You are on page 1of 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Remote Laboratory

Calory Work
Nama / NPM : Gita Lestari Putri / 1206217004 Fak / Prog. Studi : Teknik / Teknik Lingkungan

20.54 20.56 20.58 20.6 20.62 20.64 20.66 20.68 20.7 20.72 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Grafik T vs t ( V = 0 volt )
V0 19.5 20 20.5 21 21.5 22 22.5 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 V1

Grafik T vs t ( V = 0,67 volt )

0 5 10 15 20 25 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Grafik T vs t ( V = 1,62 volt )


V2 19 20 21 22 23 24 25 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Grafik T vs t ( V = 1,08 volt )


V3

Group : A11 No & Nama Percobaan : KR02 Calory Work Minggu Percobaan : Pekan 2 Tanggal Percobaan : 4 Oktober 2012 Nama Asisten : Muamar Khadafi

LABORATORIUM FISIKA DASAR UPP IPD UNIVERSITAS INDONESIA

Calory Work
I. Tujuan
Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.

II. Alat
1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan 2. Kawat konduktor ( bermassa 2 gr ) 3. Termometer 4. Voltmeter dan Ampmeter 5. Adjustable power supply 6. Camcorder 7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III. Teori
Energi listrik adalah energi akhir yang dibutuhkan bagi peralatan listrik/energy yang tersimpan dalam arus listrik untuk menggerakkan motor, lampu penerangan, memanaskan, mendinginkan ataupun untuk menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan bentuk energi yang lain. Jika arus listrik mengalir pada suatu penghantar yang berhambatan R, maka sumber arus akan mengeluarkan energi pada penghantar yang bergantung pada: Beda potensial pada ujung-ujung penghantar (V). Kuat arus yang mengalir pada penghantar (i). Waktu atau lamanya arus mengalir (t). Jadi, energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang mempunyai resistansi, dinyatakan dengan persamaan :

W = V.i.t
dimana, W = energi listrik ( joule ) v = Tegangan listrik ( volt ) i = Arus listrik ( Ampere )

t = waktu / lama aliran listrik ( sekon ) Karena V dapat dinyatakan dengan i.R, maka

W = i2.R.t
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda. Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam kenaikan temperatur. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat dinyatakan dengan persamaan:

Q = m.c.(T2-T1)
di mana Q = jumlah kalor yang diperlukan (kal) m = massa zat (gram) c = kalor jenis air (kal/grC) T2 = suhu akhir zat (C) T1 = suhu mula-mula zat (C) Hukum kekekalan energi untuk kalor memenuhi asas yang diajukan oleh Joseph Black, atau kita biasa menyebutnya dengan asas Black. Pada percampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas oleh zat yang suhunya lebih tinggi, sama dengan banyaknya kalor yang diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah. Secara matematis dinyatakan dengan

Qlepas = Qterima
Hubungan kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik menjadi energi panas. sesuai dengan hukum kekekalan energi maka berlaku persamaan :

W=Q V.I.t = m.c.(T2 - T1) I2.R..t = m.c.(T2 - T1)

I2.R..t = C.(T2 - T1)


dimana, I = Kuat arus listrik (A) V = Tegangan (Volt) R = Hambatan (ohm) t = Waktu yang dibutuhkan (sekon) m = Massa (kg) c = Kalor jenis (J/ kg 0C) T1 = Suhu mula - mula (0C) T2 = Suhu akhir (0C) Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang diberikan.

IV. Cara Kerja


1. Mengaktifkan Web cam dengan cara mengklik icon video pada halaman web r-Lab. 2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor. 3. Menghidupkan Power Supply dengan mengklik radio button disebelahnya. 4. Meengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada kawat konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara mengklik icon ukur 5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, menunggu hingga mendekati temperatur awal saat diberikan V0 . 6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V 1, V2 dan V3

V. Data Pengamatan
1. Untuk V0 = 0 volt Wakt u 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 I 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 V 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Temp (0C) 20.6 20.6 20.6 20.6 20.6 20.7 20.6 20.7 20.7 20.7

2. Untuk V1 = 0,67 volt Wakt u 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 I 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 V 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 Temp (0C) 20.6 20.7 20.9 21.1 21.3 21.4 21.6 21.7 21.9 22.0

3. Untuk V2 = 1,62 volt Wakt u 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 I 51.79 51.79 51.79 51.90 51.90 51.90 51.90 51.90 51.90 51.90 V 1.62 1.62 1.62 1.62 1.62 1.62 1.62 1.62 1.62 1.62 Temp (0C) 20.7 21.2 22.2 23.3 24.3 25.2 26.1 26.8 27.5 28.1

