You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar belakang

Dalam suatu rangkaian listrik terdapat resistor. Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya. Resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol (Omega). Kita mungkin menduga bahwa hambatan yang dimiliki kawat yang tebal lebih kecil daripada kawat yang tipis, karena kawat yang lebih tebal memiliki area yang lebih luas untuk aliran elektron. Kita tentunya juga memperkirakan bahwa semakin panjang suatu penghantar, maka hambatannya juga semakin besar, karena akan ada lebih banyak penghalang untuk aliran elektron. Hal ini sesuai dengan apa yang sudah dirumuskan Ohm melalui ekperimennya, dimana hambatan berbanding lurus dengan panjangnya dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas faktor apa saja yang berpengaruh terhadap besar kecilnya suatu hambatan.

B. Rumusan masalah 1. Bagaimana pengaruh hambatan jenis terhadap nilai hambatan suatu benda? 2. Bagaimana pengaruh panjang kawat terhadap nilai hambatan suatu benda? 3. Bagaimana pengaruh luas penampang kawat terhadap nilai hambatan suatu benda? 4. Apa saja aplikasi yang digunakan bedasarkan konsep hambatan ini?

C. Tujuan 1. Mengetahui pengaruh hambatan jenis terhadap nilai hambatan suatu benda. 2. Mengetahui pengaruh panjang kawat terhadap nilai hambatan suatu benda. 3. Mengetahui pengaruh luas penampang kawat terhadap nilai hambatan suatu benda.

4. Mengetahui aplikasi yang digunakan bedasarkan konsep hambatan ini.

BAB II KERANGKA TEORI

1. Peta konsep

2. Pengertian Hambatan Arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Dengan kata lain, arus listrik mengalir karena adanya beda potensial. Hubungan antara beda potensial dan arus listrik kali pertama diselidiki oleh George Simon Ohm (1787 1854). Beda potensial listrik disebut juga tegangan listrik. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa arus listrik sebanding dengan beda potensial. Semakin besar beda potensial listrik yang diberikan, semakin besar arus listrik yang dihasilkan. Demikian juga sebaliknya, semakin kecil beda potensial yang diberikan, semakin kecil arus listrik yang dihasilkan (Budisma,2011). Jika kita memakaikan perbedaan potensial yang sama di antara ujungujung tongkat tembaga dan tongkat kayu yang mempunyai geometri yang serupa, maka dihasilkan arus-arus yang sangat berbeda. Karakteristik penghantar yang menyebabkan hal ini adalah hambatan nya. Kita sering mendefinisikan hambatan dari sebuah penghantar di antara dua titik dengan memakaikan sebuah perbedaan potensial V di antara titik-titik tersebut dan dengan mengukur arus I maka di dapatkan (Halliday, 1997 :187) :

Dalam sebuah konduktor terdapat rapat arus J yang bergantung kepada intensitas llistrik E dan kepada sifat alami konduktor itu. Dalam hubungan ini ada suatu sifat konduktor yang disebut daya hambat jenis, , yang kita definisikan sebagai perbandingan intensitas listrik terhadap rapat arus (Sears,Zemansky. 1986 : 654) :

Artinya tahanan jenis ialah intensitas listrik per satuan rapat arus. Makin besar tahanan jenis, makin besar intensitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan rapat arus tertentu atau makin kecil rapat arus untuk suatu intensitas tertentu. Tinjaulah sebuah penghantar silinder yang luas penampangnya A dan panjangnya l, yang mengangkut sebuah arus i yang tetap. Lalu dipakaikan sebuah perbedaan potensial V di antara ujung-ujung penghantar tersebut. Jika penampangpenampang silinder pada setiap ujunng adalah merupakan permukaan-permukaan ekipotensial, maka medan listrik dan rapat arus akan konstan untuk semua titik di dalam silinder dan akan mempunyai nilai-nilai :

dan J

Maka kita dapat menuliskan resistivitas menjadi sebagai berikut :

