You are on page 1of 31

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan unik karena merupakan masa pertumbuhan yang paling peka dalam kehidupan anak-anak, karena merupakan masa pertumbuhan yang paling hebat dan sekaligus paling sibuk.1 Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Dalam artian, pendidikan adalah sebuah proses transfer nilai-nilai dari orang dewasa (guru, orang tua/keluarga) pada anak-anak agar menjadi dewasa dalam segala hal. Pendidikan merupakan masalah yang terpenting bagi setiap bangsa yang sedang membangun. Pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai sesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat, hal ini berarti untuk mengembangkan kepribadian yang dimiliki oleh manusia tertentu melalui proses pendidikan. Pentingnya Pendidikan Anak di Usia Dini, menuntut pendekatan yang akan digunakan dalam mendidik anak. Menuntut pendekatan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang memusatkan perhatian pada anak. Sebab anak merupakan dambaan bagi setiap orang tua dan generasi penerus bangsa, namun salah satu permasalahan yang muncul adalah tidak
1

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Pustaka Belajar, Yogyakarta

2 setiap orang tua atau pendidik memahami cara yang tepat dalam mendidik anak di usia dini. Anak-anak adalah perhiasan hidup di dunia, kekuatan dan keagungan serta benteng pertahanan. Selain itu mereka adalah penyenang hati dan penenang jiwa. Oleh karena itu seharusnya orang tua memperhatikan pendidikan agama pada anaknya, sehingga kebahagiaan mereka dapat diwujudkan dengan diwarnai oleh perhiasan hidup di dunia. Anak dilahirkan tidak dalam keadaan lengkap tidak pula dalam keadaan kosong. Ia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Memang ia dilahirkan tidak tahu apa-apa akan tetapi ia telah dibekali dengan pendengaran, penglihatan dan kata hati sebagai modal yang harus dikembangkan dan diarahkan kepada martabat manusia yang mulia Keluarga merupakan unit terkecil/satuan masyarakat yang terkecil

yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyrakat. 2 Keluarga sangat berperan terhadap perkembangan sikaf, akhlak anak. Melalui keluarga anak mulanya dididik dan dibesarkan melalui berbagai macam proses. Disini anak dibekali modal dasar yang diberikan oleh kedua orang tuanya atau keluarganya. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadian dalam masyarakat. Pendidikan yang pertama diperoleh anak melalui pendidikan dalam keluarga. Baik dan buruknya perilaku anak bergantung pada bagaimana bentuk pendidikan yang diperolehnya di dalam keluarga tersebut. . Sumbangan keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut: 1. Cara orang tua melatih anak untuk menguasai cara-cara diri, seperti cara makan, buang air, berbicara, berjalan, berdoa, sungguh2

Arifin Noor, 2007, Ilmu Sosial dasar, Pustaka setia, bandung, h, 80

3 sungguh, membekas dalam diri anak karena berkaitan erat dengan perkembangan dirinya sebagai pribadi. 2. Sikap orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap menerima atau menolak, sikap kasih sayang atau acuh tak acuh, sikap sabar atau tergesa-gesa, sikap melindungi atau membiarkan secara langsung akan mempengaruhi emoisional anak. Sangat wajar dan logis jika tanggung jawab pendidikan terletak di tangan kedua orang tua dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain karena ia adalah darah dagingnya, kecuali berbagai keterbatasan orang tua ini. Maka sebagian tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain, yaitu melalui sekolah Melalui pendidikan keluarga inilah, individu/anak tersebut dibekali pengetahuan agama, akidah, tata susila/budi pekerti tentang tata pergaulan dalam masyarakat. Dengan pengetahuan itulah nantinya individu bisa mambawa diri dan bisa menyesuaikan diri di dalam masyarakat serta menjadi bekal masa depan. Jadi baik buruknya sikaf/pribadi mereka tergantung kualitas pendidikan yang didapatnya dalam keluarga. Apabila orang tua dapat mengarahkan pendidikan agama anak secara baik dan tumbuh besarkan kecenderungan yang baik, ia akan mampu menempuh jalan hidupnya dengan luwes yang siap mengelurkan buah yang baik lagi digemari dan mempunyai bau yang harum serta rasa yang lezat di masa yang akan datang. Jika kedua orang tua memiliki kesadaran yang baik mengenai ajaran Islam, baik akidah dan tingkah laku serta amal perbuatannya, mereka akan dapat

4 menunaikan kewajiban pendidikan terhadap anaknya secara sempurna, dan mereka berdua akan membentuk cikal bakal manusia yang baik bagi anggota masyarakat baik secara individu maupun secara keluarga. Dari itulah terbentuk suatu umat yang didambakan. Sangat wajar dan logis jika tanggung jawab pendidikan terletak di tangan kedua orang tua dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain karena ia adalah darah dagingnya, kecuali berbagai keterbatasan orang tua ini. Maka sebagian tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain, yaitu melalui sekolah. Menurut Hasbullah, dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar ilmu pendidikan menyebutkan bahwa : Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain : 1. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan dorongan untuk dilaksanakan karena si anak memerlukan makanan, minuman, dan perawatan agar ia dapat secara berkelanjutan. 2. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya. 3. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain. 4. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberikannya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan akhir hidup muslim.3 Melalui pendidikan keluarga inilah, individu/anak tersebut dibekali pengetahuan agama, akidah, tata susila/budi pekerti tentang tata pergaulan dalam masyarakat. Dengan pengetahuan itulah nantinya individu bisa mambawa diri dan bisa menyesuaikan diri di dalam masyarakat serta menjadi bekal masa depan. Jadi