4. Untuk V3 = 1,08 volt Wakt u 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 Temp (0C) 21.1 21.3 21.8 22.2 22.6 23.1 23.4 23.8 24.1 24.4

I 42.43 42.43 42.55 42.55 42.55 42.43 42.55 42.55 42.55 42.55

V 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08

VI. Pengolahan Data


Grafik hubungan antara temperatur dengan waktu 1. Untuk V0 = 0 volt

2. Untuk V1 = 0,67 volt

3. Untuk V2 = 1,62 volt

4. Untuk V3 = 1,08 volt

Perhitungan kapasitas kalor pada masing-masing tegangan

W=Q V.I.t = m.c.(T2 - T1) V.I.t = m.c.(T2 - T1) V.I.t = C.(T2 - T1)
Sehingga kapasitas kalor dapat diperoleh dengan persamaan : Sementara kalor jenis dapat diperoleh dengan persamaan: Dengan diketahui massa kawat sebesar 2 gram (0,002 kg), perhitungan nilai kapasitas kalor dan kalor jenis untuk setiap tegangan berdasarkan data dibawah ini : T = suhu mula-mula kawat konduktor = 20,4 C 1. Saat V0 = 0 volt Pada saat V0 tidak ditentukan kapasitas kalornya. 2. Saat V1 = 0,67 volt Kapasitas kalor didapatkan dari tabel di bawah ini: Wakt I (mA) V Suhu, T u, t (Volt) T (C) (C) (s) 3 35.48 0.67 20.6 0.2
6 9 12 15 18 21 24 27 30 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 35.48 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 20.7 20.9 21.1 21.3 21.4 21.6 21.7 21.9 22 0.3 0.5 0.7 0.9 1 1.2 1.3 1.5 1.6

m. T 0.0004 0.0006 0.001 0.0014 0.0018 0.002 0.0024 0.0026 0.003 0.0032

C(J/C) 0.3565 74 0.4754 32 0.4278 89 0.4075 13 0.3961 93 0.4278 89 0.4160 03 0.4388 6 0.4278 89 0.4457 18

c(kal/ C) 178.28 7 237.71 6 213.94 44 203.75 66 198.09 67 213.94 44 208.00 15 219.43 02 213.94 44 222.85 88

Nilai kapasitas kalor rata-rata pada V1 adalah :

Nilai kalor jenis rata-rata pada V1 adalah : 3. Saat V2 = 1,62 volt Kapasitas kalor didapatkan dari tabel di bawah ini: Wakt I (mA) V Suhu, T u, t (Volt) T (C) (C) (s) 3 51.79 1.62 20.7 0.3
6 9 12 15 18 21 24 27 30 51.79 51.79 51.90 51.90 51.90 51.90 51.90 51.90 51.90 1.62 1.62 1.62 1.62 1.62 1.62 1.62 1.62 1.62 21.2 22.2 23.3 24.3 25.2 26.1 26.8 27.5 28.1 0.8 1.8 2.9 3.9 4.8 5.7 6.4 7.3 7.9

m. T 0.0006 0.0016 0.0036 0.0058 0.0078 0.0096 0.0114 0.0128 0.0146 0.0158

C(J/C) 0.8389 98 0.6292 49 0.4194 99 0.3479 09 0.3233 77 0.3152 93 0.3097 61 0.3152 93 0.3109 73 0.3192 84

c(kal/ C) 419.49 9 314.62 43 209.74 95 173.95 45 161.68 85 157.64 63 154.88 05 157.64 63 155.48 67 159.64 18

Nilai kapasitas kalor rata-rata pada V2 adalah : Nilai kalor jenis rata-rata pada V2 adalah : 4. Saat V3 = 1,08 volt Kapasitas kalor didapatkan dari tabel di bawah ini: Wakt V Suhu, T u, t I (mA) (Volt) T (C) (C) (s) 3 42.43 1.08 21.1 0.7
6 9 12 15 18 21 24 27 30 42.43 42.55 42.55 42.55 42.43 42.55 42.55 42.55 42.55 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 21.3 21.8 22.2 22.6 23.1 23.4 23.8 24.1 24.4 0.9 1.4 1.8 2.2 2.7 3 3.4 3.7 4

m. T 0.0014 0.0018 0.0028 0.0036 0.0044 0.0054 0.006 0.0068 0.0074 0.008

C(J/C) 0.1963 9 0.3054 96 0.2954 19 0.3063 6 0.3133 23 0.3054 96 0.3216 78 0.3243 81 0.3353 4 0.3446

c(kal/ C) 98.195 14 152.74 8 147.70 93 153.18 156.66 14 152.74 8 160.83 9 162.19 06 167.67 172.32

