You are on page 1of 60

DRAF STANDAR ISI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR .

TAHUN 2013 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal .... Peraturan Pemerintah Nomor ... Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 3. Peraturan Pemerintah Nomor ---- Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor ....); 4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tatakerja Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 5. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

Mengingat

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH. Pasal 1 (1) Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi yang merupakan kriteria ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kompetensi muatan, kompetensi mata pelajaran. Standar Isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran Peraturan Menteri ini. Pasal 2 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2013 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, TTD. M. NUH

(2)

Lampiran: Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor . Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undangberfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Fungsi dan tujuan pendidikan di atas sejalan dengan tuntutan pendidikan abad XXI yang tidak hanya memperhatikan materi bidang kajian sebagaimana terjadi pada abad sebelumnya, tetapi juga memberikan penekanan pada kecakapan hidup, keterampilan belajar dan berpikir, serta literasi dalam teknologi informasi dan komunikasi. Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan

pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan, salah satunya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan peraturan pemerintah penggantinya, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor . Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai pengganti dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang sudah kurang sesuai dengan tuntutan perkembangan serta arah pembangunan nasional. Peraturan Pemerintah Nomor Tahun 2013 ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan ke dalam persyaratan tentang kompetensi bahan kajian dan kompetensi mata pelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada suatu jenjang pendidikan. Oleh karena itu dokumen standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor ....Tahun 2013, secara keseluruhan memuat: 1. Tujuan mata pelajaran yang mengarah pada pencapaian Kompetensi Inti untuk setiap tingkat kompetensi yang tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan; 2. Ruang Lingkup Materi untuk setiap mata pelajaran; dan 3. Kompetensi mata pelajaran yang harus dikuasai oleh setiap peserta didik.

BAB II TINGKAT KOMPETENSI Tingkat Kompetensi merupakan kriteria minimal tentang kompetensikompetensi inti yang harus dipenuhi/dikuasai oleh peserta didik pada setiap tingkat/kelas dalam rangka pencapaian standar kompetensi lulusan. Tingkat kompetensi terdiri atas 8 (delapan) tingkatan yang harus dicapai oleh peserta didik secara bertahap dan berkesinambungan dalam bentuk pemeringkatan mulai dari tingkat 0, 1, 2, 3, 4, 4A, 5 dan 6 selama mereka mengikuti pendidikan di TK/RA, Kelas I sampai dengan Kelas XII. Tingkat 0 Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Tingkat 4A Tingkat 5 Tingkat 6 : TK/PAUD : Kelas 1-2 SD/MI : Kelas 3-4 SD/MI : Kelas 5-6 SD/MI : Kelas 7-8 SMP/MTs : Kelas 9 SMP/MTs : Kelas 10-11 SMA/MA/SMK : Kelas 12 SMA/MA/SMK

Tingkat 1 - Kelas 1 1. 2. Menunjukkan kebiasaan menjalankan ajaran agama yang dianut. Menampilkan kebiasaan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. 3. Mengetahui pengetahuan faktual dengan cara mengalami, mengamati (mendengar dan melihat), membaca, dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang diri, lingkungan sekitar, dan makhluk lain. 4. Mengekspresikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan cakap, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Tingkat 1 - Kelas 2 1. Menunjukkan kebiasaan menjalankan ajaran agama yang dianut. 2. Menampilkan kebiasaan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. 3. Mengetahui pengetahuan faktual dengan cara mengalami, mengamati (mendengar dan melihat), membaca, dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang diri, lingkungan sekitar, dan makhluk lain. 4. Mengekspresikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan cakap, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Tingkat 2 - Kelas 3 1. Menunjukkan kebiasaan menjalankan ajaran agama yang dianut. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengalami, mengamati (mendengar dan melihat), membaca, dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang diri, lingkungan sekitar, dan makhluk lain. 4. Mengekspresikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan cakap, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Tingkat 2 - Kelas 4 1. Melaksanakan ajaran agama yang dianut. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengalami, mengamati (mendengar dan melihat), membaca, dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang diri, lingkungan sekitar, dan makhluk lain. 4. Mengekspresikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan cakap, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Tingkat 3 - Kelas 5 1. Melaksanakan ajaran agama yang dianut. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, dan cinta tanah air dalam berinteraksi di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. 3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengalami, mengamati (mendengar dan melihat), membaca, dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu secara kritis tentang diri, lingkungan sekitar, dan makhluk lain. 4. Mengekspresikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan cakap, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Tingkat 3 - Kelas 6 1. Melaksanakan ajaran agama yang dianut. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, dan cinta tanah air dalam berinteraksi di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. 3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengalami, mengamati (mendengar dan melihat), membaca, dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu secara kritis tentang diri, lingkungan sekitar, dan makhluk lain.

4. Mengekspresikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan cakap, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Tingkat 4 - Kelas 7 1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut dengan pemahaman yang benar. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang matematika, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait fenomena dan kejadian yang dapat diamati. 4. Mencoba, mengolah, dan menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Tingkat 4 - Kelas 8 1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut dengan pemahaman yang benar. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang matematika, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait fenomena dan kejadian yang dapat diamati.

4. Mengolah, menyajikan dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Tingkat 4A - Kelas 9 1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut dengan pemahaman yang benar. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang matematika, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait fenomena dan kejadian yang dapat diamati. 4. Mengolah, menyajikan dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Tingkat 5 - Kelas 10 1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut dengan pemahaman dan keyakinan yang benar. 2. Membudayakan perilaku perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam matematika, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. (SMA) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam matematika, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian dalam bidang kerja spesifik untuk memecahkan masalah. (SMK) 4. Mencoba, mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak materi yang dipelajari di sekolah dan yang dikembangkan secara mandiri, serta menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan. (SMA) Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak materi yang dipelajari di sekolah dan yang dikembangkan secara mandiri, serta mampu melaksanakan tugas spesifik sesuai dengan bidang kerja. (SMK) Tingkat 5 - Kelas 11 1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut dengan pemahaman dan keyakinan yang benar 2. Membudayakan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

10

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif dalam matematika, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. (SMA) Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam matematika, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. (SMK) 4. Mencoba, mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak materi yang dipelajari di sekolah dan yang dikembangkan secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. (SMA) Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak materi yang dipelajari di sekolah dan yang dikembangkan secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu melaksanakan tugas spesifik sesuai dengan bidang kerja. (SMK)

Tingkat 6 - Kelas 12 1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut dengan pemahaman dan keyakinan yang benar. 2. Membudayakan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif), menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa, serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun peradaban bangsa dan dunia.