Hasbullah , Dasar-Dasar Pendidikan, hlm.88

5 baik buruknya sikaf/pribadi mereka tergantung kualitas pendidikan yang didapatnya dalam keluarga. Perputaran waktu dan perubahan zaman membawa banyak pengaruh terhadap kebudayaan masyarakat, dengan demikian pola kehidupan atau

kebudayaan manusia pun berubah. Dengan tidak disadari pengaruh budaya luar pun telah membaur dengan kebudayaan setempat. Sehingga mengakibatkan nilainilai dari kebudayaan yang lama semakin memudar, berbagai macam pengaruh yang telah terjadi dalam masyarakat setempat , terutama yang terjadi pada orang tua yang memiliki beban berat atau tanggungjawab penuh terhadap pendidikan anaknya yang masih berusia dini. Berdasarkan pengamatan awal (grand tour) terlihat bahwa, orang tua dalam mendidik anaknya tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, seperti mengasuh atau menidurkan bayinya dengan nyanyian daerah (pantun) dalam berbahasa jawa, memberikan tontonan film-film yang tidak baik dan belum sewajarnya dipertontonkan oleh anak di usia enam tahun anak-anaknya dan memberikan nama-nama anaknya yang tidak sesuai dengan tuntunan Islam,

mengajari anaknya dengan nyanyian dan bergoyang yang seharusnya tidak dilakukan pada anak-anak yang masih usia dini. Akibatnya, nilai-nilai Islami yang seharusnya diterapkan oleh orang tua di masa anaknya berusia dini namun terabaikan dan mereka lebih mencontoh budaya baru yang tidak mengandung nilai agama sedikitpun. Berdasarkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian bahwa realita pendidikan yang ada di dalam keluarga di Dusun Kampung Solok Desa Sungai

6 Baung Rt 03 sangat rendah sekali, anak-anak di usia sekolah masih banyak tidak sekolah. Sebagaimana yang dijelaskan oleh pak Kamel selaku ketua Rt 03, dalam wawancaranya mengatakan : Tingkat pendidikan di RT kami ini masih sangat rendah dan jauh ketertinggalan dari RT yang lain, diakibatkan karena kurangnya perhatian dan kesadaran orang tuanya akan pentingnya pendidikan anaknya, terutama bagi anakanak yang masih berusia dini mereka hampir tidak diperhatikan.4 Untuk lebih jelasnya peneliti akan paparkan gambaran pendidikan anak dalam keluarga di Dusun Kampung Solok RT 03 Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 Keadaan Penduduk RT 03 Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Anak Usia Dini5 No 1. 2. 3. 4. SD SLTP/SLTA Perguruan Tinggi Tidak Sekolah Jumlah Pendidikan Tamat 47 29 3 79 Tidak tamat 22 30 5 39 96 Jumlah 69 59 8 39 175

Dari tabel 1 di atas terlihat bahwa pendidikan yang ada di RT 03 sangat kurang. Jumlah masyarakat yang tidak sekolah hampir sama banyaknya dengan jumlah masyarakat yang sedang melakukan pendidikan. Dari sekian banyaknya
4

Wawancara, 02 Januari 2011

7 jumlah anak-anak usia sekolah yang tidak sekolah tersebut akan membawa pengaruh yang sangat besar terhadap terjadinya fenomena-fenomena sosial di RT tersebut, terutama kenakalan remaja, mengkonsumsi minuman keras dan tindakan-tindakan amoral lainnya yang sering terjadi di RT tersebut. Semuanya itu berawal dari kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan bagi anaknya. Dengan adanya fenomena yang terjadi di RT tersebut. Maka peneliti merasa tersentuh untuk menjelaskan realita yang sebenarnya terjadi di masyrakat tersebut dan ingin memberikan suatu kontribusi kepada masyarakat tentang begitu besarnya dan begitu pentingnya pendidikan yang dilakukan di dalam keluarga terutama pada anak di usia dini yang masih bersih, jangan sampai masa kecil mereka terpengaruh oleh pengaruh negatif yang akan merusak masa depan mereka. Di sini jelaslah bahwa jika orang tua memberikan perhatian yang penuh mengenai akan hal pentingnya pendidikan penerus yang baik. Bertitik tolak dari permasalahan ini, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang diangkat menjadi judul : Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Keluarga di Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun. maka akan terciptalag generasi

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pertanyaan umum di sini adalah mengapa kurang berperannya pendidikan

