnaan perak & gram negatif Benih Nocardia di jaringan ikat. Pewarnaan Hematoksilin dan eosin Pseudallescheria boydii Dapat ditemukan di tanah, sampah, pupuk, dan air Infeksi sistemik yang berat pada orang yang debil atau pada supresi sistem imun
Pemeriksaan langsung : C 2 mm; putih / kekuningan, lunak, bundar / berlobus KOH : bersepta septa, hifa (ketebalan 5m), klamidospora (C 15 - 20 m)
Kultur : media agar Sabouraud; matur dalam 7 hari
Pemeriksaan makroskopik Koloni seperti bulu halus, warna abu abu hingga coklat keabu abuan Latar belakang : warna putih hingga abu abu bahkan kehitaman
Pseudallescheria boydii, kultur pada suhu 25C Pemeriksaan mikroskopik Memproduksi hifa bersepta (C 2 - 4 m) Dua bentuk konidia aseksual : Scedosporium dan Graphium Bentuk oval, warna coklat muda, konidia uniseluler, C 3.5 X 5 m - 6 X 13 m Fase reproduksi seksual produksi askokarp coklat, 100 - 200 m, mengandung askospora coklat muda berbentuk elips membesar pada agar cornmeal atau potato dextrose. Pseudallescheria boydii, gambaran mikroskopik : (A) konidia yang terpotong ujungnya; (B) konidiasi tipe skedosporium; (C) askokarp; (D) askospora seksual Madurella misetomatis Saprofit yang berasal dari tanah
Pemeriksaan langsung : Benih kehitaman, bulat / berlobul, 2 - 4 mm, keras, mudah hancur Hifa C 2 - 5 m, mengandung sejumlah pigmen & sel terminal; didapatkan pada granuler coklat tua
Kultur : Tumbuh sangat lambat (25 C; 37C lebih cepat) Matur dalam 10 hari asimilasi sukrosa (-)
Pemeriksaan makroskopik : Morfologi koloni : serbuk, lembut, berlipat lipat atau bertumpuk tumpuk Warna : putih / kekuningan hingga kecoklatan Kadang kadang menghasilkan pigmen coklat muda Pemeriksaan mikroskopik Agar Sabouraud : memproduksi hifa bersepta, C 1-6 m Pada media bernutrisi rendah : menghasilkan konidiofora tipe fialida menghasilkan konidia bundar / oval pada daerah apeks Madurella misetomatis, gambaran mikroskopik : (A) konidiospora tipe Fialida Nocardia brasiliensis Aktinomisetes aerobik, biasa dijumpai pada tanah
Pemeriksaan langsung : Konsistensi lunak - keras, kuning, berlobul, dan kecil (C < 1mm) Terdiri dari filamen homogen, bentuk seperti dendrit
Kultur : tumbuh lambat pada media pertumbuhan yang biasa Koloni matang 3 minggu Temperatur optimal : 37C Menguraikan tirosin, gelatin, dan kasein Pemeriksaan makroskopik Koloni berbentuk lisut, dan berlipat lipat Warna : kekuningan hingga oranye atau merah keoranyea Ditutupi oleh serbuk putih. Nocardia brasiliensis, dikultur pada suhu 25C Pemeriksaan mikroskopik Filamen yang bercabang cabang dlm jumlah besar, C 1m Koloni matur fragmen filamen mjd bentukan kokoid tidak beraturan, seperti tangkai 80% struktur ini tahan asam. Nocardia brasiliensis, Tepi kultur. Cabang filamen yang halus, awal fragmentasi. Pewarnaan tahan asam Actinomadura madurae Aktinomisetes aerobik, yang biasa dijumpai pada tanah
Pemeriksaan langsung : benihnya berukuran agak besar, C > 5 mm, berlobul lobul, oval, berbentuk angular atau serpiginosa Konsistensi lunak - keras Warna keputihan, kadang kadang berwarna merah muda
Kultur : Tumbuh cepat pada media media rutin Koloni matur 7 - 10 hari
Suhu optimal : 37C Dapat bersifat proteolitik / amilolitik
Pemeriksaan makroskopik : Warna koloni putih keabu abuan, berambut halus, lisut, menonjol pada bagian tengah, datar pada bagian tepinya
Pemeriksaan mikroskopik : Halus, panjang, filamen bercabang cabang, C < 1m Termasuk gram positif Fragmentasi (-) Memproduksi rantai artrospora (sferis C 0.5 - 1m) Terapi Aktinomikosis misetoma :