11

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam matematika, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. (SMA) Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam matematika, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. (SMK) 4. Mencoba, mengolah, menalar, menyajikan dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak materi yang dipelajari di sekolah dan yang dikembangkan secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. (SMA) Mengolah, menalar, menyajikan dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak materi yang dipelajari di sekolah dan yang dikembangkan secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu melaksanakan tugas spesifik sesuai dengan bidang kerja. (SMK)

12

BAB III TUJUAN, RUANG LINGKUP, DAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN Standar Isi untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelompok A 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 1.1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti a. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti untuk SD/MI dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari secara individual maupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, santun, harmonis dan produktif, baik
13

personal maupun sosial demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan ditandai dengan ciri-ciri: 1. lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi; 2. mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia; dan 3. memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendidikan. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global. Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan SD/MI. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Sekolah/Madrasah tersebut. b. Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SD/MI bertujuan untuk: 1. menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
14

yang secara nasional

kepada Allah SWT demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat; dan 2. mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yang ditunjukkan dalam perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, serta cinta tanah air. c. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Al-Quran; 2. Aqidah; 3. Akhlak; 4. Fiqih; dan 5. Tarikh Islam. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti SD/MI meliputi: 1. Melafalkan, membaca, menghafal, dan menyalin surat-surat pendek pilihan dalam Al-Quran; 2. Mengamalkan keimanan dan ibadah dengan pemahaman sesuai ajaran Agama Islam; 3. Membiasakan akhlak mulia yang ditunjukkan dalam perilaku jujur, hormat, pemaaf, santun, bersih, kasih sayang, kerjasama, tolong menolong, berani bertanya, disiplin, hidup sehat, peduli, bersyukur, tawadlu, rela berkorban, kerja keras, gemar membaca, amanah, pantang menyerah, rendah hati, hemat, saling mengingatkan, menghargai pendapat teman, mengendalikan diri, ikhlas, toleran, simpati, berbaik sangka, rukun, dan berserah diri. 4. Mengambil pelajaran dari Sirah Nabawiyah, wali, dan pahlawan.
15

5. Membiasakan hidup rukun dan damai intra umat dan antar umat beragama selaras dengan wawasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

16

1.2 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti a. Latar Belakang Agama memiliki peran dan fungsi yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Sekurang-kurangnya agama berfungsi sebagai pemberi identitas dan menjadi penuntun moral. Karena itu agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, bermartabat, tetapi juga menuntun kepada sikap dan perilaku adil, damai dan peduli. Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka pendidikan agama dan budi pekerti serta internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi ditempuh melalui Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun komunitas agamawi masing-masing. Sekolah dengan demikian bukan satusatunya konteks di mana pendidikan agama dan budi pekerti terjadi, dan karena itu tidak semua hal harus disajikan di sekolah agar tidak terjadi pengulangan dari pokok-pokok yang sama dalam konteks lainnya. Pendidikan Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti dimaksudkan untuk meningkatkan potensi manusia seutuhnya khususnya dimensi spiritual, sehingga membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Dengan demikian peserta didik dapat menghargai kehidupan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, perdamaian, dan kasih. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual maupun kolektif/kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan untuk optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti lebih merupakan penuntun dalam membimbing peserta didik berjumpa dengan Tuhan yang Maha Pengasih dalam Yesus Kristus. Dengan demikian peserta didik dapat merespons kasih Tuhan dengan cara mengasihi Tuhan melalui kasihnya kepada sesama dan pemeliharaan atas alam ciptaan Tuhan yang diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik belajar mengenal dan bersekutu dengan Allah secara akrab karena sesungguhnya Allah selalu
17

ada dan berkarya dalam hidup mereka sebagai sahabat dalam kehidupan anak-anak. Hakikat Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti seperti yang tercantum dalam hasil Lokakarya Strategi Pendidikan Agama Kristen di Indonesia tahun 1999 adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Dengan demikian, setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bersama. Pada dasarnya Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti dimaksudkan untuk menyampaikan kabar baik (euangelion = injil), tentang Allah yang mahakasih baik sebagai pencipta, pemelihara, penyelamat serta pembaharu manusia dan seluruh ciptaan-Nya, maupun nilai-nilai Kristiani yang pokok sebagai penuntun kehidupan moral dan etis. Dengan demikian, pengembangan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti pada Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu kepada pokok kepercayaan Kristiani yang mendasar tentang Allah dan karya-Nya, serta nilai-nilai Kristiani yang patut diterapkan dalam kehidupan keseharian peserta didik. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka rumusan Kompetensi Dasar pendidikan agama Kristen dan budi pekerti di sekolah dibatasi hanya pada aspek yang secara substansial mampu mendorong terjadinya transformasi dalam kehidupan peserta didik, sehingga mereka dapat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-hari. Fokus Kompetensi Dasar berpusat pada pengalaman konkret peserta didik (life centered). Artinya, pembahasan Kompetensi Dasar didasarkan pada pengalaman konkret peserta didik mulai dari lingkungan paling dekat: keluarga (orang tua), tetangga, teman bermain, sekolah, komunitas iman, masyarakat dan lingkungan alamnya. Iman dan nilai-nilai Kristiani berfungsi sebagai cahaya yang menerangi tiap sudut kehidupan manusia.

18

Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) pendidikan agama Kristen dan budi pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan SD. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti. b. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Mengenal dan mengimani Allah yang maha pengasih yang menciptakan manusia, alam semesta dan isinya, memelihara ciptaan-Nya, dan menyelamatkan dalam Yesus Kristus. 2. Merespons kasih Allah dengan bersyukur baik melalui ibadah yang benar maupun melalui penerapan nilai kasih, menghormati dan menyayangi orang tua, teman sepermainan, dan sesama dalam lingkungan konkretnya. 3. Memampukan peserta didik merespons dengan benar kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari melalui ketaatan kepada guru, dan menunaikan ibadah Kristiani yang benar. 4. Bertanggung jawab memelihara lingkungannya. 5. Memampukan peserta didik hidup bersama dalam konteks masyarakat yang majemuk khususnya menghargai perbedaan suku dan agama. . c. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Allah dan karya-karya-Nya sebagai pencipta, pemelihara, penyelamat dalam Yesus Kristus, serta pembaharu melalui Roh Kudus. 2. Nilai-nilai Kristiani: a. mensyukuri kasih Tuhan; b. mentaati orang tua; c. menyayangi sesama dalam lingkungan permainannya; d. beribadah sebagai ungkapan syukur atas kebesaran Tuhan yang Maha Pengasih;
19

