You are on page 1of 61

Tema Variasi genetik 2

Penentuan variasi genetik Interaksi variasi genetik dan lingkungan Pemanfaatan variasi genetik

Pustaka
I Bab 7 I Bab 8 II Bab 2 III Bab 5

Penentuan Variasi Genetik

Manfaat variasi genetik


Variasi genetik merupakan dasar yang diperlukan di dalam kegiatan :
Pemuliaan pohon. Variasi genetik dikemas dengan metode yang sistematik agar diperoleh hasil sesuai yang diinginkan sifat kelurusan batang, ketahanan terhadap hama dan penyakit, produksi resin, dsb. Konservasi genetik. Seluruh keragaman genetik yang ada perlu dijaga untuk keperluan pemanfaatan dan adaptasi terhadap kebutuhan di masa mendatang yang sekarang belum diketahui. Oleh karena itu perlu tindakan penyelamatan potensi genetik yang mewakili seluruh populasi.

Suatu program pemuliaan pohon pada prinsipnya mencakup:


a). Penentuan ada tidaknya variasi, b). Jika ada variasi, berapa besar dan apa penyebabnya c). Mengkemas variasi yang bermanfaat d). Memperbanyak variasi yang diinginkan untuk kegiatan pembangunan hutan tanaman secara operasional.

Uji genetik

Variasi

Penanda molekuler

Genetic Marker

A genetic trials plantation in Wanagama

E. pellita x urophylla

Progeny test of E. pellita

E. urophylla

Pinus merkusii stand in Java

Plus trees

Meranti stands in Kalimantan

three years old

Four years old

VARIASI GENETIK KARENA PENGARUH ALAM


1.Memperluas basis genetik 2.Mempersempit basis genetik

Seleksi : a). Seleksi alami menyebabkan meningkatnya jumlah fitnest , yaitu pohon yang memiliki rekombinasi genotik sehingga lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan tertentu. b). Seleksi alam dianggap sebagai kekuatan alami yang mampu menurunkan variabilitas genetik

Generasi 1

Generasi 2

Mutasi : suatu proses baik secara fisik (sinar X/sinar Gamma) maupun kimia (colchicine) yang menyebabkan berubahnya struktur suatu gene

a). Sumber dari segala sumber variabilitas genetik


b). Perobahan genetik ini terjadi pada level gen

c). Jumlah gen suatu species 10.000-100.000 gen,


d). Perobahan karena mutasi terjadi sangat lamban, tetapi dapat merobah dan memperbesar variasi genetik

Gene flow (migrasi) a). Terjadi karena aliran gen, alel (migrasi) dari satu populasi ke populasi lain, spesies satu ke spesies lain b). Migrasi dapat disebabkan karena beberapa sebab, tetapi umumnya karena berpindahnya polen atau biji, karenanya terjadi pada level spesies melalui proses introgresi atau hibridisasi c). Karena proses hibridisasi berarti menciptakan genotip baru, sehingga meningkatkan variabilitas, sungguhpun populasi nampak tidak berobah

semakin banyak individu populasi yang terlibat dalam pola perkawinan yang terjadi akan meningkatkan derajat heterozigositas, sebagaimana yang diharapkan dalam prinsip Keseimbangan Hardy-Weinberg

Random Genetic Drift a). Perubahan frekwensi gen suatu populasi karena berobahnya frekwensi gen dari populasi aslinya

b). Hal ini terjadi karena kecilnya jumlah individu per populasi breeding (25 pohon atau kurang), akibat bencana alam atau pengaruh manusia. c). Genetic drift juga dianggap sebagai kekuatan alami yang mampu menurunkan variabilitas genetik

Selfing (kawin kerabat) :


a). Aliran gen, alel (migrasi) terjadi pada individu yang berkerabat atau terjadi pada individu yang sama b). Selfing juga dianggap sebagai kekuatan alami yang mampu menurunkan variabilitas genetik

c). Inbreeding atau selfing yang menyebabkan menyempit nya keragaman genetik perlu dihindari karena dapat berdampak jelek terhadap kemampuan beradaptasi dengan lingkungan tertentu.

Variasi Genetik karena Pengaruh manusia

KONSEP KLEBS
Faktor Genetik
breeding DNA RNA kromosome

Interaksi Proses fisiologis


Faktor Lingkungan
Air Tanah Topografi Suhu Cahaya Kelembaban Angin Hama & penyakit

Kulitas dan kuantitas Fenotipe Pertumbuhan


Penyerapan Translokasi Fotosintesa Respirasi dll.

Intensive Silviculture (SILIN)

Env. Man
Improved Species Environmental Manipulation

Improved species
Accelerated optimal growth

Int. Pest Man.

