Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan -Baik di luar negeri maupun di Indonesia jumlah penderita keracunan, terutama akibat usaha bunuh diri tampak meningkat terus.
Pendahuluan...
Keracunan obat terutama gol NAPZA, pestisida, minyak tanah, makanan dan alkohol penyebab terbanyak keracunan saat ini Kurangnya informasi zat penyebab keracunan + antidotum yang belum tersedia penanggulangan masalah keracunan bersifat simptomatis dan suportif
Gambaran Klinik
Tergantung pd jenis bahan kimia penyebab keracunan
Diagnosis: ANAMNESIS
Penderita yg sehat mendadak koma, kejang, syok, sianosis, psikosis akut, GGA, gagal hati akut, tanpa diketahui sebabnya
Pemeriksaan fisik
Status kesadaran : GCS Ukur tekanan darah, suhu, nadi dan frekuensi napas Dugaan tempat masuknya racun inhalasi, per oral, absorbsi kulit, mukosa, parenteral efek kecepatan dan durasi reaksi keracunan
1.
2. 3. 4. 5.
Hijau/biru
Kuning-merah Coklat tua Butiran keputihan Coklat
Metilin biru
Rifampisin Fenol, kresol Primidon Mio/haemoglobinuria
10
Pemeriksaan penunjang
Lab rutin : darah/urin/feses Pemeriksaan khusus : kadar kolinesterase plasma < 50 % keracunan organofosfat, kadar meth-Hb darah : keracunan nitrit,kadar barbiturat plasma: keracunan barbiturat Pemeriksaan toksikologi : bahan diambil dari
a. b. c. d. Muntahan/bahan kumbah lambung yg pertama 100 ml Urine sebanyak 100 ml Darah tanpa antikoagulan 10 ml Sisa obat/racun yg diduga penyebab keracunan
11
Pengobatan A. Pengobatan Umum 1. Resusitasi (ABC) -A (Airway = jalan nafas) -B (Breathing =pernafasan) -C(Circulation = peredaran darah)
12
Penatalaksanaan: stabilisasi
Resusitasi kardiopulmoner: 1. Pembebasan jalan napas : bebaskan jalan napas dari sumbatan bahan muntahan, lendir, gigi palsu, pangkal lidah. Posisi kepala ditengadahkan, b/p pasang mayo 2. Perbaikan fungsi pernapasan: ventilasi dan oksigenasi 3. Perbaikan sistem sirkulasi darah : tekanan darah dan nadi dipertahankan dgn infus D-5, PZ atau RL
13
Penatalaksanaan : dekontaminasi
Dekontaminasi terapi intervensi untuk menurunkan pemaparan terhadap racun, mengurangi absorbsi dan mencegah kerusakan. Tergantung lokasi tubuh yang terkena racun
Dekontaminasi pulmonal: 1. Jauhkan korban dari pemaparan inhalasi zat racun 2. Monitor kemungkinan gawat napas 3. Berikan oksigen lembab 100 %, bila perlu ventilator
14
Dekontaminasi mata
1. Posisi kepala ditengadahkan dan miring ke sisi mata yang terkena racun 2. Buka kelopak mata perlahan, irigasi dgn larutan aquades/ Nacl 0,9 % perlahan sampai racun hilang sekitar 15 menit 3. Tutup mata dengan kassa steril 4. Konsul dokter mata
15
16
17
Cara melakukan
Daerah yg terkontaminasi dibersihkan dg air hangat atau larutan salin, untuk zat yg berminyak (pestisida) bersihkan kulit setidaknya dg sabun 2x , jk daerah berambut gunakan shampo. Pada paparan racun kimia seperti zat yg mengganggu sistem syaraf beberapa ahli menyarankan pengunaanlarutan dilusi hipoklorid dg perbandingan 1:10
18
Dekontaminasi gastrointestinal Penelanan merupakan rute pemaparan tersering 1. Induksi muntah/emesis Merangsang penderita untuk muntah dengan cara: a. Mencolok faring dgn telunjuk atau pangkal sendok b. Atau dengan sirup ipecac 15-30 ml diikuti segelas air minum. Pada anak > 1 thn : 15 cc, anak 6 bln-1 thn : 10 cc dan tidak boleh diulang Kontraindikasi: kesadaran turun, kejang, apneu, paparan > 4jam, keracunan zat korosif, minyak tanah, obat konvulsan
19
Emesis: menggunakan sirup Ipecac mengeluarkan sebagian isi lambung jk diberikan dg segera setelah keracunan, tapi menghambat kerja karbon aktif, sekarang tdk dipakai lagi
20
Indikasi: Jarang
Kontraindikasi: pasien pusing, tidak sadar, atau kejang atau pada pasien keracunan kerosin atau hidrokarbon yg lain, racun korosif, konfulsan kerja cepat(tricyclic antidepresan, stricnin, kamper) Tehnik: Berikan 30 ml sirup diikuti dg 8 gelas kecil air/800cc , jk diperlukan ulangi setiap 20 menit
21
Dekontaminasi gastrointestinal
2. Aspirasi dan kumbah lambung/ gastric lavage Tindakan pertolongan kepada pasien dengan cara memasukkan air atau cairan tertentu dan kemudian mengeluarkannya dengan menggunakan alat yaitu NGT (Naso Gastric Tube) / Stomach Tube yang dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung. Indikasi: emesis tidak berhasil, kesadaran menurun, tidak kooperatif Kontraindikasi : keracunan bahan korosif, minyak tanah,bahan konvulsan,ggn elektrolit Komplikasi : aspirasi pneumonia,perforasi, perdarahan, trauma psikis,cardiac arrest Efektif dikerjakan dalam 4 jam setelah keracunan Posisi Trendelenberg left lateral dekubitus, pasang NGT, aspirasi, bilas 200-300 ml sampai bersih tambah karbon aktif 50 gram
22
Kumbah lambung
efektif pada racun yg berbentuk cair/pil yg kecil kecil dan sangat efektif jk dilakukan <1 jam setelah keracunan.