8 dalam keluarga. Dari pertanyaan itulah peneliti mengidentifikasikan sub-sub masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pola pendidikan anak usia dini dalam keluarga di RT 03 Desa Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun? 2. Apa saja jenis pendidikan yang diberikan dalam keluarga di RT 03 di Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun? 3. Apa saja kendala yang di hadapi orang tua dalam menerapkan pendidikan anaka usia dini di Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun? 4. Bagaimana solusi yang harus laksanakan oleh orang tua dalam menerapkan pendidikan anak di usia dini dalam keluarga di Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun. C. Batasan Masalah Penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan semula maka perlu adanya pembatasan masalah yaitu : penelitian ini difokuskan pada pendidikan anak usia dini yang dilaksanakan dalam keluarga (orang tua) di Rt 03 Dusun Kampung Solok Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun Karena di Rt 03 tersebut keluarga kurang berperan dalam melaksanakan pendidikan sebagaimana layaknya peran dan fungsi dari keluarga dalam tuntunan agama Islam D. 1. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan Penelitian

9 Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang peran pendidikan dalam keluarga dalam kelurga di RT 03 Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun. Adapun tujuan secara lebih khusus penelitian ini adalah : a. Ingin mengetahui bagaimana pendidikan anak usia dini dalam keluarga di RT 03 Dusun Kampung Solok Desa Sungai Baung

Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun. b. Ingin mengetahui apa saja jenis atau bentuk materi pendidikan yang dilaksanakan dalam keluaga di Rt 03 Dusun Kampung Solok Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun. c. Ingin mengetahui kendala yang di hadapi orang tua dalam

menerapkan pendidikan anaka usia dini sesuai dengan ajaran Islam di Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun. d. Ingin mencari solusi yang harus dilaksanakan oleh orang tua dalam melaksanakan pendidikan anak di usi dini di Dusun Kampung Solok Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun 2. Kegunaan Penelitian. a. Memberikan sumbangan bagi masyarakat tentang peran dan fungsi pendidikan dalam kelurga. b. Menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi penulis dalam dunia pendidikan yang berkenaan dengan peran keluarga dalam pendidikan.

10 c. Untuk persyratan memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu (SI) dalam Ilmu Tarbiyah STIT Darul Ulum Sarolangun E. Kerangka Teori Agar jangan sampai penelitian ini tidak menimbulkan kekuatiran dalam pertanggung jawabannya, maka penulis mencantumkan pendapat para ahli yang berkenaan dengan permasalahan yang akan dibahas, maka terlebih dahulu penulis mengemukakan apa yang dimaksud dengan pendidikan, anak usia dini dan pendidikan anak usia dini di Dusun Kampung Solok Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun. 1. Pendidikan dalam Keluarga Sebelum penulis membahas tentang definisi pendidikan dalam keluarga, terlebih dahulu akan diuraikan satu persatu definisi pendidikan, anak, anak usia dini dan pendidikan anak usia dini menurut konteks Islam . a. Definisi Pendidikan Kata pendidikan menurut etimologi berasal dari kata dasar didik. Apabila diberi awalan me,menjadi mendidik maka akan membentuk kata kerja yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran)6. Sedangkan bila berbentuk kata benda akan menjadi pendidikan yang memiliki arti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. 1. Istilah pendidikan dalam konteks Islam telah banyak dikenal dengan menggunakan term yang beragam, sepertiat-Tarbiyah, at-Talim dan at6

Anonim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hlm. 552

11 Tadib. Setiap term tersebut mempunyai makna dan pemahaman yang berbeda, walaupun dalam hal-hal tertentu, kata-kata tersebut mempunyai kesamaan pengertian. Secara etimologi, talim berkonotasi pembelajaran, yaitu semacam proses transfer ilmu pengetahuan. Hakekat ilmu pengetahuan bersumber dari Allah SWT. Adapun proses pembelajaran (talim) secara simbolis dinyatakan dalam informasi al-Quran ketika penciptaan Adam as oleh Allah SWT, ia menerima pemahaman tentang konsep ilmu pengetahuan langsung dari penciptanya. Proses pembelajaran ini disajikan dengan menggunakan konsep talim yang sekaligus menjelaskan hubungan antara pengetahuan Adam as dengan Tuhannya 2. Pemakaian ketiga istilah tersebut, apalagi pengakajiannya dirujuk berdasarkan sumber pokok ajaran Islam (al-Quran dan al-Sunnah). Dalam al-Quran Allah memberikan sedikit gambaran bahwa at-Tarbiyah mempunyai arti mengasuh, menanggung, memberi makan,

mengembangkan, memelihara, membuat, membesarkan dan menjinakkan.7 Dalam artian sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan.8 Kenyataannya, pengertian pendidikan ini selalu mengalami perkembangan, meskipun secara esensial tidak jauh berbeda. Berikut ini akan dikemukakan sejumlah pengertian pendidikan yang diberikan oleh para ahli (pendidikan). 1. Langeveld
7
8

. http: pendidikan-dalam-keluarga.html

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, PT RajaGrafindo Persada; Jakarta, hlm. 1

12 Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa. 2. Jhon Dewey Pendiikann adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. 3. J.J. Rousseau Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa. 4. Driyarkara Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani.9 Jadi, pendidikan adalah proses belajar seumur hidup untuk nenemukan jati diri yang sejati sehingga dapat diterima dimasyarakat (bermanfaat bagi masyarakat) dan juga dapat diterima oleh Sang Khaliq-Nya.