Jadi didapatkan hambatan jenis yaitu :

atau

Halliday, 1997 : 189-190 Dari persamaan diatas bisa dilihat bahwa hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu panjang, luas dan jambatan jenis dari bahan tersebut. Hambatan berbading lurus dengan panjang benda, semakin panjang maka semakin besar hambatan suatu benda. Hambatan juga berbanding terbalik dengan luas penampang bend, makin luas penampang benda maka semakin kecil hambatannya. Selain itu,

hambatan juga berbanding lurus dengan jenis benda (hambatan jenis), semakin besar hambatan jenisnya maka semakin besar hambatan benda tersebut (Tim dosen, 2012 : 37). Nilai hambatan jenis dari setiap benda berbeda-berbeda tergantung pada bahan benda tersebut, serta di pengaruhi oleh nilai temperatur dari benda. Hal ini tidak mengejutkan karena pada temperature yang lebih tinggi, atom-atom bergerak lebih cepat dan tersusun dengan tidak begitu teratur, sehingga bisa dianggap lebih mengganggu aliran elektron. Jika perubahan temperatur tidak begitu besar, hambatan logam biasanya naik hampir linier terhadap temperatur (Giancoli, 2001 : 71). Berbagai hasil percobaan membuktikan bahwa resistansi dari hampir semua penghantar berubah menurut temperatur. Jika resistansi suatu penghantar pada temperatur t1 adalah R1, maka untuk rentang temperatur yang wajar resistansinya pada suhu t2 diberikan oleh : ( Dengan )

adalah koefisien suhu resistor dan suhunya diukur dalam derajat celcius

(Mismail, Budiono. 1995 : 15). Untuk mempermudah dalam menentukan hambatan suatu benda maka ada standar hambatan primer yang disimpan di Biro Standar Nasional. Standar hambatan primer adalah kumparan-kumparan kawat yang hambatannya telah diukur dengan teliti. Karena hambatan berubaha terhadap temperatur, maka standar-standar ini bila digunakan, ditempatkan di dalam sebuah kamar minyak pada suatu temperatur yang diatur (dikontrol). Standar-standar tersebut dibuat dari sebuah logam campuran khusus yag dinamakan manganin, untuk mana perubahan hambatan dengan temperatur adalah sangat kecil. Tahanan-tahanan standar primer ini terutama digunakan untuk mengkalibrasi standar-standar sekunder untuk keperluan laboratorium-laboratorium lain (Halliday, 1997 ; 188). Tabel 1.1 Nilai hambatan jenis setiap benda

Giancoli (2001: 70 )

3. Bahan konduktor, isolator dan semikonduktor Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, yaitu bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron sehingga disebut sebagai isolator (Safriadi, 2009 : 3). Konduktor adalah bahan yang konduktivitasnya tinggi sehingga dapat mengalirkan listrik dengan baik. Konduktor sering disebut dengan penghantar karena dapat menghantarkan arus listrik. Contoh, tembaga, seng, alumunium, baja, dsb. Isolator adalah bahan yang tidak dapat menghantarkan listrik karena konduktivitasnya rendah. Contoh, plastik, kayu kering, karet, kain, dll.

Semikonduktor adalah bahan yang terletak di antara konduktor dan isolator. Contoh, silikon, germanium, antimon, dll (Sugiri. 2004). Sifat bahan, baik konduktor, isolator, maupun semikonduktor terletak pada struktur jalur atau pita energi atom-atomnya. Pita energi adalah kelompok tingkat energi elektron dalam kristal. Sifat-sifat kelistrikan sebuah kristal tergantung

pada struktur pita energi dan cara elektron menempati pita energi tersebut. Pita energi dibedakan menjadi 3, yaitu: 1. jalur valensi Penyebab terbentuknya jalur valensi adalah adanya ikatan atom-atom yang membangun kristal. Pada jalur ini elektron dapat lepas dari ikatan atomnya jika mendapat energi. 2. jalur konduksi Jalur konduksi adalah tempat elektron-elektron dapat bergerak bebas karena pengaruh gaya tarik inti tidak diperhatikan lagi. Dengan demikian elektron dapat bebas menghantarkan listrik. 3. jalur larangan Jalur larangan adalah jalur pemisah antara jalur valensi dengan jalur konduksi. Yang membedakan apakah bahan itu termasuk konduktor, isolator, atau semikonduktor adalah energi Gap (Eg). Satuan energi gap adalah elektron volt (eV). Satu elektron volt adalah energi yang diperlukan sebuah elektron untuk berpindah pada beda potensial sebesar 1 volt. Satu elektron volt setara dengan 1,60 x 10-19 Joule. Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron untuk memecahkan ikatan kovalen sehingga dapat berpindah jalur dari jalur valensi ke jalur konduksi. Energi gap germanium pada suhu ruang (300K) adalah 0,72 eV, sedangkan silikon adalah 1,1 eV. Bahan-bahan semikonduktor dengan energi gap yang rendah biasanya dipakai sebagai bahan komponen elektronika yang dioperasikan pada suhu kerja yang rendah pula.

