You are on page 1of 5

TUGAS KEWARGANEGARAAN CONTOH PELANGGARAN HAM Asterina Wulan Sari / 13030

PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA KEKERASAN TERHADAP ANAK

Anggota Komisi VIII DPR RI, Soemintarsih Muntoro menilai maraknya kekerasan yang terjadi pada anak-anak belakangan ini sebagai pelanggark pan Hak Asasi Manusia (HAM). Kekerasan pada anak merupakan suatu pelanggaran HAM. Ketika berbicara pelanggaran HAM, berarti hak pribadi kita dibatasi oleh hak asasi orang lain, kata Soemintarsih Muntoro. Soemintarsih menyatakan, bahwa seorang anak yang belum memiliki kekuatan atau ketahanan diri harus dilindungi oleh para orangtuanya. Sesungguhnya yang harus diutamakan adalah bagaimana antisipasi kita terhadap tindakan preventif yang terdapat didalam keluarga itu sendiri. Menurutnya, keluarga sebagai unit terkecil didalam masyarakat dan anak itu ada didalamnya. Anak sebagai regenerasi bangsa, maka konsentrasi kita seluruh pemangku kepentingan di negeri ini baik itu elite pengambil keputusan, baik itu juga masyarakat yang berada didalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus tanggap terhadap tujuan cita-cita utama dari anak itu. Ketika anak teraniaya dalam kekerasan, berarti ada ekskalasi daripada perilaku yang tidak beretika. Yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa perilaku tidak beretika itu semakin marak dan semakin meningkat, artinya ada yang salah urus dalam negeri ini, tegas Anggota Komisi VIII DPR RI. Artinya bahwa penegakan etika moral bangsa ini terutama ketauladanan dari para pemimpinnya itu mengalami degradasi. Ketika kita sama-sama memiliki persepsi bahwa terjadi degradasi moral, intinya bersumber daripada ketauladanan pemimpin negeri ini. Jadi kita mulai introspeksi, bahwa pemimpin itu bisa berangkat dari diri kita sendiri sebagai pemimpin, imbuhnya. Sebagai pemimpin itu, kata Soemintarsih, harus memiliki dasar-dasar bisa mentauladani di depan, bisa memberikan tauladan di tengah, bisa membangkitkan semangat dan memberikan dorongan dari belakang atau Tut Wuri Handayani. Soemintarsih menjelaskan, bahwa sebetulnya ketiga sikap dasar tersebut merupakan penuntun dalam kehidupan yang diawali dari sumber keluarga. Dimana sebagai anggota keluarga dan sebagai individuindividu insan Indonesia paham menghayati dan mengamalkan apa sesungguhnya yang digariskan oleh pendiri republik ini. Maka pola sikap, pola tingkah laku dan pola tindak sebagai dari pengamalan lima sila.