e. menghargai perbedaan dan hidup rukun; f. bertanggung jawab memelihara lingkungan; g. bertindak jujur, disiplin dan kerja keras; h. memperlihatkan buah Roh dalam kehidupannya. d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di SD meliputi: 1. Mensyukuri kasih Allah melalui menerima keberadaan dirinya. 2. Menanggapi kasih Allah dengan cara mengasihi orang tua, keluarga dan teman-teman. 3. Mengidentifikasi dan menjelaskan ajaran-ajaran pokok Tuhan Yesus. 4. Mempraktikkan ibadah Kristiani yang benar. 5. Membiasakan hidup rukun dengan sesama umat seagama dan antar umat beragama sesuai wawasan NKRI. 6. Membiasakan hidup yang bertanggung jawab untuk memelihara ciptaan Tuhan.

20

1.3 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti a. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spiritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujutan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama laindalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkanpersatuan nasional. Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang diketahui (pengetahuan, ilmu) tidakselalu membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Tetapi kemampuan, keuletandan kecekatan seseorang untuk mencernakan dan mengaplikasikan apa yang diketahuidalam hidup nyata, akan membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Demikianpula dalam kehidupan beragama. Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh apayang ia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya
21

bagaimana ia menginterpretasikan dan mengaplikasikan pengetahuan imannya dalam hidup nyata sehari-hari. Seorang beriman yang sejati seorang yang senantiasa berusaha untuk melihat, menyadari dan menghayati kehadiran Allah dalam hidup nyatanya, dan berusaha untuk melaksanakan kehendak Allah bagi dirinya dalam konteks hidup nyatanya. Oleh karena itu Pendidikan agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah merupakan salah satuusaha untuk memampukan peserta didik menjalani proses pemahaman, pergumulan dan penghayatan iman dalam konteks hidup nyatanya. Dengan demikian proses ini mengandung 4 unsuryaitu: penyajian fakta/pengalaman manusiawi, pengidentifikasi nilai-nilai luhur dari fakta, penegasan nilai religius/iman menurut ajaran katolik terutama terdapat dalam kisah-kisah suci, dan diakhiri dengan pilihan untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai iman yang ditawarkan. Oleh karena hal-hal tersebut di atas dan dengan memperhatikan kompetensi inti (KI) yang terdapat dalam standar kompetensi lulusan, perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) pelajaran agama Katolik dan Budi Pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan SMP. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran agama Katolik dan Budi Pekerti. b. Tujuan Pendidikan Agama Katolik (PAK) dan Budi Pekerti pada dasarnya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidupberiman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan: situasi dan perjuangan untuk perdamaian dankeadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai agama dan kepercayaan. c. Ruang Lingkup Ruang lingkup pembelajaran dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar mencakup empat aspek yang memiliki
22

keterkaitan satu dengan yang lain. Keempat aspek yang dimaksudkan adalah: 1. Pribadi peserta didik 2. Yesus Kristus 3. Gereja 4. Kemasyarakatan d. Kompetensi Mata Pelajaran Standar kompetensi mata pelajaran pendidikan agama Katolik dan Budi Pekerti di SD merupakan standar umum minimal yang meliputi: dasardasar umum ajaran iman Katolik yang harus diketahui, dihayati dan diamalkan para peserta didik. Oleh karenanya, untuk meningkatkan kompetensi mata pelajaran, pendidikan agama Katolik dan Budi Pekertidapat membuka peluang bagi pengayaan lokal sesuai kebutuhan sekolah setempat bertolak dari 4 ruang lingkup/aspek tersebut di atas. 1. Mengenal diri sendiri sebagai pria dan wanita yang memiliki kelebihan dan kekurangan dalam berelasi dengan anggota keluarga, tetangga, dan teman-teman di kelas. 2. Menerima pribadi Yesus Kristus yang lahir di Betlehem sebagai sahabat kanak-kanak dan Tuhan yang selalu bersama manusia 3. Mengenal Allah Bapa sebagai pencipta bumi, manusia, binatang, pemohonan, dan benda-benda alam lainnya. 4. Mengenal Allah Roh Kudus yang menghangatkan kasih sayang dan kegembiraan dalam hidup bersama dalam keluarga, dengan tetangga, dan teman-teman kelas/sekolah. 5. Mengenal karya cinta kasih Allah kepada manusia lewat para raja-raja, hakim-hakim para nabi dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. 6. Mampu berdoa sebagai warga Gereja untuk bersyukur atas semua bantuan dari Allah Bapa melalui Tuhan Yesus Kristus bagi hidupnya, keluarga, tetangga dan teman-teman. 7. Mampu berdoa sebagai warga Gereja untuk mohon bantuan Tuhan Yesus bagi hidupnya, keluarga, tetangga dan teman-teman. 8. Mengenal anggota keluarga, tetangga, teman-teman kelas/sekolah sebagai pemberian Tuhan yang paling baik
23

Bergaul dan berbicara sopan dengan anggota keluarga, tetangga, dan teman-teman di kelas/sekolahsesuai dengan ajaran Tuhan Yesus.

24

1.4 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti a. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di SD adalah usaha yang dilakukan secara terencana, bertahap dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, serta peningkatan potensi spiritual sesuai dengan ajaran agama Hindu. Jadi pendidikan agama diharapkan juga agar peserta didik memiliki kemampuan untuk meyakini keberadaan Tuhan, mampu hidup bersama sebagai komunitas masyarakat yang baik dan mampu memanfaatkan potensi dirinya dengan baik untuk memanfaatkan ciptaan Tuhan (berupa dunia ini) untuk kehidupannya yang lebih baik, dalam rangka mencapai tujuan hidupnya (Mokshartham dan Jagadhita) Pendekatan yang semestinya digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti guna mencapai tujuan sebagai tersebut di atas adalah pendekatan kontektual, dalam arti peserta didik
25

diarahkan untuk memahami tema-tema pembelajaran yang mengambil contoh terkait dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian maka peserta didik secara tidak langsung akan tergiring pada kenyataan bahwa ilmu agama adalah sesungguhnya ilmu yang harus bisa diaplikasikan dan benar-benar bermakna untuk hidup kita sehari-hari. Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan, perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan Sekolah Dasar (SD). KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) Pelajaran Agama Hindu dan Budi Pekerti sekolah tersebut. b. Tujuan Adapun tujuan mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di SD adalah sebagai berikut: 1. Menumbuh kembangkan dan meningkatkan kualitas Sradha dan Bhakti kehadapan Brahman, dan seseorang mengenal hakekat kehidupannya di jagat raya ini. 2. 3. 4. 5. 6. Mewujudkan insan Sadhu-Gunawan (bersusila dan berguna untuk kehidupan) Membangun insan yang toleran yang gemar mewujudkan kerukunan. Memantapkan pelaksanaan ibadah agama baik secara pribadi maupun kelompok Mewujudkan insan yang memahami kandungan ajaran yang tertera dalam kitab suci Weda Meningkatkan pemahaman akan peran penting sejarah perkembangan Agama Hindu dalam kontek kehidupan di masa yang akan datang c. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Tattwa 2. Susila 3. Acara
26

