You are on page 1of 11

TUGAS MANDIRI Dampak Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme Mata Kuliah: Kewarganegaraan

Nama Mahasiswa NIM Kode Kelas Dosen

: Yuni Susanti : 110210103 : 121-LW004-M1 : Tim Dosen

UNIVERSITAS PUTERA BATAM 2012

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ............................................................................................... 1 KATA PENGANTAR .................................................................................. 2 BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 3 1.1 Latar Belakang ................................................................................. 3 1.2 Tujuan .............................................................................................. 5 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 6 DAMPAK KORUPSI,KOLUSI DAN NEPOTISME ...................................... 6 2.1 Korupsi ............................................................................................. 6 2.1.1 Pengertian korupsi ................................................................. 6 2.1.2 Pengertian korupsi secara hukum .......................................... 6 2.1.3 Dampak Negatif Korupsi yang ditimbulkan ............................. 7 2.1.4 Conoh Kasus Korupsi Dalam Kehidupan Sehari-hari ............. 7 2.2 Penjatuhan Pidana terhadap Koruptor ............................................ 7 BAB III PENUTUP...................................................................................... 9 3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul DAMPAK KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kewarganegaraan di universitas putera batam. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. khususnya,kepada Tim Dosen yang telah memberikan materi pembelajaran. Penulis berharap semoga Tuhan YME memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin .

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering kita mendengar kata yang satu ini, yaitu KORUPSI, korupsi adadisekeliling kita, mungkin terkadang kita tidak menyadari itu. Korupsi bias terjadi dirumah, sekolah, masyarakat, maupun diintansi tertinggi dan dalam pemerintahan. Mereka yang melakukan korupsi terkadang mengangap remeh hal yang dilakukan itu. Hal ini sangat menghawatirkan, sebab bagaimana pun, apabila suatu organisasi dibangun dari korupsi akan dapat merusaknya. Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere = yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok) menurut Transparency International adalah perilaku pejabat publik, baik politikus atau politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka, ini adalah salah satu tindak korupsi Dari sudut pandang yang lain, misal nya dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur sebagai berikut: perbuatan melawan hukum; penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana; memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi; merugikan keuangan negara atau perekonomian negara; Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, diantaranya: memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);

penggelapan dalam jabatan; pemerasan dalam jabatan; ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai

negeri/penyelenggara negara); menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara). Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali. Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi adakalanya berbentuk sepele atau berat, terorganisasi atau bisa saja perorangan. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kriminalitas atau kejahatan. Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang legal di satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain. Dari kenyataan diatas dapat ditarik dua kemungkinan melakukan korupsi, yaitu ;

1. Metode yang digunakan oleh pendidik belum sesuai dengan kenyataannya, sehingga pelajaran yang diajarkan tidak dapat dicerna secara optimal oleh anak didik. 2. Kita sering menganggap remeh bahkan malas untuk mempelajari hal ini , karena kurangnya moyivasi pada diri sendiri, sehingga sering sekali berasumsi untuk apa mempelajari padahal itu sangat penting untuk diketahui agar tahu hak dan kewajiban kita untuk Negara ini. 1.2 TUJUAN Harapan kami mempelajari ini supaya tidak ada lagi kurupsi di Negara ini dan bersih seutuhnya, agar kehidupan kita sejahtera.

BAB II PEMBAHASAN DAMPAK KORUPSI,KOLUSI DAN NEPOTISME 2.1 KORUPSI 2.1.1 Pengertian Korupsi Korupsi berasal dari bahasa latin corupto cartumpen yang berarti; busuk atau rusak. Korupsi ialah prilaku buruk yang dilakukan pejabat publik secara tadak wajar atau tidak legal untuk memparkaya diri sendiri. Dari segi hukum korupsi mempunyai arti ; 1. Melawan hokum 2. Menyakahgunakan kekuasaan 3. Memperkaya diri 4. Merugikan keuangan Negara Menurut perspektif hukum, pengertian korupsi secara gambling dijelaskan dalam UU No 31 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana. 2.1.2 Pengertian Korupsi Secara Hukum Merupakan tindakan pidana sebagaimana dimaksud dalam

ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidan korupsi. Pengertian korupsi lebih ditekankan pada pembuatan yang merugikan kepeningan public atau masyarakat luas atau kepentingan pribadi ata golongan. Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) Korupsi yaitu menyelewengkan kewajiban yang bukan hak kita.

Kolusi ialah perbuatan yang jujur, misalnya memberikan pelican agar kerja mereka lancar, namun memberikannya secara

sembunyi-senbunyi. Nepotisme adalah mendahulukan orang dalam atau keluarga dalam menempati suatu jabatan. Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencangkup unsure-unsur sebagai berikut; Perbuatan melawan hokum Penyalahgunaan kewenangan Merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara

2.1.3 Dampak Negative Korupsi yang Ditimbulkan. Korupsi menunjukkan tantangan serius terhadap pembangunan didalam dunia politik , korupsi mempersulitr demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance). 2.1.4 Contoh Kasus Korupsi Dalam Kehidupan Sehari-hari Nyogok agar lulus Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Hal yang demikian ini merupakan contoh koupsi yang paling sering terjadi setiap tahunnya. Mereka lebiah baik menjual sawah, lading, kebun, atau rumah hanya untuk menyogok agar dirinya biasa lulus menjadi PNS. Hanya orang-orang yang masih berpaham primitiflah yang mau

melakukan hal smacam itu. Sangat merugikjan sekali bagi oramg lain dan dirinya sendiri, mereka tidak sadar bahwa gajinya itu adalah dari uangnya sendri 2.1.5 Akibat Dari Korupsi 1. Berkurangnya kepercayaan terhadap pemerintahan. 2. Berkurangnya kewibawaan pemerintah dalam masyarakat.

3. Menurunya pendapatan Negara. 4. Hukum tidak lagi dihormati. 2.2 PENJATUHAN PIDANA TERHADAP KORUPTOR Hukuman terhadap orang yang melakukan tindak pidana korupsi. a. Pidana mati Dapat dipidanakan mati kepada orang yang melawan hukum atau merugikan Negara ( perekonomian). b. Pidana penjara Seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun. c. Pidana tambahan Perampasan barang bergerak atau tidak bergerak yang diperoleh dari tindak pidana korupsi.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari pembahasan seputar korupsi, dapat diberi kesimpulan yaitu; 1. Korupsi ialah perilaku yang buruk yang tidak legal dan tidak wajar untuk memperkaya diri 2. Korupsi dinilai dari sudut manapun ia tetap suatu pelangaran 3. Korupsi mengakibatkan kurangnya pendapatan Negara dan

kurangnya kepercayaan terhadap pemerintah

DAFTAR PUSTAKA

Bahan Bacaan Akhiar Salmi, Paper 2006, Memahami UU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, MPKP, FE,UI. Harian Kompas, 13 juni 2006, Gramedia Hikmahanto Juwana, Paper 2006, Politik Hukum UU Bidang Ekonomi di Indonesia, MPKP, FE.UI. Mubaryanto, Artikel, Keberpihakan dan Keadilan, Jurnal Ekonomi Rakyat, UGM, 2004 Jeremy Pope, Confronting Corruption: The Element of National Integrity System, Transparency International, 2000. Robert A Simanjutak, Implementasi Desentralisasi Fiskal:Problema, Prospek, dan Kebijakan, LPEM UI, 2003 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

10

You might also like