23
Dekontaminasi gastrointestinal
3. katarsis / intestinal lavage Dengan laksans Untuk racun yang tidak dapat diserap melalui saluran cerna atau diduga racun telah sampai di usus halus dan usus besar Kontraindikasi: keracunan bahan korosif, ada dugaan kelainan elektrolit
24
Katarsis (intestinal lavage) diberi laksans Cara pemberian: magnesium sulfat 10% 2-3 ml/kg atau sorbitol 70% 1-2 ml/kg
25
Dekontaminasi gastrointestinal
4. Irigasi usus Dengan polietilen glikol 60 gram + NaCl 1,46 gram + KCl 0,75 g + Nabic 1,68 g + Na Sulfat 5,68 g + air sampai 1 liter Kontraindikasi : gangguan napas, SSP, jantung tidak stabil, kelainan patologis usus
26
Dekontaminasi gastrointestinal
4. Pengenceran Dengan air dingin atau susu 250 ml Kontraindikasi : kesadaran turun, gangguan menelan/ napas, nyeri abdomen, asam pekat, nonkaustik 5. Arang aktif dosis tunggal 30-50 gram + 240 ml air Kontraindikasi: paparan > 1 jam, ileus/obstruksi GIT, zat korosif, zat hidrokarbon.
27
Carbon aktif
Dapat mengabsorbsi hampir semua jenis obat & racun, kecuali besi, lithium, Na, K, sianida, mineral asam & alkohol.
28
Emesis, katarsis, dan kumbah lambung hanya dilakukan pada keracunan kurang dari 4 jam. Pada koma derajat sedang-berat, keracunan minyak tanah/bensin kumbah lambung dikerjakan dgn bantuan pipa endotrakeal berbalon utk cegah pneumonia aspirasi
29
Eliminasi
Tindakan eliminasi mempercepat pengeluaran racun yang sedang beredar dalam darah, atau dalam saluran GIT setelah lebih dari 4 jam Bila masih dalam saluran cerna arang aktif dgn dosis 30-50 gram ; 0,5-1 gram/kgBB setiap 4 jam per oral/enteral. Bermanfaat untuk keracunan: karbamazepin, Chlordecone, quinin, dapson, digoksin, fenobarbital, fenitoin, salisilat,teofilin.
30
Eliminasi
Tindakan eliminasi yang perlu konsul ahli penyakit dalam: 1. Diuresis paksa/ forced diuresis 2. Hemodialisis/peritoneal dialisis 3. Alkalinisasi urin: tingkatkan ekskresi salisilat, fenobarbital, methotrexate 4. Asidifikasi urin: dengan vit.C atau amonium klorida tingkatkan eliminasi zat basa (amfetamine)
31
32
Antidotum
Hanya kurang dari 10 % bahan beracun yang mempunyai antidotum
N o. 1. Bhn racun: kimia Sianida Anti dotum Nitrit, sodium tiosulfat, dikobalt edetate: kasus berat Ethanol, 4 methilpirazol EDTA, asam 2,3dimercaptosuksinat, penisilamin, BAL D-penisilamine Natrium thiosulfat Metode Amyl nitrit inhalasi. 50ml Na thiosulfat 25 % dlm 10 mnt 2,5 ml/kgbb ethanol 40% vodja,gin dalam air/jus jeruk, oral 30 menit Terapi kelasi
2. 3.
4. 5. 6. 7.
Potasium ferric, sodium jodida, 10gr dlm 100ml manitol 1,5 %, 2x p.o BAL Sulfas atropin, pralidoksim 1-2 mg i.v ulang 10-15mnt,max 50mg/hr
8.
Besi /Fe
desferrioxamine
15 mg/kgBB/jam
33
Antidotum
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Bhn racun: obat Amfetamine Digoksin Isoniazide Opioid Paracetamol Warfarin Propanolol Anti dotum Lorazepam Fab fragmen Piridoksin Nalokson N-asetilsistein, metionin Vitamin K1/FFP Isoproterenol, adrenalin, ghlukagon Metode 2 mg i.v Dosis tergantung antidigoksin serum 1 gram i.v/tiap gram INH, maks 5 g 0,001 mg/kgbb iv ulang tiap 2 menit Metionin efektif, paparan <8jam 5-10 mg iv pelan Titrasi mulai 4 mcg/mnt. Bolus 10 mg glukagon + 5 mg/jam drip iv.
34
Antidotum
No.
1. 2. 3. 4.
Anti dotum
Fisostigmin salisilat Salibinin Benzilpenisilin Kolesteramin
Metode
0,02 mg/kgbb iv 2 mnt, ulang 20 mnt 5 mg/kgBB infus 1 jam+20mg/kg/24jam. 300mg/kgBB infus 3x4 gram/hari
No.
1. 2. 3.
Anti dotum
Antivenin/polivalen Antivenom SABU
Metode
4.
Jengkol
Na bikarbonat
4x2 gram/hari
35
Terapi penunjang
Bertujuan mempertahankan fungsi alt vital tubuh, sementara menunggu eliminasi seluruh bahan toksik dan hasil metabolitnya, maupun efeknya dari tubuh penderita Dikerjakan dgn memperhitungkan : keseimbangan cairan, elektrolit, asam-basa dan kalori tiap harinya Pengobatan terhadap komplikasi.
36