You are on page 1of 8

Aswamedha Parwa Bagian Ke 22 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagian Keduapuluhdua

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 1 of 8

Aswamedha Parwa Bagian Ke 22 -----------------------------------------------------------------------------------

Dalam hubungan ini, sering diceriterakan suatu kisah lama tentang tujuh pendeta penyelenggara upacara. Masing-masing mereka itu adalah hidung, mata, lidah, kulit dan telinga, dan dua yang lain adalah pikiran dan pengertian. Masing-masing mereka itu berdiri sendiri dan dibatasi ruang yang jauh jaraknya, hingga masing-masing tidak saling mengenal. Itulah wahai adinda, ketujuh pendeta pelaksana upacara kurban itu. Mengapakah mereka tidak saling mengenal satu dengan yang lain? Mohon di jelaskan sifat masing-masing pendeta itu. Tidak mengenal sifat suatu benda, berarti juga tidak mengenal benda itu sendiri, demikian selanjutnya apabila mengenal sifat-sifatnya,

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 2 of 8

Aswamedha Parwa Bagian Ke 22 -----------------------------------------------------------------------------------

pastilah benda itu, yang memiliki sifat-sifat itu kita kenal pula. Masing-masing pendeta yang disebutkan itu tidak pernah mengetahui sifat atau nilai-nilai yang dimiliki oleh rekan-rekannya yang lain. Lidah, mata, telinga, kulit, pikiran dan pengertian, tanpa bantuan dari hidung itu sendiri, tidak pernah mampu mencium bau. Hanya hidung sajalah yang mampu mencium bau itu. Selanjutnya, hidung, mata, telinga, kulit, pikiran dan pengertian, tidak pernah berhasil menangkap rasa enak dan tidak enak suatu makanan dan minuman. Hanya lidah saja yang mampu mengetahuinya. Warna-warna, hanya dapat diketahui oleh mata, tidak oleh yang lain. Rasa sentuhan atau rasa raba, hanya dapat diketahui oleh kulit, tidak oleh yang lain. Selanjutnya, bunyi dan suara hanya dapat diketahui oleh telinga. Kemudian pikiranlah yang semestinya menghadapi keragu-raguan dan terakhir, hanya

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 3 of 8

Aswamedha Parwa Bagian Ke 22 -----------------------------------------------------------------------------------

pengertian yang mampu memberikan tanggapan kepada kaidah-kaidah ilmu pengetahuan. Sehubungan dengan ini, O adinda, terdapat suatu kisah kuna tentang percakapan yang terjadi di antara ketujuh alat pengindraan itu, itu terjadi karena ulahnya sang pikiran, yang pada suatu hari berkata: Tanpa aku, pastilah si hidung tidak dapat mencium bau-bauan, demikian juga si lidah tentu tidak dapat merasakan rasa enak dan tidak enak, mata tidak dapat menangkap sinar dan warna, kulit tidak merasakan sentuhansentuhan, telinga tidak mendengar bunyi. Akulah yang kekal dan paling utama dari semua unsur yang ada. Hukum yang selamanya berlaku adalah bahwa tanpa aku, alat-alat pengindraan itu tidak akan bersinar cemerlang. Semuanya akan menjadi suram bagaikan suatu tempat yang kosong, atau bagaikan api yang telah padam. Tanpa aku, semua mahluk akan gagal

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 4 of 8

Aswamedha Parwa Bagian Ke 22 -----------------------------------------------------------------------------------

melakukan

penghayatan

serta

tanggapan

terhadap apapun juga yang ada di dunia ini meskipun alat-alat itu berusaha dengan keras untuk mengamatinya. Meskipun bahan bakarnya sudah melimpah ruah, namun api tidak mungkin dapat dinyalakan!. Mendengar pernyataan yang dikeluarkan oleh pikiran itu, semua alat pengindraan itu lalu menjawab: Hai saudaraku pikiran mungkin ucapan saudara itu benar adanya, tetapi, hanya apabila saudara Pikiran mampu menikmati segala kenikmatan itu tanpa kami sendiri yang menyajikannya kehadapan saudara. Sungguh apa yang saudara ucapkan itu menjadi kenyataan, tetapi, tunggulah agar kami tidak berfungsi lagi, namun rasa puas masih dapat saudara nikmati dan kehidupan masih dapat ditunjang, serta saudara masih terus dapat menikmati berkat

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 5 of 8

Aswamedha Parwa Bagian Ke 22 -----------------------------------------------------------------------------------

kenikmatan. Apabila kami semua sudah terserap dan lenyap, sedangkan benda-benda kenikmatan masih ada, mampukah anda menikmatinya dengan mengandaikan dorongan keinginan saudara saja? Sungguh kami menyangsikan hai itu dapat terjadi! Yang benar adalah bahwa saudara dapat menikmati kesemuanya itu hanya atas bantuan kami juga! Apabila benarlah saudara dapat merebut serta mempergunakan kemampuan-kemampuan khusus yang kami masing-masing miliki, nan, sekarang silahkanlah tangkap warna itu dengan hidung, rasa enak nikmati dengan mata. Silahkan cobalah mencium bau itu dengan telinga dan rasa kulit dengan lidah. Dengarkan bunyi dengan kulit dan selanjutnya rasa kulit dengan pengertian. Mereka yang mempunyai kekuatan dan kemampuan hebat tidak akan dibatasi oleh secutak peraturan khusus. Peraturan-peraturan hanya dikenakan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 6 of 8

Aswamedha Parwa Bagian Ke 22 -----------------------------------------------------------------------------------

kepada mereka yang lemah dan mempunyai kemampuan Silahkan terbatas sekarang semacam saudara kami ini. menikmati

kenikmatan yang belum pernah saudara rasakan sebelumnya. Saudara tentu tidak akan mampu menikmati apapun juga yang belum pernah dinikmati terlebih dahulu oleh kami-kami ini. Sebagaimana halnya seorang murid datang menghampiri gurunya untuk mendapatkan pelajaran ruti dan setelah memahami wejangan gurunya itu lalu menerapkannya, demikian itulah hendaknya saudara memperlakukan objek-objek yang kami ajukan kehadapan saudara, baik yang dahulu maupun yang akan datang, baik dalam tidur maupun dalam jaga. Mahluk yang bodoh, meskipun pikirannya terganggu dan bahkan tidak berfungsi, namun ia masih dapat hidup dengan mengandaikan fungsi kami yang lemah ini. Juga mahluk-mahluk yang sudah melakukan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 7 of 8

Aswamedha Parwa Bagian Ke 22 -----------------------------------------------------------------------------------

kenikmatan khayal, pada suatu saat, didorong oleh keinginannya untuk menikmati kenyataan, tentu akan kembali kepada objek-objek paca indriya. Orang yang ingin mendapatkan kenikmatan dan kepuasan hanya dengan pikiran dan khayalan belaka, tanpa memperhitungkan ketergantungannya dengan benda-benda kebutuhan untuk hidup, selalu akan menemui ajalnya karena kehabisan pra, bagaikan nyala api yang kehabisan bahan bakar. Yang benar adalah bahwa kita ini terikat kepada sifat-sifat kita masing-masing. Dan kita tidak mengenal sifat-sifat yang dimiliki oleh yang lain. Tanpa kami, saudara tidak akan mendapatkan persepsi. Tanpa kami saudara pasti tidak akan mendapatkan kesenangan!

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 8 of 8

You might also like