You are on page 1of 3

Demam Tifoid dan Paratifoid

Demam naik turun lebih dari 5 hari, waspadailah Demam Tifoid dan Demam Paratifoid. Apa itu Demam Tifoid dan Demam Paratifoid? Demam Tifoid adalah penyakit usus dengan gejala sistemik akibat infeksi bakteriSalmonella typhi. Sedangkan Demam Paratifoid adalah penyakit usus dengan gejala sistemik akibat infeksi Salmonella paratyphi A, B, C. Masa inkubasi (masa dari masuknya bakteri ke dalam tubuh sampai menimbulkan gejala) demam tifoid/paratifoid berlangsung selama 7-14 hari (bervariasi antara 3-60 hari) bergantung jumlah dan tipe bakteri yang tertelan. Selama masa inkubasi penderita tetap dalam keadaan tidak bergejala. Penularan penyakit dapat melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5F yaitu Food(makanan), Fingers(jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly(lalat), dan melalui Feses(tinja).

Food (makanan) Fingers (jari tangan / kuku) 5F Fomitus / Vomitus (muntahan) Fly (lalat) Feses (tinja)

Bakteri masuk ke saluran cerna, sebagian akan musnah oleh asam lambung, dan sebagian akan diserap di usus halus, masuk ke aliran darah dan menuju ke seluruh tubuh. Bakteri tersebut akan menghasilkan endotoksin (racun) sehingga tubuh bereaksi demam. Bakteri masuk organ hati dan limpa, menyebabkan pembengkakan. Pembengkakan ini menimbulkan rasa tidak enak di perut (kembung, nyeri, mual, tidak nafsu makan). Selain itu bakteri ini akan masuk jaringan getah bening usus halus, menimbulkan perlukaan, dan bila infeksinya tidak ditanggulangi dapat menimbulkan komplikasi perdarahan dan perforasi (kebocoran) usus halus.

Bagaimana gejala klinis Demam Tifoid/Paratifoid? Gejala klinis pada anak umumnya lebih ringan dan lebih bervariasi dibandingkan dengan orang dewasa. Walaupun gejala demam tifoid/paratifoid pada anak lebih bervariasi, tetapi secara garis besar terdiri daridemam satu minggu/lebih, terdapat gangguan saluran pencernaan (mual, muntah, nyeri perut, konstipasi atau diare) dan gangguan kesadaran (kesadaran berkabut, mengigau). Sejalan dengan perkembangan penyakit, suhu tubuh meningkat dengan gambaran anak tangga. Perforasi usus terjadi pada 0,5-3% dan perdarahan berat pada 1-10% penderita. Kebanyakan komplikasi terjadi di minggu ketiga dan umumnya didahului oleh penurunan suhu tubuh dan tekanan darah serta kenaikan denyut jantung. Pneumonia sering ditemukan, tetapi seringkali sebagai akibat superinfeksi oleh organisme lain selain Salmonella. Bagaimana mendiagnosis Demam Tifoid/Paratifoid?

Wawancara dokter-pasien: analisis gejala-gejala klinis. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang:

o Pemeriksaan darah: tanda-tanda infeksi o Pemeriksaan uji Widal: dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi/paratyphi. o Kultur darah Bagaimana manajemen Demam Tifoid/Paratifoid? Trilogi penatalaksanaan Demam Tifoid/Paratifoid, yaitu:

Istirahat dan perawatan

o Tirah baring o Perawatan: kebersihan tempat tidur, pakaian, dan perlengkapan yang dipakai. o Bagi yang merawat: perlu diperhatikan bahwa penyakit ini menular sehingga perlu memperhatikan pembuangan tinja dan urin pasien, serta harus menjaga kebersihan pribadi.

Diet dan terapi penunjang

o Prinsipnya adalah memberikan makanan yang nyaman dan dapat memulihkan kesehatan pasien secara optimal. Nyaman disini adalah nyaman bagi kondisi saluran cerna, yaitu makanan yang mudah dicerna dan

bergizi, serta tidak menimbulkan iritasi saluran cerna; serta nyaman bagi mulut pasien.

Pemberian Antibiotika

o Kloramfenikol. Dosis yang diberikan adalah 4 x 500 mg perhari, dapat diberikan secara oral atau intravena, sampai 7 hari bebas panas o Tiamfenikol. Dosis yang diberikan 4 x 500 mg per hari. o Kortimoksazol. Dosis 2 x 2 tablet (satu tablet mengandung 400 mg sulfametoksazol dan 80 mg trimetoprim) o Ampisilin dan amoksilin. Dosis berkisar 50-150 mg/kg BB, selama 2 minggu o Sefalosporin Generasi Ketiga. dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc, diberikan selama jam per-infus sekali sehari, selama 3-5 hari o Golongan Fluorokuinolon Norfloksasin : dosis 2 x 400 mg/hari selama 14 hari Siprofloksasin : dosis 2 x 500 mg/hari selama 6 hari Ofloksasin : dosis 2 x 400 mg/hari selama 7 hari Pefloksasin : dosis 1 x 400 mg/hari selama 7 hari Fleroksasin : dosis 1 x 400 mg/hari selama 7 hari o Kombinasi obat antibiotik. Hanya diindikasikan pada keadaan tertentu seperti: Tifoid toksik, peritonitis atau perforasi, syok septik, karena telah terbukti sering ditemukan dua macam organisme dalam kultur darah selain kuman Salmonella typhi/paratyphi. Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2006. Tropik Infeksi, FK UI. Jakarta

You might also like