Professional Documents
Culture Documents
Menurut Notoatmodjo (1997), pendidikan kesehatan adalah proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek kesahatan, yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu sehingga dapat menjaga dirinya menjadi lebih sehat dengan menghindari kebiasaan yang buruk dan membentuk kebiasaan yang menguntungkan kesehatan. Menurut Azwar cit Machfoedz (2006), pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa. kurikulum profesional.
dan tingkah laku kesehatan. (Budioro, 1998). Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar, berarti terjadi proses perkembangan/perubahan ke arah yang lebih tahu dan lebih baik pada diri individu (Purwanto, 1999). Pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Pendidikan kesehatan merupakan usaha/kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan untuk mencapai hidup sehat secara optimal.
yaitu tahap pendidikan akademik dan pendidikan profesi 1. Tahap akademik menekankan pada pengetahuan dan teori yang bersifat deskriptif, sedangkan tahap profesional diarahkan pada tujuan praktis, sehingga menghasilkan teori preskriptif dan deskriptif. 2. Tahap profesi hanya akan di dapat dilingkungan klinis karena lingkungan klinis merupakan lingkungan multiguna yang dinamik sebagai tempat pencapaian berbagai kompetensi praktik klinis.
bernilai di masyarakat 2. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat 3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada
1.
2. 3.
4.
diperinci : Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan (dirinya), keselamatan lingkungan dan masyarakatnya. Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah terjadinya sakit. Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan perubahan-perubahan sistem dan cara memanfaatkannya dengan efisien dan efektif. Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan bagaimana caranya, tanpa meminta pertolongan kepada sistem pelayanan kesehatan normal.
Promotion), misal : peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya. b. Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific Protection) misal : imunisasi c. Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat (Early diagnostic and prompt treatment) misal : dengan pengobatan layak dan sempurna dapat menghindari dari resiko kecacatan. d. Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation) misal : dengan memulihkan kondisi cacat melalui latihanlatihan tertentu.
Lingkungan
Perilaku
Predisposing factors (pengeth, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai dsb)
3. Penilaian
4. Tindak lanjut
memperoleh tingkah laku baru b. Kegiatan belajar dpt dilaksanakan di mana saja, kapan saja dan siapa saja c. Peserta didik dipandang sbg orang dewasa, sehingga pengelolaan proses belajar yg digunakan hrs sesuai dengan kondisi peserta didik
merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan. 2. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri. 3. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri. 4. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986)
15
Advokat (advocate)
Ditujukan kepada para pengambil keputusan atau pembuat kebijakan
2.
Menjembatani (mediate)
Menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan
3.
Memampukan (enable)
Agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan secara mandiri
Advokasi (advocacy)
Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan
2.
3.
17
Sasaran Sekunder
Sesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama
Sasaran Tersier
Sesuai misi advokasi. Misal : Pembuat kebijakan mulai dari pusat sampai ke daerah
19