VARIASI GENETIK KARENA ULAH MANUSIA


1). Variasi karena ulah manusia mengakibatkan apa yang disebut dengan "disgenic selection" pohonpohon yang berfenotip bagus saja yang ditebang dan pohon yang berfenotip jelek yang justru ditinggal.

2). Praktek breeding dan seleksi intensif akan mempengaruhi perobahan frekwensi alel atau gen, dan menurunkan basis genetik

Variabilitas genetik dipengaruhi oleh :


a). Ukuran penyebaran suatu spesies b). Diversitas (perbedaan) kondisi tempat tumbuh pada penyebaran alamnya c). Kontinyitas penyebaran d). Faktor-faktor lain yang tak diketahui Ada beberapa spesies yang penyebaran alaminya luas tetapi variabilitasnya kecil, tetapi ada spesies-spesies yang penyebaran alaminya sempit malahan variabilitasnya besar.

Pengujian Multilokasi

Mengantisipasi rencana penanaman menggunakan materi genetik untuk skala luas dengan tapak yang sangat beragam

Pengujian Keturunan Multilokasi

Pemapanan tanaman kehutanan selalu melibatkan area dalam skala yang luas Jarang terjadi tanaman berada dalam tapak yang homogen Variasi tapak tempat tumbuh sangat lebar, respons fenotipe akan bervariasi Ada kecenderungan interaksi tapak genotipe

Hadirnya variasi baru karena Interaksi Genotipe x Tapak

Konsekuensi Interaksi Genotipe x Tapak


Nilai heritabilitas rendah akan mengurangi perolehan genetik Perolehan genetik dapat dimaksimumkan pada setiap lingkungan melalui aktivitas menegemen.

Lokasi 1 2 7 4 6 9 5

Lokasi 2 5 9 3 4 10 2

Lokasi 3 8 1 6 2 8 9

8
1 3 10

7
6 8 1

10
4 5 7

Macam Variasi Genetik


1. Variasi geografik (provenans)
a). Variasi geografis (provenans) yang dikarenakan oleh faktor genetik, terutama untuk sifat - sifat yang berkaitan dengan adaptabilitas biasanya sangat besar. b). Hanya saja perbedaan geografik suatu spesies sering tidak mudah ditentukan karena batas perbedaan tersebut sering tidak jelas, kecuali jika spesies tersebut tumbuh pada suatu lingkungan yang berbeda.

2. Variasi lokasi dalam provenans


a). Pada provenans tertentu yang didalamnya terdapat variasi lokasi kadang terlihat adanya perbedaan pertumbuhan suatu species yang sangat besar

b). Perbedaan pertumbuhan tersebut bukan karena faktor genetik melainkan hanya karena lingkungan yang berbeda. Contohnya : pohon pada suatu provenans tertentu tumbuh menyerupai semak pada lahan berpasir yang setiap saat terpengaruh oleh tiupan angin, mungkin pohon akan tumbuh secara normal manakala ditanam di lahan yang tidak berpasir dan letaknya jauh dari pantai. Namun, apakah pohon yang menyemak dilahan yang berpasir tsb, secara genetik berbeda dengan pohon yang tumbuh normal di lahan yang tidak berpasir. Perlu uji genetik yang dibuat di kedua lokasi tersebut.

c). Secara umum, telah terbukti bahwa pengaruh perbedaan lahan untuk species Pinus hanya memberikan kontribusi yang kecil terhadap total variasi dibanding dengan kontribusi yang diperoleh dari variasi genetik. d). Tetapi, perbedaan lahan didalam suatu provenans untuk species lain umumnya memberikan pengaruh yang cukup besar dan karenanya pengaruh lahan perlu diperhatikan ketika eksplorasi dan pengumpulan benih di hutan alam dilakukan.

3. Variasi tegakan dalam lokasi


a). Kadang kadang dalam suatu lokasi tertentu, tegakan yang ada menunjukkan variasi pertumbuhan yang berbeda., sungguhpun kecil
b). Hanya saja seringkali dapat ditemukan adanya suatu "kantong variasi", terutama untuk karakter bentuk batang, kenapa bisa seperti itu sulit dijelaskan. c). Variasi antar tegakan dapat juga terjadi karena kesalahan dalam pengambilan sampel terutama bila benih berasal dari populasi yang berukuran kecil (narrow genetic base).

4. Variasi individu pohon dalam tegakan


a). Individu pohon suatu species sering menampilkan perbedaan yang sangat besar walaupun pohonpohon tersebut ada dan tumbuh dalam tegakan yang sama. b). Tipe variasi genetik inilah yang dimanfaatkan oleh breeder dan pemulia pohon dalam kegiatan seleksi dan program breeding. c). Banyak perbedaan antar individu, terutama untuk sifat - sifat yang berkawalitas seperti bentuk batang dan kemampuan beradaptasi, yang secara kuat dikendalikan oleh genetik.