Kombinasi trimethoprim sulfamethoxazole (TMS) & dapson, oral Dosis TMS : 2 x 2 tablet (sulfamethoxazole 400mg, trimethoprim 80mg per tablet) beberapa bulan Dosis dapson : 1.5 mg/kgBB 2 x 1 tablet 6 - 24 bulan
Kombinasi TMS & amikasin (derivat semisintetik kanamisin) Resisten Amikasin : 500 mg 2 x 1, i.m 3 minggu fase istirahat (2 minggu) periode kedua
Kombinasi Streptomisin & dapson atau sulfametoksazol Dosis streptomisin : 1 gram /hari, i.m 2 bulan
Mikosis Misetoma :
Amfoterisin B & ketokonasol tingkat keberhasilan yang rendah
Mikonasol i.v hasil yang memuaskan
Eksisi untuk lesi yang kecil menyembuhkan Amputasi : terapi untuk penyakit yang berat Epidemiologi Di banyak negara (dari Amerika-Afrika, India, timur jauh) Paling sering di Amerika utara Saprofit yang dapat diisolasi dari tanah yang terkontaminasi oleh kotoran burung/kelelawar
Histoplasma Capsulatum var. capsulatum (dimorfik)
Portal of Entry: Inhalasi spora (sistemik) Inokulasi lgs ke kulit (kulit)
Di jaringan badan kecil berbentuk oval di dlm makrofag BENTUK KLINIS H. PARU-PARU AKUT Inhalasi spora dalam jumlah besar Pnemonitis akut (demam, batuk, nyeri dada, nyeri sendi, rash) Ro Thoraks (mottling yang difus kalsifikasi) H. PARU-PARU KRONIK Biasanya tjd pada org dewasa Tidak ada keterlibatan kulit Gambaran konsolidasi paru-paru dengan kavitas, mirip TBC H. DISEMINATA AKUT Biasanya pada penderita AIDS/ imunosupresi Hati, lien, sistem limforetikular, sumsum tulang dpt terkena Demam, BB turun, anemia, hepatosplenomegali H. DISEMINATA KRONIK Bbrp bulan bbrp tahun Papul, nodul kecil atau lesi kecil seperti moluskum Gelaja klinis yang plg sering: Ulserasi oral/faring (besar, irregular, dan persisten) Insufisiensi adrenal (Addison disease) H. KULIT PRIMER Jarang krn kecelakaan laboratorium Lesi primer nodul /ulkus yg berindurasi (chancre) Sering disertai limfadenopati lokal Dapat sembuh sendiri H. DISEMINATA Px Langsung sediaan dari buffy coat, ss tulang, pungsi lien Pewarnaan dgn Giemsa/Wright Bentuk ovoid, tunas melekat pada ujung kecil Mirip dgn patogen lain perlu kultur untuk Dx Kultur Ditanam pada agar Saboraud t25-30 (bahaya bagi petugas lab) Gamb. Makroskopik: koloni kompak, keputihan, keabuan/merah jambu sulit dibedakan dengan yang lain Gamb. Mikroskopik: gamb hifa bersepta, pada kultur awal tdp mikrokonidia; piriform makrokonidia; bertuberkel (patognomonis) PEMERIKSAAN PENUNJANG Histopatologi organisme terletak dlm sitoplasma histiosit dan sel raksasa multinuklear sbg btk yeast sferis atau oval dalam jumlah byk Organisme dikelilingi area kosong spt cincin yang menyerupai kapsul H. capsulatum Imunologi Tes kulit thd Histoplasmin kurang membantu Tes imunodifusi dpt membedakan penyakit fase aktif dan tidak aktif Tes fiksasi komplemen plg baik untuk penapisan & monitoring jk panjang Kombinasi 2 tes terakhir pendekatan terbaik dlm Dx & monitoring PEMERIKSAAN PENUNJANG P. marneffei Blastomyces Cryptococcus Tergantung pada berat ringannya penyakit
1.Terapi sistemik Itrakonazol (200-400 mg/hari) Berat Amphoterisin B iv (s/d 1 mg/kgBB/hari) Ketokonazol dan flukonazol kdg efektif u/ bbrp kasus
