You are on page 1of 1

Kiat Menghadapi Anak Agresif Publikasi: 08/06/2002 13:20 WIB

eramuslim - "Kenapa dirusak mobil-mobilannya nak?" teriak seorang ibu pada anaknya yang baru berusia tiga tahun. Wajar si ibu kaget. Pasalnya, kemarin anak itu merengek-rengek minta dibelikan mobil-mobilan. Tapi belum genap sehari, mainan itu sudah berantakan karena dipereteli. Anak agresif dan "perusak", adalah bagian dari fenomena kehidupan keluarga yang tak jarang dihadapi orang tua. Banyak orangtua yang mengeluhkan, bahwa anak-anak mereka sering merusak segala barang atau mainan yang dimilikinya. Bagi orangtua yang tak sabar, mereka biasanya langsung mencaci, menghukum, atau main pukul. Tapi betulkah tindakan itu? Orangtua sebaiknya jangan dulu emosi. Sebab apa yang dilakukan anak belum tentu didasari atas niat buruk sebagaimana yang lazim dilakukan orang-orang dewasa. Karena itu disarankan orangtua jangan dulu bersifat reaksioner dan gegabah dalam menilai perilaku agresif anak. Yang pasti anak memiliki banyak gharizah (naluri) yang mendorongnya melakukan gerakan, bertindak, dan ingin tahu segala sesuatu. Ini pada hakikatnya suatu nikmat Allah yang diberikan pada anak-anak kita. Namun sayangnya, kita--para orangtua-- acapkali kurang menyadari hal ini. Contoh kasus misalnya, seorang anak mengambil jam tangan bapaknya. Anak itu mulanya ingin sekali mendengarkan detak-detik bunyi jam tangan sang Bapak. Tapi boleh jadi gharizah-nya yang meledak-ledak mendorongnya untuk lebih mengetahui apa yang menyebabkan bunyi itu. Maka ia mulai membongkar dengan maksud akan disusunnya kembali. Sampai di sini apa yang terjadi dapat kita bayangkan. Jam-tangan itu pasti berantakan. Jika saja hukuman ditimpakan pada anak oleh sang Bapak, jelas si anak akan merasa menderita dan tertekan. Sebab ia tidak bermaksud ingin merusaknya. Selain itu hukuman itu akan membunuh gharizah anak yang padahal merupakan potensi sangat besar bagi pengembangan intelektual dan kejiwaan anak. Karena itu sebaiknya orangtua lebih bijak menghadapi kasus anak agresif dan "kreatif". Bahkan jika hal itu terjadi pada salah seorang anak-anak kita, sepatutnyalah kita mensyukurinya. Karena Allah 'Azza wa Jalla melebihkan karuniaNya pada anak kita. Di bawah ini beberapa kiat menghadapi anak-anak agresif, insya Allah bermanfaat buat kita. Pertama, orangtua menyediakan alat-alat yang mudah dibongkar-pasang, agar ada penyaluran bagi putra-putri kita yang memiliki gharizah tinggi. Sebaiknya untuk penyaluran hobi anak yang agresif itu, orangtua menyediakan tempat khusus. Kedua, pilihlah mainan yang murah namun memiliki unsur-unsur yang memacu kreatifitas anak. Bukankah mainan kreatif tidak selalu identik dengan mahal. Jika orangtua bisa membuat sendiri, tentu akan lebih baik. Prinsipnya adalah mainan yang mudah dibongkar pasang. Karena mainan bongkar-pasang itu akan merangsang kreatifitas dan gairah anak. Ketiga, ada kemungkinan anak "perusak" memang akibat gangguan psikologis karena dilatarbelakangi oleh keadaan keluarga yang "semrawut". Untuk menangani kasus itu, tentu orangtua harus membenahi diri mereka terlebih dahulu. Setelah itu tindakan selanjutnya bisa dikonsultasikan pada psikolog. Yang pasti orangtua harus lebih mendekatkan dirinya pada Allah SWT dan membenahi akhlak dalam keluarga. (sultoni)

You might also like