TUGAS KEWARGANEGARAAN CONTOH PELANGGARAN HAM Asterina Wulan Sari / 13030 Melihat pada yang terjadi belakangan ini, menurut saya telah terjadi penggerusan dan mengalami kemerosotan dari nilai-nilai yang digariskan pendiri republik ini, jelas politisi dari Partai Hati Nurani Rakyat. Diunduh dar i: http://www.dpr.go.id/id/berita/komisi8/2013/apr/04/5541/kekerasan-pada-anakpelanggaran-hamLATAR BELAKANG Belakangan ini, kekerasan pada anak-anak cenderung meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Dan yang cukup menyedihkkan adalah kekerasan itu terkadang dilakukan oleh orang terdekat dengan anak itu. Entah itu orangtua, saudara, atupun tetangga rumah. Seperti ibu atau bapak yang membunuh anaknya sendiri, bahkan sampai tetangga yang tega membunuh anak tetangganya. Ini merupakan hal biasa yang disajikan oleh para pembawa berita setiap pagi, siang dan malam. Orang yang seharusnya menjadi pelindung anak tapi justru mereka yang mengoyak-ngoyak kebahagiaan dan masa depan anak dengan berbagai macam Kasus-kasus kekerasan anak dapat berupa kekerasan fisik, tertekan secara mental, kekerasan seksual, pedofilia, anak bayi dibuang, aborsi, pernikahan anak dibawah umur, kasus tenaga kerja dibawah umur, trafficking, anak-anak yang dipekerjakan sebagai PSK, dan kasus perceraian. Semua kasus ini berobjek pada anak yang tentu saja akan berdampak buruk pada perkembangan dan kepribadian anak, baik fisik, maupun psikis dan jelas mengorbankan masa depan anak.. PEMBAHASAN Dalam masalah ini tidak boleh saling menyalahkan, tetapi harus dilihat apa penyebab dan motivasi yang sampai mereka tega melakukan kekerasan terhadap anak. Apakah ini dikarenakan faktor kemiskinan, kemiskinan yang menyebabkan terganggunya keharmonisan keluarga, ataukah hal lainnya. Faktor-faktor penyebab kekerasan anak, dapat dimungkinkan karena : 1. Kemiskinan Kemisikinan akan menyebababkan orangtua lebih emosi terhadap anaknya, contohnya saja ketika anak merengek meminta dibelikan sesuatu sedangkan orangtuanya tidak mempunyai uang, maka ini dapat menyebabkan orangtua emosi dan tidak terkontrol sehingga dapat mekakukan kekerasan di luar kendalinya. Ada pula ibu yang tega membunuh anaknya karena ia tidak tega melihat anaknya kelaparan dan membunuh anaknya, adapula yang sengaja meminum racun dan mati bersama. 2. Kesibukan Kesibukan orang tua dalam pekerjaanya dalam menghidupi anaknya kadang juga menjadi penyebab adanya kekerasan. Orang tua seperti ini mempunyai pandangan bahwa, anak akan merasa bahagia apabila kebutuhannya tercukupi dengan harta yang berlimpah. padahal selain dari segi keuangan, kasih saying juga dibutuhkan oleh anak. Orang tua yang sibuk dengan bekerja seharian, ketika sampai rumah inginnya istirahat. Tetapi dalam kenyataannya ketika sampai

TUGAS KEWARGANEGARAAN CONTOH PELANGGARAN HAM Asterina Wulan Sari / 13030 rumah kadang mereka bertemu dengan anak yang kadang meminta sesuatu atau melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Saat dalam kondisi capek, amosi pun tak terbendung dan dapat terjadi kekerasan.

3. Broken home atau perceraian yang terjadi di antara orang tua. Perceraian dapat menyebabkan kekerasan terhada anak, dimana single parent merasakan beban yang berat ketika harus menghidupi dan mendidik anaknya hanya seorang diri. 4. Sebuah keluarga yang memiliki jumlah anak yang banyak Dengan jumlah anak yang banyak, kadang orang tua bngung bagaimana cara membagi waktu dan keuangan. Kembali lagi dengan masalah perekonomian. Anak banyak dengan perekonomina yang baik tidak menjadi masalah, tetapi anak banyak dengan perekonomian yang sulit dapat menyebabkan masalah bagi keluarga tersebut. Dengan banyak anak pasti tenaga, uang dan pikiran lebih banyak terkuras daripada keluarga yang mempunyai anaka sedikit. Apabila orangtua tersebut tidak dapat menyelesaikan beban, dan tidak mempunyai solusi jalan keluar dari permasalaha, maka yang akan menjadi pelampiasan adalah anak-anaknya. 5. Keberadaan anak yang tidak diinginkan Anak yang tidak diinginkan oleh orangtuanya, adalah salah satu dari korban kekerasan. Orangtua yang tidak mengharapkan kehamilannya, sejak masih dalam kehamilan, akan melakukan segala cara untuk melenyapkan si anak. Fakta yang tidak bisa dipungkiri adalah penghuni panti asuhan kebanyakan adalah anak yang tidak diketahui keberadaan orangtuanya. 6. Pengetahuan orang tua/pengasuh yang kurang Pengatahuan atau skill orang tua/pengasuh sangat berpengaruh pada bagaimana cara berinteraksi dengan anak. Kebanyakan kasus kekerasan kepada anak banyak disebabkan karena ketidak tahuan orangtua/pengasuh. Orangtua yang tidak mengetahui bagaimana cara pengasuhan yang baik, kemungkinan menganggap bahwa, hukuman fisik, ataupun psikis yang kelewatan, itu biasa-biasa saja. Orangtua kadang tidak mengerti batas-batas kekerasan yang dilakukan terhadap anaknya yang bisa ditolerir. Bagaimanapun juga, usia anak adalah usia imitasi yang sangat dominan. Dengan perlakuan orangtua/pengasuh yang salah, dia akan mengidentifikasikan dirinya sesuai dengan objek imitasi yang dilihatnya. 7. Lingkungan Lingkungan yang kejam dan keras dapat menyebabkan orang dapat main pukul atau melakukan kekerasan dimanapun, entah kepada siapa saja. Contohnya saja seorang tetangga yang melihat anak tetangganya merasa terganngu dengan apa yang dilakukan anak itu, tetangga tersebut dapat melakukan kekerasan. Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (selanjutnya disebut dengan UU No. 23 Th 2002) merupakan peraturan khusus yang mengatur mengenai masalah anak. Tujuan dari perlindungan anak sendiri disebutkan dalam Pasal 3 UU No. 23 Th 2002 : Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat

TUGAS KEWARGANEGARAAN CONTOH PELANGGARAN HAM Asterina Wulan Sari / 13030 perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera. Defenisi anak menurut Undang-Undang Perlindungan Anak No 23 tahun 2002; Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak dalam kandungan. Defenisi undang-undang ini mencakup janin, bayi, anak-anak sampai berumur 18 tahun. Undang-undang ini juga mengatur tanggung jawab sosial anak dan tanggung jawab anak dimuka hukum. Kekerasan (Bullying) menurut Komisi Perlindungan Anak (KPA) adalah kekerasan fisik dan psikologis berjangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi dimana ada hasrat untuk melukai atau menakuti orang atau membuat orang tertekan, trauma/depresi dan tidak berdaya. Batas-batas kekerasan menurut Undang-Undang Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 ini, Tindakan yang bisa melukai secara fisik maupun psikis yang berakibat lama, dimana akan menyebabkan trauma pada anak atau kecacatan fisik akibat dari perlakuan itu. Dengan mengacu pada defenisi, segala tindakan apapun seakan-akan harus dibatasi, dan anak harus dibiarkan berkembang sesuai dengan hakhak yang dimilikinya (Hak Asasi Anak). Hak anak untuk menentukan nasib sendiri tanpa intervensi dari orang lain. Situasi ini tentu saja adalah bentuk pelanggaran terhadap konstisusi dan Hak Asasi Manusia. Padahal, secara gamblang disebutkan bahwa di dalam UU tersebut setiap anak menjadi tanggung jawab dan kewajiban Pemerintah dan Negara dalam mewujudkan hak anak untuk hidup, tumbuh kembang, berpartisipasi optimal, mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, mendapat identitas diri, memperoleh pelayanan dan fasilitas kesehatan serta jaminan sosial sesuai fisik, mental, spiritual, dan sosial, memperoleh pendidikan dan pengajaran dengan tanggungan biaya cuma-cuma untuk anak-anak kurang mampu dan terlantar, menyatakan pendapat, bermain dan berkreasi, membela diri dan memperoleh bantuan hukum, dan bebas berserikat dan berkumpul, termasuk kewajiban pemerintah mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak. Sebagai suatu hak yang harus dipenuhi oleh Negara, maka wajarlah bila Negara mengeluarkan biaya yang banyak untuk pemenuhan, perlindungan, dan pemajuan akan hak-hak pendidikan anak, kesehatan anak, kemerdekaan anak, dan hak anak lainnya. Selain itu Ketua RT/RW harus lebih sensitif pada lingkungannya saat ini, ataupun masyarakat yang mengetahui segeralah melaporkannya ke pihakpihak terkain, sehingga kekerasan terhadap anak dapat diminimalisir.

TUGAS KEWARGANEGARAAN CONTOH PELANGGARAN HAM Asterina Wulan Sari / 13030 KESIMPULAN Masa depan anak dan generasi bangsa, kesuksesan maupun kegagalan banyak dipengaruhi oleh peranan orang tua dan pengasuh di masa kecil anak. Orang tua ataupun pengasuh yang efektif dalam pengasuhan anak untuk pemberian aspek afeksi bagi anak sangat diperlukan. Komunikasi yang dibina dengan semaksimal mungkin akan memberikan dasar terpenting dalam pendidikan anak. Diharapkan para orang tua dan calon orang tua paham akan peran sebagai orang tua sehingga kasus kekerasan dapat tidak terjadi. Apabila terjadi kekerasan diharapkan segera melapor ke pihak terkait sehingga kekerasan tidak berlanjut, dan korban kekerasan dapat segera tertangani.

You might also like