b. Jenis-jenis Pendidikan Sebelum penulis menjabarkan tentang definisi pendidikan anak usia dini dalam keluarga, maka terlebih dahulu penulis menjelaskan jenis-jenis pendidikan. 1. Pendidikan in formal ialah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seseorang lahir sampai mati. 2. Pendidikan formal yang dikenal dengan pendidikan sekolah yang teratur, bertindak, dan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. 3. Pendidikan non formal,ialah pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat.9

9 9

Ibid, Hasbullah, hlm.2 Sulaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, hlm.16

13 Kunci keberhasilan pendidikan dalam keluarga sebenarnya terletak pada pendidikan rohani dengan artian keagamaan seseorang. Beberapa hal yang memegang peranan penting dalam membentuk pandangan hidup seseorang meliputi pembinaan akidah, akhlak, keilmuan dan kreativitas yang mereka miliki. B. Anak Usia Dini Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.11 yang dimaksud dengan anak usia dini adalah kelompok manusia yang berusia 0-6 tahun (di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan Nasional), adapun berdasarkan para pakar pendidikan anak, yaitu kelompok manusia yang berusia 0-8 tahun.12 perkembangan anak di usia dini merupakan dasar nbagi perkembangan selanjutnya. Pendidikan bisa berhasil pada hakekatnya ditentukan dua faktor besar yang masing-masing saling memberikan aksi dan reaksi serta saling mempengaruhi terhadap individu dan disamping itu manusia merupakan makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Perubahan kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun di luar rumah merupakan tantangan bagi semua orang. Demikian juga perkembangan peradaban manusia manusia yang sangat pesat menyebabkan adanya perubahan orientasi pada pendidikan anak, termasuk pendidikan anak di usia dini. Mengingat bahwa tuntutan perkembangan zaman memerlukan berbagai
11 1 12

Mansur, 2009, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Pustaka Belajar, Yogyakarta. ibid, Mansur, hlm. 87-88

14 penyesuaian, termasuk penyesuaian terhadap program pendidikan, maka diperlukan kembali bentuk dan isi program pendidikan anak usia dini agar mampu mengikuti perkembangan zaman. Para orang tua menjadi bagian yang terpenting dalam pendidikan anak usia dini karena pada usia dini interaksi sosial dan emosional lebih banyak terjadi dalam keluarga. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak usia dini sangat diperlukan, sebagai bentuk dan perwujudan tanggung jawab terhadap pendidikan anak. Di sini diperlukan komunikasi yang sinergis antara tutor dan orang tua dalam pendidikan anak usia dini sehingga mereka mampu melaksanakan peran masing-masing. Jadi, orang tua memiliki peran meneruskan ketika anak berada dilingkungan keluarga. C. Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan nonfisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spritual), motorik, akal pikir, emosional, dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Adapun pokok-pokok pendidikan yang harus diberikan kepada anak (kurikulumnya) tiada lain adalah ajaran Islam itu sendiri. Ajaran Islam secara garis besar adalah: 1. Pembinaan Akidah dan Akhlak Mengingat keluarga dalam hal ini lebih dominan adalah seorang anak dengan dasar-dasar keimanan, ke-Islaman, sejakmulai mengerti dan

15 dapat memahami sesuatu, maka al-Ghazali memberikan beberapa metode dalam rangka menanamkan aqidah dan keimanan dengan cara memberikan hafalan. Akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku, pendidikan dan pembinaan akhlak anak. Keluarga dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari orang tua. Perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan dan hubungan antara ibu, bapak dan masyarakat. Dalam hal ini Benjamin Spock menyatakan bahwa setiap individu akan selalu mencari figur yang dapat dijadikan teladan atau pun idola bagi mereka. 2. Pembinaan Intelektual Pembinaan intelektual dalam keluarga memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas manusia, baik intelektual, spiritual maupun sosial. Karena manusia yang berkualitas akan mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah. 3. Pembinaan Kepribadian dan Sosial Pembentukan kepribadian terjadi melalui proses yang panjang. Proses pembentukan kepribadian ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan mulai pembentukan produksi serta reproduksi nalar tabiat jiwa dan pengaruh yang melatarbelakanginya. Mengingat hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat menjaga mosional diri dan jiwa seseorang. Dalam hal yang baik ini adanya Kewajiban orang tua untuk menanamkan pentingnya memberi support kepribadian yang baik bagi anak didik yang relative masih muda dan belum mengenal pentingnya arti kehidupan berbuat baik, hal ini cocok dilakukan pada anak sejak dini agar terbiasa berprilaku sopan santun dalam bersosial dengan sesamanya. Untuk memulainya, orang tua bisa dengan mengajarkan agar dapat berbakti kepada orang tua agar kelak sianak dapat menghormati orang yang lebih tua darinya.13 Perilaku atau tindakan orang tua yang dapat mempengaruhi perkembangan anak meliputi dua segi yakni perilaku secara fisik dan psikis (spritual) atau perilaku jasmani dan rohani, masing-masing dapat berakibat langsung dan tidak langsung terhadap anak berusia dini. Oleh karenanya bagi orang tua yang m4engjhendaki agar perilakunya berpengaruh baik terhadap perkembangan anaknya maka hendaklah melakukan tindakan-tindakan yang bersifat mendidik (educatif)