2. Terapi lokal tindakan bedah Inf jamur kronik Etiologi : Blastomyces dermatitidis Bersifat dimorfik Banyak di Amerika Utara & Kanada Terdapat pada kotoran burung atau kayu di tanah serta anjing Blastomikosis kulit primer jarang Didahului trauma Inokulasi 1-2 mg Indurasi,eritem dgn adanya chancre,limfangitis & limadenopati Blastomikosis Paru Mirip TB paru Demam,nyeri dada,batuk,hemoptisis Kavitas dgn abses paru Blastomikosis diseminata Lesi paru menyebar ke organ lain kulit, tulang, SSP Kulit papul/nodululkus di wajah & ekstremitas Diagnosis banding tuberkulosis Sifilis & lepra Reaksi obat akibat bromida & iodida Pioderma gangrenosum KOH pus sel sferis, refraktil, bulat, menonjol,dasar luas, dinding tebal Kultur koloni miselium, putih kapas, konidia spt buah pig PA : sulit dibedakan dgn Paracoccidioides brasiliensis & Coccidioides immitis Antibodi thd B.dermatitidis pd serum penderita 1. Itrakonazol 200-400 mg/hr utk inf lokalisata,diberikan paling sedikit 6 bln
2. Amfoterisi B (1 mg/kgbb/hr) utk infeksi diseminata Terapi Koksidioidomikosis (valley fever, desert rheumatism) mikosis infeksius yang bermanifestasi awal sebagai infeksi paru dan terkadang meluas secara hematogen ke kulit, limfonodi, tulang, susunan saraf pusat, dan organ dalam. Etiologi : Coccidioides immitis endemi di daerah kering di barat daya Amerika Serikat dan Meksiko.
Gambaran Klinis Gambaran klinis dapat asimptomatik, dapat juga berupa pneumonia yang akan sembuh dengan sendirinya, penyakit paru kronis dalam bentuk nodul, kavitas, piopneumothorak, atau pneumonia progresif, serta penyakit ekstrapulmoner pada kulit, tulang dan persendian, selaput otak, dan bagian tubuh lainnya.
Kulit : Kulit terlibat pada 40% dari disseminasi tahap awal, dan makin lama insidensinya akan makin meningkat Awalnya : lesi berbentuk papula nodul dan plak, bahkan dapat berupa pustula. Dapat pula timbul nodul subkutan, pembentukan abses, multipel fistel, selulitis, plak verukosa, serta nodul granulomatosa. Dapat timbul jaringan ikat yang menonjol. Predileksi bagian tengah wajah seperti hidung dan plika nasolabial, serta ekstremitas.
Tulang dan Sendi : Lesi tulang dan sendi timbul pada 50% kasus dengan disseminata. Tulang belakang, pelvis, tangan, ekstremitas bawah merupakan lokasi yang sering diserang. Dapat timbul osteomyelitis, artritis, dan tenosinovitis. Dapat timbul jalur sinus ke kulit.
Coccidioides immitis, sfera & endospora, genangan KOH pd kerokan kulit dr lesi yang terkait dgn koksidioidomikosis disseminata Kultur : Koloni sel akan matur dalam 5-10 hari. Gambaran Makroskopis Pada medium Sabouraud agar dengan temperatur 25- 30C serta 37C, tampak koloni seperti benang, berwarna putih hingga abu-abu kotor. Dapat timbul gambaran koloni berwarna lavender atau kekuningan, tetapi hal ini jarang dijumpai. Tepi koloni tidak rata, memenuhi seluruh cawan petri, atau dapat juga menunjukkan gambaran kompak dan halus dengan sekumpulan hifa aerial. Gambaran Mikroskopis Gambaran miselia bersepta bercampur dengan suatu bentuk miselia khusus dimana selnya mengalami atresia sehingga tampak rantai tipis artrokonidia berbentuk barrel-shape yang terputus dan dapat berterbangan di udara. Artrokonidia berukuran antara 2,5x3m hingga 4x6m; area atresia diantaranya sering disebut sebagai colarettes;. Jika dilakukan pemeriksaan C.immitis dengan pengecatan laktofenol, maka bentuk miselia akan mudah dikenali dengan cahaya kontras dimana tampak pola rektangular gelap akibat atresia Terapi
Koksidioidomikosis ringan tidak diperlukan terapi. Penyakit primer yang berat, individu rentan pd stadium apapun, atau imunokompromise serta kasus disseminata tx sistemik. Flukonazol dan Itrakonazol terapi standar. Beberapa ahli masih lebih suka menggunakan amfoterisin B dalam terapi Koksidioidomikosis fulminan. Pemberian terapi secara intratekal diperlukan jika lesi telah meluas ke meninges.