4. Weda 5. Sejarah Agama Hindu d. Kompetensi Mata Pelajaran Adapun kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di tingkat SD adalah agar para peserta didik mampu: 1. Mengenal Eksistensi Brahman/Tuhan, Alam semesta dan keberadaan manusia 2. Mengenal dan melaksanakan ajaran yang berfungsi membangun pribadi yang positif dan negatif 3. Mengenal, dan melaksanakan ajaran yang mengarahkan untuk hidup rukun, harmonis dan damai 4. Mengenal dan melaksanakan ibadah keagamaan baik rutin (nitya) maupun insidental (naimitika karma) 5. Mengenal secara garis besar kandungan ajaran kitab suci weda 6. Mengenal sejarah perkembangan Agama Hindu baik secara nasional maupun internasional

27

1.5 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti a. Latar Belakang Agama berperan sangat penting dalam menghadapi proses perubahan (anicca) kehidupan umat manusia. Agama menjadi petunjuk jalan dalam upaya mewujudkan kehidupan yang selaras, damai, bermartabat, dan bermakna. Kesadaran terhadap pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka faktor pendukung proses internalisasi nilai-nilai universal dalam kehidupan merupakan kebutuhan, yang harus ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan adalah penerusan nilai, pengetahuan, kemampuan, sikap dan tingkah laku; dalam pengertian yang luas pendidikan adalah hidup itu sendiri, sebagai proses menyingkirkan kebodohan dan mendewasakan diri menuju kesempurnaan. Masalah sentral pendidikan dalam pandangan Buddha adalah penderitaan manusia. Penderitaan bersumber pada keinginan yang rendah (tanha), keinginan sendiri timbul tergantung pada faktor lain yang mendahuluinya. Buddha menempatkan kebodohan (avijja) dalam rumusan rangkaian sebab musabab yang saling bergantungan (paticcasamuppada), di urutan pertama. Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SD merupakan proses internalisasi (paratoghosa) yang dilakukan secara bertahap dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik agar dapat memahami nilai-nilai ajaran Buddha, menerapkannya dalam kehidupan, sehingga meperoleh kemajuan spiritual. Pendidikan diperoleh dari terminologi 'sikkha' (education) secara umum merupakan proses latihan, belajar, mempelajari, pengembangan, dan pencapaian penerangan. Secara natural termasuk latihan moral yang tinggi (sla), konsentrasi (samadhi), dan kebijaksanaan atau pengetahuan (paa). Secara holistik berhubungan dengan pengembangan fisik (kaya bhavana), pengembangan sosial (sila bhavana), pengembangan mental (citta bhavana), dan pengembangan intelektual (panna bhavana) sehingga menghasilkan keluaran teman yang baik (kalyanamitta). Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SD mengacu kepada Ajaran Sakyamuni Buddha (Buddha Gautama) yang terdapat dalam Kitab
28

Suci Tripitaka (Tipitaka). Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti memiliki karakteristik pokok yaitu penguasaan hasil pengetahuan dipelajari secara menjadi komprehensif (Pariyatti), mempraktikan yang

pedoman dalam berperilaku sehari-hari (Pariyatti), dan pencapaian atau pencerahan (Pativedha). Diharapkan dapat diselenggarakan menggunakan pendekatan dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan perkembangan peserta didik. Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan, perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan SD. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti sekolah tersebut. b. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memahami konsap-konsep dasar agama Buddha sehingga memiliki perilaku cerdas, jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, toleransi, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru. 2. Mewujudkan manusia Indonesia Dharma yang memahami, sesuai menghayati, Kitab Suci mengamalkan/menerapkan kontektual

Tripitaka (Tipitaka) dalam kehidupan sehari-hari. c. Ruang Lingkup Mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Keyakinan (Saddha) 2. Perilaku/moral (Sila) 3. Meditasi (Samadhi) 4. Kebijaksanaan (Panna). 5. Kitab Suci Agama Buddha Tripitaka (Tipitaka) 6. Sejarah

29

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti meliputi: 1. Mengenal dan mempraktikan penghormatan (ajali), dengan berdiri (uttana), bersujud (namaskara) dilingkungan keluarga, sekolah, dan vihara 2. Mengenal tempat ibadah, rohaniwan, kitab suci, hari raya dan Guru Agung Agama Buddha 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
12.

Melakukan puja bakti di Vihara, Cetiya, dan di rumah. Mengenal riwayat Pangeran Siddharta. Mengenal lambang-lambang dalam agama Buddha. Mengenal hari raya agama Buddha. Mempratikan dana paramita Mengenal dan melaksanakan perlindungan (tisarana) dan latihan sila (Pancasila). Menjelaskan tujuan akhir umat Buddha. Melatih Meditasi untuk belajar mengendalikan diri. Mengenal hukum-hukum kebenaran Mengenal kitab suci Tripitaka (Tipitaka)

30

1.6 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti a. Latar Belakang Agama memiliki peran dan fungsi yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Sekurang-kurangnya agama berfungsi sebagai pemberi identitas dan menjadi penuntun moral. Karena itu agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, bermartabat, tetapi juga menuntun kepada sikap dan perilaku adil, damai dan peduli. Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka pendidikan agama serta internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi ditempuh melalui pendidikan agama baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun komunitas keagamaan masing-masing. Sekolah dengan demikian bukan satu-satunya konteks tempat pendidikan agama terjadi, dan karena itu tidak semua hal harus disajikan di sekolah agar tidak terjadi pengulangan dari pokok-pokok yang sama dalam konteks lainnya. Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti di SD dimaksudkan untuk peningkatan potensi manusia seutuhnya khususnya dimensi spritual, sehingga membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Dengan demikian peserta didik dapat menghargai kehidupan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, perdamaian, dan kasih. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual maupun kolektif/kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan untuk optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Penerapan Kompetensi Dasar di mata pelajaran pendidikan agama Khonghucu mendukung tercapainya internalisasi nilai-nilai dalam agama Khonghucu dalam kehidupan peserta didik pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Kompetensi Dasar disajikan dengan cara menyesuaikan tingkat perkembangan intelektual, emosional, dan moral anak didik karenanya memberikan ruang kepada keunikan masing-masing individu.
31

Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Khonghucu lebih merupakan penuntun dalam membimbing peserta didik dalam upaya pencarian dan perjumpaan dengan Tuhan yang Maha Esa. Dengan demikian peserta didik dapat merespons Karunia Tuhan (Tian Ming) dengan cara menjalankan perintahNya (Cheng Ming) melalui pelayanan dan pengabdian kepada sesama manusia (Shi ren er shi Tian) dan pemeliharaan dan pelestariannya atas alam semesta dan isinya sebagai ciptaan Tuhan. Hakikat Pendidikan Agama Khonghucu adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan semangat membina diri dapat dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Dengan demikian, setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran agama Khonghucu memiliki tanggungjawab untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesentosaan dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bersama. Pada dasarnya Pendidikan Agama Khonghucu dimaksudkan untuk menyampaikan ajaran agama Khonghucu secara utuh dan jelas agar peserta didik dapat hidup didalam Jalan Suci Tuhan sebagai penuntun kehidupan moral dan etis. Dengan demikian, pengembangan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Khonghucu pada Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu kepada Kitab Suci Si Shu dan Wu Jing serta tata agama yang disusun oleh Dewan Rohaniwan Matakin. Materi pendidikan agama Khonghucu bukan bersumber pada tradisi Tionghua dan tidak dicampur- aduk tradisi Tionghua, tetapi tidak menentang tradisi Tionghua yang bernilai positip. Fokus Kompetensi Dasar berpusat pada pengalaman konkrit peserta didik (life centered). Artinya, pembahasan Kompetensi Dasar didasarkan pada pengalaman konkrit peserta didik mulai dari lingkungan paling dekat: keluarga (orang tua), tetangga, teman bermain, dan sekolah. Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) agama Khonghucu yang harus dikuasai oleh lulusan SD. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Agama Khonghucu di sekolah.

32

b. Tujuan Mata pelajaran Agama Khonghucu dan Budi pekerti di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Mengenal adanya Tian yang maha Esa yang menciptakan alam semesta dan isinya, mengatur dan memelihara serta menjaga agar yang tidak lurus tetap diluruskan sesuai kodratnya 2. Menjadi orang yang disiplin bermoral berakhlak mulia mempunyai rasa peduli kepada orang lain dalam keluarga dan masyarakat, Menjadi siswa yang rajin belajar hormat kepada guru dan mampu bekerja sama dengan teman-temannya. 3. Ikut bertanggungjawab dan mampu memelihara lingkungan hidup di sekitarnya. 4. Mengakui kedudukan Nabi Khongcu sebagai Utusan Tuhan atau Genta Rohani untuk membina dan memperbaiki kehidupan manusia 5. Meyakini kebenaran isi Kitab Si Shu Wu Jing untuk membina kehidupan manusia 6. Percaya adanya Roh dan Nyawa 7. Berbakti kepada orang tua, menyayangi saudara dan mencintai tanah air Indonesia c. Ruang Lingkup Mata pelajaran Agama Khonghucu dan budi pekerti di SD meliputi aspek-aspek sebagaii berikut: 1. Keimanan agama Khonghucu 2. Jalan Suci Junzi 3. Ibadah agama Khonghucu. 4. Sejarah Suci agama Khonghucu 5. Kitab Suci agama Khonghucu d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Agama Khonghucu dan Budi Pekerti di SD meliputi: 1. Mengenal Watak Sejati atau Xing yaitu Ren, Yi, Li, Zhi. 2. Mengenal cara membina diri sesuai dengan isi kitab Da Xue bab utama.
33

3. Berbakti kepada orang tua, menyayangi saudara, menghormati undangundang negara, dan mekewajiban sebagai warganegara yang baik. 4. Melakukan ibadah secara teratur sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan di rumah, Litang, atau Miao (kelenteng). 5. Mengenal riwayat nabi Khongcu dan murid-muridnya. 6. Mengenal para shenming dan perbuatan baiknya. 7. Mengenal simbol simbol suci dalam agama Khonghucu. 8. Memahamai ayat kitab suci yang sesuai keperluannya. 9. Hidup rukun dengan orang lain yang berbeda agama. 10. Bersikap mandiri dan dapat dipercaya sesuai dengan ajaran Ba De.

34

2. Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) a. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mengawal dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hakikat NKRI adalah negara kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan --atau nasionalisme-- yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya. [Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1998]. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), perlu ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang NKRI. Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai Negara Kesatuan dengan bentuk Republik. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. [Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia 1945] Dalam perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai saat ini, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa yang mengancam keutuhan negara. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendalam dan komitmen yang kuat serta konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
35

bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia 1945. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus. Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi nonpemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain itu, perlu pula ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak asasi manusia (HAM), kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Mata merupakan pelajaran mata Pendidikan yang Pancasila dan Kewarganegaraan pada pembentukan pelajaran memfokuskan

warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia 1945. Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang harus dikuasai oleh lulusan SD/MI. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di sekolah tersebut.

b. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik dapat: 1. berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan;

36

2. berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta antikorupsi; 3. bersikap positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakterkarakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan bangsa; 4. berinteraksi dengan lingkungan masyarakat dan bangsa secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SD/MI mencakup komponen-komponen sebagai berikut: 1. persatuan dan kesatuan bangsa 2. nilai-nilai karakter Pancasila 3. norma, hukum dan peraturan 4. hak asasi manusia 5. kebutuhan warga negara

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan meliputi: 1. menerapkan hidup rukun, damai, dan bersatu dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa; 2. memahami dan menerapkan hidup tertib, jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun, peduli, toleran, kasih sayang, dan percaya diri dalam berinteraksi di rumah dan di sekolah berdasarkan Pancasila; 3. memahami dan menjalankan kewajiban sebagai lingkungan keluarga dan sekolah; 4. memahami dan menjalankan hidup tertib, bekerjasama, dan bergotong royong berdasarkan nilai-nilai Pancasila; 5. menampilkan sikap cinta lingkungan dan
37

warga negara dalam

kehidupan yang demokratis berdasarkan nilai-nilai Pancasila; 6. dengan nilai-nilai Pancasila. menampilkan perilaku jujur, disiplin, senang bekerja keras dan anti korupsi dalam kehidupan sehari-hari, sesuai