BAB III APLIKASI

A. Aplikasi hambatan Penggunaan konsep hambatan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya : 1. Kabel tiang listrik Pada kehidupan sehari-hari, kita sering melihat kabel tiang listrik yang besar bahkan lebih besar dibandingkan dengan kabel-kabel pada umumnya. Hal ini dilakukan agar hambatannya kecil, karena ketika kabel besar maka luas penampangnya besar dan menyebabkan hambatannya kecil. Sehingga, saat hambatannya kecil tegangan bisa mengalir dengan mudah dan relatif lebih besar tegangan yang di salurkan. 2. B. Soal dan pembahasan Pilihan ganda 1. Besarnya tahanan kabel perpanjangan dibuat dari bahan tembaga yang memiliki panjang 50 m dan luas penampang 1,5 mm2 adalah (Tahanan jenis = 0,0178 a. 0.3 b. 0.4 c. 0.5 Pembahasan : Dik : L = 50 m : A : 1.5 mm2
mm 2 ) m

d. 0.6 e. 1.2

= 0,0178
Jawab : R =

L 0,0178 50 = = 0,6 1,5 A

2. Berapakah panjang kawat pada sebuah koil dengan R = 2,75 , luas penampang kawat tembaga = 0.2 mm2 jika diketahui a. 10 m b. 15 m c. 25 m Pembahasan : Dik : R = 2,75 , A = 0,2 d. 30 m e. 45
0,018 mm 2 m

= 0,018
R
L

L A

RA

2,75 0,2 0,55 30 M 0,018 0,018

3. Hambatan seutas kawat aluminium (hambatan jenis 2,65 10-8 .m) yang memiliki panjang 40 m dan diameter 4,2 mm adalah a. 0,57 b. 0,056 c. 0,076 Penyelesaian: Diketahui: = 2,65 10-8 .m l = 40 m d =4,2 mm r = 2,1 mm = 2,1 10-3 m Ditanya: R = ... ? Jawab:
( )

d. 1,076 e. 1,12

4. Sebuah kawat penghantar memiliki panjang L dan luas penampang A dan memiliki hambatan sebesar 120 . Jika kawat dengan bahan yang sama

memiliki panjang 2 L dan luas penampang 3 A maka hambatan kawat kedua yaitu sebesar a. 40 b. 80 c. 120 Pembahasan : Kawat yang berbahan sama memiliki hambat jenis yang sama, sehingga :

d. 180 e. 720

5. Sebuah kawat penghantar dengan panjang 10 meter memiliki hambatan sebesar 100 Jika kawat dipotong menjadi 2 bagian yang sama panjang, hambatan yang dimiliki oleh masing-masing potongan kawat adalah
a. b. c.

25 50 100

d. e.

150 200

Pembahasan : Data dari soal: L1 = L L2 = 1/2 L Jawab : Luas penampang dan hambatan jenis kawat sama, maka : A1 = A2 R1 = 100

Essay 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konduktor, isolator dan

semikonduktor ! Jawab : Konduktor adalah bahan yang konduktivitasnya tinggi sehingga dapat mengalirkan listrik dengan baik. Konduktor sering disebut dengan penghantar karena dapat menghantarkan arus listrik. Isolator adalah bahan yang tidak dapat menghantarkan listrik karena konduktivitasnya rendah. Semikonduktor adalah bahan yang terletak di antara konduktor dan isolator. 2. Sebuah termometer hambatan terbuat dari platina ( = 3,92 10 -3/C). Pada suhu 20C, hambatannya 50 . Sewaktu dicelupkan ke dalam bejana berisi logam indium yang sedang melebur, hambatan termometer naik menjadi 76,8 . Tentukan titik lebur indium tersebut. Jawab : Diketahui: = 3,92 10-3/C to = 20C Ditanyakan : t Jawab : R = R0 (1 + t ) = R0 + R0 t R R0 = R0 t sehingga diperoleh t = (R Ro) / (Ro) = (76,8 50) / (50 )(3,92010-3 /oC)= 136,7 oC Jadi, karena suhu awalnya 20C, titik lebur indium adalah : 136,7C + 20C = 156,7C. 3. Lilitan kawat memiliki hambatan 8 ohm pada suhu 37 oC, dan hambatannya 10 ohm pada suhu 67oC tentukan koefisien suhu kawat tersebut ! Pembahasan : Ro = 50 R = 76,8 .