13

http://notok : pendidikan dalam keluarga.html

16 Dalam buku Pendidikan Anak Usia Dini karangan Mansur

menjelaskan Pokok-pokok pendidikan yang harus diberikan kepada anak pun harus meliputi pendidikan akidah, akhlak, pendidikan ibadah, dan pendidikan akhlak. a. Pendidikan akidah Islam menempatkan pendidikan akidah pada posisi yang paling mendasar, yakni terposisikan dalam rukun yang pertama dari rukun Islam yang lain, sekaligus sebagai kunci yang membedakan antara orang Islam dengan non islam. b. Pendidikan ibadah Hal itu dilakukan agar kelak mereka tumbuh menjadi insan yang benar-benar bertakwa, yakni insan yang taat melaksanakan segala perintah agama dan taat pula dalam menjauhi segala larangannya. c. Pendidikan akhlak Dalam rangka menyelamatkan dan memperkokoh akidah Islamiah anak, pendidikan anak harus dilengkapi dengan pendidikan akhlak yang memadahi. Karena pendidikan akhlak sangat penting sekali, bahkan Rasul sendiri diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak, 14 D. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Dalam buku Pendidikan Anak Usia Dini karangan menjelaskan ada berbagai bentuk organisasi Mansur, yang

kurikulum

dikembangkan oleh para ahli dalam pendidikan yakni : 1. Kurikulm terpisah-pisah Artinya mata pelajaran mempunyai kurikulum tersendiri dan satu dengan lainnya tidak ada kaitannya, karena masing-masing mata pelajaran mempunyai organiasasi yang tyerintegrasi. 2. kurikulum saling berkaitan antara masing-masing mata pelajaran ada keterkaitannya, antara dua mata pelajaran masih ada kaitannya. Dengan demikian anak-anak mendapat kesempatan untuk melihat keterkaitan antara mata pelajaran, sehingga anak masih dapat belajar mengintegrasikan walaupun hanya antara dua mata pelajaran saja. 3. Kurikulum terintegrasikan
14

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Pustaka Belajar, Yogyakarta

17 Dalam kurikulum ini anak mendapat pengalaman luas, karena antara satu mata pelajaran dengan mata pelajartan lainnya saling berkaitan. Dengan demikian seluruh mata pelajaran merupakan satu kesatuan yng utuh dan bulat. Untuk guru sendiri, kurikulum model ini lebih sulit dirancang. Adapun pokok-pokok pendidikan yang diberikan kepada anak (kurikulumnya) tiada lain adalah ajaran Islam itu sendiri yakni akidah, ibadah dan akhlak.15 Di dalam ajaran Islam pendidikan harus diberikan sedini mungkin. Mulai dari memilih calon suami-istri, dan bahkan sebelum anak dilahirkan kedunia oleh ibunya, dianjurkan bagi ibunya untuk membaca Al-Quran, menghindari perbutan yang bertentangan dengan tuntunan syariat agama Islam. Setelah lahir orang tua memiliki kewajiban bagi yang beragama Islam Yaitu :mendengrkan azan ditelinga kanan dan iqamat ditelinga kiringa, dan hanya suara iqamat ditelinga kanannya bagi bayi perempuan, memberi nama yang baik, mengaqiqah pada hari ketujuh, memberi nafkah atau kebutuhan sehari-hari sampai dia dewasa dan mandiri, mendidik dengan berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikaf sesuai dengan tuntunan agama, dan norma yang berlaku di masyarakat. Di dalam keluarga akan terbentuk pendidikan moral. Keteladanan orang tua di dalam bertutur kata dan berprilaku sehari-hari akan menjadi wahana pendidikan moral bagi anak di dalam keluarga tersebut, guna membentuk manusia susila. Dengan demikian, kewajiban keluarga adalah sebagai berikut : petama. memberi contoh kepada anak dalam beraklah mulia, Kedua : menyediakan kesempatan kepada anak untuk mempraktikan akhlak mulia.
15

Ibid , hlm 115

18 Ketiga: memberi tanggung jawab sesuai dengan perkembangan anak dan Keempat : Mengawasi dan mengarahkan agar anak selektivitas dalam bergaul.16 Menurut bapak Hasby Ash Shiddieqi di dalam bukunya Al-Islam, memperinci empat macam bahan atau materi pendidikan yang harus diberikan kepada anak-anak yakni : a. Tarbiyah Jismiyah b. Tarbiyah Aqliyah c. Tarbiyah Adabiyah d. Penghayatan dan pengamalan ajaran agama Yang dimaksud dengan tarbiyah jismiyah adalah segala macam bentuk bimbingan dan pendidikan serta pengorbanan terhadap anank-anak. Yang bertujuan untuk menyehatkan dan menguatkan tubuhnya. Bimbingn ini dimaksudkan agar anak-anak kelak mampu menghadapi dan mengatasi kesulitan dan tantangan menuju kesempurnaan hidup, yang membutuhkan tenaga, kekuatan dan kesehatan. Yang dimaksud dengan Tarbiyah Aqliyah adalah seluruh latihan, pelajaran, bimbingan dan pendidikan yang diberikan kepada anak-anak untuk mencerdaskan dan menambah keterampilannya. Sedangkan tarbiyah adabiyah ini dapat disebut juga tarbiyah rohaniyah, sebab yang dimaksud dalam pendidikan yang diberikan kepada anak-anak, agar mereka memiliki mental yang sehat dan kuat.17 Ada beberapa aspek pendidikan yang sangat penting untuk diberikan dan diperhatikan orang tua, antara lain pendidikan ibadah, pendidikan pokok-pokok ajaran Islam dan membaca Al-Quran, pendidikan akhlakul karimah, dan pendidikan akhlak. a. Pendidikan ibadah Aspek pendidikan ibadah ini khususnya pendidikan shalat disebutkan dalam firman Allah yang artinya : Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia untuk mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan mungkar dan bersabarlah terhaap apa yang menimpa kamu, sesungguhnya hal itu termasuk diwajibkan oleh Allah,18 b. Pendidikan pokok-pokok ajaran Islam dan membaca Al-Quran
16 17