38

3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia a. Latar Belakang Bahasa berperan sangat penting dan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik sekaligus merupakan sarana untuk mencapai keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran. Mata pelajaran Bahasa Indonesia diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi sarana pembentukan karakter peserta didik seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif dalam mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI diarahkan untuk mencapai peningkatan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Kompetensi mata pelajaran (KMP) Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang terdiri atas keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis), kebahasaan, kesastraan, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran ini merupakan indikator bagi peserta didik dalam mencapai pemahaman dan kemampuan merespons situasi lokal, regional, nasional, dan global. Berkenaan dengan hal itu, perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) Bahasa Indonesia yang harus dimiliki oleh lulusan sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI). KMP ini selanjutnya menjadi dasar dalam penyusunan kompetensi dasar (KD) pelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang tersebut. b. Tujuan Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI adalah peserta didik dapat:
39

1. 2. 3. 4. 5.

berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara; menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara dengan penuh kebanggaan; memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan nilai-nilai pendidikan karakter, kemampuan emosional dan sosial; intelektual, serta kematangan

6.

menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan

7.

menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

c. RuangLingkup Mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakupi komponen keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan kesastraan yang meliputi aspek-aspek: 1. menyimak, 2. berbicara, 3. membaca, 4. menulis, 5. kebahasaan, 6. kesastraan, dan 7. kesantunan berbahasa. Pada akhir pendidikan di SD/MI peserta didik diharapkan telah membaca sekurang-kurangnya lima belas buku sastra dan nonsastra. d. Kompetensi Mata Pelajaran 1. Keterampilan Berbahasa a. Menyimak

40

Memahami wacana lisan yang berbentuk cerita diri dan keluarga, perintah, laporan sederhana, pidato persuasif, kegiatan bermain, surat tanggapan pribadi, buku harian, wawancara, ulasan buku, penjelasan, ungkapan, petunjuk, pesan, pengumuman, berita, teks deskriptif tentang fenomena alam, permainan/dolanan daerah, serta karya sastra berbentuk puisi tentang alam semesta, dongeng, cerita, drama, pantun, dan cerita rakyat. b. Berbicara Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam kegiatan menyampaikan cerita diri dan keluarga, perintah, laporan sederhana, pidato persuasif, kegiatan bermain, surat tanggapan pribadi, buku harian, wawancara, ulasan buku, penjelasan, ungkapan, petunjuk, pesan, pengumuman, berita, teks deskriptif tentang fenomena alam, permainan/dolanan daerah, serta karya sastra berbentuk puisi tentang alam semesta, dongeng, cerita, drama, pantun, dan cerita rakyat dengan bahasa yang baik dan benar serta santun. c. Membaca Menggunakan berbagai teknik membaca untuk memahami teks nonsastra yang berbentuk cerita diri dan keluarga, perintah, laporan sederhana, pidato persuasif, kegiatan bermain, surat tanggapan pribadi, buku harian, wawancara, ulasan buku, penjelasan, ungkapan perasaan hati, petunjuk, pesan, pengumuman, berita, teks deskriptif tentang fenomena alam, permainan/dolanan daerah, serta teks sastra berbentuk puisi tentang alam semesta, dongeng, pantun, dan cerita rakyat. d. Menulis Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk cerita diri dan keluarga, perintah, laporan sederhana tentang fenomena alam, pidato persuasif, kegiatan bermain, surat tanggapan pribadi, buku harian, wawancara, ulasan buku, penjelasan tentang fenomena alam, petunjuk tentang pemeliharaan, pesan, pengumuman, berita, teks deskriptif tentang fenomena alam, permainan/dolanan daerah, serta
41

cerita, drama,

dalam bentuk puisi tentang alam semesta, dongeng, cerita, drama, pantun, dan cerita rakyat. 2. Kebahasaan Memahami dan dapat menggunakan berbagai komponen kebahasaan yang meliputi bunyi bahasa, fonem, kata, frasa, klausa sederhana, dan kalimat sederhana dengan baik dan benar dalam wacana lisan dan tulis. 3. Kesastraan Memahami bentuk-bentuk sastra sederhana dan unsur-unsurnya yang meliputi puisi (lama, baru), prosa (cerpen), prosa lirik, dan drama; serta dapat menciptalan bentuk-bentuk sastra sederhana dan mengapresiasinya. 4. Kesantunan Berbahasa Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar nasional Indonesia sebagai cerminan budi pekerti yang luhur. dengan santun dan penuh toleran, responsif, proaktif sesuai dengan budaya

42

4. Mata Pelajaran Matematika a. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan manusia dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia, serta pembentukan watak dan kepribadian manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk membentuk manusia berwatak dan berkepribadian yang baik, menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan dan pemahaman atas matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik yang disiplin dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk hidup lebih baik pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan sangat kompetitif. Dalam melaksanakan pembelajaran matematika, diharapkan bahwa peserta didik harus dapat merasakan kegunaan belajar matematika. Kompetensi mata pelajaran Matematika dalam dokumen ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk membentuk watak, dan kepribadian, serta mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan media sederhana maupun media modern yang lain. Pendekatan pembelajaran matematika melalui pemecahan masalah merupakan fokus utama dalam pembelajaran yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan

43

memahami masalah, membangun model matematika dan menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan media pembelajaran yang sederhana maupun media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu, perlu ada pembahasan mengenai bagaimana matematika terkait atau diterapkan dalam kehidupan di sekitar, maupun dalam perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni. Penguasaan mata pelajaran matematika memudahkan peserta didik untuk melatih berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan inovatif yang difungsikan untuk mendukung pembentukan soft-skill (watak, kepribadian, atau karakter) peserta didik. Dengan pembelajaran matematika diharapkan peserta didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan mengembangkan diri serta pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan, perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) matematika yang harus dikuasai oleh lulusan SD/MI. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran matematika sekolah tersebut. b. Tujuan Mata pelajaran Matematika di SD/MI bertujuan agar peserta didik dapat: 1. memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, analitik dan kreatif, kemampuan pemecahan-masalah, dan kemampuan mengkomunikasikan gagasan serta budaya bermatematika; 2. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;