5. Variasi dalam pohon


a). Variasi dalam pohon untuk beberapa sifat dapat terjadi

b). Suatu pohon mempunyai satu tinggi dan satu diameter setinggi dada. Oleh karena itu tidak dimungkinkan adanya variasi tinggi dan diameter setinggi dada pada pohon yang satu. c). Tetapi untuk sifat-sifat lainnya variasi genetik dapat saja terjadi,sebagai contoh : Berat jenis kayu untuk beberapa Pinus yang ada di daerah beriklim sedang (temperate), menunjukkan adanya variasi dalam pohon mengikuti tinggi dan tempat kedudukan dimana sampel diambil. Sifat daun dalam pohon yang sama juga memiliki variasi yang sangat besar. Daun daun yang kedudukannya terbuka dan yang ada dibawah naungan akan memiliki ukuran yang berbeda.

Pemanfaatan Variasi Genetik


Peningkatan produktivitas Penyerapan carbon Sumber energi terbarukan (kayu bakar, arang, wood pellet, methanol Penyangga ekosistem Riset-riset zat bioactive meningkat Etc.

Pinus (Pinus merkusii)


P. merkusii stand in Java

Plus trees

Pinus merkusii Seed Orchard

Established in 1976,in Jember, East Java

Progeny test

roguing
Seed orhard

Ekosistem Hutan pegunungan


(Hutan Pinus/Yusam

Identification of Resin Potencial

Resin potential identification Bark structure approach

Breeding activities on Tectona grandis

Progeny test of teak in Central Java


Progeny test of teak in West Java

Teak plus tree

Clonal Seed Orchard of teak in Central Java

Controlled pollination

Hedge Orchard to produce cutting materials

Plus trees

Cutting multiplication

Cutting multiplication of Teak

Results :

1 year field clonal test

3 years field clonal test

Clonal Test of teak in Cepu and Ngawi

Clone deployment
Ngawi, 3,5 years old of teak

Ngawi, 7 years old of teak

Deployment good genetic materials into Clonal plantations in operational scale

Progeny test
Plus trees selection

Plus trees are selected based on :

Quantitative Characters : tree height and stem diameter, height of dead branch, crown wide Qualitative Characters : tree-straightness, cylindrical stem

PENYIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN


Penanaman Pembukaan Naungan

Pembuatan Lubang Tanam dan Pengisian Top Soil

Pembersihan Jalur & Penentuan Titik Tanam

Line Planting Scheme (SILIN)

Improved species
Keep sustainly the bio-deversity
17 m

1.5 m
2.5 m

3m
17 m Distance between planting line

1.5 m

Felling direction

20 m

Felling direction

Felling direction

Schema of Shorea sp. commercial plantation

Remaining native tropical rain forest located between line replanting trees

Newly planted

2 years 6 years 10 years

TANAMAN UMUR 3,5 TAHUN

Shorea macrophylla DBH Rerata 12 Cm

Shorea leprosula DBH Rerata 11 Cm

TANAMAN UMUR 6 TAHUN

Six years old of Shorea johorensis average of DBH 16 Cm

Six years old of Shorea leprosula average of DBH 20 Cm

PERKEMBANGAN LANDSCAPE HUTAN HUJAN TROPIS SETELAH PENANAMAN MERANTI DENGAN TEKNOLOGI SILIN

Tahun (Umur) 0 Umur (Penyipan lahan) 5 Tahun Setelah Penanaman 10 Tahun Setelah Penanaman

NILAI HUTAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. Energi Perubahan Iklim Zat Bio-aktif Sumber Pangan Industry ~ Tenaga Kerja Lingkungan

Pendorea sp.

BIO-METHANOL

BACK

CARBON SEQUESTRATION

CONTOH PENGHASIL ZAT BIOAKTIF

C. lanigerum

C. sp.

C. dioscorii

C. dioscorii

Project Strategy To Establish Commercial Plantation


ITTO PD 476 (clonal forestry) started January 2009

Phase I
Research ITTO ITTO PD 41/00 Rev. 3 (F,M) March 2002 to Feb 2005 ITTO PD 106/01 Rev. 1 (F) March 2002 to Feb 2005

Phase II
Pilot Project/ to test ITTO research result (PD 41& 106) For. Comp

Phase III
Commercial plantation forest companies

6 Forest Company Model (SILIN)


March 2005 to Dec 2010

Kalimantan Forest Company Model


2016

ITTO objective year 2000 1. In the long term, future supplies of forest products will increasingly come from commercial forest plantations 2. Commercial plantation will help Indonesia to relieve pressure and to save the remaining natural forests 3. Commercial plantation in the tropical countries in view of their superior growth rates, offers the hope of meeting demand for domestic timber consumption and international trade.

You might also like