Mansur, Op-Cit ,Hlm 272-273 Hasniah Hasan, Mewujudkan Keluarga Bahagia Sejahtera, hlm. 89 18 Depertemen Agama, Al-Quran dan terjemahnya, yayasan penterjemah/penafsir AlQuran, Jakarta ,hlm. 655.

19 Pendidikan dan pengajaran Al-Quran serta pokok ajaran Islam yang lain telah disebutkan dalam Hadis yang artinya : sebaik-baik dari kamu sekalian adalah orang yang belajar Al-Quran dan kemudian mengajarkannya, (HR. Al-Baihqi) c. Pendidikan akhlakul karimah Orang tua mempunyai keeajiban untuk menanamkan akhlakul karimah pada anak-anaknya yang dapat membahagiakan di alam kehidupan dunia dan akhirat. Sebagaimana dalam firman Allah, yang artinya : dan kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaaan lemah danmenyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tua ibu-bapakmu, hanya kepadaKu lah kamu akan kembali,19 d. Pendidikan akidah Pendidikan Islam dalam keluarga harus memperhatikan pendidikan akidah Islamiyah, dimana akidah itu merupakan inti dasar keimanan seseorang yang harus ditanamkan kepada anak sejak dini.20 Pendidikan ini bertujuan mencetak anak-anak yang memahami dan mengamalkan ajaran agamanya dan memiliki pengetahuan fungsional agamanya, mereka dibimbing untuk menjadi manusia yang cerdas dan bertaqwa kepada Allah dan memiliki perilaku, budi pekerti luhur serta perangai yang mulia. Dalam tugas ini perlu disadari, bahwasanya jika terlambat memulai latihan dan pendidikan rohaniyah ini maka akan dapat membawa akibat buruk bagi anak-anak. E. Strategi dan trilogi persiapan mendidik anak usia dini 1. Strategi mendidik anak di usia Strategi mendidik anak di usia dini maksudnya strategi secara umum mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk

bertindak dalam mencapai sasaran yang telah ditentukan.atau dapat


19 20

Depertemen Agama, Al-Quran dan terjemahnya, op.cit, hlm.656 Mansur, Op-cit, hlm 321

20 dikatakan strategi adalah suatu penataan potensi dan sumber daya agar dapat efesien dalam memperoleh hasil sesuai yang dirancang. Ada beberapa strategi dalam mendidik anak usia dini antara lain : Mengidentifikasikan serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak usia dini sebagaimana yang diharapkan, memilih sistem pendekatan mendidik anak usia dini berdasarkan pandangan hidup, memilih dan menetapkan prosedur yang tepat, dan menetapkan normanorma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh orang tua atau pendidik dalam melakukan evaluasi yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan.21 Elemen penting dari strategi Islam untuk mencapai tujuan-tujuan Islam adalah terintegrasinya semua aspek kehidupan dengan aspek kehidupan keduniaan dengan aspek spritual untuk menghasilkan suatu peningkatan keturunan yang cerdas dan terhindar dari penyakit sehingga melahirkan anak-anak penerus yang bermoral. Oleh karena itu sebagai orang tua agar jangan mementingkan satu aspek dengan mementingkan materi saja tanpa memperhatikan prinsip-prinsip Islam. 2. Trilogi Mendidik Anak Usia Dini Fungsi mendidik anak di usia dini adalah untuk mewujudkan berbagai tujuan (financial intermediary), dan agar dapat meneruskan perjuangan orang tuanya. Oleh karena itu lembaga pendidikan untuk mendidik anak di usia dini harus memperhatikan tiga hal pokok, antara lain : a. Sebersih-bersih tauhid
21