44

3.

menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;

4. mempunyai sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari (dunia nyata); 5. mempunyai sikap dan perilaku matematika dan pembelajarannya. c. Ruang Lingkup Mata pelajaran Matematika pada jenjang SD/MI memuat materi tentang: 1. Bilangan dan Operasinya 2. Aljabar (pola gambar bangun/bentuk dan bilangan); 3. Geometri dan Pengukuran; dan 4. Peluang dan Analisis Data. d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Matematika di SD/MI meliputi: 1. Memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, analitik dan kreatif, kemampuan pemecahan-masalah, dan kemampuan mengkomunikasikan gagasan serta budaya bermatematika 2. Menghargai nilai-nilai dan kegunaan matematika dalam kehidupan, ilmu pengetahuan dan teknologi 3. Memiliki rasa ingin tahu dan percaya diri dalam belajar dan menggunakan matematika. 4. Menggunakan teknologi secara tepat dan efektif untuk memecahkan masalah serta memahami gagasan matematika. 5. Memahami konsep bilangan bulat, pecahan, dan operasi hitung sifat(penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian) dan sehari-hari. 6. Memahami pola bangun/bentuk dan bilangan.
45

yang sesuai dengan nilai-nilai dalam

sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan

7. Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. 8. Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, debit, serta menggunakan dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. 9. Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. 10. Memahami konsep pengumpulan, pembacaan, dan penyajian data/ informasi dengan tabel, gambar, dan grafik (diagram), serta menggunakan dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

46

5. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) a. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.
47

Terkait

dengan

hal-hal

tersebut

dan

dengan

memperhatikan

Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan, perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) IPA yang harus dikuasai oleh lulusan SD/MI. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran IPA pada jenjang tersebut. b. Tujuan Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan: 1. Menumbuhkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. c. Ruang Lingkup Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut: 1. Makhluk hidup dan proses kehidupan 2. Materi dan sifat-sifatnya. 3. Energi dan perubahannya. 4. Bumi dan alam semesta.

48

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran IPA untuk SD/MI meliputi: 1. Menunjukkan sikap jujur, terbuka, cermat, selalu ingin tahu, dan percaya diri. 2. Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif. 3. Melakukan pengamatan atau percobaan sederhana dan melaporkan hasilnya secara lisan dan tertulis. 4. Mengenal persamaan dan perbedaan tumbuhan, hewan, dan manusia, bagian-bagian tubuhnya, fungsi atau manfaatnya, serta perubahan dan interaksinya dengan alam. 5. Mengidentifikasi wujud zat beserta sifat-sifat dan perubahannya, serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. 6. Mengidentifikasi bentuk-bentuk energi dan perubahannya, pengaruhnya terhadap gerak, dan pengaruhnya bagi kehidupan sehari-hari. 7. Mengenal anggota tata surya, kenampakan dan perubahan permukaan bumi, manfaat, bahaya, serta cara mengatasinya.

49

6. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik, diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat, karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu, tematik, dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Terkait dengan hal tersebut di atas dan dengan memperhatikan Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan, perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) IPS yang harus dikuasai oleh lulusan SD/MI. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran IPS di sekolah tersebut. b. Tujuan Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. memahami dan menggunakan konsep-konsep IPS yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya;

50

2. menunjukkan perilaku jujur, disiplin, toleran, tanggung jawab, peduli, santun, percaya diri, dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan; 3. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap sikap spiritual, nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; 4. mengkomunikasikan lokal, nasional; dan 5. melakukan kegiatan-kegiatan motorik yang menggunakan pengetahuan IPS, dengan bantuan berbagai media. c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Manusia, tempat, dan lingkungan. 2. Waktu, interaksi, keberlanjutan, dan perubahan. 3. Sistem sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya. 4. Perilaku sosial, ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan. d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran IPS di SD/MI meliputi: 1. dengan 2. sosial, dan kemanusiaan; 3. menunjukkan perilaku jujur, disiplin, toleran, tanggung jawab, peduli, percaya diri dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungannya; 4. Menunjukkan perilaku bijaksana, bertanggung jawab dalam menghargai tokoh pejuang bangsa pada masa penjajahan sampai sekarang dalam menumbuhkan rasa kebangsaan.
51

gagasan,

serta

mampu

bekerjasama

dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk secara sehat, di tingkat

m emahami dan mengunakan konsep-konsep IPS yang berkaitan interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat dan m emiliki komitmen dan kesadaran terhadap sikap spiritual, nilai-nilai lingkungannya, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila;

5. mengkomunikasikan gagasan yang berkaitan dengan IPS, serta mampu bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk secara sehat, di tingkat lokal dan nasional;
6.

melakukan kegiatan-kegiatan motorik yang menggunakan pengetahuan IPS dengan bantuan berbagai media.

52

Kelompok B 1. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya a. Latar belakang Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, sesuai dengan namanya, mempunyai dua ruang lingkup yakni: (1) Seni Budaya; dan (2) Prakarya. Dalam konteks pendidikan, kedua ruang lingkup ini selain memiliki kesamaan, juga memiliki ciri khas masing-masing. Pendidikan Seni Budaya diberikan di sekolah karena memiliki keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan dalam upaya membentuk keperibadian peserta-didik menjadi manusia yang utuh sebagaimana yang terkristalisasi dalam rumusan kompetensi inti. Keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan pendidikan Seni Budaya terletak pada cirinya yang khas yang tidak dimiliki oleh mata pelajaran lain yakni pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi. Dalam praktiknya, pendidikan seni budaya terlaksana melalui bidang seni rupa, seni musik dan seni tari. Bidang seni rupa, seni musik, seni tari, memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuan masingmasing. Dalam pendidikan seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi Pendidikan Seni Budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. rupa, Multilingual gerak, bermakna peran pengembangan berbagai kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa bunyi, dan perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi, apresiasi, dan mengandung makna kreasi/rekreasi dengan cara memadukan secara seni budaya menumbuhkembangkan harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural pendidikan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara (meliputi budaya daerah setempat dan daerah lain dalam wilayah Indonesia) dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
53

