You are on page 1of 4

TUGAS MATA KULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN LAUT

Respon Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii)

Oleh : Akhmad Faisal Wandha Stephani 26020110130089 26020110110052

JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

Respon Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii)

1. Respon Cahaya Beberapa kurva respon cahaya telah dikembangkan dalam studi rumput laut komersial. studi seleksi strain memperlihatkan bahwa perbedaan tipe warna K. alvarezii memiliki respon fotosintesis yang berbeda. Perbedaan ekotipik dan variasi dalam efisiensi fotosintesis diperlihatkan pada rumput laut E. denticulatum antara tipe merah, coklat, dan hijau tetapi tidak diperlihatkan pada rumput laut, K. alvarezii selama kandungan nitrogen pembatas dinaikkan (Ask & Azanza, 2002). Fotosintesis rumput laut pada umumnya kelompok Eucheuma mengikuti kaidah pola diurnal. Dimana puncak fotosintesis pada rumput laut budi daya terjadi pada saat sebelum tengah hari. Rumput laut E. denticulatum memperlihatkan tingkat pertumbuhan tertinggi pada pencahayaan 12:12 L/D dengan intensitas cahaya sekitar 6.000 lux. 2. Respon Suhu. Respon rumput laut komersil Eucheuma terhadap suhu telah dilakukan beberapa penelitian baik pada kultivasi di perairan maupun di laboratorium. Maksimum fotosintesis untuk rumput laut E. sriatum dan E. denticulatum berada pada suhu 300C dan akan terhambat pada suhu 350C 400C. sedangkan tingkat optimal fotosintesis untuk E. denticulatum adalah 300C-350C. Dawes (1989) dalam Ask & Azanza (2002) menyatakan bahwa rumput laut K. alvarezii dapat mentolerir suhu antara 250C -280C. pertumbuhan dan produksi biomassa rumput laut jenis Kappaphycus pada daerah subtropis misalnya di Jepang, akan lebih cepat terjadi pada perairan yang memiliki suhu 250C-300C. 3. Respon Salinitas. Informasi mengenai respon salinitas yang dilaporkan terhadap pertumbuhan atau fotosintesis pada rumput laut komersial khususnya K. alvarezii masih sangat sedikit.rumput laut E. isiforme memiliki respirasi dan fotosintesis maksimum pada salinitas 30-40 ppt sementara E. uncinatum dan E. denticulatum adalah pada 30 ppt. E. sriatum tidak dapat tumbuh pada salinitas dibawah 24 pptatau diatas 45

ppt. menurut Doty (1987) dalam Risjani (1999), rumput laut K. alvarezii mempunyai salinitas optimum yang berkisar antara 29-34 ppt. sedangkan menurut Kadi & Atmadja (1988), salinitas optimalnya adalah 30-37 ppt. 4. Respon Nutrien dan Pergerakan Air. Nutrien sangat berperan dalam pertumbuhan rumput laut khususnya kandungan nitrogen dan fosfat. Laju pertumbuhan K. alvarezii berkorelasi secara positif dengan kenaikan kandungan nitrogen di dalam tanaman dan di lingkungan budi daya (Risjani, 1999). penggunaan nutrien NH4 pada konsentrasi 10 mM selama 1 jam setiap 3 hari pada budi daya K. alvarezii di tanki dan di laut memperlihatkan pertumbuhan dua kali lipat dengan kontrol. Dengan perlakuan tersebut juga dilaporkan adanya pengaruh kepada rasio C : N, kandungan karaginan dan kekuatan gel. Hasil riset membuktikan bahwa eksperimen yang dilakukan di lapangan menunjukkan bahwa pertumbuhan K. alvarezii dipengaruhi secara nyata oleh pergerakan air. Pertumbuhan akan lebih baik pada musim panas dibandingkan dengan musin dingin pada kultivasi K. alvarezii di Hawai (Gleen & Doty, 1992 dalam Ask & Azanza, 2002).

DAFTAR PUSTAKA
Kadi,A dan W.S. Atmadja. 1988. Rumput Laut, Jenis, Reproduksi, produksi,

budidaya dan pasca panen. Seri Sumberdaya Alam. P3O-LIPI. Jakarta. Risjani, Y. 1999. Fisiologi nutrisi nitrogen tanaman laut Indonesia: I. Variasi pertumbuhan dan nitrogen interna Eucheuma cottoni dalam hubungannya dengan nitrogen lingkungan. Jurnal Penelitian Ilmu- ilmu Hayati 11 (1): 41-57. (Anonim, 2013) http://seaweed-undip.blogspot.com/2013/04/know-your-seaweedkappaphycus-alvarezii.html

You might also like