Mansur, Op-cit, hlm 311

21 Sebuah keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Orang tua atau keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama hendaknya menciptakan tindakan dan susunan kerja yang sejalan dengan syariah sehingga tercermin seorang yang memiliki integritas muslim yang bertauhid tinggi. Oleh karena itu sebersihbersih tauhid harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan, apalagi dalam aspek pendidikan anak usia dini agar kelak menjadi anak religius, maka akan timbul kebersaman usaha, kemitraan, saling menghidupi, memupuk solidaritas, memperkuat persatuan dalaam keluarga untuk membina anak sholeh dan shalehah, tidak mengorbankan kebutuhan kepentingan anak, membina anak yang lemah, menghormati hak-hak sebagai anak dan kehidupan yang layak. b. Setinggi-tinggi Ilmu Pengetahuan Allah tidak menyuruh ummatNya hanya mengejar akhirat semata dengan tidak memperhatikan kesejahteraan hidup di dunia. Allah menghendaki agar ummatNya hidup bahagia dan sejahtera di muka bumi serta kehidupan yang bahagia, tenteram, damai, sejahtera serta abadi dengan segala kenikmatan yang ada dalam surga. c. Sepandai-pandai siyasah Sepandai-pandai siyasah di sini dapat dititikberatkan kepada kepandaian,keterampilan, dan kecerdikan atau kecerdasan dalam mendidik anak usia dini. Karena dalam kehidupan bermasyarakat dan dalam mendidik anak usia dini diperlukan adanya kepandaian,ketermapilan, dan kecerdaan maka istilah tersebut dapat diartikan sebagai kemempuan keahlian dalam usaha menerapkan kebijaksanan pendidikan anak usia dini ketika menghadapi dan memecahkan masalah. Jadi yang dimaksud dengan sepandai-pandai siyasah merupakan suatu strategi untuk merekayasa tindakan orang tua dalam dunia yang penuh global, karena bagaimana pun modern saat ini sama saja dengan menghadapi perang yaitu perang dengan sistem sekulerisme yang semakin canggih..22 Oleh karena itu sebagai orang tua hendaknya mencari berbagai srtategi untuk memberikan berbagai dasar pengetahuan bagi anak usia dini agar menghasilkan generasi unggul. Pendidikan dalam keluarga diarahkan pada pembinaan pribadi anak agar kelak mereka mampu melaksanakan

kehidupannya sebagai manusia dewasa. Perhatian lebih dicurahkan pada upaya meletakkan pendidikan yang melandasi pemekaran pemikiran, sikap dan perilaku sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai budaya yang berlaku
22

Mansur, Op-cit, hlm 312

22 di masyarakat sekitarnya. Orang tua hendaknya berhati-hati dalam mendidik anak, agar anak berakhlak dan beradab sopan-santun yang baik sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Orang tua adalah teladan dan panutan bagi anak-anaknya, dan bertanggung jawab penuh terhadap anaknya baik di dunia dan di akhirat.

BAB II PROSEDUR PENELITIAN

A.

Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan pada lingkungan keluarga yaitu pendidikan anak di usia dini di Dusun Kampung Solok RT 03 yang terletak di Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun. Pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif yang dilihat dari sudut pandang pendidikan.

B. Jenis dan Sumber Data

23 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data a. Data primer Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada sumbernya, tanpa adanya perantara1. Yakni data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi) terhadap realita penerapan pendidikan di dalam keluarga, jenis-jenis materi pendidikan yang diberikan dalam keluarga, faktor penyebab kurang berperannya pendidikan dalam keluarga..

b.

Data sekunder Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri 23 pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari biro statistik, majalah, koran, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya2. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang terdapat di RT 03 Dusun Kampung Solok yang terletak di Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun tersebut, yang meliputi keadaan ekonomi penduduk, mata pencaharian penduduk, jumlah penduduk serta sarana prasarana yang tersedia di Desa tersebut..

2.
1

Sumber Data

Muhktar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan atikel Ilmiah Panduan Berbasis Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan, Gaung Persada Press, Jambi, h. 86

17

24 Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh yaitu : a. Situasi, keadaan dan kejadian b. Orang teridiri dari : 1) Ketua RT 2) Tokoh Masyarakat 3) Masyarakat warga RT 03 c. Dokumen

B.

Subjek Penelitian Penelitian contoh/sample kualitatif tidak dikenal konsep keterwakilan

dalam rangka generalisasi yang berlaku bagi populasi3.

Subjek penelitian ini adalah orang tua (keluarga). Setelah dari subjek awal, berikutnya penulis mengadakan penyebaran sample dengan menggunakan cara snow ball sampling. Snow ball sampling adalah proses penyebaran sample yang seibarat bola salju, yang mulanya kecil, kemudian semakin membesar dalam proses Bergulir Menggelindir.5 Sebagai subjek utama yaitu kedua orang tua dari kelurga sebanyak warga RT

Ibid., h. 90 Sanafiah Faisal, Penelitian Kualitatif : Dasar-dasar dan Aplikasi, Yayasan Asah Asih Asuh, Malang, 1990, h. 38. 5 Sanafiah Faisal, Penelitian Kualitatif : Dasar-dasar dan Aplikasi, Yayasan Asah Asih Asuh, Malang, 1990, h. 38.
3

25 03 yang terletak di Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun sebagai sumber informasi untuk memperoleh data tentang pendidikan anak usia dini di dalam keluarga, jenis-jenis materi pendidikan yang diberikan dalam keluarga, faktor penyebab kurang berperannya pendidikan dalam keluarga ialah ketua RT, Tokoh Masyarakat di RT 03 yang terletak di Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.