Pendidikan prakarya dicapainya keterampilan

di sekolah dasar lebih menekankan pada dari peserta-didik memanfaatkan vahan di

lingkungannya untuk berlatih membuat barang-barang kerajinan. Materi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya yang bersifat teori (fakta, konsep, kaidah, dan teori seni/keterampilan) tidak diberikan secara terpisah, tetapi terpadu dalam kegiatan mengapresiasi karya seni dan berkreasi seni. Hal ini dimaksudkan agar pendidikan seni budaya tidak terjerumus ke arah pembelajaran yang bersifat kognitif. Terkait dengan hal-hal tersebut perlu disusun Standar Isi yang selanjutnya akan dijadikan acuan dalam merumuskan kemampuan awal, dan karakteristik mata pelajaran. b. Tujuan Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya di SD/MI berorientasi pada pencapaian Kompetensi Inti yang meliputi aspek spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan melalui pencapaian tujuan berikut ini: 1. memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya; 2. menampilkan sikap apresiatif terhadap seni budaya dan prakarya; 3. mengungkapkan pengalaman estetik melalui kreasi/rekreasi seni budaya dan prakarya; dan 4. menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya. c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya di SD/MI mencakup: 1. Seni Rupa Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan penanggapan terhadap gejala estetik seni rupa) dan aspek kreasi (penciptaan karya seni rupa serta penyajiannya dalam bentuk pameran di kelas/sekolah). 2. Seni Musik Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan penanggapan terhadap gejala estetik seni musik) dan aspek kreasi
54

Kompetensi Dasar

mata pelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik,

(penciptaan 3. Seni Tari Aspek

karya

seni

musik

serta

penyajiannya

dalam

bentuk

pementasan di kelas/sekolah). konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan

penanggapan terhadap gejala estetik karya seni tari) dan aspek kreasi (penciptaan karya seni tari serta penyajiannya dalam bentuk pementasan di kelas/sekolah. 4. Prakarya Aspek karya konsepsi serta (pemahaman), penyajiannya apresiasi dalam (pencerapan pameran dan di penanggapan terhadap karya prakarya) dan aspek kreasi (penciptaan prakarya bentuk kelas/sekolah Di antara ketiga bidang seni yang ditawarkan minimal diajarkan satu bidang seni sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia serta fasilitas yang tersedia. Pada sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang akan diikutinya. Pada tingkat SD/MI, prakarya ditekankan pada keterampilan vokasional. d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya di SD/MI yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk bidang seni rupa mencakup: 1. memiliki pengetahuan kesenirupaan yang memungkinkan peserta-didik mengapresiasi dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni rupa sesuai dengan tingkat usia sekolah menengah pertama. 2. mengapresiasi (mencerap, dan menanggapi) karya seni rupa Nusantara (seni rupa yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya dan seni rupa Indonesia pada umumnya, baik yang merupakan seni rupa terapan maupun seni rupa murni, yang diamati secara langsung atau melalui media rekam; dan 3. mengekspresikan diri melalui karya seni rupa terapan dan seni rupa murni dengan memanfaatkan teknik dan corak seni rupa Nusantara/Indonesia serta menyajikan karya tersebut dalam bentuk pameran di kelas maupun
55

di sekolah. Kompetensi mata pelajaran Seni Budaya yang peserta didik untuk bidang seni musik mencakup: 1. memiliki pengetahuan kesenimusikan yang memungkinkan peserta-didik mengapresiasi dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni musik sesuai dengan tingkat usia sekolah dasar; 2. mengapresiasi (mencerap, dan menanggapi) karya seni musik Nusantara (seni musik yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya, lagu wajib, dan seni musik Indonesia pada umumnya, yang diamati secara langsung atau melalui media rekam; dan 3. mengekspresikan diri melalui karya seni musik vokal dan instrumen dengan menampilkan/merekreasi karya seni musik Nusantara khususnya, lagu wajib, dan seni musik Indonesia pada umumnya dalam bentuk penampilan di kelas maupun penampilan/pementasan di sekolah. Kompetensi mata pelajaran Seni Budaya yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk bidang seni tari mencakup: 1. memiliki pengetahuan yang memungkinkan peserta-didik mengapresiasi dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni tari sesuai dengan tingkat usia sekolah dasar. 2. mengapresiasi (mencerap dan menanggapi) karya seni tari Nusantara (seni tari yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya dan seni tari Indonesia pada umumnya, yang diamati secara langsung atau melalui media rekam; dan 3. mengekspresikan diri melalui karya seni tari dengan menampilkan/ merekreasi karya seni tari Nusantara khususnya dan seni tari kreasi Indonesia pada umumnya dalam bentuk pemeragaan di kelas maupun pementasan di sekolah. Kompetensi mata pelejaran Prakarya yang harus dimiliki oleh peserta didik mencakup: 1. memahami bahan-bahan lingkungan yang dapat dimanfaakan sebagai material membuat barang kerajinan sederhana; 2. menggunakan alat-alat sederhana untuk membentuk barang-barang
56

harus dimiliki oleh

teknik kerajinan; dan 3. memiliki kreativitas dalam membuat barang-barang kerajinan.

57

2. Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan a. Latar Belakang Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih dan dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman. Mata pelajaran Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Ini berarti bahwa

Pendidikan Jasmani adalah pendidikan manusia seutuhnya yang diperoleh melalui segala bentuk aktivitas jasmani yang mengacu kepada konsep pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
58

Terkait dengan hal-hal tersebut di atas perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang harus dikuasai oleh lulusan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI). KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di sekolah tersebut. b. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan bertujuan agar peserta didik dapat: 1. Memiliki karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan; 2. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis; 3. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif 4. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih; 5. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik; 6. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar; dan 7. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk jenjang SD/MI adalah sebagai berikut: 1. Permainan dan olahraga 2. Aktivitas pengembangan 3. Aktivitas senam 4. Aktivitas ritmik
59

5. Aktivitas air 6. Pendidikan luar kelas, dan 7. Kesehatan. d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi lulusan mata pelajaran ini meliputi: 1. Menunjukkan kebiasaan hidup bugar, bersih, aman, sehat fisik, sehat mental dan sehat sosial yang dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah lingkungan serta kehidupan sehari-hari; 2. Memiliki rasa ingin tahu terkait dengan informasi tentang hidup bersih, sehat, aman, dan bugar; 3. Mengenal sikap kompetitif, sportif, dan prestatif melalui aktivitas jasmani yang terkandung di dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang dapat ditransfer ke dalam kehidupan sehari-hari; 4. Memiliki kemampuan berbagai macam aktivitas motorik (permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan diri, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan kesehatan) yang dapat dimanfaatkan dalam memecahkan masalah lingkungan dan kehidupan sehari-hari.

60

You might also like