Diketahui :

Ditanyakan : Jawab :

4. Jelaskan hubungan antara panjang, luas penampang dan jenis kawat terhadap hambatan ! Pembahasan : R=

L A

Berdasarkan pada rumus diatas dapat diketahui hubungan antara hambatan dan faktor lainnya. o Hambatan berbanding lurus dengan jenis kawat, dalam hal ini jenis kawat ditentukan juga dari nilai hambatan jenisnya. Ketika hambatan jenis besar maka hambatannya pun besar. o Hambatan berbanding lurus dengan panjang kawat, semakin panjang kawatnya maka hambatannya semakin besar. o Hambatan berbanding terbalik dengan luas penampangnya, semakin besar luas penampang sebuah kawat maka semakin kecil

hambatannya. 5. Mengapa hambatan berubah jika temperature berubah? Jelaskan ! Pembahasan : Hal ini dikarenakan seiring dengan perubahan temperatur maka pergerakan atom pun berubah. Ketika temperatur tinggi atom bergerak

lebih cepat dan susunannya tidak teratur, sehingga mengganggu aliran elektron. C. Lembar kerja siswa

Judul : Tujuan :

Hambatan penghantar

a. Mengetahui pengaruh panjang kawat terhadap hambatan. b. Mengetahui pengaruh luas penampang kawat terhadap hambatan. c. Mengetahui pengaruh jenis kawat terhadap hambatan.

Percobaan 1 Alat dan bahan : 1. Kawat nikrom dengan d = 0,35 mm 2. Voltmeter 3. Amperemeter 4. Penggaris 5. Steker jepit : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 2 buah 6. Kabel penghubung : 6 buah

7. Jembatan penghubung : 6 buah 8. Papan rangkaian 9. Powe supply : 1 buah : 1 buah

Langkah kerja 1. Menyusun alat dan bahan yang sudah disiapkan dengan skema sebagai berikut
V A V A V A

2. Menghubungkan rangkaian dengan power supply, lalu mengukur tegangan dan kuat arus yang terbaca pada voltmeter dan amperemeter. 3. Mengulangi langkah 2 dengan merubah-rubah panjang kawat sebanyak 3 kali lalu menghitung nilai hambatannya (luas penampang dan jenis kawat tetap). 4. Menuliskan data pada tabel pengamatan. Tabel 1.1 hubungan hambatan dan panjang kawat Panjang kawat (m) Kuat Arus (A) Tegangan (V) Hambatan () L1 L2 L3

Percobaan 2 Alat dan bahan : 1. Kawat nikrom dengan d = 0,35 mm 2. Kawat nikrom dengan d = 0,2 mm 3. Voltmeter 4. Amperemeter 5. Penggaris : 1 buah : 1 buah : 1 buah 6. Steker jepit : 2 buah : 6 buah

7. Kabel penghubung

8. Jembatan penghubung : 6 buah 9. Papan rangkaian 10. Power supply : 1 buah : 1 buah

Langkah kerja 1. Menyusun alat dan bahan yang sudah disiapkan dengan skema sbb :
V AA V A A V A

2. Menghubungkan rangkaian dengan power supply, lalu mengukur tegangan dan kuat arus yang terbaca pada voltmeter dan amperemeter. 3. Mengulangi langkah 2 dengan mengganti kawat dengan d yang berbeda lalu menghitung nilai hambatannya (panjang dan jenis kawat tetap). 4. Menuliskan data pada tabel pengamatan. Tabel 1.2 hubungan hambatan dan luas penampang Luas penampang (m2) Kuat Arus (A) Tegangan (V) Hambatan () A1 A2

Percobaan 3 Alat dan bahan : 1. Kawat nikrom dengan d = 0,35 mm 2. Kawat konstantan dengan d = 0,35 mm 3. Kawat alumunium dengan d = 0,35 mm 4. Voltmeter 5. Amperemeter : 1 buah : 1 buah 6. Penggaris 7. Steker jepit 8. Kabel penghubung : 1 buah : 2 buah : 6 buah

9. Jembatan penghubung : 6 buah 10. Papan rangkaian 11. Power supply : 1 buah : 1 buah

Langkah kerja 1. Menyusun alat dan bahan yang sudah disiapkan dengan skema sbb :
V AA V A A V A

Alumunium

NIkrom

Konstantan

2. Menghubungkan rangkaian dengan power supply, lalu mengukur tegangan dan kuat arus yang terbaca pada voltmeter dan amperemeter. 3. Mengulangi langkah 2 dengan mengganti jenis kawat dengan d yang sama dan panjang kawat yang sama lalu menghitung nilai hambatannya. 4. Menuliskan data pada tabel pengamatan. Tabel 1.3 hubungan hambatan dan jenis kawat Jenis kawat Kuat Arus (A) Tegangan (V) Hambatan () 5. Membuat kesimpulan dari 3 percobaan diatas. Kesimpulan : Alumunium Nikrom Konstantan

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

http://budisma.web.id/materi/sma/fisika-kelas-x/soal-dan-pembahasan-arus-danhambatan-listrik/

You might also like