55

75

Nilai kapasitas kalor rata-rata pada V3 adalah : Nilai kalor jenis rata-rata pada V2 adalah : Setelah itu menghitung rata-rata kapasitas kalor dari keseluruhan data : Lalu rata-rata kalor jenis dari keseluruhan data : Untuk menentukan jenis kawat konduktor yang digunakan pada percobaan kali ini, praktikan mencoba mencarinya pada literatur. Ternyata tidak ada yang nilainya tepat sama dengan hasil percobaan. Nilai yang paling dekat adalah nilai c dari perak, yaitu sebesar 230 J/kg 0C. Apabila kawat tersebut kawat perak, maka dapat dihitung kesalahan relatifnya, sebesar : Kesalahan relatif = | x 100% = 17,4 %

VII. Analisis Data


a. Analisis Percobaan Percobaan KR02 ini dilakukan secara online melalui rlab dengan tujuan utuk mengetahui nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor. Sebelum melakukan percobaan, praktikan haruslah mengaktifkan web cam pada system terlebih dahulu dengan mengklik tombol video, hal ini dilakukan agar praktikan dapat melihat perubahan suhu yang terjadi sehingga sebelum merubah tegangan, suhu kembali pada suhu awal. Percobaan r-lab mengenai calori work dilakukan dengan memberikan tegangan yang berbeda pada alat laboratorium fisika dengan mengklik tombol power supply. Tegangan yang digunakan untuk percobaan kali ini ada 4 tegangan yang divariasikan, dengan V0 = 0 volt, V1 = 0,67 volt, V2 = 1,62 volt, dan V3 = 1.08 volt.

Saat melakukan praktikum, praktikan memperhatikan suhu awal terlebih dahulu karena suhu sebelum tegangan dirubah haruslah sama atau mendekati suhu awal agar sistem menjadi seimbang kembali. Setelah itu praktikan mengklik tombol ukur untuk mendapat data berupa arus, waktu, dan suhu yang bervariasi setiap 3 detik sebanyak 10 kali. Data tersebut nantinya akan digunakan untuk menghitung kapasitas kalor dan kalor jenis. Diketahui pada sistem, kawat konduktor memiliki massa 2 gram. b. Analisis Hasil Dengan menggunakan data-data yang telah didapat pada hasil percobaan, praktikan menggunakan data tersebut untuk mencari kapasitas kalor dan kalor jenis suatu kawat tembaga menggunakan persamaan-persamaan yang telah dijelaskan pada landasan teori. Setelah melakukan perhitungan didapat bahwa nilai kapasitas kalornya sebesar 0,3829378 J/C dan juga didapat bahwa nilai kalor jenisnya sebesar 189,9688667 kal/C yang kemudian dilakukan pendekatan hingga 230 kal/C untuk menentukan jenis kawat konduktor yang digunakan dalam percobaan. c. Analisis Kesalahan Dalam melakukan perhitungan, tentu ada faktor yang mengakibatkan hasil perhitungan tidak sama dengan ketetapan universal. Dalam hal ini, praktikan mencoba membandingkan hasil perhitungan yang didapat dengan literatur. Setelah dihitung persentase kesalahan literaturnya ternyata didapat bahwa ada kesalahan sebesar 17,4 %. Hal ini terjadi karena dalam percobaan sulit untuk mengkalibrasi suhu awal sesuai yang ditentukan. d. Analisis Grafik Pada grafik V1, V2, dan V3 menunjukkan suatu garis lurus , berarti percobaan berjalan sesuai dengan teori. Hal ini dikarenakan pada ketiga garis tidak ada penyimpangan atau pembelokan garis dan nilai kesalahan yang sangat kecil.

VIII. Kesimpulan
Hubungan kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan, energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Percobaan ini membuktikan bahwa hukum kekekalan energi berlaku untuk energi listrik dan kalor. Hal ini disebabkan karena adanya disipasi kalor dan mengakibatkan perubahan temperatur. Dari grafik dapat dilihat bahwa temperatur berbanding lurus dengan waktu. Dari percobaan ini didapatkan nilai kapasitas kalor yang ada pada kawat konduktor yang digunakan yaitu sebesar 0,3829378 J/C dan kawat yang digunakan dalam percobaan adalah dari jenis perak.

IX. Referensi
1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ, 2000. 2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005. 3. Tipler, Paul A. 2009.Fisika untuk Sains dan Teknik (ed. 5).Jakarta: Erlangga

You might also like