Observasi Di dalam pengertian psikologik, observasi atau disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan alat indera6. Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana secara langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan peran pendidikan dalam keluarga.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian ; Sutu Pendekatan Praktik, Asdi Mahasatya, Jakarta, h. 156

26 Mengenai obsevasi penelitian ini, yang mana peneliti mengamati langsung tentang bagaimana keadaan atau situasi yang terjadi di RT 03 yang terletak di Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun, bagaiman realita pendidikan orang tua, bagaiman perlakuan orang tua dalam menyampaikan pendidikan kepada anaknya dalam keluarga. 2. Wawancara Interviu yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) (interviewer)7 Metode ini gunanya untuk memperoleh data melalui wawancara langsung secara terpimpin antara peneliti dengan orang yang memberikan informasi dengan menggunakan daftar wawancara. Wawancara ini dipakai untuk lebih mendalami data yang diperoleh dari observasi. Adapun data yang akan diproleh dari wawancara tersebut antara lain : Realita pendidikan orang tua dalam keluarga di RT 03 yang terletak di Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun. Apa saja bentuk materi pendidikan yang dilaksanakan di dalam keluarga di RT 03 yang terletak di Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun. untuk memperoleh informasi dari terwawancara

Ibid, hlm.155

27 Apa saja kendala yang dihadapi orang tua dalam melaksanakan

pendidikan anak di usia dini dalam keluarga. 3. Dokumentasi Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya8. Metode yang peneliti gunakan untuk memperoleh data catatan, surat-surat dokumen lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian ini. Data tersebut antara lain : a) Historis dan geografis b) Sarana dan prasarana c) Keadaan masyarakat d) Struktur organisasi e) Data yang dianggap perlu yang bersifat dokumen D. Analisis Data Untuk menganalisis data, maka penulis menggunakan analisis data kualitatif. Data kualitatif ini akan dianalisa dengan : 1. Analisis Domain Analisis domain biasanya dilakukan untuk memperoleh

gambaran/pengertian yang bersifat umum dan relatif menyeluruh tentang apa yang tercakup disuatu fokus/pokok permasalahan yang tengah diteliti9.
8 9

Ibid, hlm 158 Sanafiah Faisal, Op, cit,. h. 91.

28 Analisis data pada tahap ini, peneliti memperoleh gambaran tentang pendidikan dalam kelurga di Desa RT 03 yang terletak di Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun. 2. Analisis Taksonomi Pada analisis ini, fokus penelitian ditetapkan terbatas pada domain tertentu yang sangat berguna dalam upaya mendeskripsikan atau menjelaskan fenomena/fokus yang menjadi sasaran semula penelitian9. pada tahapan ini, peneliti akan menganalisis tentang mengapa pendidikan dalam kelurga di RT 03 kurang berperan dan bagaimana realita pendidikan orang tua dalam kelurga, apa saja jenis pendidikan yang disampaikan oleh orang tua, apa faktor penyebab kurang berperannya pendidikan dalam kelurga di RT 03 yang terletak di Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun. 3. Analisis Komponensial Menurut Mukhtar, analisis komponensial merupakan penelitian secara sistematik yang dilakukan untuk menegetahui komponen makna budaya yang digabungkan dengan kategori budaya10. Analisis data pada tahapan ini, peneliti ingin memperoleh data yang lebih rinci lebih luas dan lebih jelas yang beranjak dari analisis taksonomi di atas. E. Trianggulasi Data

10

Ibid., hlm. 98 Mukhtar, Op, cit,. h. 123.

29 Trianggulasi merupakan teknik yang digunakan untuk menguji keterpercayaan data (memeriksa keabsahan data atau verifikasi data), atau dengan istilah lain dikenal dengan trustwortinnes dengan memanfaatkan halhal lain yang ada diluar data tersebut untuk keperluan mengadakan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang telah dikumpulkan11. Trianggulasi dengan sumber ini dapat dilakukan dengan cara : a) b) Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi c) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, atau orang pemerintahan, dan e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan12. Trianggulasi data digunakan untuk menguji kembali tentang keabsahan data yang penulis peroleh dari lapangan, karena dengan teknik trianggulasi ini penulis dapat membandingkan hasil wawancara berkenaan dengan

pelaksanaan pendidikan dalam keluarga di RT 03 yang terletak di Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun yang dianggap perlu,
11 12

Ibid., hlm. 165 Ibid., hlm. 166

30 dan kemudian dapat penulis bandingkan hasil dokumentasi yang diberikan oleh ketua RT dengan hasil observasi penulis. F. Jadwal Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, mulai dari bulan Januari 2011 sampai April 2011, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Tabel 2 : Jadwal Penelitian


Kegiatan penelitian Persiapan penelitian menyususn atau menulis konsep proposal mengajukan judul ke Fakultas untuk persetujuan judul konsultasi dengan dosen pembimbing Seminar proposal Pengesahan judul izin atau perintah riset Pelaksanaan riset penulisan konsep skripsi Bulan ke, tahun -2010/2011 Januari Februari Maret april 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 x x x x x x x x x x x x x x

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9

31 10 11 12 14 konsultasi kepada dosen pembimbing penggandaan skripsi Munaqasah dan perbaikan Penggandaan skripsi dan penyampaian skripsi kepada tim penguji dan fakultas. x x x x x x x

Catatan